Transkultural berasal dari kata Trans artinya Alur
Perpindahan, Jalan Lintas atau Penghubung dan Culture artinya Budaya. Menurut Leininger ( 1991 ) Transcultural Nursing merupakan suatu area kajian ilmiah yang berkaitan dengan perbedaan maupun kesamaan nilai nilai budaya ( nilai budaya yang berbeda , ras , yang mempengaruhi pada seorang perawat saat melakukan asuhan keperawatan kepada klien / pasien ). Budaya Batak Budaya Batak Batak merupakan salah satu suku bangsa yang ada di Indonesia. Nama ini mengindentifikasikan beberapa suku bangsa yang bermukim dan berasal dari Tapanuli, Sumatera Timur dan di Sumatera Utara. Suku Bangsa yang dikategorikan sebagai Batak adalah Batak Toba, Batak Karo, Batak Pakpak, Batak Simalungun, Batak Angkola dan Batak Mandailing.
Hal Yang berhubungan dengan Kesehatan (Sehat - Sakit) menurut Suku Bangsa Batak Arti Sakit bagi orang Batak adalah keadaan dimana seseorang hanya berbaring, dan penyembuhannya melalui caracara tradisional, atau ada juga yang membawa orang yang sakit tersebut kepada dukun atau orang pintar. Bagi orang batak, di samping penyakit alamiah, ada juga beberapa tipe spesifik penyakit (supernatural) yaitu : Jika mata seseorang bengkak, orang tersebut diyakini telah melakukan perbuatan yang tidak baik (mis : mengintip). Cara mengatasinya agar matanya tersebut sembuh adalah dengan mengoleskan air sirih. Nama tidak cocok dengan dirinya (keberatan nama) sehingga membuat orang tersebut sakit. Cara mengobatinya dengan mengganti nama tersebut dengan nama yang lain, yang lebih cocok. Di samping itu, dalam budaya batak dikenal adanya kitab pengobatan yang isinya adalah, Mulajadi Namolon Tuhan Yang Maha Esa bersabda : Segala sesuatu yang tumbuh di atas bumi dan di dalam air sudah ada gunanya masingmasing di dalam kehidupan seharihari, sebab tidak semua manusia yang dapat menyatukan darahku dengan darahnya, maka gunakan tumbuhan ini untuk kehidupan mu. orang batak sakit karena tarhirim. Mis : seorang bapak menjanjikan akan memberi mainan buat anaknya, tetapi janji tersebut tidak ditepati. Karena janji tersebut tidak ditepati, si anak menjadi sakit. orang batak menderita penyakit kusta, maka orang tersebut dianggap telah menerima kutukan dari para leluhur dan diasingkan dalam pergaulan masyarakat. Obat Mulai dari Kandungan sampai Melahirkan Perawatan dalam kandungan : menggunakan salusu yaitu satu butir telur ayam kampung yang terlebih dahulu di doakan. Perawatan setelah melahirkan : menggunakan kemiri, jeruk purut dan daun sirih. Perawatan bayi : biasanya menggunakan kemiri, biji lada putih dan iris jorango (daringo). Perawatan dugudugu : sebuah makanan ciri khas Batak saat melahirkan yang diresap dari bangun bangun, daging ayam, kemiri dan kelapa. Dappol Siburuk (Obat Urut dan Tulang) Asal mula manusia menurut orang batak adalah dari ayam dan burung. Obat dappol si buruk ini berasal dari burung siburuk yang mana langsung di praktikkan dengan penelitian alami dan hampir seluruh keturunan Siraja Batak menggunakan obat ini dalam kehidupan sehari-hari. Mengobati Sakit Mata Menurut orang batak, mata adalah satu panca indra sekaligus penentu dalam kehidupan manusia, dan menurut legenda pada mata manusia berdiam Roh Raja Simosimin. Untuk mengeluarkan penyakit dari mata, masukkanlah biji sirintak ke dalam mata yang sakit. Setelah itu, tutuplah mata dan tunggulah beberapa saat, karena biji sirintak akan menarik seluruh penyakit yang ada di dalam mata. Sirintak adalah tumbuhan Batak yang dalam bahasa Indonesia berarti mencabut ( mengeluarkan ). Mengobati Penyakit Kulit yang Sampai Membusuk Untuk mengobati orang yang berpenyakit kulit menggunakan tawar mulajadi (sesuatu yang berasal dari asap dapur). Disamping itu, siraja batak berpesan kepada keturunannya, supaya manusia dapat hidup sehat, maka makanlah atau minumlah : apapaga, airman, anggir, adolorab, alinggo, abajora, ambaluang, assigning, dan arip arip. Beberapa contoh pengobatan tradisional lainnya yang dilakukan oleh orang batak adalah : Jika ada orang batak yang menderita penyakit gondok, maka cara pengobatannya dengan menggunakan belau. Apabila ada orang batak yang menderita penyakit panas (demam) biasanya pengobatannya dengan cara menyelimutinya dengan selimut / kain yang tebal. ASUHAN KEPERAWATAN TRANSKULTURAL
A. PENGKAJIAN I. Biodata a. Pasien 1. Nama : Ny. Y 2. Umur : 28 Tahun 3. Jenis kelamin : Perempuan 4. Status : Kawin 5. Pendidikan : DIV Kebidanan 6. Pekerjaan : Karyawan RS 7. Suku/ Bangsa : Batak, Indonesia 8. Agama : Islam
II. Sun Rise Model 1. Faktor Tekhnologi a. Persepsi Sehat Sakit Bila sakit, pasien selalu berobat ke RS . Bila sakit, suami dan orang tua selalu menunggu di RumahSakit. Pasien mengharapkan melahirkan bayinya secara normal tetapi dari hasil pemeriksaan Dokter panggul pasien rata sehingga disarankan untuk melahirkan secara Sectio Cesaria. Dari hasil pemeriksaan USG diprediksi bayinya adalah perempuan. Selain berobat dengan memanfaatkan tekhnologi di RS, pasien juga memanfaatkan pengobatan alternative leluhur sesuai budaya orang tuanya.
b. Faktor Agama
Pasien beragama Islam dan menikah secara Hukum Islam. Pasien memandang bahwa penyakit pasti ada penyebabnya dan meyakini bahwa Allah SWT tidak menurunkan penyakit tetapi menurunkan obatnya. Walaupun dalam keadaan sakit tetapi pasien tetap bersabar dan bersyukur dengan menjalankan sholat 5 waktu di tempat tidur.
c. Faktor Sosial
Nama panggilan pasien di keluarganya adalah T Tipe keluarga pasien yang dianut adalah Patrilineal yaitu anak laki-laki/ suami sebagai pengambil keputusan. Keluarganya megharapkan bayinya yang lahir nanti adalah laki-laki. Hubungan pasien dengan Kepala Keluarga adalah baik dan akrab.
d. Nilai-nilai Budaya dan Gaya Hidup
Posisi dan jabatan yang dipegang oleh kepala keluarga adalah staf karyawan swasta. Bahasa yang digunakan adalah Bahasa Daerah Batak dan Bahasa Indonesia, sehingga pasien tidak mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dengan anggota keluarga yang lain. Kebiasaan makan pasien adalah 3x sehari dengan lebih menyukai masakan Batak yang pedas dan manis. Makanan yang dipantang dalam kondisi hamil adalah pedas dan mengurangi makanan manis.
Untuk meningkatkan kesehatannya saat ini, pasien lakukan dengan memilih aktifitas renang, banyak mengkonsumsi buah Persepsi sakit berkaitan dengan aktifitas pasien sehari- hari adalah aktifitas pasien menjadi terbatas dan tidak diperbolehkan dilakukan secara berlebihan karena kondisi pasien yang hamil. Kebiasaan membersihkan diri yaitu mandi 2x sehari dengan menggunakan sabun dan shampoo, gosok gigi 2x sehari yaitu pagi hari dan sebelum tidur malam.
e. Faktor Ekonomi
Sumber biaya pengobatan adalah dari asuransi kesehatan di tempat kerjanya ditambah dengan penghasilan pasien dan suaminya. Pasien juga mempunyai tabungan tetapi direncanakan untuk membayar dalam keadaan mendesak.
f. Faktor Pendidikan
Sesuai dengan tingkat pendidikan dan profesinya sebagai bidan, pasien sering membantu persalinan di Rumah Sakit. Berdasarkan pengalamannya sebagai bidan pada kehamilannya ini bila pasien merasa nyeri dilakukan dengan menarik napas dalam. Pasien malu dengan perubahan kondisi badannya yaitu adanya hitam-hitam di daerah perut. Pasien merasa kecewa karena tidak bisa langsung menyusui bayinya karena ASI-nya belum keluar. Pasien cemas dan takut dengan operasi Caesar.
III. Pengkajian Transkultural
1. Pasien dalam kondisi hamil sehingga pasien sangat mengharapkan bayi yang dikandungnya dapat dilahirkan dengan sehat. Menurut agama pasien yaitu Islam bahwa bayi yang dikandung pasien adalah amanah dari Allah SWT. 2. Pasien mengetahui bahwa dirinya dalam keadaan hamil dan akan segera melahirkan. 3. Untuk meningkatkan kesehatannya saat ini, pasien lakukan dengan memilih aktifitas renang, banyak mengkonsumsi buah dan memeriksakan kehamilannya secara rutin ke Dokter Kandungan.
IV. Diagnosa Keperawatan
1. Cemas berhubungan dengan akan dilakukan tindakan operasi Caesar dtandai dengan hasil pemeriksaan panggulnya rata, ketidakmampuan mengedan. 2. Cemas berhubungan dengan kurangnya informasi tentang ASI ditandai dengan pasien kecewa karena ASI-nya belum bias keluar. 3. Gangguan body image, malu berhubungan dengan perubahan kondisi badan di saat hamil ditandai dengan adanya warna hitam di perut.
V. Perencanaan 1. Diagnosa Keperawatan I a. Berikan informasi kepada pasien tentang tindakan operasi SC b. Berikan kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan kecemasannya. c. Dengarkan keluhan pasien. d. Bersikap tenang dan tidak terburu-buru saat berinteraksi dengan pasien. e. Gunakan bahasa yang mudah dipahami oleh pasien. f. Libatkan keluarga dalam proses perencanaan perawatan. 2. Diagnosa keperawatan 2 a. Berikan informasi kepada pasien tentang pemberian ASI b. Berikan kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan kecemasannya. c. Dengarkan keluhan pasien. d. Bersikap tenang dan tidak terburu-buru saat berinteraksi dengan pasien. e. Gunakan bahasa yang mudah dipahami oleh pasien. f. Libatkan keluarga dalam proses perencanaan perawatan. 3. Diagnose Keperawatan 3 a. Berikan informasi kepada pasien tentang perubahan fisik selama hamil b. Berikan kesempatan kepada pasien untuk mengungkapkan perasaan malunya. c. Dengarkan keluhan pasien. d. Bersikap tenang dan tidak terburu-buru saat berinteraksi dengan pasien. e. Gunakan bahasa yang mudah dipahami oleh pasien. f. Libatkan keluarga dalam proses perencanaan perawatan.