MATERI : KEPEMIMPINAN DOSEN PEMBIMBING: NURHAYATI KELAS : D/ THP
JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2014 LAPORAN KERJA KELOMPOK
NO NAMA KEGIATAN KETERANGAN TTD 1 ANDINA PRATIWI S. (1311121005) Memprint bahan. Telah dilakukan dengan baik Acc andina 2 DONNY JAMAL DONAL (1311121006) Memfotocopi bahan. Telah selesai dan dilakukan dengan baik Acc donny 3 FIFIE SAPUTRI (1311121007) Membuat slide powerpoint. Dilakukan dengan baik Acc fifie 4 DISTI STEFANI (1311121008) Membuat makalah. Telah dilakukan dengan baik Acc disti 5 RUDIMAN ZIKRI (1311121010) Meringkas bahan. Telah dilakukan dengan baik Acc rudi 6 KHALIDA RAHMI (1311121011) Mencari bahan untuk pembahasan. Telah selesai dan dilakukan dengan baik Acc rahmi 7 CATUR JUNAIDI M. (1311121014)
Mencari bahan untuk pembahasan. Telah dilakukan dengan baik Acc catur
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat dan karunia-Nya penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada waktunya.Dalam makalah ini penulis membahas mengenai materi kepemimpinan. Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Dasar- Dasar Manajemen di semester genap. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada makalah ini.Oleh karena itu, penulis meminta kritik dan saran yang dapat membangun.Kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan untuk makalah selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan dapat berguna bagi pembaca.
Padang, 14 Mei 2014
Penulis ( Kel. 1/ Beri-Beri)
BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG Manajemen adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari bagaimana caraseseorang bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan yang sama dengan dituntun dalam sebuah peraturan. Manajemen itu memiliki 4 macam fungsi, yaitu : Perencanaan, Pengorganisasian, Kepemimpinan, dan pengawasan.Manajemen dapat mempengaruhi seseorang/sekelompok orang untuk bertindak sesuai dengan arahan yang diberikan. Sama halnya dengan manajemen, kepemimpinan juga memiliki peran penting dan juga dapat mempengaruhi seseorang/ sekelompok orang untuk bertindak sesuai dengan arahan yang diberikan pula. Antara manajemen dengan kepemimpinan keduanya saling berketerkaitan satu sama lain. Kepemimpinan itu sendiri berperan sebagai pengambil keputusan dalam suatu hal yang akan atau sedang dijalankan. Dapat dikatakan juga bahwa manajemen akan dapat mencapai sebuah tujuan jika di jalankan oleh sebuah keputusan yang baik dari seorang pemimpin yang dapat bekerja sama satu sama lain. Para pemimpin harus mampu menggerakkan dan mengendalikan serta mempengaruhi orang- orang disekitarnya untuk mencapai tujuan tertentu. Seorang pemimpin juga akanmenghadapi beberapa orang yang memiliki watak berbeda- beda.Keadaan seperti itu mengharuskan seorang pemimpin harus mampu mengendalikan, memahami, dan menghargain serta berusaha untuk menyatukan kepribadian yang berbeda-beda tersebut demi mencapai satu tujuan yang diinginkan bersama. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai kepemimpinan dalam manajemen.
1.2. RUMUSAN MASALAH Berdasarakan latar belakang, masalah yang dapat dirumusan adalah sebagai berikut. 1. Bagaimana perbedaan antara manajer dengan pemimpin? 2. Bagiamana teori kepemimpinan awal? 3. Bagaimana teori- teori kontingensi tentang kepemimpinan? 4. Bagaimana pendekatan kepemimpinan modern terkini? 5. Apa saja masalah masalah kontemporer dalam kepemimpinan? 6. Bagaimana contoh aplikasi kepemimpinan di beberapa perusahaan yangberhubungan dengan teknologi hasil pertanian?
1.3. TUJUAN Berdasarkan masalah- masalah yang dirumuskan, tujuan dari penulisan makalah ini adalah : 1. Mengetahuiperbedaan antara manajer dengan pemimpin. 2. Mengetahui teori kepemimpinan awal. 3. Mengetahui teori- teori kontingensi tentang kepemimpinan. 4. Mengetahui pendekatan kepemimpinan modern terkini. 5. Mengetahui masalah masalah kontemporer dalam kepemimpinan. 6. Dapat memberikan contoh aplikasi kepemimpinan di beberapa perusahaan yangberhubungan dengan teknologi hasil pertanian.
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Manajer Versus Pemimpin Antara manajer dengan pemimpin itu berbeda.Para manajer itu ditunjuk karena kemampuan mereka untuk memengaruhi didasarkan pada wewenang formal yang melekat dalam posisi- posisi mereka.Sedangkan, para pemimpin dapat ditunjuk atau muncul dari dalam kelompok. Pemimpin dapat memengaruhi orang- orang lain untuk bekerja melebihi tindakan- tindakan yang diperintahkan oleh wewenang formal. Oleh karena itu, definisi pemimpin adalah orang yang mampu memengaruhi orang lain dan memiliki wewenang manajerial. Kepemimpin adalah kemampuan memengaruhi kelompok menuju tercapainya sasaran.
2.2 Teori Kepimpinan Awal Teori Ciri Prilaku Riset kepemimpinan di tahun 1920-an dan 1930-an pada dasarnya berfokus pada ciri pemimpin-karakteristik yang mungkin digunakan untuk membedakan pemimpin dan non pemimpin. Maksudnya adalah mengisolisasi satu ciri atau lebih yang dimiliki pemimpin tetapi tidak dimiliki non pemimpin. Beberapa ciri yang dipelajari tersebut meliputi postur fisik, penampilan, kelas sosial, stabilitas emosi, kecekatan berpidato, dan sosiabilitas. Teori Perilaku Teori perilaku adalah teori-teori yang mengenali perilaku yang membedakan pemimpin yang efektif dan yang tidak efektif.
Enam ciri yang terkait dengan kepemimpinan yaitu sebagai berikut. 1. Dorongan Pemimpin menunjukkan tingkat usaha yang tinggi. Mereka relatif mempunyai kehendak yang tinggi akan pencapaian prestasi. Mereka ambisius , mempunyai banyak energi, tak kenal lelah dalam kegiatannya, dan mereka menunjukkan inisiatif. 2. Kehendak untuk Memimpin Pemimpin mempunyai kehendak yang kuat untuk memengaruhi dan memimpin orang lain. Mereka menunjukkan kemapuan mengemban tanggung jawab. 3. Kejujuran dan Integritas Pemimpin membangun hubungan saling mempercayai antara mereka sendiri dan pengikutnya dengan menjadi jujur dan tidak menipu dan dengan menunjukkan konsistensi yang tinggi antara perkataan dan perbuatan. 4. Kepercayaan diri Para pengikut melihat pemimpinnya tidak ragu akan dirinya. Oleh karena itu, pemimpin perlu menunjukkan kepercayaan diri untuk meyakinkan pengikutnya tentang kebenaran sasaran dan keputusan. 5. Kecerdasan Pemimpin haruslah cukup cerdas untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menafsirkan banyak informasi dan mereka perlu mampu untuk menciptakan visi, memecahkan masalah dan membuat keputusan yang tepat. 6. Pengetahuan yang Terkait dengan Pekerjaan Pemimpin yang efektif mempunyai tingkat pengetahuan yang tinggi tentang perusahaan, industry dan hal- hal teknis.Pengetahuan yang mendalam membuat pemimpin dapat membuat keputusan yang terinformasi dengan baik dan memahami akibat dari keputusan itu. Dimensi utama perilaku pemimpin beserta teorinya dapat dilihat dibawah ini. a. Studi Universitas Lowa Mempelajari 3 gaya kepemimpinan yaitu : Gaya Otokratis Ciri- ciri : - pemimpin yang cenderung memusatkan wewenang - mendiktekan metode kerja - membuat keputusan unilateral - membatasi partisipasi karyawan Gaya Demokratis Ciri- ciri : - Pemimpin yang cenderung melibatkan karyawan dalam mengambil keputusan - Mendelegasikan wewenang - Mendorong partisipasi dalam memutuskan metode dan sasaran kerja - Menggunkan umpan balik sebagai peluang untuk melatih karyawan Gaya Laissez-faire Ciri- ciri : - Pemimpin yang umumnya memberi kelompok kebebasan penuh untuk membuat keputusan dan menyelesaikan pekerjaan dengan cara apa saja yang dianggap sesuai. Dapat disimpulkan gaya kepemimpinan demokratis adalah yang paling efektif, walaupun studi berikutnya menunjukkan kesimpulan yang belum pasti. b. Studi Ohio State Mengenal dua dimensi penting perilaku pemimpin yaitu sebagai berikut. Pengusulan struktur Yaitu seperti apa pemimpin cenderung mendefinisikan dan menyusun peranannya serta peran para anggota kelompok dalam rangka pencapaian sasaran. Pertimbangan Yaitu seberapa jauh hubungan kerja pemimpin bercirikan saling percaya dan hormat terhadap ide dan perasaan para anggota kelompok. Dapat disimpulkan bahwa pemimpin tinggi- tinggi ( tinggi dalam pertimbangan dan tinggi dalam pengadaan struktur) mencapai kinerja dan kepuasan bawahan yang tinggi tapi tidak dalam semua situasi. c. Studi Universitas Michigen Kelompok Michigen juga menghasilkan dua dimensi perilaku kepemimpinan yaitu : Pemimpin yang berorientasi karyawan Menekankan hubungan antar pribadi dan memperhatikan kebutuhan karyawan. Pemimpin yang berorientasi produksi Menekankan aspek teknis atau tugas dari pekerjaan Dapat disimpulkan bahwa pemimpin yang berorientasi karyawan terkait dengan produktivitas kelompok yang tinggi dan kepuasan kerja yang lebih lebih tinggi. d. Kisi- Kisi Manajerial Kelompok ini menghasilkan dua dimensi perilaku yaitu: Memperhatikan orang Yaitu mengukur perhatian pemimpin terhadap bawahan Perhatian akan produksi Yaitu mengukur perhatian pemimpin untuk menyelesaikan pekerjaan
Dapat disimpulkan pemimpin berkinerja sangat baik jika perhatian antara produksi dan perhatian yang tinggi atas orang seimbang. 2.3 Teori teori Kontingensi tentang Kepemimpinan Ada empat teori kontingensi yaitu sebagai berikut. a) Model Fiedler Model teori fieldler mengemukakan bahwa kinerja kelompok yang efektif tergantung pada perpaduan yang memadai antara gaya interaksi pemimpin dengan bawahannya dan situasi yang memungkinkan pemimpin itu mengendalikan dan mempengaruhi. Fiedler berpendapat bahwa faktor kunci bagi kesuksesan kepemimpinan adalah gaya kepemimpinan dasar seseorang. Lebih lanjut ia mengemukakan bahwa gaya seseorang itu merupakan salah satu dari dua tipe: berorientasi tugas atau berorientasi hubungan. Untuk mengukur gaya pemimpin, Fiedler mengembangkan kuisioner LPC (least- preferred co- worker atau teman kerja yang paling tidak disukai). Riset Fiedler menyingkap tiga dimensi kontingensi yang mendefenisikan factor-faktor situasi utama untuk menentukan efektifiktas pemimpin, yaitu : Hubungan pemimpin- anggota Yaitu tingkat kepercayaan, keyakinan, dan rasa hormat bawahan terhadap pemimpin mereka , diperingkat sebagai baik atau buruk Struktur tugas Yaitu tingkat formalisasi dan pemroseduran tugas- tugas kerja, diperingkat sebagai tinggi atau rendah Kekuasaan posisi Yaitu pengaruh pemimpin terhadap kegiatan-kegiatan yang didasarkan pada kekuasaan seperti memperkerjakan, memecat, menertibkan, menaikkan pangkat, dan menaikkan gaji, diperingkat sebagai kuat atau lemah
b) Teori Kepemimpinan Situasional Hershey dan Blanchard Model teori ini disebut dengan teori kepemimpinan situasional ( Situational Leadership Theory / SLT ) yaitu teori kontingensi yang berfokus pada kesiapan para pengikutnya. SLT menggunakan kedua dimensi kepemimpinan yang sama dengan Fiedler yaitu perilaku tugas dan perilaku hubungan. Akan tetapi, Hershey dan Blancard melangkah lebih jauh dengan mempertimbangkan masing- masing sebagai tinggi atau rendahnya dan kemudian menggabungkannya kedalam empat gaya kepemimpinan yaitu sebagai berikut. Mengatakan ( tugas tinggi- hubungan rendah) Pemimpin mendefinisikan dan member tahu orang apa, bagaimana, kapan, dan dimana harus melakukan berbagai tugas Menjual ( tugas tinggi hubungan tinggi) Pemimpin memberikan perilaku arahan dan juga bantuan Berpartisipasi (tugas rendah- hubungan tinggi) Pemimpin dan pengikutnya berbagi pengambilan keputusan , peran utama pemimpin adalah memfasilitasi dan berkomunikasi Mendelegasikan (tugas rendah-hubungan rendah) Pemimpin memberikan sedikit arahan atau bantuan
Komponen terakhir model itu adalah empat tahap kesiapan pengikut yaitu sebagai barikut. R1 : orang tidak mampu dan tidak bersedia mengemban tanggung jawab melakukan sesuatu. Mereka sama sekali tidak kompeten atau percaya diri. R2 : orang tidak mampu tetapi bersedia melakukan tugas yang diperlukan. Mereka termotivasi tetapi sekarang ini tidak memiliki keahlian yang memadai. R3 : orang mampu tetapi tidak bersedia melakukan apa yang diinginkan pemimpin. R4 : orang mampu dan bersedia melakukan apa yang ditugaskan pada mereka. SLT pada dasarnya memandang hubungan pemimpin-pengikut sebagai serupa dengan orang tua dan anak. Seprti orang tua perlu melepaskan kendali ketika anak menjadi lebih dewasa dan bertanggung jawab, begitu juga dengan pemimpin. Ketika pengikut mencapai tingkat kesiapan yang tinggi, pemimpin menjawabnya tidak hanya dengan melanjutkan mengurangi kendali atas kegiatan mereka tetapi juga dengan melanjutkan mengurangi perilku hubungan. c) Model Partisipasi Pemimpin Model ini mengemukakan bahwa perilaku pemimpin harus disesuaikan supaya dapat mencerminkan struktur tugasnya yang bersifat rutin , non rutin, atau diantara keduanya. Model Vroom dan Yetton itu adalah apa yang kami sebut model normatif karena model itu menyajiakn serangkaian aturan (norma) berurutan yang harus diikuti oleh pemimpin untuk menentukan bentuk dan jumlah partisipasi dalam pengambilan keputusan yang ditentukan oleh jenis situasi yang berbeda- beda. Gaya kepemimpinan dalam Model Partisipasi Pemimpin Vroom yaitu: Memutuskan Yaitu pemimpin membuat keputusan sendiri dan mengumumkannya atau menjualnya ke kelompok Berkonsultasi secara perorangan Yaitu pemimpin mempresentasikan masalah ke anggota kelompok secara pertemuan, memperoleh nasihat mereka, dan kemudian membuat keputusan Memfasilitasi Yaitu pemimpin mempresentasikan masalah ke kelompok dalam pertemuan dan bertindak sebagai fasilitator , mendefinisikan masalah dan batas- batas keputusan yang harus dibuat. Mendelegasikan Yaitu pemimpin mengizinkan kelompok membuat keputusan di dalam batasan yang telah dirumuskan.
d) Model Alur- Sasaran Teori alur-sasaran yang menyatakan bahwa tugas pemimpin adalah membantu pengikut-pengikutnya mencapai sasaran mereka dan memberikan arahan dan dukungan yang perluguan menjamin agar sasaran mereka itu cocok dengan tujuan keseluruhan kelompok atau organisai tersebut. Menurut teori alur-sasaran, perilaku pemimpin itu dapat diterima oleh bawahan sejauh mereka melihatnya sebagai sumber langsung kepuasan atau sebagai sarana kepuasan masa depan. Perilaku pemimpin itu mampu member memotivasi sejauh bahwa perilaku itu: (1) Membuat pencapaian kebutuhan bawahan tergantung pada kinerja yang efektif (2) Memberi pelatihan, bimbingan, dukungan, dan imbalan yang perlu bagi keefektifan kinerja Untuk menguji pernyataan itu, House mengidentifikasi empat perilaku pemimpin: Pemimpin yang direktif (mengarahkan) Memberi kesempatan bawahan mengetahui apa yang diharapkan dari diri mereka, menjadwal pekerjaan yang harus dilakukan dan member bimbingan spesifik mengenai cara menyelesaikan tugas Pemimpin yang suportif (membantu) Bersikap bersahabat dan peduli terhadap kebutuhan bawahan Pemimpin yang partisipatif (berpartisipasi) Berunding dengan bawahan dan menggunakan saran mereka sebelum membuat keputusan Pemimpin yang berorientasi prestasi Menentukan sasaran yang menantang dan mengharapkan bawahan bekerja pada tingkat yang paling tinggi
Teori Alur- Sasaran
Faktor-faktor kemungkinan lingkungan 1. struktur tugas 2. sistem wewenang formal 3. kelompok kerja
Hasil: 1. kinerja 2. kepuasan Faktor kemungkinan bawahan: 1. tempat kendali 2. pengalaman 3. perasaan terhadapa kemampuan Perilaku kemungkinan : 1. mengarahkan 2. mendukung 3. partisipatif 4. orientasi prestasi 2.4 Pendekatan Kepemimpinan Modern Terkini Ada 3 pendekatan kontemporer di bidang kepemimpinan yaitu sebagai berikut. 1. Kepemimpinan Transformasional Transaksional Pemimpin transaksional adalah pemimpin yang membimbing atau memotivasi pengikutnya menuju ke sasaran yang ditetapkan dengan memperjelas peran dan persyaratan tugas. Tetapi ada jenis pemimpin lain yang memberi inspirasi pengikutnya untuk bertindak melebihi kepentingan pribadi mereka demi kebaikan organisasi dan mampu mempunyai dampak yang dalam dan luar biasa pada pengikutnya yaitu pemimpin transformasional. Kepemimpinan transformasional dan transaksional sebaiknya tidak dipandang sebagai lawan dari pendekatan penyelesaian pekerjaan oleh orang lain. Kepemimpinan transformasional dibangun di atas kepemimpinan transaksional. Kepemimpinan transformasional menghasilkan tingkat usaha dan kinerja karyawan yang jauh melampaui apa yang akan dihasilkan oleh pendekatan transaksional sendiri. Lebih lagi, kepemimpinan transformasional lebih dari sekedar kharisma karena pemimpin transformasional berusaha menanamkan pada pengikutnya kemampuan bertanya tidak hanya pandangan yang mapan tetapi juga pandangan yang diyakini oleh pemimpin.
2. Kepemimpinan Kharismatis-Visioner Pemimpin kharisma yaitu pemimpin yang antusias dan percaya diri yang kepribadian dan tindakannya mempengaruhi orang untuk berprilaku dengan cara tertentu. Kepemimpinan visioner yaitu kepemimpinan untuk menciptakan dan menegaskan suatu visi yang realistis, dapat dipercaya, dan menarik mengenai masa depan bagi sebuah organisasi yang tumbuh dari keadaan sekarang dan memperbaiki keadaan sekarang. Ada 3 sifat yang berkaitan dengan efektifitas peran visioner yaitu : Kemampuan menjelaskan visi kepada orang lain Kemampuan mengungkapkan visi itu bukan hanya secara verbal melainkan juga melalui perilaku Kemampuan memperluas atau menerapkan visi ke berbagai konteks kepemimpinan yang berbeda- beda.
3. Kepemimpinan Tim Rumusan tugas pemimpin tim ada 2 hal yaitu : Mengelola batas luar tim Memfasilitasi proses tim Peranan pemimpin Tim yaitu:
Keterangan: 1. Penghubung dengan Pihak Eksternal Yaitu pihak luar dapat mencakup manajemen yang lebih atas, tim internal lsin, pelanggan, atau pemasok. Pemimpin mewakili tim tersbut menghadapi konstituen lain, mendapatkan sumberdaya yang diperlukan, memperjelas pengharapan orang lain terhadap tim itu, mengumpulkan pelatih Penghubung dengan Pihak Eksternal pengganggu Manajer konflik Peranan Pemimpin Tim informasi dari luar, dan menyampaikan informasi itu kepada anggota- anggota tim. 2. Penyelesaian masalah Apabila tim itu menghadapi masalah dan minta bantuan, pemimpin tim hadir dalam rapat dan membantu mencoba memecahkan masalah itu. Bantuan itu jarang mencakup masalah teknis atau operasi karena anggota tim itu lazimnya mengetahui lebih banyak mengenai tugas yang dikerjakan daripada pemimpin timnya. Pemimpin tersebut sangat cenderung memberika konstribusi dengan mengajukan pertanyaan penekanan, menolong tim itu membahas masalah sampai tuntas, dan mendapatkan sumberdaya untuk menangani masalah. 3. Manajer konflik Apabila muncul pertikaian pemimpin membantu memproses konflik itu.Mereka membantu mengidentifikasi masalah seperti sumber konflik, siapa yang terlibat, pokok permasalahan, pilihan penyelesaian yang tersedia, dan keunggulan serta kekurangan masing- masing. Dengan menyuruh anggota tim menangani masalah semacam itu, pemimpin tersebut meminimalisasikan aspek- aspek konflik antar tim yang mengganggu. 4. Pembina atau pelatih Mereka memperjelas harapan dan peran, mengajar, enawarkan dukungan, memberi semangat, dan melakukan apa saja yang perluuntuk membantu para anggota tim mempertahankan tingkat kinerja mereka yang tinggi.
2.5 Masalah Masalah Kontemporer Dalam Kepemimpinan 1. Pemimpin dan kekuasaan. a. Kekuasaan Legitimasi. Kekuasaan Legitimasi dan wewenang sama. Kekuatan legitimasi adalah kekuasaan yang dimiliki seseorang sebagai hasil kedudukannya dalam hirarki organisasi normal. Orang berwewenang juga cenderung mempunyai kekuasaan, memberi imbalan dan memaksa, tetapi kekuasaan legitimasi itu lebih luas daripada kekuasaan untuk memaksa dan memberi imbalan. b. Kekuasaan pemaksaan. Kekuasaan pemaksaan adalah kekuasaan yang ada pada kemampuan pemimpin untuk menghukum atau mengendalikan. Bawahan bereaksi terhadap kekuasaan itu dengan rasa takut akan akibat negatifnya yang mungkin muncul jika mereka tidak memenuhinya. c. Kekuasaan pemberian imbalan. Kekuasaan pemberian imbalan adalah kekuasaan untuk memberikan manfaat atau imbalan positif. Imbalan itu dapat berbentuk apa saja yang dihargai oleh orang lain. d. Kekuasaan keahlian. Kekuasaan keahlian adalah pengaruh yang didasarkan pada keahlian, keterampilan khusus, atau ilmu pengetahuan. e. Kekuasaan sebagai acuan. Kekuasaan sebagai acuan adalah kekuasaan yang muncul karena adanya sumber daya atau ciri pribadi yang dikehendaki. 2. Menciptakan budaya kepercayaan. Kepercayaan didefinisikan sebagai keyakinan akan integritas, watak, dan kemampuan pemimpin. Lima dimensi yang membentuk konsep kepercayaan : a. Integritas : kejujuran dan kelugasan. b. Kompetensi : pengetahuan dan keterampilan teknis serta antar pribadi. c. Konsistensi : keandalan, kemampuan diramalkan, dan penilaian yang baik dalam menangani situasi. d. Loyalitas : kesedian untuk melindungi dan menyelamatkan fisik dan perasaaan seseorang. e. Keterbukaan : kerelaan untuk berbagi ide dan informasi secara bebas 3. Memimpin melalui pemberdayaan. Pemberdayaan melalui meningkat keleluasaan pengambilan keputusan bagi karyawan. 4. Gaya kepemimpinan dan perbedaan budaya. Para pemimpin yang efektif tidak menggunakan satu gaya saja. Mereka menyesuaikan gaya dengan situasinya 5. Kadang-kadang kepemimpinan itu tidak relevan.
2.6 Contoh Aplikasi Kepemimpinan pada Perusahaan Indofood Perusahaan Indoofood memiliki Track record adalah yang terdepan dan filosofinya dalam menggunakan kepemimpinan R & D untuk memimpin inovasi yang mendunia dapat dilihat dari tiap langkah perjalanan sejarah kami, dari pengembangan margarin yang diperkaya vitamin di masa depresi tahun 1930 hingga tahun lalu ketika kami mengeluarkan pasta gigi dengan teknologi optical-effect yang dapat membuat gigi lebih putih. Perusahaan Indofood ini memiliki misi yaitu : untuk mengembangkan merk yang membantu para pemakainya merasa berpenampilan lebih baik, merasa nyaman, dan lebih menikmati kehidupan terwujud berdasarkan kepiawaian ilmuwan kami dan teknologi yang memberikan solusi inovatif untuk kebutuhan konsumen di masa kini dan masa mendatang, dan semua itu kami berikan melalui berbagai merk dalam portfolio produk kami. Perusahan Indoofood selalu berusaha fokus dalam merangkul ilmuwan dan pakar teknologi terbaik untuk bekerja dengan kami, dan kini kami memiliki lebih dari 6.000 organisasi global R & D. Di samping itu, melalui komitmen untuk membuka inovasi, kami berkolaborasi dengan lebih banyak lagi ahli R & D dan institusi di seluruh dunia. Setiap tahunnya, kami menghabiskan sekitar satu milyar Euro untuk R & D, dan kami menerima antara 250 sampai 350 aplikasi hak paten tiap tahunnya. Keahlian R & D di Unilever sangatlah kaya dengan keunikannya yang meliputi inovasi dalam bidang Makanan, Rumah Tangga & Perawatan Pribadi. Dalam beberapa tahun mendatang kami akan terus mengolah keahlian ini untuk mengembangkan inovasi-inovasi yang lebih besar yang meningkatkan vitality bagi kehidupan consumer di seluruh penjuru dunia seraya meneruskan riset kami untuk consumer goods di masa depan. BAB III PENUTUP
3.1. KESIMPULAN Pemimpin adalah seorang yang mempunyai wewenang dalam pengambilan keputusan suatu organisasi. Kepemimpin adalah kemampuan memengaruhi kelompok menuju tercapainya sasaran. Para manajer itu ditunjuk karena kemampuan mereka untuk memengaruhi didasarkan pada wewenang formal yang melekat dalam posisi- posisi mereka.Sedangkan, para pemimpin dapat ditunjuk atau muncul dari dalam kelompok. Pada teori kepemimpinan awal tersebut memiliki dua macam teori yaitu : teori ciri pelaku dan teori pelaku Pada teori kontingensi terdapat 4 macam bentuk teori yaitu : Model Fiedler, Teori Kepemimpinan Situasional Hershey dan Blanchard, Model Partisipasi Pemimpin, Model Alur- Sasaran
3.2. SARAN Untuk menjadi seorang pemimpin dan manager yang baik diperlukan pengetahuan tentang gaya kepemimpinan dan tugas- tugas sebagai manajer dan pemimpin. Seseorang dapat memilih gaya kepemimpinan yang sesuai dengan lingkungan organisasinya. Pemimpin juga sebaiknya memiliki beberapa sifat yang berkaitan dengan efektifitas peran visioner.
DAFTAR PUSTAKA
Robbins, Stephen P.2005.Manajemen(edisi bahasa indonesia).Klaten:PT Itan Sejati. _,Http://dhesiasri.blogspot.com/2012/11/makalah-kepemimpinan-dalam- manajemen.html?m=1 _,http://www.unilever.co.id/id/innovation/innovationinunilever/ourleadership/