Вы находитесь на странице: 1из 2

Nama : Tri Apriliani

NPM : 1206251502
Kelas : Sosiologi Keluarga A
Sumber Bacaan Miles That Bind: Commuter Marriage and FamilyStrengths oleh
Richard Glotzer, Anne Cairns Federlein.
Pernikahan merupakan sebuah tahapan dari kehidupan seseorang, meskipun ada juga
orang yang memilih untuk tidak menikah. Di dalam pernikahan biasanya pasangan hidup
berdampingan dalam satu rumah dan satu wilayah. Namun, di dalam bahan bacaan yang
diberikan ini, yang dibahas lebih spesifik adalah mengenai Commuter Marriage atau
pernikahan komuter. Pernikahan komuter sendiri dapat dikarakteristikkan dengan salah satu
pasangan menjadi anggota keluarga di dalam rumah, biasanya lebih sering dengan tanggung
jawab kerja dan merawat anak, sementara pasangan lainnya bekerja dan tinggal berjauhan
dari rumah dalam periode waktu yang cukup lama. Ada beberapa tantangan yang tergambar
dari adanya keluarga komuter ini. Contohnya, harus ada pengorbanan yang cukup besar dan
biaya emosional. Alasan untuk menjadi komuter dapat beraneka ragam, pasangan komuter
memiliki waktu yang terbatas dan mungkin terbagi bagi antara waktu untuk keluarga,
pekerjaan dan sebagainya. Namun disisi lain, dengan melakukan komuter, maka akan ada
manfaat jangka panjang yang mungkin bisa didapat. Contohnya yaitu pencapaian yang lebih
memungkinkan, mendapat skill baru, mendapat manfaat sebagai sebuah tim yang saling setia
(dengan pasangan) atau mungkin juga mendapatkan sesuatu yang menarik dari adanya
perubahan rutin temporal atau lokal.
Dukungan emosi dan motivasi dari teman, keluarga, dengan pekerjaan kantor,
merawat anak, dan pekerjaan rumah dapat lebih mudah untuk dikerjakan dalam waktu yang
terbatas ini (short term commuter) sedangkan bagi pasangan yang melakukan pernikahan
dengan jangka panjang (long term commuter) dihadapkan dengan berbagai macam faktor.
Akan lebih sulit untuk melakukan negosiasi karena di satu sisi ingin bertahan dengan
pekerjaan atau profesinya ketika tidak ada pekerjaan lain yang tersedia dalam lingkup lokal.
Sehingga kadang membuat pendapatan menjadi kecil. Kemudian isu mengenai kualitas hidup
dapat menjadi faktor lain. Longer distance open-ended commuter, jarak yang jauh bagi
pelaku pernikahan komuter biasanya sangat mahal dan memiliki frekuensi serta durasi yang
lebih singkat. Karena jarak yang jauh tersebut maka ketika si pelaku pernikahan komuter
pulang, akan menemukan kesulitan dalam membangun ikatan emosional, rutinitas dan
intimasi diantara pasangan. Beberapa kasusnya, pasangan komuter ini sangat kesulitan dalam
masalah anak, ada tekanan kepada salah satu orangtua untuk memiliki peran orangtua yang
lebih dominan, sementara yang lainnya berusaha untuk membuat cara asuh mereka lebih
nyata kepada anak. Komuter dalam kategori ini biasanya lebih mengidentifikasikan diri
mereka ke dalam pekerjaan, dan mereka biasanya lebih puas karena tidak ada gangguan dari
keluarga mereka.
Biasanya pasangan pernikahan komuter yang berhasil adalah mereka yang dua-
duanya bekerja dan belum memiliki anak, serta mereka yang membedakan antara pekerjaan
kantor dan kehidupan keluarga. Sehingga tidak terjadi pencampuran antara keluarga dan
pekerjaan. Artikel ini menggambarkan pula mengenai perspektif kekuatan keluarga.
Kekuatan yang sama dapat diidentifikasikan di dalam keluarga dengan latar kultural yang
berbeda, kelas sosial dan kewarganegaraan. Meskipun kekuatan keluarga dapat berbeda
dalam ekspresi sosial mereka, namun karakteristik universal dari keluarga yang kuat
merupakan sebuah fokus dari perspektif ini. Ada beberapa framework dari kekuatan keluarga
menurut Stinnett dan DeFrain (1985) yaitu: (1) komitmen, (2) mengahbiskan waktu bersama,
(3) kemampuan untuk bertahan dalam krisis dan stress, (4) spiritual yang cukup baik, (5)
komunikasi yang positif, (6) menunjukkan apresiasi dan afeksi satu sama lain.
Mengidentifikasi kekuatan keluarga dapat membuat kesempatan keluarga tersebut untuk
mengerti dinamika keluarga mereka dengan lebih baik, menggunakan kekuatan sebagai
kendaraan untuk melakukan perkembangan. Keluarga yang kuat dapat menyempurnakan
kualitas internal keluarga dalam menghadapi tantangan, stress dan krisis.
Perubahan dalam pernikahan erjadi sejak tahun 1960-an dimana banyak terjadi
gerakan kesetaraan gender, afirmasi dari aspirasi individu, jauh dari bentuk keluarga
tradisional, bagaimana perubahan lingkungan kerja serta memicu untuk memikirkan kembali
bagaimana pasangan dan keluarga dapat menyaring komitmen untuk keluarga dan pekerjaan.
Banyak literatur dalam pernikahan komuter menyarankan bahwa meskipun komuter terjadi di
beberapa keluarga, merubah dasar hubungan pernikahan dan mengorganisasikan kehidupan
keluarga merupakan hal yang paling sulit. Biaya finansial dari komunikasi rutin, perjalanan,
dan melakukan kedua pekerjaan rumah dapat tergantikan. Kebutuhan individu dan kebutuhan
ekonomi tetap menjadi faktor yang dapat diterima keluarga untuk melakukan pernikahan
komuter.

Вам также может понравиться