Вы находитесь на странице: 1из 8

Ryscha Yuliardi P.

071112034

Tugas UAS Analisis Hubungan Internasional
Primus-Interpares Indonesia dalam ASEAN Economy
Community 2015
Oleh : Ryscha Yuliardi Pratama

Dalam perkembangannya semenjak pertama kali berdiri tahun 1967 , ASEAN
sejatinya dan seharusnya telah mampu untuk menjadi rumah bagi negara yang
tergabung didalamnya. Menginjak pada era dimana sebagian besar negara Asia
Tenggara mengalami krisis ekonomi pada akhir abad 20, sebuah resolusi mulai di
bahas dalam KTT ASEAN ke-9 di bali. Bali Concord menjadi awal gagasan untuk
memaksmimalkan potensi kawasan Asia Tenggara ini, adalah ASEAN Community
2015 yang akan menjadi payung bagi Bidang Keamanan dan Politik, Bidang Sosial
dan Budaya, serta Bidang Ekonomi bagi tidak hanya negara di kawasan Asia
Tenggar, namun juga kawasan Pasifik ( Departemen Perdagangan Dalanm Negeri ).
Keberadaan Indonesia sebagai salah satu negara anggota juga memberikan dampak
yang cukup besar dalam beberapa perjalan ASEAN. Selain sebagai salah satu pendiri
organisasi tersebut, Indonesia juga adalah sosok sentral dalam beberapa
keputusan seperti Declaration on Zone of Peace,Freedom, and
Neutrality(ZOPFAN,1971), ASEAN Concord(1976), ASEAN Declaration on South
China Sea (1992),ASEAN Regional Forum (ARF,1995) ( www.asean.org ). Tidak
hanya berhenti sampai di situ, sosok Indonesia juga diibaratkan sebagai sebuah
pemimpin di wilayah regional terebut. Posisi strategis Indonesia, baik dalam sisi
wilayah, sumber daya, maupun populasi serta budayanya adalah segelintir dari latar
belakang identifikasi sosok tersebut. Dalam tahun 2013 bahkan, Indonesia muncul
sebagai salah satu fenomena Internasional karena prosentase pertumbuhan ekonomi
yang ada mencapai di atas 5% ( www.bbc.co.uk ). Namun seiring datangnya hari baru
dengan segala perkembangannya yang ada, muncul sebuah pertanyaan, akankah
Indonesia masih akan mempertahankan posisi primus-interparesnya dalam
transdormasi ASEAN dalam ASEAN Economic Community sepenuhnya ? Penulis di
sini memiliki posisi awal bahwa Indonesia nantinya akan tetap menjaga hal tersebut,
hal ini didasarkan pada kondisi Indonesia yang memiliki segala potensi untuk tampil
Ryscha Yuliardi P. 071112034

sebagai salah satu negara yang paling berpengaruh di ASEAN, baik dalam sumber
daya, dan populasi. Untuk mengetahui lebih lanjut, penulis pun menggunakan
bantuan content analysis untuk menganalisis hal ini.
Analisis Konten sebagai Metode Pendekatan
Dalam artikel milik Manheim, analisis konten didefinisikan :
the systematic counting, assessing, and interpreting of the
form and substance of communication (Manheim &
Rich,1995:184).
Secara sederhana analisis konten bisa dilakukan dengan cara menghitung frekuensi
kata dalam data untuk menentukan suatu fokus dalam rekam fisik komunikasi
tertentu dalam penyimpulan sebuah hal. Dalam kasus ini, penulis juga akan
menggunakan coding scheme milik Hermman ( 2003 ) untuk membantu
menemukan pattern/trait yang muncul dalam data yang telah dimiliki. Trait yang
erat kaitannya dengan Indonesian belief in ability to control adalah hal yang akan
dicari, ruang lingkup hal ini adalah ASEAN sebagai sebuah wilayah yang mana
Indonesia dapat memberikan inffluence di dalamnya. Hal tersebut bisa diidentifikasi
dengan mencari kata atau kalimat yang merefleksikan sebuah aksi atau perencanaan
dari Indonesia dalam kaitannya dengan ASEAN.
Analisis
Analis kali ini akan didasarkan pada konfrensi pers Marty Natalegawa ( 2014 )
dalam agenda tahunan yang berlangsung 7 Januari 2014 kemarin. Dari konferensi
tersebut, penulis akan memfokuskan untuk melakukan pencarian terkait progam
kerja Menteri Luar Negeri di tahun 2014 oleh pernyataan Natalegawa. Untuk
mempermudah pencarian ini, penulis akan mencari kata-kata yang berkaitan dalam
progam yang diajukan oleh pemerintah. Dalam penyampaian progam tersebut, yang
menjadi inti pembahasan adalah seputar kedudukan diplomasi sebagai elemen
penting untuk pencapaian kepentingan , baik itu nasional maupun regional. Dari
pencarian tersebut, penulis berhasil menemukan 18 kata diplomasi dari 2307 kata
yang ada. Selanjutnya, bila dilihat secara lebih rinci, maka sejatinya hampir sebagian
Ryscha Yuliardi P. 071112034

dari isi konfrensi yang dilakukan oleh Natalegawa, didominasi oleh progam
Indonesia terkait ASEAN.
Dilandasi semangat . . . , pernyataan awal tahun . . . akan
mengusung satu tema yang sifatnya cukup sederhana namun
kiranya penuh makna. Yaitu, menempatkan diplomasi
sebagai jawaban . . . Dan, tentunya, menggunakan diplomasi
untuk memanfaatkan berbagai peluang yang terbentang di
hadapan kita. ( Natalegawa, 2014 )
Oleh karena itu, kebijakan politik luar negeri Indonesia
pada tahun 2014 akan terus ditujukan untuk mengatasi tiga
bentuk tantangan utama yang menurut Indonesia dihadapi
kawasan Asia Pasifik ( Natalegawa, 2014 )
Pada intinya, untuk mengubah trust deficit menjadi
strategic trust ( Natalegawa, 2014 )
Untuk mengesampingkan penggunaan atau ancaman
penggunaan kekuatan dalam menyelesaikan sengketa
wilayah ( Natalegawa, 2014 )
Dan untuk mencegah kembalinya pola pikir era Perang
Dingin di kawasan- mencegah terjadinya jurang pemisah
baru antar negara di kawasan ( Natalegawa, 2014 )
Bahkan, politik luar negeri Indonesia dalam kerangka
ASEAN kini menatap jauh pasca 2015. Yaitu melalui
kontribusi aktif terhadap pembahasan visi Komunitas
ASEAN pasca 2015. ( Natalegawa, 2014 )
Singkatnya, sementara masih banyak pekerjaan yang
membentang di hadapan kita untuk mewujudkan Komunitas
ASEAN 2015, kita juga perlu secara bersamaan memulai
pembahasan yang sunguh-sungguh mengenai masa depan
kita pasca 2015. Seperti selama ini, kebijakan politik luar
negeri Indonesia pada tahun 2014 akan berkontribusi secara
Ryscha Yuliardi P. 071112034

aktif dalam membentuk arsitektur kawasan. ( Natalegawa,
2014 )
Dalam hal pemeliharaan perdamaian dan stabilitas di
kawasan, apakah melalui ASEAN atau forum lainnya,
diplomasi Indonesia tidak akan kenal henti. ( Natalegawa,
2014 )
Oleh karena itulah, sepanjang tahun yang silam, Indonesia
telah memulai pembicaraan dengan negara-negara kawasan
mengenai sebuah kerangka kerja sama yang serupa dengan
Treaty of Amity and Cooperation yang berlaku di kawasan
Asia Tenggara, namun kali ini kita peruntukkan bagi
kawasan Asia-Pasifik secara lebih luas, atau kawasan
Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Sebuah perjanjian
yang mengikat secara hukum di antara negara-negara di
kawasan, yang didasari oleh EAS Bali Principles for
Mutually Beneficial Relations tahun 2011. ( Natalegawa,
2014 )
Berdiam diri akan berarti kawasan kita akan semakin
dibayang-bayangi oleh ancaman konflik. Termasuk yang
tidak disengaja sebagai akibat dari salah perhitungan.
Singkatnya, sebagaimana tahun yang lalu, pada tahun
mendatang, Indonesia akan terus memanfaatkan segala
bentuk kemampuan diplomasinya untuk mencapai
perdamaian dan kemakmuran di kawasan. ( Natalegawa,
2014 )
Sebagai suatu kekuatan kawasan dengan kepentingan
global, Indonesia akan senantiasa menyuarakan penggunaan
diplomasi dalam menyikapi sengketa dan situasi konflik di
berbagai belahan dunia. ( Natalegawa, 2014 )
Pendekatan diplomasi juga diterapkan dalam menghadapi
keterkaitan yang erat antara masalah politik keamanan di
Ryscha Yuliardi P. 071112034

satu sisi, dengan masalah sosial ekonomi di sisi lain, serta
keterkaitan antara masalah nasional, bilateral, regional dan
global. ( Natalegawa, 2014 )
Salah satu wujud nyata adalah dalam penerapan diplomasi
ekonomi. Sebagai contoh, pada tahun 2013, diplomasi
Indonesia telah memberikan kontribusi nyata terhadap
agenda Pembangunan pasca 2015, melalui peran Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono, sebagai salah satu co-chairs
dari UN High Level Panel of Eminent Persons; melalui
Keketuaan Indonesia pada APEC 2013; melalui Konferensi
Tingkat Menteri WTO di Bali; melalui kontribusi pada
Pertemuan Puncak G-20 di St. Petersburg serta forum
multilateral ekonomi lainnya; dan tentunya, melalui upaya
yang berkelanjutan untuk memperkuat hubungan ekonomi
bilateral dengan berbagai negara sahabat ( Natalegawa,
2014 )
Oleh karenanya, di kawasan kita, tahun ini akan ditandai
oleh 10
konsolidasi terus menerus Bali Democracy Forum, sebagai
forum yang penting bagi negara-negara di Asia-Pasifik,
bahkan kini di luar kawasan, untuk saling berbagi
pengalaman tentang demokrasi ( Natalegawa, 2014 )
Demikian pula, kita akan terus memperkuat kelembagaan
hak asasi manusia ASEAN, terutama melalui ASEAN Inter-
Governmental Commission for Human Rights (AICHR). (
Natalegawa, 2014 )
Sedangkan bila melakukan analisis konten dari beberapa tulisan mengenai posisi
Indonesia, penulis mencari dengan kata kunci , Indonesia ASEAN 2015, didapati hal
yang menarik, yakni seputar anggapan bahwa Indonesia akan cocok menjadi sosok
pemimpin dalam AEC 2015.
Ryscha Yuliardi P. 071112034

Indonesia bills itseld as a leader within ASEAN, and it has
done some good things. It has been a key disputes at the 2012
ASEAN Ministerial Meeting attests. Its economy powers
growth throughout ASEAN countries. Its democracy, while
far from perfect, is a model for other ASEAN countries
struggling through authoritarianism or democratic
transitions. Its comitment to peace and cooperation has
helped to create stability in Southeast Asia. (
www.thediplomat.com )
. . . to guide the group to reach the goal of becoming a
community by 2015 while giving substance to ongoing
regional architecture buildingin case East Asia and the
Pacific. ( Natalegawa, n.d. ,dalam www.indonesia-
ottawa.org )
For example, how we address maritime issues in our
region. We are concernced as maritime issues have become
problematic, involving navies and fishing vessels, not only
from ASEAN but also from Northeast Asian countries (
Natalegawa, n.d. ,dalam www.indonesia-ottawa.org )
. . . under Indonesias chairmanship, dialogue between
ASEAN and China in the South China Sea dispute would
continue, with the hope that all parties could develop codes
of conduct on how to settle the problem of claims to the
area. ( Natalegawa, n.d. ,dalam www.indonesia-ottawa.org )
Kesimpulan
Dari beragam analisis konten yang didapat oleh penulis, bisa dilihat bahwa
kebijakan Indonesia pada tahun-tahun ke depan tetap akan memasukkan isu ASEAN
sebagai salah satu agenda rutin untuk dikembangkan. Secara frekuensi yang didapat,
bisa ditarik sebuah kesimpulan bahwa Indonesia memiliki kecenderungan untuk
menjadi salah satu bagian dari role model bagi negara-negara lain di Asia Tenggara.
Hal tersebut juga didukung oleh perspersi Hermman ( 2003 ) dalam melihat belief in
Ryscha Yuliardi P. 071112034

ability to control events yang dimiliki Indonesia, Indonesia sendiri dalam
pernyataan Natalagewa selalu menunjukkan kepercayaan diri dan progam yang
mantap. Indonesia bahkan , dari analisis konten yang didapat, telah melakukan
perencanaan ASEAN selepas Asean Community 2015 telah berdiri nantinya. Fokus
utama yang ditekankan oleh Indonesia di sini terdiri dari tiga buah pilar utama,
ekonomi, keamanan-politik, dan juga sosio-budaya ( www.indonesia-ottawa.org ).
Agenda ini juga didukung oleh adanya progam-progam pembangunan infrastruktur
di luar Jawa utamanya. Hal tersebut dilakukan untuk menarik minat para investor
swasta untuk menanamkan modalnya. ( www.hukumonline.com )

Referensi :
Departemen Perdagangan Dalam Negeri, n.d. , Menuju ASEAN Economy
Community 2015
Manheim, Jarol B. and Richard C. Rich, 1995. Content Analysis, in Jarol B.
Manheim and Richard C. Rich, Emperical Political Analysis : Research
Methods in Political Science, London , Longman Publisher, pp. 184 198.
Natalegawa, Marty M., 2014, Pernyataan Pers Tahunan Menteri Luar Negeri
Republik Indonesia, dalam
http://www.kemlu.go.id/Pages/SpeechTranscriptionDisplay.aspx?Name1=Pi
dato&Name2=Menteri&IDP=814&l=id , diakses 10 Januari 2014
www.asean.org , Political Achievement, dalam
http://www.asean.org/news/item/political-achievement , diakses 10 Januari
2014
www.bbc.co.uk , Pertumbuhan Ekonomi RI Capai Angka Tertinggi, dalam
http://www.bbc.co.uk/indonesia/berita_indonesia/2013/08/130816_rapbn_
2014_sby.shtml , diakses 10 Januari 2014
www.thediplomat.com , Can Indonesia Lead ASEAN , dalam
http://thediplomat.com/2013/12/can-indonesia-lead-asean/?allpages=yes ,
diakses 10 Januari 2014
Ryscha Yuliardi P. 071112034

www.indonesia-ottawa.org , Foreign Policy Indonesia Outlines Post-2015 Agenda
for ASEAN , dalam http://www.indonesia-ottawa.org/2011/01/foreign-policy-
indonesia-outlines-post-2015-agenda-for-asean/ , diakses 10 Januari 2014

Вам также может понравиться