Вы находитесь на странице: 1из 2

3. Aktivitas Antikanker Daun Sisik Naga (Pyrrosia piloselloides (L) M.

G Price)
Daun sisik naga (Pyrrosia piloselloides) sudah banyak digunakan di Indonesia
sebagai obat tradisional untuk penyakit kanker payudara. Menurut penelitian, khasiat
antiproliferasi sel dari daun sisik naga diyakini berasal dari zat aktif seperti flavonoid,
saponin, steroid, dan tannin yang terkandung di dalamnya (Idiyanti, 2011). Adanya
kandungan aktif ini dapat memperlambat bahkan menghentikan pertumbuhan sel-sel
kanker. Selain itu, ekstrak daun sisik naga juga diyakini memiliki kandungan
antioksidan yang tinggi dan bermanfaat untuk mengobati kanker. Antioksidan
menstabilisasikan radikal bebas dengan mendefisiensikan elektron yang dimiliki oleh
radikal bebas secara sempurna dan menginhibisi reaksi berantai dari pembentukan
radikal bebas yang dapat menyebabkan tekanan oksidatif. Zat antioksidan dapat
menangkap elektron bebas yang dilepaskan radikal bebas tanpa menyebabkan
ketidakstabilan dalam molekul, sehingga mengurangi kerusakan DNA. Karenanya
diasumsikan bahwa pertumbuhan sel kanker pada fase sangat awal dapat dicegah
dengan adanya zat antioksidan.
Penelitian yang dilakukan oleh E. T. Wulandari, et al, dengan tujuan untuk
mengevaluasi efek aktivitas sitotoksisitas dan antioksidan in vitro dari ekstrak dan
fraksi daun sisik naga Pyrrosia piloselloides (L) M.G Price. Daun sisik naga dijadikan
bubuk halus dengan pengeringan. Bubuk daun ini kemudian dimaserasi masing-
masing dengan solvent berbeda untuk masing-masing ekstrak yang dinamai berbeda,
yaitu n-heksana, diklorometana, dan metanol untuk menghasilkan EHP, EDCMP, dan
EMP. Tes sitotoksisitas dilakukan dengan menggunakan assay 3-(4,5-dimetilthiazol-
2-yl)-2,5-difeniltetrazolim bromida (MTT). Tes aktivitas antioksidan dilakukan
dengan menggunakan 1,1-difenil-2picryhydrazil (DPPH). Hasilnya menunjukkan
bahwa EDCMP, yaitu hasil ekstraksi daun sisik naga dengan diklorometana
mempunyai antioksidan yang tinggi dengan nilai IC
50
(konsentrasi dimana adanya
50% sel mati) sebesar 12,82 g/mL dan sitotoksisitas tertinggi, yaitu sebesar 39,54
g/mL. Artinya, cukup dengan kadar yang rendah (sebesar 39,54 g/mL) dapat
mengurangi sel mati sebanyak 50%. Nilai IC
50
dari hasil ekstraksi EH dan EMP
berturut-turut adalah 185,77 g/mL dan 107,89 g/mL. Kemudian EDCMP
difraksionasi menggunakan kromatografi kolom dengan eluen campuran dari n-
hexana-etil asetat dan etil asetat-metanol dengan polaritas yang meningkat. Hasilnya
didapatkan dengan menfraksionasikan 6 fraksi, yaitu FI, FII, FIII, FIV, FV, dan FVI
EDCMP. Setiap fraksi kemudian dievaluasi sitotoksisitas dan aktivitas antioksidannya
dengan metode MTT. Hasil assaynya menunjukkan bahwa aktivitas antioksidan
tertinggi dimiliki oleh FIV EDCMP dengan IC
50
sebesar 28.29 g/mL. Aktivitas
sitotoksitas tertinggi dimiliki oleh FVI EDCMP dengan nilai IC
50
sebesar 28.73
g/mL. Dengan adanya hasil penelitian ini, terbukti bahwa P. piloselloides (L) M.G
Price berpotensi besar untuk menginhibisi kanker payudara dan memiliki zat
antioksidan yang tinggi.

Sumber:
E.T. Wulandari, B. Elya, E. Hanani, J. A. Pawitan. (2013). In Vitro Antioxidant and
Cytotoxicity Activity of Extract and Fraction Pyrrosia piloselloides (L) M.G Price.
International Journal of PharmTech Research. 5 (1), 119-125.

Вам также может понравиться