Вы находитесь на странице: 1из 14

36

METODOLOGI PENELITIAN
Kerangka Pemikiran Penelitian
Penjadwalan berhubungan dengan perencanaan dan waktu pelaksanaan
kegiatan yang sangat penting bagi keberlangsungan operasional suatu perusahaan.
Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh suatu perusahaan dengan menerapkan
teknik penjadwalan yang baik antara lain dapat menurunkan biaya (cost) dan
meningkatkan kapasitas produksi. Teknik penjadwalan yang benar tergantung
pada volume pekerjaan, pelaksanaan pekerjaan dan tingkat kesulitan pekerjaan.
Tujuan umum dari penjadwalan ialah mengoptimumkan penggunaan sumber daya
sehingga tujuan produksi tercapai (Heizer dan Render, 2001).
Industri pengolahan teh, apabila ingin dihasilkan mutu bubuk teh yang
baik, maka harus diperhatikan mutu bahan bakunya. Peningkatan mutu teh (rasa,
warna dan aroma) seduhan sangat bergantung dari penyediaan bahan baku pucuk
teh yang berkualitas. Memperhatikan hal tersebut, perlu dilakukan upaya untuk
meningkatkan mutu pucuk teh melalui metode penjadwalan baik berupa
penjadwalan pemetikan dan penjadwalan pengangkutan yang akan disinergikan
dengan melakukan estimasi terhadap produksi pucuk teh pada masing-masing
afdeling, penilaian terhadap analisis hasil petikan dan memperkirakan kebutuhan
tenaga kerja pemetik teh dan alokasi alat angkut.
Tahapan estimasi produksi pucuk teh tidak terlepas dari kondisi
lingkungannya, dalam hal ini adalah kondisi iklim seperti curah hujan, penyinaran
matahari, suhu udara, kelembapan, jumlah ahri hujan dan kecepatan angin. Pada
perkebunan teh umumnya data tersebut sering diukur dalam bentuk kuantitatif dan
tersusun secara historis membentuk data deret waktu (time series). Kondisi
lingkungan untuk masa yang akan datang dapat diperkirakan dengan menerapkan
metode analisis deret waktu. Estimasi produksi pucuk teh dapat didekati dengan
aktivitas fotosintesis yang menghubungkan data-data kondisi lingkungan masa
lalu dengan produksi pucuk masa lalu menggunakan metode regresi sehingga
diperoleh diperoleh persamaan yang dapat digunakan untuk meramalkan estimasi
produksi untuk periode kedepan. Penjadwalan pemetikan disusun berdasarkan
gilir dan siklus petik yang ditetapkan Kebun Gedeh dengan memperhatikan
37
jumlah blok, waktu pemangkasan dan luas tanaman menghasilkan (TM).
Jadwal pemetikan menetapkan lokasi dan luas kebun yang harus dipanen setiap
hari. Data luas kebun yang harus dipanen dihubungkan dengan estimasi produksi
pucuk teh, sehingga diperoleh produksi pucuk mingguan yang kemudian
diarahkan pada produksi pucuk harian.
Tenaga kerja pemetik memegang peranan penting dalam mencapai hasil
petik secara optimal. Dalam membicarakan kebutuhan tenaga pemetik, kadang-
kadang dirasakan adanya kesulitan dalam penyediaannya, disebabkan oleh
banyaknya tenaga pemetik yang telah pesiun dan sulit mencari penggantinya serta
relatif tingginya upah tenaga pemetik. Untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi
dalam penyediaan tenaga pemetik, maka alokasi kebutuhan tenaga kerja pemetik
ditentukan berdasarkan kapasitas tenaga kerja dalam hal ini jumlah patokan yang
dapat dikerjakan oleh tenaga pemetik, jumlah pemetik tiap blok, luas areal yang
akan dipanen dan data estimasi produksi pucuk harian.
Alokasi kebutuhan alat angkut memiliki kerterkaitan yang erat dengan
estimasi produksi pucuk teh harian. Penentuan alokasi alat angkut diperlukan
untuk mengefesienkan jumlah truk yang digunakan setiap harinya dan mengurangi
biaya operasional. Alokasi alat angkut ditentukan berdasarkan data estimasi
produksi pucuk teh harian pada masing-masing afdeling dan kapasitas
angkut truk.
Bahan baku yang diharapkan tiba dipabrik adalah yang baik, baik dari segi
kualitas maupun penanganan dalam pengirimannya. Oleh karena itu perhatian
terhadap kondisi pucuk selama dikebun dan pada saat transportasi memegang
peranan penting dalam menjaga mutu teh. Pemanenan pucuk teh di Perkebunan
Gedeh umumnya dilaksanakan pada pukul 07.00 hingga pukul 13.00, sedangkan
pengangkutan pucuk teh dimulai pada pukul 09.00 sampai 15.00 untuk
dikumpulkan di pabrik pengolahan pada jam 11.00 dan jam 17.00 berbeda jarak
dan waktu tempuhnya, baik antara afdeling Tanawattee I, Tanawattee II, dan
Tanaeattee III.
Perkebunan Gedeh memiliki sistem penjadwalan pengangkutan pucuk teh
adalah tetap, yang berarti jumlah truk yang digunakan untuk mengangkut pucuk
teh dari setiap afdeling sudah dalam jumlah yang tetap, yaitu untuk afdeling
38
Tanawattee I diberikan dua truk pengangkut, begitu pula afdeling Tanwattee II
dan Tanawattee III dengan alokasi alat angkut masing-masing dua truk sehingga
total alat angkut truk yanga ada di Perkebunan Gedeh berjumlah enam truk.
Waktu yang dibutuhkan oleh sistem penjadwalan pengangkutan pucuk teh yang
berlaku di Perkebunan Gedeh berkisar 300 sampai 400 menit per hari. Oleh
karena itu diperlukan optimasi penjadwalan pengangkutan agar diperoleh total
waktu yang lebih efektif.
Produksi pucuk teh, apabila terlalu lama menunggu dikebun akan
berpengaruh terhadap mutu akhir dan dengan jumlah trip yang melebihi jumlah
alat angkut yang ada maka diperlukan penjadwalan pengangkutan pucuk teh
setiap harinya berdasarkan jadwal pemetikan, jumlah pucuk yang harus diangkut,
waktu muat dari kebun ke truk, jumlah fasilitas pengangkut, jumlah trip, jarak
tempuh dan waktu tempuh alat angkut dari masing-masing afdeling ke pabrik
pengolahan, waktu bongkar pucuk teh di pabrik dan kapasitas daya angkut
merupakan input bagi penentuan pekerjaan yang harus dilakukan fasilitas alat
angkut. Penjadwalan angkut akan menghasilkan jadwal pengangkutan teh dan
total waktu jumlah pucuk yang diangkut dianalogikan dengan estimasi produksi
pucuk harian. Dari jumlah pucuk yang harus diangkut tersebut dapat ditentukan
jumlah trip pengangkutan. Adapun diagram alir penelitian dan kerangka
pemikiran konseptual dapat dilihat pada Gambar 6 dan Gambar 7.












39
































Gambar 6 . Diagram Alir Penelitian


Mulai
Observasi Lapang dan Identifikasi Masalah
Pengambilan Data
Data Cukup ?
Formulasi Permasalahan
Pengolahan Data
Implementasi Komputer
Verifikasi
OK ?
Output :
Model estimasi produksi pucuk teh harian, Model sistem penjadwalan pemetikan dan penjadwalan pengangkutan pucuk teh, Model
alokasi jumlah tenaga kerja pemetik teh dan alokasi alat angkut, Model analisis nilai hasil petikan dan pucuk
Selesai
Estimasi Faktor Iklim
Estimasi Produksi Pucuk Teh Mingguan
Penjadwalan Pemetikan Pucuk Teh
Estimasi Produksi Pucuk Teh Harian
Penentuan Kebutuhan Pemetik Pucuk Teh Harian
Penentuan Alokasi Alat Angkut
Penjadwalan Pengangkutan Pucuk Teh
Correlation Analysis, Regresi Stepwise Teknik
Forward Selection dan Backward Elimination,
Metode Kolmogorov-Smirnov
Teknik Looping
Metode ARIMA/Box-Jenkins, White Noise,
Ljung-Box-Pierce
Metode Heuristik
Metode Heuristik
Penentuan Analisis Hasil Petikan
Metode Simulasi
Metode Heuristik
Metode Sequencing
Microsoft Visual Studio : Visual Basic Version 6.0
40















































Gambar 7. Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian
Mulai
Input :
Data curah hujan
Data penyinaran matahari
Data temperatur
Data hari hujan
Estimasi faktor iklim
Hasil estimasi :
Jumlah curah hujan
Jumlah penyinaran
matahari
Jumlah temperatur
Jumlah hari hujan

Estimasi produksi
pucuk mingguan
Hasil estimasi
produksi pucuk
mingguan
Estimasi produksi
pucuk teh harian
Hasil estimasi produksi
pucuk harian
Input :
Jadwal siklus petik dan gilir
petik pucuk teh pada setiap
afdeling
Penentuan blok kebun
pada tiap afdeling
Luas areal panen (TM)
pada setiap afdeling
Total luas areal panen
Estimasi produksi pucuk
teh harian setiap afdeling
Hasil estimasi produksi
pucuk teh harian pada
setiap afdeling
1
41


































Gambar 7. Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian (Lanjutan)

Pendekatan Sistem
Sistem adalah suatu gugus dari elemen yang saling berhubungan dan
terorganisir untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dalam penerapan analisis
sistem dibutuhkan kemampuan untuk menterjemahkan faktor-faktor penting
dalam hubungan matematik sehingga secara kuantitatif dapat dilaksanakan
pengujian-pengujian yang sesuai dengan studi yang dianalisis (Jogiyanto, 2001).
Sistem adalah seperangkat elemen yang saling berinteraksi membentuk kegiatan
1
Penjadwalan pemetikan teh
Penentuan kebutuhan
tenaga kerja pemetik teh
dan alokasi alat angkut
harian pada tiap afdeling
Alokasi tenaga kerja
pemetik teh dan alokasi
alat angkut harian pada
tiap afdeling
Input :
Kapasitas pemetikan,
kapasitas alat angkut
Jadwal kebun yang
akan dipetik dan
Sistem penjadwalan pengangkutan
pucuk teh dan analisis hasil petikan
Analisis model pengurutan pekerjaan
Parameter pengangkutan
Penjadwalan angkut teh
Input :
Kapasitas alat angkut, waktu
tempuh, jarak tempuh, waktu
bongkar teh di pabrik, jumlah
trip
Jadwal pengangkutan
teh dan total waktu
pengangkutan
Analisis hasil petikan dan pucuk
Input :
Data perkebunan

Selesai
42
atau suatu prosedur yang mencari pencapaian suatu tujuan bersama dengan
mengoperasikan data dan barang pada waktu tertentu untuk menghasilkan
informasi, energi atau barang (Suryadi dan Ramdhani, 2002).
Pendekatan sistem merupakan suatu metodologi pemecahan masalah yang
memandang komponen-komponen yang terlibat dalam suatu masalah sebagai
suatu komponen yang membangun sistem dari masalah tersebut. Tahapan
pendekatan sistem dimulai dengan dilakukannya identifikasi terhadap adanya
sejumlah kebutuhan dari sistem dan diakhiri dengan menghasilkan suatu sistem
operasi yang efesien dan efektif. Operasi dianggap efesien jika terdapat
kemungkinan akan dilakukannya pendefinisian kembali dari penentuan suatu
gugus kebutuhan yang dapat diterima. Pendekatan sistem digunakan karena
permasalahan yang dihadapi menyangkut beberapa kebutuhan data sebagai
keluaran dari sistem yang akan dibangun. Pendekatan sistem memperhatikan
sistem informasi sebagai suatu kesatuan terintegrasi untuk masing-masing
kegiatan atau aplikasi (Jogiyanto, 2001).
Pendekatan sistem merupakan cara penyelesaian masalah yang dimulai
dengan tahap identifikasi terhadap adanya sejumlah kebutuhan sehingga dapat
menghasilkan suatu operasi dari sistem yang dianggap efektif. Pendekatan sistem
umumnya ditandai oleh dua hal yaitu mencari semua faktor penting yang ada
dalam mendapatkan solusi yang baik untuk menyelesaikan masalah dan membuat
suatu model kuantitatif untuk membantu keputusan secara rasional.
Pendekatan sistem merupakan suatu media dengan metodologi pemecahan
masalah yang diawali dengan analisis kebutuhan kemudian dilanjutkan dengan
formulasi permasalahan, identifikasi sistem dan perancangan sistem
(Eriyatno, 2003).
Sistem yang dibentuk memiliki beberapa komponen yang saling
berinteraksi. Komponen-komponen tersebut mempunyai kebutuhan yang berbeda-
beda sesuai dengan tujuan masing-masing dan saling berhubungan satu sama lain
serta memiliki pengaruh terhadap sistem yang ada. Metodologi pemecahan
masalah dengan pendekatan sistem terdapat pada Gambar 8. Identifikasi sistem
dilakukan dengan menggunakan diagram input output sebagaimana terlihat pada
Gambar 9. Output yang dikehendaki merupakan pemenuhan kebutuhan pada
43
Ya
Ya
Tidak
Tidak
masing-masing stakeholder pada identifikasi kebutuhan, sedangkan output yang
tidak dikehendaki merupakan hasil samping dari sistem yang merupakan dampak
yang ditimbulkan dari sistem tersebut, jika hal ini yang timbul maka dapat ditinjau
kembali input yang terkendali melalui kontrol manajemen.



























Gambar 8. Metodologi Pemecahan Masalah dengan Pendekatan Sistem
(Manetstch dan Park, 1977)

Mulai
Analisa Kebutuhan
Identifikasi Sistem
Formulasi Permasalahan
Pembuatan Program Komputer
Rancang Bangun Sistem
Verifikasi Model
OK ?
Impelementasi
Validasi
Memuaskan
Selesai
44
Analisis Kebutuhan Sistem
Tahapan analisa kebutuhan sistem merupakan tahap awal dari permulaan
pengkajian suatu sistem. Pada tahap ini dicari secara selektif apa saja yang
dibutuhkan dalam analisa sistem. Analisis ini akan dinyatakan dalam kebutuhan-
kebutuhan yang ada, kemudian dilakukan pengembangan kebutuhan-kebutuhan
yang dideskripsikan. Analisis kebutuhan selalu menyangkut interaksi antara
respon yang timbul dari seorang pengambil keputusan terhadap sistem. Analisis
ini dapat berupa hasil survei, pendapat ahli, diskusi, dan observasi. Komponen
yang terdapat dalam sistem mempunyai kebutuhan yang berbeda sesuai dengan
fungsi dan tujuannya. Analisis kebutuhan masing-masing komponen yang
berpengaruh dalam penjadwalan pemetikan, analisis hasil petikan dan
pengangkutan teh adalah sebagai berikut:
a. Bagian Pengelolaan Tanaman dan Perkebunan
Jumlah dan mutu pucuk yang sesuai standar
Tercapainya target produksi
Penggunaan tenaga kerja yang optimal
Gilir rotasi pemetikan yang tepat
Ketepatan jadwal operasional kebun
Pemeliharaan tanaman yang optimal
Alokasi alat angkut yang optimal
b. Bagian Proses Produksi dan Pengolahan
Ketersediaan bahan baku teh dalam waktu dan jumlah yang sesuai
(kontinuitas)
Jenis dan grade teh sesuai dengan keinginan pelanggan
Kualitas bahan baku yang baik
c. PT. Perkebunan Nusantara VII Kebun Gedeh
Kelancaran produksi
Meminimumkan biaya operasional
Memperleh keuntungan yang maksimal
Optimalisasi penggunaan sumberdaya
Perusahaan dapat memenuhi permintaan pasar
45
Produk teh yang dipasarkan bermutu tinggi
Harga teh yang kompetitif dipasar internasional
d. Investor dan Lembaga Keuangan
Memperoleh keuntungan yang maksimal
Jaminan kembalinya modal usaha dan kelancaran usaha
Resiko kegagalan investasi kecil
e. Pemerintah
Meningkatnya sumber devisa bagi negara
Meningkatnya daya saing teh dipasaran internasional

Formulasi Permasalahan
Formulasi permasalahan adalah pernyataan mengenai kesenjangan antara
pemenuhan kebutuhan pelaku sistem berdasarkan analisis kebutuhan dengan
tujuan yang telah ditetapkan karena keterbatasan sumberdaya. Permasalahan yang
terdapat pada proses pemetikan, penentuan kebutuhan tenaga kerja pemetik ,
alokasi alat angkut, evaluasi nilai hasil petikan dan pengangkutan pucuk teh
adalah:
1. Kriteria mutu teh yang tidak sesuai dengan keinginan pelanggan yang
disebabkan pemetikan dan pengolahan pucuk teh yang kurang tepat.
2. Perlunya sistem pemetikan yang tepat dengan memperhitungkan jumlah
produksi dan kebutuhan tenaga kerja pemetik.
3. Perlunya estimasi terhadap kebutuhan jumlah produksi yang tepat yang sesuai
dengan kapasitas produksi di pabrik pengolahan teh.
4. Penyusunan pemetikan yang tepat pada tiap afdeling.
5. Penentuan alokasi alat angkut yang tepat dan penyusunan jadwal
pengangkutan pucuk daun teh di kebun yang sesuai untuk meminimalkan
waktu dan biaya sehingga mencegah kerusakan dan susut berat bahan baku
pucuk teh.






46
Identifikasi Sistem
Identifikasi sistem merupakan suatu rantai hubungan antara pernyataan
dari kebutuhan-kebutuhan dengan pernyataan khusus dari masalah yang harus
dipecahkan untuk mencukupi kebutuhan-kebutuhan sistem. Identifikasi sistem
dimaksudkan untuk menentukan batasan sistem dan ruang lingkup penelaahan
penelitian. Disamping itu, identifikasi sistem bertujuan untuk memberikan
gambaran terhadap sistem yang dikaji dalam bentuk diagram. Diagram yang
digunakan adalah diagram input-output (black box diagram) . Identifikasi sistem
dilakukan dengan membuat diagram input output.


























Gambar 9. Diagram InputOutput (Black Box Diagram) Model Penjadwalan
Pemetikan dan Pengangkutan Pucuk Daun Teh


Input Tak Terkontrol :
Kondisi iklim
Produktivitas tanaman teh
Pertumbuhan pucuk teh
Curah hujan
Kondisi lahan
Output Dikehendaki :
Kelancaran produksi
Penurunan biaya produksi
Pasokan bahan baku teh lancar dengan mutu
yang terjamin
Keteraturan waktu pemetikan
Efesiensi tenaga kerja dan fasilitas
pengangkutan
Keteraturan kegiatan petik dan pengangkutan
Kesesuaian jenis dan grade teh
Input Lingkungan :
Peraturan dan kebijakan
pemerintah
Kebijaksanaan pabrik
Lokasi dan topografi
kebun
Mikro Klimat (Iklim
dan Cuaca)
Kondisi sosial ekonomi
Model Penjadwalan
Pemetikan dan Analisis
Hasil Petikan Pucuk
Daun Teh
Manajemen
Penjadwalan
Output Tak Dikehendaki :
Produksi tidak efektif dan efesien
Pemasokan pucuk tidak mampu memenuhi
target pengolahan
Keterlambatan pemetikan
Keterlambatan proses pengangkutan
Kelebihan/kekurangan tenaga kerja pemetik
dan alat angkut
Input Terkontrol :
Kapasitas produksi
Luas lahan
Alokasi tenaga kerja
Sarana dan prasarana
Jarak kebun dan pabrik
Kapasitas angkutan
Waktu rotasi pemetikan
Analisa kemasakan daun muda
Jadwal pemangkasan
47
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di PT. Perkebunan Nusantara VIII Kebun
Gedeh Cianjur, Jawa Barat. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Agustus 2008
sampai bulan Juni 2009.

Metode Pengumpulan Data
Survey Pendahuluan
Tahapan ini dilaksanakan pada bulan Oktober Desember 2008 untuk
mendapatkan gambaran umum tentang sistem produksi, pemetikan, transportasi
dan karakteristik grade teh di Kebun Gedeh. Hasil survey kemudian akan
menentukan permasalahan untuk membangun model awal sistem. Informasi yang
dikumpulkan dari survey pendahuluan digunakan untuk penyusunan proposal
penelitian.

Penelitian Utama
Penelitian utama dilaksanakan pada bulan Maret sampai Mei 2009 yang
merupakan tindak lanjut dari survey pendahuluan. Pada tahapan ini dilakukan
dengan pengumpulan data. Data yang digunakan berupa data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh langsung di PTPN VIII Kebun Gedeh dengan
cara observasi atau pengamatan, dan wawancara. Data sekunder diperoleh dari
studi pustaka, internet, BPS, jurnal dan dokumen-dokumen pendukung
perusahaan. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data meliputi:
1. Observasi lapangan, yaitu pengamatan langsung pada perusahaan perkebunan
yang menjadi obyek penelitian untuk melihat aktivitas yang dilakukan, sarana
yang dimiliki serta faktor-faktor pendukung lainnya. Data yang diperlukan
terdiri atas data primer dan data sekunder baik yang bersifat kualitatif dan
kuantitatif yang meliputi data curah hujan, luas areal pemetikan, data produksi
pucuk basah, data produksi pucuk kering per hari pada setiap afdeling,
pemetikan, data waktu pemangkasan, jumlah tenaga pemetik, jumlah alat
pengangkut, jadwal pengangkutan, analisis pucuk dan analisis petik.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengambilan data sekunder
48
perusahaan, observasi dilapangan dan wawancara dengan narasumber yaitu
administratur, kepala kebun dan sinder afdeling
2. Wawancara, dilakukan kepada pihak manajemen perusahaan yang terkait
dengan topik penelitian untuk memperoleh informasi untuk mengidentifikasi
sistem pemetikan, pengangkutan pucuk daun teh serta standar jenis dan grade
teh yang dimiliki oleh perusahaan.
3. Kajian Pustaka bertujuan untuk mengumpulkan dan menganalisis data
sekunder yang diperoleh dari pihak-pihak terkait yang meliputi laporan, hasil
penelitian, jurnal dan literatur lainnya. Data yang diperoleh bersumber dari
PTPN VII Kebun Gedeh yang meliputi data internal perusahaan.

Metode Analisis Data
Data hasil observasi lapang dan wawancara selanjutnya akan dianalisis
untuk memperoleh keterkaitan antar data untuk perumusan persamaan yang
digunakan nantinya dalam perancangan model penjadwalan pemetikan dan
pengangkutan pucuk daun teh. Data faktor iklim dianalisis dengan metode time
series untuk mengidentifikasi pola data masa lalu sehingga dapat digunakan untuk
estimasi pada periode yang akan datang. Data produksi masa lalu terhadap pucuk
mingguan dan data faktor iklim masa lalu dengan periode yang sama dihubungkan
dengan metode regresi untuk memperoleh persamaan regresi yang mewakili
hubungan antara tingkat produksi pucuk teh dan iklim. Persamaan ini kemudian
digunakan untuk estimasi produksi pucuk mingguan pada periode yang akan
datang. Data-data yang lain akan dianalisis dengan metode heuristik yang meliputi
penentuan luas hanca petikan, kebutuhan tenaga petik dan kebutuhan alat angkut
dengan beberapa operasi aljabar sederhana seperti penjumlahan, pengurangan,
perkalian dan pembagian.
Sebagai masukan dalam penjadwalan angkut maka teknik simulasi
dijadikan masukan bagi penjadwalan angkut dalam menentukan total waktu
angkut teh dari kebun ke pabrik. Penjadwalan angkut juga melakukan alokasi
jumlah alat angkut dengan menggunakan teknik heuristik. Sedangkan dalam
49
penentuan analisis hasil petikan dilakukan dengan teknik simulasi terhadap data
analisis petik dan analisis pucuk yang diperoleh yang kemudian akan diolah
dengan teknik heuristik untuk menentukan jenis petikan yang diperoleh di kebun.
Perancangan Sistem
Perancangan sistem didasarkan atas sistem yang dikaji, meliputi
perancangan sistem basis data, basis model dan sistem manajemen dialog yang
diintegrasikan oleh sistem pengolahan terpusat. Perancangan model penjadwalan
pemetikan, analisa hasil petikan dan pengangkutan teh dilakukan menggunakan
pendekatan sistem. Pihak-pihak yang terkait dengan sistem penjadwalan ini
adalah bagian pengolahan kebun, bagian produksi, manajemen keseluruhan PTPN
VIII Perkebunan Gedeh. Hasil rancangan sistem basis model dan basis data
diimplementasikan ke dalam suatu bentuk program komputer. Program aplikasi
dikembangkan dengan menerapkan Software Microsoft Visual Studio : Visual
Basic version 6.0 ditunjang Software Microsoft Office Access 2003 sebagai tempat
penyimpanan basis data, Microsoft Office Excel 2003 untuk mengolah data,
Software Minitab 15.0 sebagai tools dalam pengolahan data. Pengembangan basis
data menggunakan Case Tool Power Designer 6.0. Process Analyst untuk
menyusun Data Flow Diagram (DFD) dan Sybase Power Designer 9.0 untuk
menyusun Physical Data Model (PDM) dan Conceptual Data Model (CDM).

Verifikasi
Verifikasi adalah upaya pembuktian bahwa model yang telah dirancang
mampu melakukan simulasi sistem dari model abstrak yang dikaji. Pengujian
awal dilakukan untuk memastikan bahwa model terbebas dari kekeliruan proses
logis (logical errors) agar bisa berfungsi sebagaimana yang dikehendaki.
Verifikasi dilakukan dengan menggunakan data aktual yang terdapat pada bagian
administrasi Perkebunan Gedeh, kemudian memeriksa keluaran yang dihasilkan
dan membandingkannya dengan kenyataan yang terjadi, serta menelusuri proses
logis secara rinci ketika proses verifikasi berlangsung.

Вам также может понравиться