Disusun oleh : Annika Famiasti 130112130645 Hilda Fasina 130112130679 Ignatia Ratna 130112130524 !A"IA# I$%& '(D)'*(RA# F)R(#+I' DA# %(DI')$("A$ FA'&$*A+ '(D)'*(RA# &#I,(R+I*A+ AD-AD-ARA# R&%AH +A'I* DR. HA+A# +ADI'I# !A#D&#" 2014 !a/ I (#DAH&$&A# Abortus merupakan kejadian yang sering dialami wanita dengan berbagai faktor risiko baik dari dirinya sendiri maupun dari lingkungan. Aborsi dapat dikatakan sebagai pengguguran kandungan yang di sengaja dan saat ini menjadi masalah yang hangat diperdebatkan. Pengertian aborsi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (199! abortus (aborsi! didefinisikan sebagai terjadi keguguran janin" melakukan abortus sebagai melakukan pengguguran (dengan sengaja karena tak menginginkan bakal bayi yang dikandung itu!. #enurut Potter$Perry (%&1&!' setengah dari kehamilan di Amerika (erikat adalah tidak diren)anakan" sebagian besar kehamilan yang tidak diren)anakan terjadi pada remaja' wanita berusia di atas *& tahun' dan wanita Afrika+Amerika yang berpenghasilan rendah. ,ampir setengah dari kehamilan yang tidak diharapkan berakhir dengan aborsi. (ementara itu' kendati dilarang oleh K-,P' praktik aborsi (pengguguran kandungan! di Indonesia tetap tinggi dan men)apai %'. juta kasus setiap tahunnya dan sebagian besar dilakukan oleh para remaja. (elain itu' kematian pada masa bayi dan perinatal seringkali terjadi' baik se)ara wajar (natural death) maupun tidak wajar (unnatural death). ,ari+hari pertama kehidupan' setelah bayi terpisah dari ibunya' merupakan keadaan yang sangat berat dan berbahaya jika bayi tidak diasuh dengan keahlian dan perhatian. Kematian wajar dapat terjadi bila timbul gangguan pada masa / masa ini' seperti kekurangan oksigen' kelainan darah (erythroblastosis foetalis) sindroma distres respirasi' dan sebagainya. (etelah masa perinatal berhasil dilalui' masih terdapat an)aman lain terhadap kehidupan bayi. An)aman tersebut dapat berupa kematian se)ara tidak wajar seperti kematian mendadak yang tidak disangka pada bayi dan penganiayaan terhadap anak yang dilakukan oleh orangtuanya sendiri yang dilandasi oleh sikap menolak terhadap kelahiran yang seringkali berakhir dengan kematian. 1,2 0okter dan ahli patologi forensik diperlukan untuk memeriksa keadaan neonatus dan bayi untuk mengetahui beberapa kemungkinan penyebab kematiannya. (ambil memikirkan risiko kematian yang umum terjadi dari persalinan dan pada bayi hidup' dokter harus selalu waspada terhadap kemungkinan kematian akibat ke)elakaan atau kejahatan -ntuk menentukan Kematian bayi sebagai kasus infanticide maka perlu diketahui hal+hal sebagai berikut 1 Apakah bayi viable2 Apakah bayi lahir hidup atau lahir mati2 Apakah sudah terdapat tanda+tanda perawatan2 Apa penyebab kematian bayi2 3 Penulis berharap makalah ini dapat meningkatkan wawasan pemba)a mengenai abortus' infantisida dan undang+undang yang mengaturnya di Indonesia. !a/ II *I#-A&A# &+*A'A A/o0tus De1inisi Abortus menurut pengertian medis adalah berakhirnya kehamilan sebelum janin dapat hidup di dunia luar' tanpa mempersoalkan penyebabnya. 1 Bayi baru mungkin hidup di dunia luar bila berat badannya telah men)apai 4.&& gr atau umur kehamilan 4%& minggu. % 0alam kamus 5ebster 6inth 6ew 7ollegiate menyebutkan bahwa abortus adalah keluarnya janin se)ara spontan atau paksa biasanya dilakukan dalam 1% minggu pertama dari kehamilan. Pengertian pengguguran kandungan menurut hukum adalah tindakan menghentikan kehamilan atau mematikan janin sebelum waktu kelahiran' tanpa melihat usia kandungannya. 3 Pengertian pengguguran kandungan menurut hukum tentu berbeda dengan pengertian abortis menurut kedokteran' yaitu adanya faktor kesengajaan dan tidak adanya faktor usia kehamilan. 3 'lasi1ikasi a/o0tus Abortus menurut pengertian kedokteran terbagi ke dalam 1 1 a. Abortus spontan adalah keluarnya hasil konsepsi tanpa inter8ensi medis maupun mekanis. b. Abortus pro8okatus' yang terbagi lagi ke dalam1 1. Abortus pro8okatus teurapeutikus. Indikasi abortus untuk kepentingan ibu' missalnya1 penyakit jantung' hipertensi esensial' dan karsinoma ser8iks. Keputusan ini ditentukan oleh tim ahli yang terdiri dari dokter ahli kebidanan' penyakit dalam dan psikiatri' atau psikolog. %. Abortus pro8okatus kriminalis' yaitu tindakan abortus yang tidak mempunyai alasan medis yang dapat dipertanggungjawabkan atau tanpa memiliki arti medis yang bermakna. * 0ari tipe abortus tersebut maka' yang saling mendatangkan bahaya maut bagi si+ibu dan yang merupakan kasus yang paling banyak dihadapi oleh penyidik adalah abortus kriminalis' walaupun perlu diingat bahwa menurut K-,P' tidak diberi batasan atau perbedaan yang jelas antara abortus kriminalis dengan abortus lainnya. asal2asal 3ang *e0kait A/o0tus #enurut hukum yang berkaku di Indonesia' aborsi atau pengguguran janin termasuk kejahatan' yang dikenal dengan istilah Abortus Pro8o)atus 7riminalis. 9ang menerima hukuman adalah ibu yang melakukan' dokter atau bidan atau dukun yang membantu melakukan abortus' dan orang+orang yang mendukung terlaksannya abortus. Beberapa pasal yang terkait1 Pasal %99 1. Barang siapa dengan sengaja mengobati seorang wanita atau menyuruhnya supaya diobati' dengan memberitahukan atau ditimbulkan harapan' bahwa karena pengobatan itu hamilnya dapat digugurkan' dian)am dengan pidana penjara paling lama empat tahun atau denda paling banyak tiga ribu rupiah. %. :ika bersalah' berbuat demikian untuk men)ari keuntungan' atau menjadikan perbuatan tersebut sebagai pen)arian atau kebiasaan' atau jika dia seorang tabib' bidan' atau juru obat' pidananya dapat ditambah sepertiga. 3. :ika yang bersalah' melakukan kejahatan tersebut ' dalam menjalani pen)arian maka dapat di)abut haknya untuk melakukan pen)arian itu. Pasal 3* (eorang wanita yang sengaja menggugurkan atau mematikan kandungannya atau menyuruh orang lain untuk itu' dian)am dengan pidana penjara paling lama empat tahun. Pasal 3*; 1. Barangsiapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang wanita tanpa persetujuannya' dian)am dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun. %. :ika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut' dikenakan pidana penjara paling lama lima belas tahun. Pasal 3*< 1. Barangsiapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang wanita dengan persetujuannya' dian)am dengan pidana penjara paling lama lima tahun enam bulan. %. :ika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut' dikenakan pidana penjara paling lama tujuh tahun. Pasal 3*9 :ika seorang tabib' bidan atau juru obat membantu melakukan kejahatan yang tersebut pasal 3*' ataupun melakukan atau membantu melakukan salah satu kejahatan yang diterangkan dalam pasal 3*; dan 3*<' maka pidana yang ditentukan dalam pasal itu dapat ditambah dengan sepertiga dan dapat di)abut hak untuk menjalankan pen)arian dalam mana kejahatan dilakukan. %etode A/ostus '0iminalis #etode yang dipakai untuk melakukan abortus tergantung dari usia kehamilan' hai mana perlu diketahui oleh penyidik dalam kaitannya dengan pengumpulan barang+barang bukti. * a. ada umu0 kehamilan 024 minggu: #elakukan kerja fisik berat #elakukan kekerasan fisik pada daerah perut #eminum obat pen)ahar /. ada umu0 kehamilan 524 minggu #emakai obat+obatan yang dapat merangsang kontraksi otot rahim #enggunakan obat+obatan yang mengganggu keseimbangan hormonal Penyuntikan )airan atau karbol dalam rahim melalui 8agina #emasukan benda+benda asing ke dalam rahim seperti kateter jarum' kawat' atau pensil 5. ada umu0 kehamilan 12216 minggu #enusuk kandungan #emasukkan air sabun' pasta' atau karbol dan lain sebagainya #enggunakan alat+alat yang dapat melepaskan fetus dengan kuret dan lain sebagainya. 'om6likasi A/o0tus '0iminalis Ada beberapa komplikasi yang dapat terjadi akibat pelaksanaan abortus kriminalis yang dilakukan oleh orang yang tidak ahli' diantaranya1 3 a. Perdarahan b. (yok akibat refleks 8aso8agal atau nerogenik ). =mboli udara d. Inhibisi 8agus e. Kera)unan obat>?at aborti8um' termasuk karena anesthesia f. Infeksi dan sepsis. eme0iksaan 'o0/an A/o0tus a. Pada korban hidup perlu diperhatikan adanya tanda+tanda kehamilan seperti perubahan pada payudara' pigmentasi' perubahan hormonal dan lain sebagainya. 3' * perlu pula bukti adanya usaha penghentiam kehamilan' misalnya tanda kekerasan pada genitalia interna>eksterna' daerah perut bagian bawah. 3 b. Pemeriksaan toksikologi. -ntuk mengetahui adanya obat>?at yang dapat mengakibatkan abortus. Perlu pula dilakukan pemeriksaan terhadap hasil usaha penghentian kehamilan' misalnya pemeriksaan mikroskopik terhadap sisa+sisa jaringan. ). Pada pemeriksaan jena?ah1 Pembukaan abdomen sebagai langkah pertama dalam autopsi bila ada ke)urigaan akan abortus kriminalis sebagai penyebab kematian. Pemeriksaan pembesaran uterus' diperiksa juga apakah ada krepitasi' luka' atau perforasi. -terus diiris mendatar dengan jarak irisan 1 )m untuk mendeteksi perdarahan yang berasal dari bawah. @es emboli udara pada 8ena ka8a inferior dan jantung. Periksa alat genitalia interna apakah pu)at' mengalami kongeti atau adanya memar. Pemeriksaan mikroskopik meliputi adanya sel tropoblas' kerusakan jaringan yang merupakan tanda usaha penghentian kehamilan. @entukan pula umur janin>usia kehamilan' karena sekalipun undang+undang tidak mempermasalahkan usia kehamilan' namun penentuan usia kehamilan kadang ala diperlukan oleh penyidik dalam rangka penyidikan perkara se)ara keseluruhan. In1antisida A. +e7a0ah Infanticide Berdasarkan penelitian Ailian 5illiamson (19<;!' praktik infanticide telah lama dikenal di berbagai benua dan pada berbagai tingkat kebudayaan mulai dari kebudayaan kuno sampai kebudayaan modern. ; Pada tahun .;&+3% (#' di daratan Arab' Bangsa Persia yang bersifat paternalisti) melakukan banyak pembunuhan pada bayi perempuan karena dianggap tidak diinginkan dan beban bagi sebuah keluarga. 0iperkirakan 3&'. juta bayi perempuan di 7ina" %%'< juta di India" 3'1 juta di Pakistan" 1' juta di Bangladesh dibunuh dengan berbagai motif seperti masalah ekonomi dan tingginya biaya yang dikeluarkan untuk membesarkan hingga menikahkan mereka se)ara layak. ; #eskipun kebudayaan terus berkembang kearah yang lebih modern' tindakan Infanti)ide masih tetap ditemukan. #isalnya saja pada tahun 19' di Amerika (erikat terjadi 1&9%& kasus pembunuhan dan satu dari %% pembunuhan tersebut adalah pembunuhan anak oleh orangtuanya sendiri. ,anya saja motif Infanticide pada masa modern berupa rasa malu akibat kehamilan yang tidak diinginkan. ;
Penelitian lain yang dilakukan oleh #ar8in ,arris dan 5illiam 0i8ale menemukan budaya Infanticide di kepulauan (olomon. 0i daerah ini beberapa orang membunuh anak pertama mereka dengan alasan kebudayaan dan mengadopsi anak dari kepulauan lain sebagai gantinya. 7ina dan India merupakan 6egara dengan angka infanti)ide terhadap bayi perempuan tertinggi karena menganggap anak perempuan tidak mampu meningkatkan status keluarga misalnya pada saat pemberian mas kawin saat pernikahan' selain itu dianggap wanita tidak dapat mendukung keuangan keluarga' tidak seperti pria yang dapat memberikan finan)ial yang lebih bagi keluarga. ; B. De1inisi #enurut undang+undang di indonesia' infantisida adalah pembunuhan yang dilakukan oleh seorang ibu atas anaknya pada ketika dilahirkan atau beberapa lama setelah dilahirkan' karena takut ketahuan dia melahirkan anak. 3 0i negara lain misalnya di Inggris (Infanticide Act 1983, Section 1!' batasan umur anak yang termasuk dalam kasus infatisida adalah sampai 1% bulan karena dianggap persalinan dan menyusui anak dapat menyebabkan gangguan keseimbangan jiwa pada wanita. 3'.'; 0alam K-,P 9 ' infanti)ide termasuk didalam bab kejahatan terhadap nyawa seseorang. 1. K-,P pasal 3*1 (eorang ibu yang karena takut akan ketahuan melahirkan anak pada saat anak dilahirkan atau tidak lama kemudian' dengan sengaja merampas nyawa anaknya' dian)am karena membunuh anak sendiri' dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun. %. K-,P pasal 3*% (eorang ibu yang untuk melaksanakan niat yang ditentukan karena takut akan ketahuan bahwa ia akan melahirkan anak pada saat anak dilahirkan atau tidak lama kemudian merampas nyawa anaknya' dian)am karena melakukan pembunuhan anak sendiri dengan ren)ana' dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun. 3. K-,P pasal 3*3 Kejahatan yang diterangkan dalam pasal 3*1 dan 3*% dipandang bagi orang lain yang turut serta melakukan' sebagai pembunuhan atau pembunuhan anak dengan ren)ana. Berdasarkan -- diata maka ada 3 faktor penting yang mempengaruhi1 1. Ibu 1 hanya ibu kandung yang dapat dihukum karena melakukan pembunuhan anak sendiri. Brang lain akan dihukum dengan hukuman pembunuhan atau pembunuhan beren)ana %. 5aktu 1 dalam -- tidak disebutkan waktu yang tepat namun hanya dikatakan' Cpada saat dilahirkan atau tidak lama kemudianD 3. Psikis 1 ibu membunuh anaknya karena terdorong oleh rasa ketakutan akan diketahui orang telah melahirkan anak itu' biasanya anak itu dihasilkan dari hubungan yang tidak sah. Untu !e!enuhi riteria infanticide !aa bayi atau ana harus dilahiran hidu" setelah seluruh tubuhnya eluar dari tubuh ibu. #ida di"er!asalahan bayi itu cuu" bulan,uran$ bulan, viable atau non viable. C. %edikolegal 9 Bila ditemukan mayat bayi di tempat yang tidak semestinya' misalnya tempat sampah' go' sungai dan sebaginya' maka bayi tersebut mungkin adalah korban pembunuhan anak sendiri (pasal 3*1' 3*%!' pembunuhan (pasal 33<' 339' 3*&' 3*3!' lahir mati kemudian dibuang (pasal 1<1!' atau bayi yang ditelantarkan sampai mati (pasal 3&<! Pembunuhan Pasal 33< Barang siapa dengan sengaja merampas nyawa orang lain' dian)am karena pembunuhan dengan pidana penjara paling lama lima belas tahun. Pasal 339 Pembunuhan yang diikuti' disertai atau didahului oleh suatu perbuatan pidana' yang dilakukan dengan maksud untuk mempersiapkan atau mempermudah pelaksanaannya' atau untuk melepaskan diri sendiri maupun peserta lainnya dari pidana dalam hal tertangkap tangan' ataupun untuk memastikan penguasaan barang yang diperolehnya se)ara melawan hukum' dian)am dengan pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu' paling lama dua puluh tahun. Pasal 3*& Barang siapa dengan sengaja dan dengan ren)ana terlebih dahulu merampas nyawa orang lain' dian)am karena pembunuhan dengan ren)ana' dengan pidana rnati atau pidana penjara seumur hidup atau selama waktu tertentu' paling lama dua puluh tahun. Pasal 1<1 Barang siapa mengubur' menyembunyikan' membawa lari atau menghilangkan mayat dengan maksud menyembunyikan kematian atau kelahirannya' dian)am dengan pidana penjara selama 9 bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah. Pasal 3&< :ika seorang ibu karena takut akan diketahui orang tentang kelahiran anaknya' tidak lama sesudah melahirkan' menempatkan anaknya untuk ditemukan atau meninggalkannya dengan maksud untuk melepaskan diri dari padanya' maka maksimum pidana tersebut dalam pasal 3&. dan 3& dikurangi separuh. Adapun bunyi pasal 3&. dan 3& tersebut adalah sebagai berikut1 Pasal 3&. Barang siapa yang menempatkan anak yang umurnya belum tujuh tahun untuk ditemukan atau meninggalkan anak itu dengan maksud untuk melepaskan diri daripadanya' dian)am dengan pidana penjara paling lama . tahun bulan. Pasal 3& (1! :ika salah satu perbuatan berdasarkan pasal 3&* dan 3&. itu mengakibatkan luka+luka berat' yang bersalah dian)am dengan pidana penjara paling lama ; tahun bulan. (%! :ika mengakibatkan kematian' pidana penjara paling lama 9 tahun. e0lu di6e0hatikan: Hal2Hal 3ang %engha6uskan8 %engu0angi atau %em/e0atkan idana asal 44 (1! Barang siapa melakukan perbuatan yang tidak dapat dipertanggungkan kepadanya karena jiwanya )a)at dalam pertumbuhan atau terganggu karena penyakit' tidak dipidana. (%! :ika ternyata perbuatan itu tidak dapat dipertanggungkan kepada pelakunya karena pertumbuhan jiwanya )a)at atau terganggu karena penyakit' maka hakim dapat memerintahkan supaya orang itu dimasukkan ke rumah sakit jiwa' paling lama satu tahun sebagai waktu per)obaan. (3! Ketentuan dalam ayat % hanya berlaku bagi #ahkamah Agung' Pengadilan @inggi' dan Pengadilan 6egeri. asal 45 0alam hal penuntutan pidana terhadap orang yang belum dewasa karena melakukan suatu perbuatan sebelum umur enam belas tahun' hakim dapat menentukan1 memerintahkan supaya yang bersalah dikembalikan kepada orang tuanya' walinya atau pemeliharanya' tanpa pidana apa pun" atau memerintahkan supaya yang bersalah diserahkan kepada pemerintah tanpa pidana apa pun' jika perbuatan merupakan kejahatan atau salah satu pelanggaran berdasar+ kan pasal+pasal *<9' *9&' *9%' *9' *9;' .&3 + .&.' .1*' .1; + .19' .%' .31' .3%' .3' dan .*& serta belum lewat dua tahun sejak dinyatakan bersalah karena melakukan kejahatan atau salah satu pelanggaran tersebut di atas' dan putusannya telah menjadi tetap" atau menjatuhkan pidana kepada yang bersalah. asal 46 (1! :ika hakim memerintahkan supaya yang bersalah diserahkan kepada pemerintah' maka ia dimasukkan dalam rumah pendidikan negara supaya menerima pendidikan dari pemerintah atau di kemudian hari dengan )ara lain' atau diserahkan kepada seorang tertentu yang bertempat tinggal di Indonesia atau kepada sesuatu badan hukum' yayasan atau lembaga amal yang berkedudukan di Indonesia untuk menyelenggarakan pendidikannya' atau di kemudian hari' atas tanggungan pemerintah' dengan )ara lain" dalam kedua hal di atas' paling lama sampai orang yang bersalah itu men)apai umur delapan belas tahun. (%! Aturan untuk melaksanakan ayat 1 pasal ini ditetapkan dengan undang+undang. asal 47 (1! :ika hakim menjatuhkan pidana' maka maksimum pidana pokok terhadap tindak pidananya dikurangi sepertiga. (%! :ika perbuatan itu merupakan kejahatan yang dian)am dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup' maka dijatuhkan pidana penjara paling lama lima belas tahun. (3! Pidana tambahan dalam pasal 1& butir b' nomor 1 dan 3' tidak dapat diterapkan. asal 44 Barang siapa melakukan perbuatan karena pengaruh daya paksa' tidak dipidana. asal 49 (1! @idak dipidana' barang siapa melakukan perbuatan pembelaan terpaksa untuk diri sendiri maupun untuk orang lain' kehormatan kesusilaan atau harta benda sendiri maupun orang lain' karena ada serangan atau an)aman serangan yang sangat dekat pada saat itu yang melawan hukum. (%! Pembelaan terpaksa yang melampaui batas' yang langsung disebabkan oleh kegun)angan jiwa yang hebat karena serangan atau an)aman serangan itu' tidak dipidana. D. eme0iksaan 7ena9ah /a3i 0okter memeriksa mayat bayi' bila diminta bantuannya oleh penyidik' diharapkan dapat menjawab pertanyaan+pertanyaan dibawah ini1 9 1. Apakah bayi tersebut dilahirkan mati atau hidup2. %. Berapakah umur bayi tersebut2. 3. Apakah bayi tersebut sudah dirawat2 *. Apakah sebab kematiannya2 1. lahi0 mati atau hidu61 untuk lahir mati :still /i0th; adalah kematian hasil konsepsi sebelum keluar atau dikeluarkan oleh ibunya' tanpa mempersoalkan usia kehamilan. saat lahir bayi tidak menunjukan tanda kehidupan lain seperti denyut jantung nadi tali pusat dan gerakan otot rangka. pada kasus seperti ini ibu dituntut menyembunyikan kelahiran atau kematian. Pemeriksaanya1 1. tanda+ tanda maserasi1 mulai terlihar <+1& hari setelah kematian intra utero seperti' kulit ber8esikel' bula' epidermis berkeriput warna putih' berbau busuk dan tengik' tubuh mengalami perlunakan. %. dada belum mengembang 3. pemeriksaan makroskopik paru 1 paru+paru masih tersembunyi di belakang kandung jantung atau sudah mengisi rongga dada' warna kelabu ungu' konsistensi padat' tidak teraba derik udara dan pleura yang longgal *. uji apung paru (lahir mati uji apung paru negatif (tenggelam!! .. pemeriksaan mikroskopis paru 1 dibuat sediaa histopatologi' hasilnya1 adanya tonjolan (proje)tion! yang berbentuk seperti bantal ()ushion like! kemudian akan bertambah tinggi dan menipis sehingga tampak sepeti gada ()lub like!. jika sudah membuuk tampak erabut+serabut retikulin pada permukaan dinding al8eoli berkelok+kelok seperti rambut yang keriting. lahi0 hidu6 :still /i0th; adalah keluar atau dikeluarkannya hasil konepsi yang lengkap' yang setelah pemisahan' bernapas atau menunjukan tanda kehidupan lain tanpa mempersoalkan usia gestasi' sudah atau belum dipotong tali puatnya. 1. pemeriksaan maksoskopik paru 1 sudah mengisi rongga dada dan menutupi sebagian kandung jantung. paru berwarna merah muda tidak merata dengan pleura yang tegang dan menunjukan gambar mo?aik karena al8eoli sudah terisi udara. %. uji apung paru 1 negatif 3. pemerikaan mikroskopik paru 1 al8eoli paru yang mengembang sempurna dengan atau tampa emfisema obstruktif' serta tidak terlihat adanya proje)tion' serabut retikulin tampak tegang. 2. umu0 /a3i int0a dan ekst0a ute0in penentuan umur janin atau embrio dalam kandungan berdaarkan rumus de haas adalah lima bulan pertama panjang kepala+tumit ()m! Ekuadrat umur gestasi' dan selanjutnya umur gestasi F lima. pemeriksaan umur janin juga dapat dilakukan dengan melihat pusat penulangan (ossifi)ation )enters! sebagai berikut1 Pusat penulangan -mur (bulan! Kla8ikula 1.. @ulang panjang % Iskium 3 Pubis * Kalkaneus .+ #anubrium sterni @alus Akhir ; (ternum bawah Akhir < 0istal femur Akhir 9 > setelah lahir Proksimal tibia Akhir 9 > setelah lahir Kuboid Akhir 9 > setelah lahir' bayi wanita lebih )epat penentuan bayi ekstrauterin didasarkan atas perubahan+perubahan yang terjadi etelah bayi dilahirkan' misalnya1 1. udara dalam saluran )erna 1 bila hanya terdapat dalam lambung atau duodenum berarti hidup dederapa saat' dalam usus halus hidup 1+% jam' usus besar .+ jam' rektum 1% jam. %. mekonium dalam kolon 1 mekonium akan keluar semua %* jam setelah lahir 3. perubahan tali pusat 1 setelah bayi lahir akan terjadi pengeringan tali pusat' pada 3 jam akan terbentuk lingkaran merah' +< jam akan mengering seperti benang' dalam 1. hari penyembuhan luka sempurna jika tidak terjadi infeksi. *. eritrosit berinti akan hilang dalam %* jam pertama setelah lahir' namun kadang masih dapat ditemukan dalam sinusoid hati .. ginjal pada hari ke %+* akan terdapat deposit asam urat yang berwarna jingga berbentuk kipas' lebih banyak dalam piramid daripada medula ginjal. akan menghilang setelah hari ke * saat metabolisme telah terjadi. . perubahan sirkulasi darah' setelah bayi lahir akan terjadi obliterasi arteri dan 8ena umbilikalis dalam waktu 3+* hari. foramen o8ale dan duktus 8enous akan tertutup setelah 3 minggu+ 1 bulan. 3. +udah Atau !elum Di0a<at pada bayi yang telah dirawat akan ditemukan1 tali pusat telah terikat diputuskan dengan pisau atau gunting kurang lebih . )m dari bayi dan diberi antiseptik. 8ernik kaseosa telah dibersihkan. pakaian' terdapat baju )elana dan penutup kepala. 4. en3e/a/ 'ematian penyebab tersering adalah mati lemas (asfiksia!' tauma lahir (tanda+tandanya1 kaput suksadeneum' sefalhematom' fraktur tulang tengkorak' ke)elakaan(terjatuh'partus presipitatus!' pembunuhan atau alamiah (penyakit! 1. Pemeriksaan luar a! Kulit' sudah dibersihkan belum' 8erniks kaseosa' warna' keriput b! #ulut' benda asing yang menyumbat )! @ali pusat' melekat pada uri atau tidak' terpotong rata atau tidak' jarak ke bayi d! Kepala' kaput suksadeneum' molase e! @anda kekerasan' memar' tanda )ekik %. Pembedahan jena?ah a! Aeher' adakah tanda penekanan'resapan darah pada kulit sebelah dalam. b! #ulut' apakah terdapat benda asing' robekan palatum molle. )! Gongga dada' pemeriksaan makroskopik paru' pemeriksaan histopatologik paru dan tes apung paru. d! @anda asfiksia' #ardieu%s s"ots pada permukaan paru' jantung' timus'dan epiglotis. e! @ulang belakang' apakah terdapat kelainan kongenital atau tanda kekerasan. f! Pusat penulangan pada distal femur' proFimal tibia' kalkaneus' talus' kuboid. g! Kepala' kulit kepala disayat dan dilepaskan seperti pada orang dewasa. @ulang tengkorak dibuka dengan gunting dengan )ara menusuk Hontanela mayor 1 )m dari garis pertengahan dan dilakukan pengguntingan pada tulang dahi dan ubun+ ubun ke depan dan belakang. pada sisi kiri dan kanan. Ke depan sampai kira+kira 1 )m diatas margo superior orbita dan ke belakang sampai perbatasan tulang belakang kepala.digunting kearah lateral sampai 1 )m di atas basis mastoid dengan menyisakan tulang pelipis di atas telinga kira+kira % )m. Kedua keping tulang tengkorak dipatahkan kearah lateral. Biasanya duramater ikut tergunting karena melekat erat pada tulang. Perhatikan apakah terdapat perdarahan subdural dan subaraknoid' keadaan falks serebri dan tentorium serebelli terutama pada perbatasannya (sinus rektus dan sinus trans8ersus!' lalu otak dikeluarkan seperti pada orang dewasa. @ujuan pembukaan dengan )ara ini adalah supaya falks serebri dan tentorium serebeli dalam keadaan utuh dan tiap kelainan dapat diperiksa dengan jelas. E. e0/edaan )to6si !a3i +Kepala' tengkorak neonates 1& Kulit kepala dibuka seperti biasa' tengkorak dibuka dengan menggunting sutura yang masih terbuka dan tulang ditekan ke luar' sehingga otak dengan mudah dapat diangkat. +Pemeriksaan khusus 1& Pada beberapa keadaan tertentu' diperlukan berbagai prosedur khusus dalam tindakan otopsi' antara lain 1 insisi D9D' insisi pada kasus dengan kelainan leher' tes emboli udara' tes apung paru' tes pada pneumothoraF' dan tes alphanaphthylamine. #es a"un$ "aru&"aru dikerjakan untuk mengtahui apakah bayi yang diperiksa itu pernah hidup. -ntuk melaksanakan test ini' persyaratannya sama dengan test emboli udara' yakni mayatnya harus segar. 7ara melakukan tes apung paru+paru1 + Keluarkan alat+alat dalam rongga mulut' leher dan rongga dada dalam satu kesatuan' pangkal dari esophagus dan trakea boleh diikat. + Apungkan seluruh alat+alat tersebut pada bak yang berisi air. + Bila terapung lepaskan organ paru+paru' baik yang kiri maupun yang kanan. + Apungkan kedua organ paru+paru tadi' bila terapung lanjutkan dengan pemisahan masing+masing lobus' kanan terdapat lima lobus dan kiri dua lobus. + Apungkan semua lobus tersebut' )atat yang mana yang tenggelam dan mana yang terapung. + Aobus yang terapung diambil sebagian' yaitu tiap+tiap lobus . potong dengan ukuran . mm F . mm' dari tempat yang terpisah dan perifer. + Apungkan ke %. potongan ke)il+ke)il tersebut' bila terapung' letakkan potongan tersebu pada dua karton' dan lakukan penginjakan dengan menggunakan berat badan' kemudian dimasukkan kembali ke dalam air. + Bila terapung berarti tes apung paru positif' paru+paru mengandung udara' bayi tersebut pernah dilahirkan hidup. Bila hanya sebagian yang terapung' kemungkinan terjadi pernafasan partial' bayi tetap pernah dilahirkan hidup. F. eme0iksaan te0hada6 te0sangka Pada infanticide' pelaku adalah ibu kandung sendiri. @erkadang tersangka menyangkal pernah melahirkan bayi. 0alam menghadapi kasus seperti ini bantuan dokter dibutuhkan untuk memeriksa suspek guna membuktikan1 .'< Berdasarkan Kitab -ndang+-ndang ,ukum A)ara Pidana ; (K-,AP! pasal 1;9 ayat 1 yang berbunyi Dsetiap orang yang diminta pendapatnya sebagai ahli kedokteran kehakiman atau dokter atau ahli lainnya wajib memberikan keterangan ahli demi keadilan.D 0okter wajib melakukan pemeriksaan sesuai yang diperintahkan oleh penyidik. Pemeriksaan terhadap tersangkadilakukan bila yang bersangkutan menyangkal pernah melahirkan. @ujuan pemeriksaan ini adalah untuk menentukan apakah wanita tersebut baru melahirkan. 1. Adanya tanda bekas kehamilan1 (triae Ira8idarum 0inding perut kendor Gahim akan mengalami in8olusi (menge)il kembali! setelah kelahiran bayi' dapat diraba diatas simfisis dengan melalui dinding perut dapat ditentukan tinggi letak dasar rahim (fundus! (etelah bayi lahir 1 setinggi pusat Akhir hari ke+1 1 % jari dibawah pusat ,ari ke+% 1 %+3 jari dibawah pusat ,ari ke+. 1 pertengahan jarak pusat kemaluan ,ari ke+; 1 %+3 jari di atas tulang kemaluan ,ari ke+1% 1 tidak teraba lagi di atas tulang kemaluan Payudara1 besar dan ken)ang' hiperpigmentasi areola mamae' tonjolan kelenjar #ontgomery jelas pada pemijatan akan keluar kolostrum berwarna kuning dan agak keruh atau mengeluarkan air susu. %. Adanya tanda bekas persalinan1 Gobekan perineum Keluarnya )airan lokhia (lendir dan darah!. o ,ari ke+1 $ %1 )airan berwarna merah (lo)hea rubra! yang terdiri dari darah' sisa+sisa ketuban' sel+sel desidua' 8erniks' lanugo' dan mekonium pada lubang kemaluan (8ul8a!. o ,ari ke+3 1 getah bening ber)ampur lendir (lo)hea sanguinolenta!. o ,ari ke+; 1 getah )airan berwarna kuning dan tanpa )airan darah (lo)hea serosa! o 4minggu ke+%1 getah )airan berwarna putih (lo)hea alba!. 3. Adanya hubungan genetik antara tersangka dan korban. Penentuan golongan darah wanita tersangka dapat (tetapi tidak selalu! membantu dalam penentuan apakah wanita itu mungki ibu dari bayi bersangkutan. ,al ini dimungkinkan karena system golongan darah diturunkan oleh kedua orang tua kepada anak melalui hokum mendel. Pemeriksaan golongan darah meliputi pemeriksaan system ABB' #6(' dan system rhesus. Bila didapatkan sel darah merah dalam keadaan utuh' maka penentuan golongan darah dapat dilakukan se)ara langsung seperti pada penentuan golongan darah orang hidup' yaitu dengan meneteskan 1 tetes antiserum ke atas satu tetes darah dan dilihat terjadi aglutinasi. Bila sel darah merah sudah rusak' maka penentuan golongan darah dapat dilakukan dengan )ara menentukan jenis agutinin dan antigen. Antigen mempunyai sifat yang jauh lebih stabil di bandingkan dengan aglutinin. 0iantara system+system golongan darah' yang paling bertahan adalah antigen dari system golongan darah ABB. 0alam kasus yang ada kaitannya dengan faktor keturunan' hukum mendel memainkan peranan penting. ,ukum #endel untuk system golongan darah sebagi berikut1 Antigen tidak mungkin mun)ul pada anak' jika antigen tersebut tidak terdapat pada salah satu atau kedua orang tuanya. Brang tua yang homo?ygote pasti meneruskan gen untuk antigen tersebut pada anaknya (anak dengan golongan darah B tidak mungkin mempunyai orang tua yang bergolongan darah AB! *. Keadaan psikologis (oleh ahlinya atau psikiatri! ; Penolakan kehamilan (pregnan)y denial! o @ipe Afektif1 berhubungan dengan perasaan' ibu tersebut hamil namun tidak ada perubahan emosi dan sikap. @erjadi deta)hment feeling dari infant Per8asi8e1 selain perasaan' ibu ini juga menyangkal eksistensi dari kehamilannya itu sendiri. #anfestasi fisik kehamilan absen atau salah interpretasi. 7ontoh1 berat badan tidak naik' amenorea disangka stres' gerakan janin disangka gas perut. Psy)hoti)1 menyangkal kehamilan dengan delusi. #anifestasi fisik kehamilan salah interpretasi yang sangat aneh' )ontoh1 janin yang tumbuh dalam kandungan disangka sumbatan darah atau kanker. o Haktor risiko1 usia' pengetahuan' faktor obstetri) dan ginekologi' ke)anduan obat' kelainan psikiatri lannya' sosiokultur. ,ubungan Btak dan @ubuh dalam depresi o ,P@ aFis Kelainan tiroid dapat mempengaruhi mood' dimana wanita lebih rentan dibandingkan pria o ,PA aFis @rimester 11 kortisol meningkat %F @rimester 31 kortisol meningkat sampai 3F (etelah melahirkan1 tetap tinggi sampai 1%+1. hari' beberapa wanita sampai +< minggu o ,PB aFis Kadar esterogen dan progesterone tinggi saat kehamilan' turun setelah kelahiran plasenta =sterogen1 menurunkan #onoamine oFidase (#AB!' sehingga meningkatkan serotonin' norepinefin' dan dopamin Progesteron1 meningkatkan #AB dan 7B#@ sehingga menurunkan serotonin risiko depresi !A! III (#&*& Pengertian pengguguran kandungan menurut hukum adalah tindakan menghentikan kehamilan atau mematikan janin sebelum waktu kelahiran' tanpa melihat usia kandungannya. Abortus menurut pengertian kedokteran terbagi ke dalam1 abortus spontan dan abortus pro8okatus' yang terbagi lagi ke dalam teurapeutikus dan kriminalis. Abortus kriminalis memiliki berbagai komplikasi baik dari segi hokum maupun segi medis. Ada beberapa komplikasi yang dapat terjadi akibat pelaksanaan abortus kriminalis yang dilakukan oleh orang yang tidak ahli' diantaranya perdarahan' syok refleF 8aso8agal' emboli udara' kera)unan obat' infeksi+sepsis dan lainnya. -ntuk menentukan kasus kematian bayi yang disebabkan karena infanticide maka perlu diketahui hal+hal sebagai berikut1 1. Jiabilitas bayi Bayi dikatakan 8iabel bila bayi mempunyai kemampuan untuk mempertahankan dirinya hidup diluar kandungan tanpa peralatan khusus atau )anggih. Bayi dikatakan 8iable jika memenuhi persyaratan telah dikandung ibunya paling tidak %< minggu' tidak mempunyai )a)at berat (misalnya1 anensefali!. %. Aahir hidup atau mati Penentuan apakah anak dilahirkan dalam keadaan hidup atau mati' dokter perlu melakukan pemeriksaan terhadap1 sistim pernapasan' sistim pen)ernaan' tunggul (potongan! tali pusat'dan sistim kardio8askular. 3. @anda / tanda perawatan Pada kasus infanticide' biasanya bayi dibunuh segera atau sesaat setelah dilahirkan sehingga tidak ditemukan tanda / tanda perawatan. @anda / tanda bayi yang sudah mendapat perawatan adalah 1 tali pusat telah dipotong dan dibersihkan' 8erniks kaseosa dan darah telah dibersihkan dari tubuh bayi serta bayi telah diberi pakaian atau pembungkus. *. 7ara kematian bayi Banyak )ara yang dipergunakan ibu untuk membunuh bayinya. 7ara yang paling banyak dipakai adalah pembekapan' pemukulan' pen)ekikan' dan penjeratan. 7ara lain yang tidak begitu sering antara lain menusuk' menggorok leher' atau menenggelamkan bayi. (edangkan )ara yang sangat jarang dilakukan adalah membakar' mera)uni' atau mengubur bayi hidup /hidup. .. Kondisi Psikologis ibu Pemeriksaan ini dilakukan oleh ahli (psikiatri!. Ibu dalam masa kehamilan dan setelah melahirkan rentan akan gangguan psikologis dari yang ringan sampai yang berat dan hal ini dapat membahayakan nyawa bayinya. Bleh karena itu' pemeriksaan sebaiknya dilakukan untuk mengetahui kondisi jiwa ibu. DAF*AR &+*A'A 1. (astrawinata (' #artaadisoebrata 0' 5irakusumah HH' editors. Bbstetri Patologi. % ed1 =7I" %&&*. %. 7unningham HI' Iant 6H' Ae8enno K. 5illiams Bbstetri). %3 ed. Hried A' 0a8is K' editors. 6ew 9ork1 #)Iraw+,ill 7ompanies In)." %&1&. 3. Bagian Kedokteran Horensik HK-I. Ilmu Kedokteran Horensik. 1 ed. :akarta1 Bagian Kedokteran Horensik Hakultas Kedokteran -ni8ersitas Indonesia" 199;. *. Idries A#' @jiptomartono AA. Penerapan Ilmu Kedokteran Horensik dalam Proses Penyidikan. :akarta1 (agung (eto" %&11. .. (impson K. 'orensic (edicine.12 nd ed. Aondon.=dward Arnold" %&&3. . Idries'A#. )edo!an Il!u *edoteran 'orensi.ed 1. :akarta1Bina Gupa Aksara. ;. (pinelli #I. Infanti)ide1 Psy)hoso)ial and Aegal Perspe)ti8e on #others 5ho Kills. =d 1 st . 5ashington 071 Ameri)an Psy)hiatri) Publishing In). %&&3. <. 0ahlan (' Il!u *edoteran 'orensi. (emarang"Badan Penerbit -ni8ersitas 0iponegoro"%&&&. 9. Kitab -ndang+-ndang Pidana 1&.,amdani' 6jowito. Autopsi1 Ilmu Kedokteran Kehakiman. =d %.Iramedia Pustaka -tama. %&&&.