Вы находитесь на странице: 1из 15

LAPORAN KASUS

OTITIS EKSTERNA DIFUSA






Oleh:
Reyki Yudho Husodo
70 2009 020

Pembimbing:
dr. Taufik Hidayat, Sp.THT-KL

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2013



KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT karena atas berkatNya, karya tulis
ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Karya tulis dengan judul Otitis Eksterna Diffusa ini ditulis dalam rangka menjalani
Kepaniteraan Klinik SMF Telinga Hidung Tenggorokan Kepala Leher, Fakultas
Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. dr. Taufik Hidayat, Sp.THT-KL selaku pembimbing penulisan laporan ini.
2. semua pihak yang telah membantu penyelesaian karya ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa karya ini masih jauh dari sempurna,
karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan penulis. Untuk ini penulis
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari semua pihak.

Palembang, Agustus 2013


Penulis


BAB I
PENDAHULUAN

Otitis eksterna adalah radang liang telinga akut maupun kronis disebabkan oleh
infeksi bakteri, jamur, dan virus. Penyakit ini sering diumpai pada daerah-daerah yang
panas dan lembab dan jarang pada iklim-iklim sejuk dan kering. Patogenesis dari otitis
eksterna sangat komplek dan sejak tahun 1844 banyak peneliti mengemukakan faktor
pencetus dari penyakit ini seperti Branca (1953) mengatakan bahwa berenang
merupakan penyebab dan menimbulkan kekambuhan. Senturia dkk (1984) menganggap
bahwa keadaan panas, lembab dan trauma terhadap epitel dari liang telinga luar
merupakan faktor penting untuk terjadinya otitis eksterna.

Howke dkk (1984)
mengemukakan pemaparan terhadap air dan penggunaan lidi kapas dapat menyebabkan
terjadi otitis eksterna baik yang akut maupun kronik. Penyakit ini merupakan penyakit
telinga bagian luar yang sering dijumpai, disamping penyakit telinga lainnya.
Berdasarkan data yang dikumpulkan mulai tanggal Januari 2000 s/d Desember 2000 di
Poliklinik THT RS H.Adam Malik Medan didapati 10746 kunjungan baru dimana,
dijumpai 867 kasus (8,07 %) otitis eksterna, 282 kasus (2,62 %) otitis eksterna difusa
dan 585 kasus (5,44 %) otitis eksterna sirkumskripta
Faktor penyebab timbulnya otitis eksterna antara lain, kelembaban,
penyumbatan liang telinga, trauma local dan alergi. Faktor ini menyebabkan
berkurangnya lapisan protektif yang menyebabkan edema dari epitel skuamosa.
Keadaan ini menimbulkan trauma local yang mengakibatkan bakteri masuk melalui
kulit, inflasi dan menimbulkan eksudat. Bakteri patogen pada otitis eksterna akut adalah
pseudomonas (41 %), strepokokus (22%), stafilokokus aureus (15%) dan bakteroides
(11%).
1,2,3
Otitis eksterna akut difusa adalah penyakit yang terutama timbul pada musim
panas dan merupakan bentuk otitis eksterna yang paling umum. Terjadinya kelembaban
yang berlebihan karena berenang atau mandi menambah maserasi kulit liang telinga dan
menciptakan kondisi yang cocok bagi pertumbuhan bakteri.



BAB II
LAPORAN KASUS


1. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. A
Umur : 46 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Buruh
Agama : Islam
Alamat : Jl. Jaya No. 1409 RT 26 RW 08

2. ANAMNESIS
Keluhan Utama: Pendengaran telinga kanan dirasa berkurang

Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang ke Poli THT RSUD Palembang Bari dengan keluhan
pendengaran dirasa berkurang di telinga kanan. Keluhan ini dirasakan sejak 5
hari yang lalu, riwayat keluar cairan dari dalam telinga(+) berwarna bening dan
cair, pasien juga mengeluhkan liang telinga kanan terasa nyeri dan gatal. Saat
telinga gatal, os kerap membersihkan liang telingannya menggunakan cotton
bud. Riwayat telinga berdengung (-). Pasien tidak mengeluhkan demam.
Riwayat batuk, pilek dan nyeri tenggorokan juga disangkal oleh pasien.

Riwayat Penyakit Dahulu:
Pasien tidak pernah memiliki riwayat penyakit berat, riwayat sinusitis (-),
riwayat rinitis (-), hipertensi (-), diabetes mellitus (-), asma (-), riwayat trauma
pada telinga (-), riwayat penyakit pada telinga sebelumnya (-)





Riwayat Penyakit Keluarga:
Tidak ada riwayat gejala penyakit telinga yang serupa pada anggota keluarga
pasien.
Riwayat Alergi:
riwayat penggunaan obat-obatan dan riwayat alergi pada obat-obatan dan
makanan (-).
Riwayat Pengobatan :
Pasien belum pernah mencoba mengobati keluhan yang dirasakannya.

3. PEMERIKSAAN FISIK
Tanggal Pemeriksaan : 26 Agustus 2013
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos mentis

Tanda Vital:
Tensi : 120/80 mmHg
Nadi : 84 x/menit
Suhu: 36,3 C
Respirasi : 16 x/menit

Status Lokalis:
Telinga:
Gambar :





Bagian Telinga Telinga kanan Telinga kiri
Aurikula
Deformitas (-), hiperemis (-),
edema (-)
Deformitas (-), hiperemis (-),
edema (-)


Daerah preaurikula
Hiperemis (-), edema (-),
fistula (-), abses (-), nyeri
tekan tragus (-)
Hiperemis (-), edema (-),
fistula (-), abses (-), nyeri
tekan tragus (+)
Daerah retroaurikula
Hiperemis (-), edema (-),
fistula (-), abses (-), nyeri
tekan (-)
Hiperemis (-), edema (-),
fistula (-), abses (-), nyeri
tekan (-)
Meatus akustikus
Serumen (-), edema (+),
hiperemis (+), furunkel (-),
sekret (+) minimal, cair,
berwarna putih
Serumen (-), edema (-),
hiperemis (-), furunkel (-),
otorea (-)
Membran timpani
Retraksi (-), bulging (-),
perforasi (-), , Injeksi (+)
Retraksi (-), bulging (-),
perforasi (-), , Injeksi (+)

Hidung:
Gambar :







Pemeriksaan Hidung Hidung Kanan Hidung Kiri
Hidung Luar Bentuk (N), Inflamasi (-),
nyeri tekan (-), deformitas
(-).
Bentuk (N), Inflamasi (-),
nyeri tekan (-), deformitas
(-).
Rinoskopi Anterior
Vestibulum N N
Dasar kavum nasi media Bentuk (N), mukosa
hiperemi (-).
Bentuk (N), mukosa
hiperemi (-).


Meatus nasi media Mukosa hiperemi (-), sekret
(-), konka nasi media (N),
massa (-), sekret (-).
Mukosa hiperemi (-), sekret
(-), konka nasi media (N),
massa (-), sekret (-).
Meatus nasi inferior Mukosa hiperemi (-),
edema (-)
Mukosa hiperemi (-),
edema (-)
Konka nasi inferior Mukosa hiperemi (-),
edema (-)
Mukosa hiperemi (-),
edema (-)
Septum nasi Deviasi (-), benda asing (-),
perdarahan (-).
Deviasi (-), benda asing (-),
perdarahan (-).

Tenggorokan:
Gambar :






Bagian Keterangan
Mukosa bukal hiperemis (-), massa (-)
Mukosa gigi hiperemis (-), massa (-)
Palatum durum dan palatu
mole
Hiperemis (-), massa (-)
Mukosa faring
Hiperemis (-), edema (-), massa (-), granul (-),
ulkus (-)
Tonsil Hiperemis (-), ukuran T1-T1, detritus (-)

4. DIAGNOSIS:
Otitis Eksterna Diffusa Auricula Dextra.



5. DIAGNOSIS BANDING : (-)

6. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Swab telinga untuk dilakukan kultur guna mengetahui jenis kuman penyebab
dan sensitifitas terhadap antibiotik.


7. USULAN TERAPI:
Penyisipan tampon telinga kecil berantibiotik: Otolin (Chloramphenicol
5%, polymyxin B sulfate 10,000 iu, benzocaine 1%, nipagin 1%) 3-4
tetes / 3-4 kali perhari
Analgesik : Asam mefenamat 500gr 3x1 jika perlu

8. PROGNOSIS :
Dubia ad bonam
9. KIE :
Pasien diberitahu bahwa pasien mengalami infeksi pada liang telinga.
Pasien harus diingatkan mengenai kemungkinan kekambuhan yang
mungkin terjadi pada pasien.
pasien harus menjaga agar telinganya selalu kering. jika perlu,
menggunakan alcohol encer secara rutin tiga kali seminggu.
Pasien diingatkan agar tidak menggaruk/membersihkan telinga dengan
cotton bud terlalu sering.



BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI
Otitis eksterna difus dikenal dengan swimmer ear (telinga perenang) atau telinga
cuaca panas ( hot weather ear) adalah infeksi pada 2/3 dalam liang telinga akibat infeksi
bakteri yang menyebabkan pembengkakan stratum korneum kulit sehingga menyumbat
saluran folikel.
Terjadinya kelembaban yang berlebihan karena berenang atau mandi menambah
maserasi kulit liang telinga dan menciptakan kondisi yang cocok bagi pertumbuhan
bakteri. Perubahan ini dapat juga menyebabkan rasa gatal di liang telinga sehingga
menambah kemungkinan trauma karena garukan
3,5
.

B. Epidemiologi
Penyakit ini merupakan penyakit telinga bagian luar yang sering dijumpai,
disamping penyakit telinga lainnya. Berdasarkan data yang dikumpulkan mulai tanggal
Januari 2000 s/d Desember 2000 di Poliklinik THT RS H.Adam Malik Medan didapati
10746 kunjungan baru dimana, dijumpai 867 kasus (8,07 %) otitis eksterna, 282 kasus
(2,62 %) otitis eksterna difusa dan 585 kasus (5,44 %) otitis eksterna sirkumskripta.
Penyakit ini sering diumpai pada daerah-daerah yang panas dan lembab dan jarang pada
iklim- iklim sejuk dan kering. Patogenesis dari
otitis eksterna sangat komplek dan sejak tahun 1844 banyak peneliti
mengemukakan faktor pencetus dari penyakit ini seperti Branca (1953) mengatakan
bahwa berenang merupakan penyebab dan menimbulkan kekambuhan. Senturia dkk
(1984) menganggap bahwa keadaan panas, lembab dan trauma terhadap epitel dari
liang telinga luar merupakan faktor penting untuk terjadinya otitis eksterna. Nan Sati
CN dalam penelitiannya di RS.Sumber Waras / FK UNTAR Jakarta mulai 1 Januari
1980 sampai dengan 30 Desember 1980 mendapatkan 1.370 penderitabaru dengan
diagnosis otitis eksterna yang terdiri dari 633 pria dan 737 wanita
1
.




Etiologi
Otitis eksterna dapat disebabkan oleh infeksi bakteri seperti Pseudomonas
aeruginosa, Proteus mirabilis, Staphylococcus, Streptococcus, dan beberapa bakteri
gram negatif. Serta dapat juga disebabkan oleh jamur sereti Jamur golongan Aspergillus
atau Candida sp. Otitis eksterna difusa dapat juga terjadi sekunder pada otitis media
supuratif kronis
4,9
.
Beberapa faktor yang mempermudah terjadinya otitis eksterna, yaitu :
6,7

Derajat keasaman (pH)
Ph pada liang telinga biasanya normal atau asam, pH asam berfungsi sebagai
protektor terhadap kuman. Bila terjadi perubahan pH menjadi basa maka akan
mempermudah terjadinya otitis eksterna yang disebabkan oleh karena proteksi terhadap
infeksi menurun.
Udara
Udara yang hangat dan lembab lebih memudahkan kuman dan jamur mudah
tumbuh.
Trauma
Trauma ringan misalnya setelah mengorek telinga merupakan factor predisposisi
terjadinya otitis eksterna.
Berenang
Terutama jika berenang pada air yang tercemar. Perubahan warna kulit liang
telinga dapat terjadi setelah terkena air.

C. Patofisiologi
Saluran telinga bisa membersihkan dirinya sendiri dengan cara membuang sel-
sel kulit yang mati dari gendang telinga melalui saluran telinga. Membersihkan saluran
telinga dengan cotton bud (kapas pembersih) bisa mengganggu mekanisme pembersihan


ini dan bisa mendorong sel-sel kulit yang mati ke arah gendang telinga sehingga kotoran
menumpuk disana.
3

Penimbunan sel-sel kulit yang mati dan serumen akan menyebabkan
penimbunan air yang masuk ke dalam saluran ketika mandi atau berenang. Kulit yang
basah dan lembut pada saluran telinga lebih mudah terinfeksi oleh bakteri atau jamur.
3


Gambar II.2.2 Patofisiologi Otitis Eksterna

D. Gejala Klinik
Rasa penuh pada telinga merupakan keluhan yang umum pada tahap awal dari
otitis eksterna difusa dan sering mendahului terjadinya rasa sakit dan nyeri tekan daun
telinga.
1
Gatal merupakan gejala klinik yang sangat sering dan merupakan pendahulu
rasa sakit yang berkaitan dengan otitis eksterna akut. Pada kebanyakan penderita rasa
gatal disertai rasa penuh dan rasa tidak enak merupakan tanda permulaan peradangan
suatu otitis eksterna akuta. Pada otitis eksterna kronik merupakan keluhan utama.
1
Rasa sakit di dalam telinga bisa bervariasi dari yang hanya berupa rasa tidak
enak sedikit, perasaan penuh didalam telinga, perasaan seperti terbakar hingga rasa sakit
yang hebat, serta berdenyut. Meskipun rasa sakit sering merupakan gejala yang
dominan, keluhan ini juga sering merupakan gejala sering mengelirukan. Kehebatan


rasa sakit bisa agaknya tidak sebanding dengan derajat peradangan yang ada. Ini
diterangkan dengan kenyataan bahwa kulit dari liang telinga luar langsung berhubungan
dengan periosteum dan perikondrium, sehingga edema dermis menekan serabut saraf
yang mengakibatkan rasa sakit yang hebat. Lagi pula, kulit dan tulang rawan 1/3 luar
liang telinga bersambung dengan kulit dan tulang rawan daun telinga sehingga gerakan
yang sedikit saja dari daun telinga akan dihantarkan kekulit dan tulang rawan dari liang
telinga luar dan mengkibatkan rasa sakit yang hebat dirasakan oleh penderita otitis
eksterna.
1
Kurang pendengaran mungkin terjadi pada akut dan kronik dari otitis eksterna
akut. Edema kulit liang telinga, sekret yang sorous atau purulen, penebalan kulit yang
progresif pada otitis eksterna yang lama, sering menyumbat lumen kanalis dan
menyebabkan timbulnya tuli konduktif. Keratin yang deskuamasi, rambut, serumen,
debris, dan obat-obatan yang digunakan kedalam telinga bisa menutup lumen yang
mengakibatkan peredaman hantaran suara.
1


E. Diagnosis
Pada anamnesis biasanya didapatkan keluhan dengan gejala awal berupa gatal.
Rasa gatal berlanjut menjadi nyeri yang sangat dan terkadang tidak sesuai dengan
kondisi penyakitnya (mis, pada folikulitis atau otitis eksterna sirkumskripta). Nyeri
terutama ketika daun telinga ditarik, nyeri tekan tragus, dan ketika mengunyah
makanan.
Rasa gatal dan nyeri disertai pula keluarnya sekret encer, bening sampai kental
purulen tergantung pada kuman atau jamur yang menginfeksi. Pada jamur biasanya
akan bermanifestasi sekret kental berwarna putih keabu-abuan dan berbau.
Pendengaran pasien bisa normal atau sedikit berkurang, tergantung pada
besarnya furunkel atau edema yang terjadi dan telah menyumbat pada liang telinga.
Didapatkan riwayat faktor predisposisi misalnya kebiasaan berenang pada
pasien, ataupun kebiasaan mengorek kuping dengan cotton bud bahkan menggunakan
bulu ayam yang merupakan media penyebaran infeksi.




Pemeriksaan Fisik pada pasien bisanya menunjukkan:
Kulit MAE edema, hiperemi merata sampai ke membran timpani dengan liang
MAE penuh dengan sekret. Jika edema hebat, membran timpani dapat tidak
tampak.
Pada folikulitis akan didaptkan edema, hiperemi pada pars kartilagenous MAE.
Nyeri tragus (+)
Tidak adanya partikel jamur
Adenopati reguler dan terkadang didapatkan nyeri tekan.
4

F. Penatalaksanaan
Otitis ekseterna difusa harus diobati dalam keadaan dini sehingga dapat
menghilangkan edem yang menyumbat liang telinga. Untuk tujuan ini biasanya perlu
disisipkan tampon berukuran x 5 cm kedalam liang telinga mengandung obat agar
mencapai kulit yang terkena. Setelah dilumuri obat, tampon kasa disisipkan perlahan-
lahan dengan menggunakan forsep hartmann yang kecil. Penderita harus meneteskan
obat tetes telinga pada kapas tersebut satu hingga dua kali sehari. Dalam 48 jam tampon
akan jatuh dari liang telinga karena lumen sudah bertambah besar.
Polimiksin B dan colistemethate merupakan antibiotic yang paling efektif
terhadap pseudomonas dan harus menggunakan vehiculum hidroskopik seperti glikol
propilen yang telah diasamkanbahan kimia lain, seperti gentian violet 2% dan perak
nitrat 5% bersifat bakterisid dan bisa diberikan langsung ke kulit liang telinga. Setelah
reaksi peradangan berkurang, dapat ditambahkan alcohol 70% untuk membuat liang
telinga bersih dan kering.
Pasien harus diingatkan mengenai kemungkinan kekambuhan yang mungkin
terjadi pada pasien, terutama setelah berenang. Untuk menghindarinya pasien harus
menjaga agar telinganya selalu kering, menggunakan alcohol encer secara rutin tiga kali
seminggu. Juga harus diingatkan agar tidak menggaruk/membersihkan telinga dengan
cotton bud terlalu sering
2
.

G. Komplikasi
Perikondritis
Dermatitis aurikularis.
4



BAB IV
PEMBAHASAN

Pada kasus ini diagnosis otitis eksterna diffusa sinistra ditegakkan berdasarkan
anamnesis gejala klinis dan pemeriksaan fisik pasien. Dari anamnesis di dapatkan
bahwa pasien mengeluh telinga kanan terasa pendengarannya berkurang yang dirasakan
sejak 5 hari yang lalu, dimana sebelumnya pasien memiliki kebiasaan mengkorek-korek
telinga karena telinga terasa gatal. Hal ini yang kemungkinan dapat menyebabkan
trauma ringan sehingga terjadi perubahan pada kulit liang telinga yang memudahkan
terjadinya infeksi kuman, dimana pada sepertiga luar liang telinga banyak mengandung
adneksa kulit seperti folikel rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar serumen sehingga
dapat membentuk furunkel. Pasien juga mengeluhkan sensasi gatal pada liang telinga
serta terdapat penurunan pendengaran yang dirasakan sejak keluhan utama muncul. Hal
ini sesuai dengan gejala otitis ekterna diffusa yaitu nyeri tekan tragus, liang telinga
sangat sempit akibat edema masif, terdapat secret yang berbau dan terdapat gangguan
pendengaran yang terjadi karena liang telinga yang edema dan menyumbat liang telinga.
Pada pemeriksaan fisik telinga kiri pasien didapatkan adanya gejala klinis otitis
eksterna diffusa berupa nyeri tekan tragus selain itu terdapat peradangan pada meatus
akustikus telinga kanan yaitu terdapat edema, hiperemi, secret(+) berwarna putih.
Untuk pengobatan otitis eksterna diffusa membutuhkan kepatuhan penederita
terutama dalam menjaga kebersihan liang telinga. Pembersihan liang telinga dengan
mengkorek-korek telinga dengan menggunakan benda yang dapat menimbulkan trauma
tidak dianjurkan. Penatalaksanaannya dengan cara membersihkan liang telinga.
Memasukkan tampon yang berisi antibiotika ke liang telinga supaya terdapat kontak
yang baik antara obat dan kulit yang meradang. Kadang-kadang diperlukan obat-obatan
antibiotika sistemik.



DAFTAR PUSTAKA
1. Abdullah, F. 2003. Uji Banding Klinis Pemakaian Larutan Burruwi Saring
dengan Salep Ichthyol (Ichthammol) pada Otitis Eksterna Akut. Available from :
www.usudigitallibrary.com. Accessed : 2013, Agustus 29.
2. Ballanger, Jhon. 1996. Penyakit Telinga, Hidung, Tenggorokan, Kepala dan
Leher Edisi 13. Jakarta: Binarupa Aksara.
3. Kartika, Henny. 2008. Otitis Eksterna. Availble from
http://library.usu.ac.id/modules.php&id. Accessed : 2013, Agustus 29.
4. Ardan, Juliarti, Satwika, et al. 2008, Sinopsis Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorok. Available from : http://www.THTUB.pdf.co.id . Accessed : 2013,
Agustus 29.
5. Boies. 2008. Buku Ajar Penyakit THT edisi keenam. Jakarta: EGC
6. Ardan, Juliarti, Satwika, et al. 2008, Sinopsis Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorok. Available from : http://www.THTUB.pdf.co.id . Accessed : 2013,
Agustus 29.
7. Soepardi, Iskandar, N., Bashiruddin, J., et al. (eds)., (2007), Buku Ajar Ilmu
Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala dan Leher Edisi Keenam,
Jakarta : Gaya Baru.
8. Anonim. 2006. Otitis Eksterna. Available from : http://www.kalbe.co.id.
Accessed : 2013, Agustus 29.
9. Sosialisman, Alfian P. hafil, Helmi. 2007. Kelainan Telinga Luar.Buku Ajar
Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher. Hal. 59. Jakarta :
Balai Penerbit FKUI.

Вам также может понравиться