Isoniazid ( INH ) atau isonicotinic acid hydrazide,4-pyridinecarboxylic
acid hydrazide termasuk obat yang bersifat bakterisid dimana INH membunuh cepat kuman yang sedang aktif bermultiplikasi. INH merupakan obat obat anti tuberkulosis yang bersifat pro drug dimana obat ini akan dirubah menjadi metabolit aktifnya didalam sel supaya menjadi substansi yang toksik untuk sel mikobakterial . INH yang telah aktif ini nantinya akan mempengaruhi sintesis asam mikolat. Asam mikolat ini merupakan salah satu komponen penting untuk pembentuk dinding sel Setelah masuk ke dalam sel mikobakterium, INH dirobah menjadi bentuk aktifnya oleh enzim katalase peroksidase ( Kat G ) dimana enzim ini dikode oleh gen katG. INH yang telah aktif ini akan bereaksi dengan Nicotinamide Adenine Dinucleotide ( NADH ) yang merupakan suatu ko faktor yang terikat pada enzim Inh A. INH aktif dengan NADH ini akan membentuk suatu ikatan kovalen INH NAD. Enzim Inh A atau enoil acyl carrier protein ( ACP ) reductase merupakan suatu enzim yang berperan dalam proses katalisis tahap awal sintesis asam mikolat dimana enzim ini di kode oleh gen inhA. Kepekaan terhadap INH yang disebabkan karena penggabungan INH NAD akan menghambat aktivitas enzimatik InhA dan akan menghambat sintesis asam mikolat yang merupakan salah satu bahan utama sebagai pembentuk dinding sel Mekanisme terjadinya resistensi kuman mikobakterium tuberkulosis terhadap INH secara biomolekuler dipengaruhi oleh mutasi pada beberapa gen, tapi mutasi ini terutama terjadi pada gen katG, gen inhA, gen ahpC, gen ndh dan gen kasA.
b. Bagaimana cara kerja pyrazinamide ?
Pirazinamid merupakan analog nikotinamide yang pertama kali sebagai anti tuberkulosis pada tahun 1952. Pirazinamid bertanggung jawab untuk membunuh kuman mikobakterium tuberkulosis yang semi dorman yang tidak mampu dibunuh oleh obat anti tuberkulosis lainnya. Akt ivitas pirazinamid spesifik untuk kuman mikobakteriu m.tuberkulosis dan tidak memiliki efek terhadap mikobakterium lainnya mampu bekerja pada suasana PH asam sehingga obat ini juga dapat membunuh kuman yang berada dalam jaringan nekrotik kaseosa. Target utama dari pirazinamid adalah enzim yang berperan dalam sintesis asam lemak. Pirazinamid merupakan pro drug yang harus dikonversi menjadi bentuk aktifnya yang Pirazinamid hanya disebut pyrazinoic acid oleh enzim pyrazinamidase. Enzim pyrazinamidase ini dihasilkan oleh phagolysosome kuman dimana enzim pyrazinamidase ini dikode oleh gen pncA. Dengan terjadinya perobahan pirazinamid menjadi bentuk aktifnya ( pyrazinoic acid ) maka akan terjadinya penumpukan pyrazinoic acid di dalam sitoplasma dan didukung pula oleh tidak efektifnya efflux system. Akumulasi dari pyrazinoic acid menyebabkan penurunan PH intrasel ke level yang menyebabkan terganggunya sintesis asam lemak Terjadinya mutasi pada gen pncA yang mengkode enzim pyrazinamidase akan menyebabkan enzim ini tidak dapat bekerja merobah pirazinamid yang masuk ke dalam sel menjadi bentuk aktifnya yaitu pyrazinoic acid. . Dengan tidak terbentuknya pyrazinoic acid ini maka obat ini tidak dapat mengganggu sintesis asam lemak dan akan menyebabkan terjadinya resistensi pada kuman M.TB terhadap pirazinamid.
c. Bagaimana cara kerja ethambutol ?
Etambutol {dextro-2,2(ethyldiimino)-di-1onol}adalah obat anti tuberkulosis lini pertama dengan aktivitas broadspektrum. Pemberian obat ini harus digabung dengan obat antituberkulosis lainnya untuk dapat membunuh kuman secara menyeluruh. Target utama dari kerja etambutol adalah pada enzim arabinosyl transferase yaitu suatu enzim yang terlibat dalam proses pembentukan dinding sel bakteri dimana enzim ini di kode oleh gen embB, gen embA dan embC. Enzim arabinosyl transferase ini berperan dalam pembentukan arabinan yang merupakan salah satu komponen arabinogalaktan pada dinding sel M.TB . Akan terjadi suatu proses dimana asam mikolat berikatan pada gugus D- arabinose dari arabinogalaktan. Ikatan ini membentuk komplek mycolyl-arabinogalactan-peptidoglycan pada dinding sel . Dengan pemberian etambutol maka akan terjadi gangguan pada sintesis arabinogalaktan, yang pada akhirnya juga tidak akan terbentuknya ikatan komplek mycolyl-arabinogalactan-peptidoglycan pada dinding sel. Kondisi ini menyebabkan terjadinya peningkatan permeabilitas dinding sel sehingga memudahkan masuknya obat obat antituberkulosis lainnya. Selain itu juga akan terjadi penumpukan asam mikolat di dalam sel sehingga menyebabkan sel mati Terjadinya mutasi pada lokus gen embB yang berperan dalam mengkode enzim arabinosyl transferase menyebabkan perobahan pada enzim ini yang juga menyebabkan berobahnya target untuk etambutol. Hal ini menyebabkan etambutol tidak dapat mengganggu kerja enzim arabinosyltransferase dalam pembentukan arabinan sehingga pembentukan dinding sel tidak terganggu. Selain itu juga dapat terjadi hiperekspresi dari enzim ini yang juga dapat menyebabkan terjadinya resistensi terhadap etambutol
d. Bagaimana cara kerja rifampicin ?
Rifampisin pertama kali diperkenalkan pada tahun 1972 sebagai obat yang efektif sebagai anti tuberkulosis. Rifampisin terutama bekerja membunuh kuman yang mengalami metabolisme lambat dan membunuh kuman yang persisten . Obat ini bekerja dengan menghambat sintesis asam nukleat dimana target utama dari rifampisin adalah pada RNA polimerase sehingga menghambat proses transkripsi yang berakibat matinya sel. RNA polimerase ini dibentuk oleh 4 sub unit yaitu , , dan yang masing masing dikode oleh gen rpoA,rpoB,rpoCdan rpoD. Rifampisin secara spesifik akan terikat dengan sub unit RNA polimerase yang dikode oleh gen rpo B sehingga menghambat proses transkripsi dengan menghambat proses perpanjangan untaian RNA. Mutasi pada gen rpo B akan menyebabkan perobahan konfirmasi pada tempat ikatan antara rifampisin dan sub unit . Perobahan pada tempat ikatan ini menyebabkan rifampisin tidak dapat terikat pada sub unit . Dengan tidak terikatnya rifampisin maka proses transkripsi RNA tidak akan terganggu dan mengakibatkan kuman menjadi resisten terhadap rifampisin
e. Mengapa obat tersebut harus diminum 6 bulan berturut-turut ? Pengonsumsian selama 6 bulan secara rutin dapat melemahkan dan membunuh secara total virus TB sehingga tidak dapat menginfeksi tubuh lagi.
f. Apa dampak Tn. Misdho lalai minum obat ? Virus TB merupakan jenis virus gram negative yang sulit sekali dibunuh. Maka dari itu dilakukan pengkombinasian obat untuk melumpuhkan kerja virus. Namun karena virus ini sangat sulit dibunuh, pengkombinasian obat pun apabila tidak dikonsumsi hingga waktu pengonsumsusiannya selesai maka dapat seperti boomerang yang membuat virus resisten terhadapat obat anti TB dan bertambah kuat. g. Mengapa rifampicin harus dikombinasi dengan INH, pyrazinamide dan ethambutol ? Baik rifampicin, INH, pyrazinamide dan ethambutol merupakan kelompok obat anti TB primer, pengkombinasian obat dilakukan karena untuk membunuh virus TB diperlukan obat anti TB dengan fungsi yang beragam sekali kerjanya. Sehingga virus TB dapat dibunuh dengan efektif.
h. Bagaimana bisa terjadi resistensi dengan berbagai obat anti tuberculosis ? Terjadinya resistensi kuman mikobakterium tuberkulosis terhadap obat anti tuberkulosis biasanya meliputi beberapa jenis obat yang termasuk dalam first line drugs, yaitu INH, rifampisin, pirazinamid dan etambutol. Penyebab utama timbulnya resistensi terhadap obat anti tuberkulosis adalah pengobatan yang tidak adekuat dimana pemakaian obat anti tuberkulosis yang tidak sesuai dengan aturannya baik dari segi dosis, cara pemakaian maupun lamanya pemakaian obat yang akan menyebabkan berkembangnya kuman yang resisten. Namun resistensi terhadap kuman mikobakterium tuberkulosis juga dapat terjadi secara langsung yaitu jika penderita tertular oleh kuman mikobakterium tuberkulosis yang telah resisten dari penderita TB yang lain Resistensi kuman mikobakterium tuberkulosis terhadap obat anti tuberkulosis terjadi karena terdapatnya mutasi pada kuman mikobakterium tuberkulosis. Mutasi ini terjadi karena pengaruh obat yang tidak adekuat membunuh seluruh kuman mikobakterium tuberkulosis sehingga kuman yang bertahan hidup dapat mengalami mutasi. Bahkan kuman yang telah mengalami mutasi ini menjadi semakin virulen. Mutasi ini terjadi pada tingkat gen yang akan mengkode enzim yang sebelumnya merupakan target obat anti tuberkulosis, sehingganya dengan terjadinya mutasi ini maka obat anti tuberkulosis tidak dapat mengganggu kerja enzim dari kuman mikobakterium tuberculosis Resistensi terhadap obat anti tuberkulosis dapat berupa - Mono Resisten : adalah terdapatnya resistensi terhadap 1 macam obat anti tuberkulosis - Multi Drug Resisten ( MDR ) : adalah terdapatnya resistensi terhadap minimal 2 macam obat anti tuberculosis yaitu INH dan rifampisin dengan atau tanpa obat anti tuberkulosis lainnya.
- Poli Resisten : Adalah terdapatnya resistensi terhadap lebih dari 1 obat anti tuberkulosis tapi bukan kombinasi INH dan rifampisin Secara umum timbulnya resistensi terhadap obat anti tuberkulosis dibagi menjadi a. Resistensi Primer: yaitu terdapatnya strain mikobakterium tuberkulosis yang resisten pada penderita TB yang belum pernah diobati dengan obat anti tuberkulosis atau telah minum obat anti tuberkulosis kurang dari 1 bulan. Penderita ini terinfeksi dari penderita TB lain yang sebelumnya telah mengalami resistensi terhadap obat anti tuberkulosis. b. Resistensi Sekunder yaitu terdapatnya strain mikobakterium tuberkulosis yang resisten pada penderita TB yang telah minum obat anti tuberkulosis minimal 1 bulan. Pada awalnya kuman masih sensitif namun karena pengobatan yang tidak adekuat maka terjadi mutasi pada sel kuman mikobakterium tuberkulosis sehingga terjadi resistensi terhadap obat anti tuberkulosis.