Вы находитесь на странице: 1из 6

Hubungan bilangan Reynold terhadap kerugian-kerugian yang ditimbulkan akibat aliran fluida di

dalam pipa :
1. Hubungan Antara Bilangan Reynold dan Kerugian Gesek () pada Pipa Lurus

Analisa grafik:
Pada grafik hubungan antara bilangan reynold dan faktor gesekan terlihat bahwa bentuk grafik
cenderung menurun seiring bertambah besarnya bilangan reynold. Dari grafik di atas dapat
dilihat bahwa semakin besar bilangan reynold, maka faktor gesekan semakin kecil. Hal ini sesuai
dengan rumus bilangan reynold:
Red = d.V/v
Dimana:
d = diameter pipa (m)
V = kecepatan fluida (m/s)
v = viskositas kinematik air (m2/s)
dan faktor gesekan:
=2.g.h.d/V^2.l
Dimana:
g = percepatan gravitasi (m/s2)
h = tekanan diferensial (mH2O)
d = diameter pipa (m)
V = kecepatan fluida (m/s)
Dari rumus tersebut, dengan mengasumsikan nilai dari d, v, g, h dan l konstan maka dapat
disimpulkan bahwa besarnya Red dan sangat tergantung pada V. Besarnya bilangan reynold
sebanding dengan kecepatan aliran (V) sedangkan besarnta faktor gesekan berbanding terbalik
dengan kecepatan aliran (V). Jadi, semakin besar bilangan reynold, maka kecepatan aliran yang
ditimbulkan semakin besar yang menimbulkan bidang kontak antara fluida dan pipa semakin
kecil sehingga mengakibatkan faktor gesekan juga semakin kecil.
Pada grafik di atas terlihat adanya penyimpangan. Pada bilangan reynold tertentu bentuk grafik
terlihat semakin naik. Hal ini disebabkan karena adanya fluktuasi perbedaan tekanan pada
manometer sehingga data yang diambil kurang tepat.
2. Hubungan Antara Bilangan Reynold dan Kerugian Head () pada Bend (90)

Analisa grafik:
Pada grafik hubungan antara bilangan reynold dan kerugian head terlihat bahwa bentuk grafik
cenderung menurun seiring bertambah besarnya bilangan reynold. Dari grafik dapat dilihat
bahwa semakin besar bilangan reynold maka kerugian head semakin kecil. Hal ini sesuai dengan
rumus bilangan reynold:
Red = d.V/v
Dimana:
d = diameter pipa (m)
V = kecepatan fluida (m/s)
v = viskositas kinematik air (m2/s)
dan kerugian head:
= h/(V^2/2g)
Dimana:
h = tekanan diferensial (mH2O)
V = kecepatan aliran fluida (m/s)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
Dari kedua rumus di atas, dengan mengasumsikan nilai d, v, h, dan g konstan, maka dapat
disimpulkan bahwa besarnya Red dan tergantung pada V. Besarnya bilangan reynold sebanding
dengan kecepatan aliran (V) sedangkan besarnya kerugian head berbanding terbalik dengan
kecepatan aliran (V). Jadi semakin besar bilangan reynold, maka kecepatan aliran yang
ditimbulkan semakin besar yang menyebabkan kerugian head semakin kecil. Hal ini didasari
oleh terbentuknya daerah separasi (separated region) pada belokan pipa. Semakin tinggi
kecepatan, tekanan pada daerah tekanan tinggi (high-pressure region) semakin besar dan tekanan
pada daerah tekanan rendah (low-pressure region) semakin kecil sehingga menyebabkan daerah
separasi semakin kecil dan kerugian headnya pun juga semakin kecil. Lebih jelasnya dapat
dilihat pada gambar di bawah:
Pada grafik di atas
terlihat adanya sedikit penyimpangan. Pada bilangan reynold tertentu bentuk grafik terlihat
semakin naik yang berarti kerugian head semakin besar. Hal ini disebabkan karena adanya
fluktuasi perbedaan tekanan pada manometer sehingga data yang diambil kurang tepat.
3. Hubungan Antara Bilangan Reynold dengan Koefisien Aliran Pipa Venturi (Cv) pada
27 C

Analisa grafik:
Pada grafik hubungan antara bilangan reynold dan koefisien aliran terlihat bahwa bentuk grafik
cenderung naik (konstan) seiring bertambah besarnya bilangan reynold. Dari grafik dapat dilihat
bahwa semakin besar bilangan reynold, maka semakin besar pula koefisien alirannya. Secara
matematis dapat dirumuskan, untuk bilangan reynold:
Red = d.V/v
Dimana:
d = diameter pipa (m)
V = kecepatan fluida (m/s)
v = viskositas kinematik air (m2/s)
dan koefisien aliran:
Cv = Q1/Qv
Dimana:
Qv = /4.dv2.(2.g.hv)*1/2
Q1 = laju aliran per detik (m3/s)
Qv = laju aliran teoritispada venturi (m3/s)
dv = diameter venturi (m)
g = percepatan gravitasi (m/s2)
hv = perbedaan tekanan pada venturi (mH2O)
yang menyatakan bahwa Red dan Cv sebanding dengan besarnya kecepatan aliran (V). Secara
teoritis, pada aliran fluida di dalam pipa berlaku hukum kekekalan energi dan hukum kontinuitas.
Hal ini berarti bahwa debitnya selalu konstan, tetapi pada kondisi aktualnya tidak demikian.
Kejadian ini disebabkan karena koefisien aliran yang meliputi loses karena perubahan
penampang dan ketidakseragaman aliran yang berpengaruh pada kecepatan fluida. Jika kita
tinjau persamaan hukum kontinuitas dan hukum kekekalan energi,
Q1=Q2
A1.V1=A2.V2
V1 = A2.V2/A1
dengan:
Cv = (A1^2/(Ai^2.A2^2))^1/2
Q = /4.dv^2.Cv.((2.g.hv)^1/2)
Qv = /4.dv^2.((2.g.hv)^1/2)
maka:
Q = Cv. Qv
dari persamaan Cv, dapat disimpulkan bahwa nilai Cv dipengaruhi oleh perubahan luas
penampang serta ketidakseragaman aliran fluida

( Sumber : http://matrudian.wordpress.com/2010/10/14/efek-aliran-fluida-di-dalam-pipa/)

Вам также может понравиться