Вы находитесь на странице: 1из 19

A.

Pendahuluan
Hadis yang secara konsensus dianggap sebagai sumber otoritatif yang kedua
setelah Al-Quran sampai saat ini masih mengandung sekaligus mengundang beragam
permasalahan yang menarik untuk dikaji secara ilmiah. Kajian dimaksud baik
menyangkut kritik internal (al-naqd-al-dakhlili) yakni aspek matan maupun kritik
eksternal (al-naqd al-khariji) yaitu yang terkait aspek sanad.
!alah satu aspek eksternal yang banyak mengundang perdebatan dari "aman
klasik hingga "aman kontemporer adalah tentang keadilan kolektif terhadap !ahabat
(tadil al-Sahabat). #engapa demikian$ Karena !ahabat memiliki posisi yang sangat
sentral dalam sistem isnad (rantai peri%ayatan hadis) dimana mereka merupakan
peri%ayat pertama yang bertemu dan melihat langsung lahirnya Hadis &abi.
'engan ih%al seperti di atas maka dapat dipahami bah%a kualitas suatu
hadis sangat bergantung dari para !ahabat yang menjadi pera%i pertama dan utama
hadis-Hadis &abi sa% .
Hingga saat ini tampaknya hanya ada ( (dua) kelompok ideologis dalam
)slam yang memiliki pandangan yang kontradiktif dalam menilai keadilan kolektif
!ahabat yakni golongan !unni (ahlusunnah wal-jamaah) dan golongan !yi*ah.
Kelompok lain yang juga memiliki pandangan %alaupun hanya minoritas dan tidak
signifikan adalah kelompok #u*ta"ilah dan Kha%arij.
!ecara perorangan khususnya di #esir pada sekitar abad ke-(+ telah
muncul orang-orang yang mempertanyakan ,aliditas kaidah ushul al-hadits
-seluruh sahabat adalah adil (A-l sahabah kulluhum udul)..
/
B. 'efinisi Tadil Sahabat
)stilah tadil dalam ilmu hadis berasal dari kata adl yang secara etimologis
berarti -lurus tidak bengkok.
/
atau dengan definsi yang tidak jauh berbeda -apa
yang lurus dalam ji%a. la%an dari durhaka .
(

)stilah tadil atau adil dalam ilmu hadis sendiri ketika dihubungkan atau
didhafatkan dengan kata -!ahabat. (tadil al-sahabah) berarti sebuah penilaian
tentang adalah atau tidaknya sosok !ahabat &abi dalam konteks ri%ayat mereka
mengenai suatu hadis bukan dalam konteks sebagai makhluk yang selalu terpelihara
dari perbuatan maksiat. !ebab manusia selain &abi sa% yang telah mendapat
jaminan mustahil tidak pernah berbuat kesalahan dalam hidupnya.
0
!enada dengan
hal di atas #ahmud 1hahhan menjelaskna bah%a yang dimaksud adil dalam konteks
ilmu hadis adalah terhindarnya para !ahabat dari kebohongan ataupun bias dalam
peri%ayatan hadis.
2

!edangkan secara etimologis 3adl berarti orang yang tidak nampak padanya
apa yang dapat merusak agama dan perangainya sehingga diterima berita dan
kesaksiannya dalam meri%ayatkan suatu hadis.
4
'ari kata adl muncul istilah tadil
5bentuk masdhar dari kata jadian adl5yang berarti pensifatan atau sebuah bentuk
1 #uhammad Ajjaj al-Khatib Ushul Al-Hadits, terjemah oleh H# Qodirun &ur (6akarta7 gaya #edia
Pratama (++8) hal. (00.
2 #anna Al-Qaththan Musthalah Al-Hadits terjemah oleh #ifdol Abdurrahman (6akarta7 Pustaka Al-
Kautsar (++2) hal. 9(.
3 #uhammad Ala%i al-#aliki Ilmu Ushul Hadisterjemah oleh Adnan Qohar (6ogjakarta Pustaka
Pelajar (++:) hal./8/.
4 #ahmud 1hahhan Taisir Mustahlah al-Hadits dalam #aktabah #isykat Al-)slamiyyah tk. 1t.) hal.
/4(
5 #.Ala%i Al-#aliki Ilmu; hal.9(
(
penilaian yang positif atas seorang pera%i sehingga nampak keadalah-annya dan
diterima beritanya.
:
6adi makna adil disini ketika dikaitkan dengan ilmu Hadis adalah adil dalam
konteks peri%ayatan hadis bukan dalam konteks yang lain.
Adapun aspek-aspek adalah menurut &uruddin 3)thr seorang pera%i adalah
beragama )slam baligh berakal sehat tak%a serta berperilaku yang sejalan dengan
muruah.
8
!elanjutnya terkait dengan istilah sahabat para ulama memiliki pandangan
yang berbeda dalam mendefinisikannya. !ecara etimologis kata -sahabat. berasal
dari kata dasar -shahbun. yang memiliki deri,asi kata -shuhbah. (persahabatan).
Kata ini digunakan untuk setiap orang yan bergaul atau bersahabat dengan orang lain
baik lama ataupun sesaat.
<erangkat dari definsi di atas dapat disimpukan bah%a setiap orang yang
menyertai baik setahun sehari ataupun hanya sesaat semuanya dapat dikatakan
!ahabat.
9
!ecara terminologis definisi !ahabat &abi menjadi perdebatan di kalangan
ulama. Para ahli hadis sendiri agaknya mendefinisikan !ahabat &abi dengan cakupan
yang luas yakni setiap orang )slam yang yang bertemu &abi %alaupun hanya sesaat
dalam keadaan beriman dan meninggal dunia dalam keadaan memeluk )slam.
=

6 #. Ajjaj Al-Khatib Ushul; hal. (00
7 &uruddin )*thr Manhaj al-Naqdl fi Ulum al-Hadits (<eirut7 'ar Al-fikr Al-#ishriiyah /==8) hal.8=-
9+.
8 Abi Al->adl 6amaluddin #uhammad bin #akram )bn #and"ur al-Afri?i al-#ishri Lisan Al-Arab 6u" )
(<eirut7 'ar al->ikr /==2) 4/=-4(+
9 #ahmud Al-1ahhan Taisir, hal. /4(
0
Pendapat ini tampaknya memiliki makna sama dengan definisi yang
diberikan oleh )mam <ukhari dalam sahihnya yang menyatakan bah%a !ahabat &abi
adalah orang yang bersahabat (bergaul) dengan &abi atau melihat beliau dalam
keadaan )slam.
/+
!ementara menurut ahli ushul !ahabat &abi adalah orang-orang yang yang
bergaul lama dengan &abi dengan cara mengikuti dan mengambil sunnahnya. @ebih
lanjut diri%ayatkan juga bah%a !ai*d bin #usayyab menyatakan bah%a seseorang
tidak dianggap !ahabat kecuali orang tersebut berada bersama &abi selama satu atau
dua tahun dan berperang bersama &abi dalam satu atau dua peperangan. Akan tetapi
para ulama mengkritik definisi ini karena tidak mencakup beberapa kaum yang telah
disepakati sebagai !ahabat. 'alam hal ini juga )bnu !halah berkomentar bah%a
definisi !aid bin #usayyab di atas sangat sempit sehingga jarir bin Abdullah al-
<ajili tidak termasuk ke dalam jajaran !ahabat. <egitu juga orang-orang yang sama
dengannya yang tidak memenuhi lahiriah kriteria !ahabat yang ia tetapkan padahal
mereka termasuk orang yang tidak diperselisihkan..
//

#ayoritas ulama !unni sendiri mendefinisikan !ahabat &abi tidak jauh
berbeda dengan konsep ulama Hadis yakni - siapa saja yang bertemu dengan &abi
#uhammad sa% pada masa kenabian beliau sedang dia percaya kepada beliau serta
meninggal dalam kedaan muslim %alaupun diselingi dengan kemurtadan.
/(
10 #uhammad bin )slmail <ukhari Sahih Al-!ukhari7 bab al-fadail al-shahabah (did"wnl"ad dari
#ausu*ah Al-hadits Al-&aba%i al-!yarif7 Al-!hahhah %a al-!unnan %a al-#asanid tk.tt.)
11 &uruddin )*thr Manhaj# hal. //8
12 #.Quraish !hihab Sunnah-S$iah b%r&and%n&an tan&an' Mun&kinkah( )ajian atas )"ns%*, Ajaran
dan +%mikiran (6akarta7 @entera hati (++8) hal. /2:
2
Aalaupun secara umum para ulama memiliki definisi yang beragam tentang
sahabat &abi namun demikian tampaknya definisi yang dikemukakan oleh
mayoritas Ahlussunnah di atas banyak dipakai di kalangan mayoritas umat )slam
tatkala berbicara tentang Hadis &abi.
C. Thabaqat !ahabat
Al-Hakim Al-&isaburi merinci pembagian thabaqat !ahabat berdasarkan
penelitiannya yang mendalam tentang keislaman dan keikutsertaan mereka dalam
beberapa peperangan. )a membagi thaba?at !ahabat menjadi /( (dua belas)
thabaqat7
/0
Thabaqat pertama adalah kelompok yang masuk )slam di #ekkah seperti
Abubakar Bmar bin Khattab Bsman bin Affan dan Ali bin Abu 1halib.
Thabaqat kedua adalah para !ahabat yang hadir di 'arun &ad%ah yaitu
tatkala Bmar masuk )slam dan menampakkan keislamannya kemudian ia mengajak
&abi sa% ke 'arun &ad%ah lalu Bmar dibai*at oleh sejumlah penduduk #ekkah.
Thabaqat ketiga adalah para !ahabat yang turut berhijrah ke negeri
Habasyah (Cthiopia).
Thabaqat keempat adalah para !ahabat yang berbai*at kepada &abi sa% di
A?abah oleh karena itu mereka disebut ,ulanun Aqabi.
Thabaqat kelima adalah para !ahabat yang terlibat dalam baiat Aqabah
yang kedua yang mayoritas berasal dari kaum Anshar.
13 Al-Hakim Al-&isaburi Marifat Ulum Al-Hadits (do%nload dari #aktabah #isykat Al-)slamiyyah
tk.tt. hal. /4-/:
4
Thabaqat keenam adalah para !ahabat yang ikut hijrah ke #adinah di garis
terdepan dan mereka bertemu &abi sa% ketika beliau masih berada di Quba dan
membangun mesjid disana sebelum masuk ke kota #adinah.
Thabaqat ketujuh adalah para !ahabat yang terlibat dalam perang <adar.
Thabaqat kedelapan adalah orang-orang yang berhijrah setelah perang <adar
dan sebelum perjanjian Hudaibiyah.
Thabaqat kesembilan adalah para !ahabat yang terlibat dalam !aiat al-
-idlwan dimana Allah s%t berfirman tentang mereka7
Thabaqat kesepuluh adalah para !ahabat yang berhijrah setelah perdamaian
Hudaibiyah dan sebelum penaklukan kota #ekkah. 'iantara merak yakni Khalid
bin Aalid Amr bin Al-3Ash Abu Hurairah dan lain-lain.
Thabaqat kesebelas adalah para !ahabat yang masuk )slam pada peristi%a
penaklukan kota #ekkah.
Thabaqat keduabelas adalah anak-anak yang melihat &abi sa% ketika
penakluka kota #ekkah haji %ada* dan peristi%a lainnya.
!ementara Blama lain )mam 6alaluddin Al-!huyuti hanya membagi
thabaqat !ahabat ke dalam 0 (tiga) kelompok besar yakni *%rtama thabaqat
!ahabat senior seperti sepuluh orang !ahabat yang dijanjikan masuk surga dan para
pemeluk )slam terdahulu yang satu thabaqat dengan merekaD k%dua thabaqat
!ahabat menengah dan k%ti&a thabaqat !ahabat yunior yang masuk )slam
belakangan atau saat masih kecil pada "aman Easulullah sa%.
/2

14 )mam 6alaluddin Al-!huyuti Tadrib#,. 2+4.2+:
:
D. <erbagai pandangan tentang tadil kolektif !ahabat
1erkait dengan penilaian terhadap tadil kolektif para !ahabat &abi dalam
perspektif peri%ayatan hadis umat )slam khususnya para pakar hadis memiliki
pandangan yang berbeda. Perbedaan tersebut jika dilihat secara historis ternyata
tidak murni dipicu oleh faktor akademik-intelektual namun sedikit banyaknya
dilatarbelakangi oleh bias politik dan kepentingan golongan.
'alam kaitannya dengan hal ini kelompok !unni (ahlussunnah wal jamaah)
memiliki pandangan yang berbeda secara diametral dengan kelompok !yiah.
'emikian pula kelompok #u*ta"ilah dan Kha%arij juga memiliki sikap tersendiri
terhadap permasalah tadil sahabat %alaupun tidak 3sehangat* !unni-!yi*ah. Hal lain
yang menarik untuk diperbincangkan adalah munculnya tokoh-tokoh muslim di abad
kontemporer yang secara indi,idual menggugat kemapanan tentang konsep ta*dil
k"l%ktif terhadap !ahabat tersebut.
1. Pandangan Ahlusunnah %al jamaah
/4
Kelompok Ahlusunnah sendiri secara mayoritas memandang bah%a seluruh
!ahabat adalah bersifat adil (al-sahabah kulluhum udul).
/:
Keadilan tersebut menurut
&uruddin )thr ditetapkan berdasarkan bukti yang lebih kuat daripada bukti keadilan
15 )stilah ahlusunnah wal jamaah sendiri menurut Quraish !hihab cenderung ditujukan kepada kelompok
terbesar kaum muslim yang dalam lapangan telogi mengikuti Aliran Asy*ari dan dalam lapangan fikih
mengikuti keempat imam m"hab5yakni Hanafi #aliki !yafi*i dan Hanbali. Pendapat ini sendiri masih
menjadi perdebatan sampai saat ini. @ebih jauh tentang hal ini silahkan lihat Harun &asution dalam
T%"l"&i Islam hal :4 dan dalam buku Quraish !hihab7 Sunnah-S$iah !%r&and%n&an Tan&an'
Mun&kinkah$ (6akarta @entera (++8) hal. 48-:+
16 )mam 6alaluddin Al-!huyuti Tadrib Al--awi fi S$arh Taqrib Al-Nawawi (do%nload dari #aktabah
#isykat AlF)slamiyyah tt.tt) hal. 2++.
8
selain mereka yakni berdasarkan Al-Quran !unnah ijma* dan dalil a?li.
/8
<ukti
tersebut dapat diuraikan sebagai berikut7
<ukti *%rtama adalah berupa stat%m%nt dalam Al-Quran
/9
sendiri antara lain7


)amu adalah umat $an& t%rbaik $an& dilahirkan untuk manusia,
m%n$uruh k%*ada $an& ma.ruf, dan m%n/%&ah dari $an& munkar, dan
b%riman k%*ada Allah s%kiran$a ahli )itab b%riman, t%ntulah itu l%bih
baik ba&i m%r%ka, di antara m%r%ka ada $an& b%riman, dan k%ban$akan
m%r%ka adalah "ran&-"ran& $an& fasik
01
Ayat ini berkenaan dengan seluruh !ahabat karena merekalah yang
langsung diseru oleh nash ini.
'emikian pula Q! Al->ath ayat (=7
(+



Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang
yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-
orang kafr, tetapi berkasih sayang sesama mereka. kamu
lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan
keridhaan-Nya..
Ayat lain yang dijadikan alasan oleh Ahlussunnah untuk mena*dilkan
seluruh !ahabat adalah7
.
17 &urudddin )thr Manhaj; hal. /(/.
18 )bid hal. /(/.
19 Q!. Ali )mran7 //+
20 &urudddin )thr Manhaj; hal. /(/
9
-!esungguhnya Allah 1elah ridha terhadap orang-orang mukmin ketika mereka
berjanji setia kepadamu di ba%ah pohon ....
(/
'isamping ayat-ayat di atas masih banyak ayat-ayat lain yang menurut
)thr dianggap menjadi indikasi keutamaan dan ke-3adalah-an para !ahabat
&abi.
((
'alil Al-Quran tersebut antara lain juga dapat dijumpai dalam Q!. Al-
Anfal7 :2 Al-1aubah7 /++ serta Al-<a?arah7 /20.
(0
<ukti k%dua berupa sunnah (hadis) &abi yang jumlahnya cukup banyak
Antara lain adalah hadis dari Abu !a*id al-Khudri yang disepakati kesahihannya
yakni7
(2
-6anganlah kamu sekalian mengumpat !ahabat-!ahabatku demi Gat yang
ji%aku berada dalam kekuasaan-&ya sekiranya salah seorang di antara
kamu menginfakkan emas sebesar gunug Bhud niscaya tidak akan
menyamai pahala sedekah satu mud salah seorang diantara mereka dan
tidak pula separuhnya..
(4
!elain itu menurut &uruddin )thr dalam hadis muta%atir yang
diri%ayatkan dari )mran bin Husin &abi sa% bersabda7
sebaik-baiknya manusia adalah periodeku, lalu orang-
orang setelah mereka.
!
Adanya hadis-hadis di atas dan hadis-hadis lain yang sangat banyak
jumlahnya termasuk hadis dari Abu Hurairah tentang Arab <adui serta Hadis
3B?bah bin Al-Harits
(8
semuanya menetapkan keadilan seluruh !ahabat.
21 Q!. Al-fath ayat /9
22 &uruddin )thr Manhaj.. hal. /(/
23 #. Ala%i Al-#aliki )lmu.. hal. /:8-/:9.
24 &uruddin )thr Manhaj; hal /(/.
25 #uhamad )smail <ukhari Sahih !ukhari7 !abu fadhail al-sahabah; hadis &o. 028+
26 )bid hadis no.024+
27 @ebih lanjut tentang hadis-hadis ini bisa dibaca dalam <uku &uruddin )thr Manhaj al-Naqd fi Ulum
al-Hadits yang penulis kutip di atas pada hal./((-/(0
=
Adapun bukti k%ti&a yakni berupa ijma* (kesepakatan) sebagaimana
dijelaskan oleh Abu amr bin Abdul <arr dalam Al-Istiab
(9
- 1idak perlu lagi kita
membahas tentang kondisi mereka lantaran adanya ijma* ahli kebenaran dari
umat )slam yakni Ahlussunnah wal jamaah akan keadilan seluruh !ahabat..
!enada dengan hal di atas )bnu !halah sebagimana dikutip oleh )thr*
juga berkata7
-!ungguh umat ini sepakat untuk menilai adil kepada seluruh !ahabat
samapi mereka yang terlibat dalam fitnah sekalipun. 'emikian juga para
ulama yang muktabar beijma yang sama lantaran praduga yang positif
terhadap mereka dan mengingat begitu banyak usaha-usaha terpuji yang
telah dilakukan para !ahabat. Hal ini seakan-akan Allah tentukan adanya
ijma* mengingat kedudukan mereka sebagai perantara syari*at..
@ebih jauh lagi keadalah-an !ahabat secara kolektif dalam pandangan
!unni dapat dibuktikan dengan dalil yang k%%m*at yakni berupa dalil a?li. Hal
ini sebagaimana dijelaskan oleh Khatib al-<aghdadi bah%asanya seandanya
tidak ada sedikitpun keterangan tentang para !ahabat tersebut dari Allah dan
Easul-&ya maka ke-adalah-an seluruh !ahabat tersebut dapat dibuktikan secara
logis melalui kondisi yang mereka alami seperti hijrah jihad pertolongan Allah
korban ji%a harta anak saudara kesetiaan kepada agama serta keyakinan
kepada Allah. !emua fakta tersbut dapat dijadikan suatu )ndikasi akan keadilan
para !ahabat &abi sa%..
(=
<erdasarkan dalil-dalil di atas kalangan Ahlussunnah memandang bah%a
secara kolektif seluruh !ahabat adalah adil (Al-shahabatu kulluhum udul)
28 &uruddin )thr Manhaj; hal. /((-/(0.
29 )bid /(0.
/+
dalam kaitannya dengan peri%ayatannya hadis. 'engan demikian kaidah al-jarh
muq"ddamun ala al-tadil (kecacatan seorang per%ai harus didahulukan
daripada ke*adalah-annya) tidak bisa diterapkan terhadap para !ahabat &abi
meskipun di antara para !ahabat sendiri pernah terjadi friksi yang melahirkan
berbagai pandangan terutama dalam bidang politik. Kaidah di atas tentang
adilnya seluruh sahabat &abi sendiri hanya berlaku dalam bidang hadis.
0+
@ebih
jauh lagi kalangan !unni menyatakan bah%a Adanya friksi dan konflik politik
diantara para !ahabat dianggap sebagai sebuah ijtihad bukan sebagai sebuah
dosa.
0/
<erangkat dari argumentasi di atas agaknya kalangan !unni berpegang
teguh pada pendapat secara umum bah%asanya seluruh sahabat adalah adil tanpa
melihat secara utuh integritas seluruh sahabat yang menjadi pe%ari hadis.
Pandangan seperti ini kiranya perlu dipertimbangkan sekaligus dikritisi ulang
mengingat tidak sedikit sahabat yang baik oleh Al-Quran maupun Hadis dikritik
dan memiliki peluang 3menyimpangkan* maksud dan substansi hadis khususnya
hadis-hadis yang misoginis dan bernuansa politik.
2. Pandangan !yi*ah
1erkait dengan definisi tadil !ahabat &abi di atas kelompok !yi*ah juga
memiliki rukun-rukun tingkat keistime%aan dan keadilan sahabat !ahabat yakni7
+%rtama kekerabatan dan keturunan suci EasulullahD )%dua, adalah yang lebih
30 <adri Khaeruman 2t%ntisitas Hadis' Studi )ritis T%rhada* )ajian Hadis )"nt%m*"r%r (<andung7
Eemaja Eosdakarya (++2) hal. /0/-/00
31 #.Qurasih !hihab Sunnah--.. hal./4/-/4(.
//
dahulu menyatakan keimananD )%ti&a adalah tingkat ketak%aanD k%%m*at adalah
tingkat keilmuanD dan yang k%lima adalah mereka yang mengakui kekhalifahan
orang yang ditunjuk Easulullah.
34
'engan merujuk kepada 4 (lima) rukun di atas sebagian besar #a"hab
!yi*ah
00
berpendapat bah%a tidak semua !ahabat itu adil. #enurut pandangan
mereka !ahabat-!ahabat seperti Abu <akar Bmar Bsman adalah orang-orang
yang merampas hak kekhalifahan Ali. #ereka dalam hal ini juga mencela
Aisyah 1halhah Gubair #u*a%iyah dan Amr bin Ash yang juga memerangi Ali
bin Abu 1halib. @ebih jauh lagi dalam pandangan !yi*ah orang yang tidak
mengangkat Ali sebagai pemimpin mereka dianggap telah menghianati %asiat
&abi sa% dan keluar dari imam yang sah. Hleh karena itu peri%ayatannya tidak
dianggap sebagai ahli tsiqah dan kepercayaan.
02
<agi !yi*ah sendiri mayoritas
!ahabat setelah &abi %afat sudah murtad kecuali tiga sampai sebelas orang
saja. #ereka hanya menerima hadis-hadis yang diri%ayatkan oleh Ahl- Al-!a$t
(keluarga &abi) saja.
04
<erdasarkan hal tersebut di atas tidak keliru jika dikatakan bah%a
mereka tidak menerima hadis kecuali jika diri%ayatkan melalui 6a*far !hadi?
32 Husein Iakub T%laah )ritis T%ntan& )%adilan +ara Sahabat dan -%f%r%nsi +"litik dalam Islam editor
#aryadi (!urakarta7 #uhammadiyah Press (++() hal. ((
33 Jolongan !yi*ah sendiri menurut #. #ustafa Al-A*"ami terdiri dari beragam kelompok yang saling
mengafirkan. Pada umumnya kelompok !yi*ah yang masih eksis saat ini adalah kelompok
Itsnaas$ari$ah. !ilahkan lihat #.#. Al-A*"ami 'alam Hadis Nabi dan S%jarah )"difikasin$a terjemah
oleh Ali #ustafa Ia*?ub (6akarta7 Pustaka >irdaus (++:) hal. 24
34 )bid hal. /0(. Keterangan ini sendiri dikutip oleh <adri Khaeruman dari #ustafa Al-!hiba*i dalam al-
Sunnah wa Makanatuha fi al-Tas$ri al-Islam Al-#aktabah A@-)slamiyyah <eirut /=8: hal. /0+
35 #.#. A"ami Hadis; hal. 24-2:
/(
dari ayahnya #uhammad Alba?ir dari ayahnya Gainal Abidin dari Ayahnya
Husein dari ayahnya Ali bin Abi 1halib yang berasal dari &abi sa%.
0:
Kelompok !yiah juga mengeritik konsep tadil kolektif terhadap sahabat
yang dimiliki kaum Ahlussunnah. <eberapa kritik tersebut antara lain7
+%rtama Pembagian sahabat menjadi beberapa tingkat sebagaimana
dilakukan oleh )bnu !a*ad dan al-Hakim masing-masing menjadi lima (4) dan
dua belas (/() thabaqat merupakan refleksi dari perbedaan tingkat
kesistime%aan di antara mereka sehingga tidak logis jika orang yang pertama
masuk )slam disamakan tingkat keadilannya dengan orang yang masuk )slam
pada hari ,ath- Makkah secara terpaksa.
08

)%dua Pendapat seluruh sahabat adalah adil bertentangan dengan !unnah
&abi. Kontohnya '"u 1sadiyah merupakan sahabat &abi yang rajin beribadah
tetapi &abi sa% pernah berkata 56ia adalah s%"ran& $an& di wajahn$a t%rda*at
kum*ulan s%tan. - '"u !adiyah sendiri menurut Kelompok !yiah adalah
pemimpin Kha%arij yang terbunuh di tangan Ali dalam perang &ahr%an.
!ebelumnya Easulullah konon pernah mengutus Abubakar Bmar dan Ali untuk
membunuhnya.
09
@ebih jauh lagi kelompok !yiah menilai bah%a konsep ta*dil sahabat itu
sendiri diciptakan oleh kelompok <ani Bmayah untuk kepentingan politik dan
legitimasi kekuasaan.
0=
Kelompok !yiah juga menunjuk suatu ayat dalam Q!
36 #. Qurasih !hihab Sunnah.. hal. /42.
37 Husein Ia*kub T%laah.. hal. /=-(+.
38 )bid hal. 0=.
39 )bid hal 00
/0
al-1aubah7 84-88 yang turun terkait dengan sahabat nabi yang bernama
1sa*labah. Ayat ini menjadi salah satu indikasi bah%a tidak semua sahabat adalah
adil.
2+
#elihat argumentasi kelompok !yi*ah di atas tampaknya alasan mereka
menolak keadilan kolektif terhadap !ahabat sangat dipengaruhi oleh faktor
politik dan subyektifritas yang sangat kental bukan murni lahir dari pemahaman
teologis.
'engan kata lain jika melihat fakta sejarah sendiri lahirnya kelompok
!yi*ah memang didasari sesuatu yang berbau politis yang ujungnya merembet ke
masalah akidah maupun lapangan hadis dan fikih sehingga pandangan seperti ini
juga perlu direkonstruksi agar sahabat bisa dinilai secara objektif.
3. Pandangan #u*ta"ilah dan Kha%arij
#enurut ma"hab #u*ta"ilah seluruh !ahabat itu adil kecuali yang
memerangi Ali maka mereka dipandang sebagai orang yang fasik dan secara
otomatis ditolak ri%ayat dan kesaksiannya karena mereka menentang kepala
negara yang sah.
2/
40 #.Alfatih !uryadilaga -)%adilan Shabat dalam *%rs*%ktif S$iah. 'alam jurnal )lmu Hadis
,ol. 4 &o. ( 6uli (++2. ayat dimaksud berbunyi7

"#. $an diantara mereka ada orang yang %elah berikrar kepada Allah& '(esungguhnya jika Allah
memberikan sebahagian karunia-Nya kepada kami, )astilah kami akan bersedekah dan )astilah kami
termasuk orang-orang yang saleh.
"!. Maka setelah Allah memberikan kepada mereka sebahagian dari karunia-Nya, mereka kikir
dengan karunia itu, dan berpaling, dan mereka memanglah orang-orang yang selalu membelakangi
*kebenaran+.
"". Maka Allah menimbulkan kemunafkan pada hati mereka sampai kepada ,aktu mereka
menemui Allah, -arena mereka %elah memungkiri terhadap Allah apa yang %elah mereka ikrarkan kepada-
Nya dan juga -arena mereka selalu berdusta.
41 <aderi Khaeruman 2t%ntisitas.. hal. /0/. 'ikutip Hleh <aderi dari )bnu Kasir dalam Al-!aits al-
Hatsits fi Ikhtisar ulum al-Hadits (<eirut7 darul >ikr tth) hal. /24
/2
&amun sebagian dari golongan #u*ta"ilah ada yang berpendirian yaitu
menolak ri%ayat !ahabat baik yang memerangi Ali maupun yang berpihak
kepada Ali karena salah satu dari dua golongan ini adalah orang-orang yang
dipandang bersalah %alaupun tidak dapat dipastikan golongan yang mana.
2(
<erbeda dengan pandangan-pandangan di atas kelompok Kha%arij
berpendapat bah%a para !ahabat itu harus dinilai adil sehingga munculnya
kekacauan di antara mereka (Al-Sh"habatu )ulluhum udul illa bada al-fitnah).
#aka sesudah timbul kekecauan itu haruslah diteliti keadilan mereka ketika
menerima ri%ayatnya.
20

4. Pandangan beberapa cendeki%an kontemporer
Adanya pihak yang berupaya meruntuhkan adagium -Ash-shahabh
kulluhum udul7 ternyata tidak hanya muncul dari kelompok yang secara
tradisional menjadi 3seteru klasik* kelompok Ahlussunnah namun juga di abad
modern.
1haha Husein misalnya mengatakan
-Kita tidak dapat memberikan penilaian apa-apa terhadap para !ahabat
sekiranya mereka sendiri tidak pernah memberikan penilaian terhadap
diri mereka. dan ternyata mereka menilai bah%a diri mereka adalah
manusia biasa seperti halnya orang lain yang tidak terbebas dari
kesalahan dan dosa. #ereka saling melontarkan tuduhan keji saling
mengafirkan dan menuduh yang lain suka berbuat maksiat..
22
42 )bid hal /0(.
43 )bid hal. /0(. 'ikutip Hleh <aderi dari #ustafa Ash-!hiba*i dalam Al-Sunnah wa makanatauha fi al-
Tas$ri al-Islam (<eirutD #aktabah Al-)slamiyah /=8:) hal. /0+
44 Ali #ustafa Iakub Kritik Hadis (6akarta Pustaka >irdaus (++2) hal. //(.
/4
!enada dengan hal di atas Ahmad Amin yang mengarang ,ajr Al-Islam
dan 6huha Al-Islam juga berkomentar7
-1ampaknya para !ahabat sendiri ketika mereka masih hidup sudah
saling mengkritik namun demikian mayoritas ulama Hadis khususnya
yang hidup pada masa belakangan telah menggeneralisir bah%a para
!ahabat itu seluruhnya memiliki kredibilitas (sifat-sifat 3adalah) dimana
tidak seorangpun di antara para !ahabat yang dituduh sebagai pendusta
atau pemalsu Hadis. Para ulama Hadis hanya mengkritik pera%i yang
berasal dari generasi sesudah !ahabat saja..
24
#asih terkait dengan kritik terhadap tadil al-sahabah seorang tokoh lain
yaitu Abu Eayyah lebih keras lagi mengungkapkan7
-Para ulama Hadis telah menetapkan keharusan dilakukannya penelitian
terhadap identitas para peri%ayat Hadis tetapi keharusan tersebut
berhenti ketika mereka berhadapan dengan peri%ayat Hadis yang berasal
dari generasi !ahabat. #ereka tidak mau menelitinya dengan alasan
bah%a para sahabat itu seluruhnya adil dan karenanya tidak perlu
diteliti kembali. Aneh sekali prinsip mereka ini padahal para sahabat
sendiri saling mengkritik di kalangan mereka.
2:

#enanggapi munculnya kritikan di atas #usthafa Ash-!hiba*i
28
melakukan pembelaan dengan menyatakan bah%a dalam sejarah telah dibuktikan
bah%a para sahabat tidak pernah mereka-reka hadis &abi dan bah%a jika
seseorang atau beberapa sahabat telah mereka-reka Hadis &abi maka akan
timbul badai protes dari sahabat-sahabat lain. Protes tersebut menurut #usatafa
Ash-!hiba*i tentu akan disebutkan dalam sumber-sumber historis. @ebih jauh
Ash-!hiba*i menjelaskan bah%a adanya hadis &abi yang menyatakan -!aran&
45 )bid hal. //(.
46 )bid hal. //(. 'ikutip oleh #ustafa Iakub dari Abu Eayyah dalam Adhwa ala al-Sunnha
Muhammadi$$ah Kairo7 'ar-Al-#a*arif hal. 0:/
47 J.H.A 6uynboll )"ntr"8%rsi Hadis di M%sir 90:-1;-01<;= terjemah oleh )lyas Hasan (<andung7
#i"an /===) hal. 9(.
/:
sia*a $an& b%rdusta t%ntan&ku#.
29
bukanlah suatu indikasi telah terjadi
pemalsuan atau pendustaan oleh para sahabat tentang suatu Hadis namun hal
tersebut merupakan sebuah peringatan dan tindakan pre,entif dari &abi agar
sunnahnya tidak terdistorsi ataupun terkontaminasi.
5. 1elaah ulang konsep keadilan kolektif sahabat
<erpijak dari konsep ta*dil kolektif terhadap sahabat sebagaimana
dipaparkan oleh berbagai kelompok di atas tampaknya perlu ada sebuah tinjauan
ulang terhadap konsep bah%a seluruh sahabat adalah adil.
#emang harus diakui bah%a secara umum sahabat &abi adalah sosok-
sosok yang memiliki kredibilitas dan integritas yang tidak diragukan lagi. &amun
di sini kiranya diperlukan seuah sikap kritis terhadap hadis-hadis tertentu
khsususnya hadis-hadis yang bernuansa politis dan misoginis
2=
yang
diri%ayakan oleh para sahabat. 1erhadap hadis-hadis sepeti ini diperlukan kaian
yang lebih integral dan komrehensif terkait denagan sosok sahabat yang menjadi
peri%ayat hadis-hadis tersebut sebab boleh jadi ada unsur politik atau
kepentingan lain yang menjadi motif munculya hadis-hadis tersebut.
E. Kesimpulan
48 Hadis ini tampaknya dijadikan oleh Ahmad Amin sebagai 3bukti* bah%a di "aman &abi sendiri telah
muncul di kalangan !ahabat yang melakukan kebohongan ataupun distorsi terhadap Hadis &abi. @ebih
lengkap baca 6uynboll Kontro,ersi;.
49 misalnya saja dalam !ahih <ukhari (2.+80 :.48+) !unan al-1irmid"i ((./99) sunan al-&asa*i (4.(=0)
musnad imam Ahmad (/=.4+8 /=.42(/=.44:/=.480/=.484/=.48: /=.:+0 /=.:/() yang berbicara
tentang larangan adanaya peempuan menjadi pemimpin. Hadis seperti ini perlu dikritisi karna hanya
disampaikan oleh satu sumber rimer yakni Abu <akrah dan diucapkan pada saat memannasnya suhu
politik antara Aisyah dan Ali.
/8
<erdasarkan uraian di atas dapat diambil konklusi bah%a perbedaan
pandangan dalam menilai konsep -keadilan kolektif terhadap sahabat. sangat
dipengaruhi oleh konflik politik klasik yang terjadi di kalangan umat )slam
khsususnya !unni-!yi*ah.
Adanya perbedaan pandangan dalam menilai keadilan !ahabat &abi di antara
kelompok Bmat )slam di atas tentu saja memiliki implikasi secara langsung terhadap
penerimaan dan penolakan suatu hadis sesuai dengan kriteria yang berlaku dalam
kelompok masing-masing.
Pada akhirnya munculnya berbagai penolakan dan kritikan terhadap konsep
-seluruh sahabat adalah adil. harus dapat dijadikan acuan untuk mengkaji ulang
tentang makna ta*dilkolektif terhadap sahabat khususnya para sahabat yang
meri%ayatkan hadis-hadis misoginis dan bernuansa politis.

<)<@)HJEA>)
Abi Al->adl 6amaluddin #uhammad bin #akram )bn #and"ur al-Afri?i al-#ishri
Lisan Al-Arab 6u" ) (<eirut7 'ar al->ikr /==2)
Al-Hakim Al-&isaburi Marifat Ulum Al-Hadits (d"wnl"ad dari #aktabah #isykat Al-
)slamiyyah tk.tt.)
/9
Ali #ustafa Iakub )ritik Hadis (6akarta Pustaka >irdaus (++2)
<adri Khaeruman 2t%ntisitas Hadis' Studi )ritis T%rhada* )ajian Hadis )"nt%m*"r%r
(<andung7 Eemaja Eosdakarya (++2)
J.H.A 6uynboll )"ntr"8%rsi Hadis di M%sir 90:-1;-01<;= terjemah oleh )lyas Hasan
(<andung7 #i"an /===)
Husein Iakub T%laah )ritis T%ntan& )%adilan +ara Sahabat dan -%f%r%nsi +"litik
dalam Islam editor #aryadi (!urakarta7 #uhammadiyah Press (++()
)mam 6alaluddin Al-!huyuti Tadrib Al--awi fi S$arh Taqrib Al-Nawawi 9d"wnl"ad dari
#aktabah #isykat AlF)slamiyyah tt.tt)
#uhammad #ustafa Al-A*"ami Hadis Nabi dan S%jarah )"difikasin$a terjemah oleh
Ali #ustafa Ia*?ub (6akarta7 Pustaka >irdaus (++:)
#.Quraish !hihab Sunnah-S$iah b%r&and%n&an tan&an' Mun&kinkah( )ajian atas
)"ns%*, Ajaran dan +%mikiran (6akarta7 @entera hati (++8)
#ahmud 1hahhan Taisir Mustalah al-Hadits (d"wnl"ad dari #aktabah #isykat Al-
)slamiyyah tk. 1t.)
#anna Al-Qaththan Musthalah al-Hadis terjemah oleh #ifdol Abdurrahman (6akarta7
Pustaka Al-Kautsar (++2)
#uhammad Ajjaj al-Khatib Ushul Al-Hadits, terjemah oleh H# Qodirun &ur (6akarta7
gaya #edia Pratama (++8)
#uhammad Ala%i al-#aliki Ilmu Ushul Hadis terjemah oleh Adnan Qohar (6ogjakarta
Pustaka Pelajar (++:)
#uhammad bin )slmail <ukhari Sahih Al-!ukhari7 bab ,adail al-Shahabah
(did"wnl"ad dari #ausu*ah Al-hadits Al-&aba%i al-!yarif7 Al-!hahhah %a al-!unnan %a al-
#asanid tk.tt.)
&uruddin )*thr Manhaj al-Naqdl fi Ulum al-Hadits (<eirut7 'ar Al->ikr Al-#ishriiyah
/==8)
/=

Вам также может понравиться