Вы находитесь на странице: 1из 52

Daftar pustaka

http://id.wikipedia.org/wiki/Bank_Perkreditan_Rakyat
http://www.ojk.go.id/bank-perkreditan-rakyat
Menurut Munawir dalam bukunya Analisa Laporan Keuangan menyatakan bahwa laporan
keuangan adalah bersifat historis dan menyeluruh sebagai suatu laporan kemajuan (progress
report). Selain itu, dikatakan bahwa laporan keuangan terdiri dari data-data yang merupakan
hasil dari suatu kombinasi antara fakta-fakta yang telah dicatat (recorded fact), prinsip-
prinsip, dan kebiasaan-kebiasaan di dalam akuntansi (accountung convention and postulate),
serta pendapat pribadi (personal judgement).

Zaki Baridwan menyatakan bahwa Laporan keuangan adalah merupakan ringkasan dari
suatu proses pencatatan, merupakan suatu ringkasan, dan transaksi-transaksi keuangan yang
terjadi selama satu tahun buku yang bersangkutan. Kemudian, pengertian di dalam standar
akuntansi keuangan, Laporan keuangan adalah merupakan bagian dari proses pelaporan
keuangan dan laporan keuangan lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan
perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara, seperti sebagai laporan
arus kas), catatan, laporan keuangan lain, dan materi penjelasan yang bagian integral dari
laporan keuangan.

Pada umumnya, laporan keuangan itu terdiri dari neraca, laporan laba-rugi, serta laporan
perubahan modal, tetapi dalam praktik keseharian sering pula diikut sertakan kelompok lain
yang sifatnya membantu memperoleh penjelasan, seperti laporan sumber dan penggunaan kas
atau arus kas, laporan biaya produksi, dan lain-lain. Oleh karena itu, laporan keuangan dapat
dipakai sebagai alat berkomunikasi dengan pihak-pihak berkepentingan dengan data
keuangan perusahaan, dan karena itulah sering juga disebut sebagai language of business.

Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa laporan keuangan merupakan hasil tindakan
pembuatan ringkasan data keuangan perusahaan. Laporan keuangan terdiri dari empat
laporan dasar, yaitu:
Neraca, menunjukkan posisi keuangan yang meliputi kekayaan, kewajiban serta
modal pada waktu tertentu.
Laporan rugi-laba, menyajikan hasil usaha perusahaan yang meliputi pendapatan dan
biaya (beban) yang dikeluarkan sebagai akibat dari pencapaian tujuan dalam suatu
periode tertentu.
Laporan perubahan modal/laba ditahan, yang memuat tentang saldo awal dan akhir
laba ditahan dalam Neraca untuk menunjukkan suatu analisa perubahan besarnya laba
selama jangka waktu tertentu.
Laporan arus kas, memperlihat aliran kas selama periode tertentu, serta memberikan
informasi terhadap sumber-sumber kas serta penggunaan kas dari setiap kegiatan
dalam periode yang dicakup.
Jadi, idealnya sebuah catatan laporan keuangan harus mampu mencerminkan dan
memberikan gambaran yang akurat tentang kondisi keuangan kinerja suatu perusahaan.
Sekian, uraian tentang Pengertian Laporan Keuangan Menurut Ahli, semoga bermanfaat.

Referensi:
Sugiono, Arief dan Untung Edy. 2008. Panduan Praktis Dasar Analisa Laporan
Keuangan. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia (Grasindo).
Amrin, Abdullah. 2009. Bisnis, Ekonomi, Asuransi, dan Keuangan Syariah. Jakarta:
Gramedia Widiasarana Indonesia (Grasindo).
LANDASAN TOEORI
2.1 Laporan Keuangan
2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan
Fungsi akuntansi dalam perusahaan adalah mencatat transaksi-transaksi yang terjadi serta akibatnya
terhadap aktiva, hutang, modal, hasil dan biaya dalam perusahaan tersebut. Transaksi-transaksi yang
terjadi ini selanjutnya dilaporkan dalam bentuk laporan keuangan.
Beberapa definisi mengenai laporan keuangan yang dikemukakan oleh beberapa ahli antara lain:
Sawir mengemukakan tentang laporan keuangan sebagai berikut: "Laporan keuangan adalah media
yang dapat dipakai unluk meneliti kondisi kesehatan perusahaan yang terdiri dari neraca,
perhitungan laba rugi, ikhtisar laba ditahan, dan laporan posisi keuangan, (2001.: 2)".
Sedangkan Harnanto mendefinisikan laporan keuangan sebagai berikut: "Laporan keuangan
merupakan hasil dari proses akuntansi, yang meliputi neraca, perhitungan rugi laba dan laba vang
ditahan. laporan perubahan posisi keuangan serta catatan atas laporan keuangan, (1987:9) ".
Menurut Munawir laporan keuangan adalah:
"laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi vang dapat digunakan sebagai
alat unluk berkomunikaxi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak
vang berkepentingan dengan utau aktivitas pcrusahaann tersebut, (2000: 2) ".
Dan kutipan di atas penulis menarik suatu kesimpulan bahwa laporan keuangan terdiri dan neraca,
laporan laba/rugi yang disajikan tiap akhir periode pembukuan (satu periode akuntansi). Sedangkan
laporan keuangan lainnya merupakan suatu laporan pelengkap.

2.1.2 Pihak-Pihak yang Berkepentingan Terhadap Laporan Keuangan
Tujuan dari laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi
keuangan suatu perusahaan. Informasi tersebut bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dari
pengambil keputusan ekonomi. Laporan keuangan mempunyai arti yang sangat penting bagi pihak
yang membutuhkan atau berkepentingan, pihak-pihak yang membutuhkan antara lain: para pemilik
perusahaan/pemegang saham, manajer perusahaan yang bersangkutan, banker, kreditor, investor,
pemerintah, mereka yang menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan
informasi yang berbeda, beberapa kebutuhan ini adalah meliputi:
1. Para pemilik perusahaan
Para pemilik perusahaan akan berkepentingan terhadap laporan keuangan perusahaan untuk dapat
menilai sukses atau tidaknya manajer yang diberi kepercayaan orang pemegang saham
mengendalikan/memimpin perusahaannya.
2. Manajer perusahaan yang bersangkutan
Laporan keuangan bagi manajer berguna untuk:
a. Mengukur biaya dan hasil (pendapatan) yang telah dicapai periode yang lalu.
b. Menilai mengukur efisiensi dari tiap-tiap bagian yang ada dalam perusahaan.
c. Menilai mengukur hasil kerja dari tiap-tiap individu yang telah diserahi wewenang dan
tanggungjawab.
d. Untuk menentukan perlu tidaknya diadakan perubahan kebijakan atau prosedur yang baru
sehmgga dapat dicapai hasil yang lebih baik dan meningkat.
e. Untuk memberikan laporan pertanggungjawaban pada pemilik perusahaan atas kepemimpinan
selama ini.
3. Bank, kreditor dan investor
Bankir, kreditor maupun investor berkepentingan dengan laporan keuangan itu, sebab dengan
membaca laporan keuangan itu mereka dapat menentukan prospek keuntungan perusahaan dimasa
datang, mengetahui kondisi kerja pemimpin perusahaan dan kondisi keuangan jangka pendek
perusahaan tersebut. Jadi dengan laporan keuangan ini para bankir, kreditor. ataupun investor
dapat mengadakan analisa apakah mereka akan terus mengadakan investasi, memberikan kredit
bank jangka pendek maupun jangka panjang ataukah menghentikannya sama sekali.
4. Pemerintah
Bagi pemerintah dimana perusahaan itu berdomisili sangat berkentingan dengan laporan keuangan
perusahaan terscbut termama untuk:
a. Kepentingan sehubungan dengan pajak
b. Kepentingan perencanaan pemerintah untuk masa yang akan datang terutama yang menyangkut
masalah tenaga kena dan kebijakan lain yang dapat menunjang pertumbuhan ekonomi secara
nasional.

2.1.3 Sifat Laporan Keuangan
Menurut Munawir mengenai sifat laporan keuangan adalah sebagai berikut:
"Laporan keuangan dipersiapkan atau dibuat dengan maksud untuk memberikan gambaran atau
laporan kemajuan (progress report) secara periodik yang dilakukan pihak manajemen yang
bersangkutan". Jadi laporan keuangan adalah bersifat historis serta menyeluruh dan sebagai suatu
progress report laporan keuangan terdiri dari data-data yang merupakan hasil dari suatu kombinasi
antara lain:
Fakta yang telah dicatat (recordedfact).
Prinsip-prinsip dan kebiasaan-kebiasaan di dalam akuntansi (accounting convention and postulate).
Pendapat pribadi (personal judgment).
Fakta-fakta yang telah dicatat berarti bahwa laporan keuangan ini dibuat atas dasar fakta dari
catatan akuntansi, seperti jumlah uang kas yang tersedia dalam perusahaan maupun yang disimpan
di Bank, jumlah piutang, persediaan barang dagangan, hutang maupun aktiva tetap yang dimiliki
perusahaan. Pencatatan dan pos-pos ini berdasarkan catatan historis dan peristiwa-peristiwa yang
telah terjadi masa lampau, dan jumlah-jumlah uang yang tercatat dalam pos-pos itu dinyatakan
dalam harga-harga pada waktu terjadinya peristiwa tersebut.
Prinsip-prinsip dan kebiasaan di dalam akuntansi, berarti data yang dicatat itu didasarkan pada
prosedur maupun anggapan-anggapan tertentu yang merupakan prinsip-prinsip akuntansi yang
lazim, hal ini dilakukan dengan tujuan memudahkan pencatatan atau untuk keseragaman. Disamping
itu di dalam akuntansi juga digunakan prinsip atau anggapan-anggapan yang melengkapi konvensi-
konvensi atau kebiasaan yang digunakan antara lain:
a. Bahwa perusahaan akan tetap berjalan sebagai suatu yang going concern atau
kontinuitas usaha, konsep ini menganggap bahwa perusahaan akan berjalan
terus. Konsekuensinya bahwa jumlah-jumlah yang tercantum dalam laporan
merupakan nilai-nilai untuk perusahaan yang masih yang berjalan yang
didasarkan pada nilai atau harga pada saat terjadinya peristiwa itu. Terjadi
jumlah-jumlah uang yang tercantum dalam laporan bukanlah nilai realisasi
jika aktiva itu dijual atau dikuasai,
b. Daya beli dari uang dianggap tetap, stabil atau konstan, walaupun hal ini
bertentangan dengan kenyataan namun akuntansi mencatat semua transaksi
atau peristiwa dalam jumlah uangnya dan tidak mengadakan perbedaan antara
nilai-nilai dari berbagai tahun.
Pendapat pribadi (personal judgment), dimaksudkan bahwa walaupun pencatatan transaksi telah
diatur oleh konvensi-konvensi atau dalil-dalil dasar konvensi yang sudah ditetapkan yang sudah
menjadi standar praktek pembukuan, namun penggunaan dari konvensi-konvensi dan dalil-dalil
dasar tersebut tergantung dari pada akuntan atau manajemen perusahaan yang bersangkutan.
Pendapat ini tergantung kepada kemampuan atau integritas pembuatnya yang dikombinasikan
dengan fakta yang tercatat dan kebiasaan serta dalil-dalil dasar akuntansi yang telah disetujui akan
digunakan didalam beberapa hal, diantaranya menggunakan metode untuk menaksir piutang tidak
dapat ditagih dan penentuan beban penyusutan serta penentuan umur dan suatu aktiva tetap akan
sangat tergantung, pada pendapat pribadi menajemennya dan berdasar pengalaman masa lalu.

2.1.4 Keterbatasan Laporan Keuangan
Dengan melihat beberapa sifat laporan keuangan tersebut di atas maka dapat dilihat bahwa laporan
keuangan itu mempunyai beberapa keterbatasan antara lain:
1. Laporan keuangan dibuat antara waktu tertentu (interm report) dan bukan
merupakan laporan final.
2. Adanya beberapa standar nilai yang bergabung.
Beberapa aktiva, biasanya aktiva tetap dilaporkan berdasarkan harga perolehan dikurangi dengan
akumulasi penghapusannya, karenanya nilai aktiva itu dalam laporan keuangan akan tercantum
sebesar nilai bukunya.
3. Adanya pengaruh daya beli uang berubah
Daya beli uang dari hari kehari selalu berubah sesuai dengan kehidupan perekonomian sehari-hari.
4. Adanya faktor-faktor yang tidak dinyatakan dengan uang,
Laporan keuangan adalah akumulasi dari kejadian-kejadian atau transaksi-transaksi perusahaan yang
dapat dinyatakan dengan satuan uang.
5 Laporan keuangan bersifat historis, yaitu merupakan laporan atas kejadian
yang telah lewat, oleh karena itu laporan keuangan tidak dapat dianggap
sebagai satu-satunya sumber informasi dalam proses pengambilan keputusan
ekonomi.
6. Laporan keuangan bersifat umum dan bukan dimaksudkan untuk memenuhi
kebutuhan pihak-pihak tertentu.
7. Proses penyusunan iaporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran-
taksiran dan berbagai pertimbangan.
8. Akuntansi hanya melaporkan informasi yang material.
9. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian.
Bila terdapat beberapa kemungkinan konklusi yang tidak pasti mengenai
penilaian suatu pos, maka lazimnya dipilih alternatif yang menghasilkan laba
bersih atau nilai aktiva yang paling kecil.
10. Laporan keuangan lebih menekankan pada makna ekonomi suatu peristiwa/
transaksi dari pada bentuk hukumnya (formalitas).
11. Laporan keuangan di susun dengan istlah-istilah teknis.
12. Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan
menimbulkan variasi dalam pengukuran sumber-sumber ekonomi dan tingkat
kesuksesan antar perusahaan.
13. Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dikuantifikasikan umumnya diabaikan.
14. Nilai yang tercantum dineraca hanyalah nilai pada suatu saat tertentu saja.
15. Analisis harus menyadari kemungkinan adanya suatu window dressing.
16 Nilai beli rupiah makin lemah.

2.1.5 Bentuk Laporan Keuangan
Neraca
Munawir menyatakan bahwa:
"Neraca adalah laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang serta modal dari suatu laporan yang
disusun pada suatu saat tertentu, (2000:13) ".
Menurut Harnanto, neraca adalah:
"Suatu laporan yang disusun dengan maksud untuk menunjukkan keadaan (posisi) finansial
perusahaan pada saat (tanggal tertentu, (1984: I) ".
Bentuk meraca yang ada pada perusahaan-perusahaan tidak ada yang seragam, bentuk dan
susunannya tergantung pada tujuan yang akan dicapai. Bentuk neraca yang lazim digunakan adaiah
sebagai berikut:
Bentuk skontro, dimana semua aktiva tercantum sebelah kiri/debet dan hutang serta modal
tercantum sebelah kanan/kredit.
Bentuk vertikal, dalam bentuk ini semua aktiva nampak dibagian atas yang selanjutnya diikuti hutang
jangka pendek, hutang jangka panjang serta modal

Laporan Rugi Laba
Munawir mendefinisikan laporan rugi laba adalah:
"Laporan rugi laba merupakan sualu laporan yang sistemalis tentang penghasilan, biaya, rugi laba
yang diperoleh organisasi suatu perusahaan selama periode tertentu. (2000:26) ".
Menurut Harnanto, Laporan rugi/ laba adalah:
"Suatu laporan yang disusun dengan tujuan untuk memberikan informasi tentang hasil usaha dan
perusahaan, selama jangka waktu yang tercakup dalam laporan tersebut, (1984:1) ".
Bentuk dari laporan rugi laba yang biasa digunakan adalah sebagai berikut:
Bentuk single step, yaitu dengan menggabungkan semua penghasilan menjadi
satu kelompok, sehingga untuk menghitung rugi/laba bersih hanya
memerlukan satu langkah yaitu mengurangkan total biaya terhadap total
penghasilan.
Bentuk multiple step, dalam bentuk ini dilakukan pengelompokan yang lebih
teliti sesuai dengan yang digunakan secara umum.

gambar tidak tersedia

Gambar 2.1 Laporan Rugi Laba Multy Step

2.2 Analisa Laporan Keuangan
2.2.1 Pengertian Analisa Laporan Keuangan
Salah satu tugas penting manajemen atau investor setelah akhir tahun adalah menganalisa laporan
keuangan perusahaan, sedangkan pengertian analisa laporan keuangan oleh beberapa ahli adalah:
Harahap mengemukakan anatisa laporan keuangan sebagai berikut:
"Analisa laporan keuangan yaitu menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi
yang lebih kecil dan melihat hubungan yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara
satu dengan yang lain baik antara data kuiantitatif maupun non kuantitatif dengan tujuan untuk
mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangatl penting dalam proses menghasilkan
keputusan yung tepat, (1998:3) ".
Sedangkan menurut Djahidin analisa laporan keuangan adalah:
"Analisa laporan keuangan mencakup penerapan metode dari teknik analitis atas laporan keuangan
dan data lainnya untuk melihat dari laporan itu ukuran-ukuran dan hubungan tertentu yang sangat
berguna dalam proses pengambilan keputusan (1983) ".
Munawir mengemukakan pengertian analisa laporan keuangan adalah sebagai berikut:
"Mempelajari hubungan-hubungan di dalam suatu setiap laporan keuangan pada suatu saat tertentu
dan kecenderungan-kecenderungan dari hubungan ini sepanjang waktu (1998) ".

2.2.2 Metode dan Teknik Analisa Laporan Keuangan
Dalam melakukan analisa laporan keuangan suatu perusahaan digunakan beberapa metode dan
teknik analisa. Metode dan teknik tersebut merupakan alat untuk mengukur hubungan antara pos-
pos yang ada dalam laporan keuangan sehingga diketahui perubahan dari masing-masing pos
tersebut.
Ada dua metode analisa yang digunakan oleh setiap penganalisa laporan keuangan yaitu:
1. Analisa Horisontal (dinamis)
Adalah analisa dengan mengadakan perbandingan laporan keuangan untuk beberapa periode atau
beberapa saat, sehingga akan diketahui perkembangannya.
2. Analisa Vertikal (stalls)
Perbandingan antara pos-pos yang diliputi periode saja sehingga akan diketahui keadaan keuangan
pada saat itu saja.
Teknik analisa yang biasa digunakan dalam analisa laporan keuangan adalah sebagai berikut:
1. Analisa perbandingan laporan keuangan
2. Trend
3. Laporan dengan persentase per komponen (common size statement)
4. Analisa sumber dan penggunaan modal kerja
5. Analisa sumber dan penggunaan kas
6. Analisa rasio
7. Analisa perubahan laba kotor
8. Analisa Break-even

2.3 Analisa Rasio Keuangan
Untuk mengetahui kondisi keuangan dan prestasi perusahaan, analisis keuangan memerlukan
beberapa tolak ukur. Tolak ukur yang sering dipakai adalah rasio atau indeks, yang menghubungkan
dua data keuangan yang satu dengan data keuangan yang lainnya. Rasio menggambarkan suatu
hubungan atau perimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan
menggunakan alat analisa berupa rasio ini akan dapat memperjelas atau memberi gambaran pada
penganalisa tentang baik buruknya keadaan atau posisi keuangan suatu perusahaan terutama
apabila angka rasio tersebut dibandingkan dengan data industri yang digunakan sebagai standar.
Namun walaupun dengan angka-angka distandarkan, seorang analis harus hati-hati dalam
menaksirkan perbandingan itu. Mungkin saja prestasi dan kondisi keuangan seluruh industri
memang kurang memuaskan dengan demikian untuk suatu perusahaan yang kebetulan berada di
atas rata-rata, tidaklah bisa dikatakan sebagai memuaskan.

2.3.1 Pengelompokan Analisa Rasio Keuangan
Rasio-rasio keuangan dikelompokkan ke dalam lima kelompok dasar, yaitu:
1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan
kewajiban jangka pendeknya
2. Rasio Leverage (hutang)
Rasio hutang digunakan untuk mengukur seberapa besar operasi perusahaan dibiayai dari hutang
3. Rasio Aktivitas
Yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas operasi perusahaan dalam memanfaatkan
sumber-sumber dana yang ada.
4. Rasio Profitabilitas
Yaitu rasio untuk mengukur efektivitas operasi perusahaan dalam menghasilkan laba.
5. Rasio Penilaian
Yaitu nisbah untuk mengukur kemampuan manajemen untuk menciptakan nilai perusahaan.

2.4 Evaluasi Kinerja Keuangan
Untuk mengevaluasi kinerja keuangan suatu perusahaan hal yang pertama dilakukan adalah dengan
menganalisis kinerja keuangan. Untuk menganalisis kinerja keuangan ada beberapa analisis rasio
keuangan yang digunakan yaitu: analisis likuiditas perusahaan, analisis struktur keuangan, analisis
penilaian pasar, analisis kesehatan keuangan perusahaan, dan analisis dengan metode EVA.

2.4.1 Analisis Likuiditas
Rasio likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menjelaskan kewajiban jangka
pendeknya. Rasio-rasio ini dapat dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-
pos aktiva lancar dan hutang lancar. Pada rasio likuiditas ada 2 rasio yang umum digunakan yaitu:

1. Rasio Lancar = Aktiva Lancar / Hutang Lancar
Rasio ini menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban-kewajiban lancar. Semakin
besar perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan
menutupi kewajiban jangka pendeknya. Apabila rasio 1 : 1 atau 100% ini berarti bahwa aktiva lancar
dapat menutupi semua hutang lancar.

2. Rasio Cepat = (Aktiva Lancar Persediaan) / Hutang Lancar
Rasio ini menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid mampu menutupi hutang lancar.
Semakin besar ratio ini semakin baik.

2.4.2 Analisis Struktur Keuangan
Struktur keuangan adalah bagaimana cara perusahaan mendanai aktivanya. Aktiva perusahaan
didanai dengan utang jangka pendek, utang jangka pajang dan modal pemegang saham, sehingga
seruruh sisi kanan dari neraca memperlihatkan struktur keuangan. Rasio leverage mengukur tingkat
solvabilitas suatu perusahaan, rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
segala kewajiban finansialnya seandainya perusahaan tersebut pada saat itu dilikuidasi. Pada rasio
leverage ada beberapa rasio yang umum digunakan tetapi penulis untuk mengevaluasi kinerja
keuangan hanya mcnggunakan satu rasio saja yaitu rasio utang yang rumusnya adalah sebagai
berikut:

Rasio Hutang = Total Hutang / Total Aktiva

2.4.3 Analisis Aktivitas Perusahaan
Rasio aktivitas mengukur seberapa efektif perusahaan rnemanfaatkan semua sumber daya yang ada
pada pengendaliannya. Semua rasio aktivitas ini melibatkan perbandingan antara tingkat penjualan
dan investasi pada berbagai jenis aktiva. Rasio-rasio aktivitas yang umum digunakan adalah:
1. Rasio Perputaran Persediaan (Inventory Turnover)

Inventory Turnover Ratio = Sales / Inventory

Rasio perputaran persediaan mengukur efisiensi pengelolaan persediaan barang dagangan. Rasio ini
merupakan indikasi yang cukup populer untuk menilai efisiensi operasional, yang memperlihatkan
seberapi baiknya manajemen mengontrol modal yang ada pada persediaan.
2. Periode Penagihan Rata-Rata (Average Collection Period)

Average Collection Period = Piutang / Penjualan Per hari

Rasio ini mengukur efisiensi pengelolaan piutang perusahaan rata-rata jangka waktu penagihan
adalah rata-rata jangka waktu lamanya perusahaan hams menunggu pembayaran setelah melakukan
penjualan.
3. Rasio Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turnover)

Working Capital Turnover = Penjualan / Modal Kerja Bersih
Modal kerja bersih adalah aktiva lancar dikurangi hutang lancar. Rasio ini mengukur aktiva bersih
terhadap kelebihan aktiva lancar atas kewajiban lancar. Rasio ini menunjukkan banyaknya penjualan
(dalam rupiah) yang dapat diperoleh perusahaan untuk tiap rupiah modal kerja.
4. Rasio Perputaran Aktiva Tetap (Fixet Asset Turnover)

Rasio Perputaran Aktiva Tetap = Penjualan / Aktiva Tetap

Rasio ini mengukur efektivitas penggunaan dana yang tertahan pada harta tetap seperti pabrik dan
peralatan, dalam rangka menghasilkan penjualan atau berapa rupiah penjualan bersih yang
dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvestasikan pada aktiva tetap. Rasio ini berguna untuk
mengevaluasi kemampuan perusahaan menggunakan aktivanya secara efektif untuk meningkatkan
pendapatan.
5. Rasio Perputaran Total Aktiva (Total Assets Turnover)

Rasio Perputaran Total Aktiva = Penjualan / Total Aktiva

Rasio ini menunjukkan efektivitas penggunaan seluruh harta perusahaan dalam rangka
menghasilkan penjualan atau menggambarkan berapa rupiah penjualan bersih yang dapat dihasilkan
oleh setiap rupiah yang diinvestasikan dalam bentuk harta perusahaan kalau perputarannya lambat,
ini menunjukkan bahwa aktiva yang dimiliki terlalu besar dibandingkan dengan kemampuan untuk
menjual.

2.4.4 Analisis Kemampulabaan Perusahaan
Kemampulabaan (profitabilitas) merupakan hasil akhir bersih dari berbagai kebijakan dan keputusan
manajemen. Rasio kemampulabaan akan memberikan jawaban akhir tentang efektivitas manajemen
prusahaan, rasio ini memberi gambaran tentang tingkat efektivitas pengelolaan perusahaan. Ada
beberapa rasio kemampulabaan yang umum digunakan, tetapi penulis untuk mengevaluasi kinerja
keuangan perusahaan hanya menekankan pada satu rasio yaitu rasio marjin laba kotor. Rumus dari
marjin laba kotor adalah sebagai berikut:

Marjin Laba Kotor = (Penjualan - Harga Pokok Penjualan) / Penjualan
Rasio marjin laba kotor mengukur efisiensi pengendalian harga pokok atau biaya produksinya,
mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara efisien. Dalam megevalusi
dapat dilihat margin per unit produk, bila rendah maka perusahaan tersebut sensitif terhadap
pesaingnya.

2.4.5 Analisa Penilaian Pasar
Rasio penilaian (Valuation Ratio) adalah ukuran yang paling komprehensif untuk menilai hasil kerja
perusahaan, kerja rasio tersebut mencerminkan kombinasi pengaruh rasio-rasio dan hasil
pengembalian ada. Ada dua rasio yang umum digunakan, tetapi penulis untuk mengevaluasi kinerja
keuangan perusahaan hanya menekankan pada satu rasio yaitu rasio harga terhadap laba atau PER.
Rumus dari PER adalah sebagai berikut:

PER = Harga Saham / Laba per Saham

Rasio ini menunjukkan perbandingan antara harga saham di pasar atau harga perdana yang
ditawarkan dibandingkan dengan pemdapatan yang diterima. PER yang tinggi menunjukkan
ekspektasi investor tentang prestasi preusahaan di masa yang akan datang cukup tinggi.

2.4.6 Analisis Kesehatan Keuangan Perusahaan
Analisa Kebangkrutan Z, adalah suatu alat yang digunakan untuk meramalkan tingkat kebangkrutan
suatu perusahaan dengan menghitung nilai dari beberapa rasio lalu kemudian dimasukkan dalam
suatu persamaan deskriminan, maka berdasarkan analisa ini apabila nilai Z dari perusahaan yang
diteliti lebih kecil dari 1,80 beresiko tinggi terhadap kebangkrutan, bila nilai Z berada diantara 1,81
sampai dengan 3,00 dikatakan masih memiliki resiko kebangkrutan, bila diatas nilai 3,00 atau Z >
3,00 aman dari kebangkrutan. Untuk menghitung nilai Z, terlebih dahulu kita hams menghitung lima
jenis rasio keuangan, yaitu:
Working Capital to Total Assets (X1).
Retained Earning to Total Assets (X2).
Earning Before Interest & Taxes to Total Assets (X3).
Market Value of Equty to Book Value of Debt (X4).
Sales To Total Assets (X5).
Selanjutnya nilai Z hitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Z = 0,012 (XI) + 0,014 (X2) + 0.033 (X3) + 0,006 (X4) + 0,999 (X5)

Analisa kebangkrutan Z ini ditentukan oleh seorang peneliti berkebangsaan Amerika Serikat bemama
Edward I. Altman yang juga menjabat sebagai Assisten Professor Finance Universitas New York,
dalam bukunya The Jurnal of Finance September 1968 dengan judul Finance Ratios, discriminant
Analysis And The Prediction Of Corporate Bankruptcy dalam bukunya ia mengatakan tujuan dari
nalisis ini adalah:
The predication of corporate bankruptcy is used an illustrative case. Specifically, a set of financial
and economic ratio will be investigated in a bankruptcy predication context wherein amultipie
discriminant statistical methodology is employe. The data used in the study are limited to
manufacturing corporations. Atau ramalan terhadap kebangkrutan perusahaan digunakan sebagai
suatu kasus yang membantu menjelaskan. Tegasnya, seperangkat rasio ekonomi dan keuangan akan
diteliti dalam suatu kontek ramalan kebangkrutan dimana suatu metodelogi statistik multi
diskriminan digunakan data yang digunakan dalam studi di batasi pada perusahaan manufaktur.
(sumber: The Jurnal of finance: 1968). Adapun rasio-rasio tersebut adalah:

1. Working Capital to Total Asset
Rasio pertama yang digunakan sebagai alat diskriminan adalah rasio modal kerja terhadap total
aktiva, ini seringkali dijumpai dalam studi kasus permasalahan perusahaan, ini adalah ukuran bersih
pada aktiva lancar perusahaan terhadap modal perusahaan. Modal kerja bersih adalah selisih antara
aktiva lancar dikurangi hutang lancar. Karateristik likuiditas benar-benar ditentukan secara jelas
biasanya sebuah perusahaan yang mengalami kerugian-kerugian operasi yang terus-menerus akan
menyusutkan aktiva lancar sehubungan dengan total aktiva. Diantara penilaian terhadap rasio
likuiditas, rasio ini terbukti paling berharga. Pemasukan variabel ini sesuai dengan studi Merwin yang
menilai modal kerja pada rasio total aktiva sebagai indikator terbaik terhadap penghentian terakhir.
2. Retained Earning to Total Assets
Adalah ukuran dari profitabilitas kumulatif lewat waktu disebutkan pada awalnya sebagai satu dari
rasio baru. Usia perusahaan dinyatakan secara implisit dalam rasio ini sebagai contoh, sebuah
persuahaan baru relatif mungkin akan menunjukkan rasio laba ditahan/total aktiva yang rendah
karena tidak adanya waktu untuk menambah laba kumulatif nya. Oleh karena itu, dapat dibuktikan
bahwa perusahaan baru nampak berbeda dari analisis ini, dan kesempatan/peluang untuk
diklasifikasikan dalam golongan bangkrut relatif lebih tinggi dari yang lainnya, dari pda perusahaan-
perusahaan yang lebih tua, jika hal-hal lain diasumsikan tidak mempengaruhi (cateris paribus). Tapi
ini merupakan keadaan yang sesungguhnya di dunia nyata. Timbulnya kegagalan lebih tinggi dalam
tahun-tahun awal perusahaan.
3. Earning Before Interest and Taxes to Total Assets
Rasio ini dihitung dengan berbagai total perusahaan dengan penghasilan sebelum bunga dan
potongan pajak dibagi dengan total aktiva. Pada pokoknya, merupakan ukuran dari produktivitas
dari aktiva perusahaan yang sesungguhnya tertepas dari pajak atau faktor leverage. Sejak
keberadaan pokok perusahaan didasarkan pada kemampuan menghasilkan laba dari aktiva-
aktivanya, rasio ini muncul menjadi yang paling utama sesuai untuk studi yang berhubungan dengan
kegagalan perusahaan. Selanjutnya keadaan bangkrut dalam pengertian kebangkrutan terjadi saat
total kewajiban melebihi pemlaian wajar perusahaan terhadap aktiva perusahaan dengan nilai
ditentukan oleh kemampuan aktiva menghasilkan laba.
4. Market Value Of Equity to Book Value Of Debt
Modal diukur melalui gabungan nilai pasar dari keseluruhan lembar saham preferen dan biasa.
Sementara hutang meliputi hutang lancar dan hutang jangka panjang. Ukuran tersebut menunjukkan
seberapa banyak aktiva perusahaan dapat menurun nilainya (diukur dari nilai pasar modal ditambah
hutang) sebelum kewajiban (hutang) melebihi aktiva dan perusahaan menjadi bangkrut. Sebagai
contoh, sebuah perusahaan dengan nilai pasar dari modalnya sebesar 1000 dollar dan hutang 500
dollar dapat mengalami 2/3 penurunan nilai aktiva sebelum kebangkrutan bagaimanapun
perusahaan yang sama dengan modal 250 dollar akan bangkrut jika penurunannya hanya 1/3
nilainya. Rasio ini menambahkan dimensi nilai pasar yang tidak ditentukan oleh studi mengenai
kebangkrutan lainnya. Rasio ini juga tampak menjadi penentu kebangkrutan yang lebih efektif dan
pada rasio serupa yang lebih umum digunakan.
5. Sales to Total Assets
Rasio perputaran modal adalah standar rasio keuangan yang menggambarkan kemampuan
peningkatan penjulan dari aktiva perusahaan merupakan suatu ukuran dari kemampuan menajemen
datam faktanya signifikan dari ukuran rasio ini tidak dapat ditampakkan semuanya tapi karena relasi
yang unik diantara variabel dalam model ini, rasio penjualan/total aktiva menjadi rangking kedua
dalam kontribusi keseluruhan ketepatan model diskriminan (The jumal of finance: 1968).

2.4.7 Analisis Kinerja dengan Metode EVA
EVA (Economic Value Added) adalah salah satu cara untuk menilai kinerja keuangan. EVA merupakan
indikator tentang adanya penambahan nilai dari suatu investasi. EVA yang positif menunjukan
bahwa manajemen perusahaan sesuai dengan tujuan manajemen keuangan memaksimumkan nilai
perusahaan. Rumus:

EVA = EBIT - Pajak - Biaya Modal

Eva dapat ditingkatkan dengan cara:
1. Memperoleh lebih banyak laba tanpa menggunakan lebih banyak modal. Cara yang populer dalam
hal ini adalah memotong biaya-biaya, bekerja dengan biaya produksi dan pemasaran yang lebih
rendah agar diperoleh margin laba yang lebih tinggi.
2. Memperoleh pengembalian (retur) yang lebih tinggi dari pada biaya modal atau investasi baru.
Bila EVA > 0, terjadi proses nilai tambah perusahaan, kinerja keuangan perusahaan baik. Bila EVA = 0
menunjukkan posisi impas besar dari pada laba operasi setelah pajak yang diperolehnya, sehingga
kinerja keuangan perusahaan tersebut tidak baik.

Daftar Pustaka
Djahidin, 1983, Analisa Laporan Keuangan, Ghalia Indonesia, Jakarta.
Harnanto, 1984, Analisis Kinerja Keuangan Dan Perencanaan Keuangan Perusahaan, Edisi Pertama,
BPFE Yogyakarta.
Munawir, 2000, Analisa Laporan Keuangan, Edisi Keempat, Liberty Yogyakarta.
Sawir, A., 2001, Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan, PT. Gramedia
Pustaka Utama.
Sofyan, 1999, Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan, Edisi Pertama, PT. Raja Grafindo Persada.
Subrolo, B., 1985, Analisa Laporan Keuangan, Edisi Pertama, Liberty Yogyakarta.
Tunggal, AW., 1995, Dasar-Dasar Analisis Laporan Keuangan. Edisi Pertama, PT. Rineka Cipta, Jakarta.
Langgan: Entri (Atom)



Rasio Keuangan
BAB I
PENDAHULUAN


Pada dasarnya masyarakat luas mengukur keberhasilan perusahaan berdasarkan kemampuan
perusahaan yang dilihat dari kinerja manajemen. Dari sudut pandang investor, analisis
laporan keuangan digunakan untuk memprediksi masa depan, sedangkan dari sudut pandang
manajemen, analisis laporan keuangan digunakan untuk membantu mengantisipasi kondisi di
masa depan dan yang lebih penting, sebagai titik awal untuk perencanaan tindakan yang akan
mempengaruhi peristiwa di masa depan.
Mereka yang berkepentingan terhadap perkembangan suatu perusahaan sangatlah perlu untuk
mengetahui kondisi keuangan perusahaan tersebut. Kondisi keuangan perusahaan dapat
diketahui dari laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan, yang terdiri dari laporan
posisi keuangan, laporan laba rugi, serta laporan-laporan keuangan lainnya. Dengan
mengadakan analisa terhadap pos-pos laporan posisi keuangan akan dapat diketahui atau
akan diperoleh gambaran tentang posisi keuangan perusahaan. Sedangkan analisa terhadap
laporan laba rugi akan memberikan gambaran tentang hasil atau pekembangan usaha
perusahaan yang bersangkutan.
Pada mulanya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah sebagai alat penguji dari
pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan keuangan tidak hanya
digunakan sebagai alat penguji saja tetapi juga sebagai dasar untuk menentukan atau menilai
posisi keuangan perusahaan, dimana dari hasil penilaian tersebut pihak-pihak yang
berkepentingan terhadap perusahaan akan mengambil keputusan. Laporan keuangan pada
dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk
berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak
yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut.
Analisis mengenai keadaan perusahaan dengan menggunakan laporan keuangan dapat
dilakukan dengan berbagai cara yaitu : analisis horizontal, analisis vertical, common-sie
statements, industry comparison, statement of cast flows dan financial ratio. Nilai perusahaan
terdiri atas dua komponen, yaitu aset yang dimiliki (asset in place) dan kesempatan
bertumbuh (growth opportunities). Aset yang dimiliki dan kesempatan bertumbuh
proporsinya berbeda tergantung pada tahap siklus kehidupan perusahaan. Untuk mengukur
nilai perusahaan dapat digunakan proksi Investment Opportunity Set (IOS). Ada beberapa
proksi yang digunakan untuk mengukur IOS yang dapat dikelompokkan ke dalam tiga
kelompok, yaitu proksi berbasis harga, proksi berbasis investasi dan variance measure.
Proksi berbasis harga mendasarkan pada perbedaan antara aset dan nilai perusahaan sehingga
proksi ini sangat tergantung pada harga saham. Proksi berbasis harga adalah (1) rasio pasar
terhadap nilai buku modal; (2) rasio buku terhadap nilai pasar harta; (3) Tobinq; (4) rasio
Laba terhadap Harga; (5) rasio Nilai Perusahaan terhadap property, peralatan dan
perlengkapan; (6) rasio Nilai perusahaan terhadap penyusutan; (7) rasio nilai pasar terhadap
modal dan nilai buku terhadap hutang; (8) Deviden; (9) return on equity (ROE); (10) rasio
Pendapatan bukan bunga terhadap total pendapatan.
Proksi berbasis investasi menunjukkan tingkat aktivitas investasi yang tinggi secara positif
berhubungan dengan IOS perusahaan. Proksi IOS berbasis investasi adalah (1) rasio Riset
dan pengembangan terhadap harta; (2) rasio Riset dan pengembangan terhadap penjualan; (3)
rasio Belanja modal terhadap nilai buku harta; (4) rasio Investasi terhadap penjualan bersih;
(5) rasio Modal lainnya terhadap nilai buku harta; (6) rasio inverstasi terhadap laba; (7) Rasio
nilai perusahaan.
Proksi berbasis variance mendasarkan pada ide bahwa pilihan akan menjadi lebih bernilai
sebagai variabilitas dari return dengan mendasarkan pada peningkatan aset. Proksi berbasis
variance adalah variance return, beta asset dan variance of asset deflated sales.


BAB II
PEMBAHASAN


Pada tahapan siklus kehidupan yang berbeda, IOS dan rasio-rasio akuntansi keuangan seperti
rasio likuiditas, profitabilitas, aktivitas dan solvabilitas juga tidak sama nilainya. Keterkaitan
antara IOS dan rasio-rasio keuangan tersebut dalam siklus kehidupan perusahaan dapat
digunakan untuk mengetahui kinerja keuangan pada tahap siklus kehidupan perusahaan
(Weston, J. Fred dan Eugene F. Brigman : 2000). Perspektif kinerja keuangan merupakan
tujuan akhir perusahaan untuk memaksimumkan kemakmuran pemegang saham melalui
maksimalisasi nilai perusahaan atau adanya tujuan bersama (goal congruen).
Pemakai laporan keuangan meliputi manajemen, pemegang saham, investor, kreditor,
pemerintah dan pihak atau lembaga tertentu. Mereka menggunakan laporan keuangan untuk
memenuhi kebutuhan informasi yang berbeda.
Menurut Sofyan Syafri Harahap (2001 : 120-122) bahwa para pemakai laporan keuangan
beserta kegunaannya :
1. Manajer : manajer ingin mengetahui situasi ekonomis perusahaan yang dipimpinnya.
Seorang manajer selalu dihadapkan kepada 1001 masalah yang memerlukan keputusan cepat
dan setiap saat. Untuk sampai pada keputusan yang tepat, ia harus mengetahui selengkap-
lengkapnya kondisi keuangan perusahaan baik posisi semua pos laporan posisi keuangan
(asset, utang dan modal), laba atau rugi, likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, break ever, laba
kotor;
2. Pemegang saham : pemegang saham ingin mengetahui kondisi keuangan perusahaan, asset,
utang, modal, hasil, biaya dan laba. Ia juga ingin melihat prestasi perusahaan dalam
pengelolaan manajer yang diberikan amanah. Ia juga ingin mengetahui jumlah deviden yang
akan diterima, jumlah pendapatan per saham, jumlah laba ditahan. Begitu juga mengetahui
perkembangan perusahaan dari waktu ke waktu, perbandingan dengan usaha sejenis dan
perusahaan tertentu. Dari informasi ini, pemegang saham dapat mengambil keputusan apakah
ia akan mempertahankan sahamnya, menjual atau menambahnya. Semua tergantung pada
simpulan yang diambil dari informasi yang terdapat dalam laporan keuangan atau informasi
tambahan tertentu;
3. Investor : investor dalam hal tertentu juga sama seperti pemegang saham. Bagi investor
potensial, ia akan melihat kemungkinan potensi keuntungan yang akan diperoleh dari
perusahaan yang dilaporkan.

2.1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan
Secara umum, analisis diketahui sebagai suatu proses memilah-milah bagian dari keseluruhan
suatu kesatuan. Proses memilah-milah itu dilakukan untuk mengetahui hubungan bagian-
bagian tertentu terhadap keseluruhannya dan menginterpretasikan juga menjelaskan suatu hal.
Menurut Sofyan Syafri Harahap (2001 : 189) : Analisis adalah memecahkan atau
menguraikan sesuatu unit menjadi berbagai unit terkecil.
Dengan melakukan analisis laporan keuangan, informasi yang dibaca dari laporan keuangan
akan menjadi lebih luas dan lebih dalam. Menganalisis laporan keuangan berarti menggali
lebih banyak informasi yang dikandung suatu laporan keuangan. Laporan keuangan adalah
media informasi yang merangkum semua aktivitas perusahaan. Apabila informasi ini
disajikan dengan benar maka informasi itu akan berguna bagi pengambilan keputusan.
Menurut Sofyan Syafri Harahap (2001 : 190) :
Analisis laporan keuangan adalah menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit
informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau juga
mempunyai makna antara data kuantitatif maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk
mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dan proses menghasilkan
keputusan yang tepat.

Kegunaan analisis laporan keuangan ini berfungsi untuk memproses data yang berasal dari
laporan keuangan sebagai bahan mentahnya menjadi informasi yang lebih berguna, lebih
mendalam, dan lebih tajam dengan analisis tertentu. Gambaran sederhana proses data
menjadi informasi :




Gambar 2.1.
Proses Data Menjadi Informasi












Sofyan Syafri Harahap (2001 : 191)
Analisis laporan keuangan terdiri dari penelaahan atau mempelajari hubungan-hubungan dan
kecenderungan atau trend untuk menentukan posisi keuangan dan hasil operasi serta
perkembangan usaha perusahaan yang bersangkutan. Metode dan teknik analisis digunakan
untuk menentukan dan mengukur hubungan antara pos-pos yang ada dalam laporan
keuangan, sehingga dapat diketahui perubahan-perubahan dari masing-masing pos tersebut
bila dibandingkan dengan pos-pos dalam laporan keuangan dari beberapa periode yang
berbeda. Tujuan dari setiap metode dan teknik analisis adalah untuk menyederhanakan data
sehingga dapat lebih dimengerti. Penganalisis harus mengorganisir atau mengumpulkan data
yang diperlukan, mengukur dan kemudian menganalisis dan mene interpretasikan sehingga
data yang ada menjadi lebih berarti.
Ada dua metode analisis yang digunakan oleh setiap penganalisis laporan keuangan, yaitu
analisis horizontal dan analisis vertikal. Analisis horizontal adalah analisis dengan melakukan
perbandingan laporan keuangan untuk beberapa periode sehingga dapat diketahui perubahan
atau perkembangannya. Analisis horizontal ini disebut pula sebagai metode analisa dinamis.
Analisis vertikal adalah analisis terhadap laporan keuangan dalam satu periode saja, dimana
analisis dilakukan dengan cara membandingkan pos yang satu dengan pos yang lainnya
dalam laporan keuangan tersebut, sehingga hanya akan diketahui kondisi keuangan pada
periode tertentu saja. Analisis vertikal ini disebut juga sebagai metode analisis statis karena
kesimpulan yang diperoleh hanya untuk periode tertentu saja tanpa mengetahui perubahan
atau perkembangannya.
Teknik analisis yang biasa digunakan dalam analisis laporan keuangan adalah sebagai
berikut:
1. Analisis pembandingan laporan keuangan, adalah metode dan teknik analisis dengan cara
memperbandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau lebih, dengan menunjukan:
a. Data absolut atau jumlah-jumlah dalam rupiah
b. Kenaikan atau penurunan dalam jumlah rupiah
c. Kenaikan atau penurunan dalam persentase
d. Perbandingan yang dinyatakan dengan rasio
e. Persentase dari total.
2. Trend atau tendensi posisi dan kemajuan keuangan perusahaan yang dinyatakan dalam
persentase (trend percentage analysis), adalah suatu metode atau teknik analisis untuk
mengetahui tendensi daripada keadaan keuangan, apakan menunjukan tendensi tetap, naik,
atau bahkan turun.
3. Laporan dengan persentase per komponen atau commonsize statement, adalah suatu
metode analisis untuk mengetahui persentase investasi pada masing-masing aktiva terhadap
total aktivanya, juga untuk mengetahui struktur permodalannya dan komposisi biaya yang
terjadi dihubungkan dengan jumlah penjualannya.
4. Analisis sumber dan penggunaan modal kerja, adalah suatu analisis untuk mengetahui
sumber-sumber serta penggunaan modal kerja atau untuk mengetahui sebab-sebab
berubahnya modal kerja dalam periode tertentu.
5. Analisis sumber dan penggunaan kas (cashflow statement analysis), adalah suatu analisis
untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya jumlah uang kas atau untuk mengetahui sumber-
sumber serta penggunaan uang kas selama periode tertentu.
6. Analisis rasio, adalah suatu metode analisis untuk mengetahui hubungan dari pos-pos
tertentu dalam laporan posisi keuangan atau lapran laba rugi secara individu atau kombinasi
dari kedua laporan tersebut.
7. Analisis perubahan laba kotor (gross profit analysis), adalah suatu analisis untuk
mengetahui sebab-sebab perubahan laba kotor suatu perusahaan dari satu periode ke periode
yang lain atau perubahan laba kotor suatu periode dengan laba yang dianggarkan untuk
periode tersebut.
8. Analisis break-even, adalah suatu analisis untuk menentukan tingkat penjualan yang harus
dicapai oleh suatu perusahaan agar perusahaan tidak mengalami kerugian, tetapi juga belum
memperoleh keuntungan. Dengan analisis break-even ini juga akan diketahui berbagai tingkat
keuntungan atau kerugian untuk berbagai tingkat penjualan.

2.1.1. Rasio Likuiditas
Perusahaan yang mempunyai tingkat likuiditas yang tinggi menandakan kesempatan
bertumbuh perusahaan cenderung rendah. Hal ini dikarenakan oleh lebih banyak aktiva lancar
yang ada di perusahaan dibandingkan dengan aktiva tetapnya. Aktiva tetap juga mengalami
penurunan nilai dikarenakan oleh adanya faktor penurunan ekonomi atau depresiasi. Pada
tahap ini juga banyak aktiva tetap yang sudah tidak produktif lagi dijual oleh perusahaan.
Penelitian yang dilakukan oleh Munawir (2002) menunjukkan hasil yang signifikan antara
likuiditas dengan kesempatan bertumbuh perusahaan.
Tingkat profitabilitas yang tinggi pada perusahaan akan meningkatkan daya saing
antarperusahaan. Perusahaan yang memperoleh tingkat keuntungan yang tinggi akan
membuka lini atau cabang yang baru serta memperbesar investasi atau membuka investasi
baru terkait dengan perusahaan induknya. Tingkat keuntungan yang tinggi menandakan
pertumbuhan perusahaan pada masa mendatang. Hubungan antara profitabilitas dan
Investment Opportunity Set (IOS) yang dilakukan pengujiannya oleh Al Najjar dan Belkaoui
(2001) serta Lestari (2004) menunjukkan hasil yang signifikan positif. Penelitian yang
dilakukan oleh Pagalung (2002) antara likuiditas dengan IOS tidak menunjukkan pengaruh
yang signifikan.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa likuiditas adalah perbandingan antara aktiva lancar
dengan utang lancar. Besarnya perbandingan/rasio terbaik antara aktiva lancar dengan utang
lancar adalah sekitar 2:1. Namun demikian, angka tersebut tidaklah mutlak. Besarnya ratio
dapat ditentukan sesuai dengan jenis usaha dan kebijakan keuangan masing-masing.
Metode ini mencari keadaan likuiditas dan investasi perusahaan dalam aktiva pertumbuhan
produksinya. Investasi perusahaan dalam aktiva, seperti persediaan, bangunan pabrik, dan
tanah memberikan kekuatan kepada perusahaan tersebut untuk meningkatkan penjualan dan
keuntungan. Meningkatnya investasi biasanya akan menghasilkan pertumbuhan. Hal tersebut
juga menurunkan likuiditas karena penggunaan kas yang ada dan penggunaan aktiva jangka
pendek atau menambah utang perusahaan. Pertukaran (trade-off) antara likuiditas dan
investasi dalam pertumbuhan, telah sesuai dengan kebijakan keuangan dan seluruh strategi,
serta berguna dalam analisis persaingan.
Penilaian pendekatan kuantitatif dan kualitatif faktor likuiditas antara lain dilakukan melalui
penilaian terhadap komponen-komponen sebagai berikut :
a. Aktiva likuid kurang dari 1 bulan dibandingkan pasiva likuid kurang dari 1 bulan
b. One month maturity mismatch ratio
c. Rasio pinjaman terhadap dana pihak ketiga (loan to deposit ratio-LDR)
d. Proyeksi arus kas tiga bulan mendatang
e. Ketergantungan pada dana antarperusahaan dan deposan inti
f. Kebijakan dan pengelolaan likuiditas (assets and liabilities management-ALMA)
g. Kemampuan perusahaan untuk memperoleh akses kepada pasar uang, pasar modal, atau
sumber-sumber pendanaan lainnya
h. Stabilitas dana pihak ketiga (DPK)

2.1.2. Rasio Profitabilitas
Profitabilitas merupakan salah satu indikator yang penting untuk menilai suatu perusahaan.
Profitabilitas selain digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
laba juga untuk mengetahui efektifitas perusahaan dalam mengelola sumber-sumber yang
dimilikinya. Rasio likuiditas yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek saat ditagih.
Rasio profitabilitas mengukur keberhasilan menajemen sebagaimana ditunjukkan oleh laba
yang dihasilkan oleh penjualan dan investasi. Pertumbuhan profitabilitas ini ditandai dengan
perubahan profit margin on sales. Dengan tingkat profitabilitas yang tinggi berarti perusahaan
akan beroperasi pada tingkat biaya rendah yang akhirnya akan menghasilkan laba yang
tinggi. Dengan semua rasio profitabilitas, perbandingan dari sebuah perusahaan dengan
perusahaan serupa dapat dinilai dengan pasti. Hanya dengan melakukan perbandingan dapat
menilai apakah profitabilitas dari suatu perusahaan baik atau jelek.
Rasio rentabilitas adalah rasio yang menunjukkan hubungan timbal balik (reciprocal) antara
pos-pos biaya, serta jumlah biaya yang dikeluarkan dengan pos-pos lainnya dalam laporan
laba rugi. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang
dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan juga untuk mengukur kemampuan manajemen
dalam mengelola aktiva untuk mendapatkan keuntungan.
Penilaian kuantitatif dan kualitatif faktor rentabilitas antara lain dilakukan melalui penilaian
terhadap komponen-komponen sebagai berikut:
a. Pengembalian atas aktiva (return on assets-ROA)
b. Pengembalian atas ekuitas (return on equity-ROE)
c. Margin bunga bersih (net interest margin-NIM)
d. Biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO)
e. Pertumbuhan laba operasional
f. Komposisi portofolio aktiva produktif dan diversifikasi pendapatan
g. Penerapan prinsip akuntansi dalam pengakuan pendapatan dan biaya
h. Prospek laba operasional
2.1.3. Rasio Solvabilitas
Solvabilitas dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan untuk membayar semua
hutang-hutangnya (baik jangka pendek maupun jangka panjang) apabila sekiranya pada saat
tersebut perusahaan dilikuidasi. Rasio solvabilitas yaitu rasio yang digunaan untuk mengukur
kemampuan Perusahaan dalam mencari sumber dana untuk membiayai kegiatannya.
Rasio solvabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan kecukupan
modal perusahaan dalam mendukung kegiatan perusahaan secara efisien. Rasio ini
merupakan ukuran kemampuan perusahaan mencari sumber dana untuk membiayai
kegiatannya. Bisa juga dikatakan rasio ini merupakan alat untuk melihat kekayaan
perusahaan dan untuk melihat efisiensi bagi pihak manajemen perusahaan tersebut.
Suatu perusahaan yang solvabel berarti bahwa perusahaan tersebut mempunyai aktiva atau
kekayaan yang cukup untuk membayar hutanghutangnya. Para kreditor jangka panjang atau
pemegang saham selain berminat pada kondisi keuangan jangka pendek justru terutama
berminat pada kondisi jangka panjang karena posisi jangka pendek betapapun baiknya
tidaklah selalu parallel dengan kondisi keuangan jangka panjang. Solvabilitas menunjukkan
proporsi atas penggunaan uang sebagai modal untuk membiayai aktiva perusahaan yang
berasal dari modal pemilik atau modal pinjaman.
Perusahaan dengan rasio utang yang relatif tinggi memiliki pengembalian yang lebih tinggi
dalam situasi perekonomian normal, tetapi mereka menghadapi resiko kerugian ketika
perekonomian berada dalam masa resesi. Dilihat dari rasio modal asing (pinjaman) dengan
total aktiva, semakin tinggi rasio ini berarti semakin kecil modal sendiri yang digunkan untuk
membiayai aktiva perusahaan, kalau rasio 75% berarti 25% aktiva perusahaan dibiayai dari
modal sendiri. Dengan proporsi penggunaan hutang (modal pinjaman) yang tepat maka aktiva
perusahaan dapat dibiayai secara efisien sehingga dapat memaksimalkan nilai laba
perusahaan.
Dalam mengadakan analisa dan penilaian posisi keuangan suatu perusahaan dapat dilakukan
dengan analisa ratio. Salah satu analisa ratio tersebut adalah ratio sovabilitas. Solvabilitas
menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban jangka panjangnya
apabila sekiranya perusahaan tersebut dilikuidasi.
Suatu perusahan dikatakan solvabel apabila perusahaan tersebut mempunyai aktiva atau
kekayaan yang cukup untuk membayar semua hutang-hutangnya, sebaliknya apabila jumlah
aktiva tidak cukup atau lebih kecil daripada jumlah hutangnya,berati perusahaan tersebut
dalam keadaan insolvabel.Bagi para kreditur jangka panjang atau pemegang saham ,kondisi
keuangan jangka panjang memiliki arti yang penting,karena betapapun baiknya kondisi
keuangan jangka pendek tidak menjamin bahwa akan tetap baik juga dalam jangka panjang.
Tujuan dari analisa ini :
a. Untuk mengetahui kondisi keuangan
b. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi solvabilitas.

2.1.4. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas menunjukkan bagaimana sumber daya telah digunakan secara optimal.
Efektivitas pemanfaatan aktiva oleh manajemen dapat dianalisis dalam hubungannya dengan
tingkat laba, yang dirumuskan dengan berbagai jenis cara tentang bagaimana aktiva dipakai
untuk mengusahakan dan memperoleh laba. Rasio aktivitas juga menunjukkan kemampuan
dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva berputar dalam suatu periode tertentu. Turn
over modal kerja yang rendah menunjukkan adanya kelebihan modal kerja yang mungkin
disebabkan rendahnya turn over prsediaan, piutang atau adanya saldo kas yang terlalu besar.
Hal ini mengakibatkan penurunan penjualan sehingga laba tidak maksimal. Kemampuan
perusahaan untuk mengelola aktiva secara tepat akan memaksimalkan laba.
Hendrikson (1989) dalam Sundjaja (2002) menyatakan : Informasi laba mempunyai tujuan
utama yaitu member informasi yang berguna bagi pihak-pihak yang berkepntingan dengan
laporan keuangan, diantaranya adalah investor, kreditur, manajemen, pemerintah dan
karyawan. Tujuan yang lebih khusus lagi adalah penggunaan laba sebagai alat pengukur
efisiensi manajemen untuk meramal keadaan uasaha dan distribusi dividen di masa yang akan
dating, sebagai pengukur keberhasilan perusahaan, serta sebagai pedoman dalam
pengambilan keputusan manajerial.
Pihak internal perusahaan yang paling berkepentingan dengan informasi laba adalah
manajemen perusahaan. Informasi tersebut digunakan oleh mereka untuk membantu
membuat keputusan manajerial serta mengevaluasi prestasi kinerja manajemen perusahaan.
Bagi pihak eksternal, dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan dalam berinvestasi di
perusahaan tersebut. Informasi laba merupakan alat untuk mengestimasi arus kas yang
akhirnya dapat digunakan untuk mengestimasi nilai saham perusahaan, yang dapat diartikan
bahwa besarnya dividen yang akan diperoleh perusahaan di masa yang akan datang.
Sehingga, dapat disimpulkan bahwa prediksi laba yang akan diterima perusahaan akan sangat
diperlukan.

2.2. Tinjauan Mengenai Analisis laporan Keuangan
Menurut Sofyan Syafri Harahap (2004 : 297) rasio keuangan adalah : Angka yang diperoleh
dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai
hubungan yang relevan dan signifikan (berarti).
Kemudian menurut Peter M. Bergevin (2002:96) rasio keuangan adalah : Ratio is quotient of
one number divided by another numerical value expressed as afraction. Ratio describe the
relationship between two (or more) financial statement disclosure.
Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa rasio menggambarkan suatu hubungan
atau pertimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan angka lain. Analisis ini dapat
menjelaskan atau memberikan gambaran kepada penganalisis baik buruknya keadaan
keuangan perusahaan terutama apabila angka rasio tersebut dibandingkan rasio pembanding.
Karena suatu ukuran keuangan apabila berdiri sendiri tidaklah banyak berarti, tetapi untuk
mendapatkan gambaran yang baik dari analisis rasio ini maka dalam melakukan
perbandingan diantara pos-pos yang saling berhubungan haruslah dilakukan dengan tepat dan
sehingga dapat memberikan gambaran yang ada di dalam perusahaan tersebut.
Analisis rasio merupakan alat analisis yang bersifat future oriented, oleh karena itu seorang
analisis harus mampu untuk dapat menyesuaikan faktor-faktor yang ada pada periode
berjalan dengan yang ada di masa akan datang, yang mungkin akan mempengaruhi posisi
keuangan dan hasil operasi suatu perusahaan sehingga dengan demikian manfaat suatu
analisis rasio tergantung pada kemampuan interpretasi analisis. Analisis rasio juga
merupakan salah satu alat pokok yang diergunakan dalam menilai suatu keadaan operasi
perusahaan yang ditunjukkan oleh pos-pos atau sekelompok pos dari suatu daftar laporan
posisi keuangan dan laba rugi perusahaan disuatu saat tertentu. Adapun perlu diingat bahwa
rasio-rasio bukanlah merupakan alat yang pasti untuk memberikan jalan keluar dari masalah-
masalah finansial yang sedang dihadapi perusahaan.
Efektifitas penggunaan rasio keuangan bergantung pada tolak ukur untuk menyatakan sehat
atau tidaknya perusahaan. Pada dasarnya dalam melakukan analasis rasio bisa digunakan dua
macam pembanding, yaitu :
1. Membandingkan rasio sekarang (present ratio) dengan rasio waktu yang lalu (historical
ratio) atau dengan yang dapat diperkirakan untuk waktu-waktu yang akan datang dari
perusahaan yang sama. Dengan cara ini dapat diketahui perubahan-perubahan dari rasio
tersebut dari tahun-ke tahun.
2. Membandingkan rasio dari suatu perusahaan (company ratio) dengan rasio perusahaan
yang sama dengan perusahaan lain yang sejenis atau rasio standar untuk waktu yang sama.
Dengan cara ini dapat diketahui apakah perusahaan yang bersangkutan dalam aspek finansial
tertentu berada diatas rata-rata industri atau berada dibawahnya.
Ditinjau dari sumbernya suatu rasio dibuat maka di golongkan ke dalam 3 golongan yaitu:
1. Balance sheet ratio yaitu rasio yang disusun dari data yang berasal dari laporan posisi
keuangan.
2. Income statement ratio yaitu rasio yang disusun dari data yang berasal dari laporan laba
rugi.
3. Inter statement ratio yaitu rasio yang disusun dari data yang berasal dari laporan posisi
keuangan dan laporan laba rugi.
Analisis rasio memiliki keunggulan dibanding teknik analisis lainnya. Menurut Sofyan Syafri
Harahap (2004 : 298) keunggulan tersebut adalah :
1. Rasio merupakan angka-angka ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan.
2. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan laporan
keuangan yang sangat rinci dan rumit.
3. Mengetahui posisi perusahaan ditengah industri lain.
4. Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan.
5. Menstandarisasi size perusahaan.
6. Lebih mudah memeperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau melihat
perkembangan perusahaan secara periodik.
7. Lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang akan datang.
Dikemukakan pula oleh Sofyan Syafri Harahap (2004 : 298) disamping memiliki keunggulan
analisis rasio keuangan juga memiliki kelemahan yang harus disadari agar kita tidak salah
dalam penggunaannya. Adapun keterbatasan rasio keuangan adalah:
1. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk kepentingan
pemakainya.
2. Keterbatasan yang dimiliki akuntansi atau laporan keuangan juga menjadi keterbatasan
teknik ini seperti :
a. Perhitungan rasio atau laporan keuangan banyak mengandung tafsiran atau judgement yang
dapat dinilai bias atau subyektif.
b. Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dan rasio adalah nilai yang perolehannya
bukan dengan harga pasar.
c. Klasifikasi dalam laporan keuangan bisa berdampak pada angka rasio.
d. Metode pencatatan yang tergambar dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK) bisa
diterapkan berbeda-beda oleh perusahaan yang berbeda-beda.
3. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia maka akan kesulitan dalam menghitung
rasio.
4. Sulit jika data yang tersedia tidak sinkron.
5. Dua perusahaan yang dibandingkan bisa saja teknik dan standar akuntansi yang dipakai
tidak sama.






















BAB III
STUDI KOMPARASI


Dr. Ernst masih menerapkan konsep ini lebih banyak lagi bagi manajemen dari portofolio
investasi, mengembangkan Pertumbuhan, Likuiditas dan Metode Profitabilitas dari perimeter
investasi. Detil dari metode tersebut diluar jangkauan makalah ini, tetapi fakta bahwa
pertumbuhan/likuiditas laporan posisi keuangan dapat digunakan untuk memprediksikan
penjualan dan keuntungan seperti yang tercermin dalam harga persediaan untuk sebuah
portofolio dari pinjaman persediaan yang direkomendasikan, bila akan menggunakan metode
ini dalam pengelolaan keuangan dan ketentuan strategi persaingan dalam perusahaan yang
sama. Petunjuk :
1. Ubahlah struktur laporan posisi keuangan untuk menciptakan sebuah laporan posisi
keuangan pertumbuhan/likuiditas. Pertama, gabungkan semua persediaan dalam aktiva
jangka panjang pada sisi pertumbuhan. Kurangkan jumlah ini dari pemegang saham (Laba
yang ditahan ditambah modal saham), untuk menyatakan sebuah pertumbuhan surplus atau
defisit, dan kemampuan perusahaan dalam menginvestasikan aktiva pertumbuhan produksi
tambahan.
2. Kurangkan seluruh utang lancar dan utang jangka panjang dari aktiva keuangan (seperti
kas dan piutang-piutang). Perbedaannya merupakan likuiditas operasi. Ubahlah struktur
laporan posisi keuangan dengan pertumbuhan di sebelah kiri dan likuiditas di sebelah kanan.
Karena ini menggunakan seluruh informasi laporan posisi keuangan, laporan posisi keuangan
yang baru akan tetap seimbang. Aktiva pertumbuhan dan likuiditas operasi sama dengan
modal pemegang saham.
3. Lihatlah kecenderungan aktiva pertumbuhan dan likuiditas operasi sebagai petunjuk
kesehatan keuangan perusahaan atau untuk mengantisipasi kebiasaan di masa datang.
Misalnya, bila laporan posisi keuangan IBM tahun 1979 dan 1980 telah dianalisis, likuiditas
operasinya turun dari $-4,4 miliar menjadi $-6,5 miliar. Perbedaan sebesar $2,1 miliar
dihitung sebagai bagian dari investasi berat dalam aktiva fisik dan sebagai bagian sebuah
kegagalan untuk menghitung sepenuhnya sebagai inflasi. Pada periode ini pertumbuhan IBM
berada di tingkat yang tidak berlanjut berdasarkan pada pertumbuhan/likuiditas laporan posisi
keuangan.
4. Wawasan tambahan dapat diperoleh dengan membuat kurva operasi. Ini merupakan
hubungan antara perubahan tahunan dalam likuiditas operasi terhadap perubahan tahunan
dalam aktiva perubahan produksi.
Persiapkan laporan posisi keuangan pertumbuhan/likuiditas untuk sekurang-kurangnya lima
tahun (gunakan langkah 1 sampai 3). Gunakan jumlah dari aktiva pertumbuhan yang
berturut-turut untuk menghitung perubahan persentase tahunan : (YR2/YR1)-1. Juga hitung
perubahan persentase tahunan dalam likuiditas operasi. Kemudian dari setiap perubahan
persentase tahunan ini kedalam aktiva pertumbuhan dan likuiditas dengan angka penjualan
untuk tahun-tahun terakhir untuk menormalkannya terhadap penjualan : [(YR2/YR1)-1]/YR2
penjualan.
Tempatkan angka-angka ini pada sebuah grafik dengan angka modal investasi pada sumbu
datar dan angka likuiditas operasi pada sumbu tegak. Buat garis regresi persegi paling kecil
(least squares regression line) ke titik data untuk menjadikan sebuah garis dengan sudut
menurun. Garis yang membentuk sudut ini mencerminkan pertukaran antara pertumbuhan
aktiva dan likuiditas untuk perusahaan khusus (dan memberikan petunjuk mengenai
kebiasaan manajemen). Misalnya; sudut -1,0 menunjukkan bahwa utang tumbuh dua kali
lebih cepat dari kekayaan, diperkirakan tidak ada perubahan yang berkelanjutan dalam kas
dan piutang-piutang.
Catatan: Kurva operasi akan diganti dengan kenaikan dalam salah satu rasio: laba yang
ditahan terhadap penjualan atau modal investasi terhadap penjualan.







BAB IV
KESIMPULAN


Analisis rasio merupakan alat analisis yang bersifat future oriented, oleh karena itu seorang
analisis harus mampu untuk dapat menyesuaikan faktor-faktor yang ada pada periode
berjalan dengan yang ada di masa akan datang, yang mungkin akan mempengaruhi posisi
keuangan dan hasil operasi suatu perusahaan sehingga dengan demikian manfaat suatu
analisis rasio tergantung pada kemampuan interpretasi analisis. Analisis rasio juga
merupakan salah satu alat pokok yang diergunakan dalam menilai suatu keadaan operasi
perusahaan yang ditunjukkan oleh pos-pos atau sekelompok pos dari suatu daftar laporan
posisi keuangan dan laba rugi perusahaan disuatu saat tertentu. Adapun perlu diingat bahwa
rasio-rasio bukanlah merupakan alat yang pasti untuk memberikan jalan keluar dari masalah-
masalah finansial yang sedang dihadapi perusahaan.
Rasio likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya (termasuk bagian dari kewajiban jangka
panjang yang jatuh temponya dalam waktu sampai dengan satu tahun) dari aktiva lancarnya.
Rasio solvabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan kecukupan
modal perusahaan dalam mendukung kegiatan perusahaan secara efisien. Rasio ini
merupakan ukuran kemampuan perusahaan mencari sumber dana untuk membiayai
kegiatannya. Bisa juga dikatakan rasio ini merupakan alat untuk melihat kekayaan
perusahaan dan untuk melihat efisiensi bagi pihak manajemen perusahaan tersebut.
Rasio rentabilitas adalah rasio yang menunjukkan hubungan timbal balik (reciprocal) antara
pos-pos biaya, serta jumlah biaya yang dikeluarkan dengan pos-pos lainnya dalam laporan
laba rugi. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang
dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan juga untuk mengukur kemampuan manajemen
dalam mengelola aktiva untuk mendapatkan keuntungan.
DAFTAR PUSTAKA


Sawir, Agnes. 2003. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan.
Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Baridwan, Zaki. 2000. Intermediate Accounting, Edisi 7. Yogyakarta : BPFE.

Dahlan Siamat. 2005. Manajemen Lembaga Keuangan. Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia.

Harahap, Sofyan Syafri. 2004. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada.

Husnan, Suad dan Pudjiastuti, Enny. 2001. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Yogyakarta :
BPFE.

Munawir. 2002. Akuntansi Keuangan dan Manajemen. Yogyakarta : BPFE.

Sundjaja, Ridwan S. dan Inge Barlian. 2002. Manajemen Keuangan I. Jakarta : Erlangga.

Weston, J. Fred dan Eugene F. Brigman. 2000. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan,
Penerjemah A.Q Khalid. Jakarta : Erlangga.



RASIO RASIO KEUANGAN PERUSAHAAN
RASIO RASIO KEUANGAN PERUSAHAAN
Untuk dapat memproleh gambaran tentang perkembangan finansial suatu perusahaan, perlu
mengadakan analisa atau interprestasi terhadap data finansial dari perusahaan bersangkutan,
dimana data finansial itu tercermin didalam laporan keuangan. Ukuran yang sering digunakan
dalam analisa finansial adalah ratio.
Laporan Keuangan dibuat agar dapat digunakan suatu kegunaan yang penting adalah dalam
menganalisis kesehatan ekonomi perusahaan. Menurut Kown ( 2004 ; 107 ) : Hasil dari
menganalisis laporan keuangan adalah rasio keuangan berupa angka-angka dan rasio
keuangan harus dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan.
analisa Laporan Keuangan menyangkut pemeriksaaan keterkaitan angkaangka dalam
laporan keuangan dan trend angka angka dalam beberapa periode, satu tujuan dari analisis
laporan keuangan menggunakan kinerja perusahaan yang lalu untuk memperkirakan
bagaimana akan terjadi dimasa yang akan datang.
Menurut Van Horne ( 2005 : 234) : Rasio keuangan adalah alat yang digunakan untuk
menganalisis kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Kita menghitung berbagai rasio
karena dengan cara ini kita bisa mendapat perbandingan yang mungkin akan berguna
daripada berbagai angka mentahnya sendiri.
Meskipun analisis rasio mampu memberikan informasi yang bermanfaat sehubungan dengan
keadaan operasi dan kondisi keuangan perusahaan, terdapat juga unsur keterbatasan
informasi yang membutuhkan kehati hatian dalam mempertimbangkan masalah yang
terdapat dalam perusahaan tersebut.
Menurut Kown (2004: 108) : Rasio keuangan setidaknya dapat memberikan jawaban atas
empat pertanyaan yaitu :
1. Bagaimana Likuiditas Perusahaan
2. Apakah Manajemen efektif menghasilkan laba operasi atas aktiva
3. Bagaimana perusahaan didanai
4. Apakah pemegang saham biasa mendapatkan tingkat pengembalian
yang cukup.
Hal ini disebabkan sulitnya mendapatkan rata rata pembanding yang tepat bagi perusahaan
yang mengoperasikan beberapa divisi yang berbeda pada industri yang berlainan.
Sebagai salah satu bentuk informasi yang relevan dan kegunaanya yang efektif dalam
menganalisa rasio dalam pengambilan keputusan. Dalam melakukan analisa, penganalisa
dapat menggunakan dua macam perbandingan yaitu :
1. Membandingkan rasio sekarang dengan rasio rasio yang lalu atau dengan rasio rasio
yang diperkirakan untuk waktu yang akan datang dari perusahaan yang sama.
2. Membandingkan rasio perusahaan dengan rasio rasio yang sejenis dengan perusahaan lain
yang sejenis, dan pada waktu yang sama.
Menurut Sumber datanya Van Horne ( 2005 : 234) : Angka rasio dapat dibedakan atas :
1. Rasio rasio neraca ( Balance Sheet Ratio ), yaitu ratio ratio yang disusun dari data yang
berasal dari neraca, misalnya current ratio, acid test ratio, current asset to total asset ratio,
current liabilities to total asset ratio dan lain sebagainya.
2. Rasio rasio Laporan Laba Rugi ( Income Statement Ratio ), ialah data yang disusun dari
data yang berasal dari income statement, misalnya gross profit, net margin, operating margin,
operating ratio dan sebagainya.
3. Rasio rasio antar Laporan Keuangan ( Intern Statement Ratio), ialah ratio ratio yang
disusun dari data yang berasal dari neraca dan data lainya berasal dari income statement,
misalnya asset turnover, Inventory turnover, receivable turnover, dan lain sebagainya.
Rasio keuangan dapat dibagi kedalam tiga bentuk umum yang sering dipergunakan yaitu :
Rasio Likuiditas, Rasio Solvabilitas ( Leverage ), dan Rasio Rentabilitas.
1. Ratio Likuiditas (Liquidity Ratio)
Merupakan Ratio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajian financial jangka pendek yang berupa hutang hutang jangka pendek (short time
debt) Menurut Van Horne :Sistem Pembelanjaan yang baik Current ratio harus berada pada
batas 200% dan Quick Ratio berada pada 100%. Adapun yang tergabung dalam rasio ini
adalah :
a. Current Ratio ( Rasio Lancar)
Merupakan Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar
kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki,
Current Ratio dapat dihitung dengan rumus :
Current Ratio = Aktiva Lancar
Hutang Lancar
Contoh : Current Ratio Pada PT XYZ Medan adalah sebagai berikut ( dalam Rupiah ) :
Tahun 2005 : = 1,04
Tahun 2006 : = 1,05
Ini berarti bahwa kemampuan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan
aktiva lancar, untuk tahun 2005 adalah setiap Rp. 1 hutang lancar dijamin oleh Aktiva lancar
Rp. 1,04. untuk tahun 2006 adalah setiap hutang lancar Rp. 1 dijamin oleh Rp.1,05 aktiva
lancar.
b. Quick Ratio ( Rasio Cepat )
Merupakan rasio yang digunaka untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar
kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva yang lebih likuid . Quick Ratio
dapat dihitung dengan rumus yaitu :
Quick Ratio = Aktiva Lancar Persediaan
Hutang Lancar
c. Cash Ratio ( Rasio Lambat)
Merupakan Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar
kewajiban jangka pendek dengan kas yang tersedia dan yang disimpan diBank. Cash Ratio
dapat dihitung dengan Rumus yaitu :
Cash Ratio = Cash + Efek
Hutang Lancar
2. Ratio Solvabilitas
Rasio ini disebut juga Ratio leverage yaitu mengukur perbandingan dana yang disediakan
oleh pemiliknya dengan dana yang dipinjam dari kreditur perusahaan tersebut. Rasio ini
dimaksudkan untuk mengukur sampai seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang
rasio ini menunjukkan indikasi tingkat keamanan dari para pemberi pinjaman (Bank).
Adapun Rasio yang tergabung dalam Rasio Leverage adalah :
a. Total Debt to Equity Ratio (Rasio Hutang terhadap Ekuitas)
Merupakan Perbandingan antara hutang hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan
dan menunjukkan kemampuan modal sendiri, perusahaan untuk memenuhi seluruh
kewajibanya .
Rasio ini dapat dihitung denga rumus yaitu :
Total Debt to equity Ratio = Total Hutang
Ekuitas Pemegang Saham
b. Total Debt to Total Asset Ratio ( Rasio Hutang terhadap Total Aktiva )
Rasio ini merupakan perbandingan antara hutang lancar dan hutang jangka panjang dan
jumlah seluruh aktiva diketahui. Rasio ini menunjukkan berapa bagian dari keseluruhan
aktiva yang dibelanjai oleh hutang. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus yaitu :
Total Debt to Total Asset Ratio = Total Hutang
Total Aktiva
3. Ratio Rentabilitas
Rasio ini disebut juga sebagai Ratio Profitabilitas yaitu rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba atau keuntungan, profitabilitas
suatu perusahaan mewujudkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang
menghasilkan laba tersebut.
Yang termasuk dalam ratio ini adalah :
a. Gross Profit Margin ( Margin Laba Kotor)
Merupakan perandingan antar penjualan bersih dikurangi dengan Harga Pokok penjualan
dengan tingkat penjualan, rasio ini menggambarkan laba kotor yang dapat dicapai dari jumlah
penjualan.
Rasio ini dapat dihitung dengan rumus yaitu :
Gross Profit Margin = Laba kotor
Penjualan Bersih
b. Net Profit Margin (Margin Laba Bersih)
Merupakan rasio yang digunaka nuntuk mengukur laba bersih sesudah pajak lalu
dibandingkan dengan volume penjualan.
Rasio ini dapat dihitung dengan Rumus yaitu :
Net Profit Margin = Laba Setelah Pajak
Penjualan Bersih
c. Earning Power of Total investment
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal yang
diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan netto. . Rasio ini
dapat dihitung dengan rumus yaitu :
Earning Power of Total investment = Laba Sebelum Pajak
Total aktiva
d. Return on Equity (Pengembalian atas Ekuitas)
Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal sendiri untuk
menghasilkan keuntungan bagi seluruh pemegang saham, baik saham biasa maupun saham
preferen. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus yaitu :
Return on Equity = Laba Setelah Pajak
Ekuitas Pemegang Saham






Home Akuntansi Rasio Profitabilitas
Jumat, Desember 21, 2012 Akuntansi
Rasio Profitabilitas
Pengertian Rasio Profitabilitas

Ilustrasi Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas merupakan rasio yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba selama periode tertentu dan juga memberikan gambaran tentang tingkat
efektifitas manajemen dalam melaksanakan kegiatan operasinya. Efektifitas manajemen disini dilihat
dari laba yang dihasilkan terhadap penjualan dan investasi perusahaan. Rasio ini disebut juga rasio
rentabilitas.

Rasio profitabilitas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam
mendapatka laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas,
modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya (Syafri, 2008:304).
Jenis-jenis Rasio Profitabilitas
Rasio yang termasuk rasio profitabilitas antara lain:
1. Gross Profit Margin (Margin Laba Kotor)
Gross profit margin merupakan rasio yang mengukur efisiensi pengendalian harga pokok atau biaya
produksinya, mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara efisien (Sawir,
2009:18).

Gross profit margin merupakan persentase laba kotor dibandingkan dengan sales. Semakin besar
gross profit margin semakin baik keadaan operasi perusahaan, karena hal ini menunjukkan bahwa
harga pokok penjualan relatif lebih rendah dibandingkan dengan sales, demikian pula sebaliknya,
semakin rendah gross profit margin semakin kurang baik operasi perusahaan (Syamsuddin, 2009:61).

Gross profit margin dihitung dengan formula:

Gross Profit Margin
2. Net Profit Margin (Margin Laba Bersih)
Rasio ini mengukur laba bersih setelah pajak terhadap penjualan. Semakin tinggi Net profit margin
semakin baik operasi suatu perusahaan.

Net profit margin dihitung dengan rumus:

Net Profit Margin
3. Rentabilitas Ekonomi/ daya laba besar/ basic earning power
Rentabilitas ekonomi merupakan perbandingan laba sebelum pajak terhadap total asset. Jadi
rentabilitas ekonomi mengindikasikan seberapa besar kemampuan asset yang dimiliki untuk
menghasilkan tingkat pengembalian atau pendapatan atau dengan kata lain Rentabilitas Ekonomi
menunjukkan kemampuan total aset dalam menghasilkan laba.

Rentabilitas ekonomi mengukur efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan seluruh sumberdaya
yang menunjukkan rentabilitas ekonomi perusahaan (Sawir, 2009:19).

Rentabilitas Ekonomi dihitung dengan rumus:

Rentabilitas Ekonomi

Rentabilitas ekonomi dapat ditentukan dengan mengalikan operating profit margin dengan asset
turnover. Rendahnya Rentabilitas Ekonomi tergantung dari (Sawir, 2009:19):
Asset Turnover
Operating Provit Margin
Operating profit margin merupakan perbandingan antara laba usaha dan penjualan. Operating profit
margin merupakan rasio yang menggambarkan apa yang biasanya disebut pure profit yang diterima
atas setiap rupiah dari penjualan yang dilakukan (Syamsuddin, 2009:61).

Operating profit disebut murni (pure) dalam pengertian bahwa jumlah tersebutlah yang benar-benar
diperoleh dari hasil operasi perusahaan dengan mengabaikan kewajiban- kewajiban finansial berupa
bunga serta kewajiban terhadap pemerintah berupa pembayaran pajak. Apabila semakin tinggi
operatig profit margin maka akan semakin baik pula operasi suatu perusahaan.

Operating profit margin dihitung sebagai berikut:

Operating Profit Margin
4. Return on Investment
Return on investment merupakan perbandingan antara laba bersih setelah pajak dengan total aktiva.
Return on investment adalah merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan secara
keseluruhan didalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia
didalam perusahaan (Syamsuddin, 2009:63).

Semakin tinggi rasio ini semakin baik keadaan suatu perusahaan. Return on investment merupakan
rasio yang menunjukkan berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila di ukur dari nilai aktiva
(Syafri, 2008:63).

Return on Investment dihitung dengan rumus:

Return on Investment

Atau dapat juga dihitung dengan: ROI = Net profit margin x Assets turn over
5. Return on Equity
Return on equity merupakan perbandingan antara laba bersih sesudah pajak dengan total ekuitas.
Return on equity merupakan suatu pengukuran dari penghasilan (income) yang tersedia bagi para
pemilik perusahaan (baik pemegang saham biasa maupun pemegang saham preferen) atas modal
yang mereka investasikan di dalam perusahaan (Syafri, 2008:305).

Return on equity adalah rasio yang memperlihatkan sejauh manakah perusahaan mengelola modal
sendiri (net worth) secara efektif, mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan
pemilik modal sendiri atau pemegang saham perusahaan (Sawir 2009:20). ROE menunjukkan
rentabilitas modal sendiri atau yang sering disebut rentabilitas usaha.

Return on equity dapat dihitung dengan formula:

Return on Equity
6. Earning per share (EPS)
Earning per share adalah rasio yang menunjukkan berapa besar kemampuan perlembar saham
dalam menghasilkan laba (Syafri, 2008:306).

Earning per share merupakan rasio yang menggambarkan jumlah rupiah yang diperoleh untuk setiap
lembar saham biasa (Syamsuddin, 2009:66). Oleh karena itu pada umumnya manajemen
perusahaan, pemegang saham biasa dan calon pemegang saham sangat tertarik akan earning per
share. Earning per share adalah suatu indikator keberhasilan perusahaan.

Earning per share dihitung dengan rumus:

Earning per share
Daftar Pustaka
Sawir, Agnes, 2009. Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan keauangan Perusahaan, PT.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Syafri Harahap, Sofyan, 2008. Analisa Kritis atas Laporan Keuangan, PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
Syamsuddin, Lukman, 2001. Manajemen Keuangan Perusahaan, PT. Raja Grafindo Persada,
Jakarta.




BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Rasio Financial (Rasio Keuangan) merupakan alat Analisis Perusahaan untuk menilai
kinerja suatu perusahaan berdasarkan perbandingan data keuangan yang terdapat pada
laporan pos keuangan (neraca, laporan/laba rugi, laporan arus kas). Rasio merupakan alat
ukur yang digunakan perusahaan untuk mengenalisis laporan keuangan. Rasio
menggambarkan suatu hubungan atau pertimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan
jumlah yang lain. Dengan menggunkan alat analisa berupa rasio keuangan dapat menjelaskan
dan memberikan gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau
posisi keuangan suatu perusahaan dari suatu periode ke periode berikutnya.
Analisis rasio keuangan adalah analisis yang menghubungkan perkiraan neraca dan
laporan laba rugi terhadap satu dengan lainnya, yang memberikan gambaran tentang sejarah
perusahaan serta penilaian terhadap keadaan suatu perusahaan tertentu. Analisis rasio
keuangan memungkinkan manajer keuangan meramalkan reaksi para calon investor dan
kreditur serta dapat ditempuh untuk memperoleh tambahan dana. (Zaki Baridwan, 1997 :17).
Dalam mengadakan interpretasi dan analisis laporan keuangan suatu perusahaan, seorang
penganalisis memerlukan adanya ukuran atau yardstick tertentu. Ukuran yang sering
digunakan dalam analisis keuangan adalah rasio. Pengertian rasio sebenarnya hanyalah alat
yang dinyatakan dalam aritmatical terms yang dapat digunakan untuk menjelaskan
hubungan antara dua macam data keuangan. Macamnya rasio banyak sekali, karena dapat
dibuat menurut kebutuhan penganalisis.
Rasio keuangan dapat digunakan untuk menjawab setidaknya 4 pertanyaan:
bagaimana tingkat likuiditas perusahaan, apakah manajemen efektif dalam menghasilkan laba
operasi atas aktiva yang dimiliki perusahaan, bagaimana perusahaan didanai, apakah
pemegang saham biasa mendapat tingkat pengembalian yang cukup. Perhitungan rasio
financial sebaiknya didasarkan pada data laporan keuangan yang telah diaudit (diperiksa).
Laporan keuangan yang belum diaudit masih diragukan kebenarannya, sehingga rasio-rasio
yang dihitung juga kurang akurat. Adalah sangat penting untuk diperhatikan bahwa pelaporan
atau akuntansi yang digunakan haruslah sama.

1.2 Identifikasi Masalah
Adanya Rasio keuangan sebagai alat ukur yang digunakan perusahaan utuk mengalisis
laporan keuangan didalam posisi dan kinerja keuangan perusahaan, dan untuk menilai kinerja
keuangan di masa depan.
Tujuan:
1. Profitabilitas (Rasio Laporan Rugi Laba) adalah kemampuan perseroan untuk menghasilkan
suatu keuntungan dan menyokong pertumbuhan baik untuk jangka pendek maupun jangka
panjang. Profitabilitas perseroan biasanya dilihat dari Laporan laba rugi perseroan (income
statement) yang menunjukkan laporan hasil kinerja perseroan.
2. Rasio Solvabilitas (Rasio Neraca) adalah kemampuan perseroan untuk memenuhi seluruh
kewajibannya, yang diukur dengan membuat perbandingan seluruh kewajiban terhadap
seluruh aktiva dan perbandingan seluruh kewajiban terhadap ekuitas
3. Rasio Likuiditas (Rasio Neraca) adalah kemampuan perseroan untuk memenuhi kewajiban
lancarnya yang diukur dengan menggunakan perbandingan antara aktiva lancar dengan
kewajiban lancar.
4. Rasio Aktivitas (Rasio antar Laporan Keuangan-Neraca dan Rugi/Laba) adalah kemampuan
perseroan dalam mempertahankan usahanya dalam jangka waktu panjang tanpa harus
menderita kerugian. Untuk menilai stabilitas perseroan digunakan laporan laba rugi dan
neraca. keuangan (balance sheet) perseroan serta berbagai indikator keuangan dan non
keuangan lainnya.

1.3 Rumusan Masalah
Rasio Keuangan merupakan Alat yang sangat penting dalam Analisi Keuangan
Perusahaan, dari rasio Keuangan kita harus dapat mengetahui hal-hal sebagai berikut:
a. Apa Manfaat Rasio Keuangan Bagi Perusahaan?
b. Bagaimana Pengertian,Kegunaan,serta keunggulan dan keterbatasan Analisis keuangan?
c. Apa saja Jenis-jenis Rasio Keuangan itu?
d. Bagaimana Fungsi dan kegunaan Rasio keuangan?
e. Seperti apa penerapan dan penyelesaiannya dalam bentuk kasus dari suatu perusahaan?


1.4 Maksud dan tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari makalah ini adalah Rasio keuangan dapat digunakan
sebagai Analisis keuangan suatu perusahaan, dan diharapkan dapat membantu Proses
Pengambilan keputusan Laporan keuangan dalam perusahaan. Dari laporan keuangan dapat
mencerminkan baik buruknya kinerja perusahaan, sehingga dalam pengambilan keputusan
pun bisa menjadi lebih mudah oleh pihak yang berkepentingan.

1.5 Batasan Masalah
Mengingat begitu banyak bentuk dari rasio Keuangan dan beberapa sub-sub nya,
maka dalam makalah ini saya batasi dan hanya akan membahas rasio keuangan yang sering
digunakan dalam analisis keuangan dalam perusahaan.yakni rasio keuangan seperti: Rasio
Likuiditas, Rasio Solvabilitas/leverage, Rasio Profitabilitas / Rentabilitas, dan Rasio aktivitas.













BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Perngertian Rasio
Rasio adalah alat yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua
macam data finansial (Bambang Riyanto, 1996:329). Pancawati Hardiningsih (2002:85),
rasio merupakan alat yang dinyatakan dalam artian relatif maupun absolut untuk menjelaskan
hubungan tertentu antara faktor yang satu dengan faktor yang lain dari suatu laporan
finansial. Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan antara suatu jumlah
tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio ini
akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran kepada penganalisa tentang baik atau
buruknya posisi keuangan suatu perusahaan terutama apabila angka-angka tersebut
dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standard
(Munawir,2004:64). Pancawati Hardiningsih (2002:85), manfaat analisis rasio pada dasarnya
tidak hanya berguna bagi kepentingan intern perusahaan melainkan juga bagi pihak luar.
Rasio-rasio ini mempermudah upaya pembandingan kinerja perusahaan dari tahun ke tahun
(time series) atau dengan perusahaan lain (cross section) dalam industri yang sama.
2.1.1. Analisis Rasio
Analisis rasio dapat mengungkapkan hubungan penting dan menjadi dasar
perbandingan dalam menemukan kondisi dan tren yang sulit untuk dideteksi dengan
mempelajari masing-masing komponen yang membentuk rasio. Rasio paling bermanfaat bile
berorientasi ke depan artinya kita sering menyesuaikan faktor-faktor yang mempengaruhi
rasio untuk kemungkinan tren dan ukurannya di masa depan.
faktor-faktor yang mempengaruhi rasio antara lain peristiwa ekonomi, faktor industri,
kebijakan manajemen dan metode akuntansi.
interpretasi rasio, bermanfaat jika di interpretasikan dalam perbandingan dengan rasio tahun
sebelumnya, standar yang ditentukan sebelumnya dan rasio pesaing.

Analisis rasio merupakan alat penting dalam analisis keuangan. Identifikasi
setidaknya empat rasio yang menggunakan:
Hanya data neraca Neraca: Rasio lancar, rasio cepat, total utang terhadap ekuitas, utang
jangka panjang terhadap ekuitas.
Hanya data laporan laba rugi: Laporan Laba Rugi: Margin laba kotor, margin laba operasi,
margin laba sebelum pajak, margin laba bersih.
Data neraca dan laporan laba rugi: Neraca dan Laporan Laba Rugi: Jumlah hari untuk
menjual persediaan, perputaran kas, perputaran piutang usaha, perputaran modal kerja.

2.1.2 keterbatasan analisis rasio.
1) Rasio tersebut dibentuk dari data akuntansi dan data ini dipengaruhi oleh cara penafsirannya
dan bahkan dapat dimanipulasi.
2) Seorang manajer keuangan harus berhati - hati dalam penilaian apakah suatu rasio tertentu
baik atau buruk dalam penilaian gabungan tentang sebuah perusahaan, berdasarkan suatu
kumpulan rasio - rasio.
3) Kecocokan dengan rasio gabungan industri bukan suatu jaminan bahwa perusahaan tersebut
sedang berjalan normal dan dipimpin dengan baik.
4) Dalam menganalisa setiap rasio, angka - angka yang diperoleh dan perhitungan tidak dapat
berdiri sendiri. Rasio tersebut akan berarti bila setidaknya satu dari dua hal ini dipenuhi 1)
Adanya perbandingan dengan perusahaan sejenis yang mempunyai tingkat resiko yang
hampir sama; 2) Adanya analisa kecenderungan (trend) dari setiap rasio pada tahun tahun
sebelumnya.
5) Pencapaian target sesuai dengan rata rata industri tidak menunjukkan Kinerja Perusahaan
yang baik. Kebanyakan perusahaan justru menginginkan tingkat yang lebih baik dari rata -
rata industri. Oleh karena itu lebih tepat jika difokuskan pada industry leader's ratios.

2.2 Pengertian Keuangan
Keuangan adalah Administrasi yang mengurusi keluar masuknya uang dalam suatu
lembaga. Sedangkan pengertian uang sendiri adalah alat tukar atau standat pengukuran nilai
(kesatuan atau hitungan) yang sah. Pengertian uang yang lain adalah harga atau
kekayaan.Keuangan diperlukan oleh setiap perusahaan untuk memperlancar kegiatan
operasinya. Menurut Ridwan S. Sundjaja dan Inge Barlian (2002:34), pengertian keuangan
sebagai berikut: Keuangan merupakan ilmu dan seni dalam mengelola uang yang
mempengaruhi kehidupan setiap orang dan setiap organisasi. Keuangan berhubungan dengan
proses, lembaga,pasar, dan instrumen yang terlibat dalam transfer uang diantara individu
maupun antara bisnis dan pemerintah.

2.3 Rasio Keuangan
2.3.1 .Definisi Rasio keuangan
Rasio Keuangan merupakan suatu perhitungan rasio dengan menggunakan laporan
keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja perusahaan. Menurut
Harahap (1999 : 297) rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan
dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan
dan signifikan atau berarti.Rasio keuangan dapat digunakan untuk mengetahui apakah telah
terjadi penyimpangan dalam melaksanakan aktivitas operasional perusahaan. Menurut Wild,
Subramanyam,dan Halsey (2005 : 36) Rasio merupakan alat untuk menyediakan pandangan
terhadap kondisi yang mendasari. Rasio merupakan salah satu titik awal, bukan titik akhir.
Rasio yang diinterpretasikan dengan tepat mengindikasikan area yang memerlukan
investigasi lebih lanjut. Dari defenisi ini rasio dapat digunakan untuk mengetahui apakah
terdapat penyimpangan-penyimpangan dengan cara membandingkan rasio keuangan dengan
tahun-tahun sebelumnya.
Rasio keuangan menunjukkan hubungan sistematis dalam bentuk perbandingan
antara perkiraan-perkiraan laporan keuangan. Agar hasil perhitungan rasio keuangan dapat
diinterpretasikan, perkiraan-perkiraan yang dibandingka n harus mengarah pada hubungan
ekonomis yang penting. Contoh Pertama, untuk beberapa pengecualian, tidak ada ketentuan-
ketentuan baku dan cepat untuk komputasi rasio. Kedua, dalam penghitungan banyak rasio,
angka-angka laporan laba rugi dibandingkan dengan angka-angka neraca. Karena laporan
laba rugi mengacu pada suatu periode waktu dan neraca mengacu pada suatu titik waktu,
maka dalam penghitungan rasio-rasio adalah baik untuk menghitung rata-rata untuk angka-
angka neraca.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan rasio keuangan
sebagai alat analisis. Hal-hal tersebut akan membantu analis dalam menginterpretasikan hasil
perhitungan rasio keuangan sehingga dihasilkan kesimpulan yang lebih tepat. Syamsuddin
(2000 : 40) mengemukakan beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan rasio
keuangan sebagai alat analisis.
o Sebuah rasio saja tidak dapat digunakan untuk menilai keseluruhan operasi yang telah
dilaksanakan. Untuk menilai keadaan perusahaan secara keseluruhan sejumlah rasio haruslah
dinilai secara bersama-sama. Kalau sekiranya hanya satu aspek saja yang ingin dinilai, maka
satu atau dua rasio saja sudah cukup digunakan.
o Pembandingan yang dilakukan haruslah dari perusahaan yang sejenis dan pada saat yang
sama. Tidaklah tepat kita membandingkan rasio finansial perusahaan A pada tahun 19X0
dengan rasio finansial perusahaan B pada tahun 19X1.
o Sebaiknya perhitungan rasio finansial didasarkan pada data laporan keuangan yang telah
diaudit (diperiksa). Laporan keuangan yang belum diaudit masih diragukan kebenarannya,
sehingga rasio-rasio yang dihitung juga kurang akurat.
o Adalah sangat penting untuk diperhatikan bahwa pelaporan atau akuntansi yang digunakan
haruslah sama.

2.3.2 Analisis Rasio Keuangan
A. Definisi Analisis rasio keuangan
Analisi Rasio Keuangan merupakan bagian dari analisis keuangan. Analisis rasio
keuangan adalah analisis yang dilakukan dengan menghubungkan berbagai perkiraan yang
terdapat pada laporan keuangan dalam bentuk rasio keuangan. Menurut Wild, Subramanyam,
dan Halsey (2005 : 36) analisis rasio (ratio analysis) dapat mengungkapkan hubungan
penting dan menjadi dasar perbandingan dalam menemukan kondisi dan tren yang sulit untuk
dideteksi dengan mempelajari masing-masing komponen yang membentuk rasio.Analisis
rasio keuangan adalah analisis yang menghubungkan perkiraan neraca dan laporan laba rugi
terhadap satu dengan lainnya, yang memberikan gambaran tentang sejarah perusahaan serta
penilaian terhadap keadaan suatu perusahaan tertentu. Analisis rasio keuangan
memungkinkan manajer keuangan meramalkan reaksi para calon investor dan kreditur serta
dapat ditempuh untuk memperoleh tambahan dana. (Zaki Baridwan, 1997 :17) Suatu rasio
tidak memiliki arti dalam dirinya sendiri, melainkan harus diperbandingkan dengan rasio
yang lain agar rasio tersebut menjadi lebih sempurna dan untuk melakukan analisis ini dapat
dengan cara membandingkan prestasi suatu periode dengan periode sebelumnya sehingga
diketahui adanya kecenderungan selam periode tertentu, selain itu dapat pula dilakukan
dengan membandingkan dengan perusahaan sejenis dalam industri itu sehingga dapat
diketahui bagaimana keuangan dalam industri.Dalam mengadakan interpretasi dan analisis
laporan keuangan suatu perusahaan, seorang penganalisis memerlukan adanya ukuran atau
yardstick tertentu. Ukuran yang sering digunakan dalam analisis keuangan adalah rasio.
Pengertian rasio sebenarnya hanyalah alat yang dinyatakan dalam aritmatical terms yang
dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data keuangan. Macamnya
rasio banyak sekali, karena dapat dibuat menurut kebutuhan penganalisis.
Menurut Bambang Riyanto (1992 : 329), analisis rasio keuangan adalah proses
penentuan operasi yang penting dan karakteristik keuangan dari sebuahperusahaan dari data
akuntansi dan laporan keuangan. Tujuan dari analisis ini adalah untuk menentukan efisiensi
kinerja dari manajer perusahaan yang diwujudkan dalam catatan keuangan dan laporan
keuangan. Dalam menggunakan analisis rasio keuangan pada dasarnya dapat melakukannya
dengan dua macam perbandingan, yaitu :
Membandingkan rasio sekarang (present ratio) dengan rasio-rasio dari waktu yang telah lalu
(histories ratio) atau dengan rasio-rasio yang diperkirakan untuk waktu yang akan dating dari
perusahaan yang sama.
Membandingkan rasio-rasio dari suatu perusahaan dengan rasio-rasio sejenis dari perusahaan
yang lain yang sejenis. Dengan demikian manfaat suatu angka rasio sepenuhnya tegantung
kepada kemampuan / kecerdasan penganalisis data menginterprestasikan data yang
bersangkutan
.
B. Kegunaan Analisis Rasio Keuangan
Rasio keuangan dapat digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan perusahaan
dan kinerjanya. Dengan membandingkan rasio keuangan perusahaan dari tahun ke tahun
dapat dipelajari komposisi perubahan dan dapat ditentukan apakah terdapat kenaikan atau
penurunan kondisi dan kinerja perusahaan selama waktu tersebut. Selain itu, dengan
membandingkan rasio keuangan terhadap perusahaan lainnya yang sejenis atau terhadap rata-
rata industri dapat membantu mengidentifikasi adanya penyimpangan.Analisis rasio
keuangan pada umumnya digunakan oleh tiga kelompok utama pemakai laporan keuangan
yaitu manajer perusahaan,analis kredit, dan analis saham. Kegunaan rasio keuangan bagi
ketiga kelompok utama tersebut menurut Brigham dan Houston (2006 : 119) adalah sebagai
berikut:
Manajer, yang menerapkan rasio untuk membantu menganalisis, mengendalikan, dan
kemudian meningkatkan operasi perusahaan,
Analis kredit, termasuk petugas pinjaman bank dan analis peringkat obligasi, yang
menganalisis rasio-rasio untuk membantu memutuskan kemampuan perusahaan untuk
membayar utang-utangnya, dan
Analis saham, yang tertarik pada efisiensi, risiko, dan prospek pertumbuhan perusahaan.

C. Keunggulan dan Keterbatasan Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio keuangan merupakan analisis yang paling sering dilakukan untuk
menilai kondisi keuangan dan kinerja perusahaan dibandingkan alat analisis keuangan
lainnya. Analisis rasio keuangan memiliki beberapa keunggulan sebagai alat analisis
sebagaimana yang dikemukakan oleh Harahap (2006 : 298).
o Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang lebih mudah dibaca dan ditafsirkan.
o Rasio merupakan pengganti yang sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan
yang sangat rinci dan rumit.
o Rasio mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain.
o Rasio sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model pengambilan keputusan
dan model prediksi (z-score).
o Rasio menstandarisir sizeperusahaan.
o Dengan rasio lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain atau
melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau time series.
o Dengan rasio lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi di masa yang
akan datang.

Sebagai alat analisis keuangan, analisis rasio keuangan juga memiliki keterbatasan
atau kelemahan. Menurut Syahyunan (2004 : 82-83) ada beberapa keterbatasan atau
kelemahan analisis rasio keuangan antara lain:
Kesulitan dalam mengidentifikasi kategori industri dari perusahaan yang dianalisis apabila
perusahaan tersebut bergerak di beberapa bidang usaha.
Perbedaan metode akuntansi akan menghasilkan perhitungan yang berbeda, misalnya
perbedaan metode penyusutan atau metode penilaian persediaan.
Rasio keuangan disusun dari data akuntansi dan data tersebut dipengaruhi olehcara penafsiran
yang berbeda bahkan bisa merupakan hasil manipulasi.
Informasi rata == rata industri adalah data umum dan hanya merupakan hasil manipulasi.

Keterbatasan utama dalam analisis rasio keuangan adalah sulit membandingkan hasil
perhitungan rasio keuangan suatu perusahaan dengan rata-rata industri. Sebagaimana yang
dikemukakan oleh Kieso, Weygandt, dan Warfield (2002 : 495) Kritik terbesar atas analisis
rasio ada lah sulitnya mencapai ko mparabilitas (comparability) yang tinggi di antara
perusahaan-perusahaan dalam industri tertentu.Untuk mencapai komparabilitas di antara
perusahaan-perusahaan mengharuskan analis untuk (1) mengidentifikasi perbedaan mendasar
yang terdapat dalam prinsip dan prosedur akuntansi yang digunakan dan (2) menyesuaikan
saldo untuk mencapai komparabilitas.
Rasio keuangan merupakan alat yang sangat berguna, namun mempunyai beberapa
keterbatasan dan harus digunakan dengan hati-hati. Rasio-rasio tersebut terbentuk dari
penfsiran dengan cara menggabungkan beberapa rasio yang ada menjadi suatu model
peramalan yang berarti yaitu model yang disebut analisis diskriminan. Analisis diskriminan
ini menghasilkan suatu index yang memungkinkan penggolongan suatu observasi ke dalam
satu kelompok yang telah ditetapkan terlebih dahulu, sehingga dengan model ini dapat diukur
prospek sutu perusahaan.
D. Pemakai Rasio Keuangan
Analisis yang berbeda akan memilih jenis rasio yang berlainan, tergantung pada siapa
yang menggunakan rasio tersebut. Menurut Budi Rahardjo (1992 : 12) menyatakan bahwa
pengguna rasio keuangan dapat dibedakan menjadi :
1) Intern, yaitu manajemen itu sendiri untuk mengetahui perkembangan perusahaan maupun
posisi relative terhadap perusahaan sejenis dlam industry yang sama.
2) Ekstern, yaitu dapat dibedakan menjadi :
Kreditur yang memberikan pinjaman kepada perusahaan yang dapat diklasifikasikan menjadi :
krediturjangka pendek dan kreditur jangka panjang. Kreditur jangka pendek merupakan orang
atau lembaga keuangan yang member pinjaman kepada perusahaan dalam jangka pendek atau
yang pinjam akan segera jatuh tempo (tahun ini). Kreditur jangka pendek ini akan lebih
menekankan pada kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya
atau lebih tertarik pada likuiditas. Kreditur jangka panjang merupakan orang atau lembaga
keuangan yang memberikan pinjaman jangka panjang atau memegang obligasi yang
dikeluarkan perusahaan. Kreditur jangka panjang akan menekankan pada kelangsungan
pembayaran bunga maupun pokok pinjaman. Mereka lebih menekannkan pada likuiditas,
solvabilitas dan profitabilitas.
Investor atau pemegang saham sebagai tambahan terhadap likuiditas. Penanam modal (pemilik
perusahaan) juga memperhitungkan kebijakan perusahaan yang mempengaruhi harga saham
perusahaan tersebut di pasaran.
E. Penggunaan Rasio Keuangan
Pada dasarnya macam atau jumlah angka-angka rasio banyak sekali karena rasio
dapat dibuat menurut kebutuhan penganalisis. Namun demikian angka-angka rasio yang pada
dasarnya dapat digolongkan menjadi dua kelompok (Munawir, 1992 : 68), yaitu :
1) Penggolonagn berdasarkan sumber data
Rasio-rasio neraca (balance sheet rasio), yaitu rasio-rasio yang disususn dari data yang
bersumber atau yang berasal dari neraca.
Rasio-rasio laporan laba rugi (income statement ratio), yaitu rasio yang disusun dari data yang
berasal dari laporan laba rugi.
Rasio-rasio antar laporan (intern statement ratio), yaitu rasio-rasio yang disusun dari data yang
berasal dari neraca dan data yang berasal dari laporan laba rugi.
2) Penggolongan berdasarkan tujuan penganalisis adalah: Rasio likuiditas, Rasio solvabilitas,
Rasio rentabilitas, Dan rasio lain yang sesuai dengan kebutuhan penganalisis.
Menurut Mahmud M.Hanadie Analisis rasio adalah penggabungan yang menunjukkan
hubungan antara suatu unsur dengan unsur lainnya dalam laporan keuangan, hubungan
antara unsur laporan tersebut dinyatakan dalam bentuk matematis yang sederhana. Analisis
ratio merupakan bentuk atau cara umum yang digunakan dalam analisis laporan keuangan
dengan kata lain diantara alat-alat analisis yang selalu digunakan untuk mengukur kekuatan
atau kelemahan suatu perusahaan di bidang keuangan adalah analisis ratio keuangan
(Financial Ratio Analysis). Dalam Keown dkk tujuan dari analisis ratio adalah untuk
membantu manager finansial memahami apa yang perlu dilakukan oleh perusahaan,
berdasarkan informasi yang tersedia dan sifatnya terbatas.
Analisis ratio pada dasarnya tidak hanya berguna bagi kepentingan intern perusahaan
saja melainkan juga pihak luar dan ini berbeda menurut kepentingan khusus dari analisis atau
pihak yang berkepentingan.Analisis ratio berguna bagi para analisis intern untuk membantu
manajemen membuat evaluasi mengenai hasil-hasil operasinya, memperbaiki kesalahan-
kesalahan dan menghindari keadaan yang dapat menyebabkan kesultan keuangan.

2.2.4 Jenis-jenis Rasio Keuangan
Dengan menggunakan rasio keuangan sebagai alat ukur untuk menilai kinerja
keuangan, Menurut Bambang Riyanto dalam bukunya Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan
(BPFE Yogyakarta, 2001:331), pengelompokan rasio-rasio keuangan yaitu sebagai berikut :
1. Rasio Likuiditas adalah rasio-rasio yang dimaksud untuk mengukur likuiditas
perusahaan (Current ratio, Acid test ratio dan lain sebagainya ).
2. Rasio Leverage / solvabilitas adalah rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur
sampai berapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang (Debt to total assets
ratio, net worth to debt ratio dan lain sebaginya).
3. Rasio-rasio Aktivitas, yaitu rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai
berapa besar efektivitas perusahaan dalam mengerjakan sumber-sumber dananya
(Inventory turnover, average collection period dan lain sebagainya).
4. Rasio-rasio Profitabilitas / Rentabilitas , yaitu rasio-rasio yang menunjukkan hasil
akhir dari sejumlah kebijaksanaan dan keputusan-keputusan (profit margin on Sales,
Return on total assets, Return on net worth dan lain sebagainya).
Menurut Bambang Riyanto dalam bukunya Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan
(BPFE Yogyakarta, 2001:331), pengelompokan rasio-rasio keuangan yaitu sebagai berikut:
1. Rasio Likuiditas
Rasio-rasio yang digunakan untuk mengukur likuiditas perusahaan, Yaitu kemampuan
suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansiilnya yang segera harus dipenuhi atau
kemampuan suatu perusahaan untuk dapat menyediakan alat-alat likuid sedemikian rupa
sehingga dapat memenuhi kewajiban finansiilnya pada saat ditagih.
Rasio Untuk Mengukur kemampuan Perusahaan :
1. Memenuhi kewajiban tepat pada waktunya
2. Memelihara modal kerja yang cukup untuk operasi normal
3 Membayar bunga & dividen yang dibutuhkan
4. Memelihara tingkat kredit yang menguntungkan



Rasio Likuiditas terdiri dari :
a. Rasio Lancar (Current Ratio)
Yaitu Kemampuan untuk membayar utang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva
lancar yang dimiliki. Menunjukan tingkat keamanan ( Margin og safety) kreditor jangka
pendek atau kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek
Rumus :
Aktiva lancar
X 100%
Hutang Lancar

Ratio lancar 200% kadang-kadang sudah memuaskan bagi perusahaan, tetapi ratio
200% hanya merupakan kebiasaan (rule of thumb) dan akan digunakan sbg titik tolak untuk
mengadakan analia lebih lanjut. Rasio lancar yang tinggi belum teentu menjamin akan dapat
dibayarnya hutang perusahaan, misalnya : Jumlah persediaan yang relatif tinggi dibandingkan
taksiran tingkat penjualan sehingga tingkat perputaran persediaan rendah dan menunjukan
adanya over investment dalam persediaan tersebut. Saldo piutang yang besar yang mungkin
sulit untuk ditagih. Rasio lancar yang terlalu tinggi kemungkinan menunjukan kelebihan uang
kas atau aktiva lancar lainnya dibanding dengan yang dibutuhkan Sekarang.
Analisa sebelum membuat kesimpulan yang akhir dari analisa rasio lancar harus
mempertimbangkan faktor-faktor sebagai beerikut:
Distribusi atau proporsi daripada aktiva lancar;
Data trend daripada aktiva lancar dan hutang lancar, untuk jangka waktu 5 tahun atau lebih
dari waktu yang lalu.
Syarat yang diberikan oleh kreditor ke perusahaan dalam mengadakan pembelian maupun
syarat kredit yang diberikan oleh perusahaan dalam menjual barangnya.
Present value (nilai sesungguhnya) dari aktiva lancar, sebab ada kemungkinan perusahaan
mempunyai saldo piutang yang cukup besar tetapi piutang tersebut sudah lama teerjadi dan
sulit ditagih sehingga nilai realisasinya mungkin lebih kecil dibandingkan dengan yang
dulaporkan.
Kemungkinan perubahan nilai aktiva lancar yang besar (terutama diitunjukan dalam
persediaan) maka tidak menjamin likuid perusahaan.
Perubahan persediaan dalan hubungannya dengan volime penjualan sekarang atau di masa
yang akan datang, yang mungkin adanya over investment dalam persediaan;
Kebutuhan jumlah modal kerja di masa mendatang semakin besar, kebutuhan modal kerja di
masa yang akan datang maka dibutuhkan.
Type atau jenis perusahaan ( Memproduksi sendiri barang yang dijual perdagangan atau
perushaan jasa )

b. Rasio Kas ( cash ratio )
Membayar kewajiban dengan setara kas yang tersedia
Rumus :



c. Rasio cepat ( quick ratio )
Membayar kewajiban dengan aktiva lancar yang lebih likuid
Rumus :





Contoh Soal :
TAVI SPORT
Kas + Surat Berharga
X 100 %
Hutang lancar
Aktiva Lancar - Persediaan
X 100 %
Kewajiban Lancar
Neraca Saldo
31-Des-08

KETERANGAN NO BUKTI D K
Kas

24.010.170

Piutang dagang

162.500.000

Piutang lain-lain

5.500.000

Persediaan barang dagang

27.500.000

Perlengkapan Usaha

1.500.000

Tanah

150.000.000

Peralatan

5.250.000

Kendaraan

140.000.000

Ak. Penyusutan Kendaraan

4.200.000
Bangunan

275.000.000

Ak. Penyusutan bangunan

8.300.000
Hutang dagang

78.000.000
Hutang sewa

500.000
Hutang bank

30.000.000
Hutang lain-lain

53.166.000
Modal

563.500.000
Penjualan

242.000.000
Retur penjualan

2.000.000

Potongan penjualan

315.000

Pembelian

53.300.000

By Angkut Pembelian

250.000

Retur Pembelian

Potongan Pembelian

750.000
Biaya Promosi

14.000.000 150.000
Biaya Gaji

104.500.000

Biaya Listrik & telp

11.600.000

Biaya Bunga

3.340.830


TOTAL

980.566.000 980.566.000


TAVI SPORT
Laporan Laba Rugi
31 Desember 2008
LAPORAN LABA RUGI

Penjualan

242.000.000

Retur Penjualan 2.000.000

Pot.Penjualan 315.000 +


2.315.000 _
Penjualan Bersih

239.685.000

HPP

PBD awal

27.500.000

Pembelian 53.300.000

BAP 250.000 +


53.550.000


Retur pembelian 750.000

Pot. {embelian 150.000 +


900.000 _


Pembelian Bersih

52.650.000 +


80.150.000

PBD Akhir

22.800.000 _

HPP

57.350.000 _

Laba Kotor

182.335.000

Biaya Operasional

By Promosi 14.000.000

By Gaji 104.500.000

By Listrik & Telp 11.600.000

By Peny Peralatan 65.625

By perlengkapan 400.000

By Peny kendaraan 14.000.000

By Peny Bangunan 27.500.000

+


Total By Operasional

172.065.625 _

Laba Bersih Di luar Usaha

10.269.375

By Bunga 4.090.830

_

Laba Bersih setelah Biaya Diluar Usaha

6.178.545

a. Current Ratio
Aktiva lancar
X 100%
Hutang
Lancar

Aktiva Lancar = Kas+Piutang dagang+Piutang Lain-Lain+Persediaan+Per.Usaha
= 24.010.170+162.500.000+5.500.000+27.500.000+1.500.000
= 221.010.170
Hutang lancar = 78.000.000+500.000+30.000.000+53.166.000 = 161.666.000
221.010.170 / 161.666.000 x 100 % = 137 %
= 1,37 X
( Artinya setiap Rp 1 hutang lancar dijamin dengan Rp 1,37 Aktiva lancar
)

b. Quick Ratio
Aktiva Lancar Persediaan
X 100 %
Kewajiban Lancar

221.010.170 - 27.500.000 X 100 %
161.666.000

= 119,69 % = 120 %
= 1,20 X
(Artinya kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban lancar dengan aktiva
adalah setiap Rp 1 hutang lancar dengan Rp 1,20 aktiva lancar yang likuid)




2. Rasio Solvabilitas
Menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya.
Kondisi keuangan yang baik dalam jangka pendek tidak menjamin adanya kondisi keuangan
yang baik juga dalam jangka panjang. Hal-hal yang menguntungkan dalam jangka pendek
dengan mudah dapat digoyahkan dengan pos-pos jangka panjang, Misalnya :
a. Adanya Understated ( dicatat terlau kecil ) atas penyusutan mengakibatkan laba dalam tahun
pertama besar, karena biaya depresiasi yang kecil, income overstated, tetapi dalam jangka
panjang perusahaan tidak dapat memperoleh kembali aktiva tetapnya, kondisi ini merupakan
penurunan kapasitas yang sangat membahyakan kelangsungan usaha, karena aktiva belum
habis disusut tetpai sudah tidak dapat digunakan .
b. Jatuh tempo hutang jangka panjang tidak direncanakan dengan baik, sehingga pada saat jatuh
tempo perusahaan mengalami kesulitan keuangan.
c. Struktur modal yang tidak baik, misalnya jumlah hutang lebih besar daripada modal sendiri.
d. Pada waktu terjadi tendensi inflasi perusahaan menggunakan perhitungan harga pokok historis
( dengan metode FIFO ), sehingga harga pokok penjualan kelihatan sangat rendah, padahal
harga jual meningkat sehingga mengakibatkan profit margin kelihatan tinggi. Hal ini
menyebabkan aktiv alancar ( terutama persediaan ) semakin turun karena dengan jumlah uang
yang sama tidak dapat memperoleh jumlah kuantitas persediaan yang sama seperti jumlah
sebelumnya

Rasio Solavabilitas terdiri dari :
a.Rasio Modal dengan Total Aktiva
Menunjukan tingkat solvabilitas perusahaan dengan anggapan bahwa semua aktiva
akan dapat direalisir sesua dengan yang dilaporkan di Neraca.
Rumus :
Modal
X 100 %
Total Aktiva

Semakin tinggi rasio ini berarti semakin kecil jumlah modal pinjaman yang
digunakan untuk membiayai aktiva perusahaan. Bila membandingkan ratio ini dari tahun ke
tahun atau antara perusahaan yang sejenis dalam waktu yang sama mungkin terjadi berbagai
perbedaan yang disebabkan :
Perbedaan kebijkasanaa di dalam metode penyusutan.Misalnya dua perusahaan yang
emmpunyai modal dengan komponen yang sama, tetapi antara perusahaan tersebut
menggunakan metode penyusutan yang berbeda.
Perbedaan dalam penggantian / penghentian aktiva tetap. Misalnya suatu perusahaan
mempertahankan suatu aktiva yang sudah out of date, sednag lainnya segera mengganti
aktiva, maka penyusutan aktiva akan berbeda dan kemungkinan ada rugi-laba karena
prnggantian.
Perubahan tingkat harga. Dalam keadaan inflasi maka harga riil lebih besar dari nilai buku.
Kalau yang satu menyesuakin dengan kenaikan harga atau mengadakan revaluasi dan yang
lain tetap mencatat at coast
Kebijaksanaan dalam hubungannya dengan devidend. Dua perusahaan dengan struktur nodal
yang sama dan tingkat keuntungan yang sama, tetapi yang satu likuid untuk membayar
deviden yang besar sedang lainnya likuid sehingga deviden yang dibagi kecil atau bahkan
dengan stobk devidend, maka ini akan berakibat pada proprietory ratio yang berbeda.
Perbedaan dalam kebijaksanaan pembiayaan aktiva dan sebagainya.

Kalau rasio ini >100 % berarti aktiva tetap seluruhnya dibiayai modal sendiri. Kalau rasio ini <100 % maka sebagian aktiva tetap dibiayai dengan modal pinjaman sedang aktiva lancar dibiayai dengan seluruh modal pinjaman

b. Rasio Modal Sendiri Dengan Aktiva Tetap
Menunjukan berapa besar aktiva tetap dibiayai modal sendiri
Rumus :
Modal Sendiri X 100
%
Nilai Buku Aktiva Tetap


c. Rasio Aktiva Tetap dengan Hutang Jangka Panjang
Menunjukan tingkat keamanan yang dimiliki kreditor atau kemampuan
perusahaan untuk memperoleh pinjaman dengan jaminan aktiva tetap
Rumus :
Aktiva Tetap
X 100 %
Hutang Jangka Panjang


d. Rasio Nilai Buku Per saham
Menunjukan jumlah rupiah yang akan dibayarkan untuk setiap lembar saham apabila
perusahaan pada saat itu dibubarkan dengan anggapan semua aktiva pada direalisasi dengan
harga yang sama dengan nilai bukunya
Rumus :

Jumlah Modal
X 100 %
Saham Beredar ( Lbr )


e. Rasio Aktiva Tetap dengan Hutang Tetap
Menunjukan tingkat keamanan yang dimiliki kreditor atau kemampuan perusahaan
untuk memperoleh pinjaman dengan jaminan aktiva tetap
Rumus :
Nilai Buku Aktiva Tetap
X 100 %
Hutang Tetap


f. Rasio Total Hutang dengan Total Aktiva
Bagian dari setiap rupiah aktiva digunakan untuk menjamin total hutang
Rumus :
Total Hutang
X 100 %
Total Aktiva




Contoh Soal :

a. Rasio Modal Sendiri dengan Aktiva Tetap
Modal Sendiri
X 100 %
Nilai Buku Total Aktiva

563.500.000 / 778.760.170 X 100 %
= 72,4 %
= 0,724 X
( Artinya setiap Rp 1 total aktiva dibiayai dengan Rp 0,724 modal, sedangkan
Rp 0,276 dari pinjaman / hutang )
b. Rasio Modal dengan Aktiva Tetap
Modal
X 100 %
Total Aktiva

563.500.000 / 557.750.000 x 100 %
= 101,03 %
= 1.01 X
( Artinya keseluruhan aktiva tetap dibiayai dengan modal )

c. Rasio Aktiva Tetap Dengan Hutang Jangka Panjang
Aktiva Tetap
X 100 %
Hutang Jangka Panjang

Tavi Sport tidak memiliki hutang jangka panjang makak kemampuan perusahaan untuk
memperoleh pinjaman dengan jaminan keseluruhan aktiva tetap

3. Rasio Aktivitas
Rasio Aktivitas terdir dari :
a. Perputaran piutang
kemampuan dana yang tertanam dalam piutang berputar dalam periode tertentu
Rumus :
Penjualan Kredit
=........X
Piutang rata-rata

Semakin tinggi perputaran menunjukan modal kerja yang tertanam dalam piutang
semakin rendah, sebaliknya rasio semakin rendah berarti ada over investment dalam piutang.
Penurunan rasio ini dapat di sebabkan oleh faktor sebagai berikut :
o Turunnya penjualan dan naiknya piutang
o Turunnya piutang diikuti turunnya penjualan dalam jumlah lebih besar.
o Naiknya penjualan diikuti naIknya piutang dalam jumlah yang lebih besar.
o Turunnya penjualan dengan piutang yang tetap
o Naiknya piutang sedangkan penjualan tidak berubah

b. Days of Receivable
Periode rata-rata yang diperlukan untuk mengumpulkan piutang
Rumus :
Piutang rata-rata x 360 hari
=........X
Penjualan kredit

Semakin besar periode rata-rata, maka semakin besar resiko kemungkinan tidak
tertagihnya piutang

c. Perputaran Persediaan
kemampuan dana yang tertanam dalam persediaan berputar dalam periiode tertentu
Rumus :
Harga Pokok Penjualan
=........X
Persediaan rata-rata

Semakin tinggi perputaran menunjukan modal kerja yang tertanam dalam persediaan
semakin rendah, sebaliknya rasio semakin rendah berarti ada over stock dalam persediaan.

d. Days Of Inventory
Periode rata-rata persediaan berada digudang
Rumus :
Persediaan rata-rata x 360 hari
=........X
Harga Pokok Penjualan

Semakin besar periode rata-rata, maka semakin besar resiko kemungkinan persediaan berada
digudang

f. Perputaran Modal Kerja
Kemampuan modal kerja netto berputar dalam satu periode tertentu ( Siklus kas dari
perusahaan )
Rumus :
Penjualan
=........X
Aktiva Lancar - Hutang lancar


4. Rasio Rentabilitas
Yaitu Kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.
Rasio rentabilitas terdiri dari :
a. Rasio Laba Usaha dengan Total aktiva
Mengukur kemampuan perusahaan memperoleh keuntungan dengan aktiva yang
digunakan untuk menghasilkan keuntungan tersebut
Rumus :
Laba Usaha
=........X
Total Aktiva

Aktiva Usaha : Seluruh aktiva kecuali investasi jangka panjang dan aktiva lain yang tidak
digunakan dalam kegiatan untuk memperoleh penghasilan pokok perusahaan.
Manfaat Rasio ini : dapat digunakan untuk membandingkan 2 atau lebih perusahaan yang
memiliki struktur permodalan yang berbeda atau untuk membandingkan perusahaan yang
sama untuk dua periode yang berbeda. Ratio yang rendah menunjukan kemungkinan-
kemungkinan sebagai berikut :
Adanya over investmen dalam aktiva yang digunakan untuk operasi dalam hubungannya
dengan volume penjualan yang diperoleh dengan aktiva tersebut.
Merupakan cermin rendahnya volume penjualan dibandingkan dengan ongkos-ongkos yang
diperlukan.
Adanya inefisiensi baik dalam produksi, pembelian maupun pemasaran
Adanya kegiatan ekonomi yang menurun

b. Perputaran Total Aktiva
Mengukur tentang kemampuan sampai berapa jauh aktivva telah digunakan dalam kegiatan
usaha atau berapa kali operating assets berputar dalam satu periode
Rumus :
Penjualan
=........X
Total Aktiva


c. Gross Profit margin
mengukur kemampuan memperoleh laba kotor atau setiap satu rupiah penjualan
menghasilkan laba kotor sekian rupiah
Rumus :
Laba Kotor
=........X
Penjualan


d. Rentabilitas Modal
Rumus :
Laba Bersih
=........X
Modal

e. Net Margin Ratio
Rumus :
Laba Bersih
=........X
Penjualan



f. Operating Ratio
Biaya operasi per rupiah penjualan
Rumus :
Laba Usaha
=........X
Penjualan


Contoh Soal :
a. Rasio Laba Usaha dengan Total Aktiva
Laba Usaha
=........X
Total Aktiva

6.178.545.000 / 778.760.170
= 0.00079 X




b. Perputaran Total Aktiva
Penjualan
=........X
Total Aktiva

239.685.000 / 778.760.170
= 0.3 X
( Artinya total aktiva digunakan untuk meningkatkan penjualan efisiensi hanya sebesar 0.3
X )

c. Gross Profit Margin
Laba Kotor
=........X
Penjualan

182.335.000 / 239.685.000
= 0.760 X
= 76 % ( Artinya perusahaan dapat mencapai laba kotor 76 % dari penjualan )

d. Net Margin Ratio


6.178.545 / 239.685.000
= 0.026
= 2.6 % ( Artinya Rp 1 Penjualan Menghasilkan laba bersih 0.03 )

e. Operating Margin Ratio
Laba Usaha
=........X
Penjualan

6.178.545 / 239.685.000
= 0.026
= 2.6 % ( Artinya Setiap Rp 1 Penjualan menghasilkan Rp 0.03 )

f. Rentabilitas Modal
Laba Bersih
=........X
Modal

6.178.545 / 563.500.000
= 0.0109 X
= 1.01 % ( Artinya Rp 1 modal menghasilkan laba bersih Rp 0.0109 )







BAB III
PENUTUP

Laba Bersih
=........X
Penjualan
3.1 Kesimpulan
Analisi Rasio Keuangan merupakan bagian dari analisis keuangan. Analisis rasio
keuangan adalah analisis yang dilakukan dengan menghubungkan berbagai perkiraan yang
terdapat pada laporan keuangan dalam bentuk rasio keuangan.
Rasio keuangan dibedakan beberapa jenis antara lain :
Rasio Likuiditas adalah rasio-rasio yang dimaksud untuk mengukur likuiditas perusahaan
(Current ratio, Acid test ratio dan lain sebagainya ).
Rasio Leverage / solvabilitas adalah rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai
berapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang (Debt to total assets ratio, net worth to
debt ratio dan lain sebaginya).
Rasio-rasio Aktivitas, yaitu rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai berapa
besar efektivitas perusahaan dalam mengerjakan sumber-sumber dananya (Inventory
turnover, average collection period dan lain sebagainya).
Rasio-rasio Profitabilitas / Rentabilitas , yaitu rasio-rasio yang menunjukkan hasil akhir dari
sejumlah kebijaksanaan dan keputusan-keputusan (profit margin on Sales, Return on total
assets, Return on net worth dan lain sebagainya).
Dari jenis-jenis rasio tersebut kita dapat menggunakan Rasio keuangan untuk
mengevaluasi kondisi keuangan perusahaan dan kinerjanya. Analisis Keuangan juga
mempunyai beberapa keunggulan salah satunya adalah rasio sebagai pengganti yang
sederhana dari informasi yang disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.dan
Rasio mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain. Kelemahan Analisis keuangan
salah satunya adalah Perbedaan metode akuntansi akan menghasilkan perhitungan yang
berbeda, misalnya perbedaan metode penyusutan atau metode penilaian persediaan.
DAFTAR PUSTAKA


http://www.kajianpustaka.com/2012/12/rasio-aktivitas.html#ixzz2ajGfJanJ
http://www.kajianpustaka.com/2013/05/jenis-jenis-rasio-keuangan.html#ixzz2ajEIqRqS
http://www.kajianpustaka.com/2012/12/rasio-likuiditas.html#ixzz2ajHgWOh1
http://www.kajianpustaka.com/2012/12/rasio-profitabilitas.html#ixzz2ajIb6o9S
http://www.kajianpustaka.com/2012/12/rasio-solvabilitas.html#ixzz2ajHXLu7p
Riyanto, Bambang, 2008. Dasar-dasar Pembelajaran Perusahaan, BPFE,Yogyakarta.
Sawir, Agnes, 2009. Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan keauangan
Perusahaan, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Syamsuddin, Lukman, 2001. Manajemen Keuangan Perusahaan, PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
Syafri Harahap, Sofyan, 2008. Analisa Kritis atas Laporan Keuangan, PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta.

Вам также может понравиться