Вы находитесь на странице: 1из 10

Home

About
RSS
Search th

GO


rahman2811
Smile! Youre at the best WordPress.com site ever
Hey there! Thanks for dropping by rahman2811! Take a look around and grab the RSS feed to
stay updated. See you around!
Laporan Akhir Praktikum
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM GENETIKA MODEL IMITASI RATIO FENOTIP
HASIL PERSILANGAN
Filed under: Laporan Akhir Praktikum Tinggalkan komentar
Mei 11, 2013
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM GENETIKA
MODEL IMITASI RATIO FENOTIP HASIL PERSILANGAN



Disusun oleh:
Kelompok: I
Brina Kusumaningsari 201010200311014
Izfar Anas 201010200311015
Sabdin Syam Tanjung 201010200311024
Rahman Wahyudi 201010200311026
LABORATORIUM AGRONOMI
JURUSAN AGRONOMI
FAKULTAS PERTANIAN PETERNAKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
2012
I .PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang
Sifat-sifat diwariskan oleh induk kepada keturunanya dan Mendel melakukan suatu model
pewarisan sifat-sifat tersebut yang kebenaranya diakui sampai saat ini yaitu dengan mengunakan
metode matematis yang membantu menganalisis data yang dihasilkan.Dalam melakukan
percobaan tersebut Mendel mengunakan kacang ercis Mendel menyilangkan ercis varietas biji
bulat dengan varietas bijikeriput.Hasil dari persilangan tersebut kemudian disilangkan dengan
sesamanya kemudian didapatkan keturunan kedua.Pada keturunan pertama tidak muncul ercis
keriput, sedangkan pada keturunan kedua ercis keriput muncul,jadi dalam mengetahui sifat
pewarisanharus mengetahui bagaimana gambaran dari pewarisan sifat yang dilakaukan oleh
Mendel. Oleh karena itu pada praktikum kali ini ialah tentang imitasi perbandingan genetik
percobaan mendel dengan tujuan praktikum ialah mendapatkan gambaran tentang kemungkinan
gen yang dibawa oleh gamet akan bertemu secara accak serta melakukan pengujian lewat tes.
Persilangan monohibrid adalah persilangan antar dua spesies yang sama dengan satu sifat beda.
Persilangan monohibrid ini sangat berkaitan dengan hukum Mendel I atau yang disebut dengan
hukum segresi.Hukum ini berbunyi, Pada pembentukan gamet untuk gen yang merupakan
pasangan akan disegresikan kedalam dua anakan.Mendel pertama kali mengetahui sifat
monohybrid pada saat melakukan percobaan penyilangan pada kacang ercis (Pisum
sativum).Sehingga sampai saat ini di dalam persilangan monohibrid selalu berlaku hukum
Mendel I.
Hukum Mendel II ini dapat dijelaskan melalui persilangan dihibrida, yaitu persilangan dengan
dua sifat beda, dengan dua alel berbeda. Misalnya, bentuk biji (bulat+keriput) dan warna biji
(kuning+hijau).Pada persilangan antara tanaman biji bulat warna kuning dengan biji keriput
warna hijau diperoleh keturunan biji bulat warna kuning. Karena setiap gen dapat berpasangan
secara bebas maka hasil persilangan antara F1 diperoleh tanaman bulat kuning, keriput kuning,
bulat hijau dan keriput hijau.Hukum Mendel II ini hanya berlaku untuk gen yang letaknya
berjauhan. Jika kedua gen itu letaknya berdekatan hukum ini tidak berlaku. Hukum Mendel II ini
juga tidak berlaku untuk persilangan monohibrid.
1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah :
1. Menentukan genotip dan fenotip melalui model tiruan persilangan monohibrid dan dihibrid.
2. Hasil Uji Chi Square (X
2
) dari data yang diperoleh melalui model tiruan persilangan monohibrid
dan dihibrid.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Asal Mula Hukum Mendel
Teori pertama tentang sistem pewarisan yang dapat diterima kebenarannya dikemukakan
oleh Gregor Mendelpada tahun 1865.Teori ini diajukan berdasarkan
penelitian persilangan berbagai varietas kacang kapri (Pisum sativum).Dalam percobaannya
Mendel memilih tanaman yang memiliki sifat biologi yang mudah diamati. Berbagai alasan dan
keuntungan menggunakan tanaman kapri yaitu, (a) Tanaman kapri tidak hanya
memiliki bunga yang menarik, tetapi juga memiliki mahkota yang tersusun sehingga melindungi
bunga kapri terhadap fertilisasi oleh serbuk sari dari bunga yang lain. Hasilnya, tiap bunga
menyerbuk sendiri secara alami; (b) Penyerbukan silang dapat dilakukan secara akurat dan
bebas, dapat dipilih mana tetua jantan dan betina yang diinginkan; (c) Mendel dapat
mengumpulkan benih dari tanaman yang disilangkan, kemudian menumbuhkannya dan
mengamati karakteristik (sifat) keturunannya.
Mendel mempelajari beberapa pasang sifat pada tanaman kapri. Masing-masing sifat yang
dipelajari adalah: tinggi tanaman, warna bunga, bentuk biji, dan lain-lain yang bersifat dominan
dan resesif. Mula-mula Mendel mengamati dan menganalisis data untuk setiap sifat, dikenal
dengan istilah monohibrid.Selain itu Mendel juga mengamati data kombinasi antar sifat, dua sifat
(dihibrid), tiga sifat (trihibrid) dan banyak sifat (polihibrid).Hasil percobaannya ditulis dalam
makalah yang berjudulExperiment in Plant Hybridization.
Varietas-varietas yang disilangkan disebut tetua atau parental (P).Biji-biji hasil persilangan antar
parental disebut biji filial-1 (F1).Ciri-ciri F1 dicatat dan bijinya ditanam kembali.Tanaman yang
tumbuh dari biji F1 dibiarkan menyerbuk sendiri untuk menghasilkan biji generasi berikutnya
(F2).Dalam percobaannya Mendel mengamati sampai generasi F7, dan juga melakukan
persilangan antara F1 dengan salah satu tetuanya (test cross).
Hasil percobaan monohibrid menunjukkan bahwa pada seluruh tanaman F1 hanya ciri (sifat) dari
alah satu tetua yang muncul.Pada generasi F2, semua ciri yang dipunyai oleh tetua (P) yang
disilangkan muncul kembali.Ciri sifat tetua yang hilang pada F1 terjadi karena tertutup,
kemudian disebut ciri resesif, dan yang menutupi disebut dominan.Dari seluruh percobaan
monohibrid untuk 7 sifat yang diamati, pada F2 terdapat perbandingan yang mendekati 3:1
antara jumlah individu dengan ciri dominan resesif.
Sebagai salah satu kesimpulan dari percobaan monohibridnya, Mendel menyatakan bahwa setiap
sifat organisme ditentukan oleh faktor, yang kemudian disebut gen. Faktor tersebut kemudian
diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.Dalam setiap tanaman terdapat dua faktor
(sepasang) untuk masing-masing sifat, yang kemudian dikenal dengan istilah 2 alel satu faktor
berasal dari tetua jantan dan satu lagi berasal dari tetua betina.Dalam penggabungan tersebut
setiap faktor tetap utuh dan selalu mempertahankan identitasnya.Pada saat pembentukkan gamet,
setiap faktor dapat dipisah kembali secara bebas.Peristiwa ini kemudian dikenal sebagai Hukum
Mendel I, yaitu hukum segregasi. Perbandingan pada F2 untuk ciri dominan : resesif = 3 : 1,
terjadi karena adanya proses penggabungan secara acak gamet-gamet betina dan jantan dari
tanaman F1. Bukti-bukti Mendel untuk menjelaskan teori partikulat mengenai pewarisan: (a)
Persilangan tanaman tinggi dan pendek; (b) Pada generasi F1 semua keturunan (zuriat) berbatang
tinggi; (c) Pada generasi F2 26% berbatang pendek dan 74% berbatang tinggi.
2.2 Uji Statistik Dalam Percobaan Persilangan
Penentukan apakah suatu fenomena yang diamati sesuai atau tidak dengan teori tertentu, perlu
dilakukan suatu pengujian dengan melihat besarnya penyimpangan nilai pengamatan terhadap
nilai harapan.Selanjutnya besarnya penyimpangan tersebut dibandingkan terhadap kriteria model
tertentu. Dalam percobaan persilangan akan dibandingkan frekuensi genotipe yang diamati
terhadap frekuensi harapannya dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
X
2
hitung = (Oi-Ei)
2

Ei
Keterangan:
Oi = nilai pengamatan fenotipe ke i, Ei = nilai harapan fenotipe ke -i
Suatu percobaan,jarang ditemukan hasil yang tepat betul, karena selalu saja
ada penyimpangan.Yangmenjadi masalah ialah berapa banyak penyimpangan yang masih bisa
kita terima.Menurut perhitungan para ahli statistik tingkat kepercayaan itu adalah 5% yang masih
dianggap batas normal penyimpangan. Untuk percobaan genetika sederhana biasanya dilakukan
analisis Chi-squrae(Nio,tjan, 1990).
Peluang menyangut derajat kepastian suatu kejadian terjadi atau tidak.Dalam ilmu genetika,
segregasi dan rekombinasi gen juga didasarkan pada hukum peluang.Rasio persilangan
Heterozigot adalah 3:1 jika sifat tersebut diturunkan secara dominan penuh.Jika terjadi
persilangan dan hasilnya tidak sesuai dengan teori. Dapat menguji penyimpangan dengan
uji Chi-square degan rumus sebagai berikut:
Keterangan :
X
2
= Chi Quadrat
O = Observed (nilai pengamatan)
E = Expected (nilai harapan)
= Sigma ( Jumlah dari nilai-nilai) (Noor,1996)
Seringkali percobaan perkawinan yang dilakukan menghasilkan keturunan yang tidak sesuai
dengan hukum Mendel. Untuk menguji hal ini digunakan tes X
2
atau disebut juga dengan Chi
square. Awalnya tes ini dinamakan test phi ().Untuk memudahkan mengingatnya dikatakan test
X (Suryo,1984)
Frekuansi gen merupakan pernyataan matematis suatu gen yang tersebar dalam suatu populasi
yang bereproduksi secara seksual. Bagi suatu lokus genetik yang memiliki produk gena lebih
dari satu atau bersifat alelik, maka frekuensi gen tersebut juga frekuensi alel dari lokus tersebut.
Dalam hal ini perlu diperhatikan bahwa untuk menghitung frekuensi suatu gen atau frekuensi
alel perlu diketahui dulu sebaran genotip dalam populasi yang diperiksa(Sofro,1992)
Teori kemungkinan merupakan dasar untuk menentukan nisbah yang diharapkan dari tipe-tipe
persilangan genotip yang berbeda.Penggunaan teori ini memungkinkan untuk menduga
kemungkinan diperolehnya suatu hasil tertentu dari persilangan tersebut.Metode chi kuadrat
adalah cara yang tepat kita pakai untuk membandingkan data percobaan yang diperoleh dari hasil
persilangan dengan hasil yang diharapkan berdasarkan hipotesis secara teotitis. Dengan cara ini
seorang ahli genetika dapat menentukan satu nilai kemungkinan untuk menguji hipotesis itu.
Peristiwa yang mungkin tejadi adalah peristiwa saling asing yaitu peristiwa yang tidak mungkin
terjadi bersama-sama.Peristiwa gayut yaitu peristiwa tidak mempengaruhi terjadinya
peristiwalain.Chi kuadrat adalah uji nyata apakah data yang diperoleh benar menyimpang dari
nisbah yang diharapkan dan tidak secara betul.Perbandingan yang diharapkan berdasarkan
pemisahan hipotesis berdasarkan pemisahan alel secara bebas.(Kusdianti,1986)

2.3 Persailangan Monohibrid
Persilangan monohibrid adalah persilangan antar dua spesies yang sama dengan satu sifat beda.
Persilangan monohibrid ini sangat berkaitan dengan hukum Mendel I atau yang disebut dengan
hukum segresi. Hukum ini berbunyi, Pada pembentukan gamet untuk gen yang merupakan
pasangan akan disegresikan kedalam dua anakan. Mendel pertama kali mengetahui sifat
monohibrid pada saat melakukan percobaan penyilangan pada kacang ercis (Pisum
sativum).Sehingga sampai saat ini di dalam persilangan monohibrid selalu berlaku hukum
Mendel I.Sesungguhnya di masa hidup Mendel belum diketahui sifat keturunan modern, belum
diketahui adanya sifat kromosom dan gen, apalagi asam nukleat yang membina bahan genetik
itu.Mendel menyebut bahan genetik itu hanya faktor penentu (determinant) atau disingkat
dengan faktor.Hukum Mendel I berlaku pada gametogenesis F1 x F1 itu memiliki genotif
heterozigot. Gen yang terletak dalam lokus yang sama pada kromosom, pada waktu
gametogenesis gen sealel akan terpisah, masing-masing pergi ke satu gamet (Yatim,1986)
Karakter batang tinggi yang dominan terhadap batang rendah berlaku pada umumnya tumbuhan,
termasuk jagung.Pada jagung juga dikenal adanya karakter pertumbuhan batang
seperti tebu.Padajamur roti neurospora dikenal pula karakter warna mycelium yang merah
dominan terhadap yang putih.
2.5 Persilangan Dihibrid
Persilangan dihibrida merupakan perkawinan dua individu dengan dua tanda beda. Persilangan
ini dapat membuktikan kebenaran Hukum Mendel II yaitu bahwa gen-gen yang terletak pada
kromosom yang berlainan akan bersegregasi secara bebas dan dihasilkan empat macam fenotip
dengan perbandingan 9:3:3:1. Kenyataannya, seringkali terjadi penyimpangan atau hasil yang
jauh dari harapan yang mungkin disebabkan oleh beberapa hal seperti adanya interaksi gen,
adanya gen yang bersifat homozigot letal dan sebagainya (Bhimasarf, 2009).
III. METODE KERJA
3.1 Alat
Alat yang digunakan adalah kantong plastik, alat tulis, buku
3.2 Bahan
Bahan yang digunakan adalah kancing genetika
3.3 Cara Kerja
3.3.1 Monohibrid.
1. Menyiapkan dua kantong plastik sebagai model alat reproduksi pada jantan dan betina.
2. Mengisi masing-masing kantong diisi 100 keping kancing dengan warnawarna berbeda (misal:
50 keping warna hijau dan 50 keping warna biru). Salah satu warna dipilih sebagai warna
dominan, warna lainnya mewakili sifat resesif. Serta menentukan kode genotip untuk masing
masing warna (misal: hijau = H dan biru =h).
3. Mengacak dengan rata pada tiap kantong yang telah diisi dengan kancing genetika. Kemudian
mengambil satu kancing pada tiap kantong secara bersamaan dengan dipasangkan serta mencatat
hasilnya.
4. Melakukan pencatatan sesuai dengan pasangan warna, kode genotip dan fenotip.
5. Menghitung hasil persilangan melalui uji Chi Square.
3.3.2 Dihibrid.
1. Menyiapkan 2 kantong plastik sebagai model alat reproduksi jantan dan betina.
2. Mengisi pada masing-masing kantong plastik sebanyak 200 keping kancing genetika dengan 4
warna yang berbeda. Kemudian salah satu warna ditentukan untuk mewakili sifat dominan, serta
warna lainnya mewakili sifat resesif.
3. Mengacak secara merata pada tiap kantong plastik, kemudian mengambil dua keping kancing
genetika pada tiap kantong plastik secara bersamaan.
4. Mencatat hasil imitasi persilangan, pencatatan mewakili pasangan warna, pasangan kode genotip
dan fenotip, serta jumlah masing-masing fenotip.
5. Melakukan perhitungan dengan uji Chi Square dari data yang telah didapatkan(Bhimasarf,2009)
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil
4.1.1.Hasil pengamatan perkawinan monohibrid dengan dominasi penuh
K > k
Biji kuning biji putih

K K
K KK KK
k Kk kk
KK =14
Kk=21
Kk=15
Perhitungan uji X
2
perkawinan Monohibrid
Klas O e d=o-e (o-e)
2
(o-e)
2
/e
Kuning (K

) 35
x 50 =
37,5
35 37,5 = -
2,5
(-2,5)
2
=
6,25
6,25/37,5 = 0,168
Putih (kk) 15
x 50 =
12,5
15 12,5 = 2,5
(2,5)
2
=
6,25
6,25/12,5 = 0,5
50 50

X
2
= 0,668
db = fenotip -1
= 3 1
= 2
Sehingga dapat diketahui probobilitasnya sebesar 80 %
4.1.2. Hasil pengamatan perkawinan dihibrid dengan dominasi penuh
Polong hijau > Polong Hitam
HH hh
Biji bulat > Biji Berkerut
KK kk
HHhh > KKkk
H

= 28
H

kk = 8
hhK

= 11
hhkk = 3
Perhitungan uji X
2
Perkawinan Dihibrid
Klas O e d=o-e (o-e)
2
(o-e)
2
/e
H

28
9/16x 50 =
28,125
28 28,125= -
0,125
(-0,125)
2
=
0,0156
0,0156/28,125=0,054
H

kk 8 3/16x 50 = 8 9,375 = - (-1,375)


2
= 1,891/9,375=0,201
9,375 1,375 1,891
hhK

11
3/16 x 50 =
9,375
11 9,375 =
1,625
(1,625)
2
=
2,641
2,641/9,375=0,282
Hhkk 3
1/16 x 50 =
3,125
3 3,125= -
0,125
(-0,125)
2
=
0,0156
0,0156/3,125=0,005
50 50

X
2
= 0,542
db = fenotif 1
= 4 1
= 3
Sehingga dapt diketahui probobilitasnya sebesar 90%
4.2 Pembahasan
Dari percobaan tes imitasi genetis yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa ternyata
kemungkinan atau peluang yang dimiliki tiap gen itu berbeda. Dan setiap kemungkinan gen itu
memiliki peluang, namun persentase peluang tiap gen itu berbeda.
Gambaran tentang kemungkinannya gen-gen yang dibawa oleh gamet-gamet akan bertemu
secara acak (random) juga berbeda. Dalam pengamatan, tiap uji percobaan memperlihatkan hasil
yang berbeda-beda. Pada percobaan yang kami lakukan hasil KK (biji kuning) jika diambil nilai
persentase garis besarnya diperoleh sekitar 28%, dan Kk (biji kuning) memperlihatkan peluang
lebih besar sekitar 42%, dan peluang untuk kk (biji putih) adalah sekitar 30%.
Nilai DB (derajat bebas) merupakan banyaknya kelas fenotip dikurangi satu (3 1= 2). Nilai X
yaitu 0,668 dilihat pada table X dengan db = 1 terletak 80%. Jadi hasil pengamatan dengan
perbandingan 13 mempunyai probabilitas 50% 30% untuk mendekati perbandingan 1:1. Maka
hasil yang diuji memenuhi nisbah Mendel, sehingga deviasi yang terjadi dikarenakan faktor
kebetulan. Kemungkinan atau probabilitasnya sebesar 80%. Sehingga masuk dalam kategori
persilangan dominasi penuh.
Begitu pula untuk hasil percobaan dihibrid, hasil yang didapatkan hampir persis pada percobaan
monohidrid, jika diambil rata-rata memperlihatkan hasil H
.
K
.
jika diambil nilai persentase garis
besarnya diperoleh sekitar 56%, dan H
.
k memperlihatkan peluangsekitar 16%, pelung untuk
hhH
.
adalah sekitar 22% dan peluang untuk hhkk lebih kecil dari peluang terambilnya yang
sebelumnya sekitar 6%.
Nilai DB (derajat bebas) merupakan banyaknya kelas fenotip dikurangi satu (4 1= 2). Nilai X
yaitu 0,542 dilihat pada table X dengan db = 2 terletak 90%. Jadi hasil pengamatan dengan
perbandingan 1:4 mempunyai probabilitas 90% 70% untuk mendekati perbandingan 9:3:3:1.
Maka hasil yang diuji memenuhi nisbah Mendel, sehingga deviasi yang terjadi dikarenakan
faktor kebetulan. Probabilitas atau kemungkinan yaitu 90%. Sehingga masuk dalam kategori
persilangan dominasi penuh.
Menurut Yatim (1986)sesungguhnya ratio fenotip F2 3:1 hanya merupakan perhitungan secara
teoritis ratio ini diperoleh dari ratio genotipnya. Sebetulnya dalam kenyataan sehari-hari, ratio
fenotip yang didapat tidaklah persis demikian. Kalau umpamanya spesies F2 yang dihitung
adalah 1000 ekor, maka tidak akan selalu persis bahwa yang normal 750 ekor dan yang ebony
250 ekor.
Makin dekat nilai ratio kenyataan, yang disebut o (observation) terhadap ratio teoritis, yang
disebut e (expected), makin sempurna data yang dipakai, berarti makin bagus pernyataan
fenotipnya.
Kalau perbandingan o/e mendekati angka satu berarti data yang didapat makin bagus, dan
pernyataan fenotip tentang karakter yang diselidiki mendekati sempurna. Akan tetapi, jika o/e
menjauhi 1, data itu buruk dan pernyataan fenotip tentang karakter yang diselidiki berarti
dipengaruhi oleh suatu faktor lain. Karena faktor lingkungan atau jumlah objek yang diamati
terlalu sedikit.
V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa :
1. Adanya penyimpangan antara hasil yang didapat dari percobaan dengan hasil yang diharapkan
secara teoritis.
2. Chi-square test digunakan untuk mengevaluasi penyimpangan dari hasil percobaan.
3. Dalam menentukan genotip dan fenotif dengan menggunakan kancing genetika yang berwarna-
warni.
4. Pada model tiruan persilangan monohibrid mengambil kancing genetika sejumlah 100 keping.
Sedangkan pada model tiruan persilangan dihibrid mengambil kancing genetika sejumlah 200
keping
5. Pada percobaan monohibrid nilai X yaitu 0,668 dilihat pada table X dengan db = 1 terletak
80%. Jadi hasil pengamatan dengan perbandingan 1 : 3 mempunyai probabilitas 50% 30%
untuk mendekati perbandingan 1:1.
6. Pada percobaan dihibridnilai X yaitu 0,542 dilihat pada table X dengan db = 2 terletak 90%.
Jadi hasil pengamatan dengan perbandingan 1 : 4 mempunyai probabilitas 90% 70% untuk
mendekati perbandingan 9:3:3:1.
5.2 Saran
Praktikan diharapkan lebih berhati-hati dan teliti dalam menghitung kancing genetika pada
waktu praktikum, agar tidak terjadi kesalahan pada perhitungan Chi Square.


DAFTAR PUSTAKA

Bhimasarf. 2009. Imitasi Perbandingan Genetik.
http://bhimashraf.blogspot.com/2009/12/imitasi-perbandingan-genetik-imitasi.html) diakses pada
tanggal 27 november2012
Mabio. 2009. Imitasi Perbandingan Genetis.
(mabio-unja.blogspot.com/2009/09/imitasi-p

Вам также может понравиться

  • Ppbs
    Ppbs
    Документ1 страница
    Ppbs
    Riezky Lulut Elf
    Оценок пока нет
  • Pengenalan Nematoda Parasit Akar
    Pengenalan Nematoda Parasit Akar
    Документ4 страницы
    Pengenalan Nematoda Parasit Akar
    Riezky Lulut Elf
    Оценок пока нет
  • 2930 6804 1 SM
    2930 6804 1 SM
    Документ13 страниц
    2930 6804 1 SM
    Riezky Lulut Elf
    Оценок пока нет
  • Siklus Hidup Nematoda
    Siklus Hidup Nematoda
    Документ55 страниц
    Siklus Hidup Nematoda
    Septri Riastuti
    100% (2)
  • Proses Jalan Limfe
    Proses Jalan Limfe
    Документ1 страница
    Proses Jalan Limfe
    Riezky Lulut Elf
    Оценок пока нет
  • Cara menghitung jumlah koloni bakteri dengan metode hitungan cawan
    Cara menghitung jumlah koloni bakteri dengan metode hitungan cawan
    Документ3 страницы
    Cara menghitung jumlah koloni bakteri dengan metode hitungan cawan
    Riezky Lulut Elf
    Оценок пока нет
  • Laporan Praktikum Ke 3 Fanny
    Laporan Praktikum Ke 3 Fanny
    Документ14 страниц
    Laporan Praktikum Ke 3 Fanny
    Riezky Lulut Elf
    Оценок пока нет
  • Cover Unej
    Cover Unej
    Документ1 страница
    Cover Unej
    Riezky Lulut Elf
    Оценок пока нет
  • Cover Unej
    Cover Unej
    Документ1 страница
    Cover Unej
    Riezky Lulut Elf
    Оценок пока нет
  • Acara 1
    Acara 1
    Документ9 страниц
    Acara 1
    Riezky Lulut Elf
    Оценок пока нет
  • FARMAKOGNOSI
    FARMAKOGNOSI
    Документ95 страниц
    FARMAKOGNOSI
    Karina Mawarnursavira
    Оценок пока нет
  • Design Lap 1
    Design Lap 1
    Документ1 страница
    Design Lap 1
    Riezky Lulut Elf
    Оценок пока нет
  • Acara Ix
    Acara Ix
    Документ2 страницы
    Acara Ix
    Riezky Lulut Elf
    Оценок пока нет
  • MEDIA KULTUR
    MEDIA KULTUR
    Документ23 страницы
    MEDIA KULTUR
    Riezky Lulut Elf
    Оценок пока нет
  • Proses
    Proses
    Документ1 страница
    Proses
    Riezky Lulut Elf
    Оценок пока нет
  • Bab III Proposal PTK
    Bab III Proposal PTK
    Документ9 страниц
    Bab III Proposal PTK
    Riezky Lulut Elf
    Оценок пока нет
  • Artikel Pengawet
    Artikel Pengawet
    Документ3 страницы
    Artikel Pengawet
    Riezky Lulut Elf
    Оценок пока нет
  • Bab Iii PDF
    Bab Iii PDF
    Документ14 страниц
    Bab Iii PDF
    Riezky Lulut Elf
    Оценок пока нет
  • Analisis Jurnal Kel.11
    Analisis Jurnal Kel.11
    Документ5 страниц
    Analisis Jurnal Kel.11
    Riezky Lulut Elf
    Оценок пока нет
  • Bu Iis Rangkuman Materi
    Bu Iis Rangkuman Materi
    Документ2 страницы
    Bu Iis Rangkuman Materi
    Riezky Lulut Elf
    Оценок пока нет
  • Cover & Daftar Isi
    Cover & Daftar Isi
    Документ2 страницы
    Cover & Daftar Isi
    Riezky Lulut Elf
    Оценок пока нет
  • UKT
    UKT
    Документ1 страница
    UKT
    Riezky Lulut Elf
    Оценок пока нет
  • Bab 5
    Bab 5
    Документ1 страница
    Bab 5
    Riezky Lulut Elf
    Оценок пока нет
  • PK
    PK
    Документ2 страницы
    PK
    Riezky Lulut Elf
    Оценок пока нет
  • Hika Percobaan II Suhu Tubuh
    Hika Percobaan II Suhu Tubuh
    Документ15 страниц
    Hika Percobaan II Suhu Tubuh
    Riezky Lulut Elf
    Оценок пока нет
  • I
    I
    Документ28 страниц
    I
    Riezky Lulut Elf
    Оценок пока нет
  • Pengelolaan Pendidikan Sistem Ganda Di SMK: Makalah
    Pengelolaan Pendidikan Sistem Ganda Di SMK: Makalah
    Документ12 страниц
    Pengelolaan Pendidikan Sistem Ganda Di SMK: Makalah
    Riezky Lulut Elf
    Оценок пока нет
  • Dianggap Sebagai Suatu Jaringan Atau Kelompok Jaringan Yang Mempunyai Aliran Darah
    Dianggap Sebagai Suatu Jaringan Atau Kelompok Jaringan Yang Mempunyai Aliran Darah
    Документ6 страниц
    Dianggap Sebagai Suatu Jaringan Atau Kelompok Jaringan Yang Mempunyai Aliran Darah
    Riezky Lulut Elf
    Оценок пока нет
  • Khamir
    Khamir
    Документ4 страницы
    Khamir
    Riezky Lulut Elf
    Оценок пока нет
  • Dasar-Dasar Kurikulum
    Dasar-Dasar Kurikulum
    Документ11 страниц
    Dasar-Dasar Kurikulum
    Riezky Lulut Elf
    Оценок пока нет