Вы находитесь на странице: 1из 26

PENDAHULUAN

Penyakit Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) merupakan masalah


kesehatan di Indonesia. Seluruh wilayah di Indonesia mempunyai resiko
untuk terjangkit penyakit DHF se!a! !aik virus penye!a! maupun
nyamuk penularnya sudah terse!ar luas."aporan yang ada sampai saat ini
penyakit DHF sudah menjadi masalah yang endemis pada #$$ daerah
tingkat II %&' daerah kecamatan #(&& desa)kelurahan di Indonesia.Sejak
tahun #*%( angka kesakitan rata+rata DHF di Indonesia terus meningkat
dari &.&', (#*%() menjadi #-*, (#**.) dengan angka kematian
menurun dari -#/, (#*%() menjadi $./, (0aret #**(). 1amun demikian
angka kematian DHF !erat)dengue shock syndrome (DSS) masih tetap
tinggi.
#
In2eksi Dengue adalah in2eksi virus sistemik yang !ersi2at sel2
limited ditransmisikan diantara manusia oleh nyamuk.
$
Di Indonesia sendiri demam dengue D3D dan SSD adalah masalah
kesehatan umum yang terjadi. Diperkirakan le!ih dari '& juta ineksi
terjadi tiap tahunnya termasuk '&&.&&& kejadian rawat inap dengan
demam !erdarah dengue (D3D) terutama pada anak+anak dengan case
2atality rate (4F5) mele!ihi ', pada !e!erapa daerah.
/
0enurut data
yang didapatkan dari 6ementerian 6esehatan 5I jumlah kasus in2eksi
dengue di seluruh Indonesia selama tahun $&#$ se!anyak /. kasus per
#&&.&&& penduduk dengan angka kematian se!esar &.*,.
-
3erdasarkan
jumlah kasus D3D Indonesia menempati urutan kedua setelah 7hailand.
Pada tahun $&&. dilaporkan jumlah kasus D3D di Indonesia adalah
#'&.&&& orang (rekor tertinggi) dimana le!ih $'.&&& kasus dilaporkan dari
8akarta dan 8awa 3arat. 6asus kematian rata+rata #,.
'%
Dalam perjalanan penyakit DHF syok merupakan kejadian yang
terpenting karena menim!ulkan aki!at yang luas dan 2atal. 0ekanisme
yang mendasari terjadinya syok terse!ut adalah peningkatan
permea!ilitas pem!uluh darah sehingga terjadi hipovolemik dengan
curah jantung yang turun. 7erjadinya syok merupakan mani2estasi
#
mekanisme kompensasi tu!uh terhadap kemungkinan terjadinya gagal
sirkulasi.
3erikut dilaporkan se!uah kasus DHF derajat I yang kemudian
menjadi derajat DHF III pada seorang anak perempuan !erusia ## tahun
yang di rawat di 5S9P Pro2 6andou 0anado.
$
LAPORAN KASUS
I. ID:17I7;S
#. Identitas Penderita
1ama Penderita < P.I
8enis kelamin < Perempuan
7empat dan 7anggal lahir < #- ;pril $&&/
9mur < ## tahun / !ulan
$. Identitas =rang 7ua
1ama ;yah < Fahrudin Ismail
Pendidikan < D/
Pekerjaan < Swasta
;lamat < 0alendeng "ingk I>
1ama I!u < 0unung 5ais
Pendidikan < S0;
Pekerjaan < I57
;lamat < 0alendeng "ingk I>
II. ;namnesis
6iriman dari < 5S Permata 3unda
;loamnesa dengan < I!u penderita
0asuk 5umah Sakit < $/ 8uli $&#-
#. 6eluhan 9tama <
6aki tangan dingin sejak $ jam S05S. Demam sejak kurang
le!ih ' hari S05S. 1yeri perut sejak # hari S05S. 0untah
sejak # hari S05S dengan 2rekuensi #?. 5ujukan dari 5S
Permata 3unda.
$. 5iwayat Penyakit Sekarang <
Pasien 05S dengan keluhan kaki tangan dingin sejak $ jam
S05S. 6aki tangan dingin dirasakan saat pasien sementara
dirawat di 5S Permata 3unda. Pasien dengan riwayat demam
sejak kurang le!ih ' hari S05S. Demam dikatakan demam
tinggi mendadak tanpa adanya riwayat perdarahan gusi)
hidung tanpa adanya keluhan !atuk !eringus. Demam tanpa
riwayat menggigil atau kejang demam tidak turun dengan
/
o!at penurun demam namun tidak sampai normal kemudian
naik lagi.
Pasien sudah mengeluh nyeri perut sejak kemarin dan dengan
keluhan muntah se!anyak # gelas a@ua sejak # hari S05S
2rekuensi #?. Pasien merupakan rujukan dari 5S Permata
3unda.
3;6 terakhir saat masih !erada di I5D; dengan warna jernih.
3;3 hitam disangkal.
/. ;namnesis ;ntenatal <
;ntenatal care < ;14 teratur se!anyak #$ kali di dokter
spesialis
Suntikan 7etanus 7oksoid < $?
6eadaan i!u selama hamil < sehat
-. Penyakit yang pernah dialami<
+ 0or!ili < +
+ >aricella < +
+ Pertusis < +
+ Diarrhea < +
+ 4acing < +
+ 3atuk)Pilek < +
'. Perkem!angan saat !ayi <
Pertama kali mem!alik < - !ulan
Pertama kali tengkurap < % !ulan
Pertama kali duduk < * !ulan
Pertama kali merangkak < ## !ulan
Pertama kali !erdiri < #$ !ulan
Pertama kali !erjalan < #' !ulan
Pertama kali tertawa < / !ulan
Pertama kali !erceloteh < ' !ulan
Pertama kali memanggil mama < #& !ulan
Pertama kali memanggil papa < #& !ulan
%. 5iwayat anamnesis makanan <
;SI < "ahir + # tahun % !ulan
P;SI < +
3u!ur susu < % + * !ulan
3u!ur saring < +
3u!ur halus< * !ulan A # tahun
1asi lem!ek < # tahun A / tahun
.. Imunisasi
-
DASAR LANJUTAN
I II III IV I II III
BCG +
POLIO + + + +
DTP + + + +
CAMPAK +
HEPATITIS B + + +
(. 5iwayat Penyakit dalam 6eluarga <
Hanya penderita yang sakit seperti ini.
*. 5iwayat sosial ekonomi ke!iasaan dan lingkungan
5umah permanent memiliki ( kamar. 5umah dihuni oleh #$
orang dewasa * orang anak+anak / orang. 5umah !erdinding
!eton !erlantai tehel !eratap seng.
5umah memiliki B4)60 di dalam rumah
Sum!er air minum < ;C9;
Sum!er penerangan listrik < P"1
4ara penanganan sampah < Di!uang dan di!akar
III. Pemeriksaan Fisik<
6eadaan 9mum < tampak sakit
6esadaran < 4ompos 0entis
DiEi < kurang
7anda >ital < 7ekanan Darah < #&&)(& mmHg
1adi < #$&?)menit
5espirasi < /%?)menit
Suhu < /%./F4
6ulit < Barna < Sawo 0atang
7urgor < kem!ali cepat
7onus < 1ormal
6epala < 3entuk < 0esocephal
5am!ut < Hitam lurus sukar dica!ut
993 < menutup
0ata < 4onjungtiva < anemis ( A )
Sklera < Ikterus ( A )
4ornea 5eGeks < 1ormal
Pupil < 3ulat isokor 54 H)H I/mm+/mm
"ensa < 8ernih
Derakan < 1ormal
'
7elinga < Sekret +)+
Hidung < Sekret +)+
0ulut < 3i!ir < sianosis
"idah < !eslag
Digi < carries (+)
Selaput mulut < mukosa mulut H !asah
Dusi < Peradarahan
3au pernapasan < 2oetor (+)
7enggorokan < 7onsil < 7#+7# hiperemis (+)
Pharyn? < Hiperemis (+)
"eher < 7rachea < "etak ditengah
6elenjar < Pem!esaran 6D3 (+)
6aku kuduk < (+)
7hora? < 3entuk < Simetris
Paru+ paru < Inspeksi < Simetris
Palpasi < >ocal 2remitus kiriJkanan
Perkusi < Sonor kiriJkanan
;uskultasi < Sp.3ronkovesikuler 5h+)+ Bh+)+
8antung < Iktus < 4ordis tak tampak
3atas kiri < "inea midclavicularis (S)
3atas kanan < "inea parasternalis (D)
3atas atas < I4S II+III
3unyi 8antung ;pe? < 0#K0$
3unyi jantung aorta < ;#K;$
3unyi jantung pulm P#LP$
;!domen < 3entuk < Datar lemas 39 (H) 1
"ien < 7idak tera!a
Hepar< -+- cm 3;4
Denitalia < 1ormal
6elenjar < Pem!esaran 6D3
;nggota gerak < ;kral dingin 457 M $N
=tot+otot < :utoni (+)
5eGek+reGek < 5F H)H 5P +)+ 6lonus (+)
I>. 5esume <
Pasien perempuan umur ## tahun / !ulan dengan 33 $( kg dan
73 #/. cm masuk 5S dengan keluhan utama kaki tangan dingin (H)
sejak $ jam S05S dan nyeri perut (H) sejak # hari S05S.
Pemeriksaan Fisik<
6eadaan 9mum < tampak sakit
6esadaran < 4ompos 0entis
DiEi < kurang
7anda >ital < 7ekanan Darah < #&&)(& mmHg
1adi < #$&?)menit
5espirasi < /%?)menit
Suhu < /%./F4
6epala < 4onj.anemis (+) Sklera Ikterik (+)
%
7hora? < Simetris retraksi (+)
;!domen< datarlemas 39(H)1
Hepar < -+- cm 3;4
"ien < tidak tera!a
:kstremitas < ;kral dingin 457 M /N
P4> saat syok -.,
9 < #'# cc D< '.( ml)kg)jam
Pemeriksaan "a! < IgD antidengue (H) Ig0 antidengue (H)
7rom!osit < (&&&)mm/
Hemoglo!in < #'$ g)d"
9reum < -/.# mg)d"
6reatinin < &.. mg)d"
1atrium < #/& m:@)"
6alium < /.(. m:@)"
6lorida < #&&$ m:@)"

Diagnosa< Demam 3erdarah Dengue derajat III
7erapi <
o =$ #+$ ")m
o I>FD 5" $& ml)kg33 secepatnya ($?) J '%& ml
secepatnya $?
o Inj 4e2ota?ime /?.&& mg I> (I)
o Paracetamol ta! /?#)$ ta! (k)p)
o =ralit ad li!
o P4>)- jam
o Diuresis)jam
o =!servasi tanda vital
o 4ross match
Pemeriksaan Penunjang<
D"DiO 4ount 4ross 0atch FFP P54
.
Follow Up
8am #/.#' BI7;
+ 6eluhan< 1yeri ulu hati (H) 6aki tangan dingin !erkurang
(H) nyeri perut (H)
+ 6eadaan umum < 7ampak sakit 6esadaran < 4ompos
0entis
7D < #$&)(& mmHg 5< $(?)menit
1 < ##$?)menit S!< /%.'F 4
9 < %# cc D<$.# ml)kg)jam
Pemeriksaan lain status @uo
P4> /*,
:?t.akral dingin 457 M $N
+ Diagnosis < DHF grade III
+ 7erapi <
o =$ #+$ ")m
o I>FD Delo2usin $(& ml)jam < */+*- ml)jam < /#+/$
gtt)menit
o 7erapi lain lanjut
8am #-<#' BI7;
+ 6eluhan < 1yeri perut (H) kaki tangan dingin (+)
+ 6eadaan 9mum < tampak sakit 6esadaran < 4ompos
0entis
7D < ##&)(& mmHg 1< ((?)menit 5</%?)menit S!</%'
F4
PF status Cuo
P4>< /',
9 < (& cc D < $.* cc)kg)jam
+ Diagnosis < DHF Drade III dalam terapi # jam
+ 7erapi <
o =$ #+$ ")m
o I>FD 5" #& ml)kg)jamJ$(& ml)jamJ*/+*-
cc)jamJ/#+/$ gtt)menit.
8am #'< #' BI7;
7D < ##&)(& mmHg 1<#&&?)menit 55</-?)menit S!</%'F 4
9 < #'# ml D<'( ml)kg)jam
8am #%<#' BI7;
7D < *&)%& mmHg 1<*&?)menit 55</$?)menit S!</%'F4
9 < $(& ml D<#& ml)kg)jam
8am #.<#' BI7;
(
7D < *&)%& mmHg 1<*&?)menit 55</$?)menit S!</%'F 4
9 < #'# ml D<'( ml)kg)jam
8am #(<#' BI7;
+ 6eluhan < 1yeri perut (H) kaki tangan dingin (+)
+ 6eadaan 9mum < tampak sakit 6esadaran < 4ompos
0entis
7D < *&)%& mmHg 1< #&&?)menit 5</$?)menit S!</%
F4
9 < $(& ml D<#& ml)kg)jam P4></.,
PF status Cuo
+ Diagnosis < DHF Drade III dalam terapi ' jam
+ 7erapi <
o =$ #+$ ")m
o I>FD 5" . ml)kg)jamJ#*% ml)jamJ%'+%% cc)jamJ$#+
$$ gtt)menit
o 7erapi lanjut
8am #*.#' BI7;
7D < *&)%& mmHg 1 < #&&?)menit 5 < /&?)menit S! < /%/F4
9 < $$% ml D < (&. ml)kg
8am $&.#' BI7;
7D < *&)%& mmHg 1 < #&&?)menit 5 < /-?)menit S! < /%'F4
9 < #(& cc D < %.-$ cc)kg)jam
8am $#.#' BI7;
7D < *&)'& mmHg 1 < ((?)menit 5 < /$?)menit S! < /%.' F4
9 < #/' cc D < -.($ cc)kg)jam
8am $$.#' BI7;
S < kaki dingin (+) demam (+)
7D < (')'& mmHg 1 < ((?)menit 5 < /-?)menit S! < /%.' F4
9 < #-$ cc D < '.&. cc)kg)jam P4> < -&,
PF status Cuo
Diagnosis < DHF Drade III dalam terapi * jam
7erapi <
o =$ #+$ ")m
o I>FD 5" ' ml)kg)jamJ#-& ml)jamJ-.+-( cc)jamJ#.+#%
gtt)menit
o 7erapi lain lanjut
8am $/.#' BI7;
7D < *&)%& mmHg 1 < %-?)menit 5 < $(?)menit S! < /%..F4
9 < #/# cc D < -.. cc)kg)jam
*
8am $-.#' BI7;
7D < (')'& mmHg 1 < ((?)menit 5 < $-?)menit S! < /%./F4
9 < #&# cc D < /.% cc)kg)jam
8am &#.#' BI7;
7D < (')'& mmHg 1 < .%?)menit 5 < $-?)menit S! < /%.# F4
9 < '( cc D < $.&. cc)kg)jam
8am &$.#' BI7;
7D < (')'& mmHg 1 < (-?)menit 5 < $-?)menit S! < /%.' F4
9 < /% cc D < #./ cc)kg)jam P4> < -#,
PF Status Cuo
Diagnosis < DHF Drade III dalam terapi #/ jam
7erapi <
o =$ #+$ ")m
o I>FD 5" / ml)kg)jamJ(- ml)jamJ$.+$( cc)jamJ+*m+ #&
gtt)menit
8am &/.#' BI7;
7D < (')'& mmHg 1 < (-?)menit 5 < $-?)menit S! < /%.#
9 < (& cc D < $.* cc)kg)jam
8am &-.#' BI7;
7D < (')'& mmHg 1 < ((?)menit 5 < $-?)menit S! < /%.'
9 < %& ml D < $.#- ml)kg)jam
8am &'.#' BI7;
7D < (')'& mmHg 1 < (&?)menit 5 < -&?)menit S! < /%.-
9 < %# ml D < $.# ml)kg)jam
$- 8uli $&#-
8am &%.#' BI7;
S< akral dingin (+) sesak (+) demam (+)
= < 69 < tampak sakit 6es < 40
7D < *&)%& mmHg 1 < ##&?)menit 5 < $-?)menit S! <
/%F4
9 < ##& ml D /* cc)kg)jm P4> < -#
PF status Cuo
; < DHF grade III dalam terapi #. jam
P < =$ #+$ ")m
I>FD 5" / ml)kg)jam J (- ml)jam
Inj 4e2ota?ime /?.&& mg I>
Paracetamol ta! / ? P ta! (k)p)
=ralit ad li!
P4> ) - jam
Diuresis ) jam
#&
8am ..#' BI7;
7D < *&)%& 1 < (-?)menit 5 < $(?)menit S! < /%.$
9 < */ cc D < /./$ cc)kg)jam
8am (.#' BI7;
7D < *&)'' 1 < *&?)menit 5 < /$?)menit S! < /%./
9 < #$& cc D < -.$( cc)kg)jam
8am *.#' BI7;
7D < *&)%& 1 < *'?)menit 5 < /-?)menit S! < /%'
9 < #$& cc D < -.$( cc)kg)jam
8am #&.#' BI7;
S< akral dingin (+)
=< 6u< tampak sakit 6es < 40
7D < *&)%& mmHg 1 < #&&?)menit 5 < /$?)menit S! < /%.' P4><
-/,
PF status Cuo
; < DHF grade III dalam terapi $# jam
P < I>FD 5" / cc)kg33)jam J (- ml)jam
7erapi lain lanjut
8am ##.#'
7D < *&)%& mmHg 1 < *'?)menit 5 < /$?)menit S! < /%.'
9 < $&&cc D < ..#- cc)kg)jam
8am #$.#'
7D < *')%' mmHg 1 < ((?)menit 5 < /$?)menit S! < /%.'
9 < .- cc D < $.. cc)kg
8am #/.#'
7D < *')%' mmHg 1 < (&?)menit 5 < /$?)menit S! < /%.'
9 < #$& cc D < -.$( cc)kg)jam
8am #-.#'
7D < *&)%& mmHg 1 < (&?)menit 5 < /$?)menit S! < /%.'
9 < #&. cc D < /.($ cc)kg)jam
P4> < /(,
S< akral dingin (+)
=< 6u< tampak sakit 6es < 40
PF status Cuo
; < DHF grade III dalam terapi $' jam
P < I>FD 5" / cc)kg33)jam J (- ml)jam
7erapi lain lanjut
8am #'.#'
7D < *&)%& mmHg 1 < (&?)menit 5 < /$?)menit S! < /%.'
##
9 < ##& cc D < /.*$ cc)kg)jam
8am #%.#' BI7;
7D < *&)%& mmHg 1 < (-?)menit 5 < /%?)menit S! < /%.'
9 < ##( cc D < -.$# cc)kg)jam
8am #..#' BI7;
7D < #&&)%& mmHg 1 < (&?)menit 5 < /$?)menit S! < /%.'
9 < #&. cc D < /.($ cc)kg)jam
8am #(.#' BI7;
7D < #&&)%& mmHg 1 < (-?)menit 5 < /%?)menit S! < /%.'
9 < #$- cc D < -.-$ cc)kg)jam P4> < /.,
S< akral dingin (+)
=< 6u< tampak sakit 6es < 40
;< DHF grade III dalam terapi $* jam
P < I>FD 5" / cc)kg33)jam J (- ml)jam
7erapi lain lanjut
8am #*.#' BI7;
7D < #&&)%& mmHg 1 < .$?)menit 5 < /$?)menit S! < /%.'
9 < ##. cc D < -.#. cc)kg)jam
8am $&.#' BI7;
7D < *&)%& mmHg 1 < (&?)menit 5 < /$?)menit S! < /%.'
9 < #&. cc D < /.($ cc)kg)jam
8am $#.#' BI7;
7D < *&)%& mmHg 1 < (&?)menit 5 < /$?)menit S! < /%.'
9 < ##& cc D < /.*$ cc)kg)jam
8am $$.#' BI7;
7D < ##&)%& mmHg 1 < (&?)menit 5 < /$?)menit S! < /%.'
9 < .% cc D < $..# cc)kg)jam
P4> < /.,
S< akral dingin (+)
=< 6u< tampak sakit 6es < 40
PF status Cuo
; < DHF grade III dalam terapi /# jam
P < I>FD 5" / cc)kg33)jam J (- ml)jam
7erapi lain lanjut
8am $/.#' BI7;
7D < *&)%& mmHg 1 < (&?)menit 5 < /$?)menit S! < /%.'
9 < #&. cc D < /.($ cc)kg)jam

8am $-.#' BI7;
7D < #&&)%& mmHg 1 < (%?)menit 5 < /%?)menit S! < /%.'
#$
9 < ##$ cc D < - cc)kg)jam
8am &#.#' BI7;
7D < *&)%& mmHg 1 < (&?)menit 5 < /$?)menit S! < /%.'
9 < #$& cc D < -.$ cc)kg)jam
8am &$.#' BI7;
7D < #&&)%& mmHg 1 < (-?)menit 5 < /$?)menit S! < /%.'
9 < #&. cc D < /.($ cc)kg)jam
P4> < /.,
S< akral dingin (+)
=< 6u< tampak sakit 6es < 40
PF status Cuo
; < DHF grade III dalam terapi /' jam
P < I>FD 5" / cc)kg33)jam J (- ml)jam
7erapi lain lanjut
8am &/.#' BI7;
7D < #&&)%& mmHg 1 < (&?)menit 5 < /$?)menit S! < /%.'
9 < ##' cc D < -.#& cc)kg)jam
8am &-.#' BI7;
7D < #&&)%& mmHg 1 < (&?)menit 5 < /$?)menit S! < /%.'
9 < #&. cc D < /.($ cc)kg)jam
8am &'.#' BI7;
7D < *&)%& mmHg 1 < (&?)menit 5 < /$?)menit S! < /%.'
9 < #&. cc D < /.($ cc)kg)jam

$' 8uli $&#-
8am &%.#' BI7;
S< akral dingin (+) sesak (+) demam (+)
= < 69 < tampak sakit 6es < 40
7D < *&)%& mmHg 1 < ((?)menit 5 < $-?)menit S! <
/%F4
9 < ##& ml D /* cc)kg)jm P4> < /.,
; < DHF grade III dalam terapi /* jam
P <
o I>FD 5" / ml)kg)jam J (- ml)jam
o Paracetamol ta! / ? P ta! (k)p)
o =ralit ad li!
o P4> ) - jam
o Diuresis ) jam
8am &..#' BI7;
7D < #&&)%& mmHg 1 < (&?)menit 5 < /$?)menit S! < /%.'
9 < #&. cc D < /.($ cc)kg)jam
8am (.#' BI7;
#/
7D < *&)'' 1 < *&?)menit 5 < /$?)menit S! < /%./
9 < #$& cc D < -.$( cc)kg)jam
8am *.#' BI7;
7D < *&)%& 1 < *'?)menit 5 < /-?)menit S! < /%'
9 < #$& cc D < -.$( cc)kg)jam
8am #&.#' BI7;
S< akral dingin (+)
=< 6u< tampak sakit 6es < 40
7D < *&)%& mmHg 1 < #&&?)menit 5 < /$?)menit S! < /%.' P4> <
/.,
PF status Cuo
; < DHF grade III dalam terapi -# jam
P < I>FD 5" / cc)kg33)jam J (- ml)jam
7erapi lain lanjut
8am ##.#'
7D < *&)%& mmHg 1 < *'?)menit 5 < /$?)menit S! < /%.'
9 < $&&cc D < ..#- cc)kg)jam
8am #$.#'
7D < *')%' mmHg 1 < ((?)menit 5 < /$?)menit S! < /%.'
9 < .- cc D < $.. cc)kg
8am #/.#'
7D < *')%' mmHg 1 < (&?)menit 5 < /$?)menit S! < /%.'
9 < #$& cc D < -.$( cc)kg)jam
8am #-.#'
7D < *&)%& mmHg 1 < #&&?)menit 5 < /$?)menit S! < /%.'
9 < #&. cc D < /.($ cc)kg)jam
P4> < -&,
S< akral dingin (+)
=< 6u< tampak sakit 6es < 40
PF status Cuo
; < DHF grade III dalam terapi -' jam
P < I>FD 5" / cc)kg33)jam J (- ml)jam
7erapi lain lanjut
8am #'.#'
7D < *&)%& mmHg 1 < (&?)menit 5 < /$?)menit S! < /%.'
9 < ##& cc D < /.*$ cc)kg)jam
8am #%.#' BI7;
7D < *&)%& mmHg 1 < (-?)menit 5 < /%?)menit S! < /%.'
9 < ##( cc D < -.$# cc)kg)jam
8am #..#' BI7;
#-
7D < #&&)%& mmHg 1 < (&?)menit 5 < /$?)menit S! < /%.'
9 < #&. cc D < /.($ cc)kg)jam
8am #(.#' BI7;
7D < #&&)%& mmHg 1 < (-?)menit 5 < /%?)menit S! < /%.'
9 < #$- cc D < -.-$ cc)kg)jam
P4> < /(,
S< akral dingin (+)
=< 6u< tampak sakit 6es < 40
PF status Cuo
; < DHF grade III dalam terapi -' jam
P < I>FD 5" / cc)kg33)jam J (- ml)jam
7erapi lain lanjut
8am #*.#' BI7;
7D < #&&)%& mmHg 1 < .$?)menit 5 < /$?)menit S! < /%.'
9 < ##. cc D < -.#. cc)kg)jam
8am $&.#' BI7;
7D < *&)%& mmHg 1 < (&?)menit 5 < /$?)menit S! < /%.'
9 < #&. cc D < /.($ cc)kg)jam
8am $#.#' BI7;
7D < *&)%& mmHg 1 < (&?)menit 5 < /$?)menit S! < /%.'
9 < ##& cc D < /.*$ cc)kg)jam
8am $$.#' BI7;
7D < ##&)%& mmHg 1 < (&?)menit 5 < /$?)menit S! < /%.'
9 < .% cc D < $..# cc)kg)jam
P4> < /%,
S< akral dingin (+)
=< 6u< tampak sakit 6es < 40
PF status Cuo
; < DHF grade III dalam terapi -' jam
P < I>FD 5" / cc)kg33)jam J (- ml)jam
7erapi lain lanjut
8am $/.#' BI7;
7D < *&)%& mmHg 1 < (&?)menit 5 < /$?)menit S! < /%.'
9 < #&. cc D < /.($ cc)kg)jam

8am $-.#' BI7;
7D < #&&)%& mmHg 1 < (%?)menit 5 < /%?)menit S! < /%.'
9 < ##$ cc D < - cc)kg)jam
8am &#.#' BI7;
7D < *&)%& mmHg 1 < (&?)menit 5 < /$?)menit S! < /%.'
9 < #$& cc D < -.$ cc)kg)jam
#'
8am &$.#' BI7;
7D < #&&)%& mmHg 1 < (-?)menit 5 < /$?)menit S! < /%.'
9 < #&. cc D < /.($ cc)kg)jam
8am &/.#' BI7;
7D < #&&)%& mmHg 1 < (&?)menit 5 < /$?)menit S! < /%.'
9 < ##' cc D < -.#& cc)kg)jam
8am &-.#' BI7;
7D < #&&)%& mmHg 1 < (&?)menit 5 < /$?)menit S! < /%.'
9 < #&. cc D < /.($ cc)kg)jam
8am &'.#' BI7;
7D < *&)%& mmHg 1 < (&?)menit 5 < /$?)menit S! < /%.'
9 < #&. cc D < /.($ cc)kg)jam
$. 8uli $&#-
8am (.#' BI7;
7D < *&)'' 1 < *&?)menit 5 < /$?)menit S! < /%./
9 < #$& cc D < -.$( cc)kg)jam
8am *.#' BI7;
7D < *&)%& 1 < *'?)menit 5 < /-?)menit S! < /%'
9 < #$& cc D < -.$( cc)kg)jam
8am #&.#' BI7;
S< akral dingin (+)
=< 6u< tampak sakit 6es < 40
7D < *&)%& mmHg 1 < #&&?)menit 5 < /$?)menit S! < /%.'
PF status Cuo
; < DHF grade III
P < I>FD 5" / cc)kg33)jam J (- ml)jam
7erapi lain lanjut
8am ##.#'
7D < *&)%& mmHg 1 < *'?)menit 5 < /$?)menit S! < /%.'
9 < $&&cc D < ..#- cc)kg)jam
8am #$.#'
7D < *')%' mmHg 1 < ((?)menit 5 < /$?)menit S! < /%.'
9 < .- cc D < $.. cc)kg
8am #/.#'
7D < *')%' mmHg 1 < (&?)menit 5 < /$?)menit S! < /%.'
9 < #$& cc D < -.$( cc)kg)jam
8am #-.#'
#%
7D < *&)%& mmHg 1 < (&?)menit 5 < /$?)menit S! < /%.'
9 < #&. cc D < /.($ cc)kg)jam
P4> < /.,
8am #'.#'
7D < *&)%& mmHg 1 < (&?)menit 5 < /$?)menit S! < /%.'
9 < ##& cc D < /.*$ cc)kg)jam
8am #%.#' BI7;
7D < *&)%& mmHg 1 < (-?)menit 5 < /%?)menit S! < /%.'
9 < ##( cc D < -.$# cc)kg)jam
8am #..#' BI7;
7D < #&&)%& mmHg 1 < (&?)menit 5 < /$?)menit S! < /%.'
9 < #&. cc D < /.($ cc)kg)jam
8am #(.#' BI7;
7D < #&&)%& mmHg 1 < (-?)menit 5 < /%?)menit S! < /%.'
9 < #$- cc D < -.-$ cc)kg)jam
8am #*.#' BI7;
7D < #&&)%& mmHg 1 < .$?)menit 5 < /$?)menit S! < /%.'
9 < ##. cc D < -.#. cc)kg)jam
8am $&.#' BI7;
7D < *&)%& mmHg 1 < (&?)menit 5 < /$?)menit S! < /%.'
9 < #&. cc D < /.($ cc)kg)jam
8am $#.#' BI7;
7D < *&)%& mmHg 1 < (&?)menit 5 < /$?)menit S! < /%.'
9 < ##& cc D < /.*$ cc)kg)jam
8am $$.#' BI7;
7D < ##&)%& mmHg 1 < (&?)menit 5 < /$?)menit S! < /%.'
9 < .% cc D < $..# cc)kg)jam
P4> < /.,
8am $/.#' BI7;
7D < *&)%& mmHg 1 < (&?)menit 5 < /$?)menit S! < /%.'

8am $-.#' BI7;
7D < #&&)%& mmHg 1 < (%?)menit 5 < /%?)menit S! < /%.'
9 < ##$ cc D < - cc)kg)jam
8am &#.#' BI7;
7D < *&)%& mmHg 1 < (&?)menit 5 < /$?)menit S! < /%.'
9 < #$& cc D < -.$ cc)kg)jam
#.
8am &$.#' BI7;
7D < #&&)%& mmHg 1 < (-?)menit 5 < /$?)menit S! < /%.'
9 < #&. cc D < /.($ cc)kg)jam
8am &/.#' BI7;
7D < #&&)%& mmHg 1 < (&?)menit 5 < /$?)menit S! < /%.'
9 < ##' cc D < -.#& cc)kg)jam
8am &-.#' BI7;
7D < #&&)%& mmHg 1 < (&?)menit 5 < /$?)menit S! < /%.'
9 < #&. cc D < /.($ cc)kg)jam
8am &'.#' BI7;
7D < *&)%& mmHg 1 < (&?)menit 5 < /$?)menit S! < /%.'
9 < #&. cc D < /.($ cc)kg)jam
$( 8uli $&#-
S< akral dingin (+) sesak (+) demam (+)
= < 69 < tampak sakit 6es < 40
7D < *&)%& mmHg 1 < ((?)menit 5 < $-?)menit S! <
/%F4
9 < ##& ml D /* cc)kg)jm
SSP < pupil !ulat isokor 54 H)H /mm+/mm
5F H)H 5P +)+ spastic (+) 6lonus (+)
4> < !ising (+) akral hangat 457 Q $N
57 < simetris retraksi (+)
Pulmo sp !ronkovesikuler 5h +)+ Bh +)+
DI7 < datar lemas 39 (H) 1
H < $+$ cm 3;4 " < tt!
:?tremitas < akral hangat
Hemato < 4onj an (+) Skl ikt (+)
; < DHF grade III
P < In2us aO
Paracetamol ta! / ? P ta! (k)p)
=ralit ad li!
5awat 8alan
#(
PEMBAHASAN
6asus yang di!ahas dalam laporan kasus ini adalah Demam
3erdarah Dengue (D3D). Demam 3erdarah Dengue adalah penyakit
in2eksi virus akut menular yang !iasanya menyerang !ayi dan anak+anak
dise!a!kan oleh virus dengue ditandai dengan gejala klinik yang khas
!erupa demam tinggi mendadak disertai mani2estasi perdarahan dan
!ertendensi menim!ulkan renjatan dan kematian.
% .
>irus Dengue
tergolong dalam 2amili Flaviviridae termasuk ke dalam kelompok
ar!ovirus 3. Dikenal - serotipe virus dengue yang tidak saling mempunyai
imunitas silang. >irus dengue serotype #$/- yang ditularkan melalui
vector nyamuk ;edes ;egypti ;edes al!opictus ;edes polynisiensis dan
!e!erapa spesies lain merupakan vector yang kurang !erperan. In2eksi
dengan salah satu serotip akan menim!ulkan anti!ody seumur hidup
terhadap serotype !ersangkutan tetapi tidak ada perlindungan terhadap
serotype yang lain.
/'.(
>irus dengue !er!entuk !atang yang !erukuran
kecil sekali yaitu sekitar /'+-' mm !ersi2at termola!il sensitive terhadap
inaktivasi oleh dieteliter dan natrium dioksikolat sta!il pada suhu .&F 4.
#*
Faktor resiko DHF meliputi anak usia di!awah #' tahun status imun
jenis serotype virus DHF predisposisi genetic serta orang+orang yang
tinggal di lingkungan yang kumuh dan lem!a!. Seseorang se!elumnya
pernah terin2eksi satu atau le!ih jenis virus dengue maka mempunyai
resiko tinggi menjadi DHF jika terin2eksi kem!ali.
'#& ##
>irus dengue memasuki tu!uh manusia melalui gigitan nyamuk. Setelah
itu disusul oleh periode tenang selama kurang le!ih - hari dimana virus
melakukan replikasi secara cepat dalam tu!uh. ;pa!ila jumlah virus sudah
cukup maka virus akan memasuki sirkulasi darah (viraemia) dan akan
tim!ul gejala panas. Dengan adanya virus dengue dalam tu!uh maka
tu!uh akan mem!eri reaksi.5eaksi yang amat !er!eda akan tampak !ila
seseorang mendapat in2eksi !erulang dengan tipe virus dengue yang
!erlainan. 3erdasarkan hal ini tim!ullah yang dise!ut the secondary
heterologous in2ection. 5ein2eksi ini akan menye!a!kan reaksi amnestik
#*
anti!ody sehingga menim!ulkan konsentrasi kompleks antigen anti!ody
(kompleks virus+anti!odi) yang tinggi.
.*#$
6ompleks virus anti!ody dalam sirkulasi akan mengaktivasi system
komplemen. ;ki!at aktivasi 4/ dan 4' akan dilepaskan 4/a dan 4'a dua
peptide yang !erdaya untuk melepaskan histamine dan merupakan
mediator kuat se!agai 2actor meningginya permea!ilitas dinding
pem!uluh darah dan menghilangnya plasma melalui endotel dinding itu.
Disseminated intravascular coagulation (DI4) disamping trom!ositopenia
menurunnya 2ungsi trom!osit dan menurunnya actor koagulasi
(protrom!in actor > >II IR R dan S!rinogen) merupakan 2actor
terjadinya perdarahan he!at terutama perdarahan gastrointestinal pada
DHF.
.*#$#/
Fenomena patoSsiologi utama yang menentukan !erat penyakit dan
mem!edakan demam dengue dengan demam !erdarah dengue ialah
meningginya permea!ilitas dinding kapiler karena penglepasan Eat
anaSlatoksinhistamine dan serotonin serta aktivasi system kalikrein yang
!eraki!at ekstravasi cairan intravascular. Hal ini !eraki!at mengurangnya
volume plasma terjadinya hipotensi hemokonsentrasi hipoproteinemia
e2usi dan renjatan.
.#$#/
0ani2estasi klinis in2eksi virus dengue !ervariasi mulai dari
asimptomatikpenyakit paling ringandemam dengue demam !erdarah
denguesampai dengan sindrom syok dengue. 0asa inku!asi dengue
antara /+#- hari rata+rata -+% hari.
Dejala klinis yang ditunjukkan antara lain<
#. Demam
Demam yang terjadi pada in2eksi virus dengue ini tim!ulnya
mendadak tinggi (dapat mencapai /*+-&F4) dan dapat disertai
dengan menggigil. Demam ini hanya !erlangsung untuk '+.
hari.Pada saat demamnya !erakhir sering kali dalam !entuk turun
mendadak (lysis) dan disertai dengan !erkeringat !anyak dimana
anak tampak lemah.
$. 1yeri seluruh tu!uh
Pada umumnya yang dikeluhkan adalah nyeri otot nyeri sendinyeri
punggungdan nyeri pada !ola mata.
/. 5uam
$&
5uam dapat tim!ul pada saat awal panas yang !erupa Gushing yaitu
!erupa kemerahan pada daerah muka leher dan dada yang
dise!a!kan oleh kongesti pem!uluh darah di !awah kulit. 5uam
juga dapat tim!ul pada hari ke+- sakit !erupa !ercak+!ercak merah
kecil.
-. Perdarahan
Dejala perdarahan pada pasien DHF mulai tampak pada hari ke+/
sampai ke+- !erupa
petekiepurpuraekimosishematemesismelenaepitaksis. 8ika tidak
mendapat pengo!atan segera maka pem!uluh darah akan menjadi
kolaps dan menye!a!kan syok dise!ut dengan dengue syok
sindrom (DSS). Sindrom ini sering 2atal.
'. Dejala lain yang dapat ditemukan antara lain Tkelainan yang
mungkin terjadi pada system retikuloendotelial seperti pem!esaran
kelenjar getah !ening hati dan limpa T lidah sering kotor dan
kadang+kadang penderita sukar !uang air !esar mualmuntah
!atuk ringan.
Pada penderita DHF yang disertai renjatan setelah demam
!erlangsung selama !e!erapa hari keadaan umum penderita ti!a+ti!a
mem!uruk. Hal ini !iasanya terjadi pada saat atau setelah demam
menurun yaitu diantara hari ke+/ dan ke+. sakit.
.*
Pada se!agian !esar penderita ditemukan tanda kegagalan
peredaran darah kulit tera!a lem!a! dan dingin sianosis sekitar mulut
dan nadi menjadi cepat dan lem!ut. Penderita kelihatan lesu gelisah
dan secara cepat masuk dalam 2ase kritis renjatan. Penderita seringkali
mengeluh nyeri di daerah perut sesaat se!elum renjatan tim!ul.
7ekanan nadi menurun menjadi $& mmHg atau kurang dan tekanan
sistolik menurun sampai (& mmHg atau le!ih rendah.
.*#$
BH= (#**.) mem!agi derajat penyakit DHF dalam - derajat yaitu<
+ Derajat I < demam disertai gejala tidak khas dan satu+
satunya mani2estasi perdarahan adalah uji torni@uet
+ Derajat II < Derajat I disertai perdarahan spontan di kulit
atau perdarahan lain.
+ Derajat III < ditemukannya tanda+tanda dini renjatan !erupa
kegagalan sirkulasi yaitu nadi cepat dan lem!ut tekanan
nadi menurun (kurang dari $& mmHg) atau hipotensi
$#
sianosis disekitar mulut kulit dingindan lem!a!tampak
gelisah.
+ Derajat I> < Syok !erat dengan nadi yang tidak dapat
dira!a dan tekanan darah yang tidak dapat diukur.
3erdasarkan pedoman BH= (#**.) dasar diagnosis DHF dapat
ditegakkan !ila ditemukan seperti ini T
#. Demam tinggi yang !ersi2at akut dan terus menerus selama $+.
hari.
$. ;danya mani2estasi perdarahan termasuk setidak+tidaknya uji
tourni@uet positi2 dan salah satu !entuk lain
petekiepurpuraekimosisepitaksisdan perdarahan gusi)
hematemesis dan atau melena.
/. 7rom!ositopenia jumlah trom!osit L#&&.&&&)mlK
-. 7erdapat minimal # tanda ke!ocoran plasma s!!<
Peningkatan hematokrit K $&, di!andingkan standar
sesuai umur dan jenis kelamin
Penurunan hematokrit K $&, setelah mendapat terapi
cairan di!andingkan dengan nilai hematokrit se!elumnya
7anda ke!ocoran plasma seperti< e2usi pleuraasites
hipoproteinemiahiponatremia.
Pada kasus ini seorang anak umur ## tahun dirawat di 5S9P
Pro2 6andou pada tanggal $/ 8uli $&#- dengan keluhan kaki tangan
dingin sejak $ jam S05S. Demam sejak kurang le!ih % hari S05S.
1yeri perut sejak # hari S05S. 0untah sejak # hari S05S dengan
2rekuensi #?. Pasien merupakan pasien rujukan dari 5S Permata
3unda.Pada pemeriksaan anak tampak sedang sakit sedang
compos mentis suhu tu!uh /%'U4 dengan nadinya #$&?)menit
respirasi /%?)menitserta didapatkan uji torni@uet positi2. Pada
pemeriksaan la!oratorium didapatkan nilai hematokrit -.,.
3erdasarkan anamnesa pemeriksaan Ssik serta pemeriksaan
penunjang terse!ut maka anak didiagnosa DHF derajat III yaitu
derajat ditemukannya tanda+tanda dini renjatan !erupa kegagalan
sirkulasi yaitu nadi cepat dan lem!ut tekanan nadi menurun
(kurang dari $& mmHg) atau hipotensi sianosis disekitar mulut kulit
dingin dan lem!a!tampak gelisah.
$$
Dalam perjalanan penyakit DHF syok merupakan kejadian
yang terpenting karena menim!ulkan aki!at yang luas dan 2atal.
7erjadinya syok merupakan mani2estasi mekanisme kompensasi
tu!uh terhadap kemungkinan terjadinya gagal sirkulasi. 0ekanisme
yang mendasari terjadinya syok terse!ut adalah peningkatan
permea!ilitas pem!uluh darah sehingga terjadi hipovolemik
dengan curah jantung yang turun.Syok !iasanya terjadi pada saat
demam atau setelah demam menurun yaitu antara hari ke / dan ke
. sakit. P;da kasus ini anak jatuh pada keadaan syok pada hari ke %
sakit. Pada pemeriksaan Ssik ditemukan keadaan umum mem!uruk
anak tampak lemahnadi cepat dan lemah tekanan darah menurun
disertai akral yang tera!a dingin.3erdasarkan tanda+tanda ini maka
anak di diagnosa DHF derajat III. Diagnosa terse!ut didukung oleh
hasil la!oratorium dan radiologis. Hasil pemeriksaan la!oratorium
menunjukkan adanya trom!ositopenia ($-.&&&)mm/) dan
hematokrit yang meningkat -.,. 7rom!ositopenia dise!a!kan
karena meningkatnya destruksi trom!osit aki!at meningkatnya
megakariosit muda dalam sumsum tulang dan pendeknya masa
hidup trom!osit.0eningkatnya hematokrit pada pasien dengan
renjatan menim!ulkan dugaan !ahwa renjatan terjadi se!agai
aki!at ke!ocoran plasma ke daerah ekstravaskuler melalui kapiler
yang rusak denan mengaki!atkan menurunnya volume plasma dan
meningginya nilai hematokrit.
#$
Penatalaksanaan DHF !ersi2at suporti2 simptomatik dengan
tujuan memper!aiki sirkulasi dan mencegah tim!ulnya renjatan.
Pada kasus ini pasien sudah mengalami syok. Pada saat terjadinya
renjatan dilakukan o!servasi terhadap keadaan umum setiap jam
dilakukan pemasangan respirator untuk memper!aiki hipokseminya
karena dasar patoSsiologi syok adalah terjadinya hipoper2usi. Pada
saat syok di!erikan in2us $ jalur !erupa cairan 5" $& ml)kg33)jam
secepatnyakemudian o!servasi kem!ali tanda vital jika pada
pemeriksaan tanda vital keadaan anak masih syok 0aka
dilanjutkan kem!ali pem!erian cairan 5" $&ml)kg33)jam kemudian
$/
o!servasi kemm!ali tanda vital pasien tidak mengalami per!aikan
maka di!erikan cairan koloid !erupa gelo2usin #& ml)kg33)jam.
=!servasi kem!ali tanda vital pasien dan pemeriksaan hematokrit
(P4>).8ika pasien tidak lagi syok maka cairan 5" kem!ali dilanjutkan
dengan dosis #& ml)kg33)jam yang diturunkan sedikit mulai dari #&
ml)kg33)jam menjadi . ml)kg33)jam kemudian ' ml)kg33)hari
sesuai dengan keadaan pasien.
4airan awal terapi dipilih 5" yng merupakan cairan kristaloid
!ersiat isotonic dan e2ekti2 meningkatkan isi intravascular dan
didistri!usikan ke dalam kompartemen ekstraseluler.4airan koloid
!er2ungsi se!agai pompa intravaskuler karena amempunyai tekanan
osmotic yang tinggi dan tetap !erada dalam intravascular untuk
waktu yang lama.0engingat !ahwa ke!ocoran plasma dapat
!erlangsung $-+-( jam maka pem!erian ciran intravena
dipertahankan walaupun tanda+tanda vital telah menunjukkan
per!aikan. 6arena hematokrit merupakan indeks yang dapat
dipercaya dalam menentukan ke!ocoran plasma maka
pemeriksaan hematokrit perlu dilakukan secara periodic. 6ecepatan
pem!erian cairan selanjutnya disesuaikan dengan gejala klinis vital
dan nilai hematokrit. Pemasukan cairan juga harus dihitung setiap
hari keseim!angan cairan dikoreksi. Dijaga agar jumlah urin tidak
kurang dari #ml)kg33)jam.
Pasien dapat dipulangkan apa!ila tidak demam selama $- jam
tanpa antipiretik na2su makan !aik tampak per!aikan secara klinis
tga hari setelah syok teratasi hematokrit sta!il jumlah trom!osit K
'&.&&&)mmk dan tidak dijumpai distress pernapasan. Pada kasus ini
pasien dipulangkan pada hari ke +% perawatan di rumah sakit karena
telah memenuhi criteria terse!ut diatas.
Prognosis pada pasien ini adalah du!ia ad !onam.6arena
pasien !ero!at le!ih cepat sehingga diagnose le!ih cepat
ditegakkan dan pengo!atan dilakukan dengan tepat.
$-
D;F7;5 P9S7;6;
#. Simmons 4PFarrar 88 4hau 1 Bils 3.Dengue.1 :ngl 8
0ed.$&#$T/%%<#-$/+/$
$. Borld Health =rganiEation (BH=). 4omprehensive guidelines 2or
prevention and control o2 dengue and dengue.DenevaT$&&*
/. Borld Health =rganiEation(BH=).4omprehensive guidelines 2or
prevention and control o2 dengue and dengue.DenevaT$&##
-. DuEman 0D Halstead S3 ;rtso! H. 3uchy P Farrar 8 Du!ler D8
et.al. Dengue< a continuing glo!al threat. 1at 5ev
0icro!iol.$&#&T#$<.+#%
'. 0ukadir ;.:pidemiology o2 Dengue in Indonesia.From 95" <
http))www.dengue vaccines.org)sites.$&#/
%. Sutaryo.Dengue.Vogyakarta< 0edika Fakultas 6edokteran
9D0T$&&-
.. Hasan 5 ;latas Hed.3uku 6uliah Ilmu 6esehatan ;nak $.
8akarta < 3agian Ilmu 6esehatan ;nak F69I #**.
(. Sudrajat S3. Demam 3erdarah Dengue (D3D). (online)
(http<))www.geocities.com)mitraWsejatiW$&&&)d!d.html diakses $/
8uli $&#-
*. Hendrawanto. Dengue. Dalam < Ilmu Penyakit Dalam 8ilid #.
8akarta < 3agian Pener!it F69I #**(
#&. ;nonim. Dengue. (online)
(http<))www.astdhpphe.org)in2ect)dengue.html diakses $- 8uli
$&#-
##. ;nonim. Demam 3erdarah dan Penularannya. (online)
(http<))www.ppmphp.depkes.go.id)detil.aspXmJ-YsJ/YiJ$-
diakses $- 8uli $&#-
#$. Sumarno Sumaryo Poorwo Soedarmo. Demam 3erdarah
(Dengue) pada anak. 8akarta < 9I+Press #*((
$'
#/. Isnar H. Dengue $&&/ (online)
(http<))www.emedicine.com)ped)topic''*.htm diakses $' 8uli
$&#-
$%

Вам также может понравиться