Вы находитесь на странице: 1из 8

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam ruang lingkup keperawatan, pasti dibutuhkan sebuah etika yang
harus diterapkan oleh seorang perawat ketika perawat tersebut berhadapan
langsung dengan klien. Etika adalah peraturan atau norma yang dapat
digunakan sebagai acuan bagi perilaku seseorang yang berkaitan dengan
tindakan yang baik dan buruk yang merupakan suatu kewajiban dan tanggung
jawab moral.
Etika keperawatan tersebut tercantum dalam kode etik keperawatan
yang harus di patuhi. Dalam etika keperawatan terdapat prinsip-prinsip etika
keperawatan. Yaitu, Otonomi, Berbuat Baik, Keadilan, Tidak Merugikan,
Kejujuran, Loyality atau ketaatan, Kerahasiaan, dan Akuntabilitas. Dalam
penerapan praktik keperawatan, perawat harus bisa menerapkan prinsip-
prinsip tersebut.
Dalam prinsip etika keperawatan seorang perawat harus jujur. Jujur
dalam artian tidak memberikan informasi yang salah kepada klien. Dan
meberikan informasi yang diinginkan klien secara jelas. Untuk itu kelompok
kami tertarik untuk membuat makalas mengenai prinsip jujur ini.


2

1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas untuk membatasi permasalahan kami merumuskan
beberapa masalah :
1.2.1 Apa yang dimaksud Jujur dalam etika keperawatan?
1.2.2 Apa pengertian dari berkata Jujur, dan berkata bohong?
1.2.3 Seperti apa contoh penerapan berkata jujur dalam praktik keperawatan?

1.3 Tujuan
1.3.1 Mahasiswa mampu mengerti dan memahami apa yang dimaksud etika
keperawatan.
1.3.2 Mahasiswa mampu mengerti dan memahami seperti apa berkata jujur
dan berkata bohong.
1.3.3 Mahasiswa dapat menerapkan sikap jujur dalam praktik keperawatan.







3

BAB II
ISI

2.1. Pengertian
Prinsip kedua dari perilaku etis yang tertulis dalam ANA Code of
Nurses meliputi kejujuran, kewajiban untuk mengungkapkan kebenaran,
kerahasiaan, kewajiban untuk melindungi informasi rahasia, dan kesetiaan,
kewajiban untuk menepati janji.
Prinsip mengatakan yang sebenarnya (kejujuran) mengarahkan
praktisi untuk menghindari melakukan kebohongan kepada klien atau
menipu mereka. Pertanyaan etis pemberian plasebo (medikasi pengganti
dari obat yang klien pikir ia dapatkan, biasanya tanpa bahan kimia) dapat
dilakukan menurut prinsip kejujuran. Plasebo diberikan dengan maksud
yang diharapkan dapat di capai, misalnya penurunan ketergantungan obat
adiktif. Pemberian medikasi plasebo menipu klien untuk menerima zat
no-adiktif. Meskipun perawat tidak berbohong dengan mangatakan, saya
akan memberikan anda morfin sekarang, tindakan perawat yang secara
diam-diam meberikan salin setelah klien meminta medikasi untuk rasa
sait telah melanggar prinsip kejujuran karena telah terjadi penipuan.
Meskipun dalam beberapa kasus alasan yang dikemukakan kemudian
mendukung keuntungan pemberian plasebo, karena telah menipu
umumnya jarang mencapai hasil yang di harapkan. Klien harus
4

diikutsertakan dalam perawatan diri mereka sendiri, bagaimanapun
sulitnya melakukan hal itu.
Selanjutnya, kejujuran tidak hanya berimplikasi bahwa perawat
herus berkata jujur, namun juga membuthkan adanya sikap positip dalam
memberikan informasi yang berhubungan dengan situasi klien. Kadang
hal ini dapat menimbulkan masalah bagi perawat dan menekankan
pentingkanya penghargaan atau pendekatan kelompok bagi perawat
kesehatan. Misalnya, seorang pemuda menanyakan informasi kepada
perawat mengenai obat yang akan dibuthkan setelah transplantasi jantung.
Perawat menimbang efeksamoing medikasi dan perubahan pola hidup
yang dikaitkan dengan program penggunaan obat kronis serta menjawab
pertanyaan klien dengan jujur, memberikan seluruh informasi yang
relevan, meskipun klien memilih untuk memindakhan namanya dari
daftar transplantasi. Perawat juga harus mendiskusikan keuntungan dari
transplantasi tersebut. Beberapa dokter mungkin menganggap tindakan
perawat ini sebagai ikut campur dalam hubungan antara dokter dan klien.
Dalam rpinsip kejujuran, pengajran dan perlindungan klien dalam situasi
ini harus dilakukan dengan pendekatan kelompok. Hal-hal yang
diidentifikasi oleh perawat harus diajukan dalam diskusi oleh klien dan
tim perawatan kesehatan.



5

2.2. Berkata Jujur dan Berkata Bohong
Dalam kontes berkata jujur ada suatu istilah yang disebut desepsi,
berasal dari kata decieve yang berarti membuat roang percaya terhadap
sesuatu hal yang tidak benar, menipu atau membohongi. Desepsi meliputi
berkata bohong, mengingkari atau menolak, tidak memberikan informasi
dan memberikan jawaban tidak sesuai dengan pertanyaan atau tidak
memberikan penjelasan suatu informasi dibutuhkan.
Berkata bohong merupakan tindakan desepsi yang paling dramatis
karena dalam tindakan ini seseorang dituntut untuk membenarkan sesuatu
yang diyakini salah. Salah satu contoh tindakan desepsi adalah perawat
memberikan obat plasebo dan tidak memberitahu kepada pasien tentang
obat apa yang diberikan tersebut.
Tindakan desepsi ini secara etika tidak dibenarkan. Para ahli etika
menyatakan bahwa tindakan desepsi membutuhkan keputusan yang jelas
tentang siapa yang diharapkan melakukan tindakan tersebut.
Konsep kejujuran (veracity) merupakan tindakan etis yang
mendasari berkata jujur. Sepertijuga tugas yang lain, berkata jujur bersifat
prima facie (tidak mutlak) sehingga desepsi dalam keadaan tertentu
diperbolehkan. Berbagai alasan yang dikemukakan dan mendukung posisi
bahwa perawat harus berkata jujur yaitu; merupakan hal yang penting
dalam hubungan saling percaya parawat-pasien; pasien mempunyai hak
untuk mengetahui; meningkatkan kewajiban moral; menghilangkan cemas
6

dan penderitaan; meningkatkan kerjasama pasien maupun keluarga; dan
memenuhi kebutuhan perawat.
Alasan-alasan yang mendukung tindakan desepsi, termasuk
berkata bohong, meliputi: pasien tidak mungkin dapat menerima
kenyataan, pasien menghendaki untuk tidak diberitahu bila hal tersebut
menyakitkan, secara profesional perawat mempunyai kewajiban tidak
melakukan yang merugikan pasien, dan desepsi mungkin mempunyai
manfaat untuk meningkatkan keraj sama pasien.


2.3. Berkata Jujur Versus Berkata Bohong
Misalnya, perawat menangani pasien yang terkena penyakit
karena mengonsumsi obat-obatan terlarang, narkoba. Permasalahan yang
timbul adalah dia harus melaporkan tindakan pasien tersebut kepada
pihak berwajib atau tidak? Semesntara kondisi pasien sedang berobat dan
meminta layanan kesehatan kepada perawat tersebut. Tentu dalam kondisi
demikian tidak mudah bagi perawat untuk mengambil keputusan yang
tegas dan tepat. Lantas, bagaimana contoh mengambil keputusan yang
tepat dalam etika-moral keperawatan yang bisa diambil oleh perawat?
Sebaiknya perawat tidak melaporkan pasien tersebut ke pihak
berwajib. Namun, jika diminta keterangan oleh pikhak berwajib, dia harus
meberikan keteragan apa adanya. Selama tidak di tanyakan oleh pihat
berwajib, dia tidak melaporkannya, tetapi menasehati pasien tersebut
7

untuk tidak mengonsumsi narkoba lagi agar tidak mengganggu
kesehatannya dan masa depannya.





















8


BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Dalam praktik keperawatan seorang perawat dituntut harus
berkata jujur kepada klien. Namun, ada beberapa hal atau keadaan yang
memperbolehkan seorang perawat untuk berkata bohong. Dalam etika
keperawatan seorang perawat mempunyai prinsip harus jujur.
Jujur dalam artian mengatakan yang sebenarnya kepada klien
tanpa ada yang ditutupi. Contoh, jika seorang klien meinta informasi
mengenai penyakitnya, maka seorang perawat harus mengatakn informasi
sesuai dengan yang diminta klien tersebut.
3.2. Saran
Seorang perawat dituntut untuk bisa menjalankan prinsip jujur
yang tertera dalam etika keperawatan. Untuk itu agar seorang perawat
dapat bekerja dengan baik dan tanpa ada hambatan seorang perawat harus
menjalankan prinsip tersebut.

Вам также может понравиться