Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
mendefinisikan mutu dalam pengertian yang berbeda. Berikut ini adalah definisi mutu yang
dikemukakan oleh para ahli :
1. Philip B. Crosby
Crosby berpendapat bahwa mutu berarti kesesuaian terhadap persyaratan (conformance
requirement of spesification), seperti jam tahan air, sepatu tahan lama, atau dokter yang ahli. Ia
juga mengemukakan pentingnya melibatkan setiap orang pada proses dalam organisasi.
Pendekatan Crosby merupakan proses top down. (Melvin Afrizal, h. 6)*
2. Joseph M. Juran
Juran berpendapat bahwa mutu berarti kesesuaian dengan penggunaan (fitness for use), seperti
sepatu yang dirancang untuk olahraga atau sepatu kulit yang dirancang untuk ke kantor atau ke
pesta. Pendekatan Juran adalah orientasi pada pemenuhan harapan pelanggan. (Melvin Afrizal, h.
6)*
3. K. Ishikawa
Ishikawa berpendapat bahwa mutu berarti kepuasan pelanggan. Dengan demikian, setiap bagian
proses dalam organisasi memiliki pelanggan. Kepuasan pelanggan internal akan menyebabkan
kepuasan pelanggan organisasi. (Melvin Afrizal, h. 6)*
Sedangkan menurut ISO 9001:2008, mutu didefinisikan sebagai derajat yang dicapai oleh
karakteristik yang inheren dalam memenuhi persyaratan. (Mitrakonsultan, h. 3)*
Karakteristik produk diantaranya terdiri dari :
1) Karakteristik fisik (elektrikal, mekanikal, biologikal), seperti handphone, mobil, dan rumah.
2) Karakteristik perilaku (kejujuran, kesopanan), seperti rumah sakit dan perbankan.
3) Karakteristik sensori (bau, rasa), seperti minuman dan makanan.
Mengenai perkembangan mutu, konsep mutu dalam dunia perindustrian dan manufaktur selalu
berkembang seiring dengan semakin majunya teknologi. Perkembangan dari mutu tersebut
adalah sebagai berikut :
1. Era Tanpa Mutu (Sebelum abad 18)
Pada era ini mutu dari produk yang dibuat tidak diperhatikan. (Melvin Afrizal, h. 6)*
2. Inspection (1800)
Pada masa ini mutu hanya melekat pada produk akhir saja, maksudnya mutu hanya berkaitan
dengan produk rusak atau cacat. Pemilahan pada produk akhir hanya dilakukan dengan
melakukan inspeksi. (Melvin Afrizal, h. 6)*
3. Quality Control (1930)
Pengertian dari Quality Control adalah sesuatu yang praktis dan membantu mencapai suatu
tingkat mutu yang diinginkan. Seiiring dengan semakin majunya teknologi, maka pengendalian
mutu sudah berubah orientasi dari product oriented menjadi manufacturing oriended sehingga
para pelaku organisasi mulai melakukan inspeksi pada proses produksi. (Melvin Afrizal, h. 6)*
4. Quality Assurance (1950)
Quality assurance adalah aktifitas yang direcanakan secara sistematis dan diterapkan dalam suatu
sistem mutu. Orientasi mutu sudah berubah lagi dari manufacturing oriented menjadi sistem
oriented yang mengubah pula pikir pelaku organisasi. Mereka menjadi lebih mengutamakan
sistem secara total dari suatu perusahaan, mulai dari sumber daya manusia, peralatan pendukung
produksi sistem manajemen sampai dengan bahan baku. (Melvin Afrizal, h. 6)*
5. Total Quality Management (1980)
Ini adalah konsep terbaru yang diterapkan pada dunia industri saat ini. Total Quality
Management sangat menekankan pada peningkatan yang terus-menerus. Pada tahapan ini para
pelaku organisasi sudah berorientasi pada pelanggan karena adanya kesadaran akan pentingnya
pelanggan bagi kelangsungan hidup perusahaan. (Melvin Afrizal, h. 6)*