Вы находитесь на странице: 1из 18

ENDOKRINOLOGI KEHAMILAN DAN

PERSALINAN
Dewi Puspita
TUJUAN PEMBELAJARAN :

Setelah mengikuti perkuliahan, mahasiswa
mampu menjelaskan :
Hormon yang dihasilkan plasenta
Kontrol endokrin dalan kehamilan
Kontrol endokrin dalam inisiasi persalinan

BERBAGAI MACAM HORMON YANG
DIHASILKAN OLEH PLASENTA :


human Chorionic Gonadotropin
human Placental Lactogen
Hormon steroid
Oksitosin
Growth Hormon
ACRH adrenocorticotropin releasing hormon
Pro-opiomelanocortin
Prolactin
GnRH- Gonadotropin Releasing Hormon

Plasenta adalah sumber
berbagai hormon
Human Chorionic Gonadotropin
(hCG)
hormon protein yang memiliki subunit alpha
yang sama dengan yang terdapat pada
FSH,LH dan TSH. Subunit beta adalah unik
untuk hCG. Hormon ini paling mirip dengan
LH
diproduksi oleh sinsitiotrofoblas dan dapat
dideteksi dalam serum ibu 8 9 hari pasca
konsepsi. Hormon ini yang menjadi dasar
bagi semua tes kehamilan standar.
hCG
Kadar hCG berlipat
ganda setiap 48 jam
dalam beberapa
minggu pertama
kehamilan
Fungsi utama hCG
adalah untuk
mempertahankan
produksi progesteron
corpus luteum
hCG memiliki aktivitas
tirotropik
human PLACENTAL LACTOGEN (hPL)

hormon protein yang diperoduksi secara eksklusif
oleh plasenta dan terkait erat dengan prolaktin dan
hormon pertumbuhan (growth hormon )
Produksi hPL secara langsung bersifat proporsional
terhadap masa plasenta dan kadarnya meningkat
secara konstan sepanjang kehamilan.
Fungsi hPL belum diketahui, tetapi hormon ini
memiliki aktivitas mirip dengan anti-insulin dan
dapat terlibat dengan timbulnya resistensi insulin
yang menandai kehamilan

HORMON STEROID
Plasenta adalah sumber utama produksi
progesteron dan estrogen selama kehamilan
Didalam plasenta,estrogen di sintesis dari
prekursor androgen dan hormon ini penting
untuk mempersiapkan uterus dalam
menghadapi proses persalinan.
Progesteron terutama berasal dari substrat
ibu (kolesterol) dan penting untuk
mempertahankan uterus dalam keadaan
tenang sebelum proses persalinan dimulai.

Kontrol Endokrin dalam
persalinan
1. Regulation of Uterine Activity
during Pregnancy and Labor.
The regulation of uterine activity
during pregnancy and labor can be
divided into four distinct physiologic
phases quiescence, activation,
stimulation, and involution that
are or may be influenced by a number
of stimulatory and inhibitory factors.
Question marks indicate a possible
influence.
Adapted from : Challis and Gibb5
with the permission of the publisher
2. Proposed Mechanism of Labor
Induction at Term.
The major hormones and
paracrine and autocrine factors
responsible for promoting
uterine contractions at term in
an integrated parturition
cascade are shown. CRH
denotes corticotropin-releasing
hormone, DHEAS
dehydroepiandrosterone sulfate,
and SROM spontaneous rupture
of the fetal membranes.
Adapted from : Norwitz et
al.17 Plus signs indicate
activation or up-regulation.

Kesuksesan reproduksi sangat penting untuk kelangsungan hidup suatu
spesies. setiap spesies telah memecahkan masalah persalinan dengan yang
berbeda-beda. Perbedaan perbedaan tersebut mungkin mencerminkan
status evolusi organisme tersebut atau merupakan representasi pemecahan
hambatan-hambatan yang ada dalam reproduksi yang dihadapi oleh setiap
spesies (seperti perbedaan plasenta, lama usia gestasi dan jumlah janin per
kehamilan)
Progresi yang lambat dalam pemahaman kita terhadap mekanisme yang
bertanggung jawab untuk proses persalinan manusia mencerminkan
sebagian besar kesulitan untuk melakukan ekstrapolasi mekanisme
pengendalian endokrin di banyak spesies hewan terhadap mekanisme
parakrin/autokrin persalinan pada manusia.

INISIASI PERSALINAN

pada sebagian besar hewan vivipara, janin lah yang
mengatur kapan persalinan akan terjadi. (aktivitas
aksis hipotalamus-hipofisis-adrenal HHA janin)
Plasenta manusia merupakan suatu organ
steroidogenik inkomplet dan produksi esterogen
plasenta membutuhkan obligat androgen
Aktivasi aksis hipotalamus-hipofisis-adrenal janin
saat aterm menyebabkan pelepasan DHEAS secara
berlebihan dan zona intermediate (janin) dari
adrenal janin.

Kehamilan manusia ditandai dengan keadaan
hiperestrogenik dengan besaran yang tidak
paralel untuk seluruh spesies mamalia.
Plasenta merupakan suber estrogen primer.
Estrogen tidak menyebabkan kontraksi
uterus namun mendorong serangkaian
perubahan pada miometrium (mencakup
peningktana jumlah reseptro prostaglandin,
reseptor oksitosin dan gap junction ) yang
meningkatkan kapasitas miometrium untuk
menghasilkan kontraksi uterus.
Selain DHEAS, kelenjar adrenal janin
menghasilkan kortisol yang berperan dalam :
DHEAS menyiapkan sistem organ janin untuk
kehidupan diluar uterus
DHEAS mendorong ekspresi sejumlah produk
plasenta termasuk corticotropin releasing hormon
CRH , oksitosin dan prostaglandin (terutama
prostaglandin E2 PGE2)

CRH plasenta menginisiasi loop umpan balik
postif dengan merangsang HHA janin untuk
memproduksi DHEAS dan kortisol yang
semakin banyak , yang selanjutnya
melakukan up regulation ekspresi CRH
plasenta (efek stimulai kortisol terhadap CRH
plasenta harus di kontras kan dengan inhibisi
umpan balik kortisol pada CRH ibu)

Oksitosin plasenta beraksi secara langsung pada
miometrium untuk menyebabkan kontraksi dan
secara tidak langsung melalukan up regulation
terhadap produksi prostaglandin (terutama
prostaglandin F2alpha oleh desidua.
PGF2alpha terutama dihasilkan oleh desidua dan
bekerja pada mioemtrium untuk melalukan
pengatiuran atas reseptor oksitosin dan gap
junction sehingga mendorong terjadinya kontraksi
uterus.
PGE2 terutama berasal dari plasenta janin dan
mungkin paling penting dalam mendorong maturasi
servik serta pecahnya ketuban secara spontan.

Вам также может понравиться