Вы находитесь на странице: 1из 38

Tugas Akhir BAB I PENDAHULUAN

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanah Papua adalah tanah yang memiliki banyak kekayaan alam yang
melimpah ruah, dalam hal ini kaya akan sumber daya alamnya, yang mampu
menopang pembangunan di tanah ini. Seperti yang telah kita ketahui
bersama, bahwa pembangunan di propinsi ini di lakukan secara bertahap
untuk setiap bidang, dan salah satu bidang yang harus diperhatikan oleh
pemerintah adalah pembangunan industri pertambangan dan energi.
Dengan meningkatnya permintaan batu pecah (ciping) maka diperlukan
suplay bahan baku yang sesuai dengan kriteria-kriteria yang baik untuk
bangunan dalam hal ini batu pecah. Dengan cadangan bahan galian terutama
batu andesit yang dimiliki oleh PT. Pro Intertech Indonesia, maka kebutuhan
akan batu pecah di bagian timur Indonesia (Propinsi Papua) dapat tercukupi.
Sistem tambang yang digunakan adalah tambang terbuka dengan sistem
gali-muat, dan cara pengambilan material dengan menggunakan peledakan!
(blasting).
PT. Pro Intertech Indonesia adalah salah satu produsen batu pecah
terbesar di propinsi Papua, yang terletak di kepala burung pulau Papua,
kelurahan saoka distrik Sorong barat Propinsi Papua
1.2 Tujuan dan Manfaat
"aksud dari Tugas #khir (T#) ini adalah melakukan pengamatan
akti$itas penambangan PT. Pro Intertech Indonesia yang meliputi kegiatan
pembongkaran, berupa kegiatan pembongkaran dan peledakan, yang
bertu%uan untuk&
"elihat e'ekti$itas penggunaan bahan peledak dan geometri lubang ledak
dalam kegiatan peledakan untuk pembongkaran batuan andesit di PT. Pro
Intertech Indonesia
Simon P. Pawa
(
Tugas Akhir BAB I PENDAHULUAN
1.3 Batasan Masalah
Seperti yang telah kita ketahui bahwa kegiatan utama dalam
penambangan meliputi kegiatan pembongkaran dan peledakan dalam
penelitian ini hanya di batasi pada kegiatan pembongkaran, meliputi kegiatan
peledakan pada PT. Pro Intertech Indonesia.
1. L!kas" dan #esa$%a"an Daerah
Secara )eogra'is kawasan pertambangan di PT. Pro Intertech Indonesia,
di kepala burung pulau Papua (sorong), *abupaten Sorong. Distrik Sorong
+arat, kelurahan Saoka , Propinsi Papua +arat. #real ini merupakan lahan
milik keluarga "#+-.-S dan *#.#/#IS#!
.etak geogra'is PT. Pro Intertech Indonesia, terletak pada titik koordinat&
S- 00
o
12.00 - 00
o
12. 30
o
dan 4 5 (6(
o
(7,889 - (6(
o
(7,300
o
(sekitar :0 ;a)
*ondisi %alan untuk mencapai lokasi pertambangan tersebut secara umum
beraspal, sehingga dapat ditempuh dengan menggunakan kendaran beroda
dua atau beroda empat dalam waktu < ( %am per%alanan dari kota Sorong
Gambar. Peta PT. Pro Intertech Inonesia ! sorong Pa"ua Barat
Simon P. Pawa
:
Tugas Akhir BAB I PENDAHULUAN
1.& Pr!f"l Perusahaan
1.&.1 'ejarah '"ngkat PT. Pr! Interte(h Ind!nes"a
PT. Pro Intertech Indonesia adalah perusahaan yang didirikan pada
tanggal (3 =o$ember :00: dengan Surat *eputusan "entri
*ehakiman >epublik Indonesia tanggal (( ?ebruari :006 =@. A ,
0:3:: ;T. 0(0(. ;T. :006 sebagai Perseroan TerbatasBPT. Pro
Intertech Indonesia.
PT. Pro Intertech Indonesia bergerak dalam industri mana%emen
consulting dan training untuk industri manu'aktur maupun %asa seperti
perbankan. Dalam per%alanannya, PT. PII %e%ak sister company kami
yang sudah bergerak dalam industri pertambangan selama (8 tahun,
untuk membuka Cuarry di Sorong, Ir-%abar pada tahun, untuk :008
melalui Disi mining PT. PII
Dengan beroperasinya di$isi mining tersebut PT. PII mulai
berkarier sebagai kontraktor pengadaan batu pecah dengan tipe yang
sangat beragam mulai dari 'ine aggregates sampai dengan marine rock
sesuai kebutuhan pasar. *ami %uga dapat melayani pengiriman-
pengiriman batu sampai ke stock pile pembeli %ika diperlukan.
1.&.2 #!nd"s" )e!l!g"
Pada +ab ini akan di%elaskan mengenai kondisi geologi yang ada
disekitar lokasi PT. Pro Intertech Indonesia, mulai dari kondisi
geologi regional, geologi lokal, adapun pen%elasannya dapat dilihat
dalam sub-sub bab berikut&
1.&.2.1 )e!l!g" *eg"!nal
Penampakan dari struktur geologi yang ada pada
daerah penambangan, yaitu didaerah bagian timur merupakan
daerah yang bertopogra'i hutan lebat. Sedangkan bagian utara,
bertopogra'i lereng-lereng yang ter%al, sedangkan bagian
selatan adalah laut, dan bagian barat bukit-bukit.
Simon P. Pawa
6
Tugas Akhir BAB I PENDAHULUAN
1.&.2.2 )e!l!g" L!kal
Pada daerah Euarry, yaitu penambangan batu andesit,
yang berlokasi di kelurahan saoka distrik sorong barat. Daerah
ini berbukit-bukit berbentuk kerucut serat tebing-tebing yang
ter%al, mor'ologi batu danesit di daerah ini merupakan batuan
beku $ulkanik yang terdiri dari pembekuan magma,
berkomposisi menengah dipermukaan atau dekat permukaan
bumi.
#ndesit umumnya bersi'at massi' (tidak menun%ukkan
adanya si'at aliran atau %e%ak gas, atau adanya 'ragment batuan
lain yang tertanam dalam tubuhnya) dan keras.
1.&.2.3 'trat"graf"
Stratigra'i didaerah penambangan pada PT. PII di bagi
dalam : satuan batuan, yaitu&
a. +en"s dan Tekstur Tanah
*ondisi tanah didaerah penambangan didominasi
oleh tanah dengan tekstur sedang, tekstur tanah ini dapat
dibagi dalam 6 %enis, seperti tanah halus, tanah sedang, dan
tanah kasar.
,. Batu Andes"t
+atu #ndesit merupakan batuan beku $ulkanik
yang terdiri dari hasil pembekuan magma, berkomposisi
menengah dipermukaan bumi. #ndesit umumnya bersi'at
massi' (tidak menun%ukkan adanya si'at aliran atau %e%ak
gas atau adanya 'ragmen batuan lain yang tertanam dalam
tubuhnya) dan kerah
Tekstur nya #'anitik, dan terdiri atas gelas
Dulkanik, Plagioklas, proksik dan mineral hitam warnanya&
abu-abu, hitam kehi%auan dan berbintik kehi%auan
Simon P. Pawa
1
Tugas Akhir BAB I PENDAHULUAN
1.&.3 #eadaan M!rf!l!g"
*eadaan mor'ologi di daerah penambangan merupakan daerah
perbukitan yang ter%al, sedangkan $egetasi yang berada di sekitarnya
merupakan khas hutan tropis Indonesia dengan ciri pepohonan yang
lebat dan besar.
1.&. Ikl"$ dan -ua(a
Iklim daerah Sorong barat dan sekitarnya beriklim tropis dengan
dua (:) musim, yaitu musim kemarau dan penghu%an, sama seperti
didaerah Indonesia lainnya dengan suhu rata-rata berkisar antara (3
o
,
61
o
A. pada waktu dilakukannya ker%a praktek di daerah penambangan
di PT. Pro. Intertech Indonesia sedang beriklim hu%an sehingga %alan
yang dilalui oleh alat-alat mekanisme dalam keadaan licin
Simon P. Pawa
8
Tugas Akhir BAB II DASA# TE$#I
BAB II
DA'A* TE.*I
Peledakan adalah salah satu cara dalam kegiatan penambangan untuk
membongkar atau melepaskan bantuan induk dari batuan induknya untuk
memperoleh material yang berukuran kecil, sehingga mempermudah pemuatan
dan pengangkutan.
2.1 Bahan Peledak dan Perlengka%an Dala$ #eg"atan %eledak
2.1.1 Bahan %eledak
+ahan Peledak adalah campuran senyawa kimia yang
dapat bereaksi dengan kecepatan tinggi. )as dan panas yang
dihasilkan akan menyebabkan tekanan yang sangat tinggi. Si'at
reaksi bahan peledak yang sangat kuat adalah Detonasi
Detonasi adalah suatu reaksi peledakan yang terdiri dari
perambatan Shock /a$e! melewati bahan peledak diikuti oleh
reaksi kimia yang memberi energi. Sehingga memungkinkan
perambatan Shock /a$e! dapat stabil dan ter%adi pembentukan
gas dan penambahan tekanan.
+ahan peledak dapat digolongkan berdasarkan kekuatan
detonasinya adalah sebagai berikut&
A. L!/ E0%l!s"1e
.ow 4Fplosi$e adalah bahan peledak yang kecepatan
perambatan reaksinya rendah (umumnya lebih kecil dari (00
mBdet)
Aontohnya&
+lack Powder adalah peledak yang berwarna hitam dan berupa
Powder
B. H"gh E0%l!s"1e
;igh 4Fplosi$e adalah bahan peledak yang kecepatan
perambatanya reaksinya tinggi (umumnya lebih besar dari
(800 mBdet)
Simon P. Pawa
9
Tugas Akhir BAB II DASA# TE$#I
Aontohnya&
1. D"na$"t
+ahan Peledak dinamit dibagi men%adi empat tipe yaitu&
a) Straight dynamite adalah dinamit yang mengandung
=itro-)liseryn
b) #monia dynamite adalah dinamit yang mengandung
#monium-=itrat
c) )ealtine dynamite adalah dinamit yang mengandung
=itro )licerin dan =otro Aellulose.
d) #monia )alatine dinamit adalah tipe dinamit keempat
yang mengandung #monium-=itrat, =itrogen
Aellulose.
2. Blast"ng Agent
+lasting #gent adalah bahan peledak baku untuk
peledakan terdiri dari #monium =itrat atau campuran yang
berisi minyak Diesel dan @ksidator lainnya.
Aontoh&
#=?@ adalah bahan peledak yang terdiri dari campuran
#mmonium =itrat dan ?uel @il dengan perbandingan 31G
& 9 G bahan peledak #=?@ merupakan paling banyak
pemakaiannya dibandingkan bahan peledak Damotin atau
special )alatine.
Si'at-si'at #=?@ yaitu&
(. Tidak tahan terhadap air
:. Density kecil 0.2 grBcc , grBcc
6. +entuknya berbutir ()ranular)
1. +aik digunakan di Cuarry
Simon P. Pawa
7
Tugas Akhir BAB II DASA# TE$#I
2.1.2 '"fat2'"fat U$u$ Bahan Peledak
Si'at-si'at umum bahan peledak yang umum yaitu&
(. Si'at 'isik bahan Peledak
:. Si'at Denotasi
2.1.2.1 '"fat 3"s"k BP
a. Density! (+obot Isi)
b. Sensiti$ity! (kepekaan) &
c. /ater >esistance! (*etahanan terhadap air)
d. ?umes Aharacteristics! (*arakteristik )as +eracun)
e. Sensi$ity! (*epekaan)&
'. *arakteristik *eselamatan
g. Stabilitas *imia
2.1.2.2 '"fat Det!nas"
a. *ecepatan Detonasi (D@D)
b. Tekanan .ubang tembak
c. Strength! (*ekuatanB4nergi)&
2.1.3 Alat2Alat Pe$,antu Peledakan
#lat-#lat pembantu Peledakan antaranya &
a. #n'o "iFer.
b. +lasting "achine
c. Aircuit Tester
d. Tang pemotong *abel B Arimper
e. Pita Isolasi
2.2 P!la Peledakan
Pola peledakan yang dipergunakan di lapangan akan
mempengaruhi hasil produksi yang ditargetkan (yang akan diledakkan).
+erdasarkan %umlah baris, pola peledakan yang sering dipergunakan
yaitu&
(. Pola satu baris (single row pattern)
:. Pola beberapa baris (multiple row pattern)
Simon P. Pawa
2
Tugas Akhir BAB II DASA# TE$#I
2.2.1 P!la 'atu Bar"s
Pola satu baris merupakan beberapa lubang tembak yang tersusun
dalam satu baris dan dapat diledakkan dengan dua cara yaitu&
a. Peledakan secara serempak (simultaneous initiation) dengan
menggunakan satu macam delay detonator.
b. Peledakan tidak serempak (single row delay within) dengan
menggunakan beberapa macam delay detonator.
Pada umumnya penggunaan delay (waktu tunda) memberikan
'ragmentasi hasil ledakan lebih baik dan arah lemparan yang lebih
terkontrol.
2.2.2 P!la Be,era%a Bar"s
Pola beberapa baris lubang tembak dapat %uga diledakkan dengan
dua cara yaitu&
a. Pola segi empat (sEuare pattern), dimana pada setiap lubang
dipasang satu pasang nomor detonator dengan arah material
dari baris yang berlainan.
b. Pola staggered pattern, dimana dalam satu baris lubang tembak
dipasang satu macam detonator terapi antara satu baris lainnya
diledakkan.
+erdasarkan pengamatan di lapangan, pola peledakan yang
dipergunakan yaitu pola staggered pattern!.
Simon P. Pawa
3
Tugas Akhir BAB II DASA# TE$#I
)ambar. Peledakan po%ok dengan pola Staggered dan sistim
inisiasi echelon serta orientasi antar retakan 30
o
)ambar. Peledakan po%ok dengan pola Staggered dan sistem inisiasi
echelon serat orientasi antar retakan 90
o
Simon P. Pawa
(0
Tugas Akhir BAB II DASA# TE$#I
)ambar. Peledakan po%ok antar baris dengan pola bu%ur sangkar dan
sistem inisiasi echelon
)ambar. Peledakan po%ok antar baris dengan pola Staggered
Simon P. Pawa
((
Tugas Akhir BAB II DASA# TE$#I
)ambar. Peledakan pada bidang bebas meman%ang dengan pola D-cut
bu%ur sangkar dan waktu tunda close-inter$al (che$ron)
2.3 *angka"an Peledakan
>angkaian Peledakan atau +lasting Aircuit! adalah merupakan suatu
rangkaian atau hubungan antara kabel-kabel yang satu Detonator listrik ke
Detonator listrik lainnya (Aonnecting Aable), dengan kabel induk (+lasting
Aable) dan kemudian ke +lasting "achine! secara sempurna.
-ntuk rangkaian peledakan yang umum digunakan yaitu multi blasting!
pada dasarnya dibagi men%adi tiga bagian yaitu&
(. >angkaian seri
:. >angkaian Pararel
2.3.1 *angka"an 'er"
>angkaian seri adalah salah satu dari kabel detonator atau leg
wire! yang dihubungkan langsung salah satu kabel penghubung utama
(lead wire). Sedangkan kabel detonator lainnya disambungkan dengan
salah satu kabel detonator disebelahnya dan seterusnya. *emudian
kabel adetonator lainnya terakhir disambungkan dengan kabel
penghubung utama (lead wire). *euntungan rangkaian seri yaitu
Simon P. Pawa
(:
Tugas Akhir BAB II DASA# TE$#I
mudah di test oleh alat )al$ometer! untuk mengetahui adanya
sambungan-sambungan yang putus.
)a$,ar 2.1
*AN)#AIAN 'E*I
2.3.2 *angka"an Pararel
>angkaian Pararel adalah salah suatu hubungan satu dari tiap
detonator listrik dihubungkan dengan kabel cabang (connecting
wireBbuse wire), dan kabel detonator lainnya dihubungkan dengan
Aonecting wire!, kemudian dihubungkan dengan kabel utama atau
.eading /ire! dari sumber tenaga atau +lasting "achine!.
*erugian dari hubungan ini yaitu sukar untuk mengetahui secara
cepat %ika ter%adi putus hubungan disalah detonator. Sehingga untuk
men test harus lebih hati-hati dengan melakukan test detonator demi
detonator.
)ambar :.:
Simon P. Pawa
(6
Tugas Akhir BAB II DASA# TE$#I
)ambar :.:
>#=)*#I#= P#>#>4.
)a$,ar 2.3
Pengaturan n!$!r Dela4
2.. )e!$etr" Peledakan Menurut *"(hard. L. Ash
)eometri peledakan berdasarkan hubungan antara $ariabel-
$ariabel yang terdapat pada peledakan. Dariabel-$ariabel yang terdiri dari
burden, Spasing, Sub drilling, Steaming, kedalaman lubang tembak dan
diameter lubang tembak. ;ubungan-hubungan tersebut merupakan 'ungsi
dari ukuran diameter bahan peledak (lihat )ambar 1.()
A. Burden 5B6
+urden adalah %arak tegak lurus terdekat lubang dari 'ree 'ace. Dari
hasil perhitungan burden ratio! didapat yaitu :7. Pan%ang burden
dapat dihitung secara teoritis menurut persamaan&
+ 5
( . : . .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... ..........
(:
De % kb
Dimana &
*b 5 +arden ratio
+ 5 +urden. ?t
De 5 Diameter lubang bor
Simon P. Pawa
(1
Tugas Akhir BAB II DASA# TE$#I
-ntuk menentukan nilai *b dapat dipakai rumus &
*b 5 *b std F #?( F #?:
Dimana &
#?( 5
6 B (
dar tan s peledak bahan potensial 4nergi
dipakai yang peledak bahgan potensial 4nergi

#?: 5
6 B (
diledakkan yang batuan Densiti
dar tan s batuan Densiti

*b 5 *b std F
: . : ...... ..........
Dr
Drstd
F
std ) De ( S)std
) De ( p S)b
6 B (
6 B (
:
:

+urden merupakan dimensi yang penting dalam peledakan. ;al-hal


yang perlu diperhatikan &
+urden harus merupakan %arak dan muatan (Aharges) tegak lurus
terhadap ?ree ?ace terdekat dan arah pemindahan akan ter%adi
+esarnya barden tergantung dari karakteristik batuan, karakteristik
bahan peledak dan sebagainya.
+ 5
(:
De *+F
B. '%as"ng 5'6
Spasing adalah %arak antara lubang-lubang bor yang dirangkai dalam
satu row. ?ungsi dari spasing yaitu & untuk menghindari interaksi
antara gelombang energi dari masing-masing muatan bahan peledak
dalam lubang tembak.
-ntuk menghitung penentuan spasing dipergunakan persamaan
sebagai berikut &
*s 5
6 . : ........ .......... .......... .......... .......... .......... .......... ..........
B
S
Dimana &
*s 5 =isbah spasing (normal (.: , (.2)
S 5 spasing, ?t
Simon P. Pawa
(8
Tugas Akhir BAB II DASA# TE$#I
+ 5 +urden
Penentuan spasing tergantung pada pola peledakan yang dipakai. Dari
persamaan diatas spasing dapat dihitung dengan rumus &
S 5 *s F +
-. 'te$"ng 5T6
Steming adalah bahan penutup bahan peledak dalam lubang
tembak. ?ungsi dari stemming yaitu & untuk menyeimbangkan tekanan
dan mengurung gas yang timbul akibat peledakan. -ntuk menghitung
steming dipergunakan persamaan berikut &
*t 5
1 . : .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... ..........
B
T
Dimana &
*t 5 =isbah steming (*t stdanar 5 0,7)
+ 5 +urden
T 5 *t F +
D. 'u, Dr"ll"ng 5+6
?ungsi dari sub drilling & supaya ter%adi 'ull'ace, dan tidak ter%adi
ton%olan-ton%olan sisa peledakan, penentuan sub drilling dipergunakan
persamaan sebagai berikut &
*% 5
9 . : ..... .......... .......... .......... .......... .......... .......... .......... ..........
B
&
Dimana
*% 5 =isbah Sub Drilling 5 0,6
+ 5 +urden, ?t
H 5 *% F +
E. #edala$an Lu,ang te$,ak 5H6
Simon P. Pawa
(9
Tugas Akhir BAB II DASA# TE$#I
*edalaman lubang tembak merupakan tempat mengisi bahan peledak.
Perlu diketahui bahwa kedalaman lubang bor tidak boleh lebih kecil
dari burden. -ntuk menentukan kedalaman lubang tembak
dipergunakan persamaan sebagai berikut &
; 5 . < H ........................................................................ :.7
Dimana &
; 5 *edalaman .ubang
. 5 Tinggi Hen%ang
H 5 Subdrilling
2.&. #eg"atan .%eras" Pe$,!ran
2.&.1 Pe$,!ran
*egiatan pemboran merupakan awal dari kegiatan
pemboran batu #ndesit karena pemboran dilakukan untuk
pembuatan lubang tembak (B'ast Ho'e). #lat bor yang
dipergunakan dalam pengeboran pada PT. Pro Intertech Indonesia
adalah AD> PA> :00
Dalam kegiatan pemboran digunakan alat bor AD>
PA> :00 untuk membuat lubang ledak pada kedalaman rata-rata
1,8 meter dengan menggunakan dua batang yang pan%angnya (:
'eetBbatang (6,98 m) dengan ukuran diameter +it adalah 6 Inch.
2.&.2 P!la Pe$,!ran
Pola pemboran merupakan pengaturan %arak antara
lubang dalam satu baris spacing. "aupun %arak antara lubang
tembak dengan bidang bebas (ree (ace. Pola pemboran yang biasa
digunakan adalah pemboran se%a%ar ("arare' "attern) dan %uga
terkadang menggunakan pola Iig-Iag (staggre "attern)
a. P!la 'ejajar
Pola se%a%ar merupakan pembuatan lubang bor pada
permukaan ker%a yang berbentuk garis lurus dan se%a%ar antara
barisan lubang bor yang satu dengan lubang bor yang lainnya.
Pola ini diterapkan bertu%uan untuk mendapatkan 'ragmentasi
hasil peledakan yang relati$e lebih besar. ()ambar :.8)
Simon P. Pawa
(7
Tugas Akhir BAB II DASA# TE$#I
,. P!la 7"g28ag
Pola pemboran Iig-Iag merupakan pembuatan
lubang bor yang berbentuk selang seling. ;al ini dimaksudkan
agar 'ragmentasi batuan yang dihasilkan dari kegiatan
peledakan, ukurannya relati$e kecil dibandingkan dengan pola
se%a%ar. ;al ini disebabkan oleh energi yang ditimbulkan lebih
merata. (gambar :.9) (& Sumber Dr. Ir. Irwandy, ". Sc. :000,
teknik peledakan di tambang terbuka, IT+ +andung.)

2.&.3 Arah Lu,ang B!r
#rah lubang bor yang dibuat pada penambangan di
kegiatan penambangan ini adalah lubang bor $ertikal kearah
Simon P. Pawa
(2
Tugas Akhir BAB II DASA# TE$#I
bidang bebas. #dapun arah lubang bor yang biasa digunakan ada
dua, yaitu &
a. Lu,ang B!r 9ert"kal
Pola pemboran bor $ertikal yang dimaksudkan agar
dapat menghasilkan bongkahan yang lebih banyak. Hika
lubang bor dengan arah $ertikal diledakkan. "aka lantai
%en%ang akan menerima gelombang dengan tekanan yang
terbesar. Dalam proses peledakan, pecahnya batuan
disebabkan oleh tegangan tarikan lebih besar dari tarik kuat
batuan yang dimulai dari bidang bebas, dimana tegangan
tarikan ter%adi karena adanya pantulan gelombang tekanan
pada bidang bebas.
Dengan demikian gelombang tekanan yang
dipantulkan pada lubang bor $ertikal lebih kuat bila
dibdaningkan pada lubang bor miring.
,. Lu,ang B!r M"r"ng
Pada pemakaian lubang bor miring, bidang bebas
akan menerima gelombang tekanan lebih kecil yang kemudian
diteruskan pada bagian bawah tekanan lebih kecil yang
kemudian diteruskan pada bagian bawah lantai %en%ang,
sehingga gelombang tekanan yang dihasilkan akan semakin
besar. ;al ini dapat menyebabkan kurangnya bongkahan besar
yang dihasilkan. #kan tetapi dengan menggunakan lubang bor
miring terdapat beberapa keuntungan yang diambil,
diantaranya & mengurangi ter%adinya bongkahan-bongkahan
berukuran besar dan mengurangi ton%olan-ton%olan pada lantai
%en%ang sehingga keamanan untuk beker%a lebih ter%amin.
2.&. Ha$,atan2Ha$,atan Dala$ #eg"atan Pe$,!ran
#da beberapa hambatan yang sering di%umpai dalam
kegiatan pemboran. #dapun hambatan-hambatan yang dapat
mempengaruhi akti$itas pemboran, adalah sebagai berikut &
Simon P. Pawa
(3
Tugas Akhir BAB II DASA# TE$#I
a. 'truktur ,antuan :ang Ber!ngga
Struktur batuan yang mempunyai kekerasan sedang
banyak terdapat rekahan atau rongga yang umumnya dalam
keadaan lapuk. ;al ini dapat menghambat proses pengeboran
yang biasanya ter%adi bila mengangkatBmenaikkan batang bor
karena material yang lapuk tersebut akan menutupi sekeliling
mata bor dan batang bor, sehingga akan sangat sulit ditarik
keluar dan memerlukan waktu yang relati$e lebih lama.
,. Peralatan B!r :ang Aus
;ambatan yang biasanya muncul dari alat adalah
dari mata bor dan ulir sambungan (*ou"'ing) batang bor yang
tidak seimbang dengan penipuan cutting+ sehingga debu
hasil pemboran ini menutupi mata bor dan sekelilingnya
batang bor yang semakin lama semakin padat. ;al ini dapat
mengakibatkan batang bor tidak dapat bergerak.
+iasanya %uga ter%adi keausan pada mata bornya
sedang ter%epit karena perputaran batang bor terlalu cepat,
sehingga ulir sambungan dapat men%adi aus. +ila ter%adi
keausan pada peralatan bor, maka otomatis kegiatan pemboran
akan dihentikan dahulu untuk mengganti peralatan bor yang
sudah aus tersebut. -ntuk mengetahui masalah ini, perlu
diseimbangkan antara kecepatan penetrasi mata bor dengan
penipuan cutting+ dan kecepatan penetrasi %ika batang bor
sedang ter%epit.
(. )enangan A"r Pada La%angan Pe$,!ran
;ambatan yang selalu di%umpai di lapangan
pemboran adalah adanya genangan air yang ditimbulkan pada
saat musim hu%an, sedangkan material peledakan belum bersih,
Simon P. Pawa
:0
Tugas Akhir BAB II DASA# TE$#I
sehingga dapat mengakibatkan lubang bor tertutup oleh
genangan air yang biasanya banyak mengandung tanah.
( sumber & modul (s) teknik peledakan, +andung dan
pengamatan di lapangan)
Simon P. Pawa
:(
Tugas Akhir BAB III ,ET$D$L$GI PENELITIAN
BAB III
MET.D.L.)I PENELITIAN
3.1 Tekn"k Pengu$%ulan Data
Pada penulisan tugas akhir ini digunakan : (dua) metode penelitian yaitu&
(. Studi .iteratur
Jaitu mengumpulkan data atau in'ormasi melalui buku-buku yang
menyangkut kegiatan peledakan dan geometri peledakan
:. Sur$ey lapangan
Dalam sur$ey lapangan ini penulis memakai : (dua) cara antara lain &
a. Inter$iew (/awancara)
Jaitu pengumpulan data melalui komunikasi langsung. .aporan-
laporan lisan, dokumen-dokumen yang diberikan oleh pihak
perusahaan yang menangani materi tersebut yang menyangkut
komposisi bahan peledak, geometri, peralatan bor, dan hal-hal
yang menghambat dalam peledakan.
b. @bser$asi (Pengamatan)
Jaitu pengamatan langsung terhadap cara membor dan melakukan
pengukuran terhadap geometri, %enis bahan peledak (+P) yang
digunakan selama kegiatan peledakan di PT. Pro Intertech
Indonesia, yaitu pengukuran burden spacing, tinggi %en%ang dan
merakit detonator, dan pemboran secara >iil
3.2. Tekn"k Peng!lahan Data
#dapun teknik pengolahan data yang dilakukan oleh penulis, yaitu&
a. Perhitungan Powder ?aktor secara >iil di lapangan
b. Perhitungan Powder ?actor, secara teoritis dengan menggunakan rumus
>ichard .. #sh
c. Tabulasi geometri secara >iil di lapangan
d. Perhitungan geometri peledakan secara teoritis
Simon P. Pawa
:(
Tugas Akhir BAB III ,ET$D$L$GI PENELITIAN
3.3. Anal"s"s Data
#dapun #nalisis data sebagai berikut &
a. "embandingkan geometri peledakan yang menyangkut& +urden,
Spacing, *edalaman, Perhitungan Dolume bahan peledak di lapangan,
('owder 'aktor) dibandingkan dengan geometri secara teoritis.
b. "elihat untung rugi pemakaian bahan peledak di lapangan dibandingkan
dengan kebutuhan bahan peledak secara teoritis.
Simon P. Pawa
::
Tugas Akhir BAB I- HASIL DAN PE,BAHASAN
BAB I9
HA'IL DAN PEMBAHA'AN
.1. Has"l
.1.1. )e!$etr" Peledakan d" La%angan
)eometri peledakan berdasarkan hubungan antara
$ariabel-$ariabel yang terdapat pada peledakan. Dariabel-$ariabel
yang terdiri dari +urden, Spacing, Subdriling, Stemming, kedalaman
lubang tembak dan diameter lubang tembak. ;ubungan-hubungan
tersebut merupakan 'ungsi dari ukuran diameter bahan peledak.
+erdasarkan hasil pengamatan di lapangan dan perhitungan )eometri
peledakan di lapangan secara teoritis maka dapat ditulis &
a. >ata-rata geometri Peledakan di lapangan
)eometri Peledakan (meter)
+urden (+)
Spacing (s)
*edalaman (;)
Tinggi Hen%ang (.)
Diameter (De)
:,0
:,8
1,8
1,0
6 inch
Tabel. 1.( )eometri peledakan di lapangan
Simon P. Pawa
:6
Tugas Akhir BAB I- HASIL DAN PE,BAHASAN
b. Perhitungan )eometri Peledakan secara Teoritis
)eometri Peledakan ;asil perhitungan (?t) (meter)
+urden (+)
Spacing (s)
*edalaman (;)
Tinggi Hen%ang (.)
Sub Driling (H)
Stemming (T)
PA
7 ?t
3 ?t
(8 ?t
1 m
:,( ?t
8 ?t
(0 ?t
:,8
6
1
1
0,7
(,8
1,7
Tabel. 1.: ()eometri peledakan secara teoritis)
.1.2. P!la %e$,!ran d" la%angan
Pola pemboran di lapangan yang diamati oleh penulis, adalah pola
Iig-Iag (straggred partem) yaitu antara lubang bor dibuat Iig-Iag atau
selang-seling dengan pola persegi pan%ang.
)ambar. 1.(.:. pola Iig-Iag persegi pan%ang
Simon P. Pawa
:1
Tugas Akhir BAB I- HASIL DAN PE,BAHASAN
.2. Pe$,ahasan
.2.1. Perh"tungan P!/der 3akt!r d" La%angan
a. Peng!lahan Data La%angan
Powder 'aktor.
Powder 'aktor adalah perbandingan yang menyatakan %umlah
material terbongkar oleh bahan peledak dalam %umlah tertentu
powder 'aktor dapat dihitung sebagai berikut &
) B ( kg ton
E
.
P( =
Dimana &
P' 5 Powder ?aktor (tonBkg)
/ 5 +erat bantuan terbongkar (ton)
4 5 +anyaknya bahan peledak setiap kali peledakan (kg)
Sedangkan berat bahan peledak setiap lubang bor
adalah sebagai berikut &
+b 5 + F S F . F +, (ton)
Dimana &
+b 5 +erat batuan yang terbongkar tiap lubang bor (ton)
+ 5 +urden (: meter)
S 5 Spacing (:,8 meter)
. 5 Tinggi Hen%ang (1 meter)
+% 5 +erat Henis +atuan (:,: tonBm
6
)
Sehingga &
+b 5 :,0 F :,8 F 1 F :,: 5 11 ton
maka berat batuan setiap kali peledakan dengan sebanyak (7
lubang bor adalah sebagai berikut &
/ 5 +b F = 5 11 F (7 5 712 ton
+erdasarkan pengamatan lapangan yang dilakukan oleh
penulis bahwa banyak bahan peledak setiap lubang bor adalah
(1 kgBlubang, maka &
4 5 (1 F (7 5 :62 kg
Simon P. Pawa
:8
Tugas Akhir BAB I- HASIL DAN PE,BAHASAN
Hadi, powder 'aktor dapat ditentukan sebagai berikut &
) B ( kg ton
E
.
P( =
:62
712
=
5 6,: ton B kg
.2.2. 9!lu$e Pe$aka"an Bahan Peledak
+ila setiap kali peledakan di Cuarry sebanyak (7 lubang tembak
maka %umlah #=?@ yang akan digunakan adalah &
5 (1 kg F (7 lubang 5 :62 kg B hari
+erat setiap Iak #=?@ yang dipakai dalam ( kali peledakan adalah &
5 :62 kg #=?@ & :8 kg B Iak 5 3,8: Iak 5 (0 Iak
Detonator listrik yang digunakan mempunyai delay 0 , 6, %umlah
nama delay 1 dan banyaknya detonator listrik yang dapat dipakai
adalah (7 detonator listrik.
-ntuk penggunaan bahan peledak primer setiap lubang sebanyak (
batang damotin, maka setiap hari damotin yang digunakan di Cuarry
PT. PII dengan lubang tembak sebanyak (7 lubang yaitu &
5 (7 lubang F ( batang 5 (7 batang damotin
.2.3. Perh"tungan )e!$etr" %eledakan se(ara te!r"t"s;
A. Burden 5B6
(:
De % /b
B =
-ntuk menentukan nilai *b dapat dipakai rumus &
*b 5 *b standar
: ( 0 % 0 %
6 B (
6 B (
:
:
tan
tan ) ( tan
) (
tan

=
Dr
ar s Dr
%
ar s -e ar s SE
-e b" SE
% ar /bs /b
Energ" %!tens"al ,ahan %eledak 4ang d"%aka"
Simon P. Pawa
:9
Tugas Akhir BAB I- HASIL DAN PE,BAHASAN
5 0,28 F (((.(00)
:
5 0,28 F (:6.:(5 (01, 7:28
Energ" %!tens"al ,ahan %eledak standar
5 (,: F ((:,000)
:
5 (,: F (115(7:,2
[ ]
6 B (
6 B (
909 , 0
2 , (7:
7:28 , (01
(
=

= 0

5 0,219 dibulatkan 0,28
Dens"t4 satuan standar 1<=
Dens"t4 ,atuan 4ang d"ledakkan
5 :,: F
6: , 68
9 , ::01
5
6: , 68
(: , 1280
5 (67,63(
?: 5
6 B (
6(3 , (67
(90

5 (,08
Hadi, nilai *+ adalah &
*+ 5 *b stdan F ?( F ?:
5 60 F 0,28 F (,08
5 :,9778 dibulatkan 5 :7
+ 5 (:
. De /B
(:
2(
(:
6 . :7
=
=
Simon P. Pawa
:7
Tugas Akhir BAB I- HASIL DAN PE,BAHASAN
5 9,78 dibulatkan 7 't
B. '%a("ng 5'6
S 5 *s F + 5 (,:8 F 7 52,78 't dibulatkan 3 't
-. 'te$$"ng 5T6
T 5 *t F + 5 0,7 F 7 5 1,3 ?t dibulatkan men%adi 8 't
D. 'u, dr"ll"ng 5+6
H 5 *H F + 5 0,6 F 7 5 :,( 't
E. #edala$an Lu,ang Te$,ak 5H6
; 5 . < H 5 (6 < :,( 5(8,( dibulatkan (8 't
3. P-
PA 5 ; , T 5 (8 , 8 5 (0 't
I. 9!lu$e ,atuan 4ang akan ter,!ngkar 596
D 5
batuan 1enis Berat
"erhari terbongkar batuan Berat

5
: , :
712
D 5 610 m
6

+. Target Lu,ang ,!r 5N6
= 5
L % S % B
-
5
1 6 8 , :
610
% %
5 ((,6 lubang dibulatkan (: lubang
#. Berat ,atuan 4ang ter,!ngkar t"a% lu,ang ,!r 5B,6
+b 5 + F S F . F +% 5 :,8 F 6 F 1 F :,: 599 ton
"aka berat batuan yang terbongkar untuk (: lubang tembak
adalah &
/ 5 (: F 99 5 73: ton
L. +u$lah ke,utuhan Perlengka%an Peledakan
Perh"tungan Bahan %eledak Perlu,ang
Simon P. Pawa
:2
Tugas Akhir BAB I- HASIL DAN PE,BAHASAN
4 5
Bt
Bb
Dimana &
4 5 Humlah bahan peledak perlubang (kg)
+b 5 +erat batuan yang terbongkar (99 ton)
+r 5 +lasting >atio B kg
4 5
ang "er "e'eak bahan &um'ah
terbongkar 2ang batuan Berat
lub
5
7 , 1
(1
99
=
4 5
7 , 1
99
5 (1 *gBlubang
+u$lah #e,utuhan Bahan %eledak
Dalam sekali peledakan dengan (: lubang, maka #=?@
yang digunakan adakah sebagai berikut &
4 5 (1 kg F (: lubang
5 (92 kg
+erat setiap Kak #=?@ :8 kgBIak maka banyak #=?@
setiap hari, yaitu &
5 (92 kg & :8 kgBIak
5 9,7: Iak dibulatkan 7 Iak
-ntuk penggunaan bahan peledak primer setiap lubang
sebanyak ( (satu) batang, maka setiap hari penggunaan
dinamit yang dipergunakan di PT. PII dengan lubang
tembak sebanyak (: lubang yaitu &
5 (: lubang F ( batang dinamit
5 (: batang
M. P!/der 3akt!r
Simon P. Pawa
:3
Tugas Akhir BAB I- HASIL DAN PE,BAHASAN
P' 5
kg ton
E
.
B
5
(92
73:
5 1,7 tonBkg
.2.. Per,and"ngan antara ge!$etr" %eledakan d" la%angan dan
Te!r"t"s
#. >ata-rata geometri peledakan di lapangan
)eometri Peledakan (meter)
+urden (+)
Spacing (s)
*edalaman (;)
Tinggi Hen%ang (.)
Diameter (De)
P'
:,0
:,8
1,8
1,0
6 inch
6,6 ton
Tabel. 1.:.1.( )eometri peledakan di lapangan
+. Perhitungan geometri peledakan secara teori
)eometri Peledakan ;asil perhitungan (?t) (meter)
+urden (+)
Spacing (s)
*edalaman (;)
Tinggi Hen%ang (.)
Sub Driling (H)
Stemming (T)
PA
7 ?t
3 ?t
(8 ?t
1 m
:,( ?t
8 ?t
(0 ?t
:,8
6
1
1
0,7
(,8
1,7 ton
Simon P. Pawa
60
Tugas Akhir BAB I- HASIL DAN PE,BAHASAN
Tabel. 1.:.1.: )eometri peledakan secara teori
.2.&. Me$,and"ngkan Antara Pe$aka"an Bahan Peledak
#. Pemakaian +ahan Peledak di .apangan
+ila setiap kali peledakan di Cuarry sebanyak (7 lubang tembak
maka %umlah #=?@ yang akan digunakan adalah & :62 kgBhari
+erat setiap Iak #=?@ :8 kg maka banyaknya Iak #=?@ yang
dipakai dalam ( (satu) kali peledakan adalah & (0 IakBhari
sedangkan pemakaian bahan peledak tiap lubang adalah (1 kg.
+. Pemakaian +ahan Peledak Secara teori
Dalam sekali peledakan dengan (: lubang maka %umlah #=?@
yang digunakan adalah (92 kgBbanyaknya #=?@ setiap hari yaitu
7 Iak sedang pemakaian bahan peledak tiap lubang adalah (1
kgBlubang.
-ntuk penggunaan setiap primer pada setiap lubang ledak
sebanyak ( (satu) batang, maka setiap hari penggunaan dinamit
yang dipergunakan di Cuarry PT. PII dengan lubang tembak
sebanyak (: lubang yaitu (: batang.
.2.<. #euntungan dan #erug"an Dar" #edua )e!$etr" %eledakan
Terse,ut
a. *euntungan Dan *erugian Dari )eometri secara teoritis
*euntungan &
- "engurangi ongkos pemboran
*erugian
Simon P. Pawa
6(
Tugas Akhir BAB I- HASIL DAN PE,BAHASAN
- +anyak terdapatnya bongkahan-bongkahan dari hasil
peledakan
b. *euntungan dan *erugian Dari )eometri Di .apangan
*euntungan &
Tidak terdapatnya bongkahan-bongkahan hasil ledakan
*erugian &
- Dalam Pemakaian bahan peledak sangat boros karena
lubang bor yang begitu banyak
- @ngkos Pemboran sangat mahal.
Simon P. Pawa
6:
Tugas Akhir BAB - /ESI,PULAN DAN SA#AN
BAB 9
#E'IMPULAN DAN 'A*AN
&.1. #es"$%ulan
Dari data-data yang telah dibawah di lapangan dan teori serat
pembahasan maka penulis mengambil beberapa kesimpulannya adalah
sebagai berikut &
Pola pemboran yang digunakan di lapangan adalah pola IigIag dengan
tu%uan agar 'ragmentasi batuan yang dihasilkan dari kegiatan peledakan
relati' kecil bila dibandingka dengan pola se%a%ar.
Pola pemboran yang dipakai adalah pola Iig-Iag, dan menggunakan
rangkaian seri-pararel, dan geometri peledakan adalah & +urden 5 :,0
meter spasing 5 :,8 meter, kedalaman 5 1,8 meter tinggi %en%ang 1 meter,
dan diameter 5 6 inch.
+ahan peledak yang digunakan dilapangan adalah (1 kg perlubang ledak,
dan #=?@ yang digunakan adalah (1 F (7 5 :62 kg, sedangkan bahan
peledak yang di gunakan berdasarkan hasil hitungan secara teoritis adalah
(1 kg perlubang ledak, dan #=?@ yang diginakan adalah (1 L (: 5 (92
kg.
Powder 'aktor yang didapat adalah 6,6 tonBkg, dan berdasarkan
perhitungan secara teoritis adalah 1,7 tonBkg.
Dari hasil geometri peledakan yang digunakan dilapangan maka akan
membutuhkan ongkos yang sangat mahal, karena menggunakan bahan
peledak sangat boros dan lubang tembak yang banyak bila dibandingkan
dengan hasil geometri secara teoritis (>...#sh),
Dari hasil geometri peledaka yang secara teoritis, maka tidak akan
mebutuhkan biaya yang sangat banyak (pemborosan), %ika menggunakan
hasil perhtungan >. .. #sh, %umlah lubag ledak (: dan #=?@ yang
dibutuhkan adalah (92 kg (7 Iak).
Simon P. Pawa
66
Tugas Akhir BAB - /ESI,PULAN DAN SA#AN
&.2. 'aran
-ntuk mendapat tingkat produksi yang baik (optimal) maka perlu
dilakukan disiplin ker%a dan mendidik pada karyawan agar terampil
dalam menger%akan peker%aan sesuai dengan prosedur.
Sebaiknya penambahan ( (satu) buah unit alat bor agar lebih mudah
lagi dan lebih cepat dalam pengambilan material untuk mendapat hasil
yang baik.
Dalam pencampuran #=?@ dalam molen sebaiknya dilakukan
selama < (0 menit, agar campurannya merata dan hasil peledakannya
%uga bagusBbaik.
Simon P. Pawa
61
Tugas Akhir BAB - /ESI,PULAN DAN SA#AN
DA3TA* PU'TA#A
#ri' Irwandi, :000, Teknik Peledakan di tambang terbuka
................................., :00(! Diklat kursus ledak kelas II
Dedy "-;., :001 modul (s) Teknik peledakan. +andung
................................,:009! PT. Pro Intertech Indonesia, , Arsip
Perusahaan
Simon P. Pawa
68
Tugas Akhir BAB - /ESI,PULAN DAN SA#AN
LAMPI*AN
A. Peralatan 4ang d"gunakan> 4a"tu ;
a. Dr"ll"ng E?u"%$ent
(. ( (satu) unit A>D PA> :00
:. ( (satu) unit Aompressor #irman PDS 988 S
6. ( (satu) unit Aompressor 4. 9( D. 0 6007
1. 6 (tiga) unit ; dan Prill TJ :1 .D
,. Blast"ng E?u"%$ent
(. ( (satu) unit +lasting "achine >eo 3000 H
:. ( (satu) unit +laserMs ohm meter + (333
6. #mmonium nitrate
1. Super Dynamite
8. >aydet DT; Detonator
9. >aydet T.D Detonator
7. Aord >elay Detonator
2. 4lectric Detonator

Simon P. Pawa
69
Tugas Akhir BAB - /ESI,PULAN DAN SA#AN
Simon P. Pawa
67

Вам также может понравиться