Вы находитесь на странице: 1из 4

DEGUMMING

A. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Melakukan pengambilan gum dari minyak jarak.
2. Mengetahui koefisien transfer massa dari gum.

B. DASAR TEORI
Tumbuhan Jarak (Ricinus communis)
Jarak (Ricinus communis) adalah tumbuhan liar setahun (annual) dan biasa
terdapat di hutan, tanah kosong, di daerah pantai, namun sering juga
dikembangbiakkan dalam perkebunan. Tanaman ini tergolong tanaman perdu,
memiliki daun tunggal menjari antara 7 - 9, berdiameter 10-40 cm. Tumbuhan ini
merupakan spesies tanaman dari Euphorbiaceae dan tergolong ke dalam genus
Ricinus, subtribe Ricininae.
Jarak memiliki batang berbentuk bulat licin, berongga, berbuku-buku jelas
dengan tanda bekas tangkai daun yang lepas. Warna tumbuhan hijau bersemburat
merah, sedangkan daunnya tumbuh berseling berbentuk bulat dan ujungnya sedikit
runcing. Biasanya daun jarak berwarna hijau tua pada permukaan atas dan hijau muda
pada bagian permukaan bawah. Buahnya berbentuk bulat dan berkumpul pada tandan,
namun ada juga yang bentuknya sedikit lonjong, yang dapat ditemukan pada
tumbuhan jarak di daerah Bali.
Pohon jarak merupakan satu-satunya tumbuhan yang bijinya kaya akan suatu
asam lemak hidroksi, yaitu asam ricinoleat. Kehadiran asam lemak ini membuat
minyak biji jarak memiliki kekentalan yang stabil pada suhu tinggi sehingga minyak
jarak dipakai sebagai campuran pelumas.
Minyak jarak memiliki karakter yang khas secara fisik. Pada suhu ruang
minyak jarak berfasa cair dan tetap stabil pada suhu rendah maupun suhu sangat
tinggi. Minyak jarak diproduksi secara alami dan merupakan trigliserida yang
mengadung 90% asam ricinoleat. Minyak jarak juga merupakan sumber utama asam
sebasat, suatu asam dikarboksilat.
Pemanfaatan minyak jarak dan turunannya (derivat) sangat luas dalam
berbagai industri sabun, pelumas, minyak rem dan hidraulik, cat, pewarna, plastik
tahan dingin, pelindung (coating), tinta, malam dan semir, nilon, farmasi (1% dari
total produk dunia), dan parfum.
Degumming
Degumming merupakan pre-treatment yang dilakukan dengan tujuan utama
yaitu memisahkan gum (getah atau lendir) berupa fosfolipid, protein, karbohidrat, dan
resin (polimer). Selain itu, degumming ini juga bertujuan untuk mengurangi ion
logam (Fe
3
+
,Cu
2
+
), memudahkanproses pemurnian selanjutnya, dan memperkecil
terjadinya loss pada minyak (Ketaren 1986).Menurut Sahirman (2009) degumming
merupakan treatment antara crude oils dengan air, dilute acids (phosphoric acid
atau citric acid), dan terkadang dilute caustic soda. Proses ini dilakukan untuk
menghilangkan phosphatides dan mucilaginous material (getah-getah) dari crude
oil. Penghilangan phosphatide ini bermanfaat untuk beberapa alasan yaitu
phosphatide merupakan emulsifier yang sangat baik dan dapat menyebabkan refining
loses dimanaphosphatide berhubungan dengan logam-logam khususnya besi
sehingga dapat menurunkan oxidative stability serta phosphatide juga dapat
menyebabkan inverse terhadap warna dan fiksasi pada deodorize oil. Selain itu,
pospatida membuat minyak menjadi keruh selama penyimpanan, menstimulasi
akumulasi air pada ester atau biodiesel, dan menyebabkan penggunaan katalis
alkali pada proses transesterifikasi lebih banyak.
Proses degumming ini dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti
pemanasan, penambahan asam fosfat, penambahan natrium hidroksida, hidrasi, dan
penggunaan pereaksi khusus seperti asam format, natrium klorida, dan natrium fosfat.
Secara garis besar, terdapat dua jenis proses degumming: water degumming yang
dilakukan dengan penambahan air pada suhu minyak 60-90C yang diikuti proses
pemisahan dengan gaya sentrifugal dan acid degummingyang dilakukan untuk
pospatida yang tidak dapat dihilangkan melalui pemanasan, terdapat penambahan
larutan asam (asam sitrat atau asam pospat) dan sejumlah metanol.Proses degumming
dengan menambahkan asam fosfat adalah proses yang paling banyak dilakukan dalam
industri.Asam fosfat merupakan cairan yang tidak berwarna dan tidak berbau. Tujuan
penambahan asam fosfat adalah untuk mengendapkan fosfatida yang bersifat
nonhydratable menjadi hydratable sehingga dapat dipisahkan dari minyak melalui
proses pencucian.
Proses pemisahan gum (degumming) perlu dilakukan sebelum proses
netralisasi dengan alasan sabun yang terbentuk dari hasil reaksi antara asam lemak
bebas dengan kaustik soda pada proses netralisai akan menyerap gum (getah dan
lendir) sehingga menghambat proses pemisahan sabun (soap stock) dari minyak.
Selain itu, netralisasi minyak yang masih mengandung gum akan menambah partikel
emulsi dalam minyak, sehingga mengurangi rendemen trigliserida.

Ekstraksi
Ekstraksi adalah pemisahan komponen dalam suatu larutan dengan
memanfaatkan perbedaan daya larutnya, dengan prinsip perpindaha massa dan
kesetimbangan cair-cair. Dalam proses ektraksi diinginkan komponen solut dapat
terlarut dalam solvent dan komponen selain solute tidak dapat terlarut.
Ekstraksi pada proses degumming dilakukan dalam satu stage dengan analisis
sebagai berikut:
Asumsi semua gum yang terdapat dalam minyak terambil oleh solvent






Gambar 1. Ekstraksi satu tahap

Neraca di fase ekstrak :
Massa solvent masuk + massa gum dari diluents - massa ekstrak keluar = 0
Massa gum dari diluents = massa ekstrak keluar - massa solvent masuk

C. PROSEDUR KERJA
1. Alat
a. Pipet ukur
b. Ball filler
c. Seperangkat refluk
d. Corong pisah
e. Beaker glass
f. Statif, klem dan ring
g. Corong kaca
h. Picknometer
i. Timbangan digital
gramMinyak
+ gum
Solvent

Minyak
Solvent + gum
2. Bahan
a. Minyak jarak 50 gram
b. Asam phosphat 20 mL

3. Skema Kerja










Gambar 2. Skema Kerja Degumming

Minyak Jarak 50
Refluks
Asam phosphat 20 mL
Suhu 65

C, selama 2 jam
Pengendapan
Pemisahan
Minyak Jarak
Campuran Gum
dan pelarut

Вам также может понравиться