Вы находитесь на странице: 1из 29

1 | A p l i k a s i T e k n o l o g i d a l a m P r a k t i k K e b i d a n a n

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Tidak bisa dipungkiri lagi, bahwa Teknologi Informasi dan Komunikasi ( TIK ) akan
berperan besar dalam meningkatkan layanan kesehatan warga dunia. Akselerasi penggunaan TIK
dalam dunia kesehatan semakin meningkat dan mudah dengan adanya partisipasi Google Inc
yang mulai menyediakan layanan Medical Record Service. Proyek percontohan Google itu telah
melibatkan puluhan ribu pasien di rumah sakit Cleveland yang dengan suka rela mentransfer
rekam medis mereka. Rekam medis yang terkumpul itu dipergunakan oleh Google untuk
memberikan layanan melalui aplikasi terbarunya. Perlu dicatat bahwa setiap data pasien dalam
rekam medis, seperti resep obat, jenis alergi, riwayat kesehatan, dan sebagainya semuanya itu
dilindungi dengan mempergunakan password, seperti juga yang disyaratkan dalam layanan
Google lainnya. Layanan Google tersebut semakin membuat pengelola rumah sakit ingin segera
memakai dan mengintegrasikan sistem informasi dan manajemenya dengan Google demi
mewujudkan sistem layanan kesehatan yang lebih efektif dan progresif.

1.2 TUJUAN
Dalam pembuatan makalah ini bertujuan untuk:
1.Mempermudah bagi tenaga medis dalam memberikan pelayanan kesehatan yang efisien dan
efektif
2.Mempermudah bagi perawat dalam memonitor klien

1.3 MANFAAT
Adapun manfaat teknologi dalam bidang kesehatan, diantaranya:
2 | A p l i k a s i T e k n o l o g i d a l a m P r a k t i k K e b i d a n a n

Mempermudah Dokter dan Perawat dalam memonitor kesehatan pasien monitor detak
jantung pasien lewat monitor komputer, aliran darah , memeriksa organ dalam pasien dengan
sinar X. Sebagai contoh saat perawatan Almarhum Mantan Presiden Soeharto di Rumah Sakit
Pertamina Jakarta, tahun 2008. Dengan teknologi modern bisa memonitor, bahkan menggantikan
fungsi organ dalam seperti Jantung, Paru-paru dan Ginjal. Itu merupakan teknologi kesehatan
yang digabungkan dengan teknologi Informasi dan Komputer.

















3 | A p l i k a s i T e k n o l o g i d a l a m P r a k t i k K e b i d a n a n

BAB II
PEMBAHASAN
APLIKASI TEKNOLOGI DALAM PELAKSANAAN PERAN BIDAN
2.1 PROMOSI KESEHATAN
2.1.1 I ntervensi SMS Gateway
Pemanfaatan media SMS dalam aplikasi gateway dibuat untuk memberikan informasi
kesehatan berkaitan dengan kehamilan khususnya pengetahuan komplikasi dan asupan gizi [15].
Pesan SMS dibuat secara menarik, sistematis, unik (pantun), mudah dan inovatif sesuai dengan
keperluan ibu hamil.
Keunggulan lainnya yaitu informasi disampaikan cepat, tepat waktu, menjangkau
masyarakat luas, ibu hamil dapat membaca informasi kapan saja, dimana saja dengan syarat
pesan tersebut tersimpan dalam memori handphone ibu hamil, akan tetapi model SMS ini masih
terbatas hanya menyampaikan 120 karakter, jika lebih menyebabkan kegagalan pesan. menarik,
sederhana, mudah diipahami serta memusatkan perhatian, dapat memberi dorongan yang kuat
untuk melakukan apa yang dianjurkan.
Hasil penelitian Gold et al., (2010) menyebutkan bahwa pesan SMS berkaitan dengan
promosi kesehatan mengenai penyakit infeksi menular seksual disampaikan menarik, lucu, dalam
bentuk bersajak (puisi) yang saling berkaitan dan relevan serta mudah dipahami mampu
meningkatanpengetahuan mengenai infeksi menular seksual secara signifikan setelah
mendapatkan penerimaan pesan. dari 49 responden pesan terkirim sebanyak 5796 SMS, dengan
nilai rata-rata pesan peresponden sebesar 118.3 pesan terkirim. Adapun rata-rata gagal kirim
pesan sebesar 1.75% peresponden.
2.1.2 Efektivitas Promosi Kesehatan Berbasis SMS
A. Pengetahuan berkaitan dengan komplikasi sebelum dan setelah intervensi
Konsep pendidikan melalui media SMS dikembangkan untuk mengubah perilaku pada
tingkat
4 | A p l i k a s i T e k n o l o g i d a l a m P r a k t i k K e b i d a n a n

komunitas. Melalui komunikasi yang baik, tepat sasaran, jelas dan mudah dimengerti akan
mendukung promosi kesehatan. Berdasarkan hasil uji paired t test Tabel 1 didapatkan nilai p-
value sebesar 0,000 dimana nilai p-value lebih kecildari nilai alpha (0,05). Hasil intervensi pre
test mean SD (59.59 14.72), setelah dilakukan intervensi naik menjadi (73.01 10.98).
Kenaikan pre dan post sebesar 13.41dan nilai t hit sebesar 6.99, sehingga secara statistik
bermakna signifikan, artinya program intervensi menggunakan SMS reminder efektif dalam
meningkatkanpengetahuan ibu hamil tentang komplikasi kehamilan.
Pada penelitian ini pengukuran nilai pengetahuan responden tentang komplikasi
dilakukan sebelum (pretest) dan setelah perlakuan (posttest). Penilaian evaluasi intervensi
orientasi pada pendidikan dilakukan pada ibu hamil melalui test sebelum dan setelah pengiriman
SMS, sedangkan berorientasi pada program yang diberikan yaitu membandingkan hasil program
sebelum dan sesudah diberi tindakan.
Hasil uji paired t- test pada pretest dan posttest menunjukkan bahwa mengalami
peningkatan secara signifikan. Hal ini berarti bahwa metode pengiriman SMS reminder sebagai
media promosi kesehatan. Terjadinya perubahan nilai tersebut karena responden telah
memahami materi yang disampaikan.
Penelitian yang dilakukan oleh Elly Swandewi, dkk menyebutkan bahwa Penerapan
model promosi kesehatan menggunakan peereducation pada kelompok Dasawisma sebagai
upaya penemuan tersangka penderita TB Paru efektif meningkatkan pengetahuan pre dan
posttest dengan selisih peningkatan sebesar 3.34 sebelum perlakuan dan setelah perlakuan 1
sebesar 4.76 dan setelah 1 bulan intervensi diukur kembali dengan nilai selisih sebesar 1.42
bermakna secara statistik, sedangkan penggunaan model promosi berbasis SMS pada kelompok
ibu hamil menunjukkan selisih tingkat pengetahuan sebesar 13.41 artinya secara statistik juga
bermakna dan efektif.
Tabel 1. Rata-rata pengetahuan ibu mengenai Komplikasi
Keterangan * = Uji paired t Test
B. Pengetahuan Berkaitan Dengan Asupan Gizi Sebelum dan Setelah Intervensi
5 | A p l i k a s i T e k n o l o g i d a l a m P r a k t i k K e b i d a n a n

Tabel 2 menunjukkan perbedaan signifikan antara perlakuan sebelum dan setelah
intervensi menggunakan SMS reminder berkaitan dengan pemahaman asupan gizi didapatkan
nilai p-value sebesar 0,000 dimana nilai p-value lebih kecil dari nilai alpha (0,05). Hasil
intervensi pre testmean SD (65.73 15.76), setelah dilakukan intervensi naik menjadi (79.20
8.11). Selisih kenaikan sebesar 13.46 dengan hasil t test 5.96, artinya program intervensi yang
dilakukan efektif dalam meningkatkan pengetahuan ibu hamil mengenai asupan gizi selama
kehamilan.
Peningkatan pengetahuan merupakan domain yang sangat penting bagi terbentunya
perilaku ibu. Berdasarkan hasil uji beda selisih kenaikan hasil pretest-posttest menggunakan
model promosi berbasis SMS menunjukkan perbedaan signifikan. Peningkatan skor rata-rata
selisih tingkat pengetahuan tentang asupan gizi kenaikan sebesar 13.46 sehingga bermakna
secara statistik. Hasil pengukuran predanposttest nilai pengetahuan responden mengalami
peningkatan secara signifikan (p<0.05). Hal ini menunjukkan bahwa metode SMS reminder
dapat meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang asupan gizi yang baik selama kehamilan.
Berbeda dari penelitian Syafie Ishak, dkk menyebutkan bahwa perbandingan efektivitas
metode partisipatif dengan informatif dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu tentang
diare anak balita, lebih bermakna pada metode partisipatif [16]. Selisih kenaikan pengetahuan
pada metode partisipatif sebesar 3.21. Perubahan nilai pengetahuan ini karena subjek penelitian
memanfaatkan semua alat indera untuk mempelajari dan memahami materi tentang asupan gizi.
Pesan disampaikan secara cepat dan nyata melalui SMS yang dapat menimbulkan rangsangan
untuk diikuti sehingga pemahaman responden lebih komprehensif.
Pengetahuan gizi merupakan pengetahuan tentang hubungan konsumsi makanandengan
kesehatan tubuh. Ibu hamil dengan pengetahuan gizi baik diharapkan dapatmemilih asupan
makanan yang bernilai gizi baik dan seimbang bagi dirinya sendiri, janin dan keluarga.
Pengetahuan gizi yang baik dapat membantu seseorang belajar bagaimana menyimpan,
mengolah serta menggunakan bahan makanan berkualitas untuk dikonsumsi. Pengetahuan yang
kurang menyebabkan bahan makanan bergizi yang tersedia tidak dikonsumsi secara optimal.
Permasalahan yang terjadi dalam pelayanan kesehatan adalah terbatasnya waktu petugas
untuk melakukan konseling, penyuluhan terhadap ibu hamil yang dilayani, menyebabkan
6 | A p l i k a s i T e k n o l o g i d a l a m P r a k t i k K e b i d a n a n

kurangnya informasi yang diperoleh ibu hamil. Pemberdayaan komunikasi, informasi dan
edukasi (KIE) tentang kesehatan ibu masih kurang terutama didesa-desa terpencil, bahkan belum
masuk akses informasi elektronik seperti radio dan televisi. Penelitian Rogers (2003)
menyebutkan bahwa pesan-pesan dalam media massa terlalu umum sehingga penilaian kenaikan
sulit dianalisis terhadap peningkatan pengetahuan.
Berdasarkan hasil temuan pada tabel 10 mengenai materi pendidikan dengan nilai skor
terendah sebelum intervensi (pre test) menggunakan SMS reminder diperoleh hasil persentasi
nilai sebesar 28.57% pada materi pendidikan mengenai jika sakit panas > dari 3 hari, tidak perlu
pergi ke puskesmas maupun rumah sakit, cukup minum obat turun panas saja.
Pemahamaan ibu terkait pertanyaan tersebut masih memanfaatkan pengetahuan dasar
hanya cukup minum obat, tanpa mengetahui resiko yang terjadi, namun setelah dilakukan
intervensi pengetahuan ibu meningkatkan menjadi 79.59%. Menurut Soekidjo menyebutkan
bahwa mencari obat dengan cara membeli obat warung (chemist shop) dan sejenisnya termasuk
tukang jamu, yang tidak menggunakan resep sukar dikontrol. Penggunaan obat bebas
mengakibatkan masalah serius terutama pada ibuhamil, jika penggunaannya tidak tepat
berbahaya bagi janin yang dikandung. Penggunaan jamu sebagai satu pengobatan bukan hanya
pencegahan sesaat, sebaiknya harus dicermati agar mengurangi risiko serius terhadap kehamilan.
2.1.3 Persepsi I bu Terhadap Media Promosi Kesehatan Berbasis Telepon Seluler
Pada penelitian ini kelayakan persepsi responden berkaitan dengan efektivitas
penggunaan mobile teknologi dalam promosi kesehatan dipersepsikan mudah, menarik dan
inovatif sebesar 59% sangat setuju dan yang menjawab setuju 39%. Media SMS terbukti
bermanfaat untuk menyampaikan informasi kesehatan 51% sangat setuju, 45% setuju dikatakan
bermanfaat, sisanya 4% yang menjawab tidak setuju. Pemanfaatan media informasi melalui
teknologi mobile seluler (mHealth) sudah diterapkan di pedesaan India yang berfungsi dalam
program kesehatan masyarakat untuk meningkatkan komitmen petugas kesehatan untuk
memonitor dan sebagai alat surveilance penyakit serta sebagai konseling diantar pekerja
bergerak dibidang kesehatan masyarakat. Pengiriman pesan mampu meningkatkan kualitas dan
ketepatan waktu dalam kegiatan promosi kesehatan.

7 | A p l i k a s i T e k n o l o g i d a l a m P r a k t i k K e b i d a n a n

2.2 PENCEGAHAN PENYAKIT
2.2.1 Definisi PHC
Primary Health Care ( PHC ) adalah pelayanan kesehatan pokok yang berdasarkan
kepada metode dan teknologi praktis, ilmiah dan sosial yang dapat diterima secara umum baik
oleh individu maupun keluarga dalam masyarakat melalui partisipasi mereka sepenuhnya, serta
dengan biaya yang dapat terjangkau oleh masyarakat dan negara untuk memelihara setiap tingkat
perkembangan mereka dalam semangat untuk hidup mandiri (self reliance) dan menentukan
nasib sendiri (self determination).
2.2.2 Teknologi yang digunakan dalam pelayanan PHC
1. Teknologi medis harus disediakan yang dapat diakses, terjangkau, layak dan diterima
budaya masyarakat (misalnya penggunaan kulkas untuk vaksin cold storage).

2. Resusitasi Pada Bayi Baru Lahir
PENGERTIAN RESUSITASI
Resusitasi ( respirasi artifisialis) adalah usaha dalam memberikan ventilasi yang adekuat,
pemberian oksigen dan curah jantung yang cukup untuk menyalurkan oksigen kepada otak,
jantung dan alat-alat vital lainnya. (Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, 2002).
Resusitasi adalah pernafasan dengan menerapkan masase jantung dan pernafasan
buatan.(Kamus Kedokteran, Edisi 2000).
8 | A p l i k a s i T e k n o l o g i d a l a m P r a k t i k K e b i d a n a n

Resusitasi adalah tindakan untuk menghidupkan kembali atau memulihkan kembali
kesadaran seseorang yang tampaknya mati sebagai akibat berhentinya fungsi jantung dan paru,
yang berorientasi pada otak (Tjokronegoro, 1998).
Sedangkan menurut Rilantono, dkk (1999) resusitasi mengandung arti harfiah
menghidupkan kembali, yaitu dimaksudkan usaha-usaha yang dapat dilakukan untuk
mencegah suatu episode henti jantung berlanjut menjadi kematian biologis. Resusitasi jantung
paru terdiri atas dua komponen utama yakni: bantuan hidup dasar (BHD) dan bantuan hidup
lanjut (BHL). Selanjutnya adalah perawatan pasca resusitasi.
TUJUAN RESUSITASI
1. Memberikan ventilasi yang adekuat
2. Membatasi kerusakan serebi
3. Pemberian oksigen dan curah jantung yang cukup untuk menyalurkan oksigen kepada otak,
jantung dan alat alat vital lainnya
4. Untuk memulai atau mempertahankan kehidupan ekstra uteri
TANDA TANDA RESUSITASI PERLU DILAKUKAN
1. Pernafasan
Apabila penilaian pernafasan menunjukkan bahwa bayi tidak bernafas atau bahwa
pernafasan tidak adekuat. Lihat gerakan dada naik turun, frekuensi dan dalamnya pernafasan
selama 1 menit. Nafas tersengal-sengal berarti nafas tidak efektif dan perlu tindakan, misalnya
apneu. Jika pernafasan telah efektif yaitu pada bayi normal biasanya 30 50 x/menit dan
menangis, kita melangkah ke penilaian selanjutnya.
2. Denyut jantung frekuensi
Apabila penilaian denyut jantung menunjukkan bahwa denyut jantung bayi tidak teratur.
Frekuensi denyut jantung harus > 100 per menit. Cara yang termudah dan cepat adalah dengan
menggunakan stetoskop atau meraba denyut tali pusat. Meraba arteria mempunyai keuntungan
9 | A p l i k a s i T e k n o l o g i d a l a m P r a k t i k K e b i d a n a n

karena dapat memantau frekuensi denyut jantung secara terus menerus, dihitung selama 6 detik
(hasilnya dikalikan 10 =frekuensi denyut jantung selama 1 menit) Hasil penilaian ;
Apabila frekuensi>100x / menit dan bayi bernafas spontan, dilanjutkan dengan menilai
warna kulit.
Apabila frekuensi < 100x / menit walaupun bayi bernafas spontan menjadi indikasi
untuk dilakukan VTP (Ventilasi Tekanan Positif)

3. Warna Kulit
Apabila penilaian warna kulit menunjukkan bahwa warna kulit bayi pucat atau bisa
sampai sianosis. Setelah pernafasan dan frekuensi jantung baik, seharusnya kulit menjadi
kemerahan. Jika masih ada sianosis central, oksigen tetap diberikan. Bila terdapat sianosis
purifier, oksigen tidak perlu diberikan, disebabkan karena peredaran darah yang masih lamban,
antara lain karena suhu ruang bersalin yang dingin.
KONDISI YANG MEMERLUKAN RESUSITASI
1. Sumbatan jalan napas : akibat lendir / darah / mekonium, atau akibat lidah yang jatuh ke
posterior.
2. Kondisi depresi pernapasan akibat obat-obatan yang diberikan kepada ibu misalnya obat
anestetik, analgetik lokal, narkotik, diazepam, magnesium sulfat, dan sebagainya
3. Kerusakan neurologis.
4. Kelainan / kerusakan saluran napas atau kardiovaskular atau susunan saraf pusat, dan / atau
kelainan-kelainan kongenital yang dapat menyebabkan gangguan pernapasan / sirkulasi.
5. Syok hipovolemik misalnya akibat kompresi tali pusat atau perdarahan
Resusitasi lebih penting diperlukan pada menit-menit pertama kehidupan. Jika terlambat, bisa
berpengaruh buruk bagi kualitas hidup individu selanjutnya.
10 | A p l i k a s i T e k n o l o g i d a l a m P r a k t i k K e b i d a n a n


3. Alat Sterilisasi Otoklaf
Steralisasi adalah suatu cara untuk membebaskan sesuatu (alat,bahan,media, dan lain-
lain) dari mikroorganisme yang tidak diharapkan kehadirannya baik yang patogen maupun yang
apatogen. Atau bisa juga dikatakan sebagai proses untuk membebaskan suatu benda dari semua
mikroorganisme, baik bentuk vegetative maupun bentuk spora.
Sterilisasi yaitu proses atau kegiatan membebaskan suatu bahan atau benda dari semua
bentuk kehidupan
Jenis peralatan yang dapat disterilkan :
Peralatan yang terbuat dari logam, misalnya pinset, gunting, speculum dan lain-lain.
Peralatan yang terbuat dari kaca, misalnya semprit (spuit), tabung kimia dan lain-lain.
Peralatan yang terbuat dari karet, misalnya, kateter, sarung tangan, pipa penduga
lambung, drain dll.
Peralatan yang terbuat dari ebonit, misalnya kanule rectum, kanule trachea dan lain-lain.
Peralatan yang terbuat dari email, misalnya bengkok (nierbekken), baskom dan lain-lain.
Peralatan yang terbuat dari porselin, misalnya mangkok, cangkir, piring dan lain-lain.
Peralatan yang terbuat dari plastik, misalnya slang infus dan lain-lain.
Peralatan yang terbuat dari tenunan, misalnya kain kasa, tampon, doek operasi, baju,
sprei, sarung bantal dan lain-lain.
PENGERTIAN OTOKLAF
Otoklaf adalah peralatan sterilisasi panas basah (menggunakan uap) yang biasa
digunakan untuk sterilisasi material-material yang diperlukan dalam proses produksi.Peralatan
11 | A p l i k a s i T e k n o l o g i d a l a m P r a k t i k K e b i d a n a n

tersebut perlu disterilisasi agar kelak saat kontak dengan produk tidak menyebabkan
kontaminasi. Sebelum digunakan otoklaf terlebih dahulu divalidasi untuk membuktikan bahwa
otoklaf berfungsi dengan baik dan mampu menghasilkan material yang steril.
TUJUAN STERILISASI
Untuk mencegah terjadinya infeksi kepada pasien pada saat alat digunakan
Untuk mengurangi terjadinya penyakit yang diakibatkan karena penggunaan alat yang
tidak steril

4. Alat Kontrasepsi Jenis Kondom
Tujuan penggunaan alat kontrasepsi
Untuk mencegah atau menunda kehamilan
Untuk mencegah penyakit menular seksual
Untuk mengurangi terjadinya infeksi jika genetalia tidak bersih

12 | A p l i k a s i T e k n o l o g i d a l a m P r a k t i k K e b i d a n a n

5. Inkubator
Inkubator Bayi merupakan salah satu alat medis yang berfungsi untuk menjaga suhu
sebuah ruangan supaya suhu tetap konstan /stabil. Pada modifikasi manual-otomatis inkubator
bayi , terdapat sebuah boks kontrol yang dibagi menjadi 2 bagian (bagian atas dan bagian
bawah). Boks bagian atas digunakan untuk meletakkan sensor , display sensor ,kontroler ,
rangkaian elektronik. Sedangkan pada boks bagian bawah dibagi menjadi 3 ruangan yang
dibatasi dengan sekat , yang digunakan untuk meletakkan heater , tempat / wadah air dan kipas.
Sensor yang digunakan adalah sensor suhu (PT100) dan sensor kelembapan , dimana sensor suhu
PT100 dan sensor kelembapan diletakkan di dalam bokstidur bayi (di luar boks kontrol). Pada
sensor suhu PT100 dan sensor kelembapan terdapatdisplay yang sekaligus sebagai driver sensor
yang digunakan untuk mengetahui sertamemberikan setting suhu dan kelembapan dalam ruangan
boks tidur bayi sesuai yang dikehendaki.
Yang menjadi actuator dari alat ini adalah heater dan kipas. Heater berfungsi sebagai
pemanas ruangan , sedangkan kipas berfungsi untuk menyalurkan udara panas yangdipancarkan
heater menuju ruangan tempat air dan menuju boks tidur bayi melalui selang.Sebagai
kontrolernya , digunakan sebuah PIC Microchip 16F877A. Dimana PIC tersebutjuga berfungsi
untuk menghubungkan boks kontrol dengan komputer (CPU) secara serialsupaya dapat
memberikan tampilan serta dapat memberikan setting suhu sesuai denganyang dikehendaki
melalui komputer.
Inkubator mrpkn salah satu (cara ke 4) dr lima cara menghangatkan & mempertahankan
suhu tubuh (kontak skin dg skin; kangaroo mother care/KMC;pemancar panas; ruangan yg
hangat). Dimana sebelumnya & sesudahnya dilakukan monitoring & evaluasi pengukuran suhu
tubuh.
Tujuan Pemberian Inkubator
1. Penghangatan berkelanjutan bayi
2. Dengan berat badan < 1500 gr yang tidak dapat dilakukan kangaroo mothercare/KMC
Untuk bayi sakit berat : sepsis, gangguan nafas berat

13 | A p l i k a s i T e k n o l o g i d a l a m P r a k t i k K e b i d a n a n


2.3 KEGAWATDARURATAN
2.3.1 Telemedicine dan Telepresenceuntuk membantu dalam penanganan masalah trauma
dan kegawatdaruratan.
Trauma merupakan masalah yang mungkin dapat dialami oleh siapapun. Prevalensi
cedera saat ini cukup besar dan sebagian besar penyembuhannya tidak sempurna, sehingga ada
kecenderungan untuk mengalami cedera ulangan/ kambuhan. Pada beberapa kasus, cedera
membuat seorang terpaksa harus pensiun dini atau mengalami kecacatan. Maka dari itu perlu
diterapkan sebuah program yang dapat membantu tenaga medis baik perawat ataupun dokter dan
masyarakat dalam menangani masalah trauma yang terjadi. Dalam sebuah literatur ada sebuah
program yang mungkin dapat membantu dalam penanganan masalah trauma dan
kegawatdaruratan yaitu telemedicine dantelepresenceuntuk trauma.
Telemedicine dapat didefinisikan sebagai penggunaan telekomunikasidan teknologi
informasi untuk mendukungpemberian perawatan kesehatan jarak jauh. Sedangkan disisi lain
Telepresence,hadir dan berevolusi sebagai bagian penting dari telemedicine,namun secara teknik
kurang dimanfaatkan ketika semuanyadianggap berpotensi.Seperti diterapkan pada kasus
traumatelepresence memungkinkan pengalaman seorang spesialis trauma atau bedah untuk
membantu mengarahkan dokter lain yang kurang berpengalaman atau ahli bedah dalam
penanganan pasien trauma di pedesaan. Agar telepresence benar dirasakanoleh semua bagian,
seseorang harusmemiliki teknologi yang menciptakanlingkungan melalui gerak
audio,flawlessdan transmisi video, karena penatalaksanaan pasien traumamembutuhkan tindakan
yang tepat, definitifdan tepat perawatan secara berkesinambungan. Seharusnya sebuah pusat
Traumaditunjukkan untuk mengurangi angka kematiandan morbiditas, Namun, spesialis trauma
14 | A p l i k a s i T e k n o l o g i d a l a m P r a k t i k K e b i d a n a n

yang di seluruh dunia terkonsentrasidi daerah perkotaan sehingga jika terjadi sebuah insiden
yang menyebabkan trauma di luar perkotaan banyak mengalami keterlambatan penanganan yang
menyebabkan morbiditas maupun mortalitas pada seseorang yang mengalami trauma.
Telepresence program dikembangkan untuk penanganan khusus trauma dan perawatan
kegawatdaruratanpada pasien di daerah terpencil dan di settingan pra Rumah Sakit. Program
tersebut paling banyak digunakan dalam perawatan pasien dengan trauma, dengan aplikasi
remote konsultasi perawatan kritis (Sakles, JC, et al, 2010). Telepresence mengambilKeuntungan
dari sistem telemedicine untuk memungkinkan penyedia layanan untukhadirdari jarak jauh dan
secara nyata, selama menangani pasien dengan menggunakan komputer portabel kecil, kecepatan
tinggidan jaringan mobile,serta tanpa ada gangguan transmisi video dan audiomelalui jaringan
nirkabel, telepresence memiliki potensi tak terbatas dalamkasus kegawatdaruratan, trauma, dan
pasien yang memerlukan perawatan.
A. Current Telemedicine and Telepresence Programs
Teknologi canggih seperti komputer, pencitraan diagnostik, robotika, dan remote kontrol
telah mengubah ruang operasi di Rumah Sakit di seluruh dunia Barat. Namun ada program yang
layak dan berkelanjutan seperti telemedicine untuk trauma, perawatan kritis dan manajemen
kegawatdaruratan. Pada Program telemedicine Arizona, mengadopsi tiga sistem yang berbeda
untuk memberikan telemedicine pada trauma dan kedaruratan yang menentukan bagaimana
seseorang memutuskan untuk menggunakan sistem yang didasarkan pada lingkungan dan situasi
daerah.
1.Inter-Hospital Telemedicine: The Southern Arizona Teletrauma and Telepresence Program
Seperti telah dijelaskan diatas, program ini khusus menggunakan broadband. Program
Telemedicine Arizona yang memungkinkan ahli bedah trauma dapat melihat kondisi pasien
melalui video, audio mengenai tanda-tanda vital (tekanan darah, denyut nadi, suhu dan saturasi
oksigen) yang dapat mengakses keadaan di ruang trauma dan dapat membantu membimbing
dokter atau perawat dalam merawat pasien di lokasi terpencil. Dokter bedah dari jarak jauh akan
membantu selama tindakan survey primer dan sekunder dan langsung mengambil bagian dalam
keputusan mengenai kebutuhan spesifik, prosedur, pemeriksaan diagnostik lanjut dan / atau
15 | A p l i k a s i T e k n o l o g i d a l a m P r a k t i k K e b i d a n a n

transfer ke trauma center. Semua ini dilakukan melalui manajemen trauma sesuai protokol
khusus yang dirancang menggunakan prinsip ATLS.
2.Digital Ambulances and Monitored Patient Transport: Tucson er-link Project
Pusat trauma di Kota Tucson, Arizona, Universitas Medical Center, bekerja sama dengan
Tucson Pemadam Kebakaran dan Tucson Departemen Transportasi meluncurkan Wireless
Mobile TelemedicineTelepresence dalam pengaturan pra Rumah Sakit dengan menggunakan
video, audio dan data akses dari ambulans dan Pemadam Kebakaran, sehingga memungkinkan
dokter untuk hadir di tempat kejadian dan / atau dalam ambulans, sementara pasien diangkut ke
pusat trauma. Selain itu, program ini menyediakan dispatcher darurat dalam rangka
mengoptimalkan penanganan kedaruratan awal. Sistem ini memungkinkan tampilan dua arah
audio-video dan transmisi data medis antara personel ambulans dan petugas di unit gawat
darurat. Komunikasi disediakan melalui kontrol lalu lintas regional dan infrastruktur kota seperti
teknologi jaringan komunikasi dan nirkabel.
3.Technology of er link.
Sistem ini menyediakan video dua arah dan komunikasi suara antara ambulans dan ruang
gawat darurat, memungkinkan kolaborasi awal antara perawat dan dokter gawat darurat untuk
memberikan perawatan terbaik bagi pasien trauma. Sistem Ini mentransmisikan data medis
penting dan video pasien ke ruang gawat darurat, membantu Rumah Sakit untuk mempersiapkan
kedatangan pasien. Hal ini juga ER-Link membantu untuk membangun video dan komunikasi
suara antara ambulans dan ruang gawat darurat.
Hal seperti tersebut diatas belum ada sepenuhnya terjadi di Indonesiadisebabkan untuk
aplikasi telemedicine di Indonesia sendiri masih menemui hambatan mengingat besarnya biaya
yang perlu dikeluarkan untuk mendukung pengadaan sarana dan prasarana praktek telemedicine
meliputi satelit yang dapat menjangkau seluruh pelosok di Indonesia, ketersedian komputer,
Video, serta sarana teknologi informasi yang memadai. perlu dipikirkan pula kesiapan pihak
pemerintah dan daerah sebagai penyedia fasilitas dan juga sumber daya manusia sebagai
pelaksana teknis program telemedicine ini.
16 | A p l i k a s i T e k n o l o g i d a l a m P r a k t i k K e b i d a n a n

Namun demikian aplikasi telemedicine dantelepresenceuntuk penanganan
traumadanpengelolaan perawatan gawat darurat dalam keperawatan, harus dikembangkan di
Indonesia.Peluang untuk pengembangan sistem informasi, termasuk juga aplikasi telemedicine
dantelepresenceuntuk traumadanpengelolaan perawatan gawat darurat bisa kita lihat dari
pengalaman beberapa negara yang sudah mengembangkan, ternyatadidapatkan banyak
keuntungan dan manfaat yang bisa diperoleh.Penggunaan telemedicine dantelepresenceuntuk
pasien traumadanpengelolaan perawatan gawat darurat berkaitanjuga dengan aspek etik dan
legal.
Sementara ini di Indonesia regulasi terkait dengan aspek etik dan legal dalam
telemedicine dantelepresenceuntuk traumadanpengelolaan perawatan gawat darurat belum ada.
Belum adanya regulasi ini mau tidak mau akan menghambat perkembangan program ini.
Telemedicine dantelepresenceuntuk traumadanpengelolaan perawatan gawat darurat akan
berkaitan dengan isu aspek legal, peraturan, etik secara keseluruhan.Ada beberapa isu yang perlu
diperhatikan dalam penyelenggaraan telehealth termasuk juga telemedicine
dantelepresenceuntuk traumadanpengelolaan perawatan gawat daruratyaitu : Pembiayaan, aspek
legal, Standar keamanan. Berkaitan dengan hal tersebut diatas perlu juga diperhatikan tentang
Keamanan data dan Infrastruktur komunikasi.
B. Kesimpulan dan Rekomendasi
Pemanfaatan tekhnologi telemedicine dantelepresenceuntuk pasien
traumadanpengelolaan perawatan gawat daruratmempunyai banyak manfaat dan keuntungan
bagi berbagai pihak diantaranya pasien, petugas kesehatan (perawat dan dokter) dan pemerintah.
Aspek kemudahan dan peningkatan jangkauan serta pengurangan biaya menjadi keuntungan
yang bisa terlihat secara langsung. Dengan adanya kontribusi tekhnologi telemedicine
dantelepresenceuntuk pasien traumadanpengelolaan perawatan gawat darurat dalam pelayanan
keperawatan antar Rumah Sakit di perkotaan dan daerah, akan banyak sekali manfaat yang dapat
dirasakan oleh pasien dan keluarga, perawat, instansi pelayanan kesehatan dan termasuk juga
pemerintah.Namun demikian untuk bisa mengaplikasikan telemedicine dantelepresence untuk
pasien trauma dan pengelolaan perawatan gawat daruratdalam bidang keperawatan banyak sakali
tantangan danhambatannya misalnya: faktor biaya, sumberdaya manusia, kebijakan danperilaku.
Dimasa mendatang program ini akan menjadi alat utama dalamperawatan pasien trauma dan
17 | A p l i k a s i T e k n o l o g i d a l a m P r a k t i k K e b i d a n a n

pendidikan kegawatdaruratan akibat trauma.Penanganan trauma dapat dilakukan dengan aman
menggunakan prinsiptelemedicine ketika dipandu dan diawasi langsung oleh seorang ahli.
2.3.2 Peranan POCT Dalam Kegawatdaruratan
Emergency Departements (ED) atau disebut juga Instalasi Gawat Darurat (IGD)
memiliki arus pasien yang tinggi dengan berbagai macam kondisi dan mengharuskan pelayanan
cepat untuk pindah ruangan, yang sangat penting untuk mencegah penumpukan pasien. Untuk
mengurangi waktu tinggal, di setiap langkah dari saat pasien masuk sampai ke luar IGD harus
benar-benar optimal, termasuk mengurangi waktu tunggu hasil laboratorium.
Definisi POCT adalah pemeriksaan laboratorium yang dilakukan di dekat pasien di luar
laboratorium sentral, baik pasien rawat jalan maupun pasien rawat inap. Menurut kriteria dari
CLIA (Clinical Laboratory Improvement Amendement), POCT pada umumnya dibagi menjadi 2
kategori berdasarkan kompleksitasnya yaitu waive dan non-waive. Yang dimaksud dengan
waive test adalah pemeriksaan non kritis yang disetujui oleh FDA untuk penggunaan di rumah,
menggunakan metode yang sederhana dan cukup akurat serta tidak beresiko untuk
membahayakan pasien bila hasil pemeriksaan tidak tepat. Sedangkan non-waive test adalah
pemeriksaan yang cukup kompleks di mana pemeriksaan yang dilakukan membutuhkan
pengetahuan minimal teknologi dan pelatihan untuk menghasilkan pemeriksaan yang akurat,
langkah-langkah pengoperasian secara otomatis dapat dengan mudah dikontrol dan
membutuhkan interpretasi minimal. Nama lain POCT adalah near patient testing, patient self
testing, rapid testing, atau bedsite testing.
Pemeriksaan yang seringkali menggunakan metode POCT adalah pemeriksaan kadar
gula darah, HbA1c, gas darah, kadar elektrolit, marker jantung, marker sepsis, urine dipstik,
koagulasi (PT / INR), Hemoglobin darah, tes kehamilan dan ovulasi. Keuntungan penggunaan
POCT yang utama adalah kecepatan. Meskipun POCT di rumah sudah banyak digunakan, 70 %
POCT terletak di rumah sakit, ruang praktek dokter, dan lokasi lain-lain, dan segmen ini
diperkirakan akan bertumbuh sekitar 15,5 % per tahun, terutama untuk penggunaan di rumah.
Klinisi dari IGD seringkali menghendaki efisiensi dalam menghadapi kebutuhan
perkembangan pelayanan kesehatan kegawatdaruratan. Rencana pemberian terapi seringkali
tergantung pada hasil laboratorium. POCT dianggap sebagai teknologi yang dapat melayani
18 | A p l i k a s i T e k n o l o g i d a l a m P r a k t i k K e b i d a n a n

kebutuhan tersebut dengan akurat dan penurunan TAT (turn arround time) sebesar 50 %.
Modernising Pathology Services merupakan istilah di mana pihak laboratorium menerima
POCT untuk pelayanan kesehatan yang lebih baik. Dengan layanan jaringan yang baik, di mana
POCT dapat terhubung dengan Instalasi Laboratorium Sentral, serta pengawasan kontrol dan
kalibrasi yang baik, maka POCT mendapat peranan dalam pasar teknologi diagnostik, bahkan
dapat digunakan oleh pasien di rumah maupun komunitas di luar laboratorium.
Korban bencana berisiko untuk mengalami acute myocardial infarctions (AMI), acute
kidney injury (AKI), dan sepsis. Pemeriksaan biomarker jantung, fungsi ginjal, dan deteksi
bakteri patogen secara cepat seringkali tidak didapatkan selama penanganan bencana. Reagen
biomarker jantung membutuhkan penyimpanan dalam suhu lemari es; pemeriksaan fungsi ginjal
tradisional (kreatinin) memiliki sensitifitas yang buruk untuk prediksi AKI pada pasien-pasien
kritis, dan deteksi bakteri patogen dengan kultur terlalu lambat untuk menolong pemberian terapi
antimikroba secara dini. Tiga kondisi tersebut memerlukan pemeriksaan POCT interkoneksi
antara IGD, penanganan bencana, dan UPI.
POCT di rumah sakit memiliki beberapa keuntungan,antara lain hasil yang diperoleh
lebih cepat, sehingga mempercepat perawatan dan meningkatkan kepuasan pasien, lebih murah,
kepuasan dokter sering lebih tinggi karena tidak harus menunggu hasil pemeriksaan
laboratorium. Tetapi karena POCT kurang presisi daripada pemeriksaan yang dilakukan
menggunakan alat standar di laboratorium, hasilnya kadang-kadang harus tetap diverifikasi,
sehingga menambah biaya.
POCT yang digunakan harus memenuhi TQA (Total Quality Assurance). Dokter Patologi
Klinik harus supervisi terhadap semua alat POCT yang ada di lingkungan rumah sakit tempatnya
bekerja. Adanya komite POCT di rumah sakit sangat penting untuk mengelola POCT di rumah
sakit. Komite ini hendaknya berkompetensi di bidang laboratorium, selalu berkoordinasi dengan
laboratorium sentral, serta dipimpin oleh dokter spesialis patologi klinik.
Pemeriksaan di laboratorium
Merupakan standar baku emas dan lebih akurat.
Diawasi penuh oleh penanggung jawab laboratorium (dokter patologi klinik).
19 | A p l i k a s i T e k n o l o g i d a l a m P r a k t i k K e b i d a n a n

Dikerjakan oleh analis.
Menggunakan alat yang mahal dan canggih.
Fokus pada akurasi, mutu, dan waktu hasil.
Point-of-care tests (POCT)
Kurang akurat.
Diawasi oleh dokter di ruangan / klinik.
Pada umumnya dikerjakan oleh perawat.
Menggunakan alat sederhana dan lebih murah.
Fokus pada alur kerja, pengurangan kesalahan dan kecepatan hasil.
Penyebab ketidakakuratan hasil pemeriksaan menggunakan alat POCT antara lain
operator yang tidak kompeten dan berpengalaman, petugas tidak mematuhi prosedur penggunaan
alat, menggunakan reagen yang tidak mempunyai bahan kontrol, kurangnya supervisi, tidak
melakukan pemantapan mutu.
Untuk menjamin mutu hasil pemeriksaan POCT maka harus dibentuk Komite POCT
rumah sakit yang memiliki tugas melakukan koordinasi pelatihan personil baru, memilih metode
pemeriksaan, memonitor kontrol mutu dan program profisiensi, serta menentukan tempat
meletakkan alat POCT tersebut. Kepala perawat dalam hal ini memiliki tugas mengatur jadwal
petugas baru untuk mendapatkan pelatihan dan sertifikasi personil, serta mengatur jadwal
evaluasi rutin kompetensi petugas POCT. Bagian pendidikan dan pelatihan rumah sakit memiliki
tugas memberikan pelatihan petugas baru dan memberikan sertifikasi personil. Sedangkan staf
laboratorium memiliki tugas memberikan pelatihan kepada petugas baru, menilai data kontrol
mutu, dan mem-verifikasi fungsi peralatan dan perawatan alat tersebut.
Jaminan mutu meliputi pra analitik yaitu mulai identifikasi pasien dengan benar,
persiapan pasien dan alat, analitik, sampai paska analitik yaitu keluarnya hasil pemeriksaan.
Dalam jaminan mutu didapatkan 2 komponen, yaitu kontrol mutu internal dan penilaian mutu
eksternal. Kontrol mutu internal adalah menganalisis bahan kontrol oleh pengguna alat POCT
20 | A p l i k a s i T e k n o l o g i d a l a m P r a k t i k K e b i d a n a n

sebelum melakukan pemeriksaan pada pasien untuk menjamin bahwa alat tersebut dapat
menghasilkan hasil pemeriksaan yang akurat. Sedangkan penilaian mutu eksternal adalah analisa
sampel yang tidak diketahui nilainya dan berasal dari sumber eksternal. Sampel penilaian mutu
eksternal didistribusikan oleh Departemen Patologi Klinik kepada semua alat POCT.
2.4 MACAM-MACAM TEKNOLOGI YANG DAPAT DILAKUKAN BIDAN
a) Fetal Doppler
Adalah merupakan alat yang digunakan untuk mendeteksi denyut jantung bayi, yang
menggunakan prinsip pantulan gelombang elektromagnetik, alat ini adalah sangat berguna untuk
mengetahui kondisi kesehatan janin, sangat disarankan untuk dimiliki dirumah sebagai deteksi
harian, selain aman juga mudah dalam penggunaannya serta harga yang sangat terjangakau untuk
dimiliki


b) Fetal doppler Sunray
Adalah salah satu jenis dan merk doppler yang digunakan untuk mengetahui denyut jantung
janin dalam kandungan, fetal doppler ini sangat praktis digunakan baik secara pribadi atau
digunakan oleh kalangan paramedic
21 | A p l i k a s i T e k n o l o g i d a l a m P r a k t i k K e b i d a n a n


c) Staturmeter
Adalah alat yang digunakan untuk mengukur tinggi badan, alat ini adalah sangat sederhana pada
disainnya karena hanya ditempelkan pada tembok bagian atas dan ketika akan digunakan hanya
perlu untuk menariknya sampai ke bagian kepala teratas, sehingga dapat diketahui tinggi badan
orang tersebut.

d) Eye Protector Photo Therapy
Adalah alat bantu yang digunakan untuk melindungi bagian mata bayi pada saat dilakukan
pemeriksaan dengan menggunakan sinar X-ray atau jenis pemeriksaan lain yang menggunakan
media sinar agar tidak menggangu pengelihatan bayi yang akan diperiksa.
22 | A p l i k a s i T e k n o l o g i d a l a m P r a k t i k K e b i d a n a n


e) Alat Pengukur Panjang Bayi
Adalah merupakan peralatan sederhana yang biasa digunakan oleh bidan dan petugas posyandu,
untuk mengetahui perkembangan tinggi bayi dari waktu ke waktu, terbuat dari kayu dengan
mistar yang mudah dibaca.

f) Breast Pump
Biasa digunakan oleh para ibu yang berkarier diluar rumah, agar ASI tidak terbuang dengan
percuma, sehingga bayi tetap bisa mendapatkan ASI dari bundanya.
23 | A p l i k a s i T e k n o l o g i d a l a m P r a k t i k K e b i d a n a n


g) Lingkar Lengan Ibu Hamil
Adalah tanda yang digunakan untuk mempermudah menidentifikasi bayi dan bundanya, pada
umumnya dipakaikkan pada bayi dan bundanya di rumah sakit bersalin.

h) Pengukur Panjang bayi (Calipher)
Adalah alat yang digunakan untuk mengukur panjang bayi dengan ketepatan pengukuran yang
tinggi, karena skala yang digunakan pada alat ini lebih detail, sehingga setiap inchi pertumbuhan
bayi dapat diketahui.
i) Reflek Hammer / Reflek Patela
Sejenis hammer yang dilapisi dengan karet yang digunakan untuk mengetahui respon syaraf dari
anggota tubuh biasanya kaki.
24 | A p l i k a s i T e k n o l o g i d a l a m P r a k t i k K e b i d a n a n


j) Umbilical Cord Clem Nylon
Adalah merupakan alat yang digunakan untuk menjepit tali pusar bayi sesaat setelah bayi
dilahirkan.

k) Tourniquet
Adalah alat bantu yang digunakan untuk sarana pendukung pada pengambilan darah, pada
umumnya dilingkarkan pada lengan tangan saat akan dilakukan pengambilan darah, agar darah
bisa lebih mudah untuk di ambil.
25 | A p l i k a s i T e k n o l o g i d a l a m P r a k t i k K e b i d a n a n


2.5 PERBEDAAN PERAN BIDAN DAN DOKTER DALAM APLIKASI TEKNOLOGI
2.5.1 Perbedaan Dalam Pemeriksaan Kehamilan
Peran Bidan:
1. Keterbatasan alat yang dimiliki bidan memang memberikan informasi yang tidak
maksimal karena hanya mengandalkan rabaan tangan, pendeteksi detak jantung (fetal
doppler) dan pengalaman.
2. Bidan tidak memiliki wewenang dalam penggunaan USG dan NST dalam pemeriksaan
kehamilan.
Peran Dokter:
1. Dokter memiliki alat yang sangat lengkap dan canggih, termasuk penggunaan alat USG
(ultrasonography) untuk mendeteksi kondisi janin dengan lebih akurat.
2. Dokter memiliki alat NST untuk periksa kehamilan.Cara pemeriksaan janin dengan
menggunakan kardiotokografi, pada umur kehamilan 32 minggu. Pemeriksaan ini
dilakukan dengan maksud melihat hubungan perubahan denyut jantung dengan gerakan
janin.
2.5.2 Perbedaan Dalam Persalinan
Peran Bidan:
1. Bidan cenderung memiliki filosofi, lebih holistik dan memandang bahwa persalinan
adalah proses yang alami. Sedangkan dokter kandungan lebih cenderung memiliki
perspektif medis dan melihat kelahiran sebagai sebuah peristiwa yang risiko.Bidan hanya
26 | A p l i k a s i T e k n o l o g i d a l a m P r a k t i k K e b i d a n a n

memiliki wewenang menolong persalinan normal ,tidak boleh melakukan operasi lainnya
seperti SC.
2. Bidan berwenang memperkenalkan dan memberikan tindakan kontrasepsi kepada pasien
seperti kondom, IUD, Implant. Namun bidan tidak berwenang memberikan tindakan
kontrasepsi steril seperti vasektomi dan tubektomi.
3. Bidan boleh menggunakan bantuan forcep jika terjadi kegawatdaruratan pada saat
menolong persalinan.
4. Bidan cenderung menghabiskan lebih banyak waktu dengan pasien selama proses
persalinan dan dalam kunjungan prenatal.
Peran Dokter:
1. Dokter kandungan lebih cenderung untuk menggunakan intervensi medis seperti induksi,
episiotomies serta merekomendasikan seksio caesaea,CTG (Carditocography),Forcep,dan
Vakum ekstraksi.
2. Dokter kandungan berwenang memberikan alat kontrasepsi steril seperti vasektomi dan
tubektomi karena alat kontrasepsi tersebut membutuhkan tindakan operasi.

4.5.3 Bidan dan Dokter Berwewenang Untuk Memperkenalkan Beberapa Gedget yang
Berkaitan dengan Aplikasi Teknologi pada Masa Kehamilan seperti :
1. KickTrack.. Pola pergerakan termasuk tendangan janin perlu diketahui dengan detil
untuk menghindari kasus stillborn atau bayi meninggal dalam kandungan. Dengan alat
ini ibu biasa mengetahui pergerakan aktif pada bayi.
2. Digital Prenatal Listening System. Intip kehidupan janin dalam kandungan dengan alat
ini, tanpa menunggu waktu kunjungan ke dokter kandungan. Teknologi sound indicator
lights memudahkan ibu mengetahui posisi janin. Alat ini juga bisa merekam suara
detak jantung janin.
3. BabyPlus Prenatal Education System. Janin bisa 'sekolah' juga. Alat ini menyimpan 16
kurikulum dalam format audio, yang hanya dapat dimengerti oleh janin. Alat ini
diciptakan untuk menstimulasi otak janin, agar nantinya anak memahami hal baru lebih
cepat.
4. Belly Armor Belly Blanket. Sesuai dengan namanya, selimut ini berfungsi sebagai
27 | A p l i k a s i T e k n o l o g i d a l a m P r a k t i k K e b i d a n a n

pelindung yang mampu menangkal efek radiasi hingga 99%. Teknologi Radiashield
Fabric, yaitu serat kain berbahan dasar logam membuat selimut ini melindungi serupa
perisai aluminium setebal 0,6 cm.
5. Athena Pelvic Muscle Trainer. Latih kekuatan otot vagina sebagai bekal persalinan
dengan alat latihan senam kegel ini. Dengan teknologi wireless, ibu dapat berlatih
tanpa terihat orang lain. Tidak lepas meski anda tertawa, berjalan, melompat dan
bersin. Pemasangan alat ini dapat diatur berdasarkan kelenturan otot. Konsultasikan ke
dokter kandungan sebelum memakainya.
6. Kick To Pick . Janin kini bisa memilih namanya sendiri! Begitu jenis kelamin
diketahui, tempelkan iPhone di perut ibu tunggu sampai janin menendang. Begitu
tendangan termonitor, secara acak aplikasi akan emnampilkan nama-nama bayi. Saat
tendangan berhenti, generator juga berhenti, memunculkan nama bayi.













28 | A p l i k a s i T e k n o l o g i d a l a m P r a k t i k K e b i d a n a n

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Teknologi dalam kesehatan mempunyai peran yang sangat penting,terutama dalam
memberikan kualitas atau mutu pelayanan kesehatan di Rumah Sakit. Seiring dengan
perkembangan teknologi dan informasi seakan telah membuat standar baru yang harus di penuhi.
Hal tersebut membuat keperawatan di Indonesia menjadi tertantang untuk terus mengembangkan
kualitas pelayanan keperawatan yang berbasis teknologi informasi. Namun demikian, tidak
dipungkiri bahwa masih banyak kendala dalam penerapan teknologi informasi untuk manajemen
kesehatan di rumah sakit. Jika masih dalam taraf pengembangan sistem informasi transaksi
(misalnya data administratif, keuangan dan demografis) problem sosiokltural tidak terlalu
kentara. Namun demikian, jika sudah sampai aspek klinis, tantangan akan semakin besar.
Di sisi lain, persoalan kesiapan SDM seringkali menjadi pengganjal. Pemahaman tenaga
kesehatan di rumah sakit terhadap potensi TI kadang menjadi lemah karena pemahaman yang
keliru. Oleh karena itu penguatan pada aspek pengetahuan dan ketrampilan merupakan salah satu
kuncinya. Disamping itu, tentu saja adalah masalah finansial. Tanpa disertai dengan bantuan
tenaga ahli yang baik, terkadang investasi TI hanya akan memberikan pemborosan tanpa ada
nilai lebihnya. Yang terakhir adalah kecurigaan terhadap lemahnya aspek security,
konfidensialitas dan privacy data medis.
Dalam penggunaan TI terutama computer dapat berpengaru negative jga bagi kesehatan
pnggunanya apabila dalam penggunaannya tidak baik. Yaitu dari Posisi duduk, jarak pandang
monitor dengan mata, intensitas cahaya monitor, sirkulasi udara ruangan, keamanan kabel
jaringan, dan cara menggunakan computer. Apabila hal ini tidak diperhatikan dapat
mngakibatkan gangguan kesehatan.



29 | A p l i k a s i T e k n o l o g i d a l a m P r a k t i k K e b i d a n a n

DAFTAR PUSTAKA
Wikipedia, Peran Teknologi Dalam Bidang Kesehatan
Choirun Nisa, Yunita Peran Teknologi Dalam Bidang Kesehatan
http://ebintara.blogspot.com/2012/06/makalah-peran-teknologi-dalambidang.html
http://fajargnwn17.blogspot.com/2014/03/makalah-peran-teknologi-dalam-bidang.html

Вам также может понравиться