Вы находитесь на странице: 1из 9

a. Bagaimanakah hubungan usia dan jenis kelamin terhadap kasus?

neneng eddy sarah


Dari hasil penelitian didapat mayorotas usia anak autism kelompok usia 7-12 taahun
sebanyak 77,28%. Sedangkan untuk variable jenis kelamin yang terbanyak adalah
laki-laki (81%). (jurnal nn dari universitas pembangunan nasional veteran Jakarta)
b. Bagaimana keterkaitan riwayat keluarga dan faktor genetik terhadap keterjadian
kasus? neneng eddy sarah
Suatu studi epidemiologis melaporkan prevalensi ASD kira-kira 3 hingga 6/1000,
dengan perbandinganlaki-laki dan perempuan 3:1. Rasio yang condong sebelah ini masih
belum dapat dijelaskan,meskipun terdapat keterlibatan sedikitnya dari gangguan Xlinked , transmisi pada pria ke pria di sejumlah keluarga tersebut mengabaikan XLinkage

sebagai

model

umum

dari pewarisan genetik. Angka

rekurensi, pada saudara kandung dari anak yang terkena adalahsekitar 2% hingga 8%,
lebih tinggi daripada angka prevalensi pada populasi umum namunlebih rendah daripada
penyakit gen tunggal. (Rebecca Muhle dkk.)

c. Bagaimana klasifikasi hasil pengamatan terhadap kriteria diagnosis untuk autism?


neneng eddy sarah
(1) gangguan dalam bidang komunikasi verbal maupun non verbal. Terlambat bicara,
maracau dengan bahasayang tidak dimengerti orang lain, mengucapkan kata-kata tetapi ia
tidak mengerti artinya, bicaratidak dipakai untuk komunikasi, banyak meniru dan
membeo (echolalia), beberapa anak sangat pandai menirukan nyanyian baik nada
maupun kata-katanya tetapi tanpa ia mengerti.
(2) Gangguaninteraksi sosial, menolak atau menghindar untuk bertatap mata, tidak mau
menengok bila dipanggil,sering menolak bila dipeluk, tak ada usaha untuk berinteraksi
dengan orang lain, lebih asik mainsendiri, dan bila didekati ia menjauh.
(3) Gangguan dalam bidang perilaku, adanya gejala yangmenunjukkan perilaku yang
berlebihan (excessive) seperti hiperaktivitas, tidak bisa diam, jalanmondar mandir,
melompat-lompat, berputar-putar dsb, serta perilaku kekurangan (defficient) seperti;
duduk diam bengong, melakukan permainan yang monoton secara berulang,
seringterpukau oleh sesuatu (benda tertentu, benda berputar).

(4) Gangguan dalam perasaan/emosi; tidakdapat merasakan yang dirasakan orang lain,
kadang-kadang tertawa dan menangis sendiri ataumarah tanpa sebab, sering mengamuk
tidak terkendali.
(5) Gangguan dalam persepsi sensoris;menggigit benda apa saja, bila mendengar suara
tertentu menutup telinga, tidak menyukai rabaanatau pelukan, merasa tidak nyaman bila
mengenakan pakaian yang kasar.

a.Apa saja diagnosis banding pada kasus? ) neneng eddy sarah


1. Asperger disorder
-

Gangguan sosial yang bermakna

Perhatian dan minat terbatas

Terlihat canggung

IQ > 70

Tanpa disertai keterlambatan


perkembangan bahasa

2. Sindroma Rett
-

Gangguan perkembangan berat bahasa ekspresif dan reseptif

Retardasi psikomotor berat

Gerakan tangan diulang ulang seperti :

Memeras kain

Bertepuk tangan

Memasukkan tangan ke mulut

Gerakan otomatis mencuci tangan

a. Bagaimana talaksana pada kasus? neneng eddy sarah


(Dra.Elvi Andriani, USU Autisme:Masa Kanak)
Autisme Spektrum Disorder ini not curable(tak bisa disembuhkan) jika memang
didapatkan kelainan neurologis pada anak, namun bisa diterapi.
Terapi Terpadu
Dengan dukungan keluarga, psikater, psikolog neurology, dokter anak, terapi bicara
dan pendidik. Terapi secara formal dilakukan anatara 4-8 jam sehari.
1. Terapi Medikamentosa
Obat-obat yang disarankan untuk memperbaiki respon anak sehingga diberikan
obat-obat psikotropika seperti antideresan SSRI (Selective Serotonin Reuptake
Inhibitor) memberikan keseimbangan anatara neurotransmitter seorotonin dan
dopamine.
2. Terapi Psikologis
Lieke Van Sleeuwen (1996)
Terapi psikologis terfokus pada:
-

Memberikan stimulasi spesifik dan latihan untuk mengkompensasaikan


keterlambatan perkembangan secara menyeluruh.

Memutuskan atau mengurangi perilaku yang sulit ditangani oleh lingkungan yang
menghambat proses belajar social dan pendidikan

Mencegah timbulnya gangguan sekunder yang mungkin muncul sebagai efek dari
gangguan utama.

3. Terapi Wicara
Menurut Rutter 1994, terapi wicara dapat dimuat dalam tabel berikut.
KEBUTUHAN

MASALAH

PEMECAHAN

1.Perubahan

Isolasi social

Perencanaan interaksi

sosial
Peningkatan
kemampuan social
Kurang

Latihan interaksi

interaksi

timbale balik

timbal balik

terstruktur

2.Komunikasi

Kegagalan

Sosial

menggunakan

Latihan

bahasa sosial
Pemberian penguatan
Fokus pada
komunikasi
3.Kapasitas

Tidak

linguistik

berkapasitas

Latihan langsung

Menggunakan tanda
alternative lainnya

4. Fisioterapi
Pada anak autism juga diberikan fisioterapi yang berfungsi uantuk merangsang
perkembangan motorik dan kontrol tubuh.
5. Alternative terapi lainnya
Menurut Sleeuwen (1996)
a.Terapi music
Meliputi aktivitas menyanyi, menari mengikuti irama dan memainkan alat music.
Musik dapat sangat bermanfaat sebagai media mengekspresikan diri.
b.Son-rise program
Program ini berdasarkan pada sikap menerima dan mencintai tanpa syarat
pada anak autistic. Diciptakan oleh orang tua yang memberikan rasa nyaman dan
terlindungi pada penderita.
c.Program Fasilitas Komunikasi
Menyediakan media untuk mengekspresikan pikirn melalui papan
alphabet, papan gambar, mesik ketik, atau computer.
d.Diet khusus

LI
Hendaya perkembangan atau child with developmental impairment
1. Autistic spectrum disorders
2. Nonautistic pervasive developmental disorders delay (PDDS), meliputi:
a. Aspergers syndrome;
b. Pervasive developmental disorders NOS (NOS adalah Not Otherwise Specified);
c. Fragile-X syndrome;
d. Retts syndrome; dan
e. Childhood disintegrastive disorders
3. Attention deficit disorders with or without hyperactivity (anak yang mempunyai hendaya
kekurangan perhatian diikuti dengan hiperaktif ataupun tidak)
4. Cerebral palsy
5. Down syndrome
6. Fetal alcohol syndrome (FAS)
7. Spina bifida2
8. Nonverbal learning disorders (NLD)
9. Bipolar disorders ( Kranowitz, C.S. 2002:5; Siegel, B. 1996:10-11; Delphie, B. 2009:2 )

Autistic Spektrum Disorder = Gangguan Autististik yang bervariasi. Merupakan


gangguan perkembangan fungsi otak yang kompleks dan sangat bervariasi (spektrum).
Gangguan ditemukan secara spectrum (berbeda kadar/derajat keparahannya) dari gejala
gejala yang ada pada gangguan autistik.
Asperger Syndrome = Sindrom Asperger

Sindrom Asperger merupakan kekacauan perkembangan yang mempengaruhi kemampuan


seorang anak untuk bersosialisasi dan berkomunikasi secara efektif dengan orang lain. Kondisi
ini dtndai dgn ketidakmampuan berfungsi normal dalam interaksi sosial dgn orang lain.
Orang yang menderita Asperger s menunjukkan kemampuan komunikasi nonverbal yang lemah,
tidak sukses mengembangkan hubungan dengan teman sebaya, tidak memberikan reaksi yang
tepat dalam situasi sosial, dan tidak memiliki kemampuan untuk ikut gembira saat yang lain
gembira. Pada kebanyakan dari anak-anak ini perkembangan bicara tidak terganggu.
Mereka biasanya terobsesi dengan kuat pada suatu benda/subjek tertentu, seperti
mobil, pesawat terbang, atau hal-hal ilmiah lain. Mereka mengetahui dengan sangat detil
mengenai hal yang menjadi obsesinya. Obsesi inipun biasanya bergantiganti. Kebanyakan anak
SA cerdas, mempunyai daya ingat yang kuat dan tidak mempunyai kesulitan dalam pelajaran
disekolah. Mereka mempunyai sifat yang kaku, misalnya bila mereka telah
mempelajari sesuatuaturan, maka mereka akan menerapkannya secara kaku, dan akan merasa
sangatmarah bila orang lain melanggar peraturan tersebut. Misalnya : harus berhenti bila lampu
lalu lintas kuning, membuang sampah dijalan secara sembarangan.
Dalam interaksi sosial juga mereka mengalami kesulitan untuk berinteraksi dengan teman
sebaya. Mereka lebih tertarik pada buku atau komputer daripada teman. Mereka sulit berempati
dan tidak bisa melihat/menginterpretasikan ekspresi wajah orang lain.

Pervasive Developmental Disorder = Gangguan Perkembangan Pervasif


Gangguan Perkembangan Pervasif ini melingkupi beberapa sindroma atau gangguan
perkembangan yang mempunyai ciri seperti gangguan autistik.
Kondisiyang dapat diklasifikasikan kedalam Gangguan Perkembangan Pervasif, menurut CD10(International Classification of Diseases, WHO 1993), maupun menurut DSMIV (American
Psychiatric Association, 1994) adalah :
1. Autisme Masa Kanak (Childhood Autism)

2. Gangguan Perkembangan Pervasif yang tak tergolongkan (GPP-YTT)


3. Sindroma Rett (Retts Syndrome)
4. Gangguan Disintegratif Masa kanak (Childhood Disintegrative Disorder)
5. Sindroma Asperger (Aspergers Syndrome).
Fragile-X Syndrome = sindrom Fragile-X
Sindrom fragile X merupakan penyebab utama penyakit retardasi mental yang ditandai
dengan kerapuhan di ujung akhir lengan panjang kromosom X. Sindroma ini muncul jika
orang tersebut tidak memproduksi FMRP (Fragile X Mental Retardation Protein).
Gejala klinik yang khas pada penderita sindrom fragile-X laki-laki selain
mental adalah testis membesar, telinga menggantung dan

retardasi

menonjol, dagu dan jidat

memanjang serta gejala psikoneurologik lainnya seperti mata juling dan hiperakti (Pusat
Riset Biomedik, Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro)

Rett Syndrome = sindrom Retts


Rett syndrome (DSM IV) adalah sebuah gangguan perkembangan

pervasive yang

mengenai subtansia gricea cerebri, hanya terjadi pada wanita dan timbul sejak lahir;
sindrom ini bersifat progresif dan ditandai dengan tingkah laku autistic, ataxia, dementia,
kejang, dan kehilangan kegunaan tangan dengan funsi tertentu, dengan atrofi cerebral,
hyperamonemia

ringan,

dan

penurunan

kadar

amin

biogenic.

Disebut

juga

cerebroatrophic hyperammonemia. Rett syndrome adalah gangguan perkembangan neural


anak-anak yang karakteristiknya adalah perkembangan awal yang normal diikuti oleh
hilangnya fungsi tangan tertentu, hilangnya pergerakan tangan, lambatnya pertumbuhan
otak dan kepala tertentu, hilangnya pergerakan tangan, lambatnya pertumbuhan otak dan
kepala
Childhood Disintegraive Disorder = Gangguan Disentegrasi masa kanak-kanak
Pada gangguan ini, hal yang mencolok adalah anak berkembang baik selama beberapa
tahun, sebelum terjadi kemunduran tersebut menjadi sangat drastic. Bukan saja bicaranya

yang mendadak terhenti, tapi juga ia mulai menarik diri dan keterampilannya pun ikut
mundur Perilakunya menjadi sangat cuek dan juga timbul perilaku berulang-ulang dan
stereotipik. Bila melihat anak tersebut begitu saja, memang gejalanya menjadi sangat
mirip dengan autism.

Вам также может понравиться