Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
MODUL
MANAJEMEN
TEORY PORTOFOLIO
FAKULTAS EKONOMI
PENDAHULUAN
Setiap orang dalam setiap aktivitas/kegiatan
yang dilakukan atas
pendapatan yang diperolehnya selalu bertidak rasional, yaitu memaksimumkan
tujuan atas aktivitas/kegiatan yang dilakukan tersebut. Sebagai contoh seorang
anak Sekolah Dasar kelas 6 akan menonton sepak bola. Karena pendapatan orang
tuanya pas-pasan, ia hanya diberi uang untuk membeli tiket kelas terrendak yaitu di
pinggir-pinggir lapangan sepak bola.
Dalam pelaksanaannya si anak pasti
berusaha mendapatkan tempat paling depan dan bahkan ia berusaha duduk di
pagar pembatas lapangan. Mengapa demikian ? Sadar atau tidak sadar dengan
harga tiket yang terrendah tersebut dia dapat melihat jalannya sepak bola secara
cermat dan baik setiap gerakan pada pemaain sepak bola. Apa pula artinya ? Hal
itu artinya dengan dengan harga tiket terrendah dia menonton jalannya sepak bola
dengan mendapatkan kepuasan (utiliti) yang maksimum. Inti dari contoh tersebut
adalah dengan jumlah pendapatan tertentu ia akan membelanjakan pendapatannya
untuk konsumsi dengan utiliti maksimum.
Seseorang dengan jumlah pendapatan terntentu selalu dihadapkan dua
pilihan, yaitu apakah pendapatannya itu dikonsumsi sekarang semuanya atau
sebagian ditunda untuk konsumsi yang akan datang dengan harapan penundaan
konsumsi sekarang tersebut akan mendapatkan tambahan nilai konsumsi yang
akan datang sehingga memberikan tamabah utiliti. Untuk mendapatkan konsumsi
yang akan datang dengan nilai yang lebih baik, maka penundaan sebagian
pendapatan tersebut ke dalam akativa atau proses produksi yang menghasilkan
produk (produktif). Penundaan sebagian pendapatan untuk konsumsi sekarang dan
dialihkan pada hal-hal yang produktif untuk konsumsi yang akan datang disebut
sebagai kegiatan investasi dengan harapan bisa meningkatkan utility.
Permasalahan dalam konsep konsumsi dan investasi Ini adalah, berapa sebagian
pendapatan dikonsumsi sekarang dan berapa pula sebagian pendapatan
diinvestasikan agar mendapatkan utiliti sebesar-besarnya (maksimum) ? Jawaban
pertanyaan inilah yang akan dianalisis/dibahas dalam modul ini.
II. KONSUMSI
2.1 Pengertian Konsumsi
Konsumsi adalah penggunaan sumberdaya yang tersedia untuk untuk
memperoleh kepuasan atau utiliti (utility). Secara konseptual masyarakat dalam
mengkonsumdi dihadapkan pada dua pilihan, yaitu melakukan konsumsi
sekarang atau melakukan konsumsi yang akan datang (menunda konsumsi).
Bilamana masyarakat menjatuhkan pilihan menunda konsumsi sekarang, artinya
sumberdaya yang sedianya dikonsumsi dimasukkan kedalam aktiva dan diproses
sehingga menghasilkan produksi untuk konsumsi yang akan datang. Oleh karena
itu penundaan konsumsi sekarang bisa dikatakan sebagai investasi. Penundaan
konsumsi sekarang untuk kegiatan investasi dapat meningkatkan utiliti.
2.2
1)
> 0 .. 1.1
C0
MUC0
UC0
UC0
UC-1
C0
2)
=
=
=
=
=
4
Kurve hubungan antara Konsumsi sekarang
sebagaimana Gambar 1.1 berikut ini :
dengan
utilitinya
dapat dilihat
UC0
UC03
UC0 = f (C0)
UC02
UC01
C0
UC01
UC02
UC03
Ilustrasi 1
Dimisalkan seseorang mengkonsumsi suatu produk X dengan tingkat kepuasan
(utiliti) sebagai berikut :
Konsumsi (unit)
1
3
5
7
9
11
13
Utiliti (Unit)
2.5
3.4
4.1
4.6
4.9
5.1
5.1
Pertanyaan :
1) Buatlah Tabel Marginal Utility of Consumption masing-masing tingkat
konsumsi sehingga terlihat jelas dua karakteristik konsumsi tersebut
2) Bagaimana pendapat Saudara bilamana terjasi penambahan konsumsi pada
tingkat konsumsi terakhir tersebut ?
5
Jawab :
1) Tabel MUC0
Konsumsi
C0
Utriliti
UC0
C0
UC0
1
3
5
7
9
11
13
2.5
3.4
4.1
4.6
4.9
5.1
5.1
2
2
2
2
2
2
0.9
0.7
0.5
0.3
0.2
0.0
MUC0 =
UC0 / C0
0.45
0.35
0.25
0.15
0.10
0.00
2) Pada jumlah konsumsi 13 unit, tercapai kepuasan (utiliti) maksimum, dan oleh
karena itu konsumsi akan dihentikan. Bilamana dipaksa menambah, utiliti akan
menurun.
Ilustrasi-2 :
Hubungan antara Utiliti dengan konsumsi sekarang dinyatakan sebagai
UCo = -1.5 C02 + 18 C0
Pertanyaan :
1) Nyatakan Fungsi Marginal Utility of Consumptiom (MUC0)
2) Hitung tingkat kepuasan UC0 bilamana jumlah konsumsi sekarang 2 unit ,
3)
4)
5)
Jawab :
1)
Fungsi Marginal Utility of Consumption
UCo
= -1.5 C02 + 18 C0
dUC0
MUC0 =
= - 3 C0 + 18
dC0
6
2)
= -1.5 C02 + 18 C0
UCo
Untuk :
3)
C0
= 2 Unit
UC0
C0
= 3 Unit
UC0
C0
= 4 unit
UC0
= - 3 C0 + 18
Untuk :
C0
= 2 Unit
3 Unit
4 unit
Utility Makasimum
Berdasarkan fungsi UCo = -1.5 C02 + 18 C0 , Utility of Consumptiom UC0
mencapai maksimum bilamana MUC0 = 0
MUC0 = - 3 C0 + 18
0
= - 3 C0 + 18
3C0
= 18
C0
UCo
= -1.5 C02 + 18 C0
untuk C0 = 6 unit
UC0 mak = -1.5 (62 ) + 18 (6) = 54 unit
7
UC0
54,0
48,0
UC0 = - 1,5 C0 + 18 C0
40,5
30,0
MUC0 = - 3 C0 + 18
C0
C0
0
6
2
2.3 Konsumsi Sekarang, Konsumsi Yang Akan Datang, dan Total Utiliti
Selanjutnya hubungan antara Konsumsi sekarang (C0), Konsumsi yang
akan datang (C1) dan Total Utilitinya (U) digambarkan sebagai Kurve Indiferen
(Indifferent Curve) sebagaimana Gambar 1.3 berikut ini
C1
D
F
C1A
U3
C
C1B
U2
B
U1
0
C0A
C0B
C0
8
Indifferent Curve yang menggambarkan hubungan antara Konsumsi sekarang,
Konsumsi yang akan datang dan Total Utiliti. Karakteristik Inddifferent Curve
adalah :
1) Indifferent Curve merupakan lokus titik-titik kombinasi antara Konsumsi
sekarang dengan konsumsi yang akan datang yang memberikan Total Utiliti
yang sama. Sebagai contoh, pada titik A, kombinasi Konsumsi sekarang
sebanyak C0A dan Konsumsi yang akan datang sebanyak C1A , Total
Utilitinya sama dengan pada titik B yang melakukan Konsumsi sekarang
sebanyak C0B dan Konsumsi yang akan datang sebanyak C1B .
2) Dua Indifferent Curve atau lebih tidak akan berpotongan
3) Indeferent Curve dengan Total Utility yang lebih besar terletak disebelaah
atas (kanan) dari Indifferent Curve dengan Total Utility yang lebih kecil.
Gambar 1.3 menunjukkan bahwa U3 > U2 > U1 .
2.3.1 Marginal Rate of Substitution (MRS)
Marginal Rate of Substitution adalah angka yang menunjukkan tingkat
perubahan konsumsi sekarang bilamana konsumsi yang akan datang berubah
satu unit atau perubahan konsumsi yang akan datang bilamana konsumsi
sekarang berubah satu unit. Hubungan perubahan antara konsumsi sekarang
dengan perubahan konsumsi yang akan datang adalah negatif (bersubstitusi)
artinya bila konsumsi sekarang naik, maka konsumsi yang akan datang dikurangi
dan sebaliknya. Nilai negatif ini bisa dianalisis sbb. :
U
= f (C0 , C1 )
dU
dU =
dU
dC0 +
dC0
dC1
dC1
dU
= Marginal Utiliti dari Konsumsi sekarang = MUC0
dC0
dU
= Marginal Utiliti dari Konsumsi yang akan datang = MUC1
dC1
dU
9
0 = MUC0 dC0 + MUC1 dC1
MUC1 dC1 = - MUC0 dC0
MUC0 dC0
dC1
= MUC1
dC1
MUC0
= -
dC0
MUC1
10
C1
Y = r0 Co + r1 C1
C1E
U = F (C0 , C1)
C0
C0E
Pada titik singung E ini slope Kurve Indeferen (Kurve Total Utiliti) sama dengan
slope garis pendapatan.
Slope Kurve Indeferen (persamaan 1.4 ), yaitu :
dC1
MUC0
= -
dC0
MUC1
= r0 Co + r1 C1
= r0 dCo + r1 dC1
dY = 0
r0
=-
dC0
r1
11
dC1
MUC0
= -
r0
= - MRS C0, C1 = -
dC0
MUC1
MUC0
r1
r0
=
................................................................................... 1.6
MUC1
r1
MUC0 = 2 C0 + 8 C1
MUC1 = 2 C1 + 8 C0
r0
= 2 SU
r1
= 5 SU
r0
=
MUC1
r1
2 C0 + 8 C1
2
=
2 C1 + 8 C0
2 (2 C1 + 8 C0 ) = 5 (2 C0 + 8 C1 )
4 C1 + 16 C0
Modul Teory Portofolio
= 10 C0 + 40 C1
Mr. Sudy Riady
12
6 C0 = 36 C1
C0 = 6 C1
Y
= 2 C 0 + 5 C1
1700 = 12 C1 + 5 C1
17C1 = 1700
C1 = 100
C0 = 6 C1
C0 = 6 (100 )
C0 = 600
2)
2 C1 + 8 C 0
=
MUC0
2 C0 + 8 C 1
2 (100) + 8 (600)
MRTSC1,C0 =
2 (600) + 8 (100)
5000
MRTSC1,C0 =
= 2,5
2000
Jadi
untuk
menambah
1 unit
harus
3)
2 C0 + 8 C 1
=
MUC1
2 C1 + 8 C 0
2 (600) + 8 (100)
MRTSC0,C1 =
2 (100) + 8 (600)
Modul Teory Portofolio
13
2000
MRTSC0,C1 =
= 0,4
5000
Jadi
untuk
menambah
1 unit
Konsumsi sekarang,
harus mengurangi
C1
S
U2
R
C1R
U1
C1Q
C0R
C0Q
C0
14
bergeser di sepanjang kurve produksi efisien di titik R. Pendapatan untu konsumsi
sekarang berkurang menjadi C0R dan untuk konsumsi yang akan datang
(diinvestasikan) naik menjadi C1R. Dengan menambah investasi utiliti atas
kombinasi untuk konsumsi sekarang dan konsumsi yang akan datang (investasi)
naik sebagaimana tercermin pada kurve indeferen U2.
Investasi ini bisa dialokasikan dalam bentuk aktiva riel (real assets) dan
bisa dalam bentuk aktiva finansial (financial assets). Aktiva riel merupakan aktiva
berwujud (dalam bentuk pisik) dan diperdagangkan di pasar riel (real market).
Aktiva financial merupakan aktiva tidak berwujud dan berbentuk surat-surat
berharga (effek) dan valuta asing. Undang-undang No. 8 Tahun 1995 tentang pasar
modal memerinci effek meliputi :
1. Surat Pengakuan Utang
2. Surat Berharga Komersial (Commercial Paper)
3. Saham
4. Obligasi
5. Tanda Bukti Utang
6. Unit Penyertaan Kontrak Investasi Kolektif
7. Kontrak Berjangka Atas Efek
8. Setiap derivatif dari effek seperti Bukti Right (Right Issue), Warran, Opsi dan
derivatif effek lainnya.
Surat-surat berharga tersebut dikelompokkan kedalam surat-surat berharga
jangka pendek (umurnya satu tahun atau kurang) dan surat berharga jangka
panjang (umurnya lebih dari satu tahun). Valuta Asing dan surat berharga jangka
pendek diperdagangkan di Pasar Uang (Money Market) dan surat-surat berharga
jangka panjang seperti Saham dan Obligasi beserta derivatnya (Warrant, Right
Issue) diperdagangkan di Pasar Modal (Capital Market).
Analisis investasi dalam materi mata kuliah ini dikususkan pada analisis
investasi pada surat-surat berharga jangka panjang sebagaimana diperdagangkan
di Pasar Modal. Investasi pada surat-surat berharga jangka panjang harapannya
memperoleh hasil (return) baik berupa dividen, bunga dan capital gain.
Berdasarkan sumbernya, investasi dalam aktiva finansial
dalam Investasi Langsung dan Investasi Tidak Langsung.
Investasi Langsung
bilamana investor
dibedakan ke
15
a)
b)
Aktiva Finansial yang tidak diperjual belikan di Pasar Uang antara lain
Tabungan dan Deposito yang biasanya diperoleh dari Bank-Bank Komersial.
c)
Aktiva finansial yang diperjual belikan di Pasar Modal antara lain Obligasi,
Obligasi Konversi, Saham Biasa, Saham Preferen, Right Issue, Warrant dan
Reksa Dana.
Investasi Tidak Langsung bilamana investor membeli surat-surat berharga
Perusahaan Investasi yang memiliki portfolio aktiva finansial dari perusahaan lain.
Perusahaan Investasi adalah perusahaan yang menjual sahamnya ke publik dan
hasil penjualan yang diperoleh diinvestasikan kedalam portfolio (yang terdiri dari
berbagai jenis saham dan obligasi yang dibeli di Pasar Modal). Perusahaan
Investasi dapat dibedakan menjadi :
1) Unit Investment Trust (UIT), yaitu perusahaan investasi yang menerbitkan
Sertifikat Portfolio dan menjualnya ke investor. Sertifikat Portfolio ini terdiri
dari gabungan dari berbagai jenis surat berharga berpenghasilan tetap.
Investor membeli Sertifikatdan Portfolio sebesar nilai bersih total aktiva yang
tergabung dalam portfolio ditambah komisi.
Selanjutnya Investor dapat
menjual kembali kepada UIT sebesar Nilai Bersih Sertifikat (Net Asset Value
atai NAV) yang besarnya terdiri dari jumlah nilai pasar sekuritas yang
2)
3)
16
17
Gambar 2.1
Struktur Pasar Modal di Indonesia
Menteri Keuangan
BAPEPAM
Perusahaan
Efek
Lembaga
Penunjang
Pasar
Modal
Badan
Usaha
Reksa
Dana
Bursa
Efek
KDEI
Perusahaan
Efek
Lembaga
Penunjang
Pasar
Modal
PEFINDO
Profesi
Penunjang
Profesi
Penunjang
Pemodal/
Masyarakat
Efek
Agen/
Penjualan
Agen/
Sub Agen
Pasar perdana
Modal
Pasar sekunder
18
2.2 PASAR PERDANA
Pasar Perdana (Initiap Public Offering) adalah pasar di mana dilakukan
penawaran perdana pada masyarakat pemodal sekuritas baru atau tambahan
sekuritas baru dari perusahaan. Perusahaan yang baru pertama kali
memasyarakatkan sahamnya, ada beberapa tahapan
yang dilalui sebelum
melakukan IPO (UU No. 8 Th. 1995), yaitu :
1. Tahap Persiapan
2. Tahap Penyampaian Pernyataan Pendaftaran Emisi Efek
3. Tahap Penelaahan oleh BAPEPAM
4. Tahap Pernyataan Pendaftaran Emisi menjadi efektif dan Pasar Perdana
5. Pencatatan saham di Bursa Efek
19
2.2.2 TAHAP PENDAFTARAN EMISI EFEK
Tahap ini Emiten bersama-sama dengan Penjamin Emisi menyerahkan
Pernyataan Pendaftaran kepada BAPEPAM. Emiten melakukan ekspos terbatas di
hadapan pejabat BAPEPAM. Dokumen Pernyatan Pendaftaran (JakartaStock
Exchange, 1996 ) meliputi :
1. Surat Pengantar Pernyataan Pendaftaran
2. Prospektus lengkap
3. Iklan, Brosur dan Edaran
4. Dokumen-dokumen lain yang diwajibkan
5. Rencana jadual emisi
6. Konsep surat efek
7. Laporan keuangan untuk dua tahun terakhir yang telah diaudit oleh Akuntan
Publik
8. Rencana penggunaan dana (dirinci per tahun)
9. Proyeksi jika dicantumkan dalam Prospektus
10. Legal Audit
11. Legal Opinion
12. Riwayat Hidup Komisaris dan Direksi
13. Perjanjian dengan Penjamin Emisi
14. Perjanjian dengan Agen Penjualan
15. Perjanjian Penanggungan (untuk emiten obligasi)
16. Perjanjian Perwaliamanatan dengan Wali Amanat (untuk emiten obligasi)
17. Perjanjian dengan Bursa Efek
18. Penrjanjian dengan BAE tentang Pengelolaan Efek
19. Surat Pernyataan Emiten tentang kesanggupan membuat dan menyampaikan
semua laporan yang diwajibkan
20. Keterangan lainnya yang bukan merupakan bagian dadi Pernyataan
Pendaftaran seperti : NPWP, KTP Komisais dan Direksi yang diminta.
2.2.3 TAHAP PENELAHAAN OLEH BAPEPAM
Pada tahapan ini
Bapepam
melakukan penelaahan
kelengkapan
Pernyataan Pendaftaran yang disampaikan oleh emiten. Beberapa hal yang patut
diketahui (UU No. 8 Tahun 1995) adalah :
1. Pernyataan Pendaftaran dianggap lengkap pada tanggal diterimanya
Pernyataan Pendaftaran tersebut, kecuali bilamana dalam waktu 30 (tigapuluh )
hari Ketua Bapepam meminta informasi tambahan kepada emiten (Perusahaan
Publik) yang bersangkutan.
2. Dalam hal emiten memberikan tambahan dan atau perubahan informasi atas
suatu Pernyataan Pendaftaran, maka Pernyataan Pendaftaran tersebut
dianggap telah disampaikan kembali oleh Emiten kepada Bapepam secara
20
lengkap pada tanggal diterimanya
lengkap tambahan oleh Bapepam.
2)
21
4. Sebelum pasar perdana dimulai, ringkasan prospektus telah dimuat dalam surat
kabar (minimal dua surat kabar : nasional dan lokal).
5. Masa penawaran pada pasar perdana dilakukan setidak-tidaknya dalam jangka
waktu 3 (tiga) hari kerja.
6. Penawaran efek pada pasar perdana dilakukan oleh para penjamin emisi efek
dengan bantuan para agen penjualan anggota bursa yang ditunjuk oleh
penjamin emisi sebagaimana ditentukan dalam surat perjanian.
2.2.5 PENCATATAN (LISTING)
Tahap ini sebenarnya sudah diluar proses emisi. Peraturan yang berlaku
menetapkan bahwa efek harus sudah dicatatkan di bursa selambat-lambatnya 90
(sembilan puluh) hari terhitung sejak tanggal pernyataan pendaftaran telah
menjadi efektif. Proses pencatan efek di Bursa Efek sbb. :
a. Emiten mengajukan permohonan pada Bursa.
b. Bursa Efek melakukan evaluasi kesesuaian persyaratan pencatatan.
c. Persetujuan Bursa, bila memenuhi syarat yang ditentukan
d. Emiten membayar biaya pencatatan pada Bursa
e. Bursa mengumumkan pencatatan efek
f.
Efek dapat diperdagangkan di Bursa
2.2.5.1 Persyaratan Pencatatan Efek
1 ) Sarat Pencatatan Saham
a. Pernyataan pendaftaran telah dinyatakan aktif oleh Bapepam
b. Laporan keuangan telah diaudit oleh Akuntan yang terdaftar di Bapepam
dengan pendapat Wajar Tanpa Kualifikasi (WTK) pada tahun buku terakhir.
c. Saham yang tercatat minimal 1 (satu) juta lembar
d. Jumlah pemegang saham minimal 200 pemodal (1 pemodal memiliki minimal
500 saham)
e. Wajib mencatatkan seluruh sahamnya yang telah ditempatkan dan disetor
penuh (company listing)
f. Perusahaan telah berdiri dan beroperasi sekurang-kurangnya 3 tahun
g. Dalam tahun buku 2 tahun terakhir memperoleh laba bersih operasional
h. Memiliki minimal aktiva Rp. 20 milyar, modal sendiri Rp. 7,5 milyar dan modal
disetor Rp. 2 milyar
i. Kapitalisasi bagi perusahaan yang telah melakukan penawaran umum
sekurang-kurangnya Rp. 4 milyar
j. Anggota Direksi dan Komisaris memiliki reputasi yang baik
22
2) Sarat Pencatatan Obligasi
a. Pernyataan pendaftaran telah dinyatakan aktif oleh Bapepam
b. Laporan keuangan tahun buku terakhir telah diaudit oleh Akuntan yang terdaftar
di Bapepam dengan pendapat Wajar Tanpa Kualifikasi (WTK)
c. Nilai nominal obligasi yang dicatatkan minimal Rp. 25 milyar
d. Rentang waktu efektif dengan permohonan pencatatan tidak lebih dari 6 bulan
dan sisa waktu jatuh tempo obligasi sekurang-kurangnya 4 tahun
e. Perusahaan telah berdiri dan beroperasi sekurang-kurangnya 3 tahun
g. Dalam tahun buku 2 tahun terakhir memperoleh laba bersih operasional dan
tidak ada saldo rugi pada tahun buku terakhir
h. Anggota Direksi dan Komisaris memiliki reputasi yang baik
3)
a.
b.
c.
d.
23
Gambar 2.2
Prosedur Pencatatan Efek
Profesi
Penunjang
E
1
Lembaga
Penunjang
4
BAPEPAM
E
N
6
8
Penawaran Umum
(Initial Public
Offering=IPO)
Bursa Efek
9
Pasar Sekunder
24
b)
dapat dilakukan
a. Foreign Board (papan transaksi asing). Transaksi pada foreign board ini hanya
diperuntukkan antar pemodal asing dengan pemodal asing dan tidak untuk
pemodal lokal
b. Local board (papan transaksi lokal). Local board ini diperuntukkan transasi antar
pemodal lokal dengan pemodal lokal dan pemodal lokal dengan pemodal asing.
1.
2.
3.
25
1)
2)
26
4. Perdagangan saham sebagaimana desebutkan di atas menggunakan layar
monitor yang telah tersedia di bursa.
5. Penentuan harga sebagaimana dimaksud di atas dilakukan sesuai dengan
kesepakatan para pihak dengan ketentuan harga yang disepakati berada
dalam rentang 25 % di atas dan di bawah kurs terakhir pada perdagangan
reguler.
27
Gambar 2.3 Bentuk Pasar
BURSA
EFEK
PASAR REGULER
Sistem
tawar - menawar
PASAR NON
REGULER
PASAR TUNAI
Sistem Negosiasi
Sistem Negosiasi
* Perdagangan Block
Sales 200 ribu
saham
* Perdagangan OddLot < 500 saham
* Perdagangan tutup
sendiri : transaksi
jual/beli oleh satu
pialang
* Perdagangan porsi
asing : untuk saham
yang porsi asingnya
> 49 %
Dalam Pasar Modal, di samping pasar sekunder masih ada pasar lain yaitu
pasar tersier, dan pasar kuarter.
Pasar Tersier, adalah pasar surat berharga pada saat pasar sekunder tutup.
Perdagangan di pasar tersier ini diselenggarakan oleh Broker dengan cara
mempertemukan penjual dan pembeli.
Pasar Kwarter, adalah pasar surat berharga antar institusi. Pelaksanaan
dari pasar kwarter ini menggunakan jaringan komunikasi, dan penjualannya dalam
kwantitas yang besar dalam bentuk blok.
Modul Teory Portofolio
28
29
3) S-SMART Web adalah fasilitas world-wide-web di internet yang menyediakan
berbagi informasi penting
4) S-SMART Chat fasilitas komunikasi percakapan interaktif antar anggota bursa
dengan pemakai internet lainnya.
Gambar 2.4 Proses Perdagangan Saham
Investor
Beli
Investor
Jual
BURSA EFEK
Pialang
Beli
WPPE
(Pialang)
Proses
Perdagangan
WPPE
(Pialang)
Pialang
Jual
Sistem
Tawar-menawar
& Negosiasi
KDEI
Rp
Sertifikat
Saham
Penjelesaian
Transaksi
Proses
Penyelesaian
Transaksi
Pialang
Beli
Investor
Beli
Pialang
Jual
Investor
Jual
Emiten/
BAE
Keterangan :
WPPE = Wakil Perantara Pedagang Efek
KDEI = PT. Kustodian Depositori Efek Indonesia
BAE = Biro Administrasi Efek
30
5.
6.
7.
31
Oleh karena itu bilamana seorang membeli saham ingin memperoleh
dividend, maka ia harus memegang sahamnya relaatif lama, minimal satu tahun.
Namun demikian seseorang juga bisa mendapatkan dividend bila ia membeli
saham menjelang emiten membayar dividend atau istilahnya melakukan pembelian
saham pada masa cum dividend, sebaliknya seseorang yang menjual sahamnya
pada masa setelah emiten membayar dividend disebut dengan istilah
ex dividend.
Gambar 2.5 Pemodal Mendapat Dividend
2012
2013
Beli Saham
Laporan Keuangan
RUPS
Pemodal
Dividend
Laba Ditahan
Beli Saham
Rp. 250.000
Pemodal
Capital gain
Rp. 25.000
2012
(-)
Jual Saham
Rp. 275.000
2013
32
6) Total Penghasilan Investasi Saham Biasa
Bilamana pemegang saham menjualnya sahamnya minimal satu tahun
setelah dibelinya, maka total pendapatan pemegang saham sama dengan dividend
+ capital gain.
7) Risiko Investasi Saham Biasa
Risiko investasi saham biasa relatif tinggi. Risiko itu bisa berupa :
(1) tidak memperoleh dividend (dividend tidak dibayar karena perkembangan
perusahaan menurun),
(2) tida memperoleh capital gain malah sebalinya menderita caapital loss,
(3) pemegang saham biasa memperoleh klaim yang paling akhir
33
3) Imbalan Investasi Saham Preferen
Ada dua bentuk imbalan bila seseorang memiliki Saham Preferen, yaitu
Dividend dan Capital Gain. Dividend Saham Preferen cukup besar dan jumlahnya
konstan. Bilamana perusahaan berkembang dimungkinkan jumlah dividend
disesuaikan dengan penghasilan investasi surat-surat berharga lainnya dan atau
suku bunga.
Capital gain merupakan selisih positif antara harga jual dan harga beli
Saham Preferen yang bersangkutan.
4) Bagaimana dan Kapan Pemodal Mendapatkan Dividend.
Setiap tahun buku, perusahaan go public diwajibkan menyusun Laporan
Keuangan (Neraca, Laba-Rugi dan Perubahan Modal). Dari Laporan Laba-rugi bisa
dilihat pembagian laba bersih atau Net Income atau EAT yaitu laba untuk
pemegang saham. Laba ini sebagian ditahan (untuk pengembangan perusahaan)
dan sebagian dibagikan untuk membayar dividend para pemegang saham.
Besarnya Rasio Dividend terhadap Laba bersih disebut Dividend Payout Ratio
(DPR) ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Dividend Saham
Preferen dinyakan dalam persen tertentu terhadap nilai nominalnya.
2013
Laporan Keuangan
RUPS
Pemodal
Dividend
Laba Ditahan
34
Gambar 2.8 Pemodal Mendapat Dividend
Beli Saham Preferen
Rp. 250.000
Pemodal
Capital gain
Rp. 25.000
2012
(-)
Jual Saham Preferen
Rp. 275.000
2013
35
4) Bagaimana dan Kapan Pemodal Mendapatkan Bunga.
Bunga Obligasi (dalam bentuk coupon) dibayarkan pada waktu yang telah
ditetapkan. Suku bunga obligasi ada yang lebih besar dari suku bunga bank, ada
yang lebih rendah dari suku bunga bank tetapi disertai kelebihan-kelebihan tertentu,
dan ada pula obligasi yang memberikan bunga mengambang (floating interest)
Waktu pembayaran bunga obligai tergantung kausul yang ada pada sertifikat
obligasi, bisa setiap 3 bulan sekali, setiap empat bulan sekali, setiap enam bulan
sekali dan bahkan setiap tahun sekali.
5) Bagaimana dan Kapan Pemodal Mendapatkan Capital Gain.
Capital gain diperoleh bilamana pemegang obligasi menjualnya dengan
harga yang lebih tinggi dari harga saat membelinya. Capital gain juga dapat
diperoleh ketika membeli obligasi mendapatkan diskon
6) Risiko Investasi Obligasi
Risiko obligasi muncul karena pengaruh suku bunga pasar. Perkembangan
suku bunga pasar relatif sulit dipantau / diprediksi. Saat suku bunga pasar
bercenderungan meningkat nilai obligasi cenderung menurun sehingga pemegang
obligasi menderita kerugian.
Disamping menghadapi risiko sebagai akibat perubahan suku bunga pasar
yang sulit diprediksi, pemegang obligasi juga menghadapi risiko capability,
pelunasan sebelum jatuh tempo.
36
2.5.4 Investasi Dalam Obligasi Konversi
1) Pengertian Obligasi Konversi
Pengertian Obligasi Konversi sama dengan pengertian obligasi sebelumnya,
hanya dalam waktu yang ditetapkan obligasi tersebut dapat ditukar dengan Saham
Biasa dengaan persyaratan tertentu yang menjadi salah satu klausul dalam
Sertifikat Obligasi Konversi. Syarat itu mengandung :
Waktu melakukan konversi
Rasio Obligasi Konversi dibandingkan dengan Saham Biasa (misalnya 1/3,
berarti satu Obligasi Konversi dikonversi menjadi tiga Saham Biasa)
Nilai Saham Biasa hasil konversi
2) Untuk Apa Investasi Obligasi
Investasi Obligasi pada dasarnya sama dengan menabung. Perbedaannya
bilamana Obligasi Konversi dapat diperjual belikan, tetapi tanda tanda menabung
tidak dapat diperjual belikan. Keputusan melakukan dan atau tidak melakukan
konversi obligasi menjadi Saham Biasa berdasarkan berbagai pertimbangan :
Bila suku bunga Obligasi Konversi lebih tinggi dari suku bunga bank atau
perusahaan tidak membagikan dividend yang besar, maka pemegang
Oblogasi Konversi tidak perlu mengkonversikan Obligasi Konversinya.
Bila perusahaan emiten berkembang sedemikian rupa sehingga laba
perusahaan berkecenderungan meningkat dari tahun ke tahun, dan oleh
karena itu emiten memberika dividend yang lebih besar dari suku bunga
Obligasi Konversi,
maka pemegang Oblogasi Konversi lebih baik
mengkonversikan Obligasi Konversinya.
37
Waktu pembayaran bunga obligai tergantung kausul yang ada pada sertifikat
obligasi, bisa setiap 3 bulan sekali, setiap empat bulan sekali, setiap enam bulan
sekali dan bahkan setiap tahun sekali.
5) Bagaimana dan Kapan Pemodal Mendapatkan Dividend.
Dividend diperoleh bilamana Obligasi Konversinya telah dikonversi menjadi
Saham Biasa. Selanjutnya kapan pemodal memperoleh dividend setelah RUPS
tahunan dilakukan.
6) Bagaimana dan Kapan Pemodal Mendapatkan Capital Gain
a. Capital Gain diperoleh bila pemegang Obligasi Konversi menjual Obligasi
Konversinya dengan harga yang lebih tinggi dari harga belinya atau
pembelian Obligasi Konversi memperoleh diskon dan ketika jatuh tempo
memperoleh pelunasan sebesar nilai nominalnya
b. Capital gain juga bisa diperoleh ketika menjual Saham Biasa hasil konversi
dengan harga yang lebih besar dari harga perolehannya.
38
2) Untuk Apa Investasi Right Issue ?
Membeli Right Issu sama halnya membeli instrumen investasi lainnya yaitu
tak ubahnya sebagai menabung. Bedanya dengan menabung, Right Issue bisa
diperdagangkan sedang bukti menabung tidak dapat diperdagangkan.
3) Apa Imbalan Investasi Right Issue
Bilamana investor menggunakan haknya (membeli Right Issue) berarti
investor ybs membeli Saham Biasa, sehingga investasi pada Right Issue sama
dengan imblan investasi Saham Biasa, yaitu bisa memperoleh dividend dan capital
gain..
4) Bagaimana dan Kapan Pemodal Mendapatkan Dividend.
Dividend bisa diperoleh bilamana ivestor menggunakan hak Right Issue
membeli Saham Biasa baru dan tidaknya menjualnya dalam waktu relatif lama,
minimal setahun. Minimal setahun karena dalam kurun waktu tersebut emiten wajib
membagikan dividend.
5) Bagaimana dan Kapan Pemodal Mendapatkan Capital Gain.
Capital gain diperoleh investor bilamana investor yang bersangkutan menjual
Right Issue dengan harga di atas perolehannya.
Gambar 2.9 Pendapatan Capital Gain Right Issue
2012
2011
Pemodal
Beli Saham
Harga Rp.1250
2013
Capital Gain
Rp. 250
Jual Saham
Harga Rp. 1200
Harga rata-rata
Rp. 1000
Capital Gain
Rp. 200
Sumber : JSX, 1996 : Right Issue
39
6) Total Penghasilan Investasi Right Issue
Bilamana pemegang saham menjual sahamnya minimal satu tahun setelah
dibelinya, maka total pendapatan pemegang saham sama dengan dividend +
capital gain.
7) Risiko Investasi Right Issue
Pada dasarnya semua pemegang Saham Biasa (pemodal) baik yang
merealisasikan maupun yang tidak merealisasikan haknya dalam Right Issue
menanggung risiko menurunnya harga saham dan dividend. Perhatikan ilustrasi
berikut ini :
Ilustrasi 2.1
Misal total saham PT.AbC 300.000 lbr dengan harga Rp. 7000 per saham dan
per lembar saham dialokasikan dividen Rp. 800.
Dalam upaya meningkatkan modal, PT. AbC melaksanakan right issue 2 : 1, dan
telah terjual sebanyak 100.000 lbr dengan harga Rp. 4.000 per lbr.
Setelah melakukan right issue :
a. Berapa nilai Saham Biasa per lbr
b. Berapa dividen per lbr saham ?
c. Bagaimana reaksi pasar dan apa dampaknya terhadap pemegang saham ?
Jawab 2.1
Sebelum Right Issue :
Investasi Saham 300.000 lbr saham a Rp. 7000 / saham
= Rp. 2,10 m
Dividen yang diterima 300.000 lbr saham x Rp. 800 / saham = Rp. 0,24 m
Setelah Right Issue :
Investasi Saham 300.000 lbr saham a Rp. 7000 / saham
Investasi Right Issue = 100.000 lbr a Rp. 4.000
Total nilai saham
Total dividen yang diterima
=
=
=
=
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
2,10
0.40
2,50
0,24
m
m
m
m
40
2.5.6 Investasi Dalam Warrant
Tujuan emiten menerbitkan Warrant agar pemodal tertarik membeli obligasi
atau Saham Biasa yang diterbitkan oleh emiten. Misalkan terjadi kondisi suku
bunga bank tinggi. Kondisi ini membuat para pemodal lebih tertarik investasi pada
bank. Bilamana emiten menerbitkan obligasi dengan bunga yang lebih tinggi dari
bunga bank tentu akan memberatkan keuangan emiten. Sebaliknya bila bunga
obligasi yang diterbitkan lebih rendah dari suku bunga bank, tentunya tidak ada
pemodal yang rsebut. Agar para pemodal berminat investasi dalam obligasi dengan
suku bunga rendah maka penerbitan obligasi itu disertai warrant.
1) Pengertian Warrant
Warrant adalah bukti hak membeli Saham Biasa yang diterbitkan oleh emiten
yang bersangkutan pada waktu dan harga yang sudah ditentukan (tertulis di dalam
sertifikat Warrant). Umumnya warrant dijual bersama-sama dengan sekuritas lain,
misalnya bersama-sama saham atau obligasi. Penerbit Warrant harus mempunyai
Saham Biasa yang nantinya dikonversi oleh pemegang Warrant. Setelah masuk
pasar (bursa efek) saham atau obligasi yang disertai Warrant maka Obligasi,
Saham Biasa dan Warrant dapat diperjual berikan secara terpisah.
Contoh perusahaan yang menerbitkan Warrant.:
Misalnya PT. AbC menerbitkan Obligasi dengan umur jatuh tempo 5 tahun.
Setiap pemegang obligasi akan mendapatkan 2 lembar Warrant dan setian
sati lembar Warrant berhak membeli satu lembar Saham Biasa sejak akhir
tahun ke 3.
41
5) Bagaimana dan Kapan Pemodal Mendapatkan Capital Gain.
Imbalan pemegang obligasi adalah bunga (kupon), oleh karena itu begitu
pemodal membeli paket obligasi disertai Warran otomatis pemodal mendapatkan
bunga, yang dibayarkan sesuai kesepakatan : bisa bulanan, setiap 3 bulanan, 6
bulanan dst-dstnya. Obligasi yang dijual dengan disertai Warrant biasanya bunga
obligasinya lebih rendah dari suku bunga bank.
Gambar 2.10 Pendapatan Bunga Warrant
2012
2013
2014
2015
Beli
Bunga
Bunga
Tidak konversi
2015
Pemodal
Bunga
Bunga
42
7) Risiko Investasi Warrant
a. Mendpatkan bunga rendah (lebih rendah dari suku bunga bank)
b. Hilangnya kesempatan mendapatkan capital gain. Ini terjadi saat
pelaksanaan hak harga Saham Biasa lebih rendah dari harga Saham Biasa
yang telah disepakati semula
c. Menurunya EPS. Jika emiten menerbitkan warrant jumlah saham beredar
akan bertambah juka pemegang warrant menggunakan haknya dan ini akan
menurunkan EPS
43
penyertaan modal
memenuhi
kepemilikannya
kebutuhan
dana,
perusahaan
lalu
menjual
sebagian
44
2) Hak atas aktiva.
Bila perusahaan dilikuidasi, pemegang saham berhak mendapatkan aktiva. Hak
pemegang saham biasa dalam memperoleh aktiva pada urutan terakhir setelah
semua hutang, pelunasan saham preferen dipenuhi.
3)
Hak bersuara.
Pemegang saham dalam RUPS maupun rapat-rapat lain memiliki hak suara
sati untuk setiap lembar saham yang dimilikinya. Ada berbagai hak berkenaan
dengan hak suara ini antara lain :
a) Pemindahan Hak Suara.
Hak suara ini bisa dipindahkan pada pemegang saham lain dengan
membuat pernyataan pemindahan suara (proxy). Proxy ini bersifat terbatas hanya
untuk jangka waktu tertentu, dan digunakan pada kesempatan waktu tertentu, dan
umumnya pada RUPS.
b) Cummulative Voting.
Cummulative Voting adalah hak suara kumulatif. Dibeberapa negara
mengizinkan adanya cummulative voting yaitu hak suara ganda. Sebagai contoh
misalnya perusahaan akan memilih 5 orang calon anggota dewan direksi.
Seseorang yang memiliki saham 50 lembar diberi hak untuk memilih setiap
anggota direksi 50 suara, sehingga pemegang saham tersebut memiliki 250 suara.
Dengan hak cummulative voting tersebut para pemegang saham dapat
merencanakan jumlah lembar saham yang harus dipunyai bila diinginkan sejumlah
orang yang diperjuangkan untuk duduk di dewan direksi atau sebaliknya bilamana
memiliki sejumlah lembar saham tertentu, berapa orang yang bisa diperjuangkan
untuk duduk dalam dewan direksi, dengan menggunakan formulasi (Weston &
Copeland, 1992 : 934-935) sebagai berikut :
ED x N
+ 1 ..
CS =
3.1
CD + 1
CS
ED
N
CD
=
jumlah saham yang diperlukan untuk memilih sejumlah
direktur yang dikehendaki
45
Contoh 3.1.
Perusahaan ABC akan memilih 6 direktur. Jumlah outstanding common stock
100.000 lembar yang punya hak suara. Bilamana suatu kelompok ingin memilih
dua direktur, berapa saham yang harus dimiliki ?
2 x 100.000
CS =
6 + 1
( CS 1 )( CD + 1 )
..
ED =
3.2
N
Contoh 3.2
Bilamana kelompok minoritas memiliki saham biasa sejumlah 40.000 lembar
maka kelompok tersebut dapat menempatkan 2.8 calon direktur diantara 6 direktur
yang akan dipilih sebagaimana perhitungan berikut ini :
(40.000 1 )( 6 + 1 )
ED =
= 2,8
100.000
46
bisa menjadi kurang dari 50 %, dan sebaliknya seseorang yang memiliki saham
kurang dari 50 % (hak suara kurang dari 50%) maka setelah emisi baru saham
tambahan bisa memiliki lebih dari 50 %.
Kedua, untuk melindungi dilusi nilai (penurunan nilai) saham yang dimiliki
oleh pemegang saham lama. Perhatikan contoh berikut ini :
Contoh 3.3 :
PT. Asadia Tbk., memiliki saham biasa yang telah beredar 50.000 lembar dengan
harga per lembar saham Rp. 10.000. Misalkan saat ini perusahaan menerbitkan
saham baru tambahan sebesar 30.000 lembar dan bilamana tidak ada preemptive
right bagi pemegang lama, maka perusahaan bisa saja menjual saham baru
kepada pembeli baru yang harganya kurang dari harga saham sebelumnya,
misalnya Rp. 8.000 per lembar. Dengan penerbitan saham baru ini, nilai pasar
saham mengalami dilusi, sebagaimana rincian berikut ini :
Nilai saham baru = 30.000 x Rp. 8.000
Nilai saham lama = 50.000 x Rp. 10.000
= Rp. 240.000.000
= Rp. 500.000.000
= Rp. 740.000.000
80.00 lembar
= Rp. 9.250
Dengan tidak adanya preemptive right, para pembeli baru (bukan pemegang
saham lama) menjual saham yang telah dibelinya dengan harga Rp. 9.250 dan ia
akan mendapatkan keuntungan
Rp. 1.250 per lembar saham. Sebaliknya
pemegang saham lama akan mengalami penurunan kesejahteraan sebesar
Rp.
750,- per saham karena nilai sahamnya menurun dari Rp. 10.000 per lembar saham
menjadi Rp. 9.250. Peristiwa semacam ini bisa dihindari apabila para pemegang
saham lama mempunyai preemptive right, di mana dengan hak tersebut penerbitan
saham baru tidak jatuh ke tangan pembeli baru sehingga terhindar dari penjualan
saham dibawah harga pasar sebelumnya, walaupun perusahaan menjual saham
baru dibawah harga pasar saham lama kepada pemegang saham lama.
Setiap pemegang saham diberikan opsi untuk membeli saham baru yang
diterbitkan oleh perusahaan melalui penawaran hak (right offering) dengan
persyaratan tertentu yang tertuang dalam sertifikat bukti hak (right). Jumlah hak
membeli (right issue) pada pemegang saham lama tergantung pada jumlah saham
lama ding dimiliki dan jumlah saham baru yang akan diterbitkan.
47
Contoh, PT. Asadia Tbk. akan menambah modal Rp. 240.000.000 melalui
emisi baru saham biasa. Jumlah saham biasa yang beredar saat ini 90.000 lembar
dengan nilai Rp. 900.000 (nilai perlembar saham Rp. 10.000). Subscribtion Price
(harga jual saham baru) Rp. 8.000.
Dengan demikian perusahaan akan
menerbitkan 240.000.000 : 8.000 = 30.000 lembar saham baru. Berdasarkan
perhitungan di atas maka setiap 3 lembar saham lama (90.000 : 30.000) akan
mendapatkan 1 lembar right issue.
Pemegang saham biasa selalu berganti-ganti karena saham ini menjadi
komoditas yang diperdagangkan di pasar modal. Lalu siapa yang berhak
menerima bukti right ? Aturan yang berlaku yaitu bahwa yang menerima hak adalah
mereka yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham pada tanggal
tertentu yang telah ditetapkan dan diumumkan oleh perusahaan.
Sebagai contoh PT. Asadia Tbk. pada tahun buku 2007 merencanakan
mengeluarkan saham baru. Jauh sebelumnya perusahaan mengumumkan bahwa
para pemegang saham yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham
sampai dengan tanggal 18 Juli 2007 akan menerima bukti hak (right) membeli
saham baru dan akan dikirimkan tanggal tanggal 30 Agustus 2007. Tanggal
setelah tanggal 18 Juli 2007disebut tanggal tanpa hak (ex right date) dan sahamsaham yang dijual setelah tanggal 18 Juli 2008 adalah saham yang dijual tanpa
hak (ex-right). Bila transaksi terjadi sebelum atau tepat tanggal tanggal 18 Juli 2007
maka penjualan saham disebut penjualan saham dengan hak (right-on).
Apakah suatu hak memiliki nilai dan bilamana ada bagaimana cara
menentukan ? Weston & Copeland (1992 : 908-909) menyatakan bahwa bilamana
dengan hak,
berikut :
P 0 PS
Vr =
.....
3.3
n+1
di mana :
vr
P0
PS
n
=
=
=
=
48
Contoh 3.4
PT. Asadia, Tbk. yang membutuhkan tambahan dana Rp. 240.000.000 dan dengan
harga saham baru Rp. 8.000. Misal harga saham dengan hak (right-on) Rp. 10.000
per lembar, maka nilai sebuah hak (right) adalah :
10.000 8.000
Vr =
= Rp. 500
3+1
perusahaan
mengalami rugi.
1)
2)
3)
4)
5)
6)
3.4
Ada beberapa konsep nilai saham biasa, yaitu (1) nilai buku (book value),
(2) nilai nominal (par value),
(3) nilai pasar (market value), dan (4) nilai
fundamental (fundamental value) atau nilai intrinsik. Nilai buku per lembar saham
biasa adalah nilai menurut pembukuan yaitu Total Ekuitas minus nilai saham
preferen dibagi dengan jumlah lembar saham biasa yang beredar. Nilai pasar
saham adalah harga penjualan saham di pasar modal. Nilai nominal adalah nilai
49
kewajiban yang dicantumkan pada setiap lembar saham dan secara hukum
merupakan modal perusahaan.
3.5 Nilai Buku Saham Biasa
Nilai Buku per Lembar Saham Biasa (Book Value per Share = BVPS)
dirumuskan sebagai :
TA D VP
BVPS
.. 3.4
Share
atau
TE - VP
BVPS
. 3.5
Share
BVPS
TA
TE
VP
D
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
=
=
=
=
=
50
9)
Jumlah dan nilai sahan treasuri (Jumlah saham treasuri minus jumlah saham
treasuri yang dijual lembali) dikalikan dengan nilai tebusan saham treasuri.
Nilai saham treasuri mengurangi nilai ekuitas
10) Jumlah laba ditahan, yaitu Earning After Tax minus Total Dividend yang
dibagikan pada pemegang saham. Nilai laba ditahan akan menambah nilai
ekuitas.
Skema perhitungan total ekuitas perusahaan yang memiliki saham biasa
saham treasuri, dan saham preferen sebagaimana pada Gambar 2.1 :
Gambar 3.1 Skema Perhitungan Total Ekuitas Perusahaan Publik
Jml Saham
biasa beredar
Modal
Saham
Biasa disetor
Nilai nominal
Saham biasa
(+)
Laba
ditahan
(+)
Modal
disetor
(x)
Modal Saham
Pref. disetor
Nilai nominal
Saham Pref
Jml Saham
biasa beredar
(x)
Jml Agio /
Disagio
Saham Biasa
(+)
Total
Equitas
Agio / Disagio
Saham Biasa
(+)
Jml Saham Pref.
beredar
(x)
Jml. Agio /
Disagio
Saham Pref.
Tambahan/
Pengurangan Modal
disetor
(+)
(-)
Agio/disagio
Saham
Treasuri
Total Nilai
Saham
Treasuri
Agio / Disagio
Saham Pref
Jml Saham
Treasuri dijual
(x)
Agio / Disagio
Saham Treasuri
Modul Teory Portofolio
51
Contoh 3.4
PT. Asadia Dwidjaya Tbk., telah memutuskan untuk menerbitkan Saham Biasa
sebanyak 2.000.000 lembar dengan nilai nominal Rp. 4.000 per lembar dan Saham
Preferen sebanyak 150.000 lembar dengan nilai nominal
Rp. 8.000 per lembar.
Dividen saham preferen ditetaplan 8,0 %. Penerbitan pertama dilakukan pada Maret
2009 sebanyak 1.500.000 lembar saham biasa dengan total penerimaan bersih Rp.
5.700.000.000. Bulan berikutnya diterbitkan saham preferen 100.000 dengan jumlah
penerimaan bersih sebesar Rp. 1.100.000.000. Pada bulan September 2002
perusahaan membeli kembali saham biasa yang telah beredar sebanyak 250.000
lembar dengan harga pelunasan Rp. 6.000 per lembar, dan pada awal Desember
2002 dijual saham treasuri sebanyak 150.000 lembar dengan harga Rp. 9.000
per lembar. Diminta menghitung nilai buku per lembar saham iasa bilamana
Laporan Rugi-Laba tahun 2002 adalah sbb. :
PT. ASADIA DWIDJAYA, Tbk
Laporan Rugi & Laba untuk tahun berjalan yang berakhir 31 Desember 2002
(Rp. 000)
1. Penerimaan penjualan .
2. Harga pokok penjualan .
6.300.000
4.080.000
2.220.000
124.000
2.096.000
200.000
1.896.000
276.000
1.620.000
120.000
1.500.000
700.000
800.000
52
Jawab 3.4
1. Modal disetor :
a. Nilai modal saham biasa
= 1.500.000 x Rp. 4000 = Rp.
b. Nilai modal saham preferen = 100.000 x Rp. 8000 = Rp.
Total nilai modal saham biasa dan saham preferen
= Rp.
6.000.000.000
800.000.000
6.800.000.000
( Rp. 300.000.000 )
Rp. 300.000.000
Rp. 450.000.000
= Rp.
450.000.000
3.
Modal disetor
= Rp. 7.250.000.000
4.
Laba ditahan
= Rp.
5.
= Rp. 8.050.000.000
=( Rp.
7.
Total ekuitas
= Rp. 7.450.000.000
800.000.000
600.000.000)
= Rp.
6.178,57
53
3.6.1
D
P0
+
(1 + k)
P0 =
D
+ . +
(1 + k)
3.6
3.7
(1 + k)
+
(1 + k)
+
t
(1 + k)
Pt
t =1
Pt
(1 +k)
di mana :
P0 = nilai saham tahun 0
Pt = perkiraan harga saham tahun t
D = dividen per tahun
k = opprortunity cost of capital, biasanya digunakan tingkat bunga (%)
54
Contoh 3.5
Misalnya seseorang memiliki saham PT. Pilar Mas Tbk. Dividen per tahun yang
diterimanya adalah Rp. 400 dan suku bunga (sebagai ukuran cost of capital)
adalah 15 %. Bilamana Harga saham saat dibeli adalah Rp. 25.000, berapakan
perkiraan nilai intrinsik per lembar pada akhir tahun ke 2 ?
Jawab 3.5 :
1 (1 + 0,15)-2
25.000
+ (1 + 0,15)-2 P2
= 400
0,15
25.000
P0 =
D0 (1+g)
(1 +k)
D0 (1+g)2
(1+k)
+ +
D0 (1+g) t
(1+k)
Pt
.................... 3.8
(1+k)
Atau
n
P0 =
D0 (1 + g)t (1 + k) -t
t=1
55
Contoh 3.6
Dimisalkan seseorang memiliki saham yang memberikan dividen awal adalah Rp.
500 dengan pertumbuhan 5 %/tahun. Bilamana harga beli saham pada awal
kepemilikan adalah Rp. 20.000, berapa perkiraan nilai saham pada akhir tahun ke
tiga bila discount rate 15 %?
Jawab 3.6
500 (1 + 0,05)2
500 (1 + 0,05)
20.000
+
(1 + 0,15)2
(1 + 0,15)
20.000
0,7561 P2
= 19.126,66
P2
456,54 + 416,80 +
P2
+
(1 + 0,15)2
0,7561 P2
Rp. 25.296,65
..
3.10
...
3.11
Contoh 3.7
PT. Pualam Tbk suatu perusahaan publik yang telah memasyarakatkan sahamnya
sebanyak 5 juta lembar saham. Laporan rugi laba tahun 2010 adalah sebagai
berikut :
56
PT. Pualam Tbk
Rugi Laba untuk periode berjalan hingga 31 Desember 2010
(Rp. juta)
1
2
3
4
5
6
7
9
10
Penerimaan penjualan ..
Biaya variabel .....
Kontribusi Marjin (KM) ..........
Biaya tetap ....
Earning Before Interest and Tax (EBIT) ...
Interest expense .....
Earning Before Tax (EBT) ....
Income tax 20 % .....
Earning After Tax (EAT) ...
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
5.000,00
2.000,00
3.000,00
1.000,00
2.000,00
250,00
1.750,00
350,00
1.400,00
Rp. 3.750,00
4
5
6
7
9
10
11
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
1.000,00
2.750,00
250,00
2.500,00
500,00
2.000,00
1.200,00
Mr. Sudy Riady
57
DPS
DY
3.6.3
PER =
Earning per share (EPS)
P
PER
= REP x EPS
= Price Earning Ratio
Penerimaan penjualan ..
Biaya variabel .
Kontribusi Marjin (KM) ..
Biaya tetap ..
Earning Before Interest and Tax (EBIT) ........
Interest expense ...
Earning Before Tax (EBT) ..
Income tax 20 % ...
Earning After Tax (EAT) ..
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
5.000,00
2.000,00
3.000,00
1.000,00
2.000,00
250,00
1.750,00
350,00
1.400,00
58
Pada tahun 2011 diperkirakan penjualan naik 25 %. Berapakah perkiraan harga
saham PT. Pualam Tbk pada tahun 2011 bilamana :
* Nilai saham saat ini (2010) adalah Rp. 2.100
* Dividend Payout Ratio (DPR) konstan yaitu 60 %
* Harga biaya produk per unit konstan
* PER2011 sama denhan PER2010
Jawab 3.8 :
Menghitung PER :
EPS = Rp. 1.400,00 juta : 5 juta = Rp. 280,00
PER = P10/EPS10 = Rp. 2.100 / Rp. 280 = 7,5 kali.
Mengestimasi EPS11 :
Untuk mengestimasi EAT digunakan metode perkiraan rugi laba tahun 2011. Dari
laporan R/L tahun 2010, dan dengan kenaikan penjualan sebesar 25 % pada
tahun 2011, maka estimasi R/L tahun 2011 sbb. :
PT. Pualam Tbk
Perkiraan Rugi Laba untuk periode berjalan hingga 31 Desember 2011
(Rp. juta)
Pene
1
Penerimaan penjualan 1,25 x Rp. 5.000,00 ..
Rp. 6.250,00
Rp. 2.500,00
Rp. 3.750,00
4
5
6
7
9
10
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
1.000,00
2.750,00
250,00
2.500,00
500,00
2.000,00
59
3.6.4
3.15
Market Value of Equity
Sesuai dua asumsi di atas, maka pendapatan pemegang saham sama dengan
Net Operating Income (NOI) dikurangi pembayaran bunga pinjaman (B),
sehingga formulasi 1.1 dapat ditulis menjadi :
NOI - B
Ce =
... 3.16
Market Value of Equity
.... 3.17
Value of Firm
60
Contoh 3.10
PT. ABMX Tbk., memiliki data keuangan akhir tahun 2004 sebagai berikut :
* Debt (annual interest 12,5 %) . Rp. 3.400 juta
* Net Operating Income (NOI) Rp. 2.000 juta
* Equity Capitalization Rate (Ce) ..
15 %
Berapa nilai saham perusahaan, bilamana julah saham biasa 3 juta lembar ?
Jawab 3.10
* Net Operating Income ..
* Interset expense 12,5 % x Rp. 3400 juta .
* Income to stock holder
* Market value of equity = 1575/0,15 .
Nilai saham per lembar = Rp. 10.500 juta / 3 juta = Rp. 3.500
Contoh 3.11
PT. Hipotetik Tbk., memiliki data keuangan akhir tahun 2001 sebagai berikut :
* Debt (annual interest 12,5 %) ..
Rp. 3.400 juta
* Net Operating Income (NOI)
Rp. 2.000 juta
* Firm capitalization ...
14,38 %
Berapa firm value
Jawab 3.11
* Firm value = NOI/CO = 2.000/0,1438 ..
Rp.
3.400 juta