Вы находитесь на странице: 1из 60

24 MARET 2014

MODUL
MANAJEMEN
TEORY PORTOFOLIO
FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ISLAM MALANG

KONSUMSI DAAN INVESTASI


I.

PENDAHULUAN
Setiap orang dalam setiap aktivitas/kegiatan
yang dilakukan atas
pendapatan yang diperolehnya selalu bertidak rasional, yaitu memaksimumkan
tujuan atas aktivitas/kegiatan yang dilakukan tersebut. Sebagai contoh seorang
anak Sekolah Dasar kelas 6 akan menonton sepak bola. Karena pendapatan orang
tuanya pas-pasan, ia hanya diberi uang untuk membeli tiket kelas terrendak yaitu di
pinggir-pinggir lapangan sepak bola.
Dalam pelaksanaannya si anak pasti
berusaha mendapatkan tempat paling depan dan bahkan ia berusaha duduk di
pagar pembatas lapangan. Mengapa demikian ? Sadar atau tidak sadar dengan
harga tiket yang terrendah tersebut dia dapat melihat jalannya sepak bola secara
cermat dan baik setiap gerakan pada pemaain sepak bola. Apa pula artinya ? Hal
itu artinya dengan dengan harga tiket terrendah dia menonton jalannya sepak bola
dengan mendapatkan kepuasan (utiliti) yang maksimum. Inti dari contoh tersebut
adalah dengan jumlah pendapatan tertentu ia akan membelanjakan pendapatannya
untuk konsumsi dengan utiliti maksimum.
Seseorang dengan jumlah pendapatan terntentu selalu dihadapkan dua
pilihan, yaitu apakah pendapatannya itu dikonsumsi sekarang semuanya atau
sebagian ditunda untuk konsumsi yang akan datang dengan harapan penundaan
konsumsi sekarang tersebut akan mendapatkan tambahan nilai konsumsi yang
akan datang sehingga memberikan tamabah utiliti. Untuk mendapatkan konsumsi
yang akan datang dengan nilai yang lebih baik, maka penundaan sebagian
pendapatan tersebut ke dalam akativa atau proses produksi yang menghasilkan
produk (produktif). Penundaan sebagian pendapatan untuk konsumsi sekarang dan
dialihkan pada hal-hal yang produktif untuk konsumsi yang akan datang disebut
sebagai kegiatan investasi dengan harapan bisa meningkatkan utility.
Permasalahan dalam konsep konsumsi dan investasi Ini adalah, berapa sebagian
pendapatan dikonsumsi sekarang dan berapa pula sebagian pendapatan
diinvestasikan agar mendapatkan utiliti sebesar-besarnya (maksimum) ? Jawaban
pertanyaan inilah yang akan dianalisis/dibahas dalam modul ini.

Modul Teory Portofolio

Mr. Sudy Riady

II. KONSUMSI
2.1 Pengertian Konsumsi
Konsumsi adalah penggunaan sumberdaya yang tersedia untuk untuk
memperoleh kepuasan atau utiliti (utility). Secara konseptual masyarakat dalam
mengkonsumdi dihadapkan pada dua pilihan, yaitu melakukan konsumsi
sekarang atau melakukan konsumsi yang akan datang (menunda konsumsi).
Bilamana masyarakat menjatuhkan pilihan menunda konsumsi sekarang, artinya
sumberdaya yang sedianya dikonsumsi dimasukkan kedalam aktiva dan diproses
sehingga menghasilkan produksi untuk konsumsi yang akan datang. Oleh karena
itu penundaan konsumsi sekarang bisa dikatakan sebagai investasi. Penundaan
konsumsi sekarang untuk kegiatan investasi dapat meningkatkan utiliti.
2.2
1)

Hubungan Konsumsi Sekarang dengan Utiliti


Teori konsumsi mengasumsikan bahwa :
Setiap individu cenderung menyukai konsumsi yang lebih dari pada
konsumsi yang kurang, sehingga dengan demikian utility marjinal dari
konsumsi (marginal utility of consumption) bernilai positif. Dalam kontek
konsumsi sekarang, marginal utility of consumption adalah pertambahan
utility untuk setiap pertambahan 1 unit konsumsi sekarang dirumuskan
sebagai :
UC0
MUC0

> 0 .. 1.1

C0
MUC0
UC0
UC0
UC-1
C0
2)

=
=
=
=
=

Marginal Utility of Consumption sekarang


Perubahan konsumsi sekatang = U(K0) U(K-1
Utiliti konsumsi sekarang
Utiliti konsumsi sebelumnya
Perubahan konsumsi sekanag = C0 C-1

Marginal Utility of Consumption sifatnya semakin menurun (diminishing


Marginal Utility of Consumption) dengan kata lain pertambahan konsumsi
sekarang menyebabkan bertambahnya utiliti yang semakin menurun.
MUC0 > MUC1 > MUC2 ......... > MUCn ......................................... 1.2

Modul Teory Portofolio

Mr. Sudy Riady

4
Kurve hubungan antara Konsumsi sekarang
sebagaimana Gambar 1.1 berikut ini :

dengan

utilitinya

dapat dilihat

UC0

UC03

UC0 = f (C0)

UC02
UC01

C0
UC01

UC02

UC03

Gambar 1.1 Hubungan antara Konsumsi sekarang


dengan utiliti (Kurve Konsumsi)

Ilustrasi 1
Dimisalkan seseorang mengkonsumsi suatu produk X dengan tingkat kepuasan
(utiliti) sebagai berikut :
Konsumsi (unit)
1
3
5
7
9
11
13

Utiliti (Unit)
2.5
3.4
4.1
4.6
4.9
5.1
5.1

Pertanyaan :
1) Buatlah Tabel Marginal Utility of Consumption masing-masing tingkat
konsumsi sehingga terlihat jelas dua karakteristik konsumsi tersebut
2) Bagaimana pendapat Saudara bilamana terjasi penambahan konsumsi pada
tingkat konsumsi terakhir tersebut ?

Modul Teory Portofolio

Mr. Sudy Riady

5
Jawab :
1) Tabel MUC0
Konsumsi
C0

Utriliti
UC0

C0

UC0

1
3
5
7
9
11
13

2.5
3.4
4.1
4.6
4.9
5.1
5.1

2
2
2
2
2
2

0.9
0.7
0.5
0.3
0.2
0.0

MUC0 =
UC0 / C0
0.45
0.35
0.25
0.15
0.10
0.00

2) Pada jumlah konsumsi 13 unit, tercapai kepuasan (utiliti) maksimum, dan oleh
karena itu konsumsi akan dihentikan. Bilamana dipaksa menambah, utiliti akan
menurun.
Ilustrasi-2 :
Hubungan antara Utiliti dengan konsumsi sekarang dinyatakan sebagai
UCo = -1.5 C02 + 18 C0
Pertanyaan :
1) Nyatakan Fungsi Marginal Utility of Consumptiom (MUC0)
2) Hitung tingkat kepuasan UC0 bilamana jumlah konsumsi sekarang 2 unit ,
3)

4)
5)

3 unit dan 4 unit ?


Berapa Marginal Utility of Consumption pada masing-masing jumlah konsumsi
sebagaimana pertanyaan 2. Berdasarkan hasil hitungan ini, apakah Fungsi
Utility of Consumption UCo = -1.5 C02 + 18 C0 memenuhi asumsi kedua dari
konsumsi individu ? Jelaskan
Berapa jumlah konsumsi yang menghasilkan utiliti maksimum ? Berapa utiliti
maksimum tersebut ?
Gambar Gafiknya

Jawab :
1)
Fungsi Marginal Utility of Consumption
UCo

= -1.5 C02 + 18 C0
dUC0

MUC0 =

= - 3 C0 + 18
dC0

Modul Teory Portofolio

Mr. Sudy Riady

6
2)

= -1.5 C02 + 18 C0

UCo
Untuk :

3)

C0

= 2 Unit

UC0

= -1,5 (22) + 18 (2) = 30 unit

C0

= 3 Unit

UC0

= -1,5 (32) + 18 (3) = 40,5 unit

C0

= 4 unit

UC0

= -1,5 (42) + 18 (4) = 48 unit

Marginal Utility of Consumption : MUC0


MUC0

= - 3 C0 + 18

Untuk :

C0

= 2 Unit

MUC0 = -3 (2) + 18 = 12 unit


C0

3 Unit

MUC0 = -3 (3) + 18 = 9 unit


C0

4 unit

MUC0 = -3 (4) + 18 = 6 unit


4)

Utility Makasimum
Berdasarkan fungsi UCo = -1.5 C02 + 18 C0 , Utility of Consumptiom UC0
mencapai maksimum bilamana MUC0 = 0
MUC0 = - 3 C0 + 18
0

= - 3 C0 + 18

3C0

= 18

C0

UCo

= -1.5 C02 + 18 C0

untuk C0 = 6 unit
UC0 mak = -1.5 (62 ) + 18 (6) = 54 unit

Modul Teory Portofolio

Mr. Sudy Riady

7
UC0
54,0
48,0

UC0 = - 1,5 C0 + 18 C0
40,5

30,0

MUC0 = - 3 C0 + 18
C0

C0
0

6
2

Gambar 1.2 Kurve Konsumsi UC0 = -1,5 C0 + 18 C0

2.3 Konsumsi Sekarang, Konsumsi Yang Akan Datang, dan Total Utiliti
Selanjutnya hubungan antara Konsumsi sekarang (C0), Konsumsi yang
akan datang (C1) dan Total Utilitinya (U) digambarkan sebagai Kurve Indiferen
(Indifferent Curve) sebagaimana Gambar 1.3 berikut ini
C1

D
F

C1A

U3

C
C1B

U2

B
U1
0

C0A

C0B

C0

Gambar 1.3 Indifferent Curve

Modul Teory Portofolio

Mr. Sudy Riady

8
Indifferent Curve yang menggambarkan hubungan antara Konsumsi sekarang,
Konsumsi yang akan datang dan Total Utiliti. Karakteristik Inddifferent Curve
adalah :
1) Indifferent Curve merupakan lokus titik-titik kombinasi antara Konsumsi
sekarang dengan konsumsi yang akan datang yang memberikan Total Utiliti
yang sama. Sebagai contoh, pada titik A, kombinasi Konsumsi sekarang
sebanyak C0A dan Konsumsi yang akan datang sebanyak C1A , Total
Utilitinya sama dengan pada titik B yang melakukan Konsumsi sekarang
sebanyak C0B dan Konsumsi yang akan datang sebanyak C1B .
2) Dua Indifferent Curve atau lebih tidak akan berpotongan
3) Indeferent Curve dengan Total Utility yang lebih besar terletak disebelaah
atas (kanan) dari Indifferent Curve dengan Total Utility yang lebih kecil.
Gambar 1.3 menunjukkan bahwa U3 > U2 > U1 .
2.3.1 Marginal Rate of Substitution (MRS)
Marginal Rate of Substitution adalah angka yang menunjukkan tingkat
perubahan konsumsi sekarang bilamana konsumsi yang akan datang berubah
satu unit atau perubahan konsumsi yang akan datang bilamana konsumsi
sekarang berubah satu unit. Hubungan perubahan antara konsumsi sekarang
dengan perubahan konsumsi yang akan datang adalah negatif (bersubstitusi)
artinya bila konsumsi sekarang naik, maka konsumsi yang akan datang dikurangi
dan sebaliknya. Nilai negatif ini bisa dianalisis sbb. :
U

= f (C0 , C1 )
dU

dU =

dU
dC0 +

dC0

dC1
dC1

dU
= Marginal Utiliti dari Konsumsi sekarang = MUC0
dC0
dU
= Marginal Utiliti dari Konsumsi yang akan datang = MUC1
dC1
dU

= MUC0 dC0 + MUC1 dC1

Sepanjang Indifferent Curve, dU = 0

Modul Teory Portofolio

Mr. Sudy Riady

9
0 = MUC0 dC0 + MUC1 dC1
MUC1 dC1 = - MUC0 dC0
MUC0 dC0
dC1

= MUC1

dC1

MUC0
= -

dC0

= - MRS C0, C1 . 1.4

MUC1

Persamaan 1.4 merupakan slope Kurve Indeferen


MRS C0 , C1 = Marginal Rate of Substitution C1 to C0 , yaitu pengurangan
konsumsi yang akan datang
dalam jumlah tertentu guna
menambah 1 unit konsumsi sekarang.
MRS C1 , C0 = Marginal Rate of Substitution C0 to C1 , yaitu pengurangan
konsumsi sekarang dalam jumlah tertentu guna menambah 1
unit konsumsi yang akan datang.

2.3.2 Kombinasi Optimal antara Konsumsi Sekarang dengan Konsumsi Yang


Akan Datang / Investasi
Kombinasi optimal antara Konsumsi sekarang dengan Konsumsi yang akan
datang/investasi terjadi karena keterbatasan pendapatan individu, harga Konsumsi
sekarang dan harga konsumsi yang akan datang. Kombinasi optimal terjadi antara
kombinasi konsumsi sekarang dengan konsumsi yang akan datang pada titik
ekuilibrium, yaitu titik singgung antara garis pendapatan (budget line) Kurve
Indeferen. Pada titik sinngung (titik ekuilibrium) ini slope Kurve Indeferen sama
dengan slope Budget Line.
Perhatikan analisis berikut ini : Dimisalkan pendapatan seseorang adalah Y
seluruhnya dibelanjakan untuk konsumsi sekarang (C0) dan Konsumsi yang akan
datang C1. Harga konsumsi sekarang adalah r0 dan harga konsumsi yang akan
datang adalah r1. Total pendapatan individu yaity Y = r0 Co + r1 C1 .
Dimisalkan fungsi Total Utili individu tersebut sebagai U = f ( C0 , C1 )
Kombinasi optimal antara Konsumsi sekarang dengan Konsumsi yang akan datant
terjadi pada titik singgung E antara garis pendapatan dengan grafik fungsi Total
Utiliti (Lihat Gambar 1.4 ).

Modul Teory Portofolio

Mr. Sudy Riady

10

C1

Y = r0 Co + r1 C1

C1E

U = F (C0 , C1)

C0
C0E

Gambar 1.4 : Kombinasi optimal ontuk konsumsi sekarang


dengan konsumsi yang akan datang

Pada titik singung E ini slope Kurve Indeferen (Kurve Total Utiliti) sama dengan
slope garis pendapatan.
Slope Kurve Indeferen (persamaan 1.4 ), yaitu :
dC1

MUC0
= -

dC0

= - MRS C0, C1 . 1.4

MUC1

Slope Garis Pendapatan :


Y
dY

= r0 Co + r1 C1
= r0 dCo + r1 dC1

diferensi sepanjang garis pendapatan = 0


0
= r0 dCo + r1 dC1
r1 dC1 = - r0 dCo
dC1

dY = 0

r0
=-

dC0

r1

Persamaan 1.5 merupakan slope garis pendapatan. Kombinasi optimal untuk


konsumsi sekarang dengan konsumsi yang akan datang bilamana slope garis
pendapatan sama dengan slope kurve indeferen (persamaan 1.4 = persamaan
1.5) atau :
Modul Teory Portofolio

Mr. Sudy Riady

11
dC1

MUC0
= -

r0
= - MRS C0, C1 = -

dC0

MUC1

MUC0

r1

r0
=

................................................................................... 1.6

MUC1

r1

Persamaan 1.6 merupakan syarat ekuilibrium konsumen dalam mengkombinasikan


pendapatannya untuk konsumsi sekarang dengan konsumsi yang akan datang
dengan menghasilkan Total Utiliti optimal
Contoh 3
Misalnya hubungan antara Konsumsi sekarang, konsumsi yang akan datang dan
Total Utiliti dinyatakan sebagai U = Co2 + 8 C0C1 + C12. Harga konsumsi
sekarang 2 SU dan harga konsumsi yang akan datang 5 SU.
Pertanyaan :
1) Bilamana pendapatan individu berjumlah 1700 SU berapa pendapatan untuk
konsumsi sekarang dan berapa untuk konsumsi yang akan datang pada saat
tercapai kombinasi optimal ?
2) Berapa konsumsi sekarang harus dikurangi untuk menambah 1 unit
konsumsi yang akan datang
3) Berapa konsumsi yang akan datang harus dikurangi untuk menambah 1 unit
konsumsi sekarang.
Jawab :
1)

= Co2 + 8 C0C1 + C12

MUC0 = 2 C0 + 8 C1
MUC1 = 2 C1 + 8 C0
r0

= 2 SU

r1

= 5 SU

Syarat kombinasi optimal :


MUC0

r0
=

MUC1

r1

2 C0 + 8 C1

2
=

2 C1 + 8 C0

2 (2 C1 + 8 C0 ) = 5 (2 C0 + 8 C1 )
4 C1 + 16 C0
Modul Teory Portofolio

= 10 C0 + 40 C1
Mr. Sudy Riady

12
6 C0 = 36 C1
C0 = 6 C1
Y

= 2 C 0 + 5 C1

1700 = 12 C1 + 5 C1
17C1 = 1700
C1 = 100
C0 = 6 C1
C0 = 6 (100 )
C0 = 600
2)

Konsumsi sekarang harus dikurangi untuk menambah 1 unit Konsumsi yang


akan datang
MUC1
MRTSC1,C0 =

2 C1 + 8 C 0
=

MUC0

2 C0 + 8 C 1

Pada saat kombinasi optimal

C0 = 600 unit dan C1 = 100 unit

2 (100) + 8 (600)
MRTSC1,C0 =
2 (600) + 8 (100)
5000
MRTSC1,C0 =

= 2,5
2000

Jadi

untuk

menambah

1 unit

Konsumsi yang akan datang,

harus

mengurangi Konsumsi sekarang sebanyak 2,5 unit

3)

Konsumsi yang akan datang harus dikurangi


konsumsi sekarang
MUC0
MRTSC0,C1 =

untuk menambah 1 unit

2 C0 + 8 C 1
=

MUC1

2 C1 + 8 C 0

Pada saat kombinasi optimal

C0 = 600 unit dan C1 = 100 unit

2 (600) + 8 (100)
MRTSC0,C1 =
2 (100) + 8 (600)
Modul Teory Portofolio

Mr. Sudy Riady

13
2000
MRTSC0,C1 =

= 0,4
5000

Jadi

untuk

menambah

1 unit

Konsumsi sekarang,

harus mengurangi

Konsumsi yang akan datang sebanyaak 0,4 unit

2.3.3 Investasi Dan Peningkatan Utiliti


Secara umum
investasi adalah kegiatan
mengorbankan
sejumlah
sumberdaya yang tersedia dikonsumsi saat ini digunakan untuk kegiatan lain
(berproduksi) di masa datang guna mendapatkan hasil yang lebih baik (efisien) dan
hasil mana digunakan untuk konsumsi yang akan datang dalam periode waktu
tertentu. Dengan kegiatan investasi ini akan meningkatkan Total Utiliti (Lihat
Gambar 2.1).

C1

S
U2
R
C1R
U1
C1Q

C0R

C0Q

C0

Gambar 2.1 Hubungan Investasi (untuk produksi yang efisien)


dengan Total Utiliti

Kurve PQRS diasumsikan sebagai lokus berbagai kesempatan berproduksi


efisien. Dimisalkan seorang individu dengan pendapatan Y membelanjakan
untuk konsumsi sekarang sebesar C0Q dan untuk konsumsi yang akan datang
sebesar C1Q dengan utiliti U1. Selanjutnya dimisalkan juga individu tersebut
memanfaatkan pendapatannya untuk imvestasi sedemikian rupa sehingga titik Q
Modul Teory Portofolio

Mr. Sudy Riady

14
bergeser di sepanjang kurve produksi efisien di titik R. Pendapatan untu konsumsi
sekarang berkurang menjadi C0R dan untuk konsumsi yang akan datang
(diinvestasikan) naik menjadi C1R. Dengan menambah investasi utiliti atas
kombinasi untuk konsumsi sekarang dan konsumsi yang akan datang (investasi)
naik sebagaimana tercermin pada kurve indeferen U2.
Investasi ini bisa dialokasikan dalam bentuk aktiva riel (real assets) dan
bisa dalam bentuk aktiva finansial (financial assets). Aktiva riel merupakan aktiva
berwujud (dalam bentuk pisik) dan diperdagangkan di pasar riel (real market).
Aktiva financial merupakan aktiva tidak berwujud dan berbentuk surat-surat
berharga (effek) dan valuta asing. Undang-undang No. 8 Tahun 1995 tentang pasar
modal memerinci effek meliputi :
1. Surat Pengakuan Utang
2. Surat Berharga Komersial (Commercial Paper)
3. Saham
4. Obligasi
5. Tanda Bukti Utang
6. Unit Penyertaan Kontrak Investasi Kolektif
7. Kontrak Berjangka Atas Efek
8. Setiap derivatif dari effek seperti Bukti Right (Right Issue), Warran, Opsi dan
derivatif effek lainnya.
Surat-surat berharga tersebut dikelompokkan kedalam surat-surat berharga
jangka pendek (umurnya satu tahun atau kurang) dan surat berharga jangka
panjang (umurnya lebih dari satu tahun). Valuta Asing dan surat berharga jangka
pendek diperdagangkan di Pasar Uang (Money Market) dan surat-surat berharga
jangka panjang seperti Saham dan Obligasi beserta derivatnya (Warrant, Right
Issue) diperdagangkan di Pasar Modal (Capital Market).
Analisis investasi dalam materi mata kuliah ini dikususkan pada analisis
investasi pada surat-surat berharga jangka panjang sebagaimana diperdagangkan
di Pasar Modal. Investasi pada surat-surat berharga jangka panjang harapannya
memperoleh hasil (return) baik berupa dividen, bunga dan capital gain.
Berdasarkan sumbernya, investasi dalam aktiva finansial
dalam Investasi Langsung dan Investasi Tidak Langsung.
Investasi Langsung

bilamana investor

dibedakan ke

membeli aktiva finansial yang

diperjual-belikan maupun yang tidak diperjual-belikan di Pasar Keuangan (Pasar


Uang, Pasar Modal dan Pasar Derivasi ).

Modul Teory Portofolio

Mr. Sudy Riady

15
a)

Aktiva finansial yang diperjual-belikan di Pasar Uang (Money Market) antara


lain Deposito Yang Dapat Dinegosiasi, Commercial Paper, Treasury Bill (di
Amerika) dan aktiva finansial jangka pendek lainnya,

b)

Aktiva Finansial yang tidak diperjual belikan di Pasar Uang antara lain
Tabungan dan Deposito yang biasanya diperoleh dari Bank-Bank Komersial.

c)

Aktiva finansial yang diperjual belikan di Pasar Modal antara lain Obligasi,
Obligasi Konversi, Saham Biasa, Saham Preferen, Right Issue, Warrant dan
Reksa Dana.
Investasi Tidak Langsung bilamana investor membeli surat-surat berharga

Perusahaan Investasi yang memiliki portfolio aktiva finansial dari perusahaan lain.
Perusahaan Investasi adalah perusahaan yang menjual sahamnya ke publik dan
hasil penjualan yang diperoleh diinvestasikan kedalam portfolio (yang terdiri dari
berbagai jenis saham dan obligasi yang dibeli di Pasar Modal). Perusahaan
Investasi dapat dibedakan menjadi :
1) Unit Investment Trust (UIT), yaitu perusahaan investasi yang menerbitkan
Sertifikat Portfolio dan menjualnya ke investor. Sertifikat Portfolio ini terdiri
dari gabungan dari berbagai jenis surat berharga berpenghasilan tetap.
Investor membeli Sertifikatdan Portfolio sebesar nilai bersih total aktiva yang
tergabung dalam portfolio ditambah komisi.
Selanjutnya Investor dapat
menjual kembali kepada UIT sebesar Nilai Bersih Sertifikat (Net Asset Value
atai NAV) yang besarnya terdiri dari jumlah nilai pasar sekuritas yang

2)

3)

tergabung di dalam Sertifikat Portfolio tersebut dikurangi biaya-biaya yang


dikeluarkan oleh UIT.
Closed-end Investment Companies (CIC), yaitu perusahaan investasi yang
hanya menjual sahamnya pada saat Initial Public Offering (IPO) dan
selanjutnya tidak menawarkan lagi tambahan lembar saham. Lembar saham
yang sudah beredar dari IPO diperdagangkan di pasar sekunder dengan
harga pasar yang berlaku di pasar sekunder (stock exchange / bursa effek).
Open-end Investment Companies (OIC). Perusahaan investasi ini dikenal
dengan perusahaan reksa dana (mutual funds). Hampir sama dengan CIC
hanya saja perusahaan ini masih menerbitkan saham baru setelah IPO.

Modul Teory Portofolio

Mr. Sudy Riady

16

PASAR MODAL DAN


SEKURITAS YANG DIPERDAGANGKAN

2.1 PASAR MODAL


Pasar Keuangan (Financial Market) dibedakan menjadi 2 type, yaitu Pasar
Uang (Money Market) dan Pasar Modal (Capital Market). Bilamana Pasar uang
memperdagangkan surat-surat berharga jangka pendek dan uang, maka Pasar
Modal Memperdagangkan surat-surat berharga jangka panjang seperti saham,
obligasi, warrant dan right issue.
Pasar Modal Indonesia yang dipayungi Undang-undang No. 8 Tahun 1995
tentang Pasar Modal, memberikan batasan Pasar Modal sebagaimana Bab I
Pasal 1 ayat 13 yang berbunyi :
Pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum
dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang
diterbitkan, serta lembaga dan profesi penunjang yang berkaitan dengan
efek.
Sedang Bursa Efek sebagai pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan
sistem dan atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli
efek pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek di antara
mereka (Bab I Pasal 1 Ayat 4.
Dalam memperdagangkan surat-surat berharga, pasar modal dibedakan ke
dalam : Pasar Primer (Pasar Perdana), Pasar Sekunder (Pasar Kedua).
Pasar Perdana, adalah perdagangan surat berharga baru yang diterbitkan
oleh emiten kepada publik (masyarakat). Dalam pasar perdana penjualan surat
berharga dari Emisi Penjamin Efek (Underwiter) ke investor.
Pasar sekunder, adalah pasar yang memperdagangkan surat-surat berharga
terjual di pasar perdana. Jadi dalam pasar sekunder perdagangan dilakukan antar
pemegang surat berharga (antar investor).
Pasar Modal di Indonesia diatur dengan Undang-Undang No. 8 Tahun 1995
tentang Pasar Modal. Struktur Pasar Modal di Indonesia sebagaimana Gambar 2.1
berikut ini :

Modul Teory Portofolio

Mr. Sudy Riady

17
Gambar 2.1
Struktur Pasar Modal di Indonesia

Menteri Keuangan

BAPEPAM

Perusahaan
Efek
Lembaga
Penunjang
Pasar
Modal

Badan
Usaha

Reksa
Dana

Bursa
Efek
KDEI

Perusahaan
Efek
Lembaga
Penunjang
Pasar
Modal

PEFINDO
Profesi
Penunjang

Profesi
Penunjang

Pemodal/
Masyarakat

Efek
Agen/
Penjualan

Agen/
Sub Agen

Pasar perdana

Modal

Pasar sekunder

Sumber : JSX, 1996 : Klinik Go Public dan Investasi


Keterangan :
KDEI
= PT. Kustodian Depositori Efek Indonesia
PEFINDO = PT. Peringkat Efek Indonesia

Modul Teory Portofolio

Mr. Sudy Riady

18
2.2 PASAR PERDANA
Pasar Perdana (Initiap Public Offering) adalah pasar di mana dilakukan
penawaran perdana pada masyarakat pemodal sekuritas baru atau tambahan
sekuritas baru dari perusahaan. Perusahaan yang baru pertama kali
memasyarakatkan sahamnya, ada beberapa tahapan
yang dilalui sebelum
melakukan IPO (UU No. 8 Th. 1995), yaitu :
1. Tahap Persiapan
2. Tahap Penyampaian Pernyataan Pendaftaran Emisi Efek
3. Tahap Penelaahan oleh BAPEPAM
4. Tahap Pernyataan Pendaftaran Emisi menjadi efektif dan Pasar Perdana
5. Pencatatan saham di Bursa Efek

2.2.1 TAHAP PERSIAPAN


Pada tahap persiapan, setelah rencana melakukan penawaran umum atau
go pubilc disetujui oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), langkah Emiten
selanjutnya adalah :
1. Mecari/menghubungi Underwriter (Penjamin Emisi), untuk pembuatan kontrak
mengenai penjaminan dan bantuan proses emisi efek.
2. Mencari / menghubungi profesi penunjang, yaitu :
a. Akuntan Publik (Auditor independen) untuk melakukan audit atas laporan
keuangan emiten untuk dua tahun terakhir
b. Notaris untuk melakukan perubahan ayat Anggaran Dasar (bila ada
perubahan), pengesyahan akta perjanjian, dan notulen-notulen rapat
c. Konsultan Hukum untuk memberikan pendapat dari aspek hukum (legal
opinion).
3. Mencari / menghubungi lembaga penunjang, yaitu untuk pembuatan kontrak
dengan :
a. Wali Amanat yang akan bertidak sebagai wakil bagi kepentingan pemegang
obligasi (bila emisi efek berupa obligasi).
b. Penanggung (Guarantor)
c. Biro Administrasi Efek (BAE) untuk bantuan pencatatan pemilikan saham
dan hak yang berkaitan dengan efek.
d. Custodian dalam upaya penyimpanan efek dan harta lainnya
4. Menghubungi Lembaga Pemeringkat Efek, untuk memperoleh peringkat efek
bilamana emisi efek berupa obligasi atau efek lainnya yang bersifat hutang.
5. Melakukan kontrak pendahuluan dengan Bursa Efek
6. Melengkapi dokumen-dokumen lainnya yang diperlukan.

Modul Teory Portofolio

Mr. Sudy Riady

19
2.2.2 TAHAP PENDAFTARAN EMISI EFEK
Tahap ini Emiten bersama-sama dengan Penjamin Emisi menyerahkan
Pernyataan Pendaftaran kepada BAPEPAM. Emiten melakukan ekspos terbatas di
hadapan pejabat BAPEPAM. Dokumen Pernyatan Pendaftaran (JakartaStock
Exchange, 1996 ) meliputi :
1. Surat Pengantar Pernyataan Pendaftaran
2. Prospektus lengkap
3. Iklan, Brosur dan Edaran
4. Dokumen-dokumen lain yang diwajibkan
5. Rencana jadual emisi
6. Konsep surat efek
7. Laporan keuangan untuk dua tahun terakhir yang telah diaudit oleh Akuntan
Publik
8. Rencana penggunaan dana (dirinci per tahun)
9. Proyeksi jika dicantumkan dalam Prospektus
10. Legal Audit
11. Legal Opinion
12. Riwayat Hidup Komisaris dan Direksi
13. Perjanjian dengan Penjamin Emisi
14. Perjanjian dengan Agen Penjualan
15. Perjanjian Penanggungan (untuk emiten obligasi)
16. Perjanjian Perwaliamanatan dengan Wali Amanat (untuk emiten obligasi)
17. Perjanjian dengan Bursa Efek
18. Penrjanjian dengan BAE tentang Pengelolaan Efek
19. Surat Pernyataan Emiten tentang kesanggupan membuat dan menyampaikan
semua laporan yang diwajibkan
20. Keterangan lainnya yang bukan merupakan bagian dadi Pernyataan
Pendaftaran seperti : NPWP, KTP Komisais dan Direksi yang diminta.
2.2.3 TAHAP PENELAHAAN OLEH BAPEPAM
Pada tahapan ini
Bapepam
melakukan penelaahan
kelengkapan
Pernyataan Pendaftaran yang disampaikan oleh emiten. Beberapa hal yang patut
diketahui (UU No. 8 Tahun 1995) adalah :
1. Pernyataan Pendaftaran dianggap lengkap pada tanggal diterimanya
Pernyataan Pendaftaran tersebut, kecuali bilamana dalam waktu 30 (tigapuluh )
hari Ketua Bapepam meminta informasi tambahan kepada emiten (Perusahaan
Publik) yang bersangkutan.
2. Dalam hal emiten memberikan tambahan dan atau perubahan informasi atas
suatu Pernyataan Pendaftaran, maka Pernyataan Pendaftaran tersebut
dianggap telah disampaikan kembali oleh Emiten kepada Bapepam secara

Modul Teory Portofolio

Mr. Sudy Riady

20
lengkap pada tanggal diterimanya
lengkap tambahan oleh Bapepam.

tambahan dan atau perubahan informasi

3. Pernyataan Pendaftaran menjadi efektif sejak ditetapkan oleh Bapepam.


Bilamana tidak ada ketetapan dari Bapepam, maka pada hari ke 45 sejak
diterimanya Pernyataan Pendaftaran dari emiten, Pernyataan Pendaftaran
tersebut secara otomatis menjadi efektif. Namun demikian dalam hal Ketua
Bapepam meminta pada emiten untuk melakukan perubahan pada hal-hal
tertentu, Pernyataan Pendaftaran tidak dapat menjadi efektif sampai dengan
tanggal diterimanya perubahan Pernyataan Pendaftaran tersebut oleh
Bapepam.
2.2.4 TAHAP PERNYATAAN PENDAFTARAN MENJADI EFEKTIF
DAN PASAR PERDANA
Tahap ini terjadi pada hari ke 45 sejak diterimanya Pernyataan Pendaftaran
atau tambahan / perubahan informasi Pernyataan Pendaftaran diterima oleh
BAPEPAM. Segera setelah Pernyataan Pendaftaran menjadi
efktif, emiten
melakukan penawaran (penjualan) efeknya langsung kepada masyarakat pada
Pasar Perdana (pasar primer). Pada umumnya dalam penawaran perdana, emiten
menyerahkan sepenuhnya kepada Underwriter. Dalam pelaksanaannya, ada 2
cara, yaitu :
1)

Underwriter (biasanya Investment Banker atau Banker Investasi) menjual


saham pada masyarakat dengan cara membeli semua saham baru yang akan
dijual ke pada masyarakat. Dengan cara ini apabila terjadi kegagalan jual,
menjadi risiko sepenuhnya Underwriter. Underwriter memperoleh keuntungan
dari spread yaitu perbedaan antara harga beli saham (dari emiten) dengan
harga jual pada masyarakat. Cara ini biasanya dilakukan pada perusahaanperusahaan yang sudah mapan.

2)

Underwriter melakukan best-effort. Dengan cara ini underwriter tidak


melakukan pembelian tetapi menyediakan jasa penjualan saham baru.
Underwriter hanya menerima komisi dalam persen tertentu yang disetujui
bersama. Risiko kegagalan jual sepenuhnya menjadi tanggungan emiten.
Cara ini biasanya dilakukan untuk perusahaan-perusahaan yang belum mapan
dan/atau perusahaan yang baru pertama menjual sahamnya pada masyarakat.

Ketentuan pokok pada penawaran umum di pasar perdana adalah :


1. Harga efek (saham) pada pasar perdana ditetapkan atas dasar kesepakatan
antara emiten dengan lembaga penjamin efek (Underwriter)
2. Ketentuan mengenai pasar perdana ditetapkan dalam perjanjian penjamin emisi
3. Penjamin emisi efek wajib menyampaikan laporan pelaksanaan kegiatan pasar
perdana kepada Bapepam selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja sebelum
tanggal pencatatan di Bursa Efek.

Modul Teory Portofolio

Mr. Sudy Riady

21
4. Sebelum pasar perdana dimulai, ringkasan prospektus telah dimuat dalam surat
kabar (minimal dua surat kabar : nasional dan lokal).
5. Masa penawaran pada pasar perdana dilakukan setidak-tidaknya dalam jangka
waktu 3 (tiga) hari kerja.
6. Penawaran efek pada pasar perdana dilakukan oleh para penjamin emisi efek
dengan bantuan para agen penjualan anggota bursa yang ditunjuk oleh
penjamin emisi sebagaimana ditentukan dalam surat perjanian.
2.2.5 PENCATATAN (LISTING)
Tahap ini sebenarnya sudah diluar proses emisi. Peraturan yang berlaku
menetapkan bahwa efek harus sudah dicatatkan di bursa selambat-lambatnya 90
(sembilan puluh) hari terhitung sejak tanggal pernyataan pendaftaran telah
menjadi efektif. Proses pencatan efek di Bursa Efek sbb. :
a. Emiten mengajukan permohonan pada Bursa.
b. Bursa Efek melakukan evaluasi kesesuaian persyaratan pencatatan.
c. Persetujuan Bursa, bila memenuhi syarat yang ditentukan
d. Emiten membayar biaya pencatatan pada Bursa
e. Bursa mengumumkan pencatatan efek
f.
Efek dapat diperdagangkan di Bursa
2.2.5.1 Persyaratan Pencatatan Efek
1 ) Sarat Pencatatan Saham
a. Pernyataan pendaftaran telah dinyatakan aktif oleh Bapepam
b. Laporan keuangan telah diaudit oleh Akuntan yang terdaftar di Bapepam
dengan pendapat Wajar Tanpa Kualifikasi (WTK) pada tahun buku terakhir.
c. Saham yang tercatat minimal 1 (satu) juta lembar
d. Jumlah pemegang saham minimal 200 pemodal (1 pemodal memiliki minimal
500 saham)
e. Wajib mencatatkan seluruh sahamnya yang telah ditempatkan dan disetor
penuh (company listing)
f. Perusahaan telah berdiri dan beroperasi sekurang-kurangnya 3 tahun
g. Dalam tahun buku 2 tahun terakhir memperoleh laba bersih operasional
h. Memiliki minimal aktiva Rp. 20 milyar, modal sendiri Rp. 7,5 milyar dan modal
disetor Rp. 2 milyar
i. Kapitalisasi bagi perusahaan yang telah melakukan penawaran umum
sekurang-kurangnya Rp. 4 milyar
j. Anggota Direksi dan Komisaris memiliki reputasi yang baik

Modul Teory Portofolio

Mr. Sudy Riady

22
2) Sarat Pencatatan Obligasi
a. Pernyataan pendaftaran telah dinyatakan aktif oleh Bapepam
b. Laporan keuangan tahun buku terakhir telah diaudit oleh Akuntan yang terdaftar
di Bapepam dengan pendapat Wajar Tanpa Kualifikasi (WTK)
c. Nilai nominal obligasi yang dicatatkan minimal Rp. 25 milyar
d. Rentang waktu efektif dengan permohonan pencatatan tidak lebih dari 6 bulan
dan sisa waktu jatuh tempo obligasi sekurang-kurangnya 4 tahun
e. Perusahaan telah berdiri dan beroperasi sekurang-kurangnya 3 tahun
g. Dalam tahun buku 2 tahun terakhir memperoleh laba bersih operasional dan
tidak ada saldo rugi pada tahun buku terakhir
h. Anggota Direksi dan Komisaris memiliki reputasi yang baik
3)
a.
b.
c.
d.

Sarat Pencatatan Reksa Dana


Reksa Dana tersebut telah memperoleh izin usaha dari Menteri Keuangan
Pernyataan Pendaftarannya telah dinyatakan efektif oleh Bapepam
Nilai nominal saham Reksa Dana yang ditawarkan minimal Rp. 10 milyar
Jumlah pepegang saham Reksa Dana (orang/badan) minimal 200 pemodal
(1 pemodal minimal memiliki 500 saham)
e. Anggota Direksi dan Komisaris memiliki reputasi yang baik
4) Sarat Pencatatan Warrant
a. Waran harus diterbitkan oleh Emiten yang sahamnya telah tercatat di Bursa
Efek
b. Pernyataan Pendaftaran atas Waran telah dinyatakan efektif oleh Bapepam
c. Setiap Waran harus memberikan hak pada pemegang Waran untuk membeli
minimal 1 saham atau kelipatannya
d. Waran yang dicatatkan memiliki masa berlaku minimal 3 tahun dan pelaksanaan
hak (konversi) atas Waran minimal 6 bulan setelah Waran diterbitkan.
e. Harga pelaksanaan hak (konversi) atas Waran maksimal 125 % dari harga
saham terakhir pada hari saat diputuskannya penerbitan Waran oleh RUPS
f. Perjanjian penerbitan Waran memuat ketentuan :
1. Perlakuan untuk Waran yang tidak dikonversi sampai jatuh tempo
2. Perlindungan pemegang Waran dari dilusi karena turunnya harga saham
akibat keputusan perusahaan.
g. Harga pelaksanaan Waran tidak menyimpang dari yang ditetapkan dalam
perjanjian penerbitan Waran
h. Sertifikat Waran diterbitkan atas nama (atas unjuk)

Modul Teory Portofolio

Mr. Sudy Riady

23
Gambar 2.2
Prosedur Pencatatan Efek

Profesi
Penunjang

E
1

Lembaga
Penunjang

4
BAPEPAM

E
N

6
8

Penawaran Umum
(Initial Public
Offering=IPO)

Bursa Efek
9

Pasar Sekunder

Sumber : JSX, 1996 : Klinik Go Public (1996)

Keterangan Gambar 2.2 :


(1) Profesi & Lembaga Penunjang membantu Emiten menyiapkan kelengkapan
dokumen
(2) Emiten mengajukan permohonan Kontrak Pendahuluan ke Bursa Efek
(3) Kontrak Pendahuluan antara Emiten dengan Bursa Efek ditandatangani
(4) Emiten mengajukan Pernytaan Pendaftaran efektif
(5) Bapepam mengeluarkan Pernyataan Pendaftaran efektif
(6) Emiten & Lembaga Penunjang Pasar Modal melakukan Penawaran Umum
(7) Emiten mengajukan permohonan pencatatan efeknya pada Bursa Efek
(8) Persetujuan pencatatan dan pengumuman di Bursa Efek
(9) Perdagangan Efek di Pasar Sekunder (di Bursa Efek)
2.2.6 DELISTING
Delisting adalah penghentian tercatatnya sesuatu efek di Bursa Efek, bisa
karena permintaan emiten sendiri dan bisa karena diputuskan oleh Bursa Efek.
Delisting diputuskan oleh Bursa Efek terlebih dahulu harus mendengarkan
pertimbangan dari Komisi Pencatatan Efek.
a)

Dalam hal delisting atas permohonan emiten sendiri, prosedurnya adalah :


Permohonan delisting diajukan 6 bulan sebelum tanggal delisting dengan
melampirkan Berita Acara RUPS

Modul Teory Portofolio

Mr. Sudy Riady

24
b)

Permohonan delisting yang dipenuhi wajib diumumkan oleh Bursa Efek


sekurang-kurangnya 30 hari sebelum tanggal delisting diberlakukan.

Pertimbangan dilakukan delisting terhadap suatu efek yang sudah tercatat di


Bursa Efek, bilamana kondisi perusahaan (emiten) yang bersangkutan mengalami
salah satu dari permasalahan berikut ini :
1. Terdapat saldo rugi 50 % dari total modal disetor dan agio dalam neraca
perusahaan pada tahun terakhir
2. Selama 3 tahun berturut-turut perusahaan tidak membayar dividen tunai (untuk
saham) dan 3 tahun berturut-turut tidak membayar bunga (untuk obligasi).
3. Jumlah modal sendiri kurang dari Rp. 500.000.000,00
4. Selama 6 bulan berturut-turut tidak terjadi transaksi untuk saham.
5. Laporan Keuangan tidak disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum dan ketentuan yang ditetapkan oleh Bapepam.
6. Melanggar ketentuan Bursa Efek dan ketentuan pasar modal.
7. Emiten dilikuidasi karena : merger, penggabungan, bangkrut, dan atau
dibubarkan.
8. Emiten dinyatakan pailit oleh Pengadilan
Emiten yang sahamnya telah delisting bilamana akan melakukan pencatatan
kembali harus memenuhi prosedur sebagaimana pencatatan efek baru.
2.3 PASAR SEKUNDER
Pelaksanaan perdagangan efek di bursa efek Indonesia
melalui :

dapat dilakukan

a. Foreign Board (papan transaksi asing). Transaksi pada foreign board ini hanya
diperuntukkan antar pemodal asing dengan pemodal asing dan tidak untuk
pemodal lokal
b. Local board (papan transaksi lokal). Local board ini diperuntukkan transasi antar
pemodal lokal dengan pemodal lokal dan pemodal lokal dengan pemodal asing.
1.
2.
3.

Transaksi perdagangan lokal, terbagi atas :


Perdagang reguler
Perdagangan non reguler
Perdagangan Tunai

2.3.1 PERDAGANGAN REGULER


Perdagangan reguler adalah perdagangan efek yang diselenggarakan
berdasarkan mekanisme pasar (auction market) yang dilakukan secara terus
menerus selama jam kerja bursa. BEJ telah beroperasi dengan Jakarta
Automated Trading System (JATS), di mana tata cara pelaksanaan perdagangan
reguler, diatur sebagai berikut :

Modul Teory Portofolio

Mr. Sudy Riady

25
1)
2)

Bursa dibuka secara resmi oleh Pimpinan Acara


Para anggota bursa wajib memasukkan Identitas Pemakai (User ID) dan
kata sandi (password) pada terminal komputer masing-masing untuk
3) Para anggota bursa wajib memasukkan kode emiten untuk menampilkan
layar monitor dan perintah-perintah lainnya
4) Perdagangan efek di Bursa Efek dilakukan dengan mencantumkan tawaran
jual/beli saham yang bersangkutan
5) Catatan tawaran jual/beli yang dapat dituliskan pada layar monitor hanya
tawaran terrendah dan tawaran beli tertinggi.
6) Kesempatan untuk melakukan perdagangan efek diprioritaskan kepada
angota bursa yang lebih dahulu mengajukan tawaran jual/beli atas efek.
7) Pembentukan kurs berikutnya dapat dilakukan setelah alokasi pada kurs yang
terjadi sebelumnya telah selesai dilaksanakan.
8) Anggota bursa tidak diperkenankan
membentuk kurs dengan
cara
melakukan transaksi tutup tersendiri
9) Transaksi tutup sendiri hanya dapat dilakukan oleh anggota bursa pada
waktu yang ditentukan oleh Pengurus Bursa dengan berpedoman pada kurs
yang telah terjadi sebelum transaksi tutup sendiri yang bersangkutan
dilakukan.
10) Bilamana pada hari bursa yang bersangkutan tidak terjadi kurs baru, maka
anggota bursa dapat melakukan transaksi tutup sendiri pada kurs akhir
yang terjadi pada hari bursa sebelumnya.
2.3.2 PERDAGANGAN NON REGULER
Perdagangan bukan reguler terdiri atas : Block-Sales, yaitu transaksi
perdagangan yang lebih dari 10.000 lembar saham dan Odd-Lot, yaitu transaksi
perdagangan yang sama atau kurang dari 500 lembar saham. Tata cara
perdagangan efek bukan reguler diatur sebagai berikut :
1. Dilakukan pada jam kerja bursa
2. Perdagangan dalam jumlah besar (block-trading) dapat dilakukan minimal
10.000 lembar saham
3. Perdagangan di bawah standar lot (odd-lot) dilakukan dengan cara :
a. Perdagangan saham odd-lot dealer dilakukan untuk meningkatkan likuiditas
saham dalam jumlah kecil
b. Pengurus bursa dapat menunjuk anggota bursa tertentu yang tersedia
bertindak sebagai odd-lot dealer untuk meningkatkan likuiditas saham
dalam jumlah kecil
c. Dalam melakukan pembelian dan penjualan, odd-lot dealer dapat
menetapkan harga dalam batas maksimum 6 persen di atas (untuk jual)
dan di bawah (untuk beli) dari kurs terakhir di pasar reguler.
d. Pada setiap harga jual atau beli yang telah ditetapkan, odd-lot dealer
wajib membeli atau menjual efek yang bersangkutan
e. Odd-lot dealer dapat membeli/menjual langsung dari/kepada nasabah
dan wajib dilaporkan kepada bursa

Modul Teory Portofolio

Mr. Sudy Riady

26
4. Perdagangan saham sebagaimana desebutkan di atas menggunakan layar
monitor yang telah tersedia di bursa.
5. Penentuan harga sebagaimana dimaksud di atas dilakukan sesuai dengan
kesepakatan para pihak dengan ketentuan harga yang disepakati berada
dalam rentang 25 % di atas dan di bawah kurs terakhir pada perdagangan
reguler.

2.3.3 Perdagangan Tunai


Perdagangan tunai
muncul bilamana
anggota bursa
jual gagal
menyerahkan efek pada hari kelima (t + 4) dan atau anggota bursa beli gagal
membayar pada hari bursa kelima (t+4). Perdagangan tunai ini dilaksanakan
dengan penyerahan seketika (cash and carry) yang dapat dilakukan dengan
negosiasi langsung antar anggota bursa pada jam kerja bursa efek.
Tata cara perdagangan tunai adalah sebagai berikut :
1) Setiap anggota bursa jual yang gagal menyerahkan efek pada hari bursa (t+4)
atau hari kelima, anggota bursa jual ybs wajib membeli efek yang sama
dengan harga yang tersedia di pasar tunai dalam dua hari bursa terhitung
sejak hari jatuh tempo penyelesaian transaksi (t+5 s/d t+6). Pada hari yang
sama surat efek tersebut diserahkan kepada anggota bursa beli berikut
denda keterlambatan penyerahan surat efek.
2) Setiap anggota bursa beli yang gagal membayar pada hari kelima (t+4), diberi
kesempatan untuk menyelesaikan kewajibannya selama dua hari bursa (t+5
s/d t+6) berikut dengan pembayaran surat efek dan pada saat pembayaran
dilakukan oleh anggota bursa beli, maka
anggota bursa jual
wajib
menyerahkan surat efeknya.
3) Pelaksanaan perdagangan tunai sebagaimana ad 1 dan ad 2 wajib
dilaporkan pada bursa selambat-lambatnya pada hari bursa kedelapan (t+7)
jam 09.00.
5) Selama kewajiban anggota bursa jual dan atau anggota bursa beli belum
menyelesaikan kewajibannya, mereka tidak diperkenankan melakukan kegiatan
transaksi baik di pasar reguler maupun di pasar non reguler
4) Anggota bursa jual/beli dapat melakukan kegiatan transaksi efek di pasar
reguler maupun non reguler setelah mereka dapat menyelesaikan
kewajibannya dan telah melaporkan kepada bursa.

Modul Teory Portofolio

Mr. Sudy Riady

27
Gambar 2.3 Bentuk Pasar

BURSA
EFEK

PASAR REGULER

Sistem
tawar - menawar

* Saham dalam satuan


perdasgangan Lot
(Lot = 500 saham)
* Pergerakan harga kelipatan Rp. 25 maksimum Rp. 200
* Transaksi terjadi berdasarkan prioritas
harga dan waktu

PASAR NON
REGULER

PASAR TUNAI

Sistem Negosiasi

Sistem Negosiasi

* Perdagangan Block
Sales 200 ribu
saham
* Perdagangan OddLot < 500 saham
* Perdagangan tutup
sendiri : transaksi
jual/beli oleh satu
pialang
* Perdagangan porsi
asing : untuk saham
yang porsi asingnya
> 49 %

Untuk pialang yang


gagal menyelesaikan
transaksi pada pasar
reguler/non reguler
pada hari kelima (t+4)

Sumber : JSX, 1996 : Klinik Go Public

Dalam Pasar Modal, di samping pasar sekunder masih ada pasar lain yaitu
pasar tersier, dan pasar kuarter.
Pasar Tersier, adalah pasar surat berharga pada saat pasar sekunder tutup.
Perdagangan di pasar tersier ini diselenggarakan oleh Broker dengan cara
mempertemukan penjual dan pembeli.
Pasar Kwarter, adalah pasar surat berharga antar institusi. Pelaksanaan
dari pasar kwarter ini menggunakan jaringan komunikasi, dan penjualannya dalam
kwantitas yang besar dalam bentuk blok.
Modul Teory Portofolio

Mr. Sudy Riady

28

2.4 JATS DAN S-MART


JATS atau Jakarta Automated Trading System merupakan sistem
perdagangan efek secara otomatis dengan menggunakan perangkat komputer.
JATS mulai dioperasikan di BEJ pada tanggan 22 Mei 1995. Jaringan
komunikasi JATS meliputi komponen 1) Trading Engine dan 2) Traders
Workstation dan 30 Gateway (Jogiyanto, 2003 : 43 46)
1) Trading Engine, yaitu komputer sebagai pusat pengolah data, dengan tugas :
a. menerima dan memproses order dari komputer broker (traders workstation)
b. Mempertemukan order pembelian dan order penjualan.
2) Traders Workstation, yaitu yang terdiri dari sejumlah terminal komputer
komputer untuk masing-masing broker di lantai bursa. Dengan Traders
Workstation, broker melakukan kegiatan-kegiatan antara lain :
a. mencatat dan mempresentasikan order beli dan order jual dari investor
b. mengamati aktivitas pasar seperti harga dan violume penjualan saham,
Market Index, dan lain-lain yang berkenaan dengan perdagangan efek.
c. mengamati status order dan membacakan status dari transaksi yang sudah
selesai.
d. menerima informasi tentang kegiatan perusahaan yang bersangkutan
e. menerima berita dan pengumuman dari BEJ, dan menyebarkan pada
pembeli maupun penjual efek
f. meletakkan pemberitahuan untuk
g. melaporkan hasil transaksi non reguler
3) Gateway, yaitu seperaangkat komputer yang menghubungkan komputer brokers
(traders workstation) dengan trading engine
Bursa Efek Surabaya (BES) tidak ketinggalan melakukan otmatisasi dalam
perdagangan efek. Surabaya Market Information & Automated Remote Trading
(S-SMART) mulai dioperasikan pada 19 September 1996 dan diumumkan secara
luas (terbuka) pata tanggal 10 Maret 1997. Dalam pelaksanaan transaksi efek ini,
S-SMART diintegrasikan dengan JATS dan
Kliring Deposit Efek Indonesia
(KDEI). Berbagai fasilitas pada S-SMART (Jogiyanto, 2003 : 47) adalah :
1) Trader Workplace, yaitu sarana akses langsung ke lantai bursa dengan
komputer oleh anggota bursa atau broker atau Wakil Perantara Pedagang Efek
(WPPE) dari kantor mereka masing-masing (remote trading). Dengan demikian
mereka tidak harus melakukan transaksi di lantai bursa.
Berdasarkan segmentasi transaksinya, Trade Workplace dibagi menjadi :
a. pasar kesatu meliputi S-SMART 500 untuk perdagangan reguler, non
reguler dan derivatif dan S-SMART FIS untuk perdagangan obligasi
b. pasar kedua yaitu sistem S-SMART 100 untu perdagangan odd lot
2) S-SMART Mail adalah sarana surat elektronik (e-mail)

Modul Teory Portofolio

Mr. Sudy Riady

29
3) S-SMART Web adalah fasilitas world-wide-web di internet yang menyediakan
berbagi informasi penting
4) S-SMART Chat fasilitas komunikasi percakapan interaktif antar anggota bursa
dengan pemakai internet lainnya.
Gambar 2.4 Proses Perdagangan Saham
Investor
Beli

Investor
Jual

BURSA EFEK

Pialang
Beli

WPPE
(Pialang)

Proses
Perdagangan

WPPE
(Pialang)

Pialang
Jual

Sistem
Tawar-menawar
& Negosiasi

KDEI
Rp

Sertifikat
Saham

Penjelesaian
Transaksi

Proses
Penyelesaian
Transaksi
Pialang
Beli

Investor
Beli

Pialang
Jual

Investor
Jual

Emiten/
BAE

Sumber : JSX , 1996 : Klinik Go Public

Keterangan :
WPPE = Wakil Perantara Pedagang Efek
KDEI = PT. Kustodian Depositori Efek Indonesia
BAE = Biro Administrasi Efek

2.5 INVESTASI SEKURITAS DI PASAR MODAL / BURSA EFEK


Sekuritas yang diperdagangkan di Pasar Modal adalah sekuritas jangka
panjang, meliputi :
1.
Saham Biasa (selanjutnya disebut Saham ),
2.
Saham preferen,
3.
Obligasi,
4.
Obligasi konversi
Modul Teory Portofolio

Mr. Sudy Riady

30
5.
6.
7.

Right Issue (derivat saham)


Warrant (derivat obligasi)
Reksa Dana

2.5.1 Investasi Dalam Saham Biasa


Saham Biasa merupakan sekurias jangka panjang yang paling banyak
dikenal di masyarakat dan paling menarik bagi para pemilik modal. Oleh karena itu
Saham Biasa paling banyak digunakan oleh emiten (perusahaan yang menerbitkan
saham) untuk menarik dana masyarakat.
1) Pengertian Saham Biasa
Secara sederhana Saham Biasa dapat didifinisikan sebagai tanda
penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan. Wujud
dari Saham Biasa adalah selembar kertas (sertifikat) yang menerangkan bahwa
pemilik sertifikat tersebut adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan Saham
Biasa tersebut.
2) Untuk Apa Investasi Saham Biasa ?
Membeli (memiliki) Saham Biasa tidak ubahnya menabung : bisa dalam
bentuk simpanan di bank (deposito), beli tanah, beli apartemen dan pilihan
menabung lainnya. Pilihan alat investasi ini tergantung pada imbalan yang akan
diterima. Bilamana deposito memberikan bunga 8 % per tahun dan Saham Biasa
mampu memberikan pendapatan 10% per tahun, maka pemodal akan lebih tertarik
investasi ke dalam Saham Biasa dari pada Deposito
3) Imbalan Investasi Saham
Ada dua bentuk imbalan bila seseorang memiliki Saham Biasa, yaitu
Dividend dan Capital Gain. Penghasilan Saham Biasa tersebut sangat dipengaruhi
oleh perkembangan perusahaan. Semakin perusahaan berkembang, semakin besar
laba perusahaan dan dimungkinkan semakin besar dividend yang diperoleh dan
semakin meningkat pula nilai pasar Saham Biasa sehingga capital gain semakin
besar.
4) Bagaimana dan Kapan Pemodal Mendapatkan Dividend.
Setiap tahun buku, perusahaan go public diwajibkan menyusun Laporan
Keuangan (Neraca, Laba-Rugi dan Perubahan Modal). Dari Laporan Laba-rugi bisa
dilihat pembagian laba bersih atau Net Income atau EAT yaitu laba untuk
pemegang saham. Laba ini sebagian ditahan (untuk pengembangan perusahaan)
dan sebagian dibagikan untuk membayar dividend para pemegang saham.
Besarnya Rasio Dividend terhadap Laba bersih disebut Dividend Payout Ratio
(DPR) ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

Modul Teory Portofolio

Mr. Sudy Riady

31
Oleh karena itu bilamana seorang membeli saham ingin memperoleh
dividend, maka ia harus memegang sahamnya relaatif lama, minimal satu tahun.
Namun demikian seseorang juga bisa mendapatkan dividend bila ia membeli
saham menjelang emiten membayar dividend atau istilahnya melakukan pembelian
saham pada masa cum dividend, sebaliknya seseorang yang menjual sahamnya
pada masa setelah emiten membayar dividend disebut dengan istilah
ex dividend.
Gambar 2.5 Pemodal Mendapat Dividend
2012

2013

Beli Saham

Laporan Keuangan
RUPS

Pemodal

Dividend

Laba Ditahan

Sumber : JSX , 1996 : Saham Biasa

5) Bagaimana dan Kapan Pemodal Mendapatkan Capital Gain.


Capital gain merupakan kelebihan harga jual dari harga beli. Agar
memperoleh capital gain pemegang saham harus menjual sahamnya. Menjual
saham bisa memperoleh capital gain tetapi kemungkinan bisa memperoleh capital
loss (rugi). Agar memperoleh capital gain pemodal harus membeli ketika harga
saham cenderung menurun dan menjualnya kembali saat harga saham cenderung
naik sampai pada tingkat harga diatas harga belinya

Gambar 2.6 Pemodal Mendapat Dividend

Beli Saham
Rp. 250.000

Pemodal

Capital gain
Rp. 25.000

2012

(-)

Jual Saham
Rp. 275.000

2013

Sumber : JSX , 1996 : Saham Biasa

Modul Teory Portofolio

Mr. Sudy Riady

32
6) Total Penghasilan Investasi Saham Biasa
Bilamana pemegang saham menjualnya sahamnya minimal satu tahun
setelah dibelinya, maka total pendapatan pemegang saham sama dengan dividend
+ capital gain.
7) Risiko Investasi Saham Biasa
Risiko investasi saham biasa relatif tinggi. Risiko itu bisa berupa :
(1) tidak memperoleh dividend (dividend tidak dibayar karena perkembangan
perusahaan menurun),
(2) tida memperoleh capital gain malah sebalinya menderita caapital loss,
(3) pemegang saham biasa memperoleh klaim yang paling akhir

2.5.2 Investasi Dalam Saham Preferen


Saham Preferen tidak sepopuler Saham Biasa. Dalam perjalanannya telah
muncul produk-produk baru sebagai pengembangan Sahan Preferen antara lain
AdjustableRate Preferred Stocks (ARPs) dan Market Auction Preferred
1) Pengertian Saham Preferen
Saham Preferen merupakan gabungan (hybrid) antara Saham Biasa dengan
Obligasi. Saham Preferen ini mempunyai karakteristik seperti Saham Biasa (surat
pernyataan kepemilikan perusahaan) dan juga mepunyai karakteristik seperti
obligasi (memberikan penghasilan berupa dividen yang besaran dan
pembayarannya tetap seperti pembayaran bunga obligasi). Saham Preferen
memberikan prioritas pilihaan, meliputi :
a. Prioritas pembayaran artinya pemodal mempunyai hak didahulukan dalam
pembayaran dividend
b. Dividend tetap, artinya pemodal mempunyai hak mendapat pembayaran
dividend dalam jumlah yang tetap/konstan.
c. Dividend kumulatif, artinya pemodal mempunyai hak mendapat pembayaran
semua dividend yang terutang pada tahun-tahun sebelumnya.
d. Convertible stock, artinya pemodal mempunyai hak untuk menukar Saham
Preferen yang dimiliki dengan Saham Biasa perusahaan yang bersangkutan
e. Adjustable Dividend, artinya pemodal mempunyai hak prioritas pembayaran
dividend yang jumlahnya menyesuaikan dengan dividend Saham Biasa.
2) Untuk Apa Investasi Saham Preferen
Membeli (memiliki) Saham Preferen tidak ubahnya menabung. Investor
memilih membeli Saham Preferen dengan pertimbangan bahwa Sahaam Preferen
memberikan penghasilan yang lebih pasti

Modul Teory Portofolio

Mr. Sudy Riady

33
3) Imbalan Investasi Saham Preferen
Ada dua bentuk imbalan bila seseorang memiliki Saham Preferen, yaitu
Dividend dan Capital Gain. Dividend Saham Preferen cukup besar dan jumlahnya
konstan. Bilamana perusahaan berkembang dimungkinkan jumlah dividend
disesuaikan dengan penghasilan investasi surat-surat berharga lainnya dan atau
suku bunga.
Capital gain merupakan selisih positif antara harga jual dan harga beli
Saham Preferen yang bersangkutan.
4) Bagaimana dan Kapan Pemodal Mendapatkan Dividend.
Setiap tahun buku, perusahaan go public diwajibkan menyusun Laporan
Keuangan (Neraca, Laba-Rugi dan Perubahan Modal). Dari Laporan Laba-rugi bisa
dilihat pembagian laba bersih atau Net Income atau EAT yaitu laba untuk
pemegang saham. Laba ini sebagian ditahan (untuk pengembangan perusahaan)
dan sebagian dibagikan untuk membayar dividend para pemegang saham.
Besarnya Rasio Dividend terhadap Laba bersih disebut Dividend Payout Ratio
(DPR) ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Dividend Saham
Preferen dinyakan dalam persen tertentu terhadap nilai nominalnya.

Gambar 2.7 Pemodal Mendapat Dividend


2012

2013

Beli Saham Preferen

Laporan Keuangan
RUPS

Pemodal

Dividend

Laba Ditahan

Sumber : JSX, 1996 : Saham Preferen

5) Bagaimana dan Kapan Pemodal Mendapatkan Capital Gain.


Capital gain merupakan kelebihan harga jual dari harga beli. Agar
memperoleh capital gain pemegang saham harus menjual Saham Preferen yang
dimilikinya denganharga yang lebih tinggi dari harga saat membelinya.

Modul Teory Portofolio

Mr. Sudy Riady

34
Gambar 2.8 Pemodal Mendapat Dividend
Beli Saham Preferen
Rp. 250.000

Pemodal

Capital gain
Rp. 25.000

2012

(-)
Jual Saham Preferen
Rp. 275.000

2013

Sumber : JSX, 1996 : Saham Preferen

6) Risiko Investasi Saham Preferen


Risiko investasi saham preferen lebih rendah dari riiko saham biasa. Namun
demikian risiko saham preferen lebih tinggi dari risiko obligasi. Hal ini karena :
(1) Hak klain atas hasil likuidasi mempunyai urutan setelah klaim obligasi
terpenuhi (bilamana perusahaan bangkrseluruhnya.
(2) Pembayaran penghasilan
saham preferen (dividend) tidak sepasti
pembayaran bunga obligasi.
(3) Dividen tetap pada Saham Preferen sulit berubah harganya di bursa
walaupun laba perusahaan mengalami peningkatan, sehingga tidak menerima
capital gain bilamana dijual.
2.5.3 Investasi Dalam Obligasi
Obligasi merupakan alternatif bagi perusahaan untuk memanfaatkan dana
masyarakat. Walaupun belum sepopuler Saham kini mulai banyak perusahaanperusahaan melirik obligasi sebagai alat pengumpul dana.
1) Pengertian Obligasi
Obligasi adalah surat berharga jangka panjang berupa sertifikat yang berisi
pernyataan kontrak antara pemberi pinjaman (masyarakat dan atau badan) dengan
yang menerima pinjaman (emiten).
2) Untuk Apa Investasi Obligasi
Membeli (memiliki) Obligasi sama saja dengan menabung dalam bentuk
deposito. Perbedaannya bilamana Obligasi dapat diperjual belikan di Pasar Modal,
tetapi Deposito tidak dapat diperjual belikan.
3) Imbalan Investasi Obligasi
Penghasilan Obligasi berupa bunga yang besarnya tetap dan dibayarkan
pada waktu yang telah ditetapkan (misalnya 3, 4 atau 6 bulan sekali). Disamping
bunga Investor juga mendapatkan capital gain bilamana ia menjualnya dengan
harga yang lebih tinggi dari harga pada saat investor membelinya.

Modul Teory Portofolio

Mr. Sudy Riady

35
4) Bagaimana dan Kapan Pemodal Mendapatkan Bunga.
Bunga Obligasi (dalam bentuk coupon) dibayarkan pada waktu yang telah
ditetapkan. Suku bunga obligasi ada yang lebih besar dari suku bunga bank, ada
yang lebih rendah dari suku bunga bank tetapi disertai kelebihan-kelebihan tertentu,
dan ada pula obligasi yang memberikan bunga mengambang (floating interest)
Waktu pembayaran bunga obligai tergantung kausul yang ada pada sertifikat
obligasi, bisa setiap 3 bulan sekali, setiap empat bulan sekali, setiap enam bulan
sekali dan bahkan setiap tahun sekali.
5) Bagaimana dan Kapan Pemodal Mendapatkan Capital Gain.
Capital gain diperoleh bilamana pemegang obligasi menjualnya dengan
harga yang lebih tinggi dari harga saat membelinya. Capital gain juga dapat
diperoleh ketika membeli obligasi mendapatkan diskon
6) Risiko Investasi Obligasi
Risiko obligasi muncul karena pengaruh suku bunga pasar. Perkembangan
suku bunga pasar relatif sulit dipantau / diprediksi. Saat suku bunga pasar
bercenderungan meningkat nilai obligasi cenderung menurun sehingga pemegang
obligasi menderita kerugian.
Disamping menghadapi risiko sebagai akibat perubahan suku bunga pasar
yang sulit diprediksi, pemegang obligasi juga menghadapi risiko capability,
pelunasan sebelum jatuh tempo.

7) Credit Rating Obligasi


Credit Rating Obligasi (CRO) mencerminkan skala risiko dari semua obligasi
yang diperdagangkan di Pasar Modal. Skala ini menunjukkan seberapa aman
sesuatu obligasi bagi pemodal (investor). Keamanan ini ditunjukkan okeh
kemampuan emiten dalam membayar bunga dan pelunasan obligasi (pokok
pinjaman).
Untuk menetapkan skala risiko diperlukan berbagai variabel yang
mempengaruhi obligasi dan dengan perhitungan tertentu diketemukan standar
tertentu untuk menentukan rating (peringkat). Untuk mengetahui r ating suatu
obligasi yang diperdagangkan di Pasar Modal, investor bisa menggunakant Jasa
Credit Rating Agency di mana lembaga ini memberikan jasa penilaian terhadap
obligasi yang beredar di Pasar Modal. Penilaian ini ditentukan melalui kode,
misalnya : AA, AAA dstnya. Di Indonesia lembaga jasa credit rating ditangani oleh
PT. Pefindo (PT. Peringkat Efek Indonesia)

Modul Teory Portofolio

Mr. Sudy Riady

36
2.5.4 Investasi Dalam Obligasi Konversi
1) Pengertian Obligasi Konversi
Pengertian Obligasi Konversi sama dengan pengertian obligasi sebelumnya,
hanya dalam waktu yang ditetapkan obligasi tersebut dapat ditukar dengan Saham
Biasa dengaan persyaratan tertentu yang menjadi salah satu klausul dalam
Sertifikat Obligasi Konversi. Syarat itu mengandung :
Waktu melakukan konversi
Rasio Obligasi Konversi dibandingkan dengan Saham Biasa (misalnya 1/3,
berarti satu Obligasi Konversi dikonversi menjadi tiga Saham Biasa)
Nilai Saham Biasa hasil konversi
2) Untuk Apa Investasi Obligasi
Investasi Obligasi pada dasarnya sama dengan menabung. Perbedaannya
bilamana Obligasi Konversi dapat diperjual belikan, tetapi tanda tanda menabung
tidak dapat diperjual belikan. Keputusan melakukan dan atau tidak melakukan
konversi obligasi menjadi Saham Biasa berdasarkan berbagai pertimbangan :
Bila suku bunga Obligasi Konversi lebih tinggi dari suku bunga bank atau
perusahaan tidak membagikan dividend yang besar, maka pemegang
Oblogasi Konversi tidak perlu mengkonversikan Obligasi Konversinya.
Bila perusahaan emiten berkembang sedemikian rupa sehingga laba
perusahaan berkecenderungan meningkat dari tahun ke tahun, dan oleh
karena itu emiten memberika dividend yang lebih besar dari suku bunga
Obligasi Konversi,
maka pemegang Oblogasi Konversi lebih baik
mengkonversikan Obligasi Konversinya.

3) Imbalan Investasi Obligasi Konversi


Penghasilan Obligasi Konversi berupa :
a. Bunga bilamana dipertahankan sebagai Obligasi Konversi
b. Dividend bilamana melakukan konversi
c. Capital gain bila menjual Obligasi Konversi. Dengan harga yang lebih tinggi
dari harga belinya, atau pemeblian dengan diskon, atau Saham-Saham
Biasa hasil konversi dujual dengan harha yang lebih tinggi dari harga
perolehaan Saham Biasa hasil konversi..
4) Bagaimana dan Kapan Pemodal Mendapatkan Bunga.
Bunga Obligasi Konversi (dalam bentuk kupon) dibayarkan pada waktu yang
telah ditetapkan. Suku bunga Obligasi Konversi ada yang lebih besar dari suku
bunga bank, ada yang lebih rendah dari suku bunga bank tetapi disertai kelebihankelebihan tertentu, dan ada pula obligasi yang memberikan bunga mengambang
(floating interest)

Modul Teory Portofolio

Mr. Sudy Riady

37
Waktu pembayaran bunga obligai tergantung kausul yang ada pada sertifikat
obligasi, bisa setiap 3 bulan sekali, setiap empat bulan sekali, setiap enam bulan
sekali dan bahkan setiap tahun sekali.
5) Bagaimana dan Kapan Pemodal Mendapatkan Dividend.
Dividend diperoleh bilamana Obligasi Konversinya telah dikonversi menjadi
Saham Biasa. Selanjutnya kapan pemodal memperoleh dividend setelah RUPS
tahunan dilakukan.
6) Bagaimana dan Kapan Pemodal Mendapatkan Capital Gain
a. Capital Gain diperoleh bila pemegang Obligasi Konversi menjual Obligasi
Konversinya dengan harga yang lebih tinggi dari harga belinya atau
pembelian Obligasi Konversi memperoleh diskon dan ketika jatuh tempo
memperoleh pelunasan sebesar nilai nominalnya
b. Capital gain juga bisa diperoleh ketika menjual Saham Biasa hasil konversi
dengan harga yang lebih besar dari harga perolehannya.

7) Risiko Investasi Obligasi


Risiko yang ditanggung oleh pemegang Obligasi Konversi adalah karena
kesalahan dalam keputusan melakukan konversi, dimana :
a. Ketika melakukan konversi suku bunga bank berkecenderungan naik
b. Setelah melakukan konversi, laba perushaan (emiten) cenderung menurun
sehingga tidak membagikan dividend.
2.5.5 Investasi Dalam Right Issue
Right Issue (bukti right)
merupakan merupakan produk turunan Saham
Biasa.
Instrument Right Issue diterbitkan oleh perusahaan dalam rangka
menambah modal dengan menambah Saham Biasa yang telah beredar.
Penerbitan Right Issue bisa berdampak positif dan negatif pada harga saham
1) Pengertian Right Issue
Right Issue merupakan bukti hak bagi pemegangnya (pemodal) untuk
membeli saham baru perusahaan yang bersangkutan. Karena merupakan hak
maka tidak ada keharusan investor membeli right issue.
Sebagai contoh PT. AbC melakukan Right Issue 2 : 1. Ini berarti setiap
pemegang 2 lembar saham biasa ia mempuyai hak 1 lembar Right Issue dengan
kata lain setiap pemegang 2 lembar saham biasa berhak membeli 1 lembar saham
biasa baru PT. AbC (hasil right issue)

Modul Teory Portofolio

Mr. Sudy Riady

38
2) Untuk Apa Investasi Right Issue ?
Membeli Right Issu sama halnya membeli instrumen investasi lainnya yaitu
tak ubahnya sebagai menabung. Bedanya dengan menabung, Right Issue bisa
diperdagangkan sedang bukti menabung tidak dapat diperdagangkan.
3) Apa Imbalan Investasi Right Issue
Bilamana investor menggunakan haknya (membeli Right Issue) berarti
investor ybs membeli Saham Biasa, sehingga investasi pada Right Issue sama
dengan imblan investasi Saham Biasa, yaitu bisa memperoleh dividend dan capital
gain..
4) Bagaimana dan Kapan Pemodal Mendapatkan Dividend.
Dividend bisa diperoleh bilamana ivestor menggunakan hak Right Issue
membeli Saham Biasa baru dan tidaknya menjualnya dalam waktu relatif lama,
minimal setahun. Minimal setahun karena dalam kurun waktu tersebut emiten wajib
membagikan dividend.
5) Bagaimana dan Kapan Pemodal Mendapatkan Capital Gain.
Capital gain diperoleh investor bilamana investor yang bersangkutan menjual
Right Issue dengan harga di atas perolehannya.
Gambar 2.9 Pendapatan Capital Gain Right Issue
2012

2011

Pemodal

Beli Saham
Harga Rp.1250

Beli Right Issue


Harga Rp. 750

2013

Jual Right Issue


Harga Rp1.000

Capital Gain
Rp. 250

Jual Saham
Harga Rp. 1200

Harga rata-rata
Rp. 1000

Capital Gain
Rp. 200
Sumber : JSX, 1996 : Right Issue

Modul Teory Portofolio

Mr. Sudy Riady

39
6) Total Penghasilan Investasi Right Issue
Bilamana pemegang saham menjual sahamnya minimal satu tahun setelah
dibelinya, maka total pendapatan pemegang saham sama dengan dividend +
capital gain.
7) Risiko Investasi Right Issue
Pada dasarnya semua pemegang Saham Biasa (pemodal) baik yang
merealisasikan maupun yang tidak merealisasikan haknya dalam Right Issue
menanggung risiko menurunnya harga saham dan dividend. Perhatikan ilustrasi
berikut ini :
Ilustrasi 2.1
Misal total saham PT.AbC 300.000 lbr dengan harga Rp. 7000 per saham dan
per lembar saham dialokasikan dividen Rp. 800.
Dalam upaya meningkatkan modal, PT. AbC melaksanakan right issue 2 : 1, dan
telah terjual sebanyak 100.000 lbr dengan harga Rp. 4.000 per lbr.
Setelah melakukan right issue :
a. Berapa nilai Saham Biasa per lbr
b. Berapa dividen per lbr saham ?
c. Bagaimana reaksi pasar dan apa dampaknya terhadap pemegang saham ?
Jawab 2.1
Sebelum Right Issue :
Investasi Saham 300.000 lbr saham a Rp. 7000 / saham
= Rp. 2,10 m
Dividen yang diterima 300.000 lbr saham x Rp. 800 / saham = Rp. 0,24 m
Setelah Right Issue :
Investasi Saham 300.000 lbr saham a Rp. 7000 / saham
Investasi Right Issue = 100.000 lbr a Rp. 4.000
Total nilai saham
Total dividen yang diterima

=
=
=
=

Rp.
Rp.
Rp.
Rp.

2,10
0.40
2,50
0,24

m
m
m
m

Jumlah Saham = 300.000 lbr + 100.000 lbr


= 400.000 lbr
Nilai saham per lbr = Rp. 250.000.000 / 40.000
= Rp. 6.250
Dividen per saham = Rp. 240.000.000 / 400.000
= Rp. 600
Jadi :
a. Nilai saham per lembar menurun menjadi
Rp. 6.250
b Dividen per lembar saham menurun menjadi Rp. 600
c. Reaksi Pasar :
c.1 Bila harga saham di atas Rp. 6.250 maka para pemodal masih untung
c.1 Bila harga saham di bawah Rp. 6.250 maka para pemodal rugi
c.2 Penurunan dividend per lbr saham memberikan dampak pshikologis yang
negatif .

Modul Teory Portofolio

Mr. Sudy Riady

40
2.5.6 Investasi Dalam Warrant
Tujuan emiten menerbitkan Warrant agar pemodal tertarik membeli obligasi
atau Saham Biasa yang diterbitkan oleh emiten. Misalkan terjadi kondisi suku
bunga bank tinggi. Kondisi ini membuat para pemodal lebih tertarik investasi pada
bank. Bilamana emiten menerbitkan obligasi dengan bunga yang lebih tinggi dari
bunga bank tentu akan memberatkan keuangan emiten. Sebaliknya bila bunga
obligasi yang diterbitkan lebih rendah dari suku bunga bank, tentunya tidak ada
pemodal yang rsebut. Agar para pemodal berminat investasi dalam obligasi dengan
suku bunga rendah maka penerbitan obligasi itu disertai warrant.
1) Pengertian Warrant
Warrant adalah bukti hak membeli Saham Biasa yang diterbitkan oleh emiten
yang bersangkutan pada waktu dan harga yang sudah ditentukan (tertulis di dalam
sertifikat Warrant). Umumnya warrant dijual bersama-sama dengan sekuritas lain,
misalnya bersama-sama saham atau obligasi. Penerbit Warrant harus mempunyai
Saham Biasa yang nantinya dikonversi oleh pemegang Warrant. Setelah masuk
pasar (bursa efek) saham atau obligasi yang disertai Warrant maka Obligasi,
Saham Biasa dan Warrant dapat diperjual berikan secara terpisah.
Contoh perusahaan yang menerbitkan Warrant.:
Misalnya PT. AbC menerbitkan Obligasi dengan umur jatuh tempo 5 tahun.
Setiap pemegang obligasi akan mendapatkan 2 lembar Warrant dan setian
sati lembar Warrant berhak membeli satu lembar Saham Biasa sejak akhir
tahun ke 3.

2) Untuk Apa Investasi Warrant ?


Membeli Warrant sama halnya membeli instrumen investasi lainnya yaitu tak
ubahnya sebagai menabung. Bedanya dengan menabung, Sertifikat Warrant bisa
diperdagangkan sedang bukti menabung tidak dapat diperdagangkan.
3) Apa Imbalan Investasi Warrant
Penghasilan yang akan diperoleh pemodal yang memiliki satu paket obligasi
yang disertai Warrant berasal dari dua sumber, yaitu bunga obligasi dan dividend
Saham Biasa dan kemungkinan juga mendapatkan capital gain.

4) Bagaimana dan Kapan Pemodal Mendapatkan Bunga Obligasi


Bunga obligasi bisa diperoleh ivestor bilamana investor tersebut memiliki
Warrant disertai obligasi.

Modul Teory Portofolio

Mr. Sudy Riady

41
5) Bagaimana dan Kapan Pemodal Mendapatkan Capital Gain.
Imbalan pemegang obligasi adalah bunga (kupon), oleh karena itu begitu
pemodal membeli paket obligasi disertai Warran otomatis pemodal mendapatkan
bunga, yang dibayarkan sesuai kesepakatan : bisa bulanan, setiap 3 bulanan, 6
bulanan dst-dstnya. Obligasi yang dijual dengan disertai Warrant biasanya bunga
obligasinya lebih rendah dari suku bunga bank.
Gambar 2.10 Pendapatan Bunga Warrant
2012

2013

2014

2015

Beli

Bunga

Bunga

Tidak konversi

2015

Pemodal
Bunga

Bunga

Sumber : JSX, 1996 : Warrant

6) Bagaimana dan Kapan Mendapatkan Dividend ?


Warrant adalah hak untuk membeli Saham Biasa pada harga dan waktu
tertentu. Dividend akan diperoleh bila pemodal menggunakan haknya (membeli
Warrant) sehingga sesuai dengan jadual pemodal akan mendapatkan Saham
Biasa dan agar mendapat dividen Saham Biasa tersebut tidak dijual dalam masa
relatif lama, minimal satu tahun.

7) Bagaimana dan Kapan Mendapatkan Capital Gain ?


Pemodal mendapat capital gain bilamana :
a. Pemodal menjual paket obligasi & warrant dengan harga yang lebih tinggi
dari harga perolehannya
b. Pemodal membeli paket obligasi & warrant dengan mendapat diskon
c. Setelah warrant dikonversi ke dalam Saham Biasa kemudiaan dijual
dengan harga yang lebih tinggi dari harga perolehan warrant.

Modul Teory Portofolio

Mr. Sudy Riady

42
7) Risiko Investasi Warrant
a. Mendpatkan bunga rendah (lebih rendah dari suku bunga bank)
b. Hilangnya kesempatan mendapatkan capital gain. Ini terjadi saat
pelaksanaan hak harga Saham Biasa lebih rendah dari harga Saham Biasa
yang telah disepakati semula
c. Menurunya EPS. Jika emiten menerbitkan warrant jumlah saham beredar
akan bertambah juka pemegang warrant menggunakan haknya dan ini akan
menurunkan EPS

Modul Teory Portofolio

Mr. Sudy Riady

43

III. PENILAIAN SURAT BERHARGA EKUITAS


3.1 PENGERTIAN
Surat berharga ekuitas terdiri dari surat-surat berharga jangka panjang
perusahaan publik berupa saham (saham biasa dan saham preferen). Saham
merupakan surat bukti

penyertaan modal

atau bukti kepemilikan pada suatu

perusahaan publik yang bersangkutan. Surat berharga ekuitas timbul karena


perusahaan memerlukan tambahan dana (modal) dari masyarakat pemilik dana.
Untuk

memenuhi

kepemilikannya

kebutuhan

dana,

perusahaan

lalu

menjual

sebagian

dalam bentuk saham biasa (common stock) dan atau saham

preferen (preferred stock) kepada masyarakat pemodal (investor). Sebagai pemilik


perusahaan, pemegang saham mendapatkan sebagian dari laba bersih (earning
after tax) dalam bentuk dividend secara periodik.
3.2 SAHAM BIASA (COMMON STOCK)
Para pepegang saham mempunyai hak
yang
berkaitan dengan
pengelolaan perusahaan. Hak itu secara garis besar diatur dalam undang-undang
dan peraturan pemerintah dan secara operasional dituangkan dalam anggaran
dasar perusahaan yang bersangkutan. Secara umum, hak-hak para pemegang
saham meliputi :
3.2.1 HAK-HAK ORGANISATORIS
Hak organisatoris adalah hak yang bersifat kolektif yaitu hak secara
bersama-sama dengan para pemegang saham lainnya. Hak ini dapat digunakan
dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan rapat-rapat khusus, meliputi :
1) Hak merubah anggaran dasar dan anggaran rumah tangga
2) Hak memilih direksi perusahaan
3) Hak yang berkaitan dengan penjualan aktiva
4) Hak yang berkaitan dengn merger perusahaan
5) Hak yang berkaitan dengan perubahan saham yang diotorisasikan
6) Hak yang berkenaan dengan emisi surat-surat berharga baru seperti saham
preferen, obligasi dan surat-surat berharga lainnya.
3.2.2 HAK-HAK PERORANGAN
1) Hak memperoleh pembagian laba.
Setiap pemegang saham berhak memperoleh bagian laba dalam bentuk
dividend. Perusahaan melalui RUPS, dapat menetapkan kebijakan mengenai
besarnya dividen dan penundaan pembayaran dividen.

Modul Teory Portofolio

Mr. Sudy Riady

44
2) Hak atas aktiva.
Bila perusahaan dilikuidasi, pemegang saham berhak mendapatkan aktiva. Hak
pemegang saham biasa dalam memperoleh aktiva pada urutan terakhir setelah
semua hutang, pelunasan saham preferen dipenuhi.
3)

Hak bersuara.

Pemegang saham dalam RUPS maupun rapat-rapat lain memiliki hak suara
sati untuk setiap lembar saham yang dimilikinya. Ada berbagai hak berkenaan
dengan hak suara ini antara lain :
a) Pemindahan Hak Suara.
Hak suara ini bisa dipindahkan pada pemegang saham lain dengan
membuat pernyataan pemindahan suara (proxy). Proxy ini bersifat terbatas hanya
untuk jangka waktu tertentu, dan digunakan pada kesempatan waktu tertentu, dan
umumnya pada RUPS.
b) Cummulative Voting.
Cummulative Voting adalah hak suara kumulatif. Dibeberapa negara
mengizinkan adanya cummulative voting yaitu hak suara ganda. Sebagai contoh
misalnya perusahaan akan memilih 5 orang calon anggota dewan direksi.
Seseorang yang memiliki saham 50 lembar diberi hak untuk memilih setiap
anggota direksi 50 suara, sehingga pemegang saham tersebut memiliki 250 suara.
Dengan hak cummulative voting tersebut para pemegang saham dapat
merencanakan jumlah lembar saham yang harus dipunyai bila diinginkan sejumlah
orang yang diperjuangkan untuk duduk di dewan direksi atau sebaliknya bilamana
memiliki sejumlah lembar saham tertentu, berapa orang yang bisa diperjuangkan
untuk duduk dalam dewan direksi, dengan menggunakan formulasi (Weston &
Copeland, 1992 : 934-935) sebagai berikut :
ED x N
+ 1 ..

CS =

3.1

CD + 1
CS

ED
N
CD

=
jumlah saham yang diperlukan untuk memilih sejumlah
direktur yang dikehendaki

= jumlah direktur yang diinginkan oleh para pemegang saham


= Jumlah saham biasa yang beredar dan memiliki hak suara
= jumlah direktur yang akan dipilih

Modul Teory Portofolio

Mr. Sudy Riady

45
Contoh 3.1.
Perusahaan ABC akan memilih 6 direktur. Jumlah outstanding common stock
100.000 lembar yang punya hak suara. Bilamana suatu kelompok ingin memilih
dua direktur, berapa saham yang harus dimiliki ?
2 x 100.000
CS =
6 + 1

+ 1 = 28.572 lembar atau 28 % dari seluruh


saham beredar

Memperhatikan hasil sebut, bila kelompok minoritas ingin menempatkan


dua orang direktur dalam dewan direksi maka dalam proses pemilihannya tidak
harus memiliki 1/3 saham, tetapi cukup dengan 28 % maka keinginan tersebut
akan berhasil.
Formulasi 2.1 dapat dijabarkan sebagai

( CS 1 )( CD + 1 )
..

ED =

3.2

N
Contoh 3.2
Bilamana kelompok minoritas memiliki saham biasa sejumlah 40.000 lembar
maka kelompok tersebut dapat menempatkan 2.8 calon direktur diantara 6 direktur
yang akan dipilih sebagaimana perhitungan berikut ini :
(40.000 1 )( 6 + 1 )

ED =

= 2,8
100.000

4) Hak Preemptive (Preemptive Right).


Hak preemptive adalah hak mendapatkan prioritas pertama untuk membeli
saham baru yang diterbitkan oleh perusahaan sedemikian rupa sehingga dengan
adanya tambahan saham baru ini pemegang saham lama memiliki saham dengan
persentase yang sama ketika belum ada penerbitan saham baru. Tujuan adanya
hak preemptive ini adalah :
Pertama, untuk tetap terlaksananya pengendalian (kontrol) yang sudah baik
(mapan) terhadap perusahaan yang telah dimiliki oleh para pemegang saham.
Tanpa ada preemptive right, misalnya sekelompok pemegang yang memiliki 50 %
saham (berarti memiliki 50 % hak suara), maka setelah emisi baru saham tambahan

Modul Teory Portofolio

Mr. Sudy Riady

46
bisa menjadi kurang dari 50 %, dan sebaliknya seseorang yang memiliki saham
kurang dari 50 % (hak suara kurang dari 50%) maka setelah emisi baru saham
tambahan bisa memiliki lebih dari 50 %.
Kedua, untuk melindungi dilusi nilai (penurunan nilai) saham yang dimiliki
oleh pemegang saham lama. Perhatikan contoh berikut ini :
Contoh 3.3 :
PT. Asadia Tbk., memiliki saham biasa yang telah beredar 50.000 lembar dengan
harga per lembar saham Rp. 10.000. Misalkan saat ini perusahaan menerbitkan
saham baru tambahan sebesar 30.000 lembar dan bilamana tidak ada preemptive
right bagi pemegang lama, maka perusahaan bisa saja menjual saham baru
kepada pembeli baru yang harganya kurang dari harga saham sebelumnya,
misalnya Rp. 8.000 per lembar. Dengan penerbitan saham baru ini, nilai pasar
saham mengalami dilusi, sebagaimana rincian berikut ini :
Nilai saham baru = 30.000 x Rp. 8.000
Nilai saham lama = 50.000 x Rp. 10.000

= Rp. 240.000.000
= Rp. 500.000.000

Total nilai saham (lama + baru)


Jumlah saham sekarang menjadi
Nilai saham per lembar menjadi :
Rp. 740.000.000 : 80.000

= Rp. 740.000.000
80.00 lembar
= Rp. 9.250

Dengan tidak adanya preemptive right, para pembeli baru (bukan pemegang
saham lama) menjual saham yang telah dibelinya dengan harga Rp. 9.250 dan ia
akan mendapatkan keuntungan
Rp. 1.250 per lembar saham. Sebaliknya
pemegang saham lama akan mengalami penurunan kesejahteraan sebesar
Rp.
750,- per saham karena nilai sahamnya menurun dari Rp. 10.000 per lembar saham
menjadi Rp. 9.250. Peristiwa semacam ini bisa dihindari apabila para pemegang
saham lama mempunyai preemptive right, di mana dengan hak tersebut penerbitan
saham baru tidak jatuh ke tangan pembeli baru sehingga terhindar dari penjualan
saham dibawah harga pasar sebelumnya, walaupun perusahaan menjual saham
baru dibawah harga pasar saham lama kepada pemegang saham lama.
Setiap pemegang saham diberikan opsi untuk membeli saham baru yang
diterbitkan oleh perusahaan melalui penawaran hak (right offering) dengan
persyaratan tertentu yang tertuang dalam sertifikat bukti hak (right). Jumlah hak
membeli (right issue) pada pemegang saham lama tergantung pada jumlah saham
lama ding dimiliki dan jumlah saham baru yang akan diterbitkan.

Modul Teory Portofolio

Mr. Sudy Riady

47
Contoh, PT. Asadia Tbk. akan menambah modal Rp. 240.000.000 melalui
emisi baru saham biasa. Jumlah saham biasa yang beredar saat ini 90.000 lembar
dengan nilai Rp. 900.000 (nilai perlembar saham Rp. 10.000). Subscribtion Price
(harga jual saham baru) Rp. 8.000.
Dengan demikian perusahaan akan
menerbitkan 240.000.000 : 8.000 = 30.000 lembar saham baru. Berdasarkan
perhitungan di atas maka setiap 3 lembar saham lama (90.000 : 30.000) akan
mendapatkan 1 lembar right issue.
Pemegang saham biasa selalu berganti-ganti karena saham ini menjadi
komoditas yang diperdagangkan di pasar modal. Lalu siapa yang berhak
menerima bukti right ? Aturan yang berlaku yaitu bahwa yang menerima hak adalah
mereka yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham pada tanggal
tertentu yang telah ditetapkan dan diumumkan oleh perusahaan.
Sebagai contoh PT. Asadia Tbk. pada tahun buku 2007 merencanakan
mengeluarkan saham baru. Jauh sebelumnya perusahaan mengumumkan bahwa
para pemegang saham yang namanya tercatat dalam daftar pemegang saham
sampai dengan tanggal 18 Juli 2007 akan menerima bukti hak (right) membeli
saham baru dan akan dikirimkan tanggal tanggal 30 Agustus 2007. Tanggal
setelah tanggal 18 Juli 2007disebut tanggal tanpa hak (ex right date) dan sahamsaham yang dijual setelah tanggal 18 Juli 2008 adalah saham yang dijual tanpa
hak (ex-right). Bila transaksi terjadi sebelum atau tepat tanggal tanggal 18 Juli 2007
maka penjualan saham disebut penjualan saham dengan hak (right-on).
Apakah suatu hak memiliki nilai dan bilamana ada bagaimana cara
menentukan ? Weston & Copeland (1992 : 908-909) menyatakan bahwa bilamana
dengan hak,

maka nilai sebuah hak right secara teoritis dirumuskan sebagai

berikut :
P 0 PS
Vr =

.....

3.3

n+1

di mana :
vr
P0
PS
n

=
=
=
=

value of one right (nilai sebuah hak)


right-on price (harga saham dengan hak)
subscription price (harga saham baru)
number of rights required to purchase a new share of stock
(jumlah right yang diperlukan untuk membeli satu lembar saham baru)

Modul Teory Portofolio

Mr. Sudy Riady

48
Contoh 3.4
PT. Asadia, Tbk. yang membutuhkan tambahan dana Rp. 240.000.000 dan dengan
harga saham baru Rp. 8.000. Misal harga saham dengan hak (right-on) Rp. 10.000
per lembar, maka nilai sebuah hak (right) adalah :
10.000 8.000
Vr =

= Rp. 500
3+1

3.3. SAHAM PREFEREN (PREFERRED STOCK)


Saham preferen juga disebut saham prioritas, merupakan bukti penyertaan
modal perusahaan yang menerbitkan saham preferen. Walaupun demikian
perusahaan bisa menunda pembayaran dividend saham preferen sampai pada
tahun berikutnya (dikumulatifkan) bilamana dalam tahun berjalan

perusahaan

mengalami rugi.

1)

2)
3)
4)
5)
6)

3.4

Beberapa prioritas yang menjadi karakteristik Saham Preferen adalah :


Prioritas pembayaran, yaitu pemegang saham preferen memiliki hak
didahulukan dalam pembayaran dividen setelah pembayaran suku bunga suku
bunga pinjaman dilunasi
Jumlah dividen yang dibayarkan pada pemilik tetap
Hak dividen kumulatif, yaitu pemegang saham preferen berhak mendapat
pembayaran semua dividen yang terutang (ditangguhkan)
Convertible Preffered Stock, artinya pemilik saham preferen berhak menukar
saham preferennya dengan saham biasa
Adjustable dividen, artinya pemegang saham preferen mendapat hak menerima
dividen yang disesuaikan dengan dividen saham biasa.
Capable Preferred Stock, artinya para pemegang saham preferen berhak
mendapatkan pelunasan sesuai dengan tanggal yang ditentukan.
NILAI SAHAM BIASA

Ada beberapa konsep nilai saham biasa, yaitu (1) nilai buku (book value),
(2) nilai nominal (par value),
(3) nilai pasar (market value), dan (4) nilai
fundamental (fundamental value) atau nilai intrinsik. Nilai buku per lembar saham
biasa adalah nilai menurut pembukuan yaitu Total Ekuitas minus nilai saham
preferen dibagi dengan jumlah lembar saham biasa yang beredar. Nilai pasar
saham adalah harga penjualan saham di pasar modal. Nilai nominal adalah nilai

Modul Teory Portofolio

Mr. Sudy Riady

49
kewajiban yang dicantumkan pada setiap lembar saham dan secara hukum
merupakan modal perusahaan.
3.5 Nilai Buku Saham Biasa
Nilai Buku per Lembar Saham Biasa (Book Value per Share = BVPS)
dirumuskan sebagai :
TA D VP
BVPS

.. 3.4
Share

atau

TE - VP
BVPS

. 3.5
Share

BVPS
TA
TE
VP
D

1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)

8)

=
=
=
=
=

nilai buku per lembar saham biasa


total asset
total ekuity
nilai saham preferen
total debt

Unsur-unsur dalam menghitung ekuitas meliputi :


Jumlah dan nilai nominal saham biasa yang beredar (outstanding stock).
Agio saham biasa (kelebihan nilai jual dari nilai nominalnya), nilai ini akan
menambah nilai modal saham biasa disetor
Disagio saham biasa (kekurangan nilai jual saham dari nilai nominalnya), nilai
ini akan mengurangi nilai modal saham biasa disetor
Jumlah dan nilai saham preferen
Agio saham preferen (kelebihan nilai jual dari nilai nominalnya), nilai ini akan
menambah nilai modal saham preferen disetor
Disagio saham preferen (kekurangan nilai jual saham dari nilai nominalnya),
nilai ini akan mengurangi nilai modal saham preferen disetor
Agio saham treasuri, adalah kelebihan penjualan kembali saham treasuri dari
nilai tebusannya. Nilai agio saham treasuri akan menambah nilai modal
saham biasa disetor.
Disagio saham treasuri, adalah kekurangan nilai penjualan kembali saham
treasuri dari nilai tebusannya. Nilai disagio saham treasuri akan mengurangi
nilai modal saham biasa disetor.

Modul Teory Portofolio

Mr. Sudy Riady

50
9)

Jumlah dan nilai sahan treasuri (Jumlah saham treasuri minus jumlah saham
treasuri yang dijual lembali) dikalikan dengan nilai tebusan saham treasuri.
Nilai saham treasuri mengurangi nilai ekuitas
10) Jumlah laba ditahan, yaitu Earning After Tax minus Total Dividend yang
dibagikan pada pemegang saham. Nilai laba ditahan akan menambah nilai
ekuitas.
Skema perhitungan total ekuitas perusahaan yang memiliki saham biasa
saham treasuri, dan saham preferen sebagaimana pada Gambar 2.1 :
Gambar 3.1 Skema Perhitungan Total Ekuitas Perusahaan Publik

Jml Saham
biasa beredar

Modal
Saham
Biasa disetor

Nilai nominal
Saham biasa

(+)

Laba
ditahan

(+)
Modal
disetor

Jml Saham Pref.


beredar

(x)

Modal Saham
Pref. disetor

Nilai nominal
Saham Pref

Jml Saham
biasa beredar

(x)

Jml Agio /
Disagio
Saham Biasa

(+)

Total
Equitas

Agio / Disagio
Saham Biasa

(+)
Jml Saham Pref.
beredar

(x)

Jml. Agio /
Disagio
Saham Pref.

Tambahan/
Pengurangan Modal
disetor

(+)

(-)

Agio/disagio
Saham
Treasuri

Total Nilai
Saham
Treasuri

Agio / Disagio
Saham Pref

Jml Saham
Treasuri dijual

(x)
Agio / Disagio
Saham Treasuri
Modul Teory Portofolio

Mr. Sudy Riady

51

Contoh 3.4
PT. Asadia Dwidjaya Tbk., telah memutuskan untuk menerbitkan Saham Biasa
sebanyak 2.000.000 lembar dengan nilai nominal Rp. 4.000 per lembar dan Saham
Preferen sebanyak 150.000 lembar dengan nilai nominal
Rp. 8.000 per lembar.
Dividen saham preferen ditetaplan 8,0 %. Penerbitan pertama dilakukan pada Maret
2009 sebanyak 1.500.000 lembar saham biasa dengan total penerimaan bersih Rp.
5.700.000.000. Bulan berikutnya diterbitkan saham preferen 100.000 dengan jumlah
penerimaan bersih sebesar Rp. 1.100.000.000. Pada bulan September 2002
perusahaan membeli kembali saham biasa yang telah beredar sebanyak 250.000
lembar dengan harga pelunasan Rp. 6.000 per lembar, dan pada awal Desember
2002 dijual saham treasuri sebanyak 150.000 lembar dengan harga Rp. 9.000
per lembar. Diminta menghitung nilai buku per lembar saham iasa bilamana
Laporan Rugi-Laba tahun 2002 adalah sbb. :
PT. ASADIA DWIDJAYA, Tbk
Laporan Rugi & Laba untuk tahun berjalan yang berakhir 31 Desember 2002
(Rp. 000)
1. Penerimaan penjualan .
2. Harga pokok penjualan .

6.300.000
4.080.000

3. Laba kotor ...


3. Pengeluaran operasi (and umum dan biaya penjualan) ..

2.220.000
124.000

4. Laba sebelum bunga dan pajak .


5. Bayar bunga pinjaman ..

2.096.000
200.000

6. Laba sebelum pajak ..


7. Pajak pendapatan .

1.896.000
276.000

8. Laba setelah pajak .


9. Bayar dividen saham preferen 8 % x 150.000.000.000

1.620.000
120.000

10. Pendapatan pemegang saham ..


11. Bayar dividend saham biasa ..

1.500.000
700.000

12. Laba ditahan ..

800.000

Modul Teory Portofolio

Mr. Sudy Riady

52

Jawab 3.4
1. Modal disetor :
a. Nilai modal saham biasa
= 1.500.000 x Rp. 4000 = Rp.
b. Nilai modal saham preferen = 100.000 x Rp. 8000 = Rp.
Total nilai modal saham biasa dan saham preferen
= Rp.

6.000.000.000
800.000.000
6.800.000.000

2. Tambahan/pengurangan modal disetor


a. Disagio saham biasa

( Rp. 300.000.000 )

b. Agio saham preferen

Rp. 300.000.000

Rp. 450.000.000

Agio saham treasuri

Total tamahan modal disetor

= Rp.

450.000.000

3.

Modal disetor

= Rp. 7.250.000.000

4.

Laba ditahan

= Rp.

5.

Total moal disetor + laba ditahan

= Rp. 8.050.000.000

Nilai saham treasuri 100.000 lbr x Rp. 6000

=( Rp.

7.

Total ekuitas

= Rp. 7.450.000.000

800.000.000

600.000.000)

Nilai buku per lembar saham biasa :


= Rp. 9.450.000.000 Rp. 800.000.000) : 1400.000

= Rp.

6.178,57

3.6 NILAI FUNDAMENTAL PERUSAHAAN


Pengaruh berbagai faktor internal dan eksternal menjadikan harga pasar
saham sering tidak mencerminkan nilai perusahaan yang sebenarnya karena harga
pasar saham
pada dasarnya merupakan interaksi antara permintaan dan
penawaran. Nilai perusahaan yang sebenarnya ini disebut sebagai nilai intrinsik
perusahaan (intrinsic value) atau nilai fundamental perusahaan (fundamental
value). Nilai fundamental perusahaan dapat diprediksi dengan menggunakan data
fundamental
perusahaan.
Ada beberapa model
fundamental saham :
1. Dividend Discount Model (DDM)
2. Dividend Yield Model (DYM)

untuk memprediksi nilai

3. Price Earning Ratio Model (PERM)


4. Net Operating Income Model (NOIM)

Modul Teory Portofolio

Mr. Sudy Riady

53
3.6.1

DIVIDEND DISCOUNT MODEL

Pembayaran dividend bervariasi, ada yang tetap setiap tahunnya (zero


growth dividend), ada yang meningkat dengan pertumbuhan konstan (constant
growth dividend) dan ada pula yang meningkat dengan pertumbuhan yang
bervariasi (multi growth dividend). Disamping itu kepemilikan saham selalu
berganti-ganti dan jarang seorang investor memiliki suatu saham tertentu
selamanya, karena pendaapatan yang diharapkan pemegang saaham tidak saja
dividend, tetapi juga capital gain. Berdasarkan uraian di atas pembahasan DDM
untuk memprediksi nilai fundamentar saham akan difokuskan pada :
1) Memprediksi Nilai Fundamental Saham Biasa, bilamana saham dimiliki untuk
beberapa periode dengan diviend tetap (Zero growth DDM)
1)

Memprediksi Nilai Fundamental Saham Biasa, bilamana saham dimiliki untuk


beberapa periode dengan diviend meningkat dengan pertumbuhan konstan
(Constant growth DDM)

3.6.1.1 ZERO GROWTH DDM


Model ini mengasumsikan bahwa nilai dividen per share tidak ditentukan
oleh besarnya laba bersih (laba setelah pajak) perusahaan, dengan kata lain
besarnya dividen per saham konstan dari waktu ke waktu.
Untuk periode
kemeilikan saham t tahun, maka nilai fundamental saham pada akhir tahun
ket dirumuskan sebagai :

D
P0

+
(1 + k)

P0 =

D
+ . +

(1 + k)

3.6

3.7

(1 + k)

+
(1 + k)

+
t

(1 + k)

Pt

t =1

Pt

(1 +k)

di mana :
P0 = nilai saham tahun 0
Pt = perkiraan harga saham tahun t
D = dividen per tahun
k = opprortunity cost of capital, biasanya digunakan tingkat bunga (%)

Modul Teory Portofolio

Mr. Sudy Riady

54
Contoh 3.5
Misalnya seseorang memiliki saham PT. Pilar Mas Tbk. Dividen per tahun yang
diterimanya adalah Rp. 400 dan suku bunga (sebagai ukuran cost of capital)
adalah 15 %. Bilamana Harga saham saat dibeli adalah Rp. 25.000, berapakan
perkiraan nilai intrinsik per lembar pada akhir tahun ke 2 ?
Jawab 3.5 :
1 (1 + 0,15)-2
25.000

+ (1 + 0,15)-2 P2

= 400
0,15

25.000

= 400 (1,6257) + 0,7561 P2

0,7561 P2 = 25.000 650,28


0,7561 P2 = 24.349,72
P2 = Rp. 24.349,72 / 0,7561 = Rp. 32.204,36
3.6.1.2 CONSTANT GROWTH DDM
Model ini
digunakan untuk mengestimasi nilai intrinsik saham biasa
bilamana dividen per saham mengalami pertumbuhan konstan. Nilai intrinsik saham
pada akhir tahun ke t dirumuskan sbb :

P0 =

D0 (1+g)

(1 +k)

D0 (1+g)2
(1+k)

+ +

D0 (1+g) t
(1+k)

Pt
.................... 3.8
(1+k)

Atau
n

P0 =

D0 (1 + g)t (1 + k) -t
t=1

+ Pt ( 1 + k)-t ... 3.9

di mana D0 = dividend tahun ke 0, g = pertumbuhan dividen (%) dan k = cost


of capital (%)

Modul Teory Portofolio

Mr. Sudy Riady

55
Contoh 3.6
Dimisalkan seseorang memiliki saham yang memberikan dividen awal adalah Rp.
500 dengan pertumbuhan 5 %/tahun. Bilamana harga beli saham pada awal
kepemilikan adalah Rp. 20.000, berapa perkiraan nilai saham pada akhir tahun ke
tiga bila discount rate 15 %?
Jawab 3.6
500 (1 + 0,05)2

500 (1 + 0,05)
20.000

+
(1 + 0,15)2

(1 + 0,15)
20.000

0,7561 P2

= 19.126,66

P2

456,54 + 416,80 +

P2
+
(1 + 0,15)2

0,7561 P2

Rp. 25.296,65

3.6.2 DIVIDEND YIELD MODEL


Dengan Dividend Yield Model,
nilai saham ditaksir berdasarkan pada
perkiraan dividen per saham yang akan dibayarkan oleh perusahaan kepada para
pemegang saham.
Dividend Yield dirumuskan sebagai berikut :

Dividend per share (DPS)


Dividend Yield (DY) =

..

3.10

...

3.11

Nilai saham (P)

Dividend per share (DPS)


Nilai saham P =
Dividend Yield (DY)

Contoh 3.7
PT. Pualam Tbk suatu perusahaan publik yang telah memasyarakatkan sahamnya
sebanyak 5 juta lembar saham. Laporan rugi laba tahun 2010 adalah sebagai
berikut :

Modul Teory Portofolio

Mr. Sudy Riady

56
PT. Pualam Tbk
Rugi Laba untuk periode berjalan hingga 31 Desember 2010
(Rp. juta)
1
2
3
4
5
6
7
9
10

Penerimaan penjualan ..
Biaya variabel .....
Kontribusi Marjin (KM) ..........
Biaya tetap ....
Earning Before Interest and Tax (EBIT) ...
Interest expense .....
Earning Before Tax (EBT) ....
Income tax 20 % .....
Earning After Tax (EAT) ...

Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.

5.000,00
2.000,00
3.000,00
1.000,00
2.000,00
250,00
1.750,00
350,00
1.400,00

Pada tahun 2011 diperkirakan penjualan naik 25 %. Berapakah perkiraan harga


saham PT. Pualam Tbk pada tahun 2011 bilamana :
* Nilai saham saat ini (2010) adalah Rp. 2.100
* Dividend Payout Ratio (DPR) konstan yaitu 60 %
* Harga biaya produk per unit konstan
* DY2011 sama denhan DY2010
Jawab 3.7
Tahun 2010 :
Dividen Yield = DPS/Po.
DPS = (0,6 x Rp. 1400 Juta )/5 juta = Rp. 168,00/share
Nilai saham 2010 Rp. 2100,00
DY = DPS/P0 = 168/2100 = 0,08
Mengestimasi Dividen 2011 :
PT. Pualam Tbk
Perkiraan Rugi Laba untuk periode berjalan hingga 31 Desember 2011
(Rp. juta)
Pene
1
Penerimaan penjualan 1,25 x Rp. 5.000,00 .. Rp. 6.250,00
2

Biaya variabel 1.25 x Rp.2.000 Rp. 2.500,00

Kontribusi Marjin (KM) .....

Rp. 3.750,00

4
5
6
7
9
10
11

Biaya tetap ...


Earning Before Interest and Tax (EBIT) .....
Interest expense .......
Earning Before Tax (EBT) ..
Income tax 20 % x 2.500 ..
Earning After Tax (EAT) ....
Total Dividend = 60 % x Rp. 2.000

Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.

Modul Teory Portofolio

1.000,00
2.750,00
250,00
2.500,00
500,00
2.000,00
1.200,00
Mr. Sudy Riady

57
DPS
DY

= Rp. 1.200.000.000 : 5.000.000 = Rp. 240


= 0,08

Jadi perkiraan harga saham tahun 2005 :


P03 = Rp. 240,00 / 0,08 = Rp. 3.000

3.6.3

PRICE EARNING RATIO (PER)


Price-to-Earning atau Price Earning Ratio didifinisikan sebagai harga
saham (P) dibagi dengan Earning Per Share (EPS). EPS adalah pendapatan
(laba) perusahaan per saham. Dengan demikian PER merupakan angka yang
menunjukkan lama suatu investasi saham itu akan kembali.
Harga saham ( P )
3.11

PER =
Earning per share (EPS)

P
PER

= REP x EPS
= Price Earning Ratio

Dengan mengetahui PER perusahaan, apabila periode yang akan datang


dapat diestimasi laba perusahaan, maka harga saham pada periode yang
bersangkutan dapat dipridiksi.
Contoh 3.8
PT. Pualam Tbk merupakan perusahaan publik yang telah memasyarakatkan
sahamnya sebanyak 5 juta lembar saham. Laporan rugi laba tahun 2010
adalah sebagai berikut :
PT. Pualam Tbk
Rugi Laba untuk periode berjalan hingga 31 Desember 2002
(Rp. juta)
1
2
3
4
5
6
7
9
10

Penerimaan penjualan ..
Biaya variabel .
Kontribusi Marjin (KM) ..
Biaya tetap ..
Earning Before Interest and Tax (EBIT) ........
Interest expense ...
Earning Before Tax (EBT) ..
Income tax 20 % ...
Earning After Tax (EAT) ..

Modul Teory Portofolio

Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.

5.000,00
2.000,00
3.000,00
1.000,00
2.000,00
250,00
1.750,00
350,00
1.400,00

Mr. Sudy Riady

58
Pada tahun 2011 diperkirakan penjualan naik 25 %. Berapakah perkiraan harga
saham PT. Pualam Tbk pada tahun 2011 bilamana :
* Nilai saham saat ini (2010) adalah Rp. 2.100
* Dividend Payout Ratio (DPR) konstan yaitu 60 %
* Harga biaya produk per unit konstan
* PER2011 sama denhan PER2010
Jawab 3.8 :
Menghitung PER :
EPS = Rp. 1.400,00 juta : 5 juta = Rp. 280,00
PER = P10/EPS10 = Rp. 2.100 / Rp. 280 = 7,5 kali.
Mengestimasi EPS11 :
Untuk mengestimasi EAT digunakan metode perkiraan rugi laba tahun 2011. Dari
laporan R/L tahun 2010, dan dengan kenaikan penjualan sebesar 25 % pada
tahun 2011, maka estimasi R/L tahun 2011 sbb. :
PT. Pualam Tbk
Perkiraan Rugi Laba untuk periode berjalan hingga 31 Desember 2011
(Rp. juta)
Pene
1
Penerimaan penjualan 1,25 x Rp. 5.000,00 ..

Rp. 6.250,00

Biaya variabel 1.25 x Rp.2.000

Rp. 2.500,00

Kontribusi Marjin (KM) ..

Rp. 3.750,00

4
5
6
7
9
10

Biaya tetap ...


Earning Before Interest and Tax (EBIT) ...
Interest expense .....
Earning Before Tax (EBT)
Income tax 20 % x 2.500 .
Earning After Tax (EAT) ...

Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.
Rp.

1.000,00
2.750,00
250,00
2.500,00
500,00
2.000,00

EPS03 = Rp. 2000 juta / 5 juta = Rp. 400


Jadi Harga Saham tahun 2005 :
P03 = 7,5 x EPS03 = 7,5 x Rp. 400 = Rp. 3.000

Modul Teory Portofolio

Mr. Sudy Riady

59
3.6.4

NET OPERATING INCOME (NOI) MODEL


Pendekatan NOI untuk memperkirakan nilai saham perusahaan
mengasumsikan bahwa pajak diabaikan (diluar analisis) dan semua pendapatan
bersih dibagikan untuk pemegang saham. Tentu saja dengan asumsi ini
menghasilkan perhitungan nilai saham perusahaan yang tidak sepenuhnya
mencerminkan nilai intrinsik saham karena kedua asumsi ini hampir tidak terjadi
di dalam dunia usaha.
Selanjutnya beberapa rasio sebagai dasar untuk menganalisis nilai saham,
meliputi :
a) Tingkat kapitalisasi Equitas (Equity Capitalization Rate atau Ce) diformulasikan
sebagai berikut :

Pendapatan Pemegang Saham


Ce =

3.15
Market Value of Equity

Sesuai dua asumsi di atas, maka pendapatan pemegang saham sama dengan
Net Operating Income (NOI) dikurangi pembayaran bunga pinjaman (B),
sehingga formulasi 1.1 dapat ditulis menjadi :
NOI - B
Ce =

... 3.16
Market Value of Equity

b) Tingkat Kapitalisasi Perusahaan (Over all Capitalization Rate yaitu CO)


diformulasikan sebagai :

Net Operating Income


CO =

.... 3.17
Value of Firm

Modul Teory Portofolio

Mr. Sudy Riady

60
Contoh 3.10
PT. ABMX Tbk., memiliki data keuangan akhir tahun 2004 sebagai berikut :
* Debt (annual interest 12,5 %) . Rp. 3.400 juta
* Net Operating Income (NOI) Rp. 2.000 juta
* Equity Capitalization Rate (Ce) ..
15 %
Berapa nilai saham perusahaan, bilamana julah saham biasa 3 juta lembar ?
Jawab 3.10
* Net Operating Income ..
* Interset expense 12,5 % x Rp. 3400 juta .
* Income to stock holder
* Market value of equity = 1575/0,15 .

Rp. 2.000 juta


Rp.
425 juta
Rp. 1.575 juta
Rp. 10.500 juta

Nilai saham per lembar = Rp. 10.500 juta / 3 juta = Rp. 3.500

Contoh 3.11
PT. Hipotetik Tbk., memiliki data keuangan akhir tahun 2001 sebagai berikut :
* Debt (annual interest 12,5 %) ..
Rp. 3.400 juta
* Net Operating Income (NOI)
Rp. 2.000 juta
* Firm capitalization ...
14,38 %
Berapa firm value

dan market value of equity dan berapa nilai saham juka

perusahaan memiliko saham beredar sebnyak 3 juta lembar

Jawab 3.11
* Firm value = NOI/CO = 2.000/0,1438 ..

Rp. 13.908 juta

* Market value of debt .

Rp.

* Market value of equity ..

Rp. 10.508 juta

3.400 juta

Pendekatan ini mengandung banyak kelemahan karena adanya asumsi yang


tidak realistik, antara lain pajak dianggap tidak ada, jumlah modal konstan (yang
mengalami perubahan hanya komposisi antara utang dan ekuitas) dan dividend
payout ratio 100 %, artinya semua laba bersih dibayarkan untuk dividen para
pemegang saham.

Modul Teory Portofolio

Mr. Sudy Riady

Вам также может понравиться