Вы находитесь на странице: 1из 24

TAHAPAN KULTUR SEL

Dr. Saptowo J.Pardal


BB Biogen, Badan Litbang Pertanian
Jl. Tentara Pelajar 3A, Bogor 16111
E-mail: s_j_pardal@yahoo.com, www.biogen.litbang.deptan.go.id

TAHAPAN UMUM KULTUR SEL

Tahap Inisiasi Sel

Tahap Kultur Sel Primer

Tahap Sub Kultur (Proliferasi Sel)

Tahap Kultur Lini Sel (Cell Lines)

Tahap Kultur Sel Strain (Strain Cell)

Tahap Scale Up Sel (Produksi/Bioproses)

Tahap Pemanenan Sel (Cell Harvesting)

Inisiasi Sel

Kultur Sel Primer

Kultur Cell Line

Produksi

Bioreaktor

Kultur Cell Strain

TAHAP INISIASI SEL

Tahapan awal untuk menginduksi sel-sel


meristematis dari eksplan (bagian tanaman /
hewan/bakteri ) yang akan dijadikan bahan
dalam kultur sel.

Sel yang digunakan untuk kultur sel adalah selsel yang masih aktif membelah (meristematis)
yang belum terdiferensiasi.

Sel-sel meristematis/embriogenik ini akan lebih


mudah diinisiasi dari jaringan atau sel tanaman
/ hewan/bakteri yang masih muda.

Kultur suspensi biasanya dimulai dari


mengsubkultur potongan kalus ke media
cair.
Pembelahan sel secara bertahap akan
terlepas dari sel induk bebas bergerak di
dalam inokulum karena adanya gerakan dari
medium. Setelah beberapa saat kultur akan
tersusun atas sel tunggal, kumpulan sel
(agregate cellular) dengan ukuran yang
bervariasi, sisa potongan eksplan dan sisasisa sel mati.

TAHAP KULTUR SEL PRIMER

Tahap penumbuhan pertama sel-sel meristematis


hasil inisiasi pada medium kultur sel.

Tahap ini bertujuan untuk mendapatkan kondisi


pertumbuhan (kultur) sel yang sesuai dan optimal.

Tahap ini sangat ditentukan oleh jenis dan


komposisi medium serta kondisi lingkungan kultur
sel (suhu, kelembaban, cahaya, oksigen).

Medium kultur sel bisa berbentuk padat (solid


medium) ataupun cair (liquid medium).

Umumnya sel-sel dalam suspensi (media cair )


menunjukkan laju pembelahan sel yang lebih tinggi
daripada sel-sel dalam kultur kalus (media padat). Oleh
karena itu suspensi sel memberikan keuntungan apabila
kita menginginkan pembelahan sel yang cepat dan
generasi sel yang banyak atau apabila diperlukan aplikasi
perlakuan yang seragam selama prosedur seleksi sel.
Pertumbuhan suspensi sel dapat dimonitor berdasarkan
satuan volume sel yang berkorelasi dengan pertumbuhan
berat segar. Densitas sel dapat diperkirakan dan dipantau
menggunakan alat haemocytometer.
Untuk mengkultur kalus ke kultur suspensi, pertama kali
dibutuhkan kalus seberat 2-3 g per 100 cm3.
Pada kebanyakan kultur suspensi kerapatan optimum akan
tercapai pada umur 18-25 hari setelah tanam dan fase sel
paling aktif pada umur 6-9 hari setelah tanam.

TAHAP SUB KULTUR SEL

Tahapan untuk meremajakan dan memperbanyak


sel-sel dalam kultur.

Tahapan ini dilakukan pada saat sel-sel sudah pada


fase stationer (pertumbuhan tetap) dan untuk
mengurangi kepadatan (density) sel.

Tahapan ini dilakukan dengan cara mengambil


sebagian sel kultur, lalu dipindahkan ke dalam
medium baru dengan komposisi sama.

Tahapan ini dapat dilakukan beberapa kali sesuai


dengan kebutuhan (jumlah sel yang diinginkan).

Sistem pemeliharaan suspensi sel dapat dilakukan


dengan cara kultur batch dan continous. Pada kultur
suspensi sel batch, kultur dipelihara dalam media
dengan volume tetap tetapi dengan konsentrasi hara
yang berubah sesuai dengan tingkat pertumbuhan sel.
Pada sistem ini biomasa sel akan bertambah sesuai
kurva sigmoid dan setelah mencapai masa tertentu
sel akan berhenti membelah karena kehabisan hara
atau akumulasi senyawa metabolik yang bersifat
toksik. Setelah mencapai fase ini biakan harus
diperbaharui dengan cara mensubkultur sebagian sel
pada media baru.
Suspensi sel dengan sistem berkelanjutan (continuous
system) merupakan kultur sel jangka panjang dengan
suplai hara yang konstan dalam wadah yang relatif
lebih besar. Pada sistem ini media kultur dapat
ditambahkan atau ganti dengan media baru sehingga
sel-sel baru dapat terus dihasilkan.

TAHAP KULTUR LINI SEL (CELL LINES)

Tahapan untuk menumbuhkan lini (galur) sel secara


mandiri (independent).

Lini sel adalah sekumpulan/sekelompok sel-sel hasil


kultur sel primer.

Masing-masing lini sel sebaiknya diperbanyak dan


dipelihara (disimpan) secara terpisah.

Lini sel dapat disimpan dalam waktu lama (tahunan)


dengan teknik kriopreservasi (beku dingin) dan dapat
ditumbuhkan/diaktifkan (thawing) lagi sesuai
kebutuhan.

KULTUR SEL STRAIN (STRAIN CELL)

Tahapan untuk menumbuhkan lini sel khusus


(specific cell) hasil seleksi pada mediumkultur sel
secara mandiri (independent).

Sel Strain dapat berupa sel hasil seleksi in vitro,


mutasi gen ataupun rekayasa genetik.

Sel strain ini akan dijadikan materi dalam scale


up (bioproses) untuk tujuan/produksi tertentu.

SCALE UP SEL (PRODUKSI

/ BIOPROSES)

Tahapan untuk memperbanyak sel-sel strain yang


akan memproduksi produk /senyawa tertentu
(metabolit sekunder, senyawa obat-obatan, dll).

Untuk scale up kultur sel strain dapat digunakan


alat bioreaktor.

Kultur Suspensi untuk Poduksi Metabolit Sekunder

TAHAP PEMANENAN SEL


(CELL HARVESTING)

Tahapan memanen sel-sel spesifik yang akan


diproses lebih lanjut untuk menghasilkan /
produksi senyawa/produk tertentu.

Pemanenan dilakukan pada saat sel-sel dalam


fase pertumbuhan optimal (Eksponensial).

Kultur sel kontinyu terdapat dua tipe yaitu tipe tertutup


(closed type) dan tipe terbuka (open type). Pada tipe
tertutup, sel akan bertambah terus tanpa dipanen dan
hanya media yang disirkulasi. Sedangkan pada tipe
terbuka, penambahan media baru disertai dengan
pemanenan sel.

Media Cair (suspensi sel)

Media Padat (Solid Media)

Вам также может понравиться