Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
B.1.
KERJA
Secara umum, KAK yang dikeluarkan oleh pemberi pekerjaan sudah cukup
menjelaskan maksud, tujuan dan lingkup kerja yang berkesesuian satu dengan lainnya.
Untuk penyempurnaan hasil pekerjaan, beberapa hal perlu ditanggapi oleh konsultan
secara ringkas yang meliputi pokok-pokok yang dijelaskan dalam struktur KAK sebagai
berikut :
I.
Latar Belakang
Dalam pandangan awal, latar belakang yang terdapat pada KAK telah
wisata alam terbukti dapat mendatangkan penghasilan yang cukup besar, membuka
peluang usaha dan kerja serta tetap dapat berfungsi menjaga kelestarian alam.
Menyadari perlu dikembangkannya ragam dan perbedaan daya tarik wisata, maka
meskipun telah memiliki ragam objek dan daya tarik wisata yang telah terkelola dengan
baik, Kabupaten Mojokerto masih banyak menyimpan potensi wisata yang belum
dikembangkan. Salah satu objek wisata yang bias dikembangkan dan memiliki potensi
yaitu objek wisata alam Air Terjun Dlundung di Kecamatan Trawas.
Kebijakan pembangunan pariwisata di Mojokerto, khususnya wisata alam yaitu Air Terjun
Dlundung yang terdapat di kawasan hutan, tidak terlepas dari struktur tata ruang wilayah
Kabupaten Mojokerto.
Dengan dikeluarkannya UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah, dimana di
dalamnya juga diatur tentang penyelenggaraan otonomi daerah menjadikan sektor
pariwisata sebagai alternatif pilihan yang dapat memberikan kontribusi pada peningkatan
Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Salah satu
objek wisata yang dapat dikembangkan adalah Air Terjun Dlundung.
Air Terjun Dlundung berlokasi di Desa Ketapanrame, Kecamatan Trawas, Kabupaten
Mojokerto. Air Terjun Dlundung memiliki potensi yang dapat dikembangkan sebagai salah
satu pariwisata alam unggulan di Kabupaten Mojokerto. Adapun beberapa potensinya
adalah :
Guna menyatakan suatu potensi objek wisata yang belum dikembangkan dan dikelola
layak untuk dikembangkan, maka harus diawali dengan studi kelayakan obyek wisata dan
daya tarik wisata tersebut (objek wisata baru yakni Air Terjun Dlundung).
II. Maksud, Tujuan dan Sasaran
Maksud, tujuan dan sasaran yang dipahami konsultan dari KAK adalah :
Maksud : Kegiatan Penyusunan Review Rencana Induk Pariwisata Daerah
Kabupaten Mojokerto secara umum mempunyai maksud untuk memberikan arahan
bagi pengembangan kepariwisataan di Kabupaten Mojokerto yang lebih terarah
Sasaran :
Tanggapan secara konstruktif pada KAK dari konsultan adalah bahwa pada
penjelasan ruang lingkup wilayah sudah terfokus pada wilayah perencanaan yaitu wilayah
Kabupaten Mojokerto
B. Ruang Lingkup Materi/Kegiatan
Ruang lingkup pada KAK belum tertuang secara jelas sesuai dengan maksud,
tujuan dan sasaran dari kegiatan Penyusunan Review Rencana Induk Pariwisata Daerah
Kabupaten Mojokerto. Maka untuk itu usulan dari konsultan untuk ruang lingkup kegiatan
diharapkan memuat materi subtansi sebagai berikut :
Analisa aksesbilitas
Analisa SWOT
B.2.
A. PENDEKATAN PERENCANAAN
a.
b.
d.
e.
f.
g.
didasari pada identifikasi yang tajam mengenai daya dukung (supporting capacity)
dan daya tampung (carrying capacity) lingkungan terhadap kehidupan di atasnya.
Keberlanjutan juga meliputi keberlanjutan dalam hal pengelolaan karena dalam
konsep pembangunan partisipatif, keterlibatan masyarakat berlangsung terusmenerus
dari tahap perencanaan, implementasi dan monitoring hingga evaluasi pelaksanaan
pembangunan.
B. PENDEKATAN
TAHAPAN
PENYUSUNAN
REVIEW
RENCANA
INDUK
Kebutuhan Data
Tinjauan Kebijakan dan Pustaka
Peraturan perundangan terkait
pariwisata
Revisi
RTRW
Kabupaten
Jenis Data
Buku Rencana Studi
Buku Peraturan perundangundangan
Buku Teori
Instansi
Dinas Pariwisata
Bappeda
No
2.
3.
Kebutuhan Data
Mojokerto
RPJM Kabupaten Mojokerto
RIPP
(Rencana
Induk
Pengembangan
Pariwisata)
Kabupaten Mojokerto Tahun
2007
Teori terkait pengembangan
pariwisata
Gambaran Umum Kabupaten
Mojokerto:
Administratif dan Geografis
Kondisi Fisik Dasar
Penggunaan Lahan
Kependudukan
Perekonomian
Infrastruktur
Profil
Pariwisata
Kabupaten
Mojokerto :
Daftar objek wisata
Sarana
dan
Prasarana
Pendukung Wisata
Aksesbilitas
Promosi Pariwisata
Jumlah pengunjung
Potensi dan Permasalahan
Wisata
Jenis Data
Instansi
Bappeda
BPS
Dinas PU Cipta
Karya dan Tata
Ruang
Bappeda
BPS
Dinas Pariwisata
Pengelola
Air
Terjun Dlundung
Tahapan Persiapan
Survey Primer :
Survey Lapangan dan Wawancara
Pemahaman Terhadap
KAK
Tahapan
Analisa Data
Tahapan Akhir
Survey Sekunder :
Tinjauan Kebijakan
Tinjauan Pustaka
Gambaran Umum Kab. Mojokerto
Profil wisata Kab.Mojokerto
Potensi dan masalah objek wisata
Analisa
kebijakan
pengembangan
bidang
kepariwisataan
Analisa karakteristik kawasan/objek wisata
Analisa daya tarik objek wisata
Analisa daya dukung lingkungan
Analisa kebutuhan sarana dan prasarana pariwisata
Analisa aksesbilitas
Analisa Supply dan Demand (segmentasi pasar)
Analisa keterkaitan (linkage) objek wisata
Analisa potensi dan masalah objek wisata
Analisa SWOT
Analisa kelembagaan dan peran masyarakat
Gambar 1
Metodologi Penyusunan Fisibility Study Pengembangan Wisata Air Terjun
Dlundung- Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto
merupakan
segala
sesuatu
yang
berhubungan
dengan
penyelenggaraan dan pengusahaan objek dan daya tarik wisata, usaha sarana wisata,
usaha jasa pariwisata, serta usaha-usaha lain yang terkait.
Daya Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan
nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia
yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan.
Daerah tujuan pariwisata yang selanjutnya disebut Destinasi Pariwisata adalah
kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administrative yang di
dalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas,
serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan.
Kepariwisataan bertujuan untuk:
a. meningkatkan pertumbuhan ekonomi;
b. meningkatkan kesejahteraan rakyat;
c. menghapus kemiskinan;
d. mengatasi pengangguran;
e. melestarikan alam, lingkungan, dan sumber daya;
f. memajukan kebudayaan;
g. mengangkat citra bangsa;
h. memupuk rasa cinta tanah air;
i. memperkukuh jati diri dan kesatuan bangsa; dan
j. mempererat persahabatan antarbangsa.
Pembangunan kepariwisataan dilakukan berdasarkan rencana induk pembangunan
kepariwisataan yang terdiri atas rencana induk pembangunan kepariwisataan
nasional, rencana induk pembangunan kepariwisataan provinsi, dan rencana induk
pembangunan kepariwisataan kabupaten/kota. Usaha pariwisata meliputi, antara lain:
a. daya tarik wisata;
b. kawasan pariwisata;
Memperkenalkan alam, tata nilai dan budaya yang terdapat di wilayah Kabupaten
Mojokerto kepada dunia luar.
Pengembangan objek dan daya tarik wisata serta kegiatan promosi dan
pemasarannya, baik didalam maupun diluar negeri terus ditingkatkan secara
terencana, terarah, terpadu dan efektif.
pada dasarnya berwujud obyek maupun kegiatan. Dalam konteks kawasan, kegiatan
wisata yang mungkin dikembangkan sesuai potensi pemanfaatan ruang adalah jenis
wisata alam, wisata budaya dan agrowisata.
Berdasarkan potensi wilayahnya, maka kawasan wisata di Kabupaten Mojokerto
akan dikembangkan sebagai berikut ini.
(a)
Wisata budaya dan peninggalan sejarah, dimana terdapat situs bersejarah yang
memiliki nilai kultural yang tinggi yang lokasinya terdapat di Kecamatan Trowulan,
yaitu situs bekas kerajaan Majapahit (cagar budaya) yang dikembangkan menjadi
Mojopahit Park.
(b)
Wisata alam.
Untuk mendukung pengembangan kawasan pariwisata ini perlu dilakukan studi
perencanaan yang lebih detail sekaligus pengembangan prasarana dan sarana
pendukungnya. Kawasan ini berada di Kec Trawas, Pacet, Gondang, Jetis.
Tabel 2
Arahan Jenis dan Objek Wisata Di Kabupaten Mojokerto
Jenis Pariwisata
Letak
Jenis Pariwisata
Letak
Desa Trowulan, Kecamatan Trowulan
Desa Jatipasar, Kecamatan Trowulan
Desa Trowulan, Kecamatan Trowulan
Desa Trowulan, Kecamatan Trowulan
Desa Trowulan, Kecamatan Trowulan
Desa Trowulan, Kecamatan Trowulan
Desa Sentonorejo, Kecamatan Trowulan
Desa Sentonorejo, Kecamatan Trowulan
Desa Sentonorejo, Kecamatan Trowulan
Desa Klintorejo, Klintorejo, Kecamatan Sooko
Desa Kesiman Tengah, Kecamatan Trawas
Desa Petak, Kecamatan Pacet
Desa Kotogirang, Kecamatan Ngoro
Desa Jedong, Kecamatan Ngoro
Desa Jedong, Kecamatan Ngoro
Desa Kedungudi, Kecamatan Trawas
Desa Seloliman, Kecamatan Trawas
Kecamatan Pacet
Kecamatan Kemlagi
Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan
karakteristik kawasan A yang mampu menarik minat wisatawan untuk berkunjung. Jenis
wisata tirta yang menjadi andalan dari Kabupaten Mojokerto adalah wisata air panas
Pacet, selain itu juga terdapat sejumlah wisata air terjun antara lain Air Terjun Coban
Canggu, dan Dlundung. Kabupaten Mojokerto mempunyai wisata khusus yang berkaitan
dengan kepurbakalaan dan budaya yaitu dengan adanya kegiatan untuk pembangunan,
pelestarian dan pemanfaatan warisan budaya peninggalan kerajaan Majapahit berupa
candi dan situs-situs purbakala. Jenis wisata tersebut yang dapat membedakan dengan
jenis wisata pada kabupaten lain di Jawa Timur.
Terkait dengan pelaksanaan pengembangan pariwisata di Propinsi Jawa Timur ini, maka
beberapa aspek yang terkait dengan perencanaan kawasan wisata perlu ditindaklanjuti
dengan:
1.
2.
3.
4.
Mengingat bahwa sebagian besar obyek wisata ini merupakan wisata alam,
maka sangat perlu dilakukan penjagaan ketat terhadap kelestarian alam
sehingga meskipun dapat meningkatkan nilai tambah yang sangat besar dari
sektor ini dan kelestarian alam dapat tetap terjaga.
5.
6.
7.
Perlu dibuat Sistem Informasi Tujuan Wisata yang berfungsi sebagai alat bantu
dan sekaligus sebagai piranti pelayanan dan mempermudah wisatawan
didalam mencapai dan menikmati kebutuhan pariwisata, dimana pelayanan ini
dengan mudah dapat digunakan mulai dari jenjang nasional.
c. Pemasaran
Pemasaran pariwisata Jawa Timur berintikan kegiatan promosi yang
dilaksanakan
secara
terarah,
terencana,
terpadu,
menyeluruh
dan
Mengajak para pengusaha hotel, restoran serta usaha rekreasi dan hiburan
umum untuk menyajikan acara-acara atraksi budaya serta melengkapi
dengan ruang pamer kerajinan.
Mengikutsertakan
mass
media
secara
efektif
melalui
penulis
e. Prasarana
Pengembangan prsarana kepariwisataan diarahkan untuk meningkatkan
aksesibilitas serta pelayanan produk wisata. Upaya pengembangan prasarana
diambil langkah strategis sebagai berikut :
f.
h. Investasi
Perlu ditingkatkan potensi objek wisata di Jawa Timur melalui expose oleh
masing-masing kabupaten/kota.
i.
Wawasan lingkungan
Melestarikan objek dan daya tarik wisata yang mempunyai nilai historis.
Obyek Wisata
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Minat
Wisatawan
Keragaman
Kegiatan
Bobot 20
Bobot 20
Bobot 15
Skor Nilai Skor Nilai Skor Nilai
10
200
10
200
5
75
Lokasi
Kegiatan
Kebutuhan
Infrastruktur
Bobot 15
Skor Nilai
10
150
Bobot 15
Skor Nilai
10
150
Potensi
Kendala
Pertimbangan Total
Sumber
Penyediaa
Ekologi
Nilai
Daya
n Kegiatan
Bobot 10
Bobot 10
Bobot 5
Bobot 5
Skor Nilai Skor Nilai Skor Nilai Skor Nilai
10
100
10
100
10
50
5
25
1050
Skala
Kegiatan
100
100
15
75
75
50
50
25
495
10
200
10
200
10
150
75
10
150
10
100
50
25
10
50
1000
100
100
15
75
75
50
50
25
25
440
10
10
5
1
200
200
100
20
5
10
5
1
100
200
100
20
1
1
1
1
15
15
15
15
10
10
10
10
150
150
150
150
5
5
5
1
75
75
75
15
10
10
10
5
100
100
100
50
10
10
10
5
100
100
100
50
10
10
10
1
50
50
50
5
10
10
10
10
50
50
50
50
690
940
740
375
10
200
10
200
15
10
150
10
150
10
100
10
100
10
50
10
50
1015
5
1
1
100
20
20
5
5
1
100
100
20
5
10
1
75
150
15
10
10
10
150
150
150
1
5
1
15
75
15
10
10
5
100
100
50
5
10
5
50
100
50
1
5
1
10
25
5
5
10
10
25
50
50
625
770
375
Keunikan
No
Obyek Wisata
Minat
Wisatawan
Keragaman
Kegiatan
Bobot 20
Bobot 20
Bobot 15
Skor Nilai Skor Nilai Skor Nilai
Lokasi
Kegiatan
Kebutuhan
Infrastruktur
Bobot 15
Skor Nilai
Bobot 15
Skor Nilai
Potensi
Kendala
Pertimbangan Total
Sumber
Penyediaa
Ekologi
Nilai
Daya
n Kegiatan
Bobot 10
Bobot 10
Bobot 5
Bobot 5
Skor Nilai Skor Nilai Skor Nilai Skor Nilai
245
5
50
5
50
1
5
1
5
Skala
Kegiatan
13
Situs Majapahit
20
10
15
75
15
14
15
16
17
18
19
20
21
Sumur Upas
Makam Troloyo
Museum Trowulan
Kubur Panggung
Siti Inggil
Candi Bangkal
Candi Jedong
Petirtaan Jolotundo
1
10
10
1
1
5
5
10
20
200
200
20
20
100
100
200
1
10
10
1
5
1
1
10
20
200
200
20
100
20
20
200
1
10
5
5
5
1
1
5
15
150
75
75
75
15
15
75
10
10
10
10
10
1
5
5
150
150
150
150
150
15
75
75
1
10
10
1
5
1
1
5
15
150
150
15
75
15
15
75
5
10
10
1
10
5
10
10
50
100
100
10
100
50
100
100
5
10
10
5
10
5
10
10
50
100
100
50
100
50
100
100
5
10
10
1
10
5
5
10
25
50
50
5
50
25
25
50
10
10
10
10
10
10
10
5
50
50
50
50
50
50
50
25
22
Candi Pasetran
100
100
15
75
15
10
50
10
50
10
50
23
24
Reco Lanang
5
100
Reco Wedok
1
20
Candi
Kesimen
1
20
Tengah
Pemandian Ubalan
10
200
Pendopo Agung
5
100
Maha
Vihara
10
200
Majapahit
Sumber : RIPPDA Kab. Mojokerto
5
1
100
20
1
1
15
15
5
5
75
75
1
1
15
15
10
1
100
10
10
5
100
50
5
1
25
5
5
1
25
5
615
275
20
15
15
15
10
50
215
10
10
200
200
10
1
150
15
10
10
150
150
10
5
150
75
10
10
100
100
10
10
100
100
10
10
50
50
1
10
5
50
1105
840
10
200
75
10
150
10
150
10
100
10
100
10
50
10
50
1075
25
26
27
28
245
1150
1075
395
720
340
500
900
465
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
Tabel 4
Hasil Penilaian Obyek Daya Tarik Wisata di Kabupaten Mojokerto
Nilai RataObyek Wisata
Nilai Daya Tarik
Tingkat Potensi
Rata
Air Panas Pacet
1050
Potensi Tinggi
Air Terjun Coban Canggu
495
Potensi Rendah
Wahana Wisata Cagar Budaya
1000
Potensi Tinggi
Gunung Penanggungan
Wana Wisata Air Terjun
440
Potensi Rendah
Dlundung
Candi Bajangratu
690
Potensi Tinggi
Candi Tikus
940
Potensi Tinggi
Candi Brahu
740
Potensi Tinggi
Situs Candi Gentong
375
Potensi Rendah
Candi Wringin Lawang
1015
Potensi Tinggi
Kolam Segaran
625
Potensi Rendah
Makam Putri Cempa
770
Potensi Tinggi
Candi Menakjinggo
375
Potensi Rendah
245
Situs Majapahit
Potensi Rendah
667
Sumur Upas
245
Potensi Rendah
Makam Troloyo
1150
Potensi Tinggi
Museum Trowulan
1075
Potensi Tinggi
Kubur Panggung
395
Potensi Rendah
Siti Inggil
720
Potensi Tinggi
Candi Bangkal
340
Potensi Rendah
Candi Jedong
500
Potensi Rendah
Petirtaan Jolotundo
900
Potensi Tinggi
465
Candi Pasetran
Potensi Rendah
23 Reco Lanang
24 Reco Wedok
25 Candi Kesimen Tengah
26 Pemandian Ubalan
27 Pendopo Agung
28 Maha Vihara Majapahit
Sumber : RIPPDA Kab. Mojokerto
615
275
215
1105
840
1075
Potensi Rendah
Potensi Rendah
Potensi Rendah
Potensi Tinggi
Potensi Tinggi
Potensi Tinggi
Pada beberapa obyek wisata, seperti objek wisata Kolam Segaran di Kecamatan Trowulan
dan Candi Jedong, Air terjun Dlundung, Reco Wedok serta Candi Kesimen Tengah di Kecamatan
Trawas meskipun daya tarik rendah tetapi karena merupakan obyek wisata yang memiliki akses
dengan obyek wisata unggulan sehingga dalan hal ini perlu adanya pengembangan daya tarik untuk
mengembangkan obyek wisata tersebut karena pada kondisi eksisting belum memiliki daya tarik
ataupun sudah memiliki namun belum dikembangkan.
Usulan Teknis
24
Tabel 5
Hasil Penilaian Perkembangan Obyek Wisata
di Kabupaten Mojokerto
Nilai
No
Obyek Wisata
Nilai Rata-Rata
Perkembangan
1 Air Panas Pacet
1000
2
500
675
500
5
6
7
Candi Bajangratu
Candi Tikus
Candi Brahu
800
800
625
260
9
10
1000
675
11
500
12
Candi Menakjinggo
360
13
Situs Majapahit
360
14
Sumur Upas
200
15
16
Makam Troloyo
Museum Trowulan
800
800
17
Kubur Panggung
260
18
Siti Inggil
625
19
Candi Bangkal
500
20
21
Candi Jedong
Petirtaan Jolotundo
625
800
22
Candi Pasetran
500
23
Reco Lanang
625
24
Reco Wedok
360
25
200
26 Pemandian Ubalan
27 Pendopo Agung
28 Maha Vihara Majapahit
Sumber : RIPPDA Kab. Mojokerto
Usulan Teknis
1000
800
800
Tingkat
Perkembangan
Perkembangan Tinggi
Perkembangan
Rendah
Perkembangan Tinggi
605
Perkembangan
Rendah
Perkembangan Tinggi
Perkembangan Tinggi
Perkembangan Tinggi
Perkembangan
Rendah
Perkembangan Tinggi
Perkembangan Tinggi
Perkembangan
Rendah
Perkembangan
Rendah
Perkembangan
Rendah
Perkembangan
Rendah
Perkembangan Tinggi
Perkembangan Tinggi
Perkembangan
Rendah
Perkembangan Tinggi
Perkembangan
Rendah
Perkembangan Tinggi
Perkembangan Tinggi
Perkembangan
Rendah
Perkembangan Tinggi
Perkembangan
Rendah
Perkembangan
Rendah
Perkembangan Tinggi
Perkembangan Tinggi
Perkembangan Tinggi
25
Berdasarkan hasil penilaian terhadap daya tarik dan tingkat perkembangan, maka 28 obyek
wisata di Kabupaten Mojokerto yang dijadikan studi termasuk pada tipologi yang memiliki karakteristik
penilaian sebagai berikut :
No
Obyek Wisata
3
4
Candi Bajangratu
Candi Tikus
Candi Brahu
10
Kolam Segaran
11
12
Candi Menakjinggo
13
Situs Majapahit
14
Sumur Upas
15
Makam Troloyo
16
Museum Trowulan
17
Kubur Panggung
Usulan Teknis
Potensi
Daya Tarik
Potensi
Tinggi
Potensi
Rendah
1050
Potensi
Tinggi
1000
Potensi
Rendah
Potensi
Tinggi
Potensi
Tinggi
Potensi
Tinggi
Potensi
Rendah
Potensi
Tinggi
Potensi
Rendah
Potensi
Tinggi
Potensi
Rendah
Potensi
Rendah
Potensi
Rendah
Potensi
Tinggi
Potensi
Tinggi
Potensi
Rendah
Nilai
495
440
690
940
740
375
1015
625
770
375
245
245
1150
1075
395
Potensi
Perkembangan
Perkembangan
Tinggi
Perkembangan
Rendah
Nilai
Tipologi
1000
500
III
Perkembangan
Tinggi
675
500
III
800
800
625
260
III
1000
675
II
500
IV
360
III
360
III
200
III
800
800
260
III
Perkembangan
Rendah
Perkembangan
Tinggi
Perkembangan
Tinggi
Perkembangan
Tinggi
Perkembangan
Rendah
Perkembangan
Tinggi
Perkembangan
Tinggi
Perkembangan
Rendah
Perkembangan
Rendah
Perkembangan
Rendah
Perkembangan
Rendah
Perkembangan
Tinggi
Perkembangan
Tinggi
Perkembangan
Rendah
26
Potensi
Daya Tarik
Potensi
Tinggi
Potensi
Rendah
Potensi
Rendah
Potensi
Tinggi
Potensi
Rendah
Potensi
Rendah
Potensi
Rendah
Potensi
Rendah
Potensi
Tinggi
Potensi
Tinggi
Potensi
Tinggi
Obyek Wisata
18
Siti Inggil
19
Candi Bangkal
20
Candi Jedong
21
Petirtaan Jolotundo
22
Candi Pasetran
23
Reco Lanang
24
Reco Wedok
25
26
Pemandian Ubalan
27
Pendopo Agung
28
Potensi
Perkembangan
Perkembangan
Tinggi
Perkembangan
Rendah
Perkembangan
Tinggi
Perkembangan
Tinggi
Perkembangan
Rendah
Perkembangan
Tinggi
Perkembangan
Rendah
Perkembangan
Rendah
Perkembangan
Tinggi
Perkembangan
Tinggi
Perkembangan
Tinggi
Nilai
720
340
500
900
465
615
275
215
1105
840
1075
Nilai
Tipologi
625
500
III
625
II
800
500
III
625
II
360
III
200
III
1000
800
800
ODTW
Air Panas Pacet
Air Terjun Coban
Canggu
Wahana Wisata
Cagar Budaya
Gunung
Penanggungan
Wana Wisata Air
Terjun Dlundung
Candi Bajangratu
Candi Tikus
Candi Brahu
Situs
Candi
Gentong
Candi Wringin
Lawang
Kolam Segaran
Makam
Putri
Cempa
Candi
Usulan Teknis
3
-
4
-
5
-
8
-
9
-
10
-
11
-
Total
4
4
4
4
27
ODTW
1
2
Menakjinggo
13 Situs Majapahit
14 Sumur Upas
15 Makam Troloyo
Museum
16
Trowulan
17 Kubur Panggung
18 Siti Inggil
19 Candi Bangkal
20 Candi Jedong
Petirtaan
21
Jolotundo
22 Candi Pasetran
23 Reco Lanang
24 Reco Wedok
Candi Kesimen
25
Tengah
Pemandian
26
Ubalan
27 Pendopo Agung
Maha
Vihara
28
Majapahit
Sumber : RIPPDA Kab. Mojokerto
10
11
Total
4
5
5
3
4
4
4
4
2
2
Keterangan:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Berdasarkan faktor something to see, potensi yang dimiliki oleh obyek wisata di Kabupaten
Mojokerto antara lain: Pemandangan alam yang indah dan layak dijual untuk menarik minat wisatawan
serta peninggalan benda-benda purbakala dan budaya yang bernilai tinggi . Kabupaten Mojokerto yang
kaya akan obyek wisata alam memiliki sejumlah daya tarik yang dapat dinikmati, di antaranya adalah
pemandangan yang berupa pegunungan, air terjun, suasana agrowisata, pemandangan waduk, dan
sejumlah pemandangan alam yang menarik lainnya.
Berikut adalah analisis potensi berdasarkan something to see pada obyek-obyek wisata di
Kabupaten Mojokerto.
Usulan Teknis
28
Tabel 8
Apa yang dapat dilihat (Something to see)
No.
1
2
ODTW
Air Panas Pacet
Air Terjun Coban Canggu
Wahana Wisata Cagar Budaya
3
Gunung Penanggungan
Wana Wisata Air Terjun
4
Dlundung
5
Candi Bajangratu
6
Candi Tikus
7
Candi Brahu
8
Situs Candi Gentong
9
Candi Wringin Lawang
10
Kolam Segaran
11
Makam Putri Cempa
12
Candi Menakjinggo
13
Situs Majapahit
14
Sumur Upas
15
Makam Troloyo
16
Museum Trowulan
17
Kubur Panggung
18
Siti Inggil
19
Candi Bangkal
20
Candi Jedong
21
Petirtaan Jolotundo
22
Candi Pasetran
23
Reco Lanang
24
Reco Wedok
25
Candi Kesimen Tengah
26
Pemandian Ubalan
27
Pendopo Agung
28
Maha Vihara Majapahit
Sumber : RIPPDA Kab. Mojokerto
1
-
2
-
5
-
7
-
8
-
Total
2
2
1
1
1
1
1
2
1
1
2
2
1
1
1
2
1
2
3
2
1
1
1
2
2
1
Keterangan:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Usulan Teknis
29
masyarakat melalui pengembangan produksi cindera mata dan produk khas Kabupaten Mojokerto
lainnya.
Berikut adalah analisis potensi berdasarkan something to buy pada obyek-obyek wisata di
Kabupaten Mojokerto.
Tabel 9
Apa Yang Dapat Dibeli (Something to Buy)
ODTW
1
2 3 4 5
No.
Total
Budaya
Gunung Penanggungan
Wana Wisata Air Terjun
Dlundung
Candi Bajangratu
Candi Tikus
Candi Brahu
10
Kolam Segaran
11
12
Candi Menakjinggo
13
Situs Majapahit
14
Sumur Upas
15
Makam Troloyo
16
Museum Trowulan
17
Kubur Panggung
18
Siti Inggil
19
Candi Bangkal
20
Candi Jedong
21
Petirtaan Jolotundo
22
Candi Pasetran
23
Reco Lanang
24
Reco Wedok
25
26
Pemandian Ubalan
27
Pendopo Agung
28
Usulan Teknis
30
Usulan Teknis
31
Candi Tikus
Candi Jolotundo
Makam Troloyo
10
Museum Trowulan
Usulan Teknis
Karakteristik Wisatawan
belum tahu akan peninggalan Kerajaan Majapahit Sebagian
pengunjung lain datang untuk penelitian benda-benda peninggalan
purbakala. Wisatawan yang berkunjung meliputi keluarga, dewasa,
dan kawula muda (mahasiswa dan pelajar) dengan lama tinggal
rata rata 0,5 - 1 jam.
Wisatawan yang berkunjung ke Candi Tikus ini pada umumnya
wisatawan domestik asal Kabupaten Mojokerto, Sidoarjo,
Jombang. Namun tidak sedikit yang berasal dari kota lain diluar
Provinsi Jatim seperti Yogyakarta, Semarang dll. Pada umumnya
wisatawan ini datang bertujuan untuk rekreasi dan melihat-lihat
candi terutama wisatawan dari luar Kabupaten Mojokerto yang
belum tahu akan peninggalan Kerajaan Majapahit Sebagian
pengunjung lain datang untuk penelitian benda-benda peninggalan
purbakala. Wisatawan yang berkunjung meliputi keluarga, dewasa,
dan kawula muda (mahasiswa dan pelajar) dengan lama tinggal
rata rata 0,5 - 1 jam.
Wisatawan yang berkunjung ke Candi Jolotundo ini pada umumnya
wisatawan domestik asal Kabupaten Mojokerto, Sidoarjo,
Jombang. Namun tidak sedikit yang berasal dari kota lain diluar
Provinsi Jatim seperti Yogyakarta, Semarang dll. Pada umumnya
wisatawan ini datang bertujuan untuk rekreasi dan melihat-lihat
candi sambil mandi di sumber mata air yang dipercaya akan
membawa berkah bagi yang memakainya. Wisatawan yang
berkunjung meliputi keluarga, dewasa, dan kawula muda dengan
lama tinggal rata rata 0,5 - 1 jam.
Wisatawan yang berkunjung ke Candi Bajang Ratu ini pada
umumnya wisatawan domestik asal Kabupaten Mojokerto,
Sidoarjo, Jombang. Namun tidak sedikit yang berasal dari kota lain
diluar Provinsi Jatim seperti Yogyakarta, Semarang dll. Pada
umumnya wisatawan ini datang bertujuan untuk rekreasi dan
melihat-lihat candi terutama wisatawan dari luar Kabupaten
Mojokerto yang belum tahu akan peninggalan Kerajaan Majapahit
Sebagian pengunjung lain datang untuk penelitian benda-benda
peninggalan purbakala. Wisatawan yang berkunjung meliputi
keluarga, dewasa, dan kawula muda (mahasiswa dan pelajar)
dengan lama tinggal rata rata 0,5 - 1 jam.
Pengunjung objek wisata budaya Makam Troloyo berasal dari
penjuru Kabupaten Mojokerto bahkan dari penjuru Provinsi Jawa
Timur terutama di bulan Suro atau malam Jumat Kliwon. Sebagian
besar pengunjung datang untuk berdoa dan berziarah ke makam
Sunan dan penyiar agama Islam lainnya. Pada hari-hari tertentu
pengunjung melaksanakan ritual keagamaan bersama keluarga
atau teman. Wisatawan yang datang berkunjung meliputi golongan
orang dewasa dan keluarga dengan lama tinggal rata rata 1 3
jam dan 1- 7 hari untuk yang menginap.
Pengunjung museum Trowulan pada umumnya wisatawan
domestic yang berasal dari Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Malang
dan Kabupaten Mojokerto sendiri. Terdapat juga wisatawan
mancanegara yang berasal dari Eropa dan Asia. Kedatangan
wisatawan ini umumnya untuk meihat-lihat benda-benda langka
peninggalan kerajaan maupun benda purbakala lainnya.
Wisatawan yang berkunjung meliputi keluarga dan pelajar dengan
lama tinggal rata-rata 1 3 jam.
32
11
Candi Gentong
12
Candi Wringinlawang
13
Kolam Segaran
14
15
Candi Minakjinggo
16
Situs Majapahit
Usulan Teknis
Karakteristik Wisatawan
Wisatawan yang berkunjung ke Candi Gentong ini pada umumnya
wisatawan domestik asal Kabupaten Mojokerto, Sidoarjo,
Jombang. Namun tidak sedikit yang berasal dari kota lain diluar
Provinsi Jatim seperti Yogyakarta, Semarang dll. Pada umumnya
wisatawan ini datang bertujuan untuk rekreasi dan melihat-lihat
candi terutama wisatawan dari luar Kabupaten Mojokerto yang
belum tahu akan peninggalan Kerajaan Majapahit Sebagian
pengunjung lain datang untuk penelitian benda-benda peninggalan
purbakala. Wisatawan yang berkunjung meliputi keluarga, dewasa,
dan kawula muda (mahasiswa dan pelajar) dengan lama tinggal
rata rata 0,5 - 1 jam.
Wisatawan yang berkunjung ke Candi Wringin Lawang ini pada
umumnya wisatawan domestik asal Kabupaten Mojokerto,
Sidoarjo, Jombang. Namun tidak sedikit yang berasal dari kota lain
diluar Provinsi Jatim seperti Yogyakarta, Semarang dll. Pada
umumnya wisatawan ini datang bertujuan untuk rekreasi dan
melihat-lihat candi terutama wisatawan dari luar Kabupaten
Mojokerto yang belum tahu akan peninggalan Kerajaan Majapahit
Sebagian pengunjung lain datang untuk penelitian benda-benda
peninggalan purbakala. Wisatawan yang berkunjung meliputi
keluarga, dewasa, dan kawula muda (mahasiswa dan pelajar)
dengan lama tinggal rata rata 0,5 - 1 jam.
Wisatawan pada obyek wisata ini merupakan wisatawan domestik/
lokal dan mayoritas berasal dari wilayah sekitar Kabupaten
Mojokerto. Wisatawan yang berkunjung ke Kolam Segaran
merupakan keluarga dan kawula muda (pelajar) yang kebetulan
sedang melewati daerah sekitar kolam. Pengunjung biasanya
tinggal di objek wisata mulai 10 30 menit. Kegiatan yang
dilakukan pengunjung antara lain jalan-jalan mengelilingi objek
wisata sambil melihat keindahan kolam. Tetapi pada event-event
tertentu seperti Hari Jadi Kabupaten Mojokerto, diadakan
perlombaan memancing untuk masyarakat sekitar.
Pengunjung objek wisata budaya Makam Putri Cempa berasal dari
penjuru Kabupaten Mojokerto bahkan dari penjuru Provinsi Jawa
Timur terutama di bulan Suro atau malam Jumat Legi. Sebagian
besar pengunjung datang untuk berdoa dan berziarah ke makam
istri Raja Brawijaya V ini. Pada hari-hari tertentu pengunjung
melaksanakan ritual keagamaan bersama keluarga atau teman.
Wisatawan yang datang berkunjung meliputi golongan orang
dewasa dan keluarga dengan lama tinggal rata rata 1 3 jam
dan 1- 7 hari untuk yang menginap.
Wisatawan yang berkunjung ke Candi Minakjinggo ini pada
umumnya wisatawan domestik asal Kabupaten Mojokerto,
Sidoarjo, Jombang. Namun tidak sedikit yang berasal dari kota lain
diluar Provinsi Jatim seperti Yogyakarta, Semarang dll. Pada
umumnya wisatawan ini datang bertujuan untuk rekreasi dan
melihat-lihat candi terutama wisatawan dari luar Kabupaten
Mojokerto yang belum tahu akan peninggalan Kerajaan Majapahit
Sebagian pengunjung lain datang untuk penelitian benda-benda
peninggalan purbakala. Wisatawan yang berkunjung meliputi
keluarga, dewasa, dan kawula muda (mahasiswa dan pelajar)
dengan lama tinggal rata rata 0,5 - 1 jam.
Wisatawan yang berkunjung ke Situs Majapahit ini pada umumnya
33
17
Sumur Upas
18
Pendopo Agung
19
20
21
Candi Bangkal
Usulan Teknis
Karakteristik Wisatawan
wisatawan domestik asal Kabupaten Mojokerto, Sidoarjo,
Jombang. Namun tidak sedikit yang berasal dari kota lain diluar
Provinsi Jatim seperti Yogyakarta, Semarang dll. Pada umumnya
wisatawan ini datang bertujuan untuk rekreasi dan melihat-lihat
candi terutama wisatawan dari luar Kabupaten Mojokerto yang
belum tahu akan peninggalan Kerajaan Majapahit Sebagian
pengunjung lain datang untuk penelitian benda-benda peninggalan
purbakala. Wisatawan yang berkunjung meliputi keluarga, dewasa,
dan kawula muda (mahasiswa dan pelajar) dengan lama tinggal
rata rata 0,5 - 1 jam.
Wisatawan yang berkunjung ke Candi Kedaton/ Sumur Upas ini
pada umumnya wisatawan domestik asal Kabupaten Mojokerto,
Sidoarjo, Jombang. Pada umumnya wisatawan ini datang bertujuan
untuk rekreasi dan melihat-lihat candi terutama wisatawan dari luar
Kabupaten Mojokerto yang belum tahu akan peninggalan Kerajaan
Majapahit Sebagian pengunjung lain datang untuk penelitian
benda-benda peninggalan purbakala. Sebagian kecil pengunjung
datang untuk bersemedi atau melaksanakan ritual keagamaan
seperti pada malam Jumat Legi. Wisatawan yang berkunjung
meliputi keluarga, dewasa, dan kawula muda (mahasiswa dan
pelajar) dengan lama tinggal rata rata 0,5 - 1 jam dan 1 - 2 hari
bagi yang menginap.
Wisatawan yang berkunjung ke Pendopo Agung umumnya
wisatawan domestic yang ingin melihat-lihat keunikan arsitektur
bangunan yang dibangun dengan unsur hari Kemerdekan RI 17-845 sambil beristirahat setelah berkeliling dari objek wisata sekitar
Kecamatan Trowulan. Wisatawan yang berkunjung meliputi
keluarga, dewasa, dan kawula muda (mahasiswa dan pelajar)
dengan lama tinggal rata rata 0,5 - 1 jam.
Wisatawan yang berkunjung ke vihara ini selain berasal dari
Kabupaten Mojokerto sendiri, juga berasal dari kota lain seperti
Gresik dan Surabaya. Selain untuk berdoa/ sembahyang bagi
pengunjung beragama Budha, vihara ini juga dijadikan sekedar
tempat untuk melihat-lihat dan berfoto ria di sekitar vihara dan
patung Budha tidur yang berlapis emas. Wisatawan yang
berkunjung meliputi keluarga, orang dewasa dan pelajar dengan
lama tinggal rata-rata 0,5 1 jam.
Wisatawan yang berkunjung ke cagar budaya Gunung
Penanggungan berasal dari kota sekitar Mojokerto bahkan dari
mancanegara seperti Australia dan Eropa. Selain berkunjung ke
candi-candi yang terdapat di cagar budaya gunung ini, para
wisatawan juga mengunjungi PPLH Seloliman untuk sekedar
beristirahat atau mengikuti program yang disediakan PPLH.
Wisatawan yang berkunjung meliputi keluarga, orang dewasa dan
pelajar dengan lama tinggal rata-rata 1-3 jam dan 1-2 hari bagi
yang menginap.
Wisatawan yang berkunjung ke Candi Bangkal ini pada umumnya
wisatawan domestik asal Kabupaten Mojokerto, Sidoarjo,
Jombang. Namun tidak sedikit yang berasal dari kota lain diluar
Provinsi Jatim seperti Yogyakarta, Semarang dll. Pada umumnya
wisatawan ini datang bertujuan untuk rekreasi dan melihat-lihat
candi terutama wisatawan dari luar Kabupaten Mojokerto yang
belum tahu akan peninggalan Kerajaan Majapahit Sebagian
34
22
Candi Jedong
23
24
Reco Lanang
25
Reco Wedok
26
Candi Pasetran
27
Siti Inggil
Usulan Teknis
Karakteristik Wisatawan
pengunjung lain datang untuk penelitian benda-benda peninggalan
purbakala. Wisatawan yang berkunjung meliputi keluarga, dewasa,
dan kawula muda (mahasiswa dan pelajar) dengan lama tinggal
rata rata 0,5 - 1 jam.
Wisatawan yang berkunjung ke Candi Jedong ini pada umumnya
wisatawan domestik asal Kabupaten Mojokerto, Sidoarjo,
Jombang. Namun tidak sedikit yang berasal dari kota lain diluar
Provinsi Jatim seperti Yogyakarta, Semarang dll. Pada umumnya
wisatawan ini datang bertujuan untuk rekreasi dan melihat-lihat
candi terutama wisatawan dari luar Kabupaten Mojokerto yang
belum tahu akan peninggalan Kerajaan Majapahit Sebagian
pengunjung lain datang untuk penelitian benda-benda peninggalan
purbakala. Wisatawan yang berkunjung meliputi keluarga, dewasa,
dan kawula muda (mahasiswa dan pelajar) dengan lama tinggal
rata rata 0,5 - 1 jam.
Wisatawan yang berkunjung ke Candi Kesimen Tengah ini pada
umumnya wisatawan domestik asal Kabupaten Mojokerto,
Sidoarjo, Jombang. Namun tidak sedikit yang berasal dari kota lain
diluar Provinsi Jatim seperti Yogyakarta, Semarang dll. Pada
umumnya wisatawan ini datang bertujuan untuk rekreasi dan
melihat-lihat candi terutama wisatawan dari luar Kabupaten
Mojokerto yang belum tahu akan peninggalan Kerajaan Majapahit
Sebagian pengunjung lain datang untuk penelitian benda-benda
peninggalan purbakala. Wisatawan yang berkunjung meliputi
keluarga, dewasa, dan kawula muda (mahasiswa dan pelajar)
dengan lama tinggal rata rata 0,5 - 1 jam.
Wisatawan yang berkunjung kesini berasal dari sekitar Mojokerto
seperti Gresik dan Surabaya dimana tujuan berkunjung untuk
sekedar melihat-lihat atau menggelar ritual keagamaan Buddha
(dahulu). Wisatawan yang berkunjung meliputi keluarga, dewasa
dengan lama tinggal rata rata 10 15 menit.
Wisatawan yang berkunjung kesini berasal dari sekitar Mojokerto
seperti Gresik dan Surabaya dimana tujuan berkunjung untuk
sekedar melihat-lihat. Wisatawan yang berkunjung meliputi
keluarga, dewasa dengan lama tinggal rata rata 10 15 menit.
Wisatawan yang berkunjung ke Candi Pasetran ini pada umumnya
wisatawan domestik asal Kabupaten Mojokerto, Sidoarjo,
Jombang. Namun tidak sedikit yang berasal dari kota lain diluar
Provinsi Jatim seperti Yogyakarta, Semarang dll. Pada umumnya
wisatawan ini datang bertujuan untuk rekreasi dan melihat-lihat
candi terutama wisatawan dari luar Kabupaten Mojokerto yang
belum tahu akan peninggalan Kerajaan Majapahit Sebagian
pengunjung lain datang untuk penelitian benda-benda peninggalan
purbakala. Wisatawan yang berkunjung meliputi keluarga, dewasa,
dan kawula muda (mahasiswa dan pelajar) dengan lama tinggal
rata rata 0,5 - 1 jam.
Wisatawan yang berkunjung di obyek wisata ini tidak jarang
berasal dari luar kota bahkan luar provinsi. Pada umumnya
pengunjung melakukan kegiatan seperti ziarah kubur atau hanya
sekedar melihat-lihat peninggalan prasejarah dan mengenal
makam raden wijaya dari dekat. Pengunjung berasal dari kalangan
meliputi keluarga, orang dewasa dan anak muda (pelajar) dengan
lama tinggal rata-rata 1-1,5 jam
35
28
Kubur Panggung
Karakteristik Wisatawan
Wisatawan yang mengunjungi objek wisata ini sebagian berasal
dari Kabupaten Mojokerto, sebagian lagi dari kota sekitar
Kabupaten Mojokerto. Pada umumnya pengunjung melakukan
kegiatan seperti ziarah kubur atau hanya sekedar melihat-lihat
setelah beristirahat di Pendopo Agung karena lokasi yang
berdekatan. Pengunjungnya dari berbagai kalangan meliputi
keluarga, orang dewasa dan anak muda (pelajar)
Dalam RIPPDA Kabupaten Mojokerto juga telah dibuat cluster yang didalamnya terdiri dari
beberapa objek wisata dengan tema tertentu. Berikut adalah tema dan objek wisata yang terdapat
pada masing-masing cluter.
Cluster A
merupakan wilayah pengembangan dengan daya tarik utama berupa wisata purbakala yang
didukung dengan wisata sejarah.
Cluster B
merupakan wilayah pengembangan dengan daya tarik utama berupa wisata buatan yang
didukung dengan wisata alam.
Cluster C
merupakan wilayah pengembangan dengan daya tarik utama berupa wisata purbakala yang
didukung dengan wisata sejarah.
Cluster A
Candi Wringin Lawang
Kolam Segaran
Candi Tikus
Candi Brahu
Museum Trowulan
Candi Gentong
Siti Inggil
Sumur Upas
Pendopo Agung
Kubur Panggung
Makam Troloyo
Cluster B
Usulan Teknis
Pertitaan Jolotundo
Wahana Wisata Cagar
Budaya Gunung
Penanggungan
36
Cluster C
Candi Bangkal
Candi Jedong
Candi Pasetran
Keterangan :
Objek wisata yang utama untuk dikunjungi wisatawan
Objek wisata alternatif untuk dikunjungi wisatawan
Menurut A.J. Burkart dan S. Medlik, pariwisata berarti perpindahan orang untuk sementara (dan)
dalam jangka waktu pendek ke tujuan-tujuan di luar tempat dimana mereka biasanya hidup dan
bekerja, dan kegiatan-kegiatan mereka selama tinggal di tempat-tempat tujuan tersebut (Soekadijo,
2000:3).
Menurut Prof. Hunzieker dan Prof. K. Krapf, pariwisata dapat didefinisikan sebagai keseluruhan
jaringan dan gejala-gejala yang berkaitan dengan tinggalnya orang asing di suatu tempat, dengan
syarat bahwa mereka tidak tinggal di situ untuk melakukan suatu pekerjaan yang penting yang
memberikan keuntungan yang bersifat permanen maupun sementara (Soekadijo, 2000:12).
Menurut World Tourism Organization (WTO), pariwisata adalah kegiatan seseorang yang
bepergian ke atau tinggal di suatu tempat di luar lingkungannya yang biasa dalam waktu tidak lebih
dari satu tahun secara terus menerus, untuk kesenangan, bisnis ataupun tujuan lainnya.
Jenis-jenis Wisata
Menurut Nyoman S. Pendit (1999:42) wisata berdasarkan jenis-jenisnya dapat dibagi ke dalam dua
kategori, yaitu:
1. Wisata Alam, yang terdiri dari:
Wisata Pantai (Marine tourism), merupakan kegiatan wisata yang ditunjang oleh sarana dan
prasarana untuk berenang, memancing, menyelam, dan olahraga air lainnya, termasuk sarana
dan prasarana akomodasi, makan dan minum.
Usulan Teknis
37
Wisata Cagar Alam (Ecotourism), merupakan wisata yang banyak dikaitkan dengan
kegemaran akan keindahan alam, kesegaran hawa udara di pegunungan, keajaiban hidup
binatang (margasatwa) yang langka, serta tumbuh-tumbuhan yang jarang terdapat di tempattempat lain.
Wisata Buru, merupakan wisata yang dilakukan di negeri-negeri yang memang memiliki daerah
atau hutan tempat berburu yang dibenarkan oleh pemerintah dan digalakkan oleh berbagai
agen atau biro perjalanan.
Peninggalan sejarah kepurbakalaan dan monumen, wisata ini termasuk golongan budaya,
monumen nasional, gedung bersejarah, kota, desa, bangunan-bangunan keagamaan, serta
tempat-tempat bersejarah lainnya seperti tempat bekas pertempuran (battle fields) yang
merupakan daya tarik wisata utama di banyak negara.
Museum dan fasilitas budaya lainnya, merupakan wisata yang berhubungan dengan aspek
alam dan kebudayaan di suatu kawasan atau daerah tertentu. Museum dapat dikembangkan
berdasarkan pada temanya, antara lain museum arkeologi, sejarah, etnologi, sejarah alam,
seni dan kerajinan, ilmu pengetahuan dan teknologi, industri, ataupun dengan tema khusus
lainnya.
Komponen-komponen Wisata
Menurut Inskeep (1991:38), di berbagai macam literatur dimuat berbagai macam komponen
wisata. Namun ada beberapa komponen wisata yang selalu ada dan merupakan komponen dasar dari
wisata. Komponen-komponen tersebut saling berinteraksi satu sama lain. Komponen-komponen wisata
tersebut dapat dikelompokkan sebagai berikut:
Kegiatan-kegiatan wisata yang dimaksud dapat berupa semua hal yang berhubungan dengan
lingkungan alami, kebudayaan, keunikan suatu daerah dan kegiatan-kegiatan lain yang berhubungan
dengan kegiatan wisata yang menarik wisatawan untuk mengunjungi sebuah obyek wisata.
Usulan Teknis
38
Akomodasi
Akomodasi yang dimaksud adalah berbagai macam hotel dan berbagai jenis fasilitas lain yang
berhubungan dengan pelayanan untuk para wisatawan yang berniat untuk bermalam selama
perjalanan wisata yang mereka lakukan.
Fasilitas dan pelayanan wisata yang dimaksud adalah semua fasilitas yang dibutuhkan dalam
perencanaan kawasan wisata. Fasilitas tersebut termasuk tour and travel operations (disebut juga
pelayanan penyambutan). Fasilitas tersebut misalnya: restoran dan berbagai jenis tempat makan
lainnya, took-toko untuk menjual hasil kerajinan tangan, cinderamata, toko-toko khusus, toko
kelontong, bank, tempat penukaran uang dan fasilitas pelayanan keuangan lainnya, kantor informasi
wisata, pelayanan pribadi (seperti salon kecantikan), fasilitas pelayanan kesehatan, fasilitas keamanan
umum (termasuk kantor polisi dan pemadam kebakaran), dan fasilitas perjalanan untuk masuk dan
keluar (seperti kantor imigrasi dan bea cukai).
Meliputi transportasi akses dari dan menuju kawasan wisata, transportasi internal yang
menghubungkan atraksi utama kawasan wisata dan kawasan pembangunan, termasuk semua jenis
fasilitas dan pelayanan yang berhubungan dengan transportasi darat, air, dan udara.
Infrastruktur lain
Infrastruktur yang dimaksud adalah penyediaan air bersih, listrik, drainase, saluran air kotor,
telekomunikasi (seperti telepon, telegram, telex, faksimili, dan radio).
Elemen kelembagaan
Kelembagaan yang dimaksud adalah kelembagaan yang diperlukan untuk membangun dan mengelola
kegiatan wisata, termasuk perencanaan tenaga kerja dan program pendidikan dan pelatihan;
menyusun strategi marketing dan program promosi; menstrukturisasi organisasi wisata sektor umum
dan swasta; peraturan dan perundangan yang berhubungan dengan wisata; menentukan kebijakan
penanaman modal bagi sektor publik dan swasta; mengendalikan program ekonomi, lingkungan, dan
sosial kebudayaan.
Pada Gambar 2 menunjukkan komponen-komponen wisata tersebut dalam suatu hubungan
keseluruhan dari lingkungan alami dan sosial ekonomi antara pasar internasional dan wisatawan
domestik yang akan dilayani dan kawasan tempat tinggal yang digunakan sebagai tempat atraksi,
penyediaan fasilitas, pelayanan, dan infrastruktur.
Usulan Teknis
39
Gambar 2
Komponen Pariwisata
Usulan Teknis
40
Wisatawan datang ke suatu tempat sangat ditentukan oleh motivasi dan keinginannya. Menurut
Karyono (1997:48), ada beberapa faktor pendorong seseorang melakukan perjalanan wisata, yaitu :
faktor-faktor bersifat irasional (dorongan bawah sadar) dan faktor-faktor yang bersifat rasional
(dorongan yang disadari).
Sebagian besar untuk mengadakan wisata didasarkan pada alasan yang rasional (berdasarkan
dorongan yang disadari sepenuhnya), seperti karena adanya fasilitas yang memadai, atraksi wisata
yang menarik untuk dikunjungi. Namun banyak pula orang yang mengadakan perjalanan wisata
dengan alasan yang irrasional (berdasarkan dorongan bawah sadar), seperti adanya keterikatan
emosional dan keinginan untuk berkunjung pada tempat-tempat yang dianggapberkaitan dengan
urusan keagamaan. Kunjungan ke makam-makam para sunan/penyiar agama, rasul/nabi, tempat yang
dikeramatkan menurut ajaran agama, sering dilakukan untuk kalangan pemeluk tertentu. Kunjungan ini
sering tidak dimengerti oleh kalangan yang tidak memahami tata nilai yang dianut oleh masyarakat
yang bersangkutan.
Motivasi wisatawan untuk berkunjung di suatu tempat akan sangat dipengaruhi oleh
persepsinya mengenai produk wisata yang ada, baik yang berkaitan dengan atraksi wisata maupun
faktor pendukungnya. Persepsi wisatawan mengenai suatu produk wisata dapat dilihat keterpenuhan
kebutuhan wisatawan selama melakukan perjalanan wisata. Menurut Mc Intosh, motif wisata dapat
dikelompokkan sebagai berikut :
a. Motif fisik (Physical Motivations)
Motif ini banyak berhubungan dengan hasrat untuk mengembalikan kondisi fisik seperti olah raga,
istirahat, pemeilharaan kesehatan agar gairah kerja timbul kembali.
b. Motif Budaya, motif tersebut lebih memperhatikan motif wisatawan bukan atraksinya. Hal tersebut
terlihat dari motif wisatawan yang datang ke tempat wisata lebih memilih untuk mempelajari, sekedar
mengenal, atau memahami tata cara dan kebudayaan bangsa atau daerah lain daripada menikmati
atraksi yang dapat berupa pemandangan alam atau flora dan fauna.
c. Motif Interpersonal, merupakan motif yang berhubungan dengan keinginan untuk bertemu dengan
keluarga, teman, tetangga, berkenalan dengan orangorang tertentu atau sekedar melihat tokoh-tokoh
terkenal.
d. Motif Status atau Prestise, merupakan motif yang berhubungan dengan gengsi atau status
seseorang. Maksudnya ada suatu anggapan bahwa orang yang pernah mengunjungi suatu tempat
tertentu dengan sendirinya melebihi sesamanya yang tidak pernah berkunjung ke tempat tersebut.
Untuk mengetahui permintaan wisata maka perlu dikaitkan antara wisatawan dengan kebutuhankebutuhan selama di daerah wisata.
Usulan Teknis
41
Suwantoro (1997:79) menyebutkan adanya beberapa kebutuhan yang harus dipenuhi oleh
wisatawan selama mengadakan perjalanan di daerah wisata, yaitu :
a. Kebutuhan akan alat angkutan, bis, kereta api.
b. Kebutuhan akan penginapan, hotel atau penginapan.
c. Kebutuhan akan makan dan minum, restoran, rumah makan
d. Kebutuhan akan hiburan dan kegiatan rekreasi
e. Kebutuhan akan pelayanan selama perjalanan, seperti pemandu wisata
f. Kebutuhan akan barang-barang khas buatan masyarakat daerah setempat
g. Kebutuhan akan barang komsumsi keperluan pribadi melalui pusat perbelanjaan.
Menurut Pearce (1989:37), permintaan wisata yang efektif dapat diukur dengan jumlah
wisatawan, yaitu jumlah wisatawan yang meninggalkan atau mengunjungi suatu negara, kawasan atau
kota, menggunakan moda transportasi tertentu, melakukan aktifitas wisata tertentu atau sejumlah
aktifitas lainnya seperti bermalam pada jenis akomodasi tertentu atau mengunjungi taman nasional.
Dengan demikian kebutuhan wisatawan tersebut meliputi, antara lain : atraksi wisata dan aktifitas
wisata, jasa wisata, transportasi, dan informasi wisata. Selanjutnya mengenai pengambilan keputusan
wisatawan untuk berangkat berwisata, menurut Fandelli (1995:58), akan melalui beberapa tahapan
berikut:
a. Keinginan berwisata, faktor ini berkaitan dengan alasan berwisata
b. Evaluasi terhadap banyaknya informasi yang terkumpul yang mendorong wisatawan untuk
menghubungi biro-biro perjalanan atau travel agent untuk memperoleh dan mempelajari brosurbrosur yang tersedia tentang daerah tujuan wisata. Informasi ini biasanya dikonfirmasikan kepada
keluarga atau temannya untuk mengatur ketersediaan waktu dan dana.
c. Keputusan berwisata. Hal ini menyangkut macam dan jenis perjalanan yang akan digunakan,
akomodasi dan aktifitas wisata yang akan dipilih.
d. Persiapan untuk melakukan perjalanan
e. Melakukan kegiatan wisata.
Pengelolaan Pariwisata
Pengelolaan suatu obyek wisata harus dilakukan dengan profesional, apalagi Indonesia
mengedepankan sektor pariwisata sebagai andalan dan dinilai sebagai sektor yang paling siap
membantu proses pemulihan krisis ekonomi nasional. Namun kenyataannya tidak sedikit pengelolaan
obyek wisata yang terkesan dan terasa kurang profesional. Untuk tolok ukur lahiriah saja bisa dilihat
Usulan Teknis
42
dengan penataan kawasan, koordinasi pungutan, penanganan masalah kebersihan dan obyek
pendukungnya. Beberapa alasan dimunculkan bila masalah profesionalisme ini dipertanyakan,
diantaranya alasan keterbatasan dana. Uang masuk dan tiket habis untuk menggaji karyawan dan
tidak ada atau kalaupun ada cuma sekadarnya yang bisa dialokasikan untuk pemeliharaan sarana
obyek. Apalagi untuk mengembangkannya (Sugiantoro, 2000.39).
Dunia pariwisata merupakan satu industri yang komplek, maka organisasiorganisasi pariwisata
nasional harus ditata, diorganisasi dan dijalankan menurut konsep-konsep manajemen dan pemasaran
ilmiah modern sehingga diharapkan pertumbuhan pariwisata akan meningkat.
Menurut James A.F. Stoner, manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan dan pengawasan atas kegiatan anggota organisasi dan penggunaan sumber-sumber daya
guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. (Anwari, 1983:4)
Menurut Salah Wahab (2003:145), manajemen itu meliputi lima unsure pokok, baik dalam
pemikiran dasarnya maupun dalam penerapannya, yaitu :
1. Pengorganisasian;
2. Perencanaan
3. Motivasi
4. Penempatan personal dan penggerakannya
5. Koordinasi dan pengawasan
Berbagai fungsi manajemen itu dapat diterapkan pada setiap sektor yang dapat dikaji dan
setiap jenis usaha dalam bidang perindustrian, pertanian, jasa-jasa atau pariwisata. Ketiga alat
manajemen adalah keuangan, produksi dan pemasaran.
Dalam industri pariwisata, pemasaran sebagai salah satu alat manajemen memegang peranan
yang penting karena akan membantu organisasi maupun badan usaha pariwisata untuk menetapkan
suatu sistem komunikasi yang efektif dan konsisten dengan para wisatawan yang real maupun
potensial dan berusaha mengetahui keinginan, kebutuhan, motivasi, kesukaan dan hal-hal yang tidak
disukai supaya mampu memenuhi persyaratan-persyaratan wisata sebaik-baiknya. Lebih lanjut
dijelaskan oleh Salah Wahab (2003:148) konsep pemasaran dalam sistem pariwisata mempunyai 4
fungsi, yaitu:
1. Pembatasan pengertian pasaran, baik yang real maupun yang potensial dan suatu studi yang
mendalam mengenai susunan pasaran dan kekuatankekuatan yang mempengaruhinya.
2. Komunikasi, untuk memikat permintaan dengan cara menyakinkan wisatawan bahwa daerah tujuan
wisata yang tersedia dengan daya tarik, fasilitas dan jasa-jasanya akan memenuhi selea mereka lebih
Usulan Teknis
43
besar dari daerah tujuan wisata lain dan karena itu patutlah didahulukan dari suatu produksi pengganti
lainnya.
3. Umpan balik, mengenai produksi membantu mengembangkan dan memperbaikinya untuk
memenuhi permintaan yang telah diproyeksikan dan dianalisis.
4. Pengawasan hasilnya, untuk menilai, menghitung dan mengukur hasilhasil dan pendapatan yang
diperoleh. Sistem pengawasan demikian itu harus mencapai sasaran dayaguna sumber-sumber wisata
dan meningkatkan hasil penjualan.
Dalam lingkup yang lebih luas, pengelolaan sebuah obyek pariwisata tidak lepas dari peran serta
pemerintah seperti yang telah diamanatkan dalam UU No. 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan.
Peran pemerintah merupakan hal pokok dalam usaha pengembangan pariwisata yang dapat
dikelompokkan menjadi beberapa peran sebagai berikut:
1. Koordinator, mengkoordinasi antar instansi yang terkait dalam hal pengembangan pariwisata
menyangkut permasalahan yang komplek.
2. Perencana, hal ini sesuai dengan kedudukannya sebagai pemegang kekuasaan.
3. Legislator dan regulator, dalam perencanaan pariwisata diperlukan peraturan-peraturan yang
legalitasnya jelas.
4. Pengusaha, pemerintah bisa berperan sebagai pengusaha pada perusahaan-perusahaan negara
dan menjalankan sendiri usaha wisata.
5. Stimulator, merangsang dan meningkatkan peran pihak lain untuk ikut serta dalam usaha
pengembangan pariwisata.
Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan
Tujuan pengembangan pariwisata berkelanjutan adalah :
a. Mengembangkan pengertian dan kepedulian sehingga dapat memberikan sumbangan yang
bermanfaat bagi lingkungan dan ekonomi
b. Memperbaiki kualitas hidup masyarakat setempat
c. Memberikan pengalaman yang baik bagi pengunjung
d. Memelihara kualitas lingkungan.
Pembangunan pariwisata berkelanjutan diartikan sebagai proses pembangunan pariwisata yang tidak
menyampingkan sumberdaya alam dan budaya, baik untuk saat ini maupun untuk masa yang akan
datang. Pengembangan pariwisata berkelanjutan mengutamakan pertimbangan pengelolaan semua
sumber daya seperti memenuhi kebutuhan ekonomi, sosial, budaya, proses ekologi dan sistem
Usulan Teknis
44
pendukung kehidupan. Sumber dari konsep berkelanjutan adalah daya dukung suatu tempat atau
kemampuan untuk mendukung suatu kebutuhan pariwisata tanpa menimbulkan kerusakan.
Menurut Mathieson dan Wall (1982:31) mengartikan daya dukung sebagai jumlah maksimum orang
yang dapat memanfaatkan suatu tempat tanpa menimbulkan suatu perubahan yang tidak dapat
diterima oleh lingkungan fisik dan tanpa terjadinya penurunan kualitas. Daya dukung diantaranya
adalah daya dukung fisik yang berhubungan dengan jumlah lahan yang tersedia untuk fasilitas,
termasuk fasilitas pendukung lainnya seperti akomodasi dan infrastruktur.
Strategi Pengembangan Obyek Wisata Alam
1.
Pengembangan ODTWA sangat erat kaitannya dengan peningkatan produktifitas sumber daya
hutan dalam konteks pembangunan ekonomi regional maupun nasional, sehingga selalu
dihadapkan pada kondisi interaksi berbagai kepentingan yang melibatkan aspek kawasan hutan,
pemerintah, aspek masyarakat, dan pihak swasta di dalam suatu sistem tata ruang wilayah.
Usulan Teknis
45
Aspek Pemasaran dengan mempergunakan teknologi tinggi dan bekerja sama dengan
berbagai pihak baik dalam negeri maupun luar negeri.
Usulan Teknis
46
Dalam tahapan analisa data adalah menganalisa data-data sehingga dapat ditentukan dirumuskan
rencana pengembangan pariwisata di Kabupaten Mojokerto yang sesuai dengan kondisi terkini.
Adapun analisa yang dilakukan adalah :
1. Analisa kebijakan pengembangan bidang kepariwisataan
2. Analisa karakteristik kawasan/objek wisata
3. Analisa daya tarik objek wisata
4. Analisa daya dukung lingkungan
5. Analisa kebutuhan sarana dan prasarana pariwisata
6. Analisa aksesbilitas
7. Analisa supply dan demand (segmentasi pasar)
8. Analisa keterkaitan (linkage) objek wisata
9. Analisa potensi dan masalah objek wisata
10. Analisa kelembagaan dan peran masyarakat
11. Analisa SWOT
7. Tahapan Penentuan Strategi/Rekomendasi Kelayakan Pengembangan
Pada tahapan ini adalah penentuan strategi pengembangan yang didapat dari analisa SWOT
berdasarkan potensi dan permasalahan serta hasil analisa di atas. Adapun rekomendasi kelayakan
pengembangan, mencakup :
Program
Tahapan
Kelembagaan
Usulan Teknis
47
Disamping itu wilayah Kabupaten Mojokerto juga mengitari wilayah Kota Mojokerto yang terletak
ditengah-tengah wilayah Kabupayen Mojokerto.
Secara administrative wilayah Kabupaten Mojokerto terdiri dari 18 kecamatan, 304 desa. Luas wilayah
secara keseluruhan Kabupaten mojokerto adalah 692,15 km2,dimana bila lita amati wilayah Kecamatan
Dawarblandong merupakan kecamatan dengan luas wilayah terbesar.
Tabel 12
Tinggi dan Luas Daerah Menurut Kecamatan 2008
No
Kecamatan
Usulan Teknis
48
daerah perbukitan kapur yang kurang subur. Sekitar 30% dari seluruh wilayah Kabupaten Mojokerto
kemiringan tanahnya lebih dari 15 derajat, sedangkan sisanya merupakan wilayah dataran dengan
tingkat kemiringan lahan kurang dari 15 derajat.
Letak ketinggian kecamatan-kecamatan di wilayah Kabupaten Mojokerto rata-rata berada dibawah 500
m dari permukaan laut, kecamatan yang memiliki ketinggian tertinggi adalah Kecamatan pacet, dimana
ketinggiannya berada pada lebih 700 m dari permukaan laut.
c. Kependudukan
Menurut hasil regrestrasi dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten penduduk sampai
dengan bulan Mei 2011 jumlah penduduk Kabupaten Mojokerto berjumlah 1.097.409. Jumlah
penduduk laki-laki 551.878 sedang jumlah penduduk perempuan 545.531, sek rasio penduduk
Kabupaten Mojokerto sampai dengan bulan Mei 2011 adalah 1,011 hal ini berarti bahwa penduduk
laki-laki Kabupaten Mojokerto lebih banyak dibanding perempuan.
Kepadatan penduduk rata Kabupaten Mojokerto sampai dengan bulan Mei 2011 adalah 1.581,41 jiwa
setiap km2.
Tabel 13
Jumlah Penduduk Kabupaten Mojokerto (Bulan Mei 2011)
No
Kecamatan
Jenis Kelamin
Laki-Laki
Jumlah Penduduk
Perempuan
Jumlah
KK
Jatirejo
21.326
20.838
42.164
13.114
Gondang
21.527
21.350
42.887
13.562
Pacet
28.743
28.715
57.458
18.614
Trawas
15.021
15.067
30.088
9.280
Ngoro
39.135
39.208
78.343
23.835
Pungging
37.639
37.231
74.870
23.018
Kutorejo
31.476
30.796
62.272
19.054
Mojosari
39.294
38.256
77.550
23.599
Dlanggu
27.625
27.420
5.045
16.768
10
Bangsal
25.688
25.097
50.785
15.785
11
Puri
37.056
36.568
73.624
21.640
12
Trowulan
37.490
36.787
74.277
22.814
13
Sooko
37.436
36.692
74.128
21.066
Usulan Teknis
49
Kecamatan
Jenis Kelamin
Laki-Laki
Jumlah Penduduk
Perempuan
Jumlah
KK
14
Gedeg
30.457
30.040
60.497
18.724
15
Kemlagi
29.508
29.511
59.019
17.579
16
Jetis
41.920
41.380
83.300
25.758
17
Dawarblandong
25.568
26.267
51.835
15.703
18
Mojoanyar
24.969
24.308
49.277
14.598
JUMLAH
551.878
545.531
1.097.409
334.511
Tabel 14
Jumlah Penduduk Kabupaten Mojokerto (Bulan Mei 2011)
Menurut Struktur Umum
No
Struktur Umur
0-4
37.802
35.720
5-9
43.617
40.635
10-14
47.353
44.858
15-19
45.770
43.434
20-24
43.202
42.021
25-29
49.958
49.496
30-34
48.048
47.248
35-39
48.064
47.986
40-44
46.724
46.023
10
45-49
39.736
40.277
11
50-59
33.521
32.053
12
60-64
23.163
21.300
13
65-69
15.745
16.858
14
70-74
12.391
14.251
15
> 75
16.784
23.371
551.878
545.531
Jumlah
Laki-Laki
Perempuan
Gambar 3
Laju Pertumbuhan Penduduk Tahun 200-2010
Usulan Teknis
50
Usulan Teknis
51
2. Berikut ini merupakan skoring untuk daya tarik obyek wisata di Kabupaten Mojokerto
Parameter Pembobotan
Tabel 18
Kriteria Penilaian Daya Tarik Obyek Wisata
Keunikan
20
Minat wisatawan
20
Keragaman
kegiatan
15
Lokasi Kegiatan
15
Kebutuhan
infrastruktur
15
Skala kegiatan
10
Potensi Sumber
Daya yang ada
10
Kendala
penyediaan
kegiatan
Pertimbangan
ekologi
5
5
Kriteria
Bobot
Unik (hanya ada di tempat itu)
Tidak terlalu unik (ditempat lain ada)
Tidak unik sama sekali (banyak yang serupa)
Tinggi (wisatawan berminat > 30 %)
Sedang (wisatawan berminat 30 % > n > 20 %)
Rendah (wisatawan berminat 20 %)
Banyak kegiatan, sudah dikembangkan dan perlu
ditingkatkan
Terdapat kegiatan, tetapi belum dikembangkan
Tidak terdapat kegiatan
Lokasi mudah dijangkau
Lokasi cukup sulit dijangkau
Lokasi sangat sulit dijangkau
Ditunjang infrastruktur sepenuhnya
Tidak sepenuhnya ditunjang infrastruktur
Tidak ditunjang infrastruktur
Besar (Nasional/propinsi)
Sedang (kabupaten)
Kecil (Kecamatan/Desa)
Tersedia, sudah dikembangkan dan perlu ditingkatkan
Tersedia, tetapi belum dikembangkan
Tidak tersedia
Tidak ada kendala
Kendala masih dapat diatasi
Kendala cukup banyak
Pertimbangan unsur ekologi secara minimal
Mempertimbangkan tetapi tidak maksimal
Banyak mempertimbangkan
Skor
10
5
1
10
5
1
10
5
1
10
5
1
10
5
1
10
5
1
10
5
1
10
5
1
10
5
1
52
Motif budaya, dapat diartikan berupa menikmati pemandangan alam, flora, fauna,
mempelajari atau mengenal tata cara kebudayaan baik berupa bangunan, musik, tarian, dan
kebiasaan kehidupan sehari-hari
Motif interpersonal, yang berhubungan dengan keinginan untuk bertemu atau berjumpa
sekedar melihat orang/keramaian
Motif status/prestise, dapat diartikan bila seseorang yang pernah bepergian ke obyek wisata
lain dianggap atau dengan sendirinya naik gengsinya.
Usulan Teknis
53
2. Analisa Aksesbilitas
Analisis aksesbilitas dapat digunakan untuk menganalisis tingkat keterpusatan lokasi suatu
fasilitas pelayanan. Menurut model ini aksesibilitas suatu lokasi dipengaruhi oleh 4 variabel, yaitu
kondisi perkerasan jalan, fungsi jaringan jalan, ketersediaan angkutan umum dan jarak. Parameter
yang digunakan dalam menentukan tingkat aksesibilitas adalah:
Kondisi perkerasan jalan
Fungsi jaringan jalan
Ketersediaan angkutan umum
Jarak
Dalam proses perencanaan kota, aplikasi model aksesibilitas digunakan sebagai salah satu
alat (analisis tool) untuk mengetahui pola tata ruang, tingkat sentralitas lokasi, dan kecenderungan
pemusatan kegiatan-kegiatan perkotaan. Asumsi dasarnya adalah bahwa tingkat aksesibilitas
sebanding dengan kondisi perkerasan jalan, fungsi jaringan jalan, ketersediaan angkutan umum, dan
berbanding terbalik dengan jarak. Formula matematisnya adalah:
KFT
d
Di mana:
A = Tingkat aksesibilitas
K = Kondisi perkerasan jalan
F = Fungsi jaringan jalan
T = Ketersediaan angkutan umum
d = Jarak
Penentuan Dimensi Jalan
Penentuan dimensi jalan dilakukan dengan melibatkan komponen-komponen seperti:
volume pelayanan jalan maksimum
rasio volume jalan dengan kapasitas jalan
Formula yang dipergunakan adalah (Morlok, 1978) :
Sv 2000 N
Usulan Teknis
V
W T
C
54
Usulan Teknis
55
Perlawatan keliling dimaksudkan untuk menghubungkan beberapa lokasi objek wisata menjadi satu
mata rantai yang utuh.
2. Tempat tujuan (Destination)
Dengan lokasi wisata yang saling berjauhan serta adanya kendala topografi maka konsep tempat
tujuan ini sangat baik untuk digunakan.
3. Gabungan perlawatan keliling dan tempat tujuan (overall)
Dengan adanya kendala dan limitasi di kawasan wisata, maka untuk lokasi-lokasi yang dapat
dihubungkan akan digunakan perlawatan keliling, sedangkan untuk lokasi-lokasi yang tidak dapat
dihubungkan digunakan tempat tujuan.
5. Analisa SWOT
Dalam merumuskan strategi diperlukan analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman
(SWOT) untuk pengembangan wisata air terjun agar perumusan strategi yang akan diambil lebih tajam
(efektif). Analisis SWOT diperoleh dari identifikasi kondisi, potensi dan permasalahan dengan aspekaspek terkait.
Dalam analisis SWOT, beberapa pertanyaan kunci adalah sebagai berikut :
a. Kekuatan (Strength) yang merupakan aspek internal positif yang dapat dikontrol dan dapat diperkuat
dalam perencanaan :
Apa yang merupakan keunggulannya/ keuntungannya?
Apa yang dikerjakannya dengan baik?
Apa yang orang lain lihat sebagai kekuatannya?
b. Kelemahan (Weakness) yang merupakan aspek internal negatif yang dapat dikontrol dan dapat
diperbaiki dalam perencanaan :
Apa yang perlu diperbaiki?
Apa yang dikerjakan dengan buruk?
Apa yang perlu dihindarkan?
c. Peluang (Opportunity) yang merupakan kondisi eksternal positif yang tidak dapat dikontrol dan dapat
diambil keuntungannya :
Kesempatan baik apa yang sedang dihadapi?
Apa yang menjadi tren menarik/ penting saat ini?
Peluang berguna dapat datang dari :
Perubahan pada teknologi dan permintaan (demand)
Perubahan dalam kebijakan pemerintah
Usulan Teknis
56
d. Ancaman (Threat) yang merupakan kondisi eksternal negatif yang tidak dapat dikontrol dan mungkin
dapat diperkecil dampaknya :
Hambatan apa yang sedang dihadapi?
Hal apa yang menjadikan persaingan?
Apakah perubahan teknologi mengancam posisinya?
Apakah ancaman bencana alam yang dominan?
Dalam menentukan strategi pengembangan wisata air terjun didasarkan atas kondisi faktual potensi
dan permasalahan seperti dijelaskan pada bagian sebelumnya, teknik yang digunakan adalah mencari
strategi silang dari keempat faktor SWOT di atas, yaitu :
Strategi S-O : strategi yang disusun untuk memanfaatkan seluruh kekuatan dan mengoptimalkan
peluang yang ada.
Strategi S-T: strategi yang disusun untuk memanfaatkan seluruh kekuatan dalam menanggulangi
ancaman yang ada.
Strategi W-O: strategi memanfaatkan peluang secara optimal untuk mengatasi kelemahan yang
dimiliki.
Strategi W-T: strategi untuk mengatasi kelemahan dan mengeliminasi ancaman yang timbul.
Konsep dasar dalam penelitian ini adalah bagaimana membuat sebuah komparasi kondisi ekternal dan
internal sehingga diperoleh rumusan strategi yang jelas untuk pengembangan kawasan wisata ke
depan. Konsep dasar tersebut dapat dilihat pada Gambar 6
Usulan Teknis
57
Gambar 6
Analisa SWOT
Dari konsep tersebut kemudian diterjemahkanlah kelebihan dan kelemahan baik dari faktor internal dan
eksternal dalam sebuah matriks yang menggambarkan kondisi keterkaitan satu sama lain, contoh
matrik SWOT adalah (Gambar) :
Gambar 7
Matriks Analisa SWOT
B.3.
A. ORGANISASI
Prinsip efisiensi dan efektifitas merupakan prioritas utama dalam mekanisme kerja team
perencana. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi pemborosan materi, tenaga, serta waktu. Penerapan
Usulan Teknis
58
mekanisme kerja intern tim perencana, terutama antara tiap komponen dari struktur organisasi kerja
dilakukan secara terpadu, saling mengisi dan menunjang, serta masing-masing pihak mempunyai
uraian kerja (job description) yang jelas.
Tim ini secara fungsional berhubungan langsung dengan pemberi tugas. seperti Tim Teknis
proyek maupun lembaga terkait. Secara keseluruhan, bentuk koordinatif dan integratif organisasi
pekerjaan dapat dilihat pada Gambar 8
Gambar 8
Diagram Organisasi Proyek
Team Leader
Tenaga Ahli
TENAGA TEKNIS
TENAGA PENUNJANG
PENDUKUNG
Administrasi Proyek
Surveyor
B. PERSONIL
Tenaga Ahli :
1. Team Leader
keahlian
pengorganisasian
Usulan Teknis
dan
dan
kemampuan
melakukan
analisis
dalam
serta
59
Tenaga Penunjang :
1. Administrasi Proyek
perkantoran,
berpengalaman
dalam
B.3.
Pariwisata Daerah Kabupaten Mojokerto ini direncanakan selama 2 (dua) bulan atau 60 hari kalender
sejak ditandatangani Surat Perintah Mulai Kerja.
Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan (Time Schedule) merupakan pedoman bagi pengelola proyek
untuk melakukan evaluasi dan monitoring setiap jenis pekerjaan yang dilaksanakan oleh Konsultan.
Oleh karena itu penyusunan Jadual Pelaksanaan Pekerjaan disesuaikan dengan metodologi / langkah
langkah pelaksanaan pekerjaan.
Usulan Teknis
60
Guna mencapai sasaran yang tertuang dalam lingkup pekerjaan di KAK/TOR, maka Konsultan
perlu menyampaikan program kerja yang dibuat dalam bentuk Jadual Pelaksanaan Pekerjaan (Time
Schedule) yang kami sajikan dalam tabel. Hal ini dapat dilihat pada Tabel
Tabel 19
Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
No
Bulan I
Langkah Kegiatan
I
Studi Literatur
Persiapan Survey
II
1
2
II
III
Bulan II
IV
II
III
Bulan III
IV
II
III
III
IV
Usulan Teknis
61
IV
B.3.
Adapun komposisi tim dan penugasan untuk kegiatan Penyusunan Fisibility Study Pengembangan
Wisata Air Terjun Dlundung- Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto adalah dapat dilihat di bawah
ini :
Tabel 20
Komposisi Tim Dan Penugasan (Daftar Personil)
Tenaga Ahli (Personil Inti)
Nama Personil
Perusahaan
Tenaga Ahli
Lokal/asing
Tenaga Ahli Lokal
Lingkup
Keahlian
Posisi
diusulkan
Team Ledaer
(Tenaga Ahli
Planologi)
Tenaga Ahli
Sipil
Tenaga Ahli
Arsitektur
Tenaga Ahli
Lingkungan
Tenaga Ahli
Ekonomi
Tenaga Ahli
Sosial Budaya
Uraian Pekerjaan
Memimpin
dan
mengkoordinir
seluruh
kegiatan anggota tim kerja
dalam
pelaksanaan
pekerjaan sampai pekerjaan
dinyatakan selesai
Merancang, mengarahkan,
memecahkan, menganalisis,
dan merumuskan seluruh
persoalan yang berhubungan
dengan aspek konsuksi dan
transportasi
Merancang, mengarahkan,
memecahkan, menganalisis,
dan merumuskan seluruh
persoalan yang berhubungan
dengan aspek rancang
bangunan dan kawasan
Merancang, mengarahkan,
memecahkan, menganalisis,
dan merumuskan seluruh
persoalan yang berhubungan
dengan aspek lingkungan
Merancang, mengarahkan,
memecahkan, menganalisis,
dan merumuskan seluruh
persoalan yang berhubungan
dengan aspek ekonomi
Merancang, mengarahkan,
memecahkan, menganalisis,
dan merumuskan seluruh
persoalan yang berhubungan
dengan aspek sosial dan
pengembangan masyarakat
Jumlah Orang
Bulan
1 orang x 3 bulan
1 orang x 2 bulan
1 orang x 2 bulan
1 orang x 2 bulan
1 orang x 2 bulan
1 orang x 2 bulan
Perusahaan
Usulan Teknis
Lingkup
Keahlian
Posisi
diusulkan
Administrasi
Operator
Komputer
Uraian Pekerjaan
Bertugas
melaksanakan
pekerjaan-pekerjaan
administrasi
Membantu
dalam
mengoperasikan komputer
Melaksanakan pengarsipan
dokumen dan pengetikan
Jumlah Orang
Bulan
1 orang x 3 bulan
1 orang x 3 bulan
62
Perusahaan
Tenaga Ahli
Lokal/asing
Lingkup
Keahlian
Posisi
diusulkan
Jumlah Orang
Bulan
Uraian Pekerjaan
laporan-laporan.
B.5.
No
Uraian
Nama Personil
Nama
Perusahaan
Bulan Ke
II
Jumlah
III
Tenaga Ahli
1
Planologi)
Budaya
Penunjang
Administrasi
Operator Komputer
Usulan Teknis
63