Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
: Perumahan Penduduk
1.3.Lingkungan Fisik
Rumah Sakit Umum Bahteramas berdiri di atas tanah seluas 17,5 Ha. Luas
seluruh bangunan adalah 53.269 m2. Luas bangunana yang terealisasi sampai
dengan akhir tahun 2012 adalah 35.410 m2. Bangunan yang ada mempunyai
tingkat aktivitas yang sangat tinggi. Pengelompokkan ruangan berdasarkan
fungsinya sehingga menjadi empat kelompok, yaitu kelompok kegiatan pelayanan
rumah sakit, kelompok kegiatan pelayanan rumah sakit, kelompok kegiatan
penunjang medis, kelompok kegiatan penunjang non medis, dan kelompok
kagiatan administrasi.
1.4. Status Rumah Sakit
Rumah Sakit Umum Propinsi Sulawesi Tenggara yang dibangun secara
bertahap pada tahun anggaran 1969/1970 dengan sebutan Perluasan Rumah
Sakit Kendari adalah milik Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara dengan
klasifikasi Tipe C berdasarkan SK Menkes No. 51/Menkes/II/1979 tanggal 22
Februari 1979. Susunan Struktur Organisasi adalah berdasarkan SK Gubernur
Provinsi Sulawesi Tenggara No. 77 tahun 1983 tanggal 28 Maret 1983.
Pada tanggal 21 Desember 1998, Rumah Sakit Umum Provinsi Sulawesi
Tenggara meningkat menjadi Tipe B (Non Pendidikan) sesuai dengan SK Menkes
No. 1482/Menkes/SK/XII/1998, dan ditetapkan dengan Perda No. 3 tahun 1999
tanggal 8 Mei 1999. Kedudukan Rumah Sakit secara teknis berada dibawah Dinas
Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara, dan secara taktis operasional berada
dibawah dan bertanggungjawab keada Gubernur.
Sejak tanggal 18 januari 2005, Rumah Sakit Umum Provinsi Sulawesi
Tenggara telah terakreditasi untuk 5 pelayanan yaitu Administrasi Manajemen,
Pelayanan Medik, Pelayanan Gawat Darurat, Pelayanan Keperawatan, dan
Rekam Medis sesuai dengan SK Dirjen Yanmed No. HK.00.06.3.5.139.
Akreditasi 12 Pelayanan yaitu Administrasi dan Manajemen, Pelayanan Medik,
Pelayanan Gawat Darurat, Pelayanan Keperawatan, Pelayanan Rekam Medis,
Pelayanan Radiologi, Pelayanan Farmasi, Pelayanan Laboratorium, Pelayanan
Peristi, Pelayanan Kamar Operasi, Pelayanan Pencegahan Infeksi, Pelayanan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja sesuai dengan SK Dirjen Yanmed No.
HK.00.06.3.5.139. tanggal 31 Desember 2010.
Sesuai dengan Undang-Undang Rumah Sakit No. 44 Tahun 2009 dan
untuk meningkatkan mutu pelayanan, maka Rumah Sakit Umum Provinsi
59
Sulawesi Tenggara telah menjadi Badan Layanan Umum Daerah yang ditetapkan
melalui Surat Keputusan Gubernur Sulawesi Tenggara Nomor: 653 Tahun 2010
tanggal 15 Oktober 2010.
Di akhir tahun 2013, tepatnya tanggal 21 November 2012 RSU Prov.
Sultra telah pindah lokasi dan berubah nama menjadi Rumah Sakit Umum
Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara (RSU Bahteramas Prov. Sultra), yang
diresmikan penggunaanya oleh Menteri Koordinator Bidang Ekonomi dan
Keuangan RI, Ir. H. Hatta Rajasa dan Gubernur Sulawesi Tenggara, H. Nur
Alam, SE.
1.5. Sarana dan Prasarana
1.5.1. Bangunan Fisik
RSU Bahteramas memiliki sarana dan prasarana yang terdiri dari
bangunan fisik seluas 35.410 m2.
1.5.2. Prasarana
1.5.2.1. Listrik dari PLN tersedia 1.400 KVA dibantu dengan 2 unit
genset (2 x 250 KVA).
1.5.2.2. Air yang digunakan di RSU Bahteramas berasal dari sumur
dalam, sumur bor, dan PDAM.
1.5.2.3. Sarana komunikasi berupa jaringan PABX dan jaringan internet.
1.5.2.4. Sentral instalasi Oksigen Cair untuk ruangan yang membutuhkan.
1.5.2.5. Sistem Alarm Kebakaran, Hidrant, dan Tabung Pemadam
Kebakaran di semua gedung.
1.5.2.6. Pembuangan limbah.
1.6. Luas Lahan dan Bangunan
RSU Bahteramas berdiri di atas tanah seluas 69.000 m2. Luas seluruh
bangunan adalah 22.577,38 m2. Halaman parkir seluas 1.500 m2. Semua
bangunan mempunyai tingkat aktivitas yang sangat tinggi. Disamping kegiatan
pelayanan kesehatan kepada pasien, kegiatan yang tidak kalah pentingnya adalah
kegiatan administrasi, pengelolaan makanan, pemeliharaan atau perbaikan
instalasi listrik dan air, kebersihan dan lain-lain.
60
61
Tabel 3.2
Jenis dan Jumlah Ketenagaan RSU Bahteramas
Tahun 2009 Sampai Dengan Tahun 2013
No.
Jenis Tenaga
Tahun
2009
2010
2011
2012
2013
1 Tenaga Medis
62
50
71
70
68
Dokter Spesialis (S-2)
28
26
32
30
28
Dokter Umum (S-1)
30
20
35
37
37
Dokter Gigi (S-1)
4
4
4
3
3
2 Paramedis Perawatan
261
286
315
378
330
Sarjana (S-1 dan D-IV)
10
13
17
27
26
Akademi (D-III)
153
180
212
276
278
Diploma (D-I)
18
16
16
3
3
SLTA
80
77
81
72
71
3 ParamedisNon Perawatan
128
158
183
207
207
Pasca Sarjana (S-II)
15
16
18
20
22
Sarjana (S-I dan D-IV)
54
62
72
83
78
Akademi (D-III)
32
43
61
76
81
Diploma (D-I)
13
17
11
11
10
SLTA
21
19
21
17
16
4 Non Medis
100
111
111
116
98
Sarjana (S-1)
17
21
22
27
27
Akademi (D-III)
2
3
15
6
4
SLTA
70
76
76
83
67
SLTP
6
7
7
0
1
SD
5
4
3
0
0
549
617
700
771
703
TOTAL
Sumber : Profil Rumah Sakit Umum Bahteramas Tahun 2014.
62
: Gedung ICU
: Ruang Mawar
: Kamar Jenazah
Karakteristik
Jenis kelamin
Laki-laki
Perempuan
Pendidikan
S1 + Ners
S1
D3
SPK
SKM
Umur
Muda ( 35 Tahun )
Tua (35 Tahun)
Masa Kerja
Baru ( < 5 Tahun )
Lama ( > 5 Tahun )
Jumlah
5 orang
27 orang
1 orang
4 orang
22 orang
3 orang
2 orang
17 Orang
9 Orang
10 Orang
22 orang
63
Kepala Ruangan
(Hj Munira, AMK)
(Maria, AMK)
Anggota Tim I
Kelompok 1:
1. Irma Suryani, S.Kep
2. Nina Priani, AMK
3. Erni, AMK
4. Natan Duma, SKM
Kelompok 2:
1. Ahmad malik, AMK
2. Marwati, AMK
3. Yuni widiarsih, AMK
Kelompok 3:
1. Dewi Sartika, S.Kep
2. Hj. Hartini Toding, SKM
3. Dwi Hartati W, AMK
Kelompok 4:
1. Dharlina, S.Kep
2. Zayati, AMK
3. Evi Fitriani, AMK
4. Marlina S, AMK
Anggota Tim II
Kelompok 1:
1. Lisanti Risal, AMK
2. Nilawati
3. Yulia Citra
Kelompok 2:
1. Sri Yuniarti, AMK
2. Iskandar
3. Sri Ermiati Limi
Kelompok 3:
1. Murni Amd. Kep
2. Waode Maharani
3. Mariana Mangkeso
Kelompok 4:
1. Nurjannah
2. Siti Hikmawati
3. Ni Ketut Yuni AMK
Pasien
64
Jumlah
Pasien
38
25
0,06
Dispepsia
24
0,05
22
0,05
17
0,04
17
0,04
15
0,03
13
0,03
13
0,03
10
13
0,03
11
Penyakit lainnya
238
0,55
435
100
No
Diagnosa
Total
%
0,09
Jumlah
Pasien
34
0,08
26
0,06
Dispepsia
17
0,05
14
0,03
14
0,03
14
0,03
13
0,03
13
0,03
12
0,03
10
11
0,03
11
Penyakit lainnya
257
0,60
425
100
No
Total
65
2.5. Cakupan, Tingkat Efisiensi & Mutu Pelayanan Rawat Inap Ruang Anggrek
Kelas I
Tabel 3.6 Distribusi Cakupan, Tingkat Efisiensi & Mutu Pelayanan
Rawat Inap Ruang Anggrek Kelas I Periode Januari Juni 2014
Ruangan
Anggrek
Kelas I
Jmlah
TT hari
pasien
860
43
181
BOR
(%)
BTO
(%)
TOI
(%)
LOS
(%)
GDR
(%)
NDR
(%)
66,12
22,40
2,78
5,35
2,33
1,51
66
= 8 jam
= 9 jam
= 42 jam
= 3,5 jam
= 76,5 jam
Jadi jumlah perawat yang dibutuhkan untuk bertugas pada tanggal 20 Oktober
2014 di ruang anggrek bedah kelas I adalah 11 orang + Karu (1) + Katim (1) = 13
orang
Sementara jumlah perawat yang bertugas pada tanggal 20 Oktober 2014 di ruang
anggrek bedah kelas I adalah perawat pelaksana 11 orang + Karu (1) + Katim (1) =
13 orang
67
2. Fungsi Pengorganisasian
2.1. Struktur Organisasi
Wawancara: menurut Kepala Bidang Keperawatan mengatakan bahwa struktur
organisasi diruangan belum ada akan tetapi dalam pembukuan terdapat struktur
organisasi. Sedangkan menurut Kepala ruangan didapatkan informasi bahwa
69
struktur ketenagaan yang ada sudah dibentuk 2 tim sebagai penerjamaan dari
konsep MPKP diruangan dengan sistem tim.
Observasi: belum adanya struktur organisasi yang pasang di dinding ruangan nurse
station.
Masalah: belum dilakukan Pemasangan Struktur Organisasi
70
3. Fungsi pengarahan
3.1. Motivasi kepada perawat
Wawancara: menurut Karu didapatkan informasi bahwa peningkatan motivasi
sebenarnya sudah dilakukan oleh rumah sakit baik secara langsung maupun tidak
langsung. Misalnya diklat secara rutin mengadakan pelatihan dan pembinaan.
Kuesioner: Persepsi Perawat Pelaksana mengenai motivasi yang ia dapatkan dari
pimpinan dengan katagori baik (82 %) dalam memberikan motivasi. Sedangkan
18% perawat mendapatkan motivasi dengan kategori yang kurang baik.
Masalah: tidak ada masalah
3.2. Komunikasi / Operan
Wawancara: menurut KABID Keperawatan pola komunikasi antara bidang
keperawatan dan dengan staf keperawatan efektif dilaksanakan, pola komunikasi
yang digunakan adalah pola komunikasi dari atas kebawah dan sebaliknya.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kabid Keperawatan kegiatan serah terima
sudah dilakukan di rumah sakit akan tetapi mekanisme dan standar prosedur
operasional serah terima dalam keperawatan belum ada pedoman operan.
Observasi: serah terima di ruang Anggrek sudah dilakukan tetapi belum
sepenuhnya sesuai dengan yang diharapkan seperti belum dilakukannya
preconference, dan postconference setelah timbang terima
Masalah: Belum optimalnya sistem operan
3.3. Pendelegasian
Wawancara: Menurut Karu didapatkan informasi bahwa pendelegasian diruangan
masih belum ada secara tertulis tetapi dilakukan hanya dengan cara lisan.
Observasi: Format pendelegasian diruangan belum ada tetapi sudah dilakukan
pendelegasian secara lisan
Kuesioner: Persepsi Perawat Pelaksana tentang pendelegasian tugas menunjukkan
kategori cukup baik (75%) dan yang menunjukkan kategori kurang baik sebanyak
25% karena pendelegasian hanya melalui lisan dan terkadang melalui telepon jika
darurat.
Masalah: belum optimalnya system pendelegasian
71
3.4. Supervisi
Wawancara: menurut kepala bidang Supervise dilakukan oleh staf keperawatan
supervisior, kepala ruangan, dan ketua tim.
Observasi: Karu dan Katim secara rutin telah melakukan supervisi
Kuesioner: perawat pelaksana mengatakan (80%) sudah dilakukan supervisi dan
20% perawat pelaksana mengatakan supervise yang dilakukan belum optimal
Masalah: tidak ada masalah
4. Fungsi pengendalian
4.1. Program pengendalian mutu
Wawancara: Menurut Karu sudah ada tim pengendalian mutu, pelaksanaan gugus
kendali mutu sudah optimal.
Observasi: ada sistem pelaporan dan pencatatan kegiatan pengendali mutu
Kuesioner: Persepsi Perawat Pelaksana dan kepala ruang menunjukkan katagori
cukup baik (79%) sedangkan 21% perawat pelaksana menunjukkan pengendalian
mutu kurang baik
Masalah: tidak ada masalah
4.2. Pelaksanaan SPO dan SAK
Wawancara: Menurut keterangan KABID Keperawatan penerapan SAK dan SPO
masih menggunakan SAK dan SOP yang lama namun ada yang mau diperbaharui.
Observasi: SPO masih sebagian dan SAK belum ada yang baru.
Masalah: belum tersedianya SOP lengkap dan SAK di ruang Perawatan
4.3. Pendokumentasian asuhan keperawatan
Wawancara: Menurut Karu didapatkan informasi bahwa pendokumentasian asuhan
keperawatan sesuai dengan format yang ada yang sudah disepakati bersama antara
kepala ruang dan komite keperawatan, tetapi audit secara rutin belum dilakukan,
sehingga sampai sekarang belum diketahui tingkat kepatuhan perawat dalam
mengisi dokumentasi keperawatan.
Observasi: dari 20 status/ rekam medis yang di observasi, penilaian
pendokumentasian asuhan keperawatan pada pengkajian dengan skor 70%,
diagnosis dengan skor 44%, rencana keperawatan dengan skor 61%, implementasi
72
dengan skor 44% dan evaluasi dengan skor 51%. Adapun total skor asuhan
keperawatan pada rekam medis yaitu 54% terisi. Dalam dokumentasi masih
terdapat ketidaksinambungan antara masalah dan tindakan keperawatan: pada
pengkajian masih banyak yang tidak diisi lengkap dan diisi dengan benar, diagnosa
keperawatan belum mencerminkan kondisi pasien yang seutuhnya, diagnosa dibuat
hanya masalah biologis. Tujuan perencanaan sebagian besar ditulis tidak ada
kriteria evaluasi, perencanaan tentang pendidikan kesehatan dan keterlibatan
keluarga tidak ada. Implementasi untuk observasi hanya sebagian yang tidak
mendokumentasikan tetapi untuk tindakan terapi keperawatan dan pendidikan
kesehatan yang disertai respon klien setelah tindakan tidak terdokumentasi,
perawat hanya mendokumentasikan tindakan kolaboratif dan invasif.
evaluasi
sudah dibuat setiap hari tetapi evaluasi yang dibuat hanya satu masalah sehingga
tidak ada masalah yang teratasi kecuali pasien sudah bisa pulang.
Kuesioner: hasil presentase penilaian dokumentasi asuhan keperawatan sebesar
54% yang berarti kurang optimal.
Masalah: Belum optimalnya kegiatan audit dokumentasi asuhan keperawatan
C. Identifikasi Masalah Manajemen Keperawatan di Ruang Anggrek Kelas I
1. Visi, misi dan filosofi Keperawatan di ruang Anggrek belum terbentuk
Market
Man
Money
Metode
Material
73
Man
belum ada
asesor jenjang
karir
Money
Metode
Material
Market
Man
Money
Metode
Material
74
Man
Belum optimalnya
system reward
Money
Sistem reward masih dalam
rencana kegiatan rumah sakit
dan belum diberlakukan
Metode
Material
Man
Operan berjalan
kurang optimal
Money
Belum tersedia
daftar tertulis SOP
operan di ruangan
Metode
Material
75
Man
Belum ada motivasi untuk
memasang struktur
organisasi
Struktur Organisasi
belum di lakukan
pemasangan
Money
Metode
Material
Man
Money
Planning sudah
dilakukan tetapi belum
dilaksanakan
Belum tersedia
daftar tertulis SOP
dan SAK yang baru
di ruangan
Metode
Material
76
Man
Kurang motivasi
untuk mengisi
dokumentasi
asuhan
keperawatan
Money
Cara mengisi
dokumentasikan belum
sepenuhnya mencerminkan
kebutuhan pasien
seutuhnya
Metode
Material
Mg Sv Mn Nc Af Skor Prioritas
48
960
32
900
2000
324
72
432
78
2
3
4
5
6
7
8
Masalah
Dokumentasi asuhan keperawatan
belum optimal
Alternatif Penyelesaian
Membuat format dokumentasi asuhan
keperawatan yang efisien terstruktur dan
holistik
Operan kurang berjalan optimal
Membuat sop operan dan pelaksaannya
SPO belum lengkap dan SAK Membuat SOP dan SAK yang baku
belum diperbaharui
Belum optimalnya system reward
Mengajukan permohonan kegiatan
reward kepada perawat berprestasi
seperti pembuatan piagam penghargaan
perawat berprestasi
Jenjang karir tidak efektif
Membuat standar jenjang karir yang
efektif
Belum adanya buku rencana Membuat contoh buku rencana kegiatan
kegiatan perawat
perawat
Visi, misi dan filosofi Keperawatan Menyusun visi misi ruangan
di ruang Anggrek belum terbentuk
Struktur Organisasi belum
Memasang struktur organisasi di Nurse
difungsionalkan
station
masalah-masalah
yang
berhasil
diidentifikasi,
dengan
mempertimbangkan
sumberdaya, waktu, kewenangan dan kemampuan untuk mengatasi masalah yang ada,
maka masalah yang diatasi ada 11 masalah. Dan berdasarkan prioritas masalah diatas
maka skor tertinggi akan dilakukan rencana tindak lanjut. Tindak lanjut yang akan diambil
mempertimbangkan keterbatasan waktu, sumber daya, dana keuangan dan kemampuan.
Seleksi alternatif penyelesaian masalah menggunakan pembobotan CARL, yaitu :
- C = Capability, artinya kemampuan melaksanakan alternatif,
- A = Accesability, artinya kemudahan dalam melaksanakan alternatif
- R = Readiness, artinya kesiapan dalam melaksanakan alternatif,
- L = Leverage, artinya daya ungkit alternatif tersebut dalam menyelesaikan masalah.
Rentang nilai 1 sampai 5 dengan kriteria sebagai berikut :
- Nilai 1 = sangat kurang penting
- Nilai 2 = kurang penting
- Nilai 3 = cukup penting
- Nilai 4 = penting
- Nilai 5 = sangat penting
79
2
3
4
5
6
7
8
C A R L
5 4 3 5
Total
300
Prioritas
2
240
3
2
4
2
4
2
4
2
192
16
4
8
36
54
72
625
Dari tabel diatas maka dibuat prioritas penyelesaian masalah sebagai berikut :
1. Memasang struktur organisasi di Nurse station
2. Membuat format dokumentasi asuhan keperawatan yang efisien, terstruktur, dan
holistik
3. Membuat SPO operan dan pelaksaannya setiap hari
4. Membuat SPO dan SAK
5. Menyusun visi misi ruangan
6. Mengajukan permohonan kegiatan reward kepada perawat berprestasi seperti
pembuatan piagam penghargaan perawat berprestasi
7. Membuat standar jenjang karir yang efektif
8. Membuat contoh buku rencana kegiatan perawat
81
Tabel 3.10 Rencana Kegiatan Residensi Manajemen Keperawatan Di Ruang Anggrek Kelas I
N
o
Masalah
Tujuan
Kegiatan
Umum
Khusus
Sasaran
Waktu
Sumber
Pelaksanaan
Dana
Membuat visi,
untuk
Ruang
Senin, 27
filosofi
meningkatkan
diruang
Anggrek
Oktober 2014
ruangan belum
ruangan bersama
kreativitas serta
terbentuk
Kepala ruangan
membuat para
dan perawat
karyawan terfokus
ruangan
pada upaya-upaya
Mahasiswa
Biaya
Penanggung
jawab
kelas I
kearah pencapaian
visi.
2. Kurang
Membuat format
Agar proses
Tersedianya format
Ruang
Selasa, 28
optimalnya
dokumentasi
pendokumentasian
pendokumentasian
Anggrek
Oktober 2014
kegiatan
asuhan
asuhan
kelas I
pendokumenta
keperawatan yang
keperawatan dapat
sian asuhan
efisien,
terstruktur dan
keperawatan
terstruktur, dan
berjalan dengan
holistik
baik
Membuat SPO
Agar proses
berjalan
operan dan
komunikasi
optimal
melakukan role
perawat (operan)
3. Operan kurang
- Tersedia SPO
Ruang
Kamis, 30
timbang terima
Anggrek
Oktober 2014
diruang anggrek
kelas I
58
Mahasiswa
Mahasiswa
model operan
dapat berjalan
efektif
kelas I
- Kegiatan timbang
terima dapat berjalan
dengan baik sesuai
dengan SPO
Membuat Standar
Agar proses
belum
Asuhan
pendokumentasian
diperbaharui
- Tersedia
SPO Ruang
tindakan
Anggrek
keperawatan
kelas I
) dan Standar
keperawatan dapat
diruangan
Prosedur
terstruktur dan
Operasional
berjalan dengan
dilakukan
(SPO)
baik
perawat
dengan SPO.
- Tersedianya SAK di
ruangan berdasarkan
standar
diagnosa
Nanda
dan
intervensi
berdasarkan
NIC
NOC
- Pendokumentasian
59
Rabu, 29
Oktober 2014
Mahasiswa
asuhan keperawatan
dapat
berjalan
struktur
Memasang
Agar perawat
Terpasangnya struktur
Ruang
Jumat, 31
organisasi
struktur
mengetahui
organisasi di ruang
Anggrek
Oktober 2014
belum
organisasi di
tanggung jawab,
anggrek kelas I
kelas I
terpasang di
nurse station
fungsi dan
nurse station
perannya masingmasing
60
Mahasiswa