Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Latar belakang diadakanya kunjungan industri ini adalah untuk memenuhi
tugas mata kuliah Manajemen Industri, dimana mahasiswa diberikan tugas untuk
menganalisis permasalahan yang ada di industri dan mencoba mencari alternatif
solusinya dengan mengaplikasikan teori-teori manajemen yang sudah dipelajari di
pertemuan kuliah.
Dengan melakukan kunjungan industri ini diharapkan mahasiswa dapat
mengambil beberapa manfaat dan belajar secara langsung sistem manajemen
dengan melihat proses kerja yang ada di industri tersebut. Industri yang saya ambil
adalah sebuah industri proses yaitu PT. Madubaru, atau lebih dikenal oleh
masyarakat sekitar dengan nama PG-PS Madukismo, satu-satunya industri di DIY
yang menangani pembuatan gula pasir dan alkohol/spritus.
B. Tujuan
Ada beberapa tujuan diadakannya kunjungan industri bagi siswa/siswi sebagai
berikut:
a. Memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Pendidikan.
b. Memperluas pengatahuan mahasiswa tentang manajeman di industri.
c. Mengetahui pembuatan gula pasir dan alkohol/spritus di PT. Madubaru.
d. Menganalisis permasalahan industri di PT. Madubaru dan mencoba mencari
alternatif penyelesaiannya
C. Manfaat
Kunjungan ke pabrik ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada mahasiswa
yang terkait dengan sistem manajemen pabrik, proses dan mesin pengolahan gula
atau alkohol skala industri, menemukan permasalahan yang terkait dengan hal
tersebut, kemudian berusaha memberikan alternatif solusi penyelesaiannya.
BAB II
PROFIL UNIT USAHA
B. Sejarah Singkat
PT. Madubaru berlokasi di desa Padokan, Kelurahan Tamantirto,
Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
PT. Madubaru adalah satu-satunya Pabrik Gula dan Pabrik Alkohol/Spritus di
provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta saat ini. Padahal dulu ketika zaman
pemerintahan Belanda ada sekitar 17 pabrik gula di Yogyakarta, akan tetapi ke-17
pabrik gula tersebut di bumi hanguskan oleh pemerintah Jepang karena dijadikan
markas angkatan bersenjata oleh Belanda untuk melawan Jepang.
PT. Madubaru dibangun pada tahun 1955 atas prakarsa Sri Sultan
Hamengku Buwono IX untuk memenuhi kebutuhan gula masyarakat pada waktu
itu. PT. Madubaru diresmikan pada tanggal 29 Mei 1958 oleh Presiden RI yang
pertama, yaitu Ir. Soekarno, dan memulai produksi gula di tahun yang sama.
Ketika itu kapasitas giling hanya sekitar 1500 ton/hari, dan sekarang telah
meningkat menjadi 3500 ton tebu/hari. Kemudian pada tahun 1959, PT.
: jam 06.30-11.30
Istirahat
: jam 11.30-12.30
Shift Siang
Shift Malam
E. Peralatan Utama
Ketika awal berdiri, PT. Madubaru menggunakan peralatan/mesin yang di
impor dari Jerman Timur, yaitu Machine Fabriek Sangerhausen. Saat ini
peralatan/mesin yang digunakan adalah mesin-mesin lokal yang diproduksi di
Surabaya.
BAB III
PROSES PRODUKSI
Pemurnian Nira
Ada tiga cara yang dapat dilakukan untuk proses pemurnian gula yaitu cara
Kristalisasi
Nira kental dari sari stasiun penguapan ini diuapkan lagi dalam suatu pan
vakum, yaitu tempat dimana nira pekat hasil penguapan dipanaskan terusmenerus sampai mencapai kondisi lewat jenuh, sehingga timbul kristal gula.
Sistem yang dipakai yaitu ABD, dimana gula A dan B sebagai produk,dan
gula D dipakai sebagai bibit (seed), serta sebagian lagi dilebur untuk dimasak
kembali. Pemanasan menggunakan uap dengan tekanan dibawah atmosfir dengan
vakum sebesar 65 cmHg, sehingga suhu didihnya 650c. Jadi kadar gula (sakarosa)
tidak rusak akibat terkena suhu yang tinggi. Hasil masakan merupakan campuran
kristal gula dan larutan (Stroop). Sebelum dipisahkan di putaran gula, lebih dulu
didinginkan pada palung pendinginan (kultrog).
e. Pemisahan Kristal Gula
Pemisahan kristal dilakukan dengan menggunakan saringan yang bekerja
dengan gaya memutar (sentrifungal). Alat ini bertugas memisahkan gula agar
menjadi butiran-butiran kecil.
Dalam tingkatan pengkristalan, pemisahan gula dari tetesnya terjadi pada
tingkat B. Pada tingkat ini terjadi poses separasi (pemisahan). Mekanismenya
menggunakan gaya sentrifugal. Dengan adanya sistem ini, tetes dan gula terpisah
selanjutnya pada tingkat D dihasilkan gula melasse (kristal gula) dan melasse
(tetes gula).
f. Pengeringan Kristal Gula
Air yang dikandung kristal gula hasil sentrifugasi masih cukup tinggi, kirakira 20%. Gula yang mengandung air akan mudah rusak dibandingkan gula
kering, untuk menjaga agar tidak rusak selama penyimpanan, gula tersebut harus
dikeringkan terlebih dahulu. pengeringan dapat dilakukan dengan cara alami atau
dengan memakai udara panas kira-kira 80oC. pengeringan gula secara
alami dilakukan dengan melewatkan SHS pada talang goyang yang panjang.
Dengan melalui talang ini gula diharapkan dapat kering dan dingin. Proses
pengeringan dengan cara ini membutuhkan ruang yang lebih luas dibandingkan
cara pemanasan. Karena itu, pabrik-pabrik gula menggunakan cara pemanasan.
Cara ini bekerja atas dasar prinsip aliran berlawanan dengan aliran udara panas.
Alkohol murni, kadar minimal 95% bisa dipakai pada industri farmasi,
kosmetik,dll.
Produksi rata-rata alkohol 25.000 liter alkohol/24 jam, yang terdiri dari
B. Permasalahan Produksi
Tidak banyak masalah produksi yang sering di alami saat proses
pengolahan gula pasir di PT. Madubaru, karena semua proses mulai dari
c. Pemupukan
-
Dapat menggunakan pupuk kimia (ZA, TSP, dan KCL) maupun pupuk
organik (kompos, pupuk hijau, pupuk kandang,dll)
Membuat sistem irigasi dari sumber air menggunakan pompa air atau
semacamnya
Mengatur sistem irigasi/drainase agar jumlah air yang ada sesuai dengan
kebutuhan tanaman.
Tanaman selalu dirawat dan dijaga dengan baik, serta selalu di cek
keadaannya secara rutin dalam periode/waktu tertentu.
Mengolah tebu dengan baik dan se-efisien mungkin untuk memperoleh gula
yang terkandung dalam batang tebu dengan menekan serendah mungkin
kehilangan gula dalam proses pengolahan.
10
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
2. Lahan yang digunakan menanam tebu berada tidak jauh dari pabrik
PT. Madubaru bekerjasama dengan petani lokal yang berada disekitarnya
untuk menanam tebu. Hal ini selain sangat membantu mengurangi pengangguran
disekitarnya (lahan tanam seluas 6000 hektar) juga sangat membantu efisiensi
pengangkutan/transportasi ketika musim panen tiba. Karena letak lahan pertanian
tebu tidak jauh dari pabrik, hal ini sangat membantu meminimalkan pengeluaran.
11
listrik pun akan dihasilkan oleh generator. Arus listrik yang dihasilkan dari proses
ini digunakan oleh PT. Madubaru untuk menghidupkan mesin-mesin yang
digunakan untuk produksi gula. Jadi tenaga listrik yang digunakan untuk produksi
gula bukan berasal dari PLN, akan tetapi dari hasil pembakaran ampas tebu. Hal ini
tentunya sangat membantu menekan biaya pengeluaran produksi.
Abu sisa pembakaran
Abu sisa pembakaran ampas tebu juga tidak dibuang begitu saja, akan tetapi
dimanfaatkan untuk membuat batu bata.
Endapan sisa nira tebu (blothong)
Endapan sisa nira tebu yang terjadi di stasiun pemurnian nira dipisahkan
dengan alat Rotary Vacum Filter dimanfaatkan untuk membuat pupuk. Pupuk
yang dihasilkan digunakan oleh PT. Madubaru untuk memupuk tanaman tebu di
lahan yang mereka tanami, dan juga sebagian di jual.
Limbah tetes tebu (molasses)
Limbah tetes tebu yang merupakan hasil samping pengolahan tebu menjadi
gula ini di manfaatkan PT. Madubaru untuk membuat ethanol/alkohol dan spritus
dengan memberi ragi (Sacharomyces Cereviceae).
12
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. PT. Madubaru adalah sebuah industri proses yang bergerak di bidang produksi
gula dan alkohol.
2. Produk yang dihasilkan PT. Madubaru adalah gula pasir kualitas SHS IA, dan
hasil produksi sampingan alkohol 95%, pupuk organik, dan batu bata.
3. Proses pengolahan tebu menjadi gula terdiri dari beberapa tahap, yaitu
ekstraksi, pemurnian, penguapan, kristalisasi, pemutaran, dan pengemasan.
4. Proses pengolahan tetes tebu menjadi alkohol melalui beberapa sebagai berikut:
pengenceran, penyaringan, pemasakan, peragian, dan penyulingan (distilasi).
5. Sampai saat ini pemasaran gula pasir yang diprodusi oleh PT. Madubaru hanya
berada di sekitar Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa tengah karena hasil
produksi gula pasir tersebut masih tergolong rendah dan belum mencukipi
kebutuhan gula masyarakat.
6. PT. Madubaru dalam melaksanakan proses produksi sudah menggunakan
sistem manajemen yang baik, misalnya efisiensi tenaga kerja, efisiensi lahan,
pemanfaatan limbah hasil produksi,dan menggunakan mesin otomasi.
B. Saran
Saran bagi PT. Madubaru agar kedepannya mampu terus eksis, semakin
maju dan berkembang dalam melaksanakan produksi serta memasarkan produknya
1. Terus berupaya membangun mitra dengan para petani lokal di sekitar pabrik
2. Memperluas lahan pertanian untuk menambah pasokan bahan baku
3. Bekerjasama dengan industri lain
4. Memperluas pemasaran produk
5. Terus berupaya menjaga kualitas produk dan meningkatkannya dari waktu ke
waktu
13