Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
TUGAS AKHIR
STUDI EVALUASI SISTEM DRAINASE KOTA UNGARAN
BAGIAN BARAT DENGAN PROGRAM EPA SWMM 5.0
HUBUNGAN ANTARA VOLUME TAMPUNGAN DENGAN DEBIT ALIRAN
PADA HILIR STORAGE DI POSISI OFFLINE
Disusun Oleh :
NIM : 03.12.0012
NIM : 03.12.0058
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA
SEMARANG
2008
Perpustakaan Unika
PENGESAHAN
Tugas akhir/ Skripsi Sarjana Strata satu (S-1)
Oleh:
Metha Octo Lyna
NIM: 03.12.0012
NIM: 03.12.0058
Pembimbing 2
Perpustakaan Unika
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha
Esa, karena atas rahmat serta kehendak-Nya, kami dapat menyelesaikan Tugas
Akhir yang berjudul: Studi Simulasi Sistem Drainase Kota Ungaran Bagian
Barat dengan Program EPA SWMM 5.0. Adapun maksud dan tujuan dari
penyusunan Proposal ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar kesarjanaan ( S-1 ) pada Fakultas Teknik Program Studi Teknik
Sipil Universitas Katolik Soegijapranata Semarang.
Kami sepenuhnya menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari
kesempurnaan baik dari segi materi maupun dalam hal melakukan analisis. Oleh
karena itu, segala kritik dan saran yang membangun yang berkenaan dengan
Tugas Akhir ini akan kami terima dengan senang hati.
Dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini, tidak sedikit bantuan moril dan
materiil yang kami terima, dan pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan
ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
1.
2.
3.
4.
5.
Semua pihak yang terkait yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu.
Akhir kata kami berharap semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi
DAFTAR ISI
03.12.0012
03.12.0058
vi
03.12.0012
03.12.0058
vii
4.9 Conduit...................................................................................................61
4.10Rain gage .............................................................................................. 66
4.11 Outfall .................................................................................................. 67
4.12 StorageUnit .......................................................................................... 67
03.12.0012
03.12.0058
viii
DAFTAR GAMBAR
03.12.0012
03.12.0058
ix
DAFTAR TABEL
03.12.0012
03.12.0058
1
Perpustakaan Unika
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kota Ungaran merupakan ibukota Kabupaten Ungaran. Penduduk
merupakan aset daerah, karena merupakan subyek sekaligus obyek dari
pembangunan. Oleh karenanya faktor penduduk berkompetensi untuk ditinjau
sehubungan
dengan
pembangunan
suatu
daerah,
demi
terwujudnya
03.12.0012
03.12.0058
2
Perpustakaan Unika
Semarang.
Keunggulan
Kota
Ungaran
sebagai
wilayah
03.12.0012
03.12.0058
3
Perpustakaan Unika
saluran sekunder ataupun primer yang ada di wilayah Ungaran, sehingga bisa
menghindari terjadinya genangan air. Selain itu, keberadaan sungai tersebut
berpotensi sebagai sumber irigasi untuk menunjang kegiatan pertanian di
Kota Ungaran, mengingat belum semua sawah yang ada merupakan sawah
beririgasi teknis.
Pada kenyataan yang ada, keberadaan sungai-sungai di Kota Ungaran
tidak dapat menampung limpahan air pada musim penghujan dengan intensitas
curah hujan tinggi, sehingga debit air pada DAS (Daerah Aliran Sungai) Kota
Ungaran ini mengalami debit maksimum. Penanggulangan banjir merupakan
salah satu usaha dalam rangka pengendalian banjir, sedangkan pengendalian
banjir merupakan salah satu manfaat dari pengaturan sungai (Sudaryoko, 1987).
1.2
Permasalahan
Pertumbuhan penduduk yang sangat pesat, membutuhkan lahan yang lebih
luas. Akibatnya banyak sawah diurug untuk kawasan perumahan baru. Hal
tersebut terjadi karena pada musim penghujan air hujan yang jatuh pada daerah
tangkapan air (catchments area) tidak banyak yang dapat meresap ke dalam
tanah melainkan lebih banyak melimpas sebagai debit air sungai. Jika debit
sungai ini terlalu besar dan melebihi kapasitas tampung sungai, maka akan
menyebabkan banjir.
1.3
Tujuan
Membuat suatu persamaan baru hubungan antara volume tampungan
dengan debit aliran pada hilir storage di posisi offline.
03.12.0012
03.12.0058
4
Perpustakaan Unika
1.4
Manfaat
Manfaat dari analisa pada DAS Kota Ungaran bagian barat dengan
menggunakan model EPA-SWMM 5.0, diharapkan:
1. Mampu mempelajari dan memahami dasar-dasar hidrologi untuk permodelan
banjir.
2. Mampu mengoperasikan program EPA-SWMM 5.0.
3. Mampu menerapkan program EPA-SWMM 5.0 dalam aplikasi yang
sebenarnya.
1.5
Batasan masalah
Agar tidak terlalu luas dalam penelitian ini, hal-hal yang akan kami bahas untuk
analisa hanya mengenai :
a. Simulasi ini hanya menggunakan program EPA-SWMM 5.0,
b. Data hujan yang digunakan adalah data hujan 10 tahun terakhir
(Stasiun Ungaran).
: Kelurahan Plalangan
b. Sebelah Selatan
c. Sebelah Timur
: Jalan Semarang-Solo
d. Sebelah Barat
03.12.0012
03.12.0058
5
Perpustakaan Unika
Kelurahan Plalangan
Desa Pasigitan
Desa Branjang
Desa Medono
Desa Gondorejo
Jalan Semarang-Solo
Desa Pakopen
Desa Sidomukti
Desa Duren
03.12.0012
03.12.0058
6
Perpustakaan Unika
1.7
Sistematika Penyusunan
Laporan Tugas Akhir ini terdiri dari 5 (lima) bab yang sistematika
penyusunannya adalah sebagai berikut:
Bab I
Bab II
Bab III
Bab IV
Bab V
03.12.0012
03.12.0058
7
Perpustakaan Unika
B A B II
STUDI PUSTAKA
2.1
Uraian Umum
Drainase Perkotaan adalah ilmu drainase yang mengkhususkan
pengkajian pada kawasan perkotaan yang erat kaitannya dengan kondisi
lingkungan fisik dan lingkungan sosial budaya yang ada dikawasan kota
tersebut. Drainase adalah ilmu yang mempelajari usaha untuk mengalirkan air
yang berlebihan dalam suatu konteks pemanfaatan tertentu. (HA Hamsar,
2002).
Menurut Sri Harto (1993) hidrologi merupakan ilmu yang mempelajari
seluk beluk, kejadian dan distribusinya , sifat alami dan sifat kimianya, serta
reaksinya terhadap kebutuhan manusia. Secara umum dapat dikatakan bahwa
hidrologi adalah ilmu yang menyangkut masalah kuantitas dan kualitas air di
bumi,
dapat
dikategorikan
menjadi
yaitu,
hidrologi
pemeliharaan
03.12.0012
03.12.0058
8
Perpustakaan Unika
2.1.1.
Siklus Hidrologi
Memperhatikan pengertian tentang hidrologi yang telah disebutkan
diatas, maka ilmu hidrologi mencakup semua air di alam. Pemahaman dan
penerapan
ilmu
hidrologi
menyangkut
pemahaman
mengenai
proses
transformasi atau pengalihragaman dari satu set masukan menjadi satu set
keluaran melalui satu proses dalam siklus hidrologi. Inflow atau Masukan
adalah jumlah air yang masuk kedalam suatu sistem DAS sebagai bagian
penting dari proses hidrologi. Konsep yang disebutkan diatas menjadi sederhana
jika dilihat dari skema berikut ini :
masukan
keluaran
Sistem
DAS
03.12.0012
03.12.0058
9
Perpustakaan Unika
sebagai tampungan-cekungan
(depression storage).
Bagian lainnya masuk ke dalam tanah melalui proses infiltrasi.
Tergantung dari struktur geologinya, dapat terjadi aliran mendatar yang disebut
aliran antara (interflow). Bagian air ini juga mencapai sungai dan atau ke laut.
Bagian lain dari air yang terinfiltrasi dapat diteruskan sebagai air perkolasi yang
mencapai aquifer. Air ini selanjutnya juga mengalir sebagai aliran air tanah
menuju ke sungai atau laut.
03.12.0012
03.12.0058
10
Perpustakaan Unika
Air laut menguap karena radiasi matahari menjadi awan kemudian awan
yang terjadi oleh penguapan air bergerak di atas daratan karena tertiup angin.
Presipitasi yang terjadi karena adanya tabrakan antara butir-butir uap air akibat
desakan angin, dapat berbentuk hujan atau salju. Setelah jatuh ke permukaan
tanah, akan menimbulkan limpasan (run off) yang mengalir kembali ke laut.
Dalam usahanya untuk mengalir kembali ke laut beberapa diantaranya masuk
kedalam tanah (infiltrasi) dan bergerak terus ke bawah (perkolasi) ke dalam
daerah jenuh (saturated zone) yang terdapat dibawah permukaan air tanah atau
yang juga dinamakan permukaan freatik. Air dalam daerah ini bergerak perlahanlahan melewati aquifer masuk ke sungai atau kadang-kadang langsung masuk ke
laut.
Air yang masuk ke dalam tanah (infiltrasi) memberi hidup kepada
tumbuhan namun ada diantaranya naik ke atas lewat aquifer diserap akar dan
batangnya, sehingga terjadi transpirasi, yaitu evaporasi (penguapan) lewat
tumbuh-tumbuhan melalui bagian bawah daun (stomata).
Air yang tertahan dipermukaan tanah (surface detention) sebagian besar
mengalir masuk ke sungai-sungai sebagai limpasan permukaan (surface runoff)
ke dalam palung sungai. Permukaan sungai dan danau juga mengalami penguapan
(evaporasi), sehingga masih ada lagi air yang dipindahkan menjadi uap. Akhirnya
air yang tidak menguap ataupun mengalami infiltrasi tiba kembali ke laut lewat
palung-palung sungai. Air tanah yang bergerak jauh lebih lambat mencapai laut
dengan jalan keluar melewati alur-alur masuk ke sungai atau langsung merembes
ke pantai-pantai. Dengan demikian seluruh daur telah dijalani, kemudian akan
berulang kembali. Daur hidrologi dapat disajikan secara skematik seperti gambar
2.2 berikut ini.
03.12.0012
03.12.0058
11
Perpustakaan Unika
2.2
2.3
Inflow (Masukan)
Inflow atau Masukan adalah jumlah air yang masuk kedalam suatu
sistem DAS sebagai bagian penting dari proses hidrologi (Denny, 2007).
2.3.1
03.12.0012
03.12.0058
12
Perpustakaan Unika
permukaan
03.12.0012
03.12.0058
misalnya
sebagai
tampungan-cekungan.
13
Perpustakaan Unika
pada
proses
hidrologi.
Kapasitas
intersepsi
telah
03.12.0012
03.12.0058
14
Perpustakaan Unika
Penguapan (Evaporation)
Penguapan adalah proses perubahan dari molekul air dalam
bentuk zat cair ke dalam bentuk gas. Sudah barang tentu pada saat
yang sama akan terjadi pula perubahan molekul air dari gas ke zat
cair, dalam hal ini di sebut pengembunan (condensation).
Penguapan hanya terjadi bila terjadi perbedaan tekanan uap udara
di atasnya. Dapat dimengerti bila kelambapan udara mencapai
100%, maka penguapan akan terhenti.
Beberapa faktor yang mempengaruhi laju penguapan antara lain :
1. temperatur,
03.12.0012
03.12.0058
15
Perpustakaan Unika
dengan
lapisan
udara
lain,
sehingga
2.4
03.12.0012
03.12.0058
16
Perpustakaan Unika
sungai, baik melalui limpasan permukaan, aliran antara, maupun sebagai aliran
air tanah.
Untuk mendapatkan perkiraan besarnya banjir yang terjadi di suatu
penampang sungai tertentu, maka kedalaman hujan yang terjadi pun harus dapat
diketahui pula. Dalam hal ini perlu diketahui bahwa yang diperlukan adalah
besaran kedalaman hujan yang terjadi di seluruh DAS. Jadi, tidak hanya besaran
hujan yang terjadi di satu sstasiun pengukuran hujan. Data yang diperlukan
adalah data kedalaman hujan dari banyak stasiun hujan yang tersebar di seluruh
DAS. Oleh karena itu diperlukan sejumlah stasiun hujan yang dipasang
sedemikian rupa sehingga dapat mewakili besaran hujan DAS tersebut.
Terdapat dua faktor penting yang sangat menentukan ketelitian pengukuran
hujan, yaitu jumlah dan pola penyebaran stasiun hujan (Wirastowo, 2007).
Untuk melakukan pengukuran hujan diperlukan alat pengukur hujan
(raingauge), yaitu:
1. Penakar hujan biasa (manual raingauge).
Merupakan alat ukur yang paling sering digunakan, yang terdiri dari
corong dan bejana, sedangkan jumlah air hujan diukur dengan bilah
ukur (graduated stick).
2. Penakar hujan otomatis (automatic raingauge).
Pengukuran yang dilakukan dengan cara-cara di atas adalah untuk
memperoleh data hujan yang terjadi pada satu tempat saja. Akan tetapi
dalam analisis umumnya yang diinginkan adalah data hujan rata-rata
DAS. Untuk menghitung besaran ini dapat ditempuh dengan cara yang
sampai saat ini sangat lazim digunakan, yaitu:
a. Rata-rata aljabar
03.12.0012
03.12.0058
17
Perpustakaan Unika
Klasifikasi Drainase
Pola Jaringan Drainase
a. Siku
Pola jaringan ini dibuat pada daerah yang mempunyai
topografi sedikit lebih tinggi dari sungai, sehingga sungai
yang berada ditengah kota dijadikan sebagai
pembuang akhir.
saluran cabang
saluran utama
saluran cabang
saluran utama
saluran cabang
saluran
18
Perpustakaan Unika
b. Paralel
Pada jaringan paralel, saluran utama terletak sejajar dengan
saluran cabang. Apabila terjadi perkembangan kota, saluransaluran tersebut akan dapat menyesuaikan diri.
saluran cabang
saluran cabang
saluran utama
saluran utama
saluran cabang
c. Grid Iron
Pola jaringan grid iron untuk daerah sungai terletak di
pinggir kota, sehingga saluran-saluran cabang dikumpulkan
dahulu pada saluran pengumpul.
saluran cabang
saluran pengumpul
03.12.0012
03.12.0058
saluran utama
19
Perpustakaan Unika
d. Alamiah
Pola jaringan ini dibuat pada daerah yang mempunyai
topografi sedikit lebih tinggi dari sungai dan beban sungan
pada pola jaringan alamiah lebih besar. Sungai yang berada
ditengah kota dijadikan sebagai saluran pembuang akhir.
saluran cabang
saluran utama
saluran cabang
saluran cabang
saluran utama
saluran cabang
e.
Radial
Pola jaringan radial berada pada daerah yang berbukit,
sehingga pola saluran tersebut memencar ke segala arah.
03.12.0012
03.12.0058
20
Perpustakaan Unika
f.
Jaring-jaring
Pola jaringan jaring-jaring mempunyai saluran-saluran
pembuang yang mengikuti arah jalan raya, sehingga cocok
untuk daerah dengan topografi datar.
Rumus Manning
Pada
tahun
1889
seorang
insinyur
Irlandia,
Robert
Manning
V =
1,49 2 3 1 2
R .S ..............................................................................(2.1)
n
03.12.0012
03.12.0058
21
Perpustakaan Unika
Keterangan:
V
R
S
n
Koefisien Manning n
A. Pipa Tertutup
Berdinding Baja
0.013-0.017
0.011-0.016
0.021-0.030
0.011-0.013
0.011-0.013
B. Saluran Terbuka
0.011-0.015
0.014-0.019
Koefisien Manning n
0.012-0.018
0.017-0.030
0.016-0.020
0.025-0.033
03.12.0012
03.12.0058
22
Perpustakaan Unika
0.025-0.040
0.050-0.140
Saluran Alam
0.075-0.150
(Sumber: S. Hindarko, 2000)
Tabel 2.2 Hubungan Suction Head ,Conductivity, Initial Devisit dengan USDA Texture
Classification
USDA Soil
SUCT
Texture
Avg. Capillary
Classificatin
Suction
(in)
(mm)
Hydcon
SMDMAX
Saturated
Hydraulic
Conductivity
expressed as afraction
(in / hr)
(mm /hr)
Moist Soil
Dry Soil
Climates
Climates
(Eastem US)
(Westem US)
Sand
1.95
49.5
9.27
235.6
.346
.404
Loamy Sand
2.41
61.3
2.35
59.8
.312
.382
03.12.0012
03.12.0058
23
Perpustakaan Unika
Sandy Loam
4.33
110.1
0.86
21.8
.246
.358
Loam
3.50
88.9
0.52
13.2
.193
.346
Silt Loam
6.57
166.8
0.27
6.8
.171
.368
8.60
218.5
0.12
3.0
.143
.250
Clay Loam
8.22
208.8
0.08
2.0
.146
.267
10.75
273.0
0.08
2.0
.105
.263
Sandy Clay
9.41
239.0
0.05
1.2
.91
.191
Silty Clay
11.50
292.2
0.04
1.0
.92
.229
Clay
12.45
316.3
0.02
0.6
.79
.203
Sandy Clay
Loam
Sumber: www.water-research.net/waterlibrary/stromwater/greenamp.pdf
Suction head, Conductivity, dan Initial deficit adalah nilai yang
berdasarkan penggolongan jenis tanah, misalnya tanah lempung, pasir, pasir
berlempung, dan lain - lain. (Wustianti Melyani,2007).
03.12.0012
03.12.0058
Percentage impervious
95
85
*
60
75
*
80
80
90
5
24
Perpustakaan Unika
Playground
School
Railroad yard areas
Undeveloped areas :
Historic flow analysis
Greenbelt, agricultural
Off site flow analysis
When land use not defined)
Streets :
Paved
Gravel (packed)
Drive and walks
Roofs
Lawns, sandy clay
Lawns, clayey soil
10
50
15
2
2
45
100
40
90
90
0
0
Sumber:www.waterboards.ca.gov/.../programs/stormwater/muni/nrdc/05%20chapter
%2005%20runoff%202006-08%20rev.pdf
Tabel Percentage Impervious digunakan untuk daerah yang kedap air
(tidak menyerap air), misalnya: jalan beraspal, rumah tinggal perkantoran, pabrik,
pertokoan dan lain-lain. Percantage Impervious dapat ditentukan bedasarkan tata
guna lahan.
2.7
Landasan Teori
2.7.1
2.7.2
03.12.0012
03.12.0058
25
Perpustakaan Unika
2.7.2.1
Rain Gage
Subcatchment
dan
elemen
sistem
drainase
menujukan
a. Horton infiltration
b. Green-Ampt infiltration
c. SCS Curve Number infiltration
2.7.2.3
Junction
Junction adalah titik sistem drainase dimana saluransaluran bergabung. Secara fisik dapat mewakili pertemuan
saluran air yang alami, lubang pada sistem pembuangan,
atau sambungan pipa-pipa. Aliran masuk dari luar dapat
memasuki aliran dari junction. Junction ditempatkan pada
elevasi
terendah
subcatchment
03.12.0012
03.12.0058
(sungai)
lain.
yang
Junction
berbatasan
dapat
dengan
menampilkan
26
Perpustakaan Unika
2.7.2.4
Conduit
2.7.2.5
1.
2.
3.
4.
03.12.0012
03.12.0058
27
Perpustakaan Unika
2.7.2.6
Flow Divider
2.7.2.7
Storage Units
03.12.0012
03.12.0058
28
Perpustakaan Unika
Pumps
Pumps
digunakan
untuk
menaikkan
air
atau
2.7.2.9
Flow Regulations
03.12.0012
03.12.0058
29
Perpustakaan Unika
a. Orifices
Orifices
digunakan
sebagai
outlet
dan
struktur
Tabel 2.5 Hubungan Antara Weir Type, Cross Section Shape dan Flow Formula
03.12.0012
03.12.0058
30
Perpustakaan Unika
c. Outlets
Outlets adalah sarana pengendali aliran dengan
biasanya digunakan untuk mengontrol outflow dari unit
tampungan.
03.12.0012
03.12.0058
31
Perpustakaan Unika
BAB III
METODOLOGI
3.1
Umum
suatu
permasalahan
dengan
mengumpulkan,
mencatat,
untuk
membandingkan
parameter-parameter
apa
yang
dapat
03.12.0012
03.12.0058
32
Perpustakaan Unika
5. Width
6. % Slope
7. N - Imperv
8. N - Perv
9. D-store Imprev
10. D-store - Perv
11. % Zero Imprev
Parameter bebas :
1. % Imprev
2. Lebar dan tinggi saluran
3. Bentuk saluran
Setelah
memasukkan
parameter-parameter
di
atas
maka
akan
03.12.0012
03.12.0058
33
Perpustakaan Unika
Diagram Alir
Mulai
Run Program
- Q aliran (tanpa Storage)
n=0
Max depth = 0.3
Ponded area = 20000
n= n+1
Run Program
- Q aliran
- Hidrogaf
n>40
YA
Hubungan intensitas antara :
Volume dan Q aliran
Kesimpulan
Selesai
03.12.0012
03.12.0058
Perubahan tampungan
Max depth = max depth + 0.1
Tidak
34
Perpustakaan Unika
03.12.0012
03.12.0058
35
Perpustakaan Unika
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1
4.2
Data Hujan
Data hujan yang dipakai disini hanya berupa satu Stasiun hujan yaitu
Stasiun hujan Ungaran. Panjang data yang digunakan pada Stasiun Ungaran
adalah 10 tahun, dari tahun 1997-2006. (lihat Grafik 4.1 )
4.3
Jan
Peb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nop
Des
1997
152
44
124
64
41
1999
96
17
14
23
125
74
51
29
2000
61
67
165
27
35
32
45
11
21
49
138
2002
132
112
27
45
11
12
20
37
40
2003
35
55
80
50
16
32
11
21
90
2004
39
112
43
11
47
03.12.0012
03.12.0058
36
Perpustakaan Unika
Tabel 4.1 Curah Hujan Harian Maksimum Stasiun Ungaran (mm) Lanjutan
Tahun
Jan
Peb
Mar
Apr
Mei
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nop
Des
2005
38
28
37
45
2006
67
62
37
57
17
16
23
15
Keterangan :
Rusak
(Curah hujan yang rusak tidak dapat dianalisa)
G rafikHujanHarian
1997
1999
180
160
2000
140
2001
C u ra h H u ja n
120
2002
100
2003
80
2004
60
2005
40
20
2006
0
J an
P eb
Mar
Apr
Mei
J un
J ul
Ags
S ep
Okt
Nop
D es
B ulan
Gambar 4.1 Grafik Curah Hujan Maksimum Stasiun Ungaran Tahun 1997 2006.
Dari gambar 4.1 tersebut dapat dilihat curah hujan harian maksimum dari
tahun 1997-2006. Besar curah hujan tertinggi terjadi pada bulan maret, sedangkan
curah hujan terendah terjadi pada bulan agustus dalam tiap tahunnya.
03.12.0012
03.12.0058
37
Perpustakaan Unika
Tabel 4.2 menunjukkan curah hujan harian maksimum yang diperoleh dari
besar curah hujan harian maksimum / R24 maksimum dalam satu tahun.
Tahun
Hujan Daerah
(mm)
1.
1997
152
2.
1999
125
3.
2000
165
4.
2001
80
5.
2002
112
6.
2003
90
7.
2004
112
8.
2005
38
9.
2006
67
No.
C u ra h H u ja n
Tahun
1997
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
03.12.0012
03.12.0058
2006
38
Perpustakaan Unika
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa curah hujan harian maksimum tertinggi
adalah pada tahun 2000 sebesar 165 mm, sedangkan curah hujan harian maksimum
terendah adalah pada tahun 2005 sebesar 38 mm. Pada tahun 1998 Tidak terdapat
nilai dikarenakan selama setahun alat penakar hujan tersebut mengalami kerusakan.
Maksud dari perhitungan distribusi hujan dibawah, untuk mengetahui metode
distribusi frekuensi apa yang tepat dari ke-4 macam metode distribusi frekuensi.
Disini metode yang dipakai metode distribusi log pearson type III, karena dilihat dari
syarat Cs > 0 yaitu Cs = 0,3691 > 0 dan Ck 1,5 Cs + 3 yaitu Ck (1,5*0,3691+3)
= 3.2435
2
_
x
Standard Deviasi ( Sx ) =
rata rata / mean( x rt ) =
n
n 1
941
14769.0691
=
=
9
9
= 14,5555
= 42,9666
Koefisien Variasi ( Cv ) =
Sx
X rt
= 0,3627
n
( X Xrt )3
3
(n 1)(. n 2).S
9
.(176696.1779)
=
(9 1)(. 9 2).42,9666 3
= 0.3691
Koefisien Skewness ( Cs ) =
Ket :
_
x rt
= rata-rata (mean)
03.12.0012
03.12.0058
39
Perpustakaan Unika
Sx
= standart deviasi
Cv
= koefisien variasi
Cs
= koefisien Skweness
4.4
serangkaian data curah hujan disuatu daerah pengaliran sungai. Lengkung ini
menunjukan suatu nilai atau besaran harga yang kemungkinan disamai atau dilampaui
dalam suatu periode tertentu. Hujan rancangan diperhitungkan dengan periode ulang
50 tahun.
Di dalam analisa dan perhitungan curah hujan rancangan, agar diperoleh
distribusi frekuensi terbaik maka data yang ada dianalisa dengan 4 (empat) macam
metode distribusi frekuensi yaitu :
03.12.0012
03.12.0058
40
Perpustakaan Unika
Metode Normal
Syarat : Cs 0 dan Ck 3
X = S 68 % dan X = 2S 95 %
Disini metode yang dipakai metode distribusi Log-Pearson type III sesuai
dengan perhitungan diatas, karena dilihat dari syarat Cs > 0 yaitu Cs = 0.3691 > 0 dan
Ck 1,5 Cs + 3 yaitu Ck (1,5*0.3691 +3) = 3.2043
Data yang tersusun kemudian diolah dengan bantuan EPA SWMM 5.0,
tentunya dengan parameter dan variabel yang telah diketahui. Hasil dari pengolahan
data kemudian di anggap sebagai pedoman untuk data berikutnya.
4.5
Pearson type III, dan dari tabel dibawah, cara menentukan log X, (Log X-Log Xrt),
(Log X-Log Xrt) adalah sebagai berikut :
contoh (1):
Log X = log 165
03.12.0012
03.12.0058
41
Perpustakaan Unika
Log X
152
2.1818
0.03489
0.0065
125
2.0969
0.0104
0.0011
165
2.2175
0.0495
0.0110
80
1.9031
0.0085
-0.0008
112
2.0492
0.0029
0.0002
90
1.9542
0.0017
-6.79E-05
112
2.0492
0.0029
0.0002
38
1.5798
0.1724
-0.0716
67
1.8261
0.0285
-0.0048
941
17.8578
0.3221
-0.0484
= 17.8578
Log Xrt
Logx
n
= 1.9842
Jumlah (Log X-LogXrt) = 0.3221
Jumlah (LogX-LogXrt) = -0.0484
(LogX LogXrt )
n 1
0,322108763
=
9
= 0.1892
03.12.0012
03.12.0058
42
Perpustakaan Unika
n
(LogX LogXrt )3
(n 1)(. n 2).S 3
9
=
.(0,0484)
(10 1)(. 10 2).0,1891820884 3
= -1,1757
Koefisien Skewness ( Cs ) =
Nilai Cs = -1,1757, maka dapat menghitung nilai K dengan melihat tabel Persamaan
Skewness (Cs)
10
25
50
1.0
0.164
0.852
1.128
1.366
1.492
-1.1
0.180
0.848
1.107
1.324
1.435
-1.1757
Hasil Interpolasi
1.3926
-1.2
0.195
0.844
1.086
1.282
1.379
-1.3
0.210
0.838
1.064
1.240
1.324
03.12.0012
03.12.0058
43
Perpustakaan Unika
T (tahun)
Log XT (mm)
XT (mm)
50
1,3926
2.2593
181.6770
Dengan perhitungan persamaan Log Pearson III , dapat diperoleh nilai K per 50
tahunan 1.3926, XT=2.2593 mm, 181.677 mm
03.12.0012
03.12.0058
44
Perpustakaan Unika
4.6
Gambar 4.3 merupakan peta subcatchment drainase kota ungaran bagian barat
lengkap dengan junction, conduit, outfall dan penempatan storage.
03.12.0012
03.12.0058
45
Perpustakaan Unika
J5
J31
C25
J8
C26
C41
S32
S25
C5
C46
C43
Sto2
S27
S6
C29
C40
J12
C23
J11
J13
J16
S7
C6
S5
S4
C4
C3
C3
J3
S3
J7
C8
S11
C7
C24
J14
C9
S26
C22
C31
J15
C20
J18
J21
C19
S23
J17
C17
S10
J6
S24
J19
C18
S14
J20
S15
S22
J22
C16
S8
C2
C15
J23
J25
C14
J2
S2
C42
Sto3
J9
C5
J4
Out
J10
C42
S21
C1
J24
S9
S20
C28
S29
J1
J32
C27
J26
S19
C44
C13
S1
S33
J33
J27
C12
J28
S30
Legend
S31
C11
C39
J29
S16
S21
C10 C38
J34
Sto 1
C31
Junction
S34
C37
S 35
S19
J38
J37
subcatchment
C32
S36
J30
Storage
C33
C34
S38
Outfall
S 39
J40
J39
C35
J35
C36
J36
S40
03.12.0012
03.12.0058
S37
46
Perpustakaan Unika
junction, conduit, out fall yang di plot dari peta subcatchment, agar lebih jelas dalam
memeriksa parameter tetap.
Data yang ada kemudian disusun menjadi tabel untuk memudahkan dalam
pengolahan data. Data yang berhasil dikumpulkan yaitu pada Tabel 4.6 dibawah:
Tabel 4.6 Kumpulan Data Subcatchment
Data
Subcatcment
1
Subcatchment
2
Subcatchment
3
Subcatchment
4
Subcatchment
5
Subcatchment
6
Area (ha)
204.918
327.87
213.894
91.225
141.415
380720
Width (m)
1219.833
829.9125
512.195
249.69
333.681
521.26
% slope
0.061
0.0736
0.0541
0.0625
0.0232
0.0075
% Impervius
50
50
65
70
70
70
N-Impervius
0,011
0,0101
0,01165
0,0185
0,012
0,012
N-Pervius
0,11
0,101
0,11165
0,185
0,12
0,12
Dstore-Imp (mm)
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
Dstore-Pervius
(mm)
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
% zero impervius
25
25
25
25
25
25
Method
Green Amp
Green Amp
Green Amp
Green Amp
Green Amp
Green Amp
282.19
84.25
146.69
245.19
250.61
240.3
Conductivity
(mm/hr)
2.49
13.6
6.58
6.38
5.44
6.58
0.22445
0.3138
0.31255
0.25115
0.24575
0.2535
3.3
3.3
3.3
3.3
3.3
3.3
Flow units
CMS
CMS
CMS
CMS
CMS
CMS
Shape
trapesium
trapesium
trapesium
trapesium
trapesium
trapesium
3.3
3.3
3.3
3.3
3.3
3.3
1.3
1.3
1.3
1.3
1.3
1.3
1.25
1.25
1.25
1.25
1.25
1.25
Conduit roughness
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
03.12.0012
03.12.0058
47
Perpustakaan Unika
Routing model
DW
DW
DW
DW
DW
DW
Data
Subcatcment
7
Subcatchment
8
Subcatchment
9
Subcatchment
10
Subcatchment
11
Subcatchment
12
Area (ha)
61.668
249.523
64.1881
29.8768
31.0406
37.966
Width (m)
95.691
369.79
430.1458
254.1437
324.1
415,45
% slope
0.00328
0.0303
0.108
0.0474
0.0312
0.0139
% Impervius
70
70
65
65
65
70
N-Impervius
0,0195
0,0122
0,0118
0,0118
0,0118
0,0119
N-Pervius
0,195
0,122
0,118
0,118
0,118
0,119
Dstore-Imp (mm)
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
Dstore-Pervius
(mm)
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
% zero impervius
25
25
25
25
25
25
Method
Green Amp
Green Amp
Green Amp
Green Amp
Green Amp
Green Amp
Sution Head
(mm)
239.77
225.1
391.245
255.5
255.5
234.88
Conductivity
(mm/hr)
7.32
7.68
6.58
5.32
5.32
7.44
0.25655
0.2636
0.2577
0.2434
0.2434
0.2589
3.3
3.3
3.3
3.3
3.3
3.3
Flow units
CMS
CMS
CMS
CMS
CMS
CMS
Shape
trapesium
trapesium
trapesium
trapesium
trapesium
trapesium
3.3
3.3
3.3
3.3
3.3
3.3
1.3
1.3
1.3
1.3
1.3
1.3
1.25
1.25
1.25
1.25
1.25
1.25
Conduit
roughness
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
03.12.0012
03.12.0058
48
Perpustakaan Unika
Routing model
DW
DW
DW
DW
DW
DW
Data
Subcatcment
13
Subcatchment
14
Subcatchment
15
Subcatchment
16
Subcatchment
17
Subcatchment
18
Area (ha)
10.526
7.3025
10.1406
17.205
13.4281
9.9431
Width (m)
457.582
206.106
446.125
503.691
330.008
552.42
% slope
0.0841
0.0326
0.0458
0.005471
0.0039
0.0266
% Impervius
60
70
70
80
95
75
N-Impervius
0,01185
0,0116
0,01185
0,0118
0,0113
0,0221
N-Pervius
0,1185
0,116
0,1185
0,118
0,113
0,221
Dstore-Imp
(mm)
Dstore-Pervius
(mm)
% zero
impervius
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
25
25
25
25
25
25
Method
Green Amp
Green Amp
Green Amp
Green Amp
Green Amp
Green Amp
Sution Head
(mm)
165.6
187.28
245.19
255.5
178.44
240.3
Conductivity
(mm/hr)
10.79
9.1
6.38
5.32
12.86
6.5
Initial Deficit
(mm)
0.3012
0.2457
0,263
0.2434
0.3
0,191
Node max
depth (m)
0.3
0.3
0.3
0.3
0.3
0.3
Flow units
CMS
CMS
CMS
CMS
CMS
CMS
Shape
trapesium
trapesium
trapesium
trapesium
trapesium
trapesium
3.3
3.3
3.3
3.3
3.3
3.3
Bottom width
(m)
1.3
1.3
1.3
1.3
1.3
1.3
1.25
1.25
1.25
1.25
1.25
1.25
Conduit
roughness
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
Routing model
DW
DW
DW
DW
DW
DW
03.12.0012
03.12.0058
49
Perpustakaan Unika
Data
Subcatcment
19
Subcatchment
20
Subcatchment
21
Subcatchment
22
Subcatchment
23
Subcatchment
24
Area (ha)
5.1831
22.7531
37.966
66.6075
35.336
45.212
Width (m)
358.075
142.891
224.867
305.508
256.162
307.725
% slope
0.0143
0.0089
0.012
0.0133
0.00892
0.00742
% Impervius
70
90
75
85
85
85
N-Impervius
0,01115
0,01175
0,01175
0,01175
0,0116
0,0116
N-Pervius
0,115
0,175
0,1175
0,175
0,116
0,116
Dstore-Imp (mm)
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
Dstore-Pervius
(mm)
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
% zero impervius
25
25
25
25
25
25
Method
Green Amp
Green Amp
Green Amp
Green Amp
Green Amp
Green Amp
213.2
137.19
219.68
178.44
173.02
152.4
Conductivity
(mm/hr)
11.2
17.1
8.62
12.86
13.95
15.92
0.2805
0.331
0.269
0,25
0.305
0.32
0.3
0.3
0.3
0.3
0.3
0.3
Flow units
CMS
CMS
CMS
CMS
CMS
CMS
Shape
trapesium
trapesium
trapesium
trapesium
trapesium
trapesium
3.3
3.3
3.3
3.3
3.3
3.3
1.3
1.3
1.3
1.3
1.3
1.3
1.25
1.25
1.25
1.25
1.25
1.25
Conduit roughness
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
Routing model
DW
DW
DW
DW
DW
DW
03.12.0012
03.12.0058
50
Perpustakaan Unika
Data
Subcatcment
25
Subcatchment
26
Subcatchment
27
Subcatchment
28
Subcatchment
29
Subcatchment
30
Area (ha)
14.86
163.23
62.6037
125.433
64.1881
96.753
Width (m)
312.662
157.319
328.958
376.813
269.482
197.78
% slope
0.00849
0.1653
0.00106
0.0248
0.0024
0.0166
% Impervius
80
80
70
70
25
70
N-Impervius
0,01175
0,0113
0,0113
0.0112
0.01
0.0116
N-Pervius
0,175
0,113
0,113
0,112
0,1
0,116
Dstore-Imp (mm)
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
DstorePervius(mm)
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
0,05
% zero impervius
25
25
25
25
25
65
Method
Green Amp
Green Amp
Green Amp
Green Amp
Green Amp
Green Amp
Sution Head
(mm)
157.82
141.56
240
240.3
234.88
245.19
Conductivity
(mm/hr)
14.98
17.8
6.5
17.8
6.5
7.5
Initial Deficit
(mm)
0,25
0.315
0.253
0.336
0.336
0.251
3.3
3.3
3.3
3.3
3.3
3.3
Flow units
CMS
CMS
CMS
CMS
CMS
CMS
Shape
trapesium
trapesium
trapesium
trapesium
trapesium
trapesium
3.3
3.3
3.3
3.3
3.3
3.3
1.3
1.3
1.3
1.3
1.3
1.3
1.25
1.25
1.25
1.25
1.25
1.25
Conduit
roughness
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
Routing model
DW
DW
DW
DW
DW
DW
03.12.0012
03.12.0058
51
Perpustakaan Unika
Data
Subcatcment
31
Subcatchment
32
Subcatchment
33
Subcatchment
34
Subcatchment
35
Area (ha)
32.846
190.135
3.65
236.564
256.342
Width (m)
324.83
182.133
464.77
181.4375
269.495
% slope
0.0181
0.061
0.061
0.0143
0.00462
% Impervius
70
50
50
65
75
N-Impervius
0.0116
0.001
0.0011
0.011
0.022
N-Pervius
0,116
0,01
0.011
0,11
0,22
0,05
0,05
0.05
0,05
0,05
0,05
0,05
0.05
0,05
0,05
70
25
25
25
30
Method
Green Amp
Green Amp
Green Amp
Green Amp
Green Amp
Sution Head
(mm)
214.26
282.19
240
240.3
234.88
Conductivity
(mm/hr)
6.58
6.38
6.5
17.8
6.5
Initial Deficit
(mm)
0.336
0.224
0.253
0.336
0.336
Node max
depth (m)
3.3
3.3
3.3
3.3
3.3
Flow units
CMS
CMS
CMS
CMS
CMS
Shape
trapesium
trapesium
trapesium
trapesium
trapesium
3.3
3.3
3.3
3.3
3.3
Bottom width
(m)
1.3
1.3
1.3
1.3
1.3
1.25
1.25
1.25
1.25
1.25
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
DW
DW
DW
DW
DW
Dstore-Imp
(mm)
Dstore-Pervius
(mm)
% zero
impervius
Right slope
(m)
Conduit
roughness
Routing model
03.12.0012
03.12.0058
52
Perpustakaan Unika
Data
Subcatcment
36
Subcatchment
37
Subcatchment
38
Subcatchment
39
Subcatchment
40
Area (ha)
118.781
48.112
31.836
148.214
214.7
Width (m)
398.814
94.167
556.271
741.848
432.112
% slope
0.072
0.0468
0.106
0.0651
0.108
% Impervius
70
70
65
50
65
N-Impervius
0.0118
0.0195
0.0118
0.011
0.0118
N-Pervius
0.118
0.195
0.118
0.11
0.118
0,05
0,05
0.05
0,05
0,05
0,05
0,05
0.05
0,05
0,05
70
25
25
25
25
Method
Green Amp
Green Amp
Green Amp
Green Amp
Green Amp
Sution Head
(mm)
214.26
282.19
240
240.3
234.88
Conductivity
(mm/hr)
6.58
6.38
6.5
17.8
6.5
Initial Deficit
(mm)
0.336
0.224
0.253
0.336
0.336
Node max
depth (m)
3.3
3.3
3.3
3.3
3.3
Flow units
CMS
CMS
CMS
CMS
CMS
Shape
trapesium
trapesium
trapesium
trapesium
trapesium
3.3
3.3
3.3
3.3
3.3
Bottom width
(m)
1.3
1.3
1.3
1.3
1.3
1.25
1.25
1.25
1.25
1.25
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
Dstore-Imp
(mm)
Dstore-Pervius
(mm)
% zero
impervius
Right slope
(m)
Conduit
roughness
03.12.0012
03.12.0058
53
Perpustakaan Unika
Routing model
DW
DW
DW
DW
Data
Subcatcment
41
Subcatchment
42
Area (ha)
253.19
285.45
Width (m)
398.814
94.167
% slope
0.072
0.0468
% Impervius
70
70
N-Impervius
0.0118
0.0195
N-Pervius
0.118
0.195
Dstore-Imp
(mm)
0,05
0,05
0,05
0,05
70
25
Method
Green Amp
Green Amp
Sution Head
(mm)
214.26
282.19
Conductivity
(mm/hr)
6.58
6.38
Initial Deficit
(mm)
0.336
0.224
3.3
3.3
Flow units
CMS
CMS
Shape
trapesium
trapesium
3.3
3.3
Bottom width
(m)
1.3
1.3
1.25
1.25
Dstore-Pervius
(mm)
% zero
impervius
03.12.0012
03.12.0058
DW
54
Perpustakaan Unika
Keterangan:
Conduit
roughness
0,01
0,01
Routing model
DW
DW
DW = Dinamic Wave
CMS = Cubic Meter per Second
Tabel kumpulan data sucatchment di peroleh dari perhitungan dan
4.7.1 Subcatchment
1.
Area
Area adalah daerah subcatchment yang dipakai untuk pengukuran
daerah resapan air. Menentukan area yaitu dengan menghitung luasan
luasan subcacthment pada data, untuk mendapatkan nilai area dari peta
03.12.0012
03.12.0058
55
Perpustakaan Unika
2.
Width
Width adalah lebar subcatchment, cara menentukannya yaitu dengan
cara klik Linear pada autocad. Setiap subcatchment dibagi menjadi 3
bagian yang dimana nantinya akan diambil rata-ratanya, kemudian
hasil yang di dapat dikalikan skala peta.
03.12.0012
03.12.0058
56
Perpustakaan Unika
3.
Percent Slope
Percent Slope adalah kemiringan sungai di setiap subcatchment,
menentukan dengan cara beda elevasi pada batas subcatchment dibagi
panjang sungai setiap subcatchment kemudian dikalikan 100 %.
4.
Percent Impervious
Percent Impervious adalah daerah atau suatu bagian dari daerah yang
kedap air, tidak dapat menyerap air, misalnya jalan beraspal, rumah
tinggal, perkantoran, pabrik, pertokoan, dll. Percent Impervious
ditentukan berdasarkan persentase. Menentukannya dilihat dari peta
tata guna lahan, dimana dalam tiap subcatchment terdapat beberapa
tata guna lahan selanjutnya dikalikan tabel Percentage Impervious.
Nilai Percentage Impervious didapat pada tabel 2.3, halaman 22.
03.12.0012
03.12.0058
57
Perpustakaan Unika
5.
N-Impervious
N-Impervious adalah koefisien angka manning untuk daerah yang
kedap air, contoh pemukiman, jalan raya, dll, (dapat dilihat pada Tabel
2.1 halaman 21). Menentukannya dilihat dari peta tata guna lahan
(daerah yang kedap air) dengan menentukan angka manning, dimana
dalam tiap subcatchment terdapat beberapa tata guna lahan yang
berbeda.
6.
N-Pervious
N-Pervious koefisien angka manning untuk daerah yang tidak kedap
air, contoh sawah, kebun dan hutan, (dapat dilihat pada Tabel 2.1
halaman 21).
Cara menentukannya adalah dengan melihat angka manning, dimana
dalam tiap subcatchment terdapat beberapa tata guna lahan yang
berbeda.
7.
D-Store Imperv
D-Store Imprev adalah simpanan lekukan yang kedap air, contoh
perumahan, jalan raya. Karena tidak ada data,
D-Store Imperv
8.
D-Store Perv
D-Store Perv adalah simpanan lekukan yang tidak kedap air,
menentukannya yaitu dengan memakai angka default pada EPA
SWMM.
9.
03.12.0012
03.12.0058
58
Perpustakaan Unika
10.
tanah lempung,
Menentukannya dengan
11.
12.
Flow Unit
Flow unit adalah satuan aliran (debit), dipakai CMS (Cubic Meter per
Second).
13.
Max Depth
Max Depth adalah kedalaman maksimum saluran, diasumsikan 3.3 m.
14.
Bottom Width
Bottom Width adalah lebar dasar saluran, diasumsikan 4 m. Jika masih
banjir, lebar dasar saluran dapat diubah menjadi lebih besar agar
saluran dapat mengatasi luapan air.
15.
03.12.0012
03.12.0058
59
Perpustakaan Unika
16.
Node Invert
Node Invert adalah elevasi pada titik junction. Menentukan titik
junction dilihat dari peta kontur kota Ungaran bagian barat dan
angkanya didapat dari elevasi terendah dari suatu subcatchment
4.7.2 Junction
03.12.0012
03.12.0058
Invert El (m)
1078
717
500
483
350
490
464
313
60
Perpustakaan Unika
Data
Invert El (m)
Junction 9
Junction 10
Junction 11
Junction 12
Junction 13
Junction 14
Junction 15
Junction 16
Junction 17
Junction 18
Junction 19
Junction 20
Junction 21
Junction 22
Junction 23
Junction 24
Junction 25
Junction 26
Junction 27
Junction 28
Junction 29
Junction 30
Junction 31
Junction 32
Junction 33
Junction 34
Junction 35
Junction 36
Junction 37
Junction 38
Junction 39
Junction 40
Junction 41
385
315
320
325
350
330
400
450
415
335
340
332
344
360
370
365
380
395
410
425
443
348
373
311
497
500
450
953
440
435
735
563
634
03.12.0012
03.12.0058
61
Perpustakaan Unika
4.7.3 Conduit
Conduit adalah pipa atau saluran yang memindahkan air dari satu junction ke
junction yang lain dalam sistem pengairan. Penampang saluran untuk conduit
dapat dipilih dari tipe saluran tertutup atau terbuka yang dapat dilihat pada
tabel 2.4 hal 26. Conduit dapat dihitung dengan mengukur panjang alur sungai.
Parameter-parameter yang digunakan meliputi:
1. Shape (bentuk saluran trapezium),
2. Max depth (kedalaman),
3. Length (panjang saluran),
4. Roughness (koefisien kekasaran saluran).
Length).
03.12.0012
03.12.0058
3218.25 m (Conduit
62
Perpustakaan Unika
Data
Conduit 1
Conduit 2
Conduit 3
Conduit 4
Inlet Node
J1
J2
J3
J4
Outlet Node
J2
J3
J4
J32
Shape
Trapezoidal
Trapezoidal
Trapezoidal
Trapezoidal
3.3
3.3
3.3
3.3
Length (m)
3218.25
2250.625
1507.8125
724.0635
Roughness
0.01
0.01
0.01
0.01
Conduit 5
Conduit 6
Conduit 7
Conduit 8
Inlet Node
J34
J35
J36
J40
Outlet Node
J35
J36
J40
J37
Shape
Trapezoidal
Trapezoidal
Trapezoidal
Trapezoidal
3.3
3.3
3.3
3.3
Length (m)
4561.6625
2361.6875
468
2468.75
Roughness
0.01
0.01
0.01
0.01
Conduit 9
Conduit 10
Conduit 11
Conduit 12
Inlet Node
J6
J5
J10
J33
Outlet Node
J5
J10
J11
J7
Shape
Trapezoidal
Trapezoidal
Trapezoidal
Trapezoidal
3.3
3.3
3.3
3.3
Length (m)
1299.9375
3161.375
559.6875
774.8125
Roughness
0.01
0.01
0.01
0.01
03.12.0012
03.12.0058
63
Perpustakaan Unika
Conduit 13
Conduit 14
Conduit 15
Conduit 16
Inlet Node
J7
J11
J12
J8
Outlet Node
J8
J12
J9
J9
Shape
Trapezoidal
Trapezoidal
Trapezoidal
Trapezoidal
3.3
3.3
3.3
3.3
Length (m)
270.875
925.125
666.4375
810.8625
Roughness
0.01
0.01
0.01
0.01
Conduit 17
Conduit 18
Conduit 19
Conduit 20
Inlet Node
J9
J14
J15
J16
Outlet Node
J14
J15
J16
J17
Shape
Trapezoidal
Trapezoidal
Trapezoidal
Trapezoidal
3.3
3.3
3.3
3.3
Length (m)
368.5
763.4735
1237.375
1237.375
Roughness
0.01
0.01
0.01
0.01
Conduit 21
Conduit 22
Conduit 23
Conduit 24
Inlet Node
J17
J13
J41
J18
Outlet Node
J41
J18
J18
J20
Shape
Trapezoidal
Trapezoidal
Trapezoidal
Trapezoidal
3.3
3.3
3.3
3.3
Length (m)
754..6875
975.5
435.125
2568.63
Roughness
0.01
0.01
0.01
0.01
03.12.0012
03.12.0058
64
Perpustakaan Unika
Conduit 25
Conduit 26
Conduit 27
Conduit 28
Inlet Node
J20
J21
J22
J23
Outlet Node
J21
J22
J23
J24
Shape
Trapezoidal
Trapezoidal
Trapezoidal
Trapezoidal
3.3
3.3
3.3
3.3
Length (m)
867.125
505.9375
947.879
325.562
Roughness
0.01
0.01
0.01
0.01
Conduit 29
Conduit 30
Conduit 31
Conduit 32
Inlet Node
J24
J27
J28
J29
Outlet Node
J27
J28
J29
J39
Shape
Trapezoidal
Trapezoidal
Trapezoidal
Trapezoidal
3.3
3.3
3.3
3.3
Length (m)
2696.521
2256.214
421.369
1756.32
Roughness
0.01
0.01
0.01
0.01
Conduit 33
Conduit 34
Conduit 35
Conduit 36
Inlet Node
J30
J25
J31
J26
J31
J26
J26
J39
Shape
Trapezoidal
Trapezoidal
Trapezoidal
Trapezoidal
3.3
3.3
3.3
3.3
Length (m)
1989.369
958.963
746.864
242.259
Roughness
0.01
0.01
0.01
0.01
Outlet Node
03.12.0012
03.12.0058
65
Perpustakaan Unika
Conduit 37
Conduit 38
Conduit 39
Conduit 40
Conduit 41
J32
J39
J37
J38
J20
Outlet Node
J37
J37
J38
Outfall
Storage1
Shape
Trapezoidal
Trapezoidal
Trapezoidal
Trapezoidal
Trapezoidal
Max Depth
(m)
Length (m)
3.3
3.3
3.3
3.3
3.3
236.346
119.34
236.356
119.34
1873.118
Roughness
0.01
0.01
0.01
0.01
0.01
Inlet Node
Conduit 42
Conduit 43
Conduit 44
Conduit 45
Conduit 46
Conduit 47
Storege 1
J19
J39
Storage 2
J37
Storage3
Outlet
Node
J21
J20
Storage 2
J37
Storage 3
J38
Shape
Trapezoidal
Trapezoidal
Trapezoidal
Trapezoidal
Trapezoidal
Trapezoidal
Max Depth
(m)
3.3
3.3
3.3
3.3
3.3
3.3
Length (m)
532.177
112.591
1813.818
413.229
397.125
397.125
Roughness
0.01
0.01
0.01
0.01
0.01
0.01
Inlet Node
subcatcchment yang terdapat 41 buah. Hal ini terjadi karena adanya storage
yang dihubungkan dengan conduit, sehingga perlu adanya penambahan
03.12.0012
03.12.0058
66
Perpustakaan Unika
Waktu
Hujan
(Jam:Menit)
(mm)
0:00
0:05
0:10
0:15
29.06832
0:20
45.41925
0:25
59.95341
0:35
16.35
0:45
10.900621
0:50
0:55
1:00
03.12.0012
03.12.0058
67
Perpustakaan Unika
4.7.5 Outfall
Outfall adalah titik paling akhir dari sistem drainase. Kondisi outfall bisa
dijelaskan dengan salah satu dari tahap-tahap berikut:
1. Kedalaman aliran normal pada saluran penghubung,
2. Tingkat Elevasi yang telah ditentukan.
Parameter input outfall adalah elevasi / ketinggian.
03.12.0012
03.12.0058
68
Perpustakaan Unika
Max Depth
(m)
0.3
0.4
Flow (m/s)
VOLUME (m)
Dengan Storage
Tanpa Storage
20000
170.696
231.359
6000
20000
171.225
231.359
8000
0.5
20000
171.528
231.359
10000
0.6
20000
171.963
231.359
12000
0.7
20000
172.477
231.359
14000
0.8
20000
173.356
231.359
16000
0.9
20000
174.712
231.359
18000
20000
176.646
231.359
20000
1.1
20000
179.343
231.359
22000
10
1.2
20000
183.102
231.359
24000
11
1.3
20000
188.204
231.359
26000
12
1.4
20000
194.938
231.359
28000
13
1.5
20000
203.479
231.359
30000
14
1.6
20000
208.378
231.359
32000
15
1.7
20000
213.854
231.359
34000
16
1.8
20000
218.908
231.359
36000
17
1.9
20000
220.125
231.359
38000
18
20000
223.673
231.359
40000
19
2.1
20000
223.673
231.359
42000
20
2.2
20000
223.673
231.359
44000
21
2.3
20000
223.673
231.359
46000
22
2.4
20000
223.673
231.359
48000
23
2.5
20000
223.673
231.359
50000
24
20000
223.673
231.359
60000
25
20000
223.673
231.359
80000
26
20000
223.673
231.359
100000
27
20000
223.673
231.359
120000
03.12.0012
03.12.0058
69
Perpustakaan Unika
NO
Max Depth
(m)
28
29
30
Flow (m/s)
VOLUME (m)
Dengan Storage
Tanpa Storage
20000
223.673
231.359
140000
20000
223.673
231.359
160000
20000
223.673
231.359
180000
31
10
20000
223.673
231.359
200000
32
11
20000
223.673
231.359
220000
33
12
20000
223.673
231.359
240000
34
13
20000
223.673
231.359
260000
35
14
20000
223.673
231.359
280000
36
15
20000
223.673
231.359
300000
37
16
20000
223.673
231.359
320000
38
17
20000
223.673
231.359
340000
39
18
20000
223.673
231.359
360000
40
19
20000
223.673
231.359
380000
Tabel 4.10 merupakan hasil dari proses rekapitulasi simulasi pada tiap
storage maupun tidak ada storage. Pada rekapan ini yang digunakan adalah debit dari
conduit 11, karena letak dari conduit 11 berada pada hilir storage.
Max depth ditentukan berdasarkan asumsi, misalnya dengan max depth 0.3 m
masih terdapat banjir pada junction maka max depth dapat diperbesar. Ponded area di
rancang juga berdasakan asumsi, seluas 20000 m. Perhitungan volume berdasarkan
dari max depth dikalikan dengan ponded area, maka didapat hasil volume
tampungan.
03.12.0012
03.12.0058
70
Perpustakaan Unika
STO C 26
C 26
STO C 26
232
230
D e b it (m 3 /s
200
150
2
100
R = 0.9791
50
228
226
224
222
y = 223.673
R2 = 1
220
12
00
00
16
00
00
20
00
00
24
00
00
28
00
00
32
00
00
36
00
00
80
00
0
46
00
0
36000
38000
40000
30000
32000
34000
24000
26000
28000
18000
20000
22000
12000
14000
16000
50
00
0
218
0
6000
8000
10000
Deb it (m 3/s
250
C 26
Vol m3
Vol (m3)
dibandingkan dengan tanpa storage. Hal ini disebabkan karena aliran air masuk dan
ditampung dengan storage,
kapasitas volume tampung juga akan semakin besar. Debit aliran maksimum pada
kondisi dengan Storage sebesar 223.673 m/s, sedangkan pada kondisi tanpa storage
debit aliran konstan sebesar 231.359 m/s.
NO
Max Depth
(m)
0.3
20000
111.186
618.849
6000
0.4
20000
112.975
618.849
8000
0.5
20000
114.334
618.849
10000
0.6
20000
122.537
618.849
12000
0.7
20000
133.882
618.849
14000
Dengan Storage
03.12.0012
03.12.0058
Tanpa Storage
VOLUME (m)
71
Perpustakaan Unika
Flow (m/s)
NO
Max Depth
(m)
0.8
20000
145.502
618.849
16000
0.9
20000
147.383
618.849
18000
20000
149.495
618.849
20000
Dengan Storage
Tanpa Storage
VOLUME (m)
1.1
20000
151.834
618.849
22000
10
1.2
20000
154.293
618.849
24000
11
1.3
20000
166.531
618.849
26000
12
1.4
20000
168.329
618.849
28000
13
1.5
20000
169.949
618.849
30000
14
1.6
20000
171.765
618.849
32000
15
1.7
20000
183.725
618.849
34000
16
1.8
20000
195.748
618.849
36000
17
1.9
20000
207.733
618.849
38000
18
20000
217.645
618.849
40000
19
2.1
20000
229.262
618.849
42000
20
2.2
20000
229.262
618.849
44000
21
2.3
20000
229.262
618.849
46000
22
2.4
20000
229.262
618.849
48000
23
2.5
20000
229.262
618.849
50000
24
20000
229.262
618.849
60000
25
20000
229.262
618.849
80000
26
20000
229.262
618.849
100000
27
20000
229.262
618.849
120000
28
20000
229.262
618.849
140000
29
20000
229.262
618.849
160000
30
20000
229.262
618.849
180000
31
10
20000
229.262
618.849
200000
32
11
20000
229.262
618.849
220000
33
12
20000
229.262
618.849
240000
34
13
20000
229.262
618.849
260000
35
14
20000
229.262
618.849
280000
36
15
20000
229.262
618.849
300000
37
16
20000
229.262
618.849
320000
38
17
20000
229.262
618.849
340000
39
18
20000
229.262
618.849
360000
40
19
20000
229.262
618.849
380000
03.12.0012
03.12.0058
72
Perpustakaan Unika
Tabel diatas merupakan hasil rekapitulasi simulasi pada tiap storage maupun tidak
ada storage. Pada rekapan ini yang digunakan adalah debit dari conduit 39 karena
letak dari conduit 39 berada pada hilir storage.
C 39
STO 39
Poly. (STO39 )
700
600
600
Debit (m3/s
700
500
400
y = 0.1337x2 + 3.4083x + 109.27
R2 = 0.9732
300
200
C39
Poly. (STO 39 )
500
400
300
200
y = 229.262
100
100
R2 = 1
0
6000
12000
18000
24000
30000
36000
42000
Vol (m3)
Poly. (STO 39 )
46
00
0
50
00
0
80
00
0
12
00
0
16 0
00
00
20
00
00
24
00
0
28 0
00
00
32
00
0
36 0
00
00
Debit (m3/s
STO39
Vol (m3)
dalam hasil
dibandingkan dengan tanpa storage. Hal ini disebabkan karena aliran air masuk dan
ditampung dengan storage,
kapasitas volume tampung juga akan semakin besar. Debit aliran maksimum pada
kondisi dengan storage conduit 39 sebesar 229.262 m/s, sedangkan pada kondisi
tanpa storage debit aliran konstan sebesar 618.849 m/s.
03.12.0012
03.12.0058
73
Perpustakaan Unika
NO
Max Depth
(m)
PONDED AREA
(m)
0.3
20000
125.738
582.16
0.4
20000
136.611
582.16
8000
0.5
20000
153.022
582.16
10000
0.6
20000
161.378
582.16
12000
0.7
20000
171.064
582.16
14000
0.8
20000
182.288
582.16
16000
0.9
20000
194.886
582.16
18000
20000
209.045
582.16
20000
1.1
20000
224.737
582.16
22000
10
1.2
20000
241.893
582.16
24000
11
1.3
20000
260.202
582.16
26000
12
1.4
20000
279.493
582.16
28000
13
1.5
20000
300.134
582.16
30000
14
1.6
20000
322.487
582.16
32000
15
1.7
20000
346.549
582.16
34000
16
1.8
20000
370.53
582.16
36000
17
1.9
20000
375.787
582.16
38000
18
20000
380.646
582.16
40000
19
2.1
20000
384.855
582.16
42000
20
2.2
20000
387.942
582.16
44000
21
2.3
20000
390.115
582.16
46000
22
2.4
20000
390.441
582.16
48000
23
2.5
20000
390.441
582.16
50000
24
20000
390.441
582.16
60000
25
20000
390.441
582.16
80000
26
20000
390.441
582.16
100000
27
20000
390.441
582.16
120000
28
20000
390.441
582.16
140000
29
20000
390.441
582.16
160000
30
20000
390.441
582.16
180000
31
10
20000
390.441
582.16
200000
32
11
20000
390.441
582.16
220000
33
12
20000
390.441
582.16
240000
34
13
20000
390.441
582.16
260000
35
14
20000
390.441
582.16
280000
36
15
20000
390.441
582.16
300000
37
16
20000
390.441
582.16
320000
38
17
20000
390.441
582.16
340000
39
18
20000
390.441
582.16
360000
40
19
20000
390.441
582.16
380000
Dengan Storage
03.12.0012
03.12.0058
Tanpa Storage
VOLUME (m)
6000
74
Perpustakaan Unika
Tabel diatas merupakan hasil rekapitulasi simulasi pada tiap storage maupun
tidak ada storage. Pada rekapan ini yang digunakan adalah debit dari conduit 40,
karena letak dari conduit 40 berada pada hilir storage.
Max depth ditentukan berdasarkan asumsi, misalnya dengan max depth 1.5 m
masih terdapat banjir pada junction, maka max depth dapat diperbesar dengan asumsi
sendiri. Ponded area di rancang juga berdasakan asumsi, seluas 20000 m.
Perhitungan volume berdasarkan dari max depth dikalikan dengan ponded area, meka
didapat hasil volume tampungan.
C 40
Sto C 40
600
600
500
400
300
R = 0.9844
500
400
300
200
100
C 40
y = 390.441
R2 = 1
100
0
Vol (m3)
46
00
0
50
00
0
80
00
0
12
00
00
16
00
00
20
00
00
24
00
00
28
00
00
32
00
00
36
00
00
200
Debit (m3/s
700
60
00
10
00
0
14
00
0
18
00
0
22
00
0
26
00
0
30
00
0
34
00
0
38
00
0
42
00
0
Debit (m3/s
STO C40
Vol (m3)
Gambar 4.10 Grafik Perbandingan Antara Volume dan Debit Conduit 40.
dalam hasil
dibandingkan dengan tanpa storage. Hal ini disebabkan karena aliran air masuk dan
03.12.0012
03.12.0058
75
Perpustakaan Unika
kapasitas volume tampung juga akan semakin besar. Debit aliran maksimum pada
kondisi dengan Storage conduit 40 sebesar 390.441 m/s, sedangkan pada kondisi
tanpa storage debit aliran konstan sebesar 582.16 m/s.
NO
TIME
0:15
0:30
1.7
4.24
0:45
54.28
129.39
1:00
129.42
144.32
1:15
114.52
106.47
1:30
94.68
83.95
1:45
77.08
68.3
2:00
63.76
56.92
Dengan Storage
Tanpa Storage
2:15
54.7
48.29
10
2:30
48.48
41.54
11
2:45
42.49
36.13
12
3:00
35.96
31.7
13
3:15
31.38
28.04
14
3:30
28.7
24.95
15
3:45
24.89
22.33
16
4:00
21.83
20.08
17
4:15
19.41
18.13
18
4:30
17.49
16.44
19
4:45
15.87
14.95
20
5:00
14.47
13.64
21
5:15
13.23
12.48
22
5:30
12.14
11.45
23
5:45
11.16
10.53
24
6:00
10.29
9.71
25
6:15
9.51
8.97
26
6:30
8.8
8.3
27
6:45
8.17
7.7
28
7:00
7.59
7.16
29
7:15
7.06
6.66
30
7:30
6.59
6.21
31
7:45
6.15
5.8
32
8:00
5.76
5.43
03.12.0012
03.12.0058
76
Perpustakaan Unika
TIME
33
34
FLOW
Dengan Storage
Tanpa Storage
8:15
5.39
5.09
8:30
5.06
4.77
35
8:45
4.76
4.48
36
9:00
4.48
4.22
37
9:15
4.22
3.98
38
9:30
3.98
3.75
39
9:45
3.76
3.55
40
10:00
3.5
3.36
41
10:15
3.37
3.19
42
10:30
3.2
3.03
43
10:45
3.05
2.88
44
11:00
2.91
2.75
45
11:15
2.77
2.63
46
11:30
2.65
2.51
47
11:45
2.54
2.4
48
12:00
2.43
2.3
Tabel 4.12 merupakan hasil dari variabel aliran conduit 26 dari EPA SWMM
5.0. Data ini di gunakan untuk mengetahui perbandingan antara waktu dan aliran.
Grafik Perbandingan Antara Aliran dengan Waktu
160
Dengan Storage
140
Tanpa Storage
Aliran
120
100
80
60
40
20
Gambar 4.11 Grafik Perbandingan Antara Aliran dan Waktu conduit 26.
03.12.0012
03.12.0058
11:45
11:15
10:45
9:45
9:15
8:45
8:15
7:45
7:15
10:15
Waktu
6:45
6:15
5:45
5:15
4:45
4:15
3:45
3:15
2:45
2:15
1:45
1:15
0:45
0:15
77
Perpustakaan Unika
NO
TIME
0:15
0:30
4.16
7.19
0:45
72.7
166.17
1:00
125.32
350.96
1:15
161.18
405.95
1:30
154.53
348.79
1:45
129.67
285.55
2:00
107.53
234.2
Dengan Storage
Tanpa Storage
2:15
90.42
194.56
10
2:30
77.11
163.94
11
2:45
66.56
139.92
12
3:00
58
120.75
13
3:15
50.95
105.21
14
3:30
45.17
92.4
15
3:45
40.19
81.72
16
4:00
35.88
72.7
17
4:15
32.16
65.64
18
4:30
28.92
58.61
19
4:45
26.12
52.57
20
5:00
23.69
47.35
21
5:15
21.57
42.88
22
5:30
19.71
39
23
5:45
18.05
35.58
24
6:00
16.58
32.56
25
6:15
15.25
29.87
26
6:30
14.07
27.47
27
6:45
13
25.31
28
7:00
12.03
23.37
29
7:15
11.15
21.62
30
7:30
10.36
20.03
31
7:45
9.64
18.6
32
8:00
8.98
17.3
03.12.0012
03.12.0058
78
Perpustakaan Unika
NO
TIME
Dengan Storage
Tanpa Storage
33
8:15
8.38
16.12
34
8:30
7.84
15.05
35
8:45
7.34
14.07
36
9:00
6.88
13.19
37
9:15
6.47
12.37
38
9:30
6.08
11.63
39
9:45
5.73
10.94
40
10:00
5.41
10.32
41
10:15
5.11
9.74
42
10:30
4.83
9.2
43
10:45
4.57
8.71
44
11:00
4.34
8.25
45
11:15
4.11
7.83
46
11:30
3.91
7.43
47
11:45
3.72
7.07
48
12:00
3.54
6.73
Tabel 4.12 merupakan hasil dari variabel aliran conduit 39 dari EPA SWMM
5.0. Data ini di gunakan untuk mengetahui perbamdingan antara waktu dan aliran.
Grafik Perbandingan Antara Aliran dengan Waktu
450
400
Dengan Storage
350
Tanpa Storage
Alirann
300
250
200
150
100
50
Waktu
03.12.0012
03.12.0058
11:45
11:15
10:45
10:15
9:45
9:15
8:45
8:15
7:45
7:15
6:45
6:15
5:45
5:15
4:45
4:15
3:45
3:15
2:45
2:15
1:45
1:15
0:45
0:15
79
Perpustakaan Unika
NO
TIME
0:15
0:30
8.72
10.28
0:45
191.63
113.98
1:00
290.31
354.31
1:15
383.9
409.04
1:30
368.19
351.42
1:45
304.15
287.76
2:00
247.95
236.06
Dengan Storage
Tanpa Storage
2:15
205.39
196.15
10
2:30
172.93
165.31
11
2:45
147.61
141.11
12
3:00
127.37
121.79
13
3:15
110.92
106.12
14
3:30
97.59
93.21
15
3:45
86.25
82.44
16
4:00
76.52
73.34
17
4:15
68.19
65.62
18
4:30
61.01
59.13
19
4:45
54.84
53.04
20
5:00
49.53
47.78
21
5:15
44.92
43.26
22
5:30
40.88
39.35
23
5:45
37.33
35.9
24
6:00
34.17
32.85
25
6:15
31.36
30.14
26
6:30
28.84
27.71
27
6:45
26.58
25.53
28
7:00
24.55
23.57
29
7:15
22.72
21.8
30
7:30
21.06
20.21
31
7:45
19.55
18.76
32
8:00
18.19
17.45
03.12.0012
03.12.0058
80
Perpustakaan Unika
NO
TIME
Dengan Storage
Tanpa Storage
33
8:15
16.95
16.26
34
8:30
15.82
15.18
35
8:45
14.8
14.19
36
9:00
13.86
13.3
37
9:15
13
12.48
38
9:30
12.22
11.73
39
9:45
11.5
11.04
40
10:00
10.84
10.4
41
10:15
10.23
9.82
42
10:30
9.67
9.28
43
10:45
9.15
8.78
44
11:00
8.66
8.32
45
11:15
8.22
7.89
46
11:30
7.8
7.5
47
11:45
7.41
7.13
48
12:00
7.05
6.29
Tabel 4.14 merupakan hasil dari variabel aliran conduit 40 dari EPA SWMM
5.0. Data ini di gunakan untuk mengetahui perbamdingan antara aliran dengan waktu.
Grafik Perbandingan Antara Aliran dengan Waktu
450
400
Dengan Storage
350
Tanpa Storage
Aliran
300
250
200
150
100
50
Waktu
03.12.0012
03.12.0058
11:45
11:15
10:45
9:45
10:15
9:15
8:45
8:15
7:45
7:15
6:45
6:15
5:45
5:15
4:45
4:15
3:45
3:15
2:45
2:15
1:45
1:15
0:45
0:15
81
Perpustakaan Unika
03.12.0012
03.12.0058
82
Perpustakaan Unika
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
Dari hasil analisis menggunakan EPA SWMM 5.0, maka dapat
disusun persamaan-persamaan matematis dengan variabel-variabel Volume
(x) dan Debit (y) yang diambil dari conduit-conduit di hilir storage, yaitu
conduit 26, 39, dan 40, yang dipilih berdasarkan nilai koefisien korelasi
penentuan (R) yang lebih mendekati 1,0 sebagai berikut:
a. Conduit 26
y = 0.2187x - 0.6625x + 170.48
R = 0.9791
Debit aliran maksimum pada kondisi dengan storage conduit 26 sebesar
223.673 m/s, sedangkan pada kondisi tanpa storage conduit 26 debit
aliran konstan sebesar 231.359 m/s.
b. Conduit 39
y = 229.262
R = 1
Debit aliran maksimum pada kondisi dengan storage conduit 39 sebesar
390.441 m/s, sedangkan pada kondisi tanpa storage conduit 39 debit
aliran konstan sebesar 618.849m/s.
03.12.0012
03.12.0058
83
Perpustakaan Unika
c. Conduit 40
y = 0.080x + 13.804x + 103.97
R = 0.9844
Debit aliran maksimum pada kondisi dengan Storage conduit 40 sebesar
390.441 m/s, sedangkan pada kondisi tanpa Storage debit aliran
konstan sebesar 582.16 m/s.
Dalam perbandingan antara volume dengan debit, posisi conduit
tanpa storage mempunyai aliran dan volume yang besar karena saat flow
mengalami puncak tidak ada yang menampung atau membelokkan ke
saluran lain sehingga terjadi banjir diwilayah tersebut.
5.2
Saran
Disarankan kepada penulis tugas akhir yang akan datang untuk
mencantumkan perhitungan perubahan ponded area. Kekurangan EPA
SWMM adalah tidak adanya menubar UNDO TYPING). Pada saat
membuat subcatchment jika terjadi sedikit saja kesalahan, (misalnya
garisnya tidak pas dengan yang diharapkan) maka harus mengulang dari
awal titik.
03.12.0012
03.12.0058
84
Perpustakaan Unika
DAFTAR PUSTAKA
Arcement G. J., Jr and Schneider V. R., 2008, Guide for Selecting Manning's
Roughness
Coefficients
for
Natural
Channels
and
Flood
Plains.
03.12.0012
03.12.0058
Nama
Stasiun
UNGARAN
Tahun
2006
Tanggal
Bulan
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Jun
Tahunan
Jul
Ags
Sep
Okt
Nop
Des
17
23
23
37
62
18
13
19
37
12
15
32
14
17
13
67
48
12
22
23
48
18
18
34
26
26
15
17
10
17
14
11
12
14
12
13
11
10
14
27
37
15
15
16
29
14
17
17
11
18
22
19
13
17
16
20
23
17
21
12
27
23
13
22
12
12
23
15
23
22
24
28
25
32
13
11
26
18
16
31
27
14
28
35
11
29
13
23
30
14
15
17
31
Hujan
Maximum
Jml Curah
Hujan
Jml. Hari
Hujan
67
62
37
57
17
16
23
15
67
593
462
233
217
112
21
100
114
1859
27
23
21
18
16
13
12
134
03.12.0012
03.12.0058
16
19
Perpustakaan Unika
****************
Analysis Options
****************
Flow Units ............... CMS
Infiltration Method ...... GREEN_AMPT
Flow Routing Method ...... DYNWAVE
Starting Date ............ JAN-01-2006 00:00:00
Ending Date .............. JAN-01-2006 12:00:00
Antecedent Dry Days ...... 0.0
Report Time Step ......... 00:15:00
Wet Time Step ............ 00:15:00
Dry Time Step ............ 01:00:00
Routing Time Step ........ 1.00 sec
**************************
Runoff Quantity Continuity
Volume
hectare-m
Depth
mm
**************************
---------
38.152
------181.677
0.000
0.000
0.605
2.881
38.125
181.549
0.002
0.010
-1.520
**************************
Flow Routing Continuity
Volume
hectare-m
Volume
Mliters
**************************
---------
---------
0.000
0.000
38.127
0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
381.274
0.000
12.467
124.674
21.554
215.547
0.000
0.000
0.002
0.017
03.12.0012
03.12.0058
20
Perpustakaan Unika
4.383
-0.725
43.834
***************************
Subcatchment Runoff Summary
***************************
-------------------------------------------------------------------------------------Total
Precip
Subcatchment
Total
Total
Runon
mm
Total
Evap
mm
Infil
mm
Total
Peak
Runoff
Runoff Runoff
mm
mm
Coeff
CMS
-------------------------------------------------------------------------------------S1
181.677
0.000
0.000
2.881 181.549
7.946
0.999
S2
181.677
0.000
0.000
2.881 181.549
7.946
0.999
S3
181.677
0.000
0.000
2.881 181.549
7.946
0.999
S4
181.677
0.000
0.000
2.881 181.549
7.946
0.999
S5
181.677
0.000
0.000
2.881 181.549
7.946
0.999
S6
181.677
0.000
0.000
2.881 181.549
7.946
0.999
S7
181.677
0.000
0.000
2.881 181.549
7.946
0.999
S8
181.677
0.000
0.000
2.881 181.549
7.946
0.999
S9
181.677
0.000
0.000
2.881 181.549
7.946
0.999
S10
181.677
0.000
0.000
2.881 181.549
7.946
0.999
S11
181.677
0.000
0.000
2.881 181.549
7.946
0.999
S12
181.677
0.000
0.000
2.881 181.549
7.946
0.999
S13
181.677
0.000
0.000
2.881 181.549
7.946
0.999
S14
181.677
0.000
0.000
2.881 181.549
7.946
0.999
S15
181.677
0.000
0.000
2.881 181.549
7.946
0.999
S16
181.677
0.000
0.000
2.881 181.549
7.946
0.999
S17
181.677
0.000
0.000
2.881 181.549
7.946
0.999
S18
181.677
0.000
0.000
2.881 181.549
7.946
0.999
S19
181.677
0.000
0.000
2.881 181.549
7.946
0.999
S20
181.677
0.000
0.000
2.881 181.549
7.946
0.999
S21
181.677
0.000
0.000
2.881 181.549
7.946
0.999
S22
181.677
0.000
0.000
2.881 181.549
7.946
0.999
S23
181.677
0.000
0.000
2.881 181.549
7.946
0.999
S24
181.677
0.000
0.000
2.881 181.549
7.946
0.999
S25
181.677
0.000
0.000
2.881 181.549
7.946
0.999
S26
181.677
0.000
0.000
2.881 181.549
7.946
0.999
S27
181.677
0.000
0.000
2.881 181.549
7.946
0.999
S28
181.677
0.000
0.000
2.881 181.549
7.946
0.999
S29
181.677
0.000
0.000
2.881 181.549
7.946
0.999
S30
181.677
0.000
0.000
2.881 181.549
7.946
0.999
S31
181.677
0.000
0.000
2.881 181.549
7.946
0.999
03.12.0012
03.12.0058
21
Perpustakaan Unika
S32
181.677
0.000
0.000
2.881 181.549
7.946
0.999
S33
181.677
0.000
0.000
2.881 181.549
7.946
0.999
S34
181.677
0.000
0.000
2.881 181.549
7.946
0.999
S35
181.677
0.000
0.000
2.881 181.549
7.946
0.999
S36
181.677
0.000
0.000
2.881 181.549
7.946
0.999
S37
181.677
0.000
0.000
2.881 181.549
7.946
0.999
S38
181.677
0.000
0.000
2.881 181.549
7.946
0.999
S39
181.677
0.000
0.000
2.881 181.549
7.946
0.999
S40
181.677
0.000
0.000
2.881 181.549
7.946
0.999
S41
181.677
0.000
0.000
2.881 181.549
7.946
0.999
S42
181.677
0.000
0.000
2.881 181.549
7.946
0.999
-------------------------------------------------------------------------------------System
181.677
0.000
0.000
0.999
******************
Node Depth Summary
******************
Type
HGL Occurrence
Ponded Minutes
ha-mm Flooded
---------------------------------------------------------------------------------------J1
JUNCTION
0.00
0.05 1030.05
0 00:30
J2
JUNCTION
0.00
0.05 950.05
0 00:30
J3
JUNCTION
0.00
0.06 765.06
0 00:30
J4
JUNCTION
0.01
0.12 425.12
0 00:30
J5
JUNCTION
0.00
0.10 950.10
0 00:30
J6
JUNCTION
0.00
0.06 978.06
0 00:30
J7
JUNCTION
0.00
0.06 984.06
0 00:31
J8
JUNCTION
0.00
0.09 958.09
0 00:30
J9
JUNCTION
0.01
0.17 874.17
0 00:31
J10
JUNCTION
2.16
2.28 927.28
0 11:37
J11
JUNCTION
0.00
0.04 987.04
0 00:30
J12
JUNCTION
0.00
0.05 975.05
0 00:30
J13
JUNCTION
0.00
0.05 810.05
0 00:30
J14
JUNCTION
0.01
0.22 850.22
0 00:31
J15
JUNCTION
0.01
0.18 834.18
0 00:31
J16
JUNCTION
0.01
0.20 798.20
0 00:31
J17
JUNCTION
0.01
0.22 765.22
0 00:32
03.12.0012
03.12.0058
22
Perpustakaan Unika
J18
JUNCTION
0.01
0.24 721.24
0 00:32
J19
JUNCTION
0.00
0.08 693.08
0 00:30
J20
JUNCTION
0.01
0.12 682.12
0 00:32
J21
JUNCTION
0.00
0.07 645.07
0 00:32
J22
JUNCTION
0.01
0.10 623.10
0 00:31
J23
JUNCTION
0.01
0.13 597.13
0 00:31
J24
JUNCTION
0.01
0.14 576.14
0 00:31
J25
JUNCTION
0.00
0.08 512.08
0 00:30
J26
JUNCTION
0.01
0.12 498.12
0 00:31
J27
JUNCTION
0.01
0.19 550.19
0 00:31
J28
JUNCTION
0.01
0.16 535.16
0 00:31
J29
JUNCTION
0.01
0.16 497.16
0 00:32
J30
JUNCTION
0.00
0.07 567.07
0 00:30
J31
JUNCTION
0.00
0.08 550.08
0 00:30
J32
JUNCTION
0.01
0.14 375.14
0 00:31
J33
JUNCTION
0.00
0.05 1035.05
0 00:30
J34
JUNCTION
0.00
0.04 525.04
0 00:30
J35
JUNCTION
0.00
0.08 423.08
0 00:30
J36
JUNCTION
0.01
0.16 365.16
0 00:31
J37
JUNCTION
0.01
0.17 325.17
0 00:31
J38
JUNCTION
0.02
0.30 250.30
0 00:32
J39
JUNCTION
0.01
0.12 450.12
0 00:31
J40
JUNCTION
0.01
0.14 354.14
0 00:31
J41
JUNCTION
0.02
0.29 735.29
0 00:32
Out1
OUTFALL
0.02
0.30 225.30
0 00:32
Sto1
STORAGE
0.29
0.30 427.30
0 00:24
695
Sto2
STORAGE
0.29
0.30 314.30
0 00:24
696
Sto3
STORAGE
0.01
0.11 312.11
0 00:32
03.12.0012
03.12.0058
23
Perpustakaan Unika
*****************
Node Flow Summary
*****************
-----------------------------------------------------------------------------------Maximum Maximum
Lateral
Maximum
Type
CMS
-----------------------------------------------------------------------------------J1
JUNCTION
7.941
7.941
0 00:29 0.000
J2
JUNCTION
7.941 15.666
0 00:30 0.000
J3
JUNCTION
7.941 23.117
0 00:30 0.000
J4
JUNCTION
7.941 30.606
0 00:30 0.000
J5
JUNCTION
7.941 15.579
0 00:30 0.000
J6
JUNCTION
7.941
7.941
0 00:29 0.000
J7
JUNCTION
0.000
7.762
0 00:30 0.000
J8
JUNCTION
15.883 22.874
0 00:30 0.000
J9
JUNCTION
7.941 39.976
0 00:30 0.000
J10
JUNCTION
7.941 27.882
0 00:30 0.000
J11
JUNCTION
7.941 7.941
0 00:29 0.000
J12
JUNCTION
7.941 10.245
0 00:30
J13
JUNCTION
7.941 7.941
0 00:29 0.000
J14
JUNCTION
7.941 46.043
0 00:30 0.000
J15
JUNCTION
7.941 52.441
0 00:31 0.000
J16
JUNCTION
7.941 58.937
0 00:31
J17
JUNCTION
7.941 65.306
0 00:31 0.000
J18
JUNCTION
7.941 84.126
0 00:31 0.000
J19
JUNCTION
7.941 7.941
0 00:29 0.000
J20
JUNCTION
7.941 96.711
0 00:32 0.000
J21
JUNCTION
7.941 33.101
0 00:31 0.000
J22
JUNCTION
7.941 15.141
0 00:30 0.000
J23
JUNCTION
7.941 22.021
0 00:30
J24
JUNCTION
7.941 28.705
0 00:30 0.000
J25
JUNCTION
7.941 7.941
0 00:29 0.000
J26
JUNCTION
7.941 30.395
0 00:30
J27
JUNCTION
7.941 35.322
0 00:31 0.000
J28
JUNCTION
7.941 41.615
0 00:31 0.000
J29
JUNCTION
7.941 48.029
0 00:31 0.000
J30
JUNCTION
7.941 7.941
0 00:29 0.000
0.000
0.000
0.000
0.000
03.12.0012
03.12.0058
24
Perpustakaan Unika
J31
JUNCTION
7.941 15.526
0 00:30 0.000
J32
JUNCTION
7.941 37.668
0 00:30 0.000
J33
JUNCTION
7.941
7.941
0 00:29
0.000
J34
JUNCTION
7.941
7.941
0 00:29
0.000
J35
JUNCTION
7.941 15.682
0 00:30
0.000
J36
JUNCTION
7.941 22.915
0 00:30
0.000
J37
JUNCTION
15.883 124.884
J38
JUNCTION
0.000 97.115
0 00:31
J39
JUNCTION
15.883 90.844
0 00:31 0.000
J40
JUNCTION
7.941 29.510
0 00:30
0.000
J41
0.000
0 00:31 0.000
0.000
JUNCTION
7.941 71.537
0 00:31
Out1
OUTFALL
0.000 96.203
0 00:32 0.000
Sto1
STORAGE
0.000 94.941
0 00:32 94.940
0 00:32
Sto2
STORAGE
0.000 72.625
0 00:31 72.624
0 00:31
Sto3
STORAGE
0.000 28.658
0 00:31
0.000
**********************
Storage Volume Summary
**********************
-------------------------------------------------------------------------------------Average
Avg
Volume
Pcnt
Storage Unit
1000 m3
Maximum
Volume Pcnt
Full
1000 m3
Occurrence
Full
Maximum
Outflow
days hr:min
-------------------------------------------------------------------------------------Sto1
0.290
97
0.300
100
0 00:24
Sto2
0.291
97
0.300
100
0 00:24
Sto3
0.005
0.109
36
0 00:32
***********************
Outfall Loading Summary
***********************
-----------------------------------------------
Outfall Node
Flow
Avg.
Max.
Freq.
Flow
Flow
Pcnt.
CMS
CMS
----------------------------------------------Out1
97.82
2.950
96.203
----------------------------------------------System
97.82
2.950 96.203
03.12.0012
03.12.0058
0.000
0.000
28.445
CMS
25
Perpustakaan Unika
********************
Link Flow Summary
********************
----------------------------------------------------------------------------------------Maximum Time of Max Maximum
Max/ Max/
Type
m/sec
Total
Minutes
-----------------------------------------------------------------------------------------C1
CONDUIT
7.787
0 00:30
5.31
0.00
0.02
C2
CONDUIT
15.390
0 00:30
9.44 0.00
0.02
C3
CONDUIT
22.957
0 00:30
8.83 0.00
0.03
C4
CONDUIT
30.222
0 00:30
7.98 0.00
0.04
C5
CONDUIT
7.798
0 00:30
4.48
0.00
0.02
C6
CONDUIT
15.253
0 00:30
4.46 0.00
0.04
C7
CONDUIT
22.204
0 00:31
5.07 0.01
0.04
C8
CONDUIT
29.176
0 00:31
6.30 0.00
0.05
C9
CONDUIT
7.724
0 00:30
3.30
0.02
C10
CONDUIT
15.011
0 00:30
1.81 0.00
0.35
C11
CONDUIT
5.316
0 00:30
1.22
0.00
0.34
C12
CONDUIT
7.762
0 00:30
4.77
0.00
0.02
C13
CONDUIT
7.405
0 00:31
3.42
0.00
0.02
C14
CONDUIT
2.339
0 00:30
1.79
0.00
0.01
C15
CONDUIT
9.927
0 00:30
3.05
0.00
0.03
C16
CONDUIT
22.413
0 00:30
5.90 0.00
0.04
C17
CONDUIT
38.865
0 00:31
6.70 0.01
0.06
C18
CONDUIT
45.528
0 00:31
7.64 0.01
0.06
C19
CONDUIT
52.167
0 00:31
9.06 0.01
0.06
C20
CONDUIT
58.673
0 00:31
9.26 0.01
0.06
C21
CONDUIT
65.041
0 00:32
8.41 0.01
0.08
C22
CONDUIT
7.792
0 00:30
2.77
0.00
0.04
C23
CONDUIT
71.126
0 00:32
8.89 0.01
0.08
C24
CONDUIT
83.667
0 00:32
C25
CONDUIT
26.632
0 00:32
9.49 0.00
0.03
C26
CONDUIT
7.959
0 00:32
3.32
0.00
0.03
C27
CONDUIT
14.798
0 00:31
4.51 0.00
0.03
C28
CONDUIT
21.645
0 00:31
5.46 0.00
0.04
C29
CONDUIT
28.396
0 00:31
5.83 0.00
0.05
C30
CONDUIT
34.908
0 00:31
6.80 0.01
0.05
0.00
03.12.0012
03.12.0058
26
Perpustakaan Unika
C31
CONDUIT
41.400
0 00:31
8.76 0.01
0.05
C32
CONDUIT
47.851
0 00:32
C33
CONDUIT
7.686
0 00:30
3.47
0.00
0.02
C34
CONDUIT
7.670
0 00:30
2.66
0.00
0.03
C35
CONDUIT
15.116
0 00:30
5.19 0.00
0.03
C36
CONDUIT
29.672
0 00:31
8.58 0.00
0.04
C37
CONDUIT
37.353
0 00:31
8.15 0.00
0.05
C38
CONDUIT
44.354
0 00:31
C39
CONDUIT
68.834
0 00:31
9.89 0.01
0.07
C40
CONDUIT
96.203
0 00:32
C41
CONDUIT
69.915
0 00:32
C42
CONDUIT
25.053
0 00:32
4.57 0.00
0.06
C43
CONDUIT
7.648
0 00:30
2.80
0.00
0.03
C44
CONDUIT
46.265
0 00:31
7.48 0.00
0.06
C45
CONDUIT
26.361
0 00:31
3.71 0.01
0.07
C46
CONDUIT
28.658
0 00:31
6.87 0.01
0.04
C47
CONDUIT
28.445
0 00:32
4.72 0.00
0.06
***************************
Flow Classification Summary
***************************
----------------------------------------------------------------------------------------Adjusted
/Actual
Conduit
Avg.
Length Dry Dry Dry Crit Crit Crit Crit Number Change
----------------------------------------------------------------------------------------C1
0.34 0.0000
C2
0.62 0.0000
C3
0.58 0.0000
C4
0.55 0.0000
C5
0.28 0.0000
C6
0.29 0.0000
C7
0.37 0.0000
C8
0.46 0.0000
C9
0.21 0.0000
C10
0.03 0.0000
C11
0.01 0.0000
C12
0.28 0.0000
C13
0.26 0.0000
03.12.0012
03.12.0058
27
Perpustakaan Unika
C14
0.12 0.0000
C15
0.20 0.0000
C16
0.41 0.0000
C17
0.48 0.0000
C18
0.57 0.0000
C19
0.70 0.0000
C20
0.72 0.0000
C21
0.64 0.0000
C22
0.11 0.0000
C23
0.66 0.0000
C24
1.21 0.0000
C25
0.70 0.0000
C26
0.27 0.0000
C27
0.36 0.0000
C28
0.44 0.0000
C29
0.45 0.0000
C30
0.54 0.0000
C31
0.69 0.0000
C32
0.96 0.0000
C33
0.23 0.0000
C34
0.17 0.0000
C35
0.35 0.0000
C36
0.59 0.0000
C37
0.55 0.0000
C38
0.86 0.0000
C39
0.75 0.0000
C40
0.83 0.0000
C41
0.32 0.0000
C42
0.14 0.0000
C43
0.15 0.0000
C44
0.22 0.0000
C45
0.10 0.0000
C46
0.47 0.0000
C47
0.33 0.0000
03.12.0012
03.12.0058
28
Perpustakaan Unika
***************************
Time-Step Critical Elements
***************************
None
********************************
Highest Flow Instability Indexes
********************************
All links are stable.
*************************
Routing Time Step Summary
*************************
Minimum Time Step
Average Time Step
:
:
1.00 sec
1.00 sec
:
:
1.00 sec
0.00
2.00
03.12.0012
03.12.0058
1
Perpustakaan Unika
a. Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan setelah semua data yang diperlukan terkumpul,
pengolahan data dilakukan untuk mengetahui hasil dari simulasi yang akan
dilakukan.
Langkah pertama untuk mengoperasikan EPA SWMM 5.0 yaitu:
1. File >> new
2. Project >> Defaults
03.12.0012
03.12.0058
2
Perpustakaan Unika
Klik Subcatchment :
03.12.0012
03.12.0058
3
Perpustakaan Unika
Nodes/Links
03.12.0012
03.12.0058
4
Perpustakaan Unika
b. Nodes
c. Annotatio
03.12.0012
03.12.0058
5
Perpustakaan Unika
d. Flow arrows
Kemudian klik Ok
4. kemudian lihat pada monitor bagian kiri bawah paling ujung ada
keterangan Auto-length on diganti dengan Auto-length off
5. kemudian mulai membuat Subcatchment dengan cara sebagai berikut:
select view >> toolbars >> object
a. klik
b. klik
c. klik
d. klik
03.12.0012
03.12.0058
6
Perpustakaan Unika
e. klik
03.12.0012
03.12.0058
7
Perpustakaan Unika
03.12.0012
03.12.0058
8
Perpustakaan Unika
03.12.0012
03.12.0058
9
Perpustakaan Unika
03.12.0012
03.12.0058
10
Perpustakaan Unika
5.0 . tujuan hanya untuk menamai hasil Running. Kemudian klik Ok.
h. Select File >> save as
i. Select Project >> Details
Untuk menampilkan hasil data dari Running
j.
Options >>
03.12.0012
03.12.0058
11
Perpustakaan Unika
a.
Hasil
Hasil akhir yang akan dicari adalah persamaan hubungan antara kapasitas
kolam retnsi dengan debit banjir. Pada proses sebelumnya, hasil running
simulation telah didapat dan diteruskan dengan memasukkan storage unit (unit
tampungan)
Cara memasukkan storage unit sebagai berikut:
1. Klik kanan pada junction yang dikehendaki untuk mengubah junction
menjadi storage unit, kemudian pilih Convert to >> Storage Unit dalam hal
ini kami menempatkan 3 storage untuk mengatasi banjir di setiap junction.
03.12.0012
03.12.0058
12
Perpustakaan Unika
2. Klik pada junction yang telah diubah menjadi storage unit untuk
memasukkan nilai Max Depth dan Ponded Area. Nilai max depth dapat
03.12.0012
03.12.0058
13
Perpustakaan Unika
03.12.0012
03.12.0058
14
Perpustakaan Unika
3. Pilih Option >> klik Time Steps masukkan nilai Routing sebesar 60 detik,
03.12.0012
03.12.0058
15
Perpustakaan Unika
Untuk mengetahui hasil dari simulasi storage unit maka klik Report >>
Status. Hasil running dapat dilihat pada lampiran.
Hasil kemudian ditampilkan dalam bentuk tabel untuk memudahkan dalam
pembacaan,
5. Lakukan proses Run Simulation sampai n kali (diambil n = 40 kali), hal ini
bertujuan untuk mengetahui apakah terjadi banjir (flooded) atau tidak dan
jumlah masukan maksimum (total maximum inflow) pada outfall. Membuat
grafik hubungan antara volume dan inflow pada outfall serta ditampilkan
trend analysis-nya.
6. Membuat grafik hubungan antara volume dan inflow pada outfall serta
ditampilkan trend analysis-nya.
03.12.0012
03.12.0058
Perpustakaan Unika