Вы находитесь на странице: 1из 15

MAKALAH WIRAUSAHA

PERAN DAN KIAT SUKSES WIRAUSAHA


(Studi Kasus Pada Usaha Eiger dan Gudeg Basah Dewi)

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.,
Puji syukur kehadirat Allah yang telah memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik dan lancar. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan
kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing kepada kebenaran. Makalah yang
merupakan tugas liburan semester ganjil kelas XII IPS ini dapat terselesaikan dengan baik tentu
berkat keterlibatan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
Ibu Fatri Amida selaku guru mata pelajaran ekonomi yang telah berkenan memberikan tugas ini.
Bapak Al-Hasin, ayahanda sekaligus pembimbing yang telah memberikan kritik dan saran untuk
penyusunan makalah ini.
Bapak Nawang dan Ibu Dewi selaku narasumber usaha Gudeg Basah Dewi.
Teman-teman yang telah memberikan bantuan serta dukungan kepada penulis selama
penyusunan makalah.
Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi khalayak umum dan
khususnya bagi para calon wirausaha.
Wassalamualaikum Wr. Wb.,
Yogyakarta, 2 Januari 2014
Penulis

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kondisi perkembangan ekonomi dunia dan adanya era pasar bebas menuntut Indonesia untuk
dapat menyejajarkan posisinya dengan dunia luar. Salah satu upaya yang dilakukan oleh
pemerintah Indonesia adalah dengan meningkatkan pembangunan ekonomi negeri serta
mengurangi ketergantungan terhadap bangsa lain. Hal ini dapat tercapai salah satunya dengan
mengembangkan kewirausahaan di Indonesa. Dengan melahirkan banyak wirausaha sukses,
ketergantungan Indonesia terhadap bangsa lain diharapkan dapat berkurang karena telah mampu
menciptakan lapangan baru sendiri dan memenuhi kebutuhannya sendiri. Selain itu, dengan
hadirnya wirausaha yang sukses mengembangkan usahanya, baik di kancah nasinal maupun
internasional akan mengurangi beban pemerintah pula dalam rangka mengurangi angka
pengangguran.
Dewasa ini, wirausaha-wirausaha sukses telah mewarnai dunia perekonomian Indonesia. Sebut
saja Aburizal Bakrie, Bob Sadino, Cahirul Tanjung, danmasih banyak lainnya. Selain itu, usahausaha kecil pun semakin banyak berdiri di lingkungan masyarakat. Jelas, kehadiran wirausahawirausaha tersebut di Indonesia dapat memengaruhi serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi
Indonesia, menciptakan lapangan kerja, memenuhi kebutuhan, mengurangi angka pengangguran,
dll. Namun, tak serta-merta semua orang yang menciptakan sebuah usaha pasti menjadi
wirausaha sukses yang mampu meringankan beban pemerintah.
Tentu saja tak mudah menjadi seorang wirausaha sukses. Berbagai halangan dan masalah selalu
mewarnai kisah-kisah perjalanan bisnis mereka dan mereka dituntut untuk dapat menangani
masalah tersebut dengan cerdas atau menyerah pada masalah dan kalah menjadi wirausaha. Pada
makalah ini, penulis akan membahas mengenai bagaimana menjadi seorang wirusaha yang baik
yang dapat berperan dalam membangun perekonomian Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
Bagaimana menjadi wirausaha yang baik?
Apa faktor yang memacu dan menghambat suksesnya suatu usaha?
Apa peran wirausaha dalam peningkatan perekonomian Indonesia?
1.3 Tujuan Penulisan
Mengetahui cara menjadi wirausaha yang baik

Mengetahui faktor pemacu dan penghambat suksesnya suatu usaha


Mengetahui peran wirausaha dalam peningkatan perekonomian Indonesia
1.4 Manfaat Penulisan
Memberikan gambaran kisah sukses wirausaha, sehingga para calon pengusaha dapat
mempelajarinya
Meningkatkan keinginan masyarakat untuk menjadi wirausaha
1.5 Landasan Teori
1.5.1

Pengertian Kewirausahaan

Beberapa pengertian kewirausahaan adalah sebagai berikut.


Kewirausahaan adalah suatu proses seseorang guna mengejar peluang-peluang memenuhi
kebutuhan dan keinginan melalui inovasi, tanpa memperhatikan sumber daya yang mereka
kendalikan (Robin, 1996).
Kewirausahaan adalah mental dan sikap jiwa yang selalu aktif berusaha meningkatkan hasil
karyanya dalam arti meningkatkan penghasilan.
Kewirausahaan adalah proses menciptakan sesuatu yang lain dengan menggunakan waktu dan
kegiatan disertai modal jasa dan risiko, serta menerima balas jasa, kepuasan, dan kebebasan
pribadi.
Dalam lampiran Instruksi Presiden Nomor 4 tahun 1995, tentang Gerakan Nasional
Memasyarakatkan dan Membudayakan Kewirausahaan (GNMMK), kewirausahaan adalah
semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan
yang mengarah pada upaya cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi
dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan keuntungan yang lebih besar.
Sedangkan yang dimaksud dengan wirausaha adalah sebagai berikut.
Wirausaha adalah orang yang berani memaksa diri untuk menjadi pelayan bagi orang lain (Gede
Prama, SWP, 09/XI/1996).
Pandangan menurut seorang businessman, wirausaha adalah ancaman, pesaing baru atau juga
bisa seorang partner, pemasok, konsumen, atau seorang yang bisa diajak kerja sama.
Pandangan menurut seorang pemodal, wirausaha adalah seorang yang menciptakan
kesejahteraan untuk orang lain yang menemukan cara-cara baru untuk menggunakan resources,
mengurangi pemborosan, dan membuka lapangan kerja yang disenangi oleh masyarakat.

Pandangan menurut seorang ekonom, wirausaha adalah seseorang atau sekelompok orang yang
mengorganisir faktor-faktor produksi, alam, tenaga, modal, dan skill untuk tujuan berproduksi.
Pandangan menurut seorang psychologis, wirausaha adalah seorang yang memiliki dorongan
kekuatan dari dalam untuk memperoleh sesuatu tujuan, suka mengadakan eksperimen atau untuk
menampilkan kebebasan dirinya di luar kekuasaan orang lain.
Menurut Schumpeter, wirausaha merupakan pengusaha yang melaksanakan kombinasikombinasi baru dalam bidangteknik dan komersial.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, wirausaha adalah orang yg pandai atau berbakat
mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan
produk baru, memasarkannya, serta mengatur permodalan operasinya.
Dari beberapa pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa wirausaha adalah orang-orang
yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis,
mengumpulkan sumber-sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan dan
tindakan yang tepat guna dalam memastikan kesuksesan.
1.5.2

Ciri-Ciri Wirausaha

Percaya diri
Percaya diri berarti memiliki keyakinan kuat dan optimisme yang tinggi.
Berorientasi pada tugas dan hasil
Berorientasi pada tugas berarti memiliki tekad kerja keras, tekun, enerjik, serta memiliki
semangat dan kemauan dalam menghadapi kesulitan. Berorientasi pada hasil berarti haus akan
prestasi serta mengejar keuntungan.
Pengambilan risiko
Memiliki keberanian untuk mengambil risiko yang wajar dalam menjalankan usahanya dan
menyukai tantangan.
Kepemimpinan
Kepemimpinan berarti memiliki perilaku sebagai pemimpin yang baik.
Keorisinalan dan kreativitas
Memiliki daya kreasi dan imajinasi tinggi serta inovatif dalam membuat sesuatu yang baru,
menyesuaikan dengan keadaan, dan memanfaatkan kesempatan yang ada.
Berorientasi pada masa depan

Efisien
Selalu mengutamakan efisiensi, penghematan biaya, dan tidak konsumtif, selalu menanamkan
kembali keuntungan yang diperoleh
Cerdas
Mempunyai cara analisis yang tepat, sistematis, dan metodologis.
Menurut Bygrave, ciri-ciri wirausahawan dikenal dengan istilah 10 D sebagai berikut.
Dream (Visi ke Depan)
Mempunyai pandangan ke masa depan untuk mengembangkan usahanya serta mempunyai
kemampuan untuk mewujudkan visinya.
Decisiveness (Keputusan dengan Cepat)
Dapat bekerja dengan cepat dalam menghasilkan sesuatu, membuat suatu keputusan dengan
cepat, tepat dan penuh perhitungan.
Doers (Melaksanakan Keputusan)
Langsung menindaklanjuti keputusan dalam menjalankan bisnisnya.
Determination (Penentuan/Kebulatan Tekad)
Melaksanakan kegiatannya dengan penuh perhatian, rasa tanggung jawab, dan tidak mudah
menyerah, walaupun dihadapkan pada halangan yang sulit diatasi.
Dedication (Pengabdian)
Mempunyai dedikasi (mengutamakan pekerjaan) yang tinggi terhadap bisnisnya.
Devotion (Mencintai Pekerjaan)
Mencintai pekerjaan bisnisnya dan produk yang dihasilkannya.
Details (Dapat Memerinci)
Memerhatikan faktor-faktor yang sangat rinci terhadap apa yang terjadi selama menjalankan
kegiatan usahanya dan tidak mengabaikan faktor-faktor yang kecil yang dapat menghambat
kegiatan usahanya.
Destiny (Bertanggung Jawab atas Nasib Usahanya)
Bertanggung jawab terhadap nasib dan tujuan yang hendak dicapainya.

Dollars (Kekayaan)
Tidak mengutamakan pada pencapaian kekayaan. Dia berasumsi jika berhasil dalam bisnisnya,
maka ia pantas mendapat laba, bonus, atau hadiah.
Distribute (Membagi-bagi)
Mendistribusikan kepemilikan bisnisnya kepada orang-orang kepercayaannya, yaitu orang-orang
yang kritis dan mau diajak untuk mencapai sukses dalam bisnisnya.
1.5.3

Syarat-Syarat Wirausaha

Semangat kerja, kemauan, dan ketekunan


Berhasilnya usaha di segala bidang tergantung besarnya semangat kerja seseorang, kemauan,
ketelitian,dan ketekunannya.
Pengetahuan
Memiliki tingkat pengalaman yang cukup baik yang merupakan hasil belajar sendiri atau turunmenurun dari keluarga atau melalui pendidikan formal. Pada hakikatnya keberhasilan ditentukan
oleh nilai-nilai yang didapat dari pendidikan sejak masa kanak-kanak hingga dewasa.
Kemampuan dan keahlian
Calon wirausaha perlu memiliki kemampuan untuk mendapatkan gagasan-gagasan yang orisinil
atau memilih orang yang tepat dalam bidangnya.
Kesempatan yang ada dan digunakan
Untuk menyalurkan gagasan, keinginan, dan kemampuan diperlukan kesempatan, baik
diciptakan sendiri maupundiberikan oleh orang lain sehingga seorang wirausaha dapat
menentukan pilihan dan cara yang tepat untuk menyalurkan kemampuannya.
Disiplin, keteraturan dan kecepatan kerja
Disiplin merupakan faktor yang membentuk seorang wirausaha yang tangguh. Dengan disiplin
yang tinggi, efisiensi dan produktifitas kerja dapat meningkat.
Keberanian mengambil risiko dan menghadapi ketidakpastian
Keberanian maerupakan semangat kepeloporan berdasarkan perhitungan yang matang unuk
membuka gagasan-gagasan baru dan mengambil satu keputusan dalam situasi apa pun. Untuk
itu, diperlukan pendekatan
Merdeka lahir batin

Manusia merdeka lahir batin adalah seseorang yang mampu untuk tidak menggantungkan
nasibnya pada siapapun.
Inovatif dan kreatif
Kreatif dan inovatif merupakan sifat-sifat dasar yang harus dimiliki. Seorang yang kreatif akan
menciptakan gagasan-gagasan baru, sedangkan seorang yang inovaif selalu menerapkan gagasan
baru untuk terus berkembang.
Takwa pada Tuhan Yang Maha Esa
Meningkatkan ketakwaan pada Tuhan Yang Maha Esa akan mendorong pada perbuatanperbuatan yang positif dan melatih diri agar menghindarkan diri dari perbuatan tercela, sehingga
menumbuhkan sifat jujur dan tanggung jawab.
10. Modal dan keuangan
Modal memang sesuatu yang penting tapi bukan nomor satu. Hanya sebagai pelengkap dalam
kegiatan wirausaha.namunperkembangan dunia usaha yang semakin pesat menyebabkan modal
menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian.
1.5.4

Langkah-Langkah Menjadi Wirausaha

Sumber ide usaha


Sumber ide untuk memulai sebuah usaha dapat diperoleh dari pekerjaan dan keterampilan, minat
dan hobi, pengalaman, serta dari pengamatan.
Melihat peluang usaha
Sebelum menentukan bidang usaha apa yang akan dijalankan, maka terlebih dahulu dianalisisi
apakah bidang usaha yang dipilih tersebut telah ada atau belum serta bagaimana prospeknya.
Tiga alternatif yang dapat dijadikan dasar untuk melihat peluang usaha adalah menghasilkan
barang baru, menghasilkan barang yang sama jenisnya tapi berbeda model, atau menghasilkan
barang tiruan yang baru, memodifikasi barang tersebut.
Analisis peluang usaha
Untuk dapat memeroleh gambaran sejauh mana peluang usaha yang dipilih dapat meenuhi
persyarata, ada beberapa hal yang perlu dianalisis, yaitu:
Tingkat keuntungan yang akan diperoleh
Penyediaan barang yang akan menunjang kelancaran kegiatan produksi
Penyediaan tenaga kerja

Penguasaan teknik
Prospek produksi
Penyediaan dana
Ekspansi usaha
Risiko
Kecenderungan perkembangan permintaan
Persaingan yang akan dihadapi
Peranan pemerintah dalam menunjang perkembangan produk
Perencanaan usaha
Sebelum melangkah dalam kegiatan usaha, terlebih dahulu dibuat perencanaan usaha yang
meliputi masalah diri pribadi, permodalah, organisasi dan manajemen, peluang usaha, hukum
dan perundang-undangan, serta masalah lingkungan.
Menjalankan usaha
Menurut Sutarno, dalam menjalankan usaha perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut.
Tujuan usaha
Rencana bentuk produk
Sarana usaha, meliputi tenaga kerja, peralatan, bahan, permodalan, dan pertimbangan ekonomi
Proses rencana
1.5.5

Peran Wirausaha Dalam Perekonomian

Secara umum, peran wirausaha dapat dibagi menjadi dua, yaitu internal dan eksternal.
Peran internal:
Mengurangi tingkat ketergantungan terhadap orang lain
Meningkatkan kepercayaan diri
Meningkatkan daya beli
Peran eksternal:
Menciptakan lapangan kerja dan mengurangi pengangguran

Meningkatkan pendapatan masyarakat


Meningkatkan produktivitas nasional
Meningkatan pertumbuhan ekonomi
Menurut Suryana, dilihat dari ruang lingkupnya wirausaha memiliki dua fungsi, yaitu fungsi
makro dan mikro. Secara makro wirausaha berfungsi sebagai penggerak, pengendali, dan
pemacu perekonomian suatu bangsa. Secara mikro peran wirausaha adalah penanggung risiko
dan ketidakpastian, mengombinasikan sumber-sumber ke dalam cara yang baru dan berbeda
untuk menciptakan nilai tambah dan usaha-usaha baru.
Werner Sombart membagi peranan atau fungsi wirausaha menjadi tiga hal penting.
Sebagai captain of industry, yang mulai sebagai teknisi dalam suatu bidang keahlian kemudian
berhasil menemukan sesuatu yang baru.
Sebagai pedagang, yaiu orang yang menganalisis berbagai kebutuhan masyarakat, merangsang
kebutuhan baru, dan perhatian utamanya adalah penjualan.
Sebagai pemimpin keuangan, yaitu orang yang sejak muda menekuni keuangan, mengumpulkan
uang, dan menggabungkan sumber-sumber keuangan.
BAB 2
PENGUSAHA DENGAN PRODUK KELAS DUNIA
Kisah Sukses Ronny Lukito
Siapa yang tak pernah mendengar produk EIGER? Bagi kita, orang Indonesia, khususnya para
pecinta alam, tentu EIGER bukan menjadi sesuatu yang asing lagi di telinga kita. Sebuah produk
peralatan outdor dan tas yang banyak digemari pecinta alam maupun anak muda karena kualitas
dan ketahanannya. EIGER, sepintas orang-orang ak an menyangka bahwa EIGER adalah merek
luar negeri, padahal EIGER merupakan merek asli Indonesia.
EIGER didirikan oleh Ronny Lukito seorang pengusaha tas yang lahir pada tanggal 15 Januari
1962 di Bandung. Ia adalah anak ketiga dari enam bersaudara, satu-satunya anak laki-laki
pasangan Lukman Lukito-Kumiasih. Ronny yang berdarah campuran Buton, Sumatera dan
Jakarta itu mempunyai orang tua yang menyambung hidup dengan cara berjualan tas. Ia adalah
seorang anak dari keluarga yang memprihatinkan. Orangtuanya bukanlah dari kaum berada. Di
masa remajanya, Ronny tinggal di Bandung. Ia adalah sosok pemuda yang rajin dan tekun. Ia
bukan seorang lulusan perguruan tinggi negeri ataupun perguruan tinggi swasta favorit, ia
hanyalah seorang lulusan STM (Sekolah Teknologi Menengah).
Sebenarnya ia sangat ingin melanjutkan studinya di salah satu perguruan tinggi di Bandung,
namun keinginannya susut karena terbentur masalah keuangan. Semenjak bersekolah di STM,

Ronny terbiasa berjualan susu yang dibungkus dengan plastik kecil ke rumah-rumah tetangg.
Masa remaja Ronny di Bandung dilewati dengan penuh kesederhanaan dan kerja keras yang jauh
dari kehidupan serba ada. Namun keadaan tersebut tak mengubur semangat Ronny.
Orang tuanya yang memiliki toko kecil khusus menjual tas, membuat Ronny terbiasa melihat
secara langsung proses produksi sebuah tas. Bahkan ia beserta saudaranya sering terjun langsung
membantu orangtuanya dalam menjalankan bisnis tersebut. Dari mulai proses packing tas,
merapikan tas-tas yang didisplay, serta menjadi kasir ketika ada pembeli yang membayar.
Pengalaman itulah yang menjadi langkah awal Ronny untuk membuka peluang bisnis tas,
mengikuti jejak kedua orang tuanya. Saat masih remaja Ronny tak berpikiran untuk menjadi
pengusaha. Namun setamat STM, ia harus berpikir realistis dalam melihat perekonomian
keluarga. Ia akan memprioritaskan membantu orangtuanya berjualan.
Sejak tahun 1976, ketika Ronny duduk di bangku STM, toko ayahnya tersebut mulai menjual tas
hasil karya sendiri. Saat itu merek tas produknya bernama Butterfly. Nama ini diambil dari
merek mesin jahit buatan China yang mereka pakai. Ronny sendiri membantu membeli bahan ke
toko tertentu atau mengantarkan barang dagangan ke pelanggan mereka. Sebelum berangkat
sekolah Ronny jualan susu, sepulang sekolah Ronny kerja di bengkel motor sebagai montir.
Jiwa entrepreneur yang dimilikinya sejak duduk di bangku sekolah membuatnya mudah
menyerap ilmu dari ayahnya. Tak lama setelah bekerja di toko milik sang ayah, ia pun memulai
peluang bisnis pembuatan tas sendiri.
Tahun 1979, Ronny mulai mengembangkan bisnis orang tuanya dengan memasukkan produk
tasnya ke Matahari. Meski hanya mendapatkan order sedikit, Ronny terus mengembangkan
usahanya. Setelah itu, dengan modal kurang dari satu juta, Ronny membeli dua mesin jahit,
peralatan jahit, dan sedikit bahan baku pembuatan tas. Dibantu dengan satu orang pegawai
bernama Mang Uwon, Ronny memproduksi tas sendiri. Sekitar tahun 1983-1984 Ronny
berkeinginan memasukkan produknya ke Matahari. Awalnya, ketika ia mengajukan diri sebagai
pemasok itu Ronny ditolak oleh bagian pembelian. Permohonan Ronny diterima pada
permintaannya yang ke-13. Saat itu pun nilai tas yang dijual tidak sampai 300 ribu.
Ronny terjun sendiri ke daerah-daerah untuk mencari mitra-mitra pengecer baru guna membuka
pasar baru. Dia membuang kemalasan dan sadar bahwa masa depannya ditentukan pada momen
itu. Dia berangkat ke kota-kota lain untuk mempromosikan dan membangun jaringan pemasaran.
Karena masih dalam tahap awal memulai usaha, ia merasa tidak begitu menguasai pengetahuan
dunia usaha dan pemasaran sehingga ia putuskan untuk menggunakan jasa seorang konsultan.
Ronny banyak belajar secara privat mengenai pengetahuan manajemen dan juga mengambil
kursus manajemen keuangan. Bila ada seminar atau kursus yang menurutnya bagus, Ronny juga
berusaha untuk menghadirinya. Membaca buku-buku yang relevan untuk pengembangan diri
juga terus dilakukan.

Pada tahun 1984, akhirnya Ronny membeli rumah tambahan seluas 600 m2 untuk menambah
ruang produksinya. Dua tahun kemudian Ronny membeli tanah seluas 6000 m2 untuk menambah
lagi ruang produksi. Setelah menikah tahun 1986, ia merekrut marketing professional. Dengan
perjuangan yang gigih dan tak mengenal lelah, ia mengetahui peluang pasar karena tahu persis
luar-dalam bisnis tas ini, termasuk hal-hal di lapangan.
Cita-cita Ronny untuk menjadi pemain terbesar di dalam bisnis tas tercapai. Mulai dari Matahari,
Ramayana, Gunung Agung, Gramedia, dan departement store besar lainnya menjual produk
Ronny seperti Eiger, Export atau Bodypack. Kalangan praktisi bisnis tas pasti tahu bahwa kini
B&B Inc. milik Ronny merupakan salah satu perusahaan nasional terbesar. Ronny berhasil
membawahi empat anak perusahaan besar antara lain PT. Eksonindo Multi Product Industry
(EMPI), PT. Eigerindo MPI, PT. EMPI Senajaya dan CV Persada Abadi.
Sederet merek tas ternekal pun, menjadi bukti nyata keberhasilan Ronny Lukito dalam
menguasai pasar tas baik lokal maupun internasional. Membidik berbagai segmen pasar, Ronny
pun mengembangkan sayapnya dengan memasarkan merek Eiger, Exsport, Neosack, Bodypack,
Nordwand, Morphosa, World Series, Extrem, Vertic, Domus Danica serta Broklyn.
Tak berhenti di situ, sekarang perusahaan Ronny juga sudah memproduksi jenis lain seperti
dompet, sarung handphone, dan berbagai jenis produk lain. Salah satu kebiasaan Ronny yang
baik adalah kemauannya untuk belajar dan mengembangkan diri. Ia tak merasa malu atau gengsi
untuk bertanya bila memang ia tidak tahu. Dengan cara inilah ia bisa berkembang dan sukses
sampai sekarang.

BAB 3
YANG UTAMA ADALAH IKHLAS
Kisah Gudeg Basah Dewi
3.1 Profil dan Bidang Usaha
Gudeg Basah Dewi terletak di Ruko Kakap Raya Minomartani, Sleman, Yogyakarta. Usaha ini
bergerak di bidang pangan. Gudeg basah bukan merupakan sebuah makanan biasa. Pada
umumnya, gudeg yang dikonsumsi oleh sebagian masyarakat adalah gudeg kering, gudeg tanpa
kuah. Usaha ini telah berjalan dengan lancar selama sembilan tahun. Pendiri, pemilik, sekaligus
penjualnya adalah Pak Nawang dan Bu Dewi. Pasangan paruh baya yang telah memiliki tiga
anak dan satu cucu ini tinggal di ruko tempat mereka berjualan. Warung ini tak terlalu besar
memang, bisa saya sebut kecil. Hanya ada dua kursi panjang, empat kursi plastik, dan dua meja
untuk tempat makan pembeli dan satu etalase untuk memamerkan barang penjualan. Tak
bersekat, antara warung dengan ruang tamu. Namun tetap saja, pelayanan dan keramahan yang
disuguhkan sangat mengesankan dan patut diacungi jempol.

3.2 Kisah Perjalan Usaha


Gudeg Basah Dewi bukan usaha pertama yang dijalankan oleh pasangan Pak Nawang dan Bu
Dewi. Sebelumnya, pasangan dengan tiga anak dan satu cucu ini telah melakukan usaha lain.
Menurut penuturan Bu Dewi, usaha-usaha yang mereka lakukan sangat fleksibel. Karena mereka
sering berpindah tempat tinggal menyesuaikan tugas dinas Pak Nawang, usaha yang mereka
tekuni pun sering berubah, menyesuaikan lingkungan tempat tinggal mereka. Kita lihat situasi
saja, sekiranya ada peluang apa yang cocok untuk bisnis, tutur Bu Dewi.
Sebelumnya, Bu Dewi pernah membuka kantin di SMP 2 Yogyakarta yang terletak di depan
Taman Pintar selama kurang lebih lima tahun. Selain itu beliau juga pernah membuat snack
rumahan, yaitu dadar pisang raja cokelat. Usaha snack rumahan ini berjalan sekitar dua tahun.
Awalnya, pada suatu waktu Bu Dewi pergi ke pasar dan melihat banyak pisang raja yang masih
baik terbuang karena tidak laku. Beliau sangat menyayangkan hal tersebut. Ini bisa jadi uang,
pikir Bu Dewi ketika itu. Akhirnya beliau berinisiatif untuk memanfaatkan pisang-pisang
tersebut dan diolah menjadi dadar pisang cokelat.
Sembilan tahun terakhir, Pak Nawang dan Bu Dewi menetap di Ruko Kakap Minomartani dan
membuka sebuah warung gudeg basah. Mengapa harus gudeg? Karena Jogja merupakan kota
yang identik dengan gudeg. Masyarakatnya menyukai gudeg. Selain itu, bahan baku yang
digunakan untuk membuat gudeg dapat ditemukan dengan mudah, hanya via telepon. Oleh
karena itulah Pak Nawang dan Bu Dewi memutuskan untuk membuat sebuah usaha di bidang
pangan, yaitu gudeg. Tak sampai di situ saja pola pikir mereka. Pada masyarakat Yogyakarta
khususnya, yang sering dikonsumsi adalah gudeg kering. Sudah banyak usaha gudeg kering yang
berdiri dan menyebar di daerah Yogyakarta. Mereka merasa bahwa harus ada yang berbeda
dengan usaha gudeg yang akan mereka jalankan, dan usaha gudeg basah lah jawabannya.
Gudeg Basah Dewi ini pernah membuka cabang di Condong Catur, tak jauh dari Minomartani
sekitar tahun tahun yang lalu. Cabang ini mulanya diurus oleh anak dari Pak Nawang dan Bu
Dewi namun karena semakin sibuk anak tersebut, cabang ini jadi kurang terurus. Tak
berlangsung lama cabang ini berdiri, hanya sekitar satu tahun Akhirnya, keputusan mereka
adalah menutup cabang dan fokus kepada usaha yang ada di Minomartani.
Bu Dewi dan Pak Nawang kini menjalankan usaha hanya berdua, tanpa karyawan. Sebelumnya,
pada masa awal menjalankan usaha keduanya memang sempat mempekerjakan tiga karyawan.
Namun karena kecewa dengan kerja ketiganya, Pak Nawang dan Bu Dewi memutuskan untuk
tidak lagi menggunakan karyawan karena semakin hari mereka semakin merasa mampu untuk
menjalankan usahanya tanpa karyawan. Selain itu, karena beberapa pengalaman dan cerita yang
didengar, Bu Dewi meyakini bahwa usaha yang ditangani langsung oleh pemiliknya tak akan
berhasil karena memang susah untuk menemukan karyawan yang dapat dipercaya.
Usaha yang dijalankan sejak awal memang gudeg basah, namun dalam perjalanannya Pak
Nawang dan Bu Dewi mengembangkan usahanya dengan memperbanyak menu. Yang awalnya

hanya gudeg basah, kemudian ditambah dengan telur, bacem, ayam, dan bubur.. Sejak dua tahun
terakhir mereka menambah nasi kuning dalam menu penjualan. Hal ini didasari oleh pengamatan
mereka terhadap masyarakat yang sebagian besar anak kecilnya menyukai nasi kuning, baik
untuk makan sehari-hari maupun untuk hidangan saat acara-acara besar. Usaha tersebut pun kini
tak hanya melayani penjualan di warung saja melainkan juga menerima pesanan dari pelanggan.
Mengenai rencana pengembangan bisnis ke depannya, Bu Dewi mengaku bahwa tak ada rencana
apa pun yang terpikirkan. Hanya berusaha untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekitar.
Usaha tersebut pun dijalankan sekadar mengisi waktu sembari menunggu anak-anaknya sukses.
Setelah itu mereka akan memutuskan untuk berhenti menjalankan usaha tersebut dan fokus untuk
urusan akhirat.
3.3 Manfaat Usaha
Bagi lingkup internal keluarga Pak Nawang dan Bu Dewi:
Dapat meningkatkan pendapatan keluarga serta memberikan pekerjaan pada mereka.
Menjadikan Pak Nawang dan Bu Dewi lebih lihai dalam beberapa hal, seperti berbisnis dan
memasak.
Sarana untuk menambah kenalan dan memperat tali silaturahim.
Meningkatkan rasa cinta pada Allah.
Mengasah jiwa entrepeneur.
Bagi lingkup eksternal, lingkungan sekitar:
Memenuhi kebutuhan masyarakat.
Memberikan pengetahuan baru mengenai resep gudeg basah.
Memberikan keuntungan bagi orang lain, terutama para pengirim bahan baku gudeg.
3.4 Hambatan Selama Berusaha
Tidak ada hambatan berarti yang dialami oleh Pak Nawang dan Bu Dewi selama menjalankan
usaha gudeg basah ini. Memang, modal awal yang mereka butuhkan ketika membangun usaha
ini terbilang tak besar, hanya Rp75.000. Namun dengan modal yang sedikit itu mereka mampu
menjalankan usaha tersebut. Pada awalnya Bu Dewi merasa bahwa akan butuh waktu lama bagi
usaha mereka untuk dapat ditengok oleh masyarakat, tapi faktanya? Sejak awal berjalannya
usaha ini, pembeli satu per satu datang dan menjadi pelanggan. Selama sembilan tahun, tak
pernah sekali pun mereka merasa putus asa, meskipun beberapa kali menerima protes dan
amarah dari pelanggan akibat pelayanan yang kurang memuaskan.

3.5 Tips Menjalankan Usaha


Dalam berbisnis, Pak Nawang dan Bu Dewi memiliki beberapa tips yang dapat dibagi, di
antaranya adalah sebagai berikut.
Fokus dan konsisten. Konsentrasi kita dalam berbisnis tak bisa terbagi-bagi. Setiap usaha pasti
ada triknya. Ketika kita terlalu sering berpindah-pindah bidang usaha, maka tak akan ketemu
triknya.
Jangan pernah putus asa dan tidak pantang menyerah.
Siap mental dalam menghadapi masalah yang beraneka ragam.
Tidak perlu iri dengan usaha orang lain.
Harus cerdas dan tepat dalam menilai lingkungan.
Mengembangkan kreatifitas, harus berbeda dengan usaha yang lain.
Tekun dan disiplin.
Jangan terlalu cepat menaikkan harga barang penjualan meskipun kenaikan harga di Indonesia
sedang terjadi
Rahasia yang paling utama dari usaha Gudeg Basah Dewi ini adalah ikhlas dan bersyukur.
Menurut penuturan keduanya, usaha apa pun dengan berlandaskan keikhlasan dan keridhoan
Allah insya Allah akan berjalan lancar. Cukup mengamalkan apa yang telah diajarkan al Quran.

BAB 4
PENUTUP
4.1 Simpulan
Untuk membawa sebuah usaha pada kesuksesan, seorang wirausaha harus memiliki beberapa
syarat sebagaimana yang telah tercantum dalam landasan teori.
Wirausaha berperan penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi, baik secara langsung
maupun tidak langsung sesuai dengan besarnya usaha yang dijalankan.
Setiap usaha memiliki rintangannya sendiri dan cara penyelesaian yang berbeda.
4.2 Saran
Untuk Gudeg Basah Dewi:

Meningkatkan optimisme dan berorientasi pada masa depan dalam menjalankan usaha sehingga
rencana-rencana pengembangan usaha dapat terpetakan dengan baik untuk kemudian
direalisasikan.
Untuk meningkatkan jumlah pelanggan dan memeroleh laba yang lebih besar, kenyamanan dan
daya tarik warung harus ditingkatkan. Misalnya dengan menambah meja dan kursi makan untuk
memberikan kenyamanan pada pembeli atau memperindah penampilan warung dengan dekorasi
dan kerapian.
Mampu mencari dan mempercayakan pekerjaan pada orang lain.
Untuk calon wirausaha:
Memiliki jiwa wirausaha yang kuat sehingga perencanaan hingga pelaksanaan usaha dapat
terlaksana dengan baik dan usaha dapat berkembang.
Menyeimbangkan antara dunia dan akhirat sehingga terhindar dari hal-hal kotor seperti korupsi.
Berwirausaha tidak harus dengan modal keuangan yang besar. Modal yang dibutuhkan adalah
semangat, ketekunan, dan keikhlasan.
DAFTAR PUSTAKA
Sukwiaty, dkk. 2007. Ekonomi SMA Kelas XII. Bandung: Yudhistira.
http://kolom-biografi.blogspot.com/2013/01/biografi-ronny-lukito-pengusaha-tas.html (diakses
pada 1 Januari 2014)
http://umarstain.blogspot.com/2009/04/pengertian-tujuan-dan-ruang-lingkup.html (diakses pada
2 Januari 2014)
http://www.ekonomi-holic.com/2012/11/kewirausahaan-definisi-peran_17.html (diakses pada 3
Januari 2014)
http://duniaichuul.blogspot.com/2012/10/peran-wirausaha-dalamperekonomian_17.html (diakses pada 3 Januari 2014)
http://id.wikipedia.org/wiki/Kewirausahaan#Peran_Wirausaha_Dalam_Perekonomian_Nasional(
diakses pada 3 Januari 2014)

Вам также может понравиться