Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
ANALISIS PANGAN
ACARA IV
PENENTUAN KADAR PROTEIN
OLEH
NAMA
: Muhammad Fauzi
NIM
: J1A 012 081
KELOMPOK : Tiga Belas (13)
HALAMAN PENGESAHAN
Mengetahui,
Co. Ass Praktikum Analisis Pangan
Zulviana Kayanti
NIM. C1C 011 092
Praktikan
Muahmmad Fauzi
NIM. J1A 012 081
PENDAHULUAN
Latar Balakang
Protein merupakan polimer asam amino. Ada puluhan asam amino
berbeda yang merupakan penyusun protein alami. Protein dibedakan satu
sama lain berdasarkan tipe, jumlah dan susunan asam aminonya.
Perbedaan ini menyebabkan perbedaan struktur molekuler, kandungan
nutrisi dan sifat fisikokimia. Protein merupakan konstituen penting dalam
makanan,
dimana
protein
merupakan
sumber
energi
sekaligus
TINJAUAN PUSTAKA
Protein merupakan suatu zat makanan yang sangat penting bagi tubuh
karena zat ini berfungsi sebagai sumber energi dalam tubuh serta sebagai zat
pembangun dan pengatur. Protein adalah polimer dari asam amino yang
dihubungkan dengan ikatan peptida. Molekul protein mengandung unsur-unsur C,
H, O, N, P, S, dan terkadang mengandung unsur logam seperti besi dan tembaga
(Katili, 2009).
Protein ialah biopolimer yang terdiri atas banyak asam amino yang
berhubungan satu dengan lainnya lewat ikatan amida (peptida). Protein
memainkan beberapa peran dalam sistem biologis. Beberapa protein merupakan
komponen utama dari jaringan struktur (otot, kulit, kuku, rambut). Protein lain
mengangkut molekul dari satu bagian ke bagian lain dalam makhluk hidup. Masih
ada lagi yang bertindak sebagai katalis dalam banyak rekasi biologis yang
diperlukan untuk mempertahankan hidup (Day dan Underwood, 2002).
Kadar protein yang terkandung dalam setiap bahan berbeda-beda. Karena
itu, pengukuran kadar protein suatu bahan sangat diperlukan. Untuk dapat
menghitng kadar protein, maka diperlukan spektrofotometer dengan cara
penembakan sampel. Untuk itulah maka pada praktikum kali ini dilakukan
percobaan untuk menentukan kadar protein dari berbagai sampel. Untuk berbagai
keperluan, kadar suatu protein dapat ditentukan. Penentuan kadar dalam bahan
makanan pada umumnya dilakukan berdasarkan penerapan empiris atau secara
tidak langsung, karena pembentukan kadar protein secara absolut sukar dilakukan
sehingga metode tersebut hanya dilakukan untuk keperluan yang mendasar saja.
Penentuan kadar protein dapat dilakukan dengan berbagai metode bergantung
pada jenis sampel dan ketersediaan alat serta bahan (pereaksi). Metode yang
paling umum digunakan adalah metode Kjeldahl, Lowry dan Biuret (Day dan
Underwood, 2002).
Penentuan kadar protein dapat dilakukan dengan berbagai metode,
bergantung pada jenis sampel dan ketersediaan alat serta bahan (pereaksi). Metode
yang umum digunakan adalah metode Kjedahl, Lowry dan Biuret. Penentuan
kadar protein dengan metode biuret didasarkan atas pengukuran absorban dari
senyawa kompleks antara protein dengan pereaksi biuret yang berwarna ungu. Hal
ini terjadi apabila protein bereaksi dengan tembaga (salah satu komponen dari
biuret) dalam suasana basa. Prinsip kerja metode Lowry adalah reduksi Cu2+ dari
CuSO4 (Reagen Lowry B) menjadi Cu+ oleh tirosin, triptofan dan sistein yang
terdapat dalam protein. Ion Cu+ bersama dengan fosfomolibdat dan fosfotungstat
yang terkandung dalam reagen Folin membentuk warna biru yang dapat ditera
oleh spektrofotometer (Septiani dkk., 2004).
Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang
tanah, biji kecipir, koro, kelapa dan lain-lain merupakan bahan pangan
sumber protein dan lemak nabati yang sangat penting peranannya dalam
kehidupan. Asam amino yang terkandung dalam proteinnya tidak
selengkap protein hewani, namun penambahan bahan lain seperti wijen,
jagung atau menir adalah sangat baik untuk menjaga keseimbangan asam
amino tersebut (Valle, 2008).
Kacang-kacangan dan umbi-umbian cepat sekali terkena jamur
(aflatoksin) sehingga mudah menjadi layu dan busuk. Untuk mengatasi
masalah ini, bahan tersebut perlu diawetkan. Hasil olahannya dapat
berupa makanan seperti keripik, tahu dan tempe, serta minuman seperti
bubuk dan susu kedelai (Valle, 2008).
Kedelai mengandung protein 35% bahkan pada varitas unggul
kadar proteinnya dapat mencapai 40 - 43%. Dibandingkan dengan beras,
jagung, tepung singkong, kacang hijau, daging, ikan segar, dan telur
ayam, kedelai mempunyai kandungan protein yang lebih tinggi, hampir
menyamai kadar protein susu skim kering (Muchtadi, 2009).
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan hari Jumat, 17 Oktober 2014, di
Laboratorium
Biokimia
Pangan,
Fakultas
Teknologi
Pangan
dan
N 14,008 100%
= normalitas titran
Kedelai
Tempe
Tahu
Hasil Perhitungan
1. kedelai
Kadar N total (%)
2. Tempe
Kadar N total (%)
3. Tahu
Kadar N total (%)
Berat
sampel (g)
1,0027
3,06090
3,0275
Volume
Blanko (ml)
100,25
100,25
100,25
Volume
NaOh (ml)
53,35
20,75
70,60
Kadar
Protein (%)
37,4123
22,6794
8,5749
PEMBAHASAN
Protein adalah biopolimer yang terdiri atas banyak asam amino
yang berhubungan satu dengan lainnya melalui ikatan amida (peptida).
Protein memainkan berbagai peranan dalam sistim biologis. Beberapa
protein merupakan komponen utama dari jaringan struktur (otot, kulit,
kuku, rambut). Protein lain mengangkut molekul dari satu bagian ke
bagian lain dalam makhluk hidup, juga ada yang bertindak sebagai katalis
dalam banyak reaksi biologis yang diperlukan untuk mempertahankan
hidup (Hart, 2008).
Protein mempunyai peranan kunci dalam proses biologis dalam
semua tingkat organisme, baik organisme tingkat rendah sampai dengan
organisme tingkat tinggi. Peran biologis tersebut mempunyai cakupan
yang sangat luas, antara lain seperti transport dan penyimpanan,
pengaturan dan koordinasi gerak, penunjang mekanik, proteksi terhadap
imun, rangsangan, intergrasi metabolisme, kontrol pertumbuhan dan
diferensiasi. Antibodi merupakan protein yang sangat spesifik dan dapat
mengenal serta berkombinasi dengan benda asing seperti virus, bakteri
dan sel yang berasal dari organisme lain, membangkitkan dan
menghantar imfuls saraf (Katili, 2009)
tahu memiliki kadar air yang tinggi sehingga kadar proteinnya rendah.Tahu
termasuk bahan makanan yang berkadar air tinggi yaitu sekitar 80% dan
kadar protein 20%. Besarnya kadar air dipengaruhi oleh bahan
penggumpal yang dipakai pada saat pembuatan tahu. Bahan penggumpal
asam mengasilkan tahu dengan kadar air lebih tinggi dibanding garam
kalsium, meskipun kadar protein perberat kering tahu hampir tak
berbeda(Kastyanto,2009).
Menurut Anglemier dan Montgomery (1976), semakin menurunnya
kadar protein dengan semakin lamanya
perendaman disebabkan
;KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan, didapatkan
beberapa kesimpulan, yaitu:
1. Analisis protein dalam bahan pangan dapat dilakukan dengan dua
metode yaitu metode kuantitatif dan kualitatif.
2. Analisa kuantitatif protein dapat dilakukan dengan menggunakan
metode Kjeldahl atau Semi Kjeldahl
3. kadar protein (%) dalam masing-masing sampel berturut-turut
37,4123%, 22,6794% dan 8,5744%. Kadar protein tertinggi diperoleh
dari sampel kedelai..
4. Kadar protein dari yang tertinggi hingga terendah yakni kedelai, tempe
dan tahu.
5. Kadar protein tahu lebih rendah dari kadar protein tempe karena tahu
memiliki kadar air yang tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Day, R.A., dan Underwood, A.L., 2002 Analisis Kimia Kuantitatif Edisi,
Diterjemahkan oleh Lis Sofyan, Erlangga. Jakarta.