Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Serabut Elastis
Bahan yang menyusun serabut elastis adalah protein elastin yang bersifat sangat tahan
terhadap pengaruh kimia. Dalam keadaan segar serabut ini berwarna kuning. Serabut elastis
bersifat kenyal dan elastik.
Dengan pewarnaan HE tampak lebih merah jika dibandingkan dengan serabut kolagen.
Serabutnya tipis dan panjang dengan ketebalan kurang dari 1 m sampai beberapa mikron.
Serabut Retikuler
Dalam jaringan pengikat terdapat serabut-serabut halus yang saling berhubungan membentuk
anyaman atau jala. Serabut ini banyak dijumpai sebagai kerangka dalam jaringan limfoid dan
hemopoietik.
JARINGAN PENGIKAT SEBENARNYA
KLASIFIKASI JARINGAN PENGIKAT
Berdasarkan tingkat diferensiasi jaringan pengikat dapat dibedakan adanya:
1. jaringan pengikat embrional
2. jaringan pengikat dewasa
I. JARINGAN PENGIKAT EMBRIONAL
Dalam embrio terdapat dua jenis jaringan embrional yaitu :
- jaringan mesenkhim dan
- jaringan mukosa.
Jaringan mesenkhim semula terdapat sebagai jaringan pengisi antara lapisan entoderm dan
ektoderm dalam embrio. Jaringan inilah yang banyak berkembang menjadi jaringan dasar
dewasa khususnya menjadi jaringan pengikat.
Gambaran histologisnya sangat khas, karena sebagian besar tersusun secara longgar sel-sel
yang mempunyai tonjolan sitoplasma yang saling berhubungan. Dalam keadaan hidup celahcelah antara sel diisi oleh mukopolisakharid. Kadang-kadang di antara sel-sel tersebut sudah
tampak fibril halus.
Jaringan mukosa juga merupakan jaringan embrional hanya terdapat dalam tali pusat,
humor vitreus dalam bola mata. Bentuk sel yang menyusunnya berbentuk oval stelat dengan
inti berbentuk sesuai dengan bentuk selnya. Di antara sel-selnya tampak serabut-serabut
kolagen dan terdapat bahan yang lebih cair yang menyerupai lendir. Pada tali pusat bahan
tersebut dinamakan Wharton jelly.
II. JARINGAN PENGIKAT DEWASA
5 jenis jaringan pengikat dewasa yaitu :
- jaringan pengikat longgar,
- jaringan pengikat padat,
- jaringan pengikat retikuler,
tertutup oleh butir-butir yang memenuhi sel. Butir-butir tersebut mengandung bahan-bahan
seperti heparin, histamin dan berbagai enzim yang diketahui berhubungan dengan gejala
alergi anafilaksis.
Terlepasnya buti-butir yang mengandung berbagai zat aktif tersebut disebabkan oleh adanya
alergen dan antibody dari kelas IgE yang menempel pada permukaan sel. Gejala yang timbul
akibat terlepasnya butir-butir ini antara lain gatal-gatal, udem, sesak nafas.
Sel mesenkhim muda
Dalam jaringan pengikat longgar biasanya dapat diketemukan sel-sel mesenkhim yang belum
mengalami diferensiasi.
Sel imigran
Yang dimaksud dengan sel imigran yaitu berbagai jenis sel yang biasanya tidak dijumpai
dalam jaringan pengikat longgar tetapi merupakan pendatang dari luar misalnya leukosit,
limfosit, monosit.
b. Jaringan Pengikat Padat
Tergantung pada keteraturan komponen serabut penyusunnya, jaringan pengikat padat
dibedakan dalam : jaringan pengikat padat ireguler dan jaringan pengikat padat reguler.
Jaringan Pengikat Padat Ireguler
Berfungsi sebagai pembungkus berbagai organ, tendo, serabut saraf, otot dan sebagai dermis
pada kulit. Gambaran jaringan ini menunjukkan lalu lalangnya serabut kolagen dari berbagai
ukuran dengan sel-sel yang tidak begitu banyak jumlahnya.
Jaringan Pengikat Padat Reguler
Gambarannya sangat berbeda karena komponen fibriler berjalan dalam arah yang sama sesuai
dengan kebutuhan mekanik yang diperlukan. Tergantung pada serabut yang paling menonjol
dibedakan menjadi : jaringan pengikat padat kolagen reguler dan jaringan pengikat padat
elastis.
1. Jaringan Pengikat Padat Kolagen Reguler
Sebagian besar serabut-serabutnya dari jenis kolagen misalnya terdapat sebagai tendo,
ligamentum, fascia, aponeurosis dan cornea. Pada tendo terlihat jelas kolagen tersusun
memanjang padat. Di antara berkas-berkas serabut kolagen terdapat fibroblas yang seakanakan terhimpit. Badan sel menjadi lebih panjang dengan tonjolan-tonjolan yang melebar di
antara berkas kolagen. Karena tonjolan-tonjolannya seperti sayap maka disebut Flugel Zell
(sel sayap).
2. Jaringan Pengikat Padat Elastis
Jaringan pengikat ini misalnya terdapat sebagai : ligamentum flavum, ligamentum vocale,
ligamentum nuchae dan ligamentum stylohyoideum. Pada potongan memanjang tampak
berkas-berkas serabut elastis tersusun sangat rapat dengan sel-sel fibroblas tersebar di
antaranya. Pada potongan melintang jelas sekali adanya sel-sel fibroblas yang terhimpit di
antara berkas-berkas serabut elastis yang berbentuk bulat atau bersudut-sudut. Jaringan padat
elastis dapat juga berbentuk sebagai lembaran misalnya fascia scarpae pada dinding perut
atau sebagai membrana fenestra pada dinding aorta.
c. Jaringan Retikuler
Sebagian besar jaringan ini tersusun oleh serabut retikuler. Biasanya terdapat sel retikuler
primitif atau sel makrofag. Serabut bersama sel-selnya membentuk kerangka atau stroma
dalam jaringan limfoid dan jaringan mieloid (sumsum tulang).
d. Jaringan Pengikat Pigmen
Termasuk jaringan pengikat khusus yang tidak banyak terdapat dalam tubuh, di antaranya
terdapat sebagai Tunica suprachoroidea dan Lamina fusca pada sclera bola mata.
e. Jaringan Lemak
Fungsinya sebagai pelindung terhadap gangguan suhu dan mekanik, serta mempunyai arti
penting dalam metabolisme.
1. jaringan lemak putih
Merupakan jaringan lemak yang biasa terdapat. Biasanya berbentuk bulat dan tersusun sangat
rapat. Jaringan lemak jenis ini banyak terdapat sebagai jaringan di bawah kulit. Kelompok
sel-sel lemak tersebut biasanya membentuk lobulus yang dipisahkan oleh jaringan pengikat
padat. Sel-sel lemak yang menyusun biasanya mempunyai sebuah rongga yang besar yang
diisi oleh lemak sehingga disebut sel lemak unilokuler, inti sel terdesak ke tepi.
2. jaringan lemak cokelat
Warna jaringan lemak ini mulai cokelat sampai kemerah-merahan. Warna cokelat disebabkan
oleh kepadatan sitokhrom dan juga karena banyak mengandung pembuluh darah. Jaringannya
tersusun oleh sel-sel lemak yang lebih kecil ukurannya dari sel lemak pada jaringan lemak
putih. Sel lemak berbentuk poligonal. Sitoplasmanya lebih jelas terlihat dengan sejumlah
tetes-tetes lemak yang menempati dalam rongga yang jumlahnya lebih dari sebuah sehingga
disebut sel lemak multilokuler, inti yang bulat terletak eksentrik.
Kalau jaringan lemak putih atau kuning dapat berasal dari jaringan pengikat longgar yang
tersebar di seluruh tubuh sepanjang hidupnya, maka jaringan lemak cokelat terbatas pada
tempat-tempat tertentu dan terbentuk pada waktu embrio saja. Sehingga jaringan lemak
cokelat tidak akan bertambah setelah lahir.