Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
2, September 2009
PENDAHULUAN
Kacang tanah merupakan salah satu jenis kacang-kacangan yang banyak dikonsumsi
oleh masyarakat kita. Kacang tanah dapat diolah menjadi bermacam-macam produk, misalnya
kacang goreng, kacang bawang, ampyang, enting-enting, rempeyek, dan sebagainya.
Masukkan ke Indonesia oleh orang orang Cina dan tanaman ini berasal dari Amerika Selatan,
dari kawasan Negara Bolivia dan Peru (Fachruddin, 2000).
Kacang Tanah ( Arachis hypogea, L ) merupakan salah satu sumber protein nabati yang
cukup penting di Indonesia ( Sarwanto, 1993). Munawir (1996) mengatakan kebutuhan kacang
tanah dalam negeri menunjukkan kenaikan cukup besar, yaitu 4,4% pertahun. Untuk
memenuhi kebutuhan, menekan impor dan meningkatkan ekspor maka peningkatan produksi
harus dilakukan dengan cara memperluas areal tanam, baik di lahan kering maupun di lahan
sawah, ini dapat tercapai bila kerja sama antara pemerintah dan petani seimbang (Sumarno,
1993). Pengolahan tanah yang baik, pemeliharaan tanaman, mencegah serangan hama dan
penyakit, pengaturan populasi tanaman dan pemberian pupuk dengan jenis dan dosis yang
tepat serta pengendalian gulma merupakan salah satu upaya untuk peningkatan produksi
(Sumarko, 1993)
Sebagai bahan pangan biji kacang tanah banyak mengandung lemak dan protein
(Suprapto, 1993). Biji kacang tanah mengandung 20-30% protein, 42-55 % minyak dalam
bentuk lemak, 21% karbohidrat, 5% air dan 540 kalori. Protein kacang tanah terdiri dari
albumin, arakhin (63%) dan konarakhin (33%). Arakhin mengandung 0,4% sulfur dan
konarakhin mengandung 1,09 % sulfur. Arakhin terutama kaya asam amino jenis threonin dan
praline, tetapi miskin lisin dan methionin, konarakhin miskin phenilalanim dan ferosin
(Sumarno, 1986).
Yulhasmir, Hal; 1 - 11
Yulhasmir, Hal; 1 - 11
Yulhasmir, Hal; 1 - 11
Pengaruh
Pupuk KCl
1
2
3
Tinggi Tanaman
*
Jumlah Cabang
tn
Berat Kering Tajuk
*
setelah di oven
4
Berat Kering Akar
tn
setelah di oven
5
Jumlah Ginofora yang
tn
terbentuk
6
Jumlahpolong bernas
**
7
Jumlah polong tidak
*
bernas
8
Berat kering Polong
**
setelah di oven
9
Berat 100 Biji
*
Keterangan : *
: Nyata
**
: Sangat Nyata
Tn
: Tidak Nyata
KK
: Koefisien Keragaman
Pengaruh
Waktu
Pemberian
tn
tn
tn
Pengaruh
Interaksi
KK
%
tn
tn
tn
4,674
2,930
6,860
tn
tn
3,569
tn
tn
19,770
tn
tn
tn
tn
5,869
20,800
tn
**
6,652
tn
tn
4,200
Tinggi Tanaman
Berdasarkan hasil analisis keragama tinggi tanaman hanya perlakuanderian dan
interaksinya tidak berpengaruh nyata, hasil uji Duncan disajikan pada tabel 2.
Tabel 2.
Data Hasil Uji Duncan Tinggi Tanaman pada Tanaman Kacang Tanah Varietas Ganari (cm)
Pengaruh Tunggal B
B0
B1
B2
B3
B4
Pengaruh Utama A
A1
30,90
27,56
29,73
30,16
29,37
29,54 ab
Pengaruh Tunggal A
A2
28,30
32,37
31,77
29,27
35,33
31,40 b
Yulhasmir, Hal; 1 - 11
A3
28,27
24,67
30,60
27,93
26,97
27,68 a
Pengaruh Utama
B
29,15
28,20
30,70
29,12
30,55
Jumlah Cabang
Pada hasil pengamatan Jumlah cabang yang terbentuk hasil Ansira tidak menunjukkan
pengaruh nyata, secara tabulasi pada perlakuan A2B2 menunjukkan jumlah cabang terbanyak.
Data hasil pengamatan jumlah cabang disajikan pada gambar 1.
Gambar 1.
Grafik Hasil Uji Duncan Jumlah Cabang Tanaman Kacang TanahVarietas Ganari (buah)
Jumlah Cabang
8
7
6
5
4
3
2
1
0
A1
A2
A3
B0
B1
B2
B3
B4
A1
25,66
19,08
21,93
24,79
25,44
23,38 ab
Pengaruh Tunggal A
A2
23,92
26,32
38,82
24,13
27,20
28,07 b
A3
26,54
20,62
24,56
21,71
21,27
22,94 a
Pengaruh Utama B
25,37
22,00
28,44
23,54
24,63
Yulhasmir, Hal; 1 - 11
Gambar 2.
Data Hasil Uji Duncan Berat Kering Akar setelah di Oven
Pada Suhu 700 C Tanaman Kacang Tanah Varietas Ganari ( gram )
Gram
1
0.8
0.6
A0
0.4
A1
0.2
A2
0
B0
B1
B2
B3
B4
Jumlah Polong
Berdasarkan perhitungan jumlah polong secara tabulasi pada perlakuan A3B0
menunjukkan jumlah ginofora terbentuk dan tidak menjadi polong terbanyak jika
dibandingkan dengan perlakuan yang lain. Grafik interaksi disajikan pada gambar 3.
Gambar 3.
Data Hasil Uji Duncan Jumlah Ginofora yang Terbentuk dan
Menjadi Polong pada Tanaman Kacang Tanah Varietas Ganari (buah)
Jumlah Ginofora
8
6
A1
A2
A3
0
B0
B1
B2
B3
B4
A1
17,27
16,27
18,97
21,13
19,83
18,69 a
Pengaruh Tunggal A
A2
17,94
22,60
28,03
22,53
23,83
22,98 b
Yulhasmir, Hal; 1 - 11
A3
19,43
15,63
17,40
19,27
16,93
17,73 a
Pengaruh Utama B
18,21
18,16
21,46
20,97
20,20
Tabel 5.
Data Hasil Uji Duncan Jumlah Polong yang Tidak Bernas
Pada Tanaman Kacang Tanah Varietas Ganari (buah)
Pengaruh Tunggal B
B0
B1
B2
B3
B4
Pengaruh Utama A
A1
5,53
5,17
5,40
5,50
7,00
5,72 a
Pengaruh Tunggal A
A2
6,30
7,10
6,80
8,03
7,63
7,17 ab
A3
9,03
6,93
7,67
6,37
7,47
7,49 b
Pengaruh Utama B
6,95
6,40
6,62
6,63
7,36
Bobot Polong
Penghitungan bobot polong dibagi 2 yaitu bobot kulit polong dan bobot biji polong.
Data berat polong di sajikan pada tabel 6.
Tabel 6.
Data Hasil Uji Duncan Berat Polong Kering setelah di Oven pada
Suhu 700C Selama 2 hari Tanaman Kacang Tanah Varietas Ganari (gram)
Pengaruh Tunggal B
B0
B1
B2
B3
B4
Pengaruh Utama A
A1
49,45 b
39,04 ab
51,17 c
57,97 d
50,76 bc
49,68
Pengaruh Tunggal A
A2
51,63 c
64,53 e
94,76 f
58,36 d
64,85 e
66,83
A3
54,50 cd
38,31 a
44,81 b
49,16 b
46,72 b
46,70
Pengaruh Utama B
51,,86
47,30
63,25
55,17
54,11
A1
37,70
32,50
32,73
34,13
34,77
34,10 a
Pengaruh Tunggal A
A2
35,90
36,90
46,97
31,87
38,07
37,82 b
Yulhasmir, Hal; 1 - 11
A3
37,33
34,37
36,50
34,67
35,33
35,64 ab
Pengaruh Utama B
36,97
34,59
38,73
33,55
36,05
Perlakuan
A1B0
A1B1
A1B2
A1B3
A1B4
A2B0
A2B1
A2B2
A2B3
A2B4
A3B0
A3B1
A3B2
A3B3
A3B4
Berat Polong
16,48
13,01
17,06
19,32
16,92
17,21
21,51
31,58
19,45
21,62
18,17
12,77
14,94
16,39
16,12
Berat Keseluruhan
42,14
32,09
38,99
44,11
42,36
41,13
47,83
70,40
43,58
48,82
44,71
33,39
39,50
38,10
37,39
IHP ( % )
39,10
40,54
43,75
43,79
39,94
41,84
44,97
44,85
44,63
44,28
40,63
38,24
37,82
43,01
43,11
Pembahasan
Dari hasil uji Duncan pada setiap peubah yang diamati, pemberian pupuk KCL dengan
dosis 50, 100 dan 150 kg/ha atau setara dengan 30, 60 dan 90 kg K2O/ha, berpengaruh
terhadap Tinggi tanaman, Berat akar saat panen, Berat tajuk saat panen, Berat kering tajuk
setelah di oven, polong yang bernas, polong yang tidak bernas, dan Berat 100 biji. Dari dua
kombinasi perlakuan dimana pemberian pupuk KCL dengan dosis 100 kg/ha atau setara
dengan 60 kg K2O/ha, dengan waktu pemberian sebanyak 3 kali, yaitu 0 minggu, 5 minggu
dan 7 minggu berpengaruh terhadap Berat kulit polong saat panen, Berat kulit polong kering
setelah di oven, Berat biji saat panen dan Berat biji kering setelah di oven.
Pada peubah tinggi tanaman pemberian pupuk KCL sebanyak 100 kg/ha (60 kg K2O/ha)
berpengaruh nyata jika dibandingkan dengan pemberian pupuk KCL sebanyak 50 kg/ha atau
150 kg/ha (30 kg K2O atau 90 kg K2O/ha), ini dikarenakan kebutuhan akan Kalium pada
tanaman kacang tanah tercukupi selama pertumbuhannya. Dosis yang kurang atau berlebihan
akan memberikan dampak yang kurang baik bagi tanaman.
Jika Kacang tanah diberikan pupuk KCL sebanyak 50 kg/ha (30 kg K2O/ha), kebutuhan
Kalium tidak tercukupi selama pertumbuhannya, sehingga menurut Sutejo (2002) apabila
kebutuhan akan K tidak tercukupi akan terjadi translokasi K dari bagian-bagian tanaman yang
tua ke bagian tanaman yang muda, sehingga daun tanaman yang tua akan cepat menguning
akibat adanya translokasi K ke daun yang muda, karena unsur K berbeda dengan unsur N, S
dan P yang terdapat dalam protein, protoplasma, selulosa, sehingga K hanya bersifat sebagai
katalisator. Namun sebaliknya jika tanaman kacang tanah diberikan pupuk KCL sebanyak
150 kg/ha (90 kg K2O/ha), maka akan terjadi kelebihan K sehingga K yang berlebih tidak
termanfatkan dan yang paing penting akan mengganggu proses metabolisme tanaman.
Yulhasmir, Hal; 1 - 11
Untuk peubah jumlah cabang yang terbentuk selama pertumbuhan kacang tanah,
pemberian pupuk KCL dengan dosis 50, 100 dan 150 kg/ha (30, 60 dan 90 kg K2O/ha) dengan
waktu pemberian saat tanam atau 0 minggu, 0 dan 5 minggu, 0 minggu 5 minggu dan 7
minggu, 0 dan 7 minggu serta 5 dan 7 minggu tidak berpengaruh terhadap jumlah cabang yang
terbentuk, karena pertumbuhan cabang ini tergantung dari jenis varietas kacang tanah, dan
pengaruh pembumbunan.
Pemberian pupuk KCL dengan dosis 100 kg/ha (60 kg K2O) yang diberikan 3 kali, yaitu
saat tanam ( 0 minggu ), saat pembentukan ginofora (5 minggu) dan saat pengisian polong (7
minggu) memberikan pengaruh terhadap berat kering akar saat panen, jika dibandingkan
dengan pemberian 1 kali atau 2 kali, namun setelah akar di oven dengan suhu 70 0C kemudian
ditimbang kembali berat keringnya pemberian pupuk KCL tidak menunjukkan pengaruh
terhadap berat kering akar setelah di oven. Ini menunjukkan bahwa tekanan turgor yang ada di
akar sangat rendah sehingga air yang ada di akar menguap dan akar menjadi kering.
Menurut Salisbury dan Ross (1995) ion kalium bebas dalam jumlah besar sangat
dominan dalam membantu menaikkan tekanan turgor yang diperlukan untuk menjaga bentuk,
kecepatan tumbuh dan gerak, ini terbukti bahwa jika dilihat dari peubah berat kering tajuk
baik saat panen maupun setelah di oven dengan suhu 70 0C selama 2 hari, pemberian pupuk
KCL 100 kg/ha (60 kg K2O) berpengaruh nyata jika dibandingkan dengan pemberian pupuk
KCL 50 kg/ha. (30 kg K2O) Jika kacang tanah diberikan pupuk KCL 150 kg/ha (90 kg K2O),
tidak berpengaruh nyata terhadap berat kering tajuk juka dibandingkan dengan pemberian
pupuk KCL 100 kg (60 kg K2O) dan 50 kg/ha (50 kg K2O). Dengan demikian pemberian
pupuk yang berlebihan bagi tanaman dapat bersifat racun bagi tanaman atau tidak
dimanfaatkan oleh tanaman.
Dilihat dari jumlah ginofora yang terbentuk, jumlah polong yang bernas dan jumlah
polong yang tidak bernas, pemberian pupuk KCL berpengaruh terhadap ketiganya. Pada
perlakuan 100 kg/ha (60 kg K2O) KCL yang diberikan 3 atau 2 kali yaitu pada umur tanaman
0 minggu 5 minggu dan 7 minggu, atau 5 dan 7 minggu pertumbuhan ginofora sangat nyata
sampai pada nodus ke 7 dan ke 8, ini menunjukkan bahwa pupuk KCL dibutuhkan oleh
tanaman kacang tanah pada saat pembentukan ginofora dan saat pengisian polong. Agustina
(2004) mengatakan, Kalium berfungsi memacu translokasi karbohidrat dari daun ke organ
tanaman yang lain, terutama organ penyimpan karbohidrat.
Dengan demikian apabila kekurangan unsur K pada kacang tanah saat pengisian polong
maka polong akan tidak terisi penuh atau Pops. Dari jumlah ginofora yang terbentuk hanya
pada nodus ke 4 yang polong terisi penuh, sedangkan pada nodus ke 5 sampai ke 8 polong
yang terbentuk masih berisi air karena sebagian ginofora pada panjang maksimum baru dapat
mencapai tanah. Menurut Fachruddin (2000), panjang maksimum ginofora adalah 18 m,
dengan demikian pembumbunan pada kacang tanah sangat dianjurkan agar ginofora cepat
mencapai tanah.
Pada peubah bobot polong dimana pada peubah ini dibedakan menjadi 2 bagian yaitu
kulit polong dan biji. Dari data pengamatan bahwa pemberian pupuk KCL dengan dosis 100
kg/ha yang diberikan sebanyak 3 kali yaitu umur 0 minggu 5 minggu dan 7 minggu
berpengaruh nyata jika dibandingkan dengan dosis yang diberikan 50 dan 150 kg/ha KCL
(30 dan 60 kg K2O), pemberian pupuk yang diberikan pada saat dibutuhkan akan memberikan
pengaruh yang berikan dibandingkan dengan pemberian dalam jumlah yang tepat tetapi tidak
pada saat yang dibutuhkan. Pemberian pupuk KCL 100 kg/ha (60 kg K2O) lebih effektif dan
effesien karena kebutuhan K pada kacang tanah terpenuhi. Sesuai dengan pernyataan Sutejo
Yulhasmir, Hal; 1 - 11
(2002) mengatakan bahwa kebutuhan kacang tanah akan K selama pertumbuhannya adalah 60
kg K2O / ha setara dengan 100 kg KCL/ha.
Dilihat dari bobot kering 100 biji kacang tanah, pemberian pupuk KCL 100 dan 150
kg/ha dengan waktu pemberian 2 kali dan 3 kali yaitu umur 0 minggu 5 minggu dan 7 minggu
atau 5 dan 7 minggu, berpengaruh nyata jika dibandingkan dengan pemberian 1 kali yaitu
pada umur 0 minggu dan pemberian 2 kali yaitu pada umur 0 dan 5 minggu, ini berarti pada
saat pengisian polong atau umur 7 minggu KCL dibutuhkan oleh kacang tanah, sehingga
polong bisa terisi penuh dan menambah berat 100 biji kering.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari hasil penelitian Pengaruh Dosis dan Waktu Pemberian Pupuk KCL Terhadap
Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kacang Tanah dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Pemberian pupuk KCL sebanyak 100 kg/ha (60 kg K2O) memberikan pengaruh terbaik
terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kacang tanah varietas Ganari;
2. Pemberian pupuk KCL dengan waktu pemberian pada 0 minggu, 5 minggu dan 7 minggu
berpengaruh terhadap peningkatan produksi tanaman kacang tanah varietas ganari, namun
tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan kacang tanah varietas Ganari, dan;
3. Interaksi antara pupuk KCL 100 kg/ha (60 kg K2O) dan waktu pemberian pupuk KCL
pada 0 minggu, 5 minggu dan 7 minggu memberikan pengaruh terbaik hanya terhadap
bobot kering polong kacang tanah varietas Ganari.
Saran
1. Dalam budidaya tanaman kacang tanah varietas Ganari sebaiknya diberikan pupuk KCL
sebanyak 100 kg / ha, karena kebutuhan akan K selama pertumbuhan kacang tanah
sebanyak 60 kg K2O atau setara dengan 100 kg KCL.
2. Pemberian pupuk KCL sebaiknya diberikan 3 kali yaitu pada saat 0 minggu, 5 minggu dan
7 minggu, karena kebutuhan kacang tanah akan K yaitu pada saat pertumbuhan, saat
pembentukan ginofora dan saat pengisian polong.
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, L. 2004. Dasar Nutrisi Tanaman. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Badarudin. 2006. Petunjuk Teknis Demontrasi Plot (Demplot) Kacang Tanah. Baturaja: BPP
Raksa Jiwa Semidang Aji
Danarti dan Sri N. 2000. Palawija Budidaya dan Analisis Tani. Jakarta: PT. Penebar Swadaya
Departemen Pertanian. 1996. Budidaya Tanaman Palawija Pendukung Usaha Tani,
Tambahan Anak Sekolah. Jakarta: Direktorat Jenderal Pertanian Tanaman Pangan dan
Hortikultura
Yulhasmir, Hal; 1 - 11
10
Djakfar. 1984. Tatacara Pemberian Pupuk. Dalam Jurnal Edisi Khusus Balitkabi Nomor. 7.
1996. Malang: Balitkabi
Fachruddin, L. 2000. Budi Daya Kacang-Kacangan. Yokyakarta: Kanisius
Hanafiah, K.A. 1991. Perancangan Percobaan Teori dan Aplikasi. Palembang: Fakultas
Pertanian Universitas Sriwijaya.
Kamil, J. 1982. Teknologi Benih I. Jakarta: Angkasa
Lingga, P. 1986. Budidaya Tanaman Sayuran dan Palawija. Jakarta: PT. Penebar Swadaya
Ronoprawiro, S. 1996. Pupuk dan Pemupukan. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Rosmarkum, A dan Yuwono, N. W. 2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Cetakan Ke-5. Yogyakarta:
PT. Kanisius
Salisbury,F,B. 1995. Fisiologi Tumbuhan. Bandung: ITB
Sarwanto, Adi. 1993. Budidaya Kacang Tanah. Jakarta: PT. Penebar Swadaya
Setyamidjaya. 1986. Pupuk dan Pemupukan. Jakarta: Simplek
Sumarko. 1993. Pengendalian Hama dan Penyakit Palawija. Jakarta: PT. Penebar Swadaya
Sumarno. 1986. Teknik Budidaya Kacang Tanah. Bandung: PT. Sinar Baru
Sumarno. 1993. Status Kacang Tanah di Indonesia. PT Sinar Baru Bandung.
Supangkat. 1996. Deskripsi Varietas Kacang Tanah. Palembang: Balai Pengawasan dan
Sertifikasi Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumatera Selatan.
Suprapto, H. S. 1993. Bertanam Kacang Tanah. Jakarta: PT. Penebar Swadaya
Sutejo, M. M. 1998. Aplikasi Pemupukan pada Tanaman Palawija dan Sayuran. Jakarta: PT.
Rineka Cipta
...................... 2002. Pupuk dan cara Pemupukan. Jakarta: PT. Rineka Cipta
Syratmo. Adi. 1993. Pengembangan Paket Teknologi Budidaya Kacang Tanah. Jakarta: PT.
Penebar Swadaya
Yulhasmir, Hal; 1 - 11
11