Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Arti Al-Quran
Al-Quran menurut segi kebahasaan memiliki arti sesuatu yang dibaca berulangulang". Kata Al-Quran adalah bentuk kata benda (masdar) dari kata kerja qara'a yang
artinya membaca.Al-Quran adalah kitab suci umat Islam. Bagi Muslim, Al-Quran
merupakan firman Allah yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat
Jibril dengan lafal dan maknanya. Al-Quran merupakan mukjizat Nabi Muhammad SAW
yang sangat berharga bagi umat Islam hingga saat ini. Di dalamnya terkandung petunjuk
dan pedoman bagi umat manusia dalam mencapai kebahagiaan hidup baik di dunia
maupun akhirat.
Al-Quran memberikan petunjuk dalam persoalan-persoalan akidah, syariah, dan
akhlak, dengan jalan meletakkan dasar-dasar prinsip mengenai persoalan-persoalan
tersebut; dan Allah SWT menugaskan Rasul saw., untuk memberikan keterangan yang
lengkap mengenai dasar-dasar itu: Kami telah turunkan kepadamu Al-Dzikr (Al-Quran)
untuk kamu terangkan kepada manusia apa-apa yang diturunkan kepada mereka agar
mereka berpikir (QS 16:44).
II.
Wahyu
turun
kepada
Nabi
SAW
seperti
bunyi
gemerincing
lonceng.
Menurut Nabi SAW, cara inilah yang paling berat dirasakan, sampai-sampai Nabi SAW
mencucurkan keringat meskipun wahyu itu turun di musim dingin yang sangat dingin.
4.
Malaikat Jibril turun membawa wahyu dengan menampakkan wujudnya yang asli.
Setiap kali mendapat wahyu, Nabi SAW lalu menghafalkannya. Beliau dapat
mengulangi wahyu yang diterima tepat seperti apa yang telah disampaikan Jibril
kepadanya. Hafalan Nabi SAW ini selalu dikontrol oleh Malaikat Jibril.
Al- Quran diturunkan dalam 2 periode yaitu periode mekkah dan periode
madinah. Sejarah kodifikasi Al- Quran diturunkan dari zaman Rasullah SAW , zaman
Khalifah Abu Bakar as Sidiq, zaman khalifah Umar bin Khatab, zaman khalifah Usman bin.
III.
Disamping itu, secara silih-berganti, terdapat juga ayat yang menerangkan akhlak
dan suluk yang harus diikuti oleh setiap Muslim dalam kehidupannya sehari-hari,
seperti: Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki satu rumah
selain rumahmu kecuali setelah minta izin dan mengucapkan salam kepada
penghuninya. Demikian ini lebih baik bagimu. Semoga kamu sekalian mendapat
peringatan (QS 24:27).
Semua ayat ini memberikan bimbingan kepada kaum Muslim menuju jalan yang
diridhai Tuhan disamping mendorong mereka untuk berjihad di jalan Allah, sambil
memberikan didikan akhlak dan suluk yang sesuai dengan keadaan mereka dalam
bermacam-macam situasi (kalah, menang, bahagia, sengsara, aman dan takut). Dalam
perang Uhud misalnya, di mana kaum Muslim menderita tujuh puluh orang korban,
turunlah ayat-ayat penenang yang berbunyi: Janganlah kamu sekalian merasa lemah
atau berduka cita. Kamu adalah orang-orang yang tinggi (menang) selama kamu
sekalian beriman. Jika kamu mendapat luka, maka golongan mereka juga mendapat
luka serupa. Demikianlah hari-hari kemenangan Kami perganti-gantikan di antara
manusia, supaya Allah membuktikan orang-orang beriman dan agar Allah
mengangkat dari mereka syuhada, sesungguhnya Allah tiada mengasihi orangorangyang aniaya (QS 3:139-140).
Ciri-Ciri Surat Madaniyyah :
IV.
Ayat-ayatnya panjang-panjang,
Diawali dengan yaa ayyuhal-ladzna man (wahai orang-orang yang beriman),
Kebanyakan tentang hukum-hukum agama (syariat), orang-orang yang berhijrah
(Muhajirin) dan kaum penolong (Anshar), kaum munafik, serta ahli kitab.
Kodifikasi Al-Quran
Kodifikasi atau pengumpulan Al-Quran sudah dimulai sejak zaman Rasulullah
SAW, bahkan sejak Al-Quran diturunkan. Setiap kali menerima wahyu, Nabi SAW
membacakannya di hadapan para sahabat karena ia memang diperintahkan untuk
mengajarkan Al-Quran kepada mereka.
Disamping menyuruh mereka untuk menghafalkan ayat-ayat yang diajarkannya,
Nabi SAW juga memerintahkan para sahabat untuk menuliskannya di atas pelepahpelepah kurma, lempengan-lempengan batu, dan kepingan-kepingan tulang.
Setelah ayat-ayat yang diturunkan cukup satu surat, Nabi SAW memberi nama surat tsb
untuk membedakannya dari yang lain.
Nabi SAW juga memberi petunjuk tentang penempatan surat di dalam Al-Quran.
Penyusunan ayat-ayat dan penempatannya di dalam susunan Al-Quran juga dilakukan
berdasarkan petunjuk Nabi SAW. Cara pengumpulan Al-Quran yang dilakukan di masa
Nabi SAW tsb berlangsung sampai Al-Quran sempurna diturunkan dalam masa kurang
lebih 22 tahun 2 bulan 22 hari.
Untuk menjaga kemurnian Al-Quran, setiap tahun Jibril datang kepada Nabi SAW
untuk memeriksa bacaannya. Malaikat Jibril mengontrol bacaan Nabi SAW dengan cara
menyuruhnya mengulangi bacaan ayat-ayat yang telah diwahyukan. Kemudian Nabi SAW
sendiri juga melakukan hal yang sama dengan mengontrol bacaan sahabat-sahabatnya.
Dengan demikian terpeliharalah Al-Quran dari kesalahan dan kekeliruan.
Adapun sahabat-sahabat yang menjadi juru tulis wahyu antara lain adalah Abu
Bakar as-Siddiq, Umar bin Khattab, Usman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Amir bin Fuhairah,
Zaid bin Tsabit, Ubay bin Kab, Muawiyah bin Abu Sofyan, Zubair bin Awwam, Khalid bin
Walid, dan Amr bin As.
Tulisan ayat-ayat Al-Quran yang ditulis oleh mereka disimpan di rumah
Rasulullah, mereka juga menulis untuk disimpan sendiri. Saat itu tulisan-tulisan tsb belum
terkumpul dalam satu mushaf seperti yang dijumpai sekarang. Pengumpulan Al-Quran
menjadi satu mushaf baru dilakukan pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab, setelah
Rasulullah SAW wafat.
Daftar Pustaka
Andiriyanto.
2010.
Sejarah
Turunnya
Al-Quran.
http://andiriyanto.wordpress.com/makalah/sejarah-turunnya-al-quran/. (25 Oktober
2013)
Anonim.
2013.
Sejarah
Turunnya
dan
Tujuan
Pokok
Al-Quran.
http://stieism.kpt.co.id/_q.php?_q=sihab&dft=&dfa=&dfi=&dfq=1&u2=&nba=36 ( 25
Oktober 2013)
Anonim. 2013. Sejarah Turunnya Al-Quran. http://runasa.blogspot.com/2012/11/sejarahturunnya-al-quran.html (25 Oktober 2013)