Вы находитесь на странице: 1из 12

Kodak : Gagal menjadi yang terdepan

Oleh : Sudramono Manihuruk


Diploma IV Keuangan Spesialisasi Akuntansi, STAN, Bintaro
Email : bestmanihuruk@gmail.com

Abstrak Perusahaan fotografi yang sangat terkenal pada abad ke-20 yang biasa dikenal dengan
Kodak telah secara resmi mengajukan perlindungan pailit ke Pengadilan pada awal tahun 2012.
Kejadian ini tentunya menunjukkan pada kita bahwa ternyata tidak selamanya perusahaan besar
bahkan yang dikenal sebagai first mover di industrinya akan berada pada tingkat penjualan
yang tinggi dan aman dari kata bangkrut. Setiap perusahaan harus terus menerus berusaha
mengantisipasi adanya kemungkinan kebangkrutan ini dengan berbagai strategi yang dapat
dilakukan serta terus menantang dirinya sendiri dengan inovasi-inovasi baru. Jika tidak,
perusahaan pesaing akan melakukan hal tersebut, dan perusahaan akan ketinggalan start
untuk mendapat pasar yang luas.
Kata kunci: Kodak, Fotografi, Bangkrut, Strategi, Inovasi

1. PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
Lingkungan dunia yang mengalami perubahan seperti adanya globalisasi, kontrol
masyarakat, perkembangan teknologi, memberikan dampak bagi perkembangan suatu
negara maupun bisnis. Kontrol masyarakat terhadap pelaksanaan kegiatan pemerintahan
maupun perusahaan, sehingga pemerintah maupun pemimpin perusahaan tidak dapat
membuat kebijakan yang mengabaikan kepentingan masyarakat. Dengan demikian perlu
adanya kegiatan dalam pengambilan keputusan yang disesuaikan antara kemampuan yang
dimiliki dengan lingkungan yang ada di sekitar sehingga perlunya adanya manajemen
stratejik.
Manajemen stratejik menyangkut dalam banyak keputusan yang dibuat oleh top level
manajer. Berdasarkan survey di lakukan pada perusahaan-perusahaan di Amerika, bahwa 60
% dari mereka telah memiliki strategi dan sebesar 89 % dari mereka menyatakan bahwa
dengan perencanaan stratejik tersebut bahwa tujuan mereka terutama untuk mencapai laba
yang baik sukses dan dilakukan dengan efektif. Perencanaan stratejik menurut mereka
memberikan sasaran-sasaran yang terperinci dan memberi semangat kepada karyawan di
perusahaan tersebut memberikan visi yang satu dengan perusahaan.

Suatu perusahaan yang merumuskan dan mengimplementasikan suatu strategi yang


mengarah pada kinerja unggul dibandingkan pesaing lainnya dalam industri yang sama atau
rata-rata industri memiliki suatu keunggulan kompetitif (competitive advantage). Google
memiliki keunggulan kompetitif dibandingkan Microsoft, Yahoo, dan pesaing lainnya,
misalnya. Suatu perusahaan yang mampu mengungguli pesaingnya atau rata-rata industri
selama

beberapa

periode

tertentu

memiliki

advantage (keunggulan kompetitif berkelanjutan).

suatu sustainable

competitive

Tampaknya Google memiliki suatu

keunggulan kompetitif berkelanjutan, karena dapat mengungguli lawannya secara konsisten


dalam jangka waktu yang lama. Namun, kinerja masa lalu tidak menjamin kinerja masa
depan. Hal inilah yang dialami oleh Kodak (Eastman Kodak Co). Menyedihkan sekali kini
nasib Kodak. Persaingan keras yang terjadi pada perusahaan fotografi terbesar pada masa ini
menyebabkan beberapa keputusan besar terpaksa dikeluarkan. Kini, Kodak jatuh bangkrut
setelah gagal beradaptasi dengan kemajuan teknologi di tengah populernya kamera digital
dan ponsel pintar berfitur kamera.

2. LANDASAN TEORI
a. Sejatah Singkat (Menjadi pelaku utama)
Pernah drop out dari SMA dan mantan pegawai bank, bernama George Eastman
melakukan terobosan teknologi dalam pengembangan dry film (film kering) di akhir tahun
1870-an dan 1880-an. Sebelum penemuan Eastman, fotografi adalah hobi yang mahal,
rumit dan susah. Bentuk kamera yang sangat besar dimana wet film (film basah)
memerlukan pengolahan langsung. Pada bulan September 1888, berbasis di New York,
Eastman mendaftarkan sekaligus menawarkan Kodak sebagai kamera pertama yang
bermerk, sebuah kamera dengan model berbentuk kotak genggam dan dijual dengan
tagline You press the button we do the rest. (Anda tekan tombolnya Kami lakukan
sisanya). Pengembangan lebih lanjut selama sisa abad tersebut dan masuk era 1900-an
memperlihatkan perubahan pada film Kodak, bentuk kamera menjadi lebih kecil dan lebih
mudah digunakan dan merk Kodak tumbuh sejalan dengan media baru pada dunia
snapshot fotografi.
Pada tahun 1900 Kodak Brownie diperkenalkan. Kamera karton ini dijual seharga 1
dolar, dengan film 15 sen per roll. Brownie diakui sebagai bentuk kebebasan dalam
fotografi membawa media tsb menjadi alat yang terjangkau di kocek setiap orang. Kodak
terus memproduksi BROWNIE hingga akhir 1960-an, dan menjual jutaan model di seluruh
dunia. Pada tahun 1957 kamera jadi lebih mudah untuk digunakan dengan dilaunchingnya
BROWNIE STARMATIC yang pertama kamera otomatis pertama dalam tujuh model.

Kodak menjual 10 juta STARMATICS dalam lima tahun, sebuah penjualan yang
mengesankan yang kemudian dikalahkan oleh si fenomenal INSTAMATIC. Lebih dari 50
juta kamera INSTAMATIC diproduksi dari tahun 1963 sampai 1970, sementara pada tahun
1972 INSTAMATIC benar-benar berbentuk pocket-sized, menandai era baru dalam
fotografi dengan kamera yang betul-betul compact menggunakan film 110 yang lebih
kecil. Lebih dari 25 juta unit dari model ini diproduksi dalam tiga tahun.
Keberhasilan Kodak di pasar fotografi tetap seperti itu sampai dengan akhir 1970-an
dengan menikmati 85% dari penjualan kamera dan 90% dari penjualan film di Amerika
Serikat. Keberhasilan Kodak di pasar fotografi konsumen adalah seperti bahwa dengan
akhir 1970-an yang dinikmati 85% dari penjualan kamera dan 90% dari penjualan film di
Amerika Serikat.

Sumber : http://vavai.com/2012/01/08/sejarah-singkat-kodak-ikon-tekno-amerika/

Era Digital
Tahun 1975 Kodak menciptakan apa yang kemudian disebut sebagai kamera tanpa film.
Peneliti Kodak Steve Sasson, yang kemudian hari menerima Medali Nasional Teknologi
dan Inovasi atas temuannya, menjelaskan bagaimana dunia kamera digital pertama
bekerja. Butuh 23 detik untuk merekam gambar digital pada kaset. Gambar didapat
dengan cara memindahkan kaset dari kamera dan menempatkannya pada perangkat
pemutaran tersendiri. Perangkat pemutaran ini adalah gabungan dari sebuah CasetteReader dan bangunan khusus Frame-Store .
Frame-Store ini menerima data dari pita kaset, menginterpolasikan 100 baris yang
tertangkap menjadi 400 baris, dan menghasilkan sinyal video standar NTSC, yang
kemudian dikirim ke televisi. Inovasi digital ini tidak dipasarkan hingga tahun 1994 ketika
3

Kodak meluncurkan salah satu kamera digital pertama 1.5-megapixel Nikon-based


Kodak DCS 420 DSLR. Beberapa tahun kemudian, Kodak mencapai tonggak digital lain
peluncuran KODAK DIGITAL SCIENCE DC120 kamera digital dengan sistem point-andshoot megapixel-quality dengan harga di bawah 1.000 dolar.

b. Strategi untuk bersaing di Pasar yang bergolak dan memiliki laju cepat
Dalam menghadapi tantangan laju perubahan yang begitu cepat Fred R David dalam
bukunya berikut menyanjikan bentuk strategi yang dapat diambil:
Defensif

Bentuk Strategis

Tindakan

Strategi

Bereaksi terhadap

- Memperkenalkan

- Bereaksi dan memberikan

perubahan

produk yang lebih


baik
respons

respons sesuai kebutuhan

sebagai - Melindungi
terhadap

penawaran

posisi

perusahaan

baru

dari pesaing
- Merespons
perubahan yang tak
terduga

dalam

kebutuhan

serta

preferensi pembeli
- Menyesuaikan

diri

dengan kebijakan
kebijakan
pemerintah
Mengantisipasi
perubahan

- Mengantisipasi

perubahan

muka untuk perubahan-

- Menganilisis

perubahan

prospek globalisasi
pasar

preferensi,

sumberdaya

perkembangan

dan

kapabilitas kompetitif
-

Memperbaiki lini produk

secara - Memperkuat distribusi

dekat

tidak

Menambah/mengadaptas
i

dan

harapan pembeli

yang

diharapkan

- Meneliti kebutuhan,

- Memonitor

Membuat perencanaan di

teknologi

untuk

memprediksi

tren

masa depan
Ofensif

Memimpin

- Memimpin

Bersikap ofensif

Perubahan

perubahan

Menjadi agen perubahan

- Merinttis

teknologi

industri; menjadi penentu

yang baru dan lebih


baik

langkah
-

- Memperkenalkan
produk

inovatif
membuka

produk yang

Memengaruhi

aturan

permainan
Memaksa

pesaing

menjadi pengikut

pasar

baru dan memicu


kreasi industry yang
sepenuhnya baru
- Berusaha

menjadi

penetap

standar

industri

3. PEMBAHASAN
a. Gagal menjadi yang terdepan
Kabar bangkrutnya perusahaan fotografi Eastman Kodak Corporation memang sudah
menjadi rahasia umum. Berita ini sudah mulai menyebar di seluruh media selama awal
tahun 2012 lalu. Kodak jatuh bangkrut setelah gagal beradaptasi dengan kemajuan
teknologi di tengah populernya kamera digital dan ponsel pintar berfitur kamera.
Menurut kantor berita Reuters, Kodak mengajukan perlindungan pailit ke Pengadilan di
Kota New York pada 19 Januari 2012. Di Amerika Serikat, perusahaan yang jatuh bangkrut
berhak mengajukan pailit ke pengadilan, sesuai peraturan yang berlaku agar tidak sampai
dilikuidasi. Selanjutnya pengadilan akan menentukan apakah perusahaan yang bangkrut
ini, sesuai kesepakatan dengan pihak pihak kreditur, bisa diselamatkan melalui
penjualan aset atau restrukturisasi korporat. Dewan Direktur dan seluruh tim senior
manajemen yakin bahwa itu merupakan langkah yang benar untuk masa depan Kodak.

Untuk bertahan, Kodak mengungkapkan telah mendapat pinjaman berjangka 18 bulan dari
Citigroup sebesar US$950 juta.
b. Analisis Kegagalan Kodak tetap menjadi yang terdepan
Riset manajemen strategis mengindikasikan bahwa keuntungan keuntungan pelaku
pertama cenderung sangat terasa ketika pesaing kurang lebih memiliki ukuran dan
sumber daya yang sama. Jika pesaing tidak seukuran, pesaing yang lebih besar bisa
menunggu sementara yang lain membuat investasi awal dan melakukan kesalahan,
kemudian merespons dengan keefektifan dan sumber daya yang lebih besar. Tidak
menjadi pelaku pertama juga kadang bisa membuat suatu bisnis gagal. Keuntungan
keuntungan pelaku pertama bisa dianalogikan dengan sampai di suatu tempat terlebih
dahulu, yang membuat seseorang memiliki posisi strategis yang sangat baik untuk
melancarkan

kampanye

yang

agresif

serta

mempertahankan

teritori.

Untuk

mempertahankan keunggulan kompetitif yang diperoleh karena menjadi pelaku utama,


perusahaan juga perlu menjadi pihak yang mampu belajar dengan cepat. Lalu bagaimana
dengan Kodak?
Perusahaan fotografi yang sangat terkenal pada abad ke-20 yang biasa dikenal dengan
Kodak telah secara resmi mengajukan perlindungan pailit ke Pengadilan pada awal tahun
2012. Kejadian ini tentunya menunjukkan pada kita bahwa ternyata tidak selamanya
perusahaan besar bahkan yang dikenal sebagai first mover di industrinya akan berada
pada tingkat penjualan yang tinggi dan aman dari kata bangkrut. Setiap perusahaan
harus terus menerus berusaha mengantisipasi adanya kemungkinan kebangkrutan ini.
Berikut penulis akan mencoba memaparkan beberapa alasan yang diperkirakan
menyebabkan kebangkrutan dari Perusahaan Eastman Kodak dilihat dari beberapa sudut
pandang teori manajemen, yaitu :
a. Kurang bereaksi terhadap perubahan
Dalam perkembangan Industri, setiap perusahaan seharusnya selalu dapat
menyesuaikan diri dengan perkembangan yang sedang terjadi di pasar. Setiap orang
dalam perusahaan harus selalu mengembangkan potensi dan memberikan kontribusi
bagi perusahaan dalam melakukan observasi secara berkelanjutan untuk mencapai
hasil yang terbaik bagi perusahaannya.
Hal ini tidak terlihat dalam perusahaan Eastman Kodak Corporation. Sebagai pioner
atau pelopor pertama kamera digital seharusnya Kodak memiliki sumber daya yang
sangat baik untuk dikembangkan. Seharusnya sumber daya atau kapasitas yang ada
dikerahkan dan dikembangkan untuk meresponi perubahan teknologi fotografi yang
semakin mengalami perubahan drastic dari masa ke masa.

Perusahaan ini sepertinya masih terlalu puas dengan kejayaannya pada abad ke 20
dan sebagai pelaku utama sepertinya perusahaan ini seperti berdiam diri dan tidak
mengembangkan potensi produknya. Status quo membunuh Kodak. Berdiam diri di
era yang terus bergerak tak akan membuat perusahaan berjalan dengan baik. Baik
perusahaan besar maupun kecil harus terus tetap bergerak maju beberapa langkah
kedepan, begitupun dengan perushaan Kodak. Akibatnya perusahaan ini sangat
terlambat mengantisipasi trend kamera digital sekarang yang sedang berkembang di
pasar sehingga berada dalam kondisi sesulit ini.
Ada beberapa tindakan sesungguhnya yang dapat dilakukan oleh perusahaan Kodak
untuk dapat bereaksi terhadap perubahan :
-

Memperkenalkan produk yang lebih baik sebagai respons terhadap penawaran baru
dari pesaing.

Merespons perubahan yang tak terduga dalam kebutuhan serta preferensi pembeli.

b. Tidak mengantisipasi perubahan


Kodak sebenarnya bukan tidak menyadari ancaman kamera digital. Pada tahun 1981,
setelah Sony merilis kamera digital, Kodak melakukan riset pasar yang sangat detail
mengenai ancaman fotografi digital.
Kesimpulan riset tersebut, yaitu :
1. Fotografi digital berpotensi menggerus bisnis inti Kodak yang dinominasi kamera film.
2. Butuh waktu untuk transformasi teknologi tersebut, namun Kodak punya sekitas satu
decade untuk bersiap siap. Ini seharusnya jeda waktu (Windows of opportunity)
yang cukup bagi Kodak untuk mempersenjatai diri.
Kodak hanya memasarkan Kodak Advantix Preview. Produk ini merupakan perpaduan
kamera digital dan kamera analog. Kamera ini memungkinkan orang untuk memilih
foto yang diinginkan untuk disimpan di film. Kamera konvensional biasa tidak dapat
melakukan itu. Tapi dizaman sekarang saat orang telah mengenal kamera digital yang
praktis, pastinya dia akan memikir ulang untuk membeli kamera digital tapi harus
membayar film untuk cetak foto.
Strategi setengah-setengah ini terus dikembangkan oleh Kodak meskipun pada tahun
1986 Kodak berhasil mengembangkan kamera digital dengan resolusi satu juta piksel
pertama. Alasan utama Kodak menerapkan strategi tersebut adalah karena Kodak
enggan meninggalkan bisnis film yangmasih menguntungkan. Inilah sesungguhnya
yang menjadi masalah besar dimana setiap perusahaan pasti akan sulit untuk
meninggalkan bisnis inti yang telah membuat namanya besar. Namun hal tersebutlah
yang bisa menjadi penghambat kreativitas jika tidak peka melihat perkembangan

pasar.

Saat Kodak tahu tidak ada pilihanselain harus beradaptasi, ternyata langkah

memproduksi kamera digital untuk memperbaiki keadaan perusahaan sudah


terlambat.
Lalu langkah/tindakan apa seharusnya yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi
perubahan?
a. Mengantisipasi perubahan
Para manajer senantiasa memperhatikan keadaan di masa lalu, sekarang,dan
meramalkan apa yang akan menjadi trend di masa depan. Di masa lalu kamera
analog sangat digandrungi oleh masyarakat dan Kodak menjadi penguasa pasar.
Namun di zaman sekarang masyarakat sudah banyak beralih ke kamera digital dengan
fitur fitur terbaru meskipun masih ada sebagian kecil yang menggunakan kamera
analog. Manajer juga harus dapat meramalkan trend di masa datang. Dalam bidang
fotografi

ini

kemajuan

selalu berkembang maka di masa datang masyarakat akan menuntut kamera

teknologi
digital

yang memiliki fitur-fitur dan kualitas gambar yang lebih baik dari sekarang. Dalam
menganalisis situasional, perusahaan juga harus fokus terhadap kekuatan internal
yang mempengaruhi unit kerja perusahaan dan dapat mempelajari pengaruhpengaruh dari lingkungan eksternal. Kodak memang merupakan brand yang sudah
terkenal sejak lama, perusahaan ini juga merupakan perusahaan pertama yang
menciptakan kamera digital. Namun Kodak juga memiliki banyak kelemahan seperti
tidak dapat beradaptasi dengan kemajuan teknologi yang berkembang karena terlalu
fokus pada kamera analog, produk dan fitur kamera digital juga masih berjumlah
sedikit bila dibandingkan dengan pesaing lainnya.
Kodak adalah bukti bahwa suatu perusahaan akan jatuh jika tidak punya mindset yang
terbuka pada perubahan, sebesar apapun perusahaan tersebut. Perusahaan harus
melakukan transformasi, jika bisnis utama tidak bisa lagi dipertahankan. Kodak
bukannya tidak tahu perubahan itu akan datang,tetapi perusahaan ini tidak membuka
diri, kemudian lambat beradaptasi dengan perubahan.
b. Meneliti kebutuhan, preferensi, dan harapan pembeli
Dengan adanya para pesaing seperti Canon, Nicon, Sony dan lain-lain membuat
konsumen memiliki banyak pilihan dalam membeli kamera.Hal ini membuat kekuatan
tawar-menawar pembeli menjadi sangat kuat,karena konsumen bisa sangat selektif
dalam menentukan pilihannya.Selera masyarakat juga berubah-ubah mengikuti trend
yang sedang terjadi. Seiring perkembangan zaman disertai dengan kemajuan teknologi
dan kesibukan masyarakat maka mereka lebih menginginkan untuk sesuatu yang lebih

mudah, seperti halnya kamera digital. Kebutuhan, preferensi dan harapan pembeli
masa sekarang tentunya harus benar benar dianalisa dan segera diambil tindakan
tindakan cepat dalam mengatasi masalah tersebut. Salah satu kelemahan dari
Perusahaan Kodak ini adalah tidak berinovasi sesuai dengan perkembangan zaman
dan sesuai dengan kebutuhan dan harapan pembeli.
c. Memonitor secara dekat perkembangan teknologi untuk memprediksi tren masa
depan
Sebenarnya Kodak tidak boleh menyalahkan fotografi digital atas kebangkrutannya.
Karena Fuji film, perusahaan pesaing yang mempunyai bisnis inti yang sama dengan
Kodak dapat menyelamatkan perusahaannya dengan beradaptasi, melakukan
transformasi bisnis yaitu meninggalkan bisnis intinya ketika tahu itu tak lagi
menguntungkan. Saat ini Fujifilm masih berjaya dengankapitalisasi bisnis sebesar 12.6
miliar dollar AS, sedangkan Kodak hanya 220 juta dollar AS. Sehingga Clay
Christensen penulis buku bisnis The Innovators
Dilemma dapat berpendapat bahwa Kodak bertanggung jawab penuh atas kesalahan
strategis ini. Kodak sudah melihat tsunami akan tiba tapi hanya berdiam diri tidak
berbuat apa-apa.Kodak gagal melakukan transformasi karena terkunci pada model
bisnis yang mengagungkan kamera film. Ini sangat ironis, mengingat pendiri Kodak,
George Eastman, juga menghadapi pilihan transformasi bisnis, bahkandua kali, tapi ia
bertindak berbeda. Pertama, ketika Eastman beralih ke kamerafilm dari kamera dryplate

yang

sebenarnya

masih

sangat

menguntungkan

perusahaan.

Kedua, ketika Eastman pindah ke film berwarna meskipun padawaktu itu kualitasnya
masih inferior dibanding film hitam putih yang masihdidominasi oleh Kodak.
Hal lain yang perlu ditekankan adalah bahwa sebuah perusahaan harus terus
berinovasi bahkan jika hasil inovasi tersebut akan menghabiskan bisnis inti. Inilah
yang harus dilakukan oleh setiap perusahaan. Terus menantang dirinya sendiri dengan
inovasi-inovasi baru. Jika tidak, perusahaan pesaingakan melakukan hal tersebut, dan
perusahaan akan ketinggalan start untuk mendapat pasar yang luas. Dalam bisnis,
waktu

sangat

berperan

penting.

Jika

di pasar untuk satu produk tertentu, maka

perusahaan

menjadi pemain

perusahaan tersebutakan

pertama
selangkah

didepan, dan pasar akan di bawah kendalinya. Kodak seharusnya bisa memanfaatkan
ini

karena

ia

yang

mewujudkan

fotografi

digital pertama kali. Namun perusahaan ini gagal memanfaatkan keadaan tersebut,dan
akhirnya mengalami kebangkrutan.

c. Analisis SWOT Eastman Kodak Corporation


Meskipun Kodak sudah berada diambang kebangkrutan namun penulis akan coba
menyajikan SWOT yang sesungguhnya dimiliki oleh Perusahaan ini yang seharusnya
dapat menjadi pertimbangan atau analisis dalam mempertahankan perusahaan ini untuk
tetap berkelanjutan, sebagai berikut :

Strength (Kekuatan)

Brand image yang sudah terkenal dan bagus

Perusahaan yang pertama kali menciptakan kamera digital

Harga kamera yang terjangkau

Pelayanan terhadap konsumen yang ramah bila ada keluhan

Weakness (Kelemahan)

Tidak dapat beradaptasi dengan teknologi digital

Terlalu fokus pada produk kamera analog

Kualitas hasil gambar yang kurang memuaskan

Fitur kamera digital masih sedikit dibandingkan dengan pesainglainnya

Produk kamera digital yang masih berjumlah sedikit

Opportunities (Peluang)

Pada era sekarang banyak orang-orang yang menganggap bahwa dokumentasi


adalah penting.

Memiliki pangsa pasar yang luas karena Kodak merupakan perusahaan


multinasional.

Threatness (Ancaman)

Persaingan antar perusahaan yang semakin agresif

Kemajuan teknologi yang semakin canggih

Munculnya perusahaan- perusahaan baru yang bergerak dibidang yangsama

Tersedianya barang substitusi kamera digital yaitu handphone dan tablet PC


yang memiliki kamera den gan resolusi tinggi.

Dengan melihat hasil analisis SWOT untuk perusahaan Eastman Kodak Corporation ini
sepertinya dengan keterlambatan Kodak untuk mengantisipasi teknologi digital membuat
Perusahaan ini sulit menciptakan strategi strategi bisnis yang dijalankan untuk dapat
mempertahankan perusahaanya.
10

Meskipun demikian sebenarnya tidak menutup kemungkinan untuk bangkit apabila Kodak
mau berusaha keras untuk memperbaiki kelemahannya, karena perusahaan ini juga masih
memiliki kekuatan yang dapat dikembangkan. Peluang yang ada seperti banyak masyarakat
yang senang untuk mendokumentasikan segala moment juga harus dimanfaatkansebaikbaiknya dengan mengeluarkan kamera digital dengan fitur yang dapat menarik perhatian
konsumen. Ancaman dari pesaing juga dapat teratasi dengan mengembangkan strategi
pemasaran yang baik.

4. SIMPULAN
Berdasarkan pemaparan singkat yang disajikan penulis di atas maka dapat diambil beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
1. Persaingan keras yang terjadi pada perusahaan fotografi terbesar pada masa ini
menyebabkan beberapa keputusan besar terpaksa dikeluarkan oleh Perusahaan Kodak.
Kini, Kodak jatuh bangkrut setelah gagal beradaptasi dengan kemajuan teknologi di
tengah populernya kamera digital dan ponsel pintar berfitur kamera.
2. Kodak sepertinya masih terlalu puas dengan kejayaannya pada abad ke 20 dan sebagai
pelaku utama sepertinya perusahaan ini seperti berdiam diri dan tidak mengembangkan
potensi produknya. Status quo membunuh Kodak. Berdiam diri di era yang terus
bergerak tak akan membuat perusahaan berjalan dengan baik.
3. Kodak melakukan kesalahan manajemen strategi. Disaat pesaing sudah mengembangkan
kamera digital, perusahaan ini hanya mengembangkan strategi setengah setengah yaitu
kamera perpaduan antara digital dan analog yang tidak menguntungkan perusahaan.
4. Hal lain yang perlu ditekankan adalah bahwa sebuah perusahaan harus terus berinovasi
bahkan jika hasil inovasi tersebut akan menghabiskan bisnis inti. Inilah yang harus
dilakukan oleh setiap perusahaan. Terus menantang dirinya sendiri dengan inovasiinovasi baru. Jika tidak, perusahaan pesaingakan melakukan hal tersebut, dan perusahaan
akan ketinggalan start untuk mendapat pasar yang luas.
5. Analisis SWOT diperlukan

bagi perusahaan

untuk dapat menciptakanstrategi-strategi

yang tepat untuk dapat mengembangkan potensinya. Kodak seharusnya menganalisis


SWOT perusahaan secara rutin sehingga dia tidak akan salah mengambil keputusan
seperti yang dialaminya. Perusahaan ini seharusnya dapat menciptakan strategi-strategi
yang tepat bila mau menganalisis empat aspek ini.
5. DAFTAR REFERENSI

11

David, Fred R. 2013. Strategic Management : Concepts and Cases Fourteenth Edition. England:
Pearson Education Limited.
Damayanti, Lulu P. 2013. Analisis Kasus Bangkrutnya Eastman Kodak Corporation. Jakarta :
Universitas negeri Jakarta.
Malik,

Alfa.

2012.

Sejarah

Singkat

Kodak,

ikonnya

Tekno

Amerika.

http://vavai.com/2012/01/08/sejarah-singkat-kodak-ikon-tekno-amerika/.
Malik,

Alfa.

2012.

Kodak

dilaporkan

bersiap

menghadapi

kebangkrutan.

http://vavai.com/2012/01/07/kodak-dilaporkan-bersiap-menghadapi-kebangkrutan/
Pentingnya Manajemen Strategis. http://a67532.wordpress.com/2009/12/29/pentingnyamanajemen-strategis/

Apa

itu

Strategi

dan

Mengapa

Strategi

itu

penting?.

http://jodenmot.wordpress.com/2013/03/20/pentingnya-strategi-dalam-manajemenstrategis/

12

Вам также может понравиться