Вы находитесь на странице: 1из 20

GANGGUAN KESEHATAN AKIBAT

KELAINAN REFAKSI MATA: HIPERMETOPI


DAN MIOPI
Disusun Oleh:
Muhammad Rohmat Abidin
(6411412174)
Miftah Fatmawati
(6411412186)
Lina Shofiyanah
(6411412188)
Khasiatun Nurul K
(6411412189)
Selfrina Desita Vidiarum
(6411412197)
Rombel 5

HIPERMETROPI

DEFINISI
Hipermetropi :cacat mata yang disebabkan
lensa mata terlalu pipih sehingga bayangan
jatuh dibelakang bintik kuning.
Hipermetropi rabun dekat, karena tidak
dapat melihat dekat.

EPIDEMIOLOGI
Prevalensi hipermetropi dipengaruhi oleh
etnikorang Amerika, Amerika Afrika, dan
Pasifik mempunyai prevalensi hipermetropi
yang tinggi.
Suatu penelitian dari 1880 anak sekolah Cina di
Malaysia menunjukkan prevalensi hipermetropi
yang lebih dari +1,25 D adalah 1,2 %.

ETIOLOGI
Penyebab utama hipermetropia panjang
bola mata yang lebih pendek.
Akibatnya bayangan benda difokuskan di
belakang retina.

PATOFISIOLOGI

GEJALA

Penurunan
visus

Asthenopia

Sensitif
terhadap
cahaya

Strabismus

Ambliopia

Gejalagejala lain

DIAGNOSIS

Riwayat pasien

Pemeriksaan okuler

penyakit okuler yang


pernah timbul,
penggunaan obatobatan,
penyakit sistemik.

Visual acuity
Refraksi
Pergerakan okuler,
pandangan binokuler,
dan akomodasi
Assesmen kesehatan
okuler dan Skreening
kesehatan sistemik

PENATALAKSANAAN

Terapi

Pencegahan

Koreksi Optik
Bedah Refraksi
Laser Thermal Keratoplasty (LTK)
Photorefraktive Keratektomi (PRK)
LASIK (Laser In Situ Keratomileusis)

Duduk tegak ketika menulis.


Mengistirahatkan mata setiap 30-60 menit
setelah menonton tv, komputer atau
setelah membaca.
Mengatur jarak baca (>30cm).
Menggunakan penerangan yang cukup.
Tidak membaca dengan posisi tidur.

GAMBAR PEMAKAIAN LENSA POSITIF

MIOPI

DEFINISI

Miopia (rabun jauh) suatu kondisi dimana


objek yang jauh tidak jatuh tepat diretina oleh
system optik mata karena sinar sudah menyatu
sebelum sampai diretina.

ETIOLOGI

EPIDEMIOLOGI
Prevalensi di Eropa dan Amerika 30-40%, Afrika
10-20% dan Asia 70-90%.
Di Jepang diperkirakan lebih dari 1 juta
penduduk menderita gangguan miopi derajat
beratprevalensi miopi meningkat terutama di
Asia.
Survei pada tahun 2001 prevalensi miopi
sebesar 26,1% (23,4-28,8%) di Riau, Indonesia.

PATOFISIOLOGI

GEJALA KLINIS

Gejala subjektif

Gejala objektif

Kabur bila melihat jauh


Membaca atau melihat
benda kecil harus dari jarak
dekat
Lekas lelah bila membaca
(karena konvergensi yang
tidak sesuai dengan
akomodasi)
Astenovergens

Miopia simpleks
Miopia patologik
Makula
Retina bagian perifer
Seluruh lapisan fundus yang
tersebar luas berupa
penipisan koroid dan retina.

DIAGNOSIS

Ditanyakan kepada pasien gejala yang


dihadapinya, faktor risiko miopia, riwayat
penyakit yang dialami, dan obat yang diambil
sebelumnya.

DIAGNOSIS

Dengan visus optotipi Snellen dan fotoropter

Menggunakan 'chart : Snellen chart , E chart,


Cincin Landolt
Bila tidak bisa, maka dilakukan penghitungan jari
Bila tidak bisa, maka dilakukan dengan lambaian
tangan.
Bila tidak bisa melihat, maka dilakukan penyinaran
Bila tidak dapat melihat cahaya, maka visusnya =
0

MEMERIKSA VISUS MENGGUNAKAN 'CHART'

Gambar snellen
chart

Gambar E chart

Gambar cincin
Landolt

PENATALAKSANAAN

Terapi

Pencegahan

Pemakaian lensa negatif


Ortokeratologi (Ortho-k)

Faktor lingkungan

Prosedur photorefractive
keratectomy (PRK)
LASIK
Pengobatan secara
farmakologi
Vision therapy

Faktor gizi

Вам также может понравиться