Вы находитесь на странице: 1из 5

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

PELUANG PEMANFAATAN LIMBAH PISANG


SEBAGAI PAKAN TERNAK
A. Ujianto

Balai Penelitian Ternak Po.Box 221 Bogor 16002


RINGKASAN
Limbah pisang merupakan masalah yang dihadapi oleh pengusaha pisang yang banyak bertebaran didaerahdaerah penghasil pisang, danjika dibiarkan berpotensi untuk mencemari lingkungan yang dapatmerusakekosistem
dikawasan tersebut. Dengan mengaplikasikan teknologi fermentasi yaitu menggunakan probiotik, maka nilai gizi
yang awalnya rendah yaitu Protein War 6,56 %, Serat kasar 15,32 %, lemak 6,7 % dan abu 11,15 % dapat
meningkat menjadi Protein kasar 14,88%, Serat kasar 11,43 %, lemak 7,0% dan abu 23,86 % setelah difermentasi .
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa limbah kulit pisang yang awalnya hanya menjadi sampah, ternyata
berpeluang untuk dimafaatkan sebagai salah satu bahan baku pakan ternak .

Kata Kunct : Limbah, Pisang, Pakan Ternak


PENDAHULUAN
Indonesiaadalah negara penghasil pisang yang sebagian diekspor, sedangkan yang tidak diekspor
biasanya dikonsumsi dalam negeri . Pisang tertentu dapat dikonsumsi setelah masak dan ada jugs
pisang tertentu yang dikonsumsi setelah direbus atau digoreng .

Ada beberapa daerah yang membuat usaha home industri keripik pisang dan selai pisang seperti
di Bogor (Jaws Barat) dan Lampung (Sumatera Selatan) . Dengan adanya usaha tersebut, maka kulit
pisang setiap saat akan merupakan limbah atau sampah bagi lingkungan sekitarnya yang dapat
mengganggu ekosistem daerah tersebut .
Dari sekian banyak pisang yang tersedia, mau tidakmau akan timbul petmasalahan limbah pisang .
Sebagai contoh untuk wilayah kecamatan Ciawi terdapat kurang lebih 35 pengusaha pisang . Apabila
rata-rata mengolah pisang sebanyak 100 ton/ hari maka akan memproduksi kira-kira 5-7 ton yang
terdiri dari packing, kulit pisang, rontokan pisang, tangkai pisang dan daun pisang (sumber. Koperasi
pisang "Sugita Sejahtera" Ciawi Bogor) . Limbah ini akan semakin bertumpuk di tempat pemeraman
gudang pisang dan di sekitar rumah pengelola selai dan keripik pisang/home industri . Akibat dari
tidak terurusnya limbah pisang dapat menimbulkan bau yang menyengat dan penumpukkan limbah di
bantaran kali yang berpotensi dapat menyebabkan banjir dan terjangkitnya penyakit.
Untuk menjaga kelestarian lingkungan perlu diberikan suatu informasi tentang bagaimana cara
memanfaatkan limbah kulit pisang dan diharapkan dapat berdampak positifterhadap daerah tersebut
terutama dalam mengurangi pencemaran lingkungan. Pengertian limbah disini adalah bagian dari
tanaman di atas tanah, pucuknya yang tersisa setelah dipanen, sisa hasil panen (Direktorat Bina
Produksi, 1982). Limbah kulit pisang segar dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak khususnya

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

53

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Penefti 2003

temak ruminansia. Hasil penelitian menunjukkan kemampuan tempk ruminansia dalam konstnnsi kulit
pisang adalah sebanyak 36,09 t 2,72 % dari total ransum terhadap bahan kering ( Karto 1995) . Sedangkan
limbah yang tidak dapat digunakan sebagai pakan tempk seperti tangkai pisang, daun pisang yang
sudah tua (klaras) dan batang pisang, dengan menggunakan suatu proses tertentu limbah ini dapat
digunakan sebagai pupuk tanaman .
Tujuan tulisan ini untuk mengemukakan teknik pengolahan limbah pisang agar dapat digunakan
untuk pakantempk.
BAHAN DAN CARA
Bahan
Pengamatan ini menggunakan bahan baku limbah pisang dari wilayah kecamatan Ciawi kabupaten
Bogor. Kulit pisang segar sebanyak 750 kg, probiotik tumbuh 400 cc, air 8000 cc dan gula 250 gram.
Alat
Peralatan yang dibutuhkan adalah ruang yang terlindungi tapi terbuka, sprayer, sekop, golok dan
alat pengering (oven) .
Cara
A. Cara pengolahan limbah pisang yang mudah busuk
1. Limbah kulit pisang dikumpulkan pada tempat khusus yang terbuka dan terlindung dari sinar
matahari langsung dan air hujan.
2 Semprotkan secara merata probiotik tumbuh cair dengan dosis 50 cc probiotik dicampur 1000
cc air bersih untuk 100 kg, bahan baku limbah kulit pisang .
3. Diamkan selama 4 hari untuk proses fermentasi sambil di bolak-balik.
4.
5.

Keringkan pada suhu tempemtur 60 C selama 24-30jam .


Selanjutnya limbah kulit pisang yang telah kering digiling hingga halus .

B. Cara pengolahan limbah yang sulit busuk


1. Tangkai pisang dan daun dipotong dengan ketebalan 1-2 cm .
2 Bahan yang telah dirajang ditempatkan pada tempat khusus yang terbuka dan terlindung dari
sinar matahari dan hujan .
3. Semprotkan larutan probiotik dengan dan gula dengan dosis 1 liter/100 kg bahan baku limbah.

6.

Diamkan selama 7. hari untuk proses fermentasi .


Keringkan padatemperatur 60C selama 24-30jam.
Setelah kering digiling hingga halus .

54

Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan

4.
5.

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

HASIL DAN PEMBAHASAN


Untuk mengurangi pelmasalahan limbah pisang ada beberapa cara yang yang dapat dilakukan,
yaitu dengan cara membuat tempat penampungan sampah pisang, mengolah limbah pisang supaya
dapat digunakan sebagai salah satu campuran bahan baku pakan tempk atau sebagai pupuk tanaman .
Pada dasamya limbah kulit pisang adalah yang lunak dan mudah busuk, berbeda dengan limbah
plastik/limbah industri lainnya . Untuk memudahkan dalam hal pengolahan limbah pisang ini, maka
limbah harus dipisahkan antara limbah yang mudah busuk dan yang sulitbusuk. Limbah yangmudah
busuk seperti kulit pisang, buah pisang dan rontokan pisang yang busuk. Sedangkan limbah pisang
yang sulit busuk seperti tangkai pisang dan dawn pisang pembungkus.
Tujuan pemisahan limbah ini berkaitan dengan pemanfaatan limbah pisang yang mudah busuk
dapat digunakan sebagai pakan tempk (Soeharinoto dan Hetmanto 1997). Sedangkan limbah pisang
yang alot dapat digunakan sebagai pupuk setelah mengalami proses pembusukan.
Hasil pengolahan limbah kering dari kulit pisang yang difermentasi dapat menghasilkan bahan
baku pakan yang mempunyai gizi yang cukup tinggi untuk pakan tempk (dapat dilihat dari Tabel 1)
sedangkan untuk analisa kulit pisang segar sebagai pembanding (dapat dilihat pada Tabel 2).
Tabel l . Kandungan gizi limbah kulit pisang dengan proses fermentasi *)
Hasil analisa

Persentase (%)

Protein kasar
Lemak
Abu
')

Hasil analisa

14,88
7,0

Persentase (%)
11,43
0,86

Serat kasar
Ca

23,86

0,41

Analisa dilakukan di Laboratorium Balitnak Ciawi Bogor.

Tabel 2. Hasil Analisa Kulit Pisang segar


Hasil analisa

Protein kasar
Lemak

Persentase (%)

6,56
6,7

Hasil analisa
Serat kasar
Abu

Perentase (%)
15,32
11,15

Sumber : Abdurrays Ambar Karto . Balitnak Ciawi Bogor 1995 .

Sedangkan sebagai pembanding dapat dilihat hasil analisa dedak padi pada Tabel.3, yang
menunjukkan Protein Kasar limbah pisang yang difermentasi jauh lebih tinggi dari pada Protein Kasar
pada dedak padi.
Dari segi nutrisi dan dari segi harga diperkirakan limbah pisang yang difermentasi dapat bersaing
dengan dedak padi sehingga dapat menekan biaya pakan tempk tanpa mengurangi kualitas pakan.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

55

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

Tabel .3 Hasil analisa dedak padi


HasilAnalisa
Protein Kasar

Prosentase ( % )
12,0
12,0

Lemak
Serat Kasar
5,
Sumber : NAS-NRC Nutrient Requirement

of

Poultry

Dalam : Anggorodi

(1984)

(1995)

Sedangkan pemanfaatan hasil limbah alot/tangkai dan daun pisang dapat digunakan untuk pupuk
tanaman . Menurut Rukmana Rahmat 1999, limbah tanaman pisang berupa bonggol dapat digunakan
untuk sabun dan pupuk kalium. Caranya bonggol pisang diiris-iris tipis kemudian dikeringkan dan
dibakar untuk dijadikan abu.
NILAI EKONOMIS PENGOLAHAN LIMBAH PISANG
Limbah pisang tidak diperjual belikan. Tidak ada pasar yang memperdagangkan limbah pisang
sebagai pakan ternak. Atas dasar penelitian pakar nutrisi di Balitnak bahwa Wit pisang segar
mengandung komponen nutrisi yang tinggi dan dapat digunakan sebagai pakan ternak, maka dengan
menambahkan sedikit teknologi dan biaya maka harga per kilo limbah kulit pisang dapat bersaing
dengan harga per kilo dedak padi.
Analisa Usaha Limbah Pisang
Kebutuhan dana
Pembelian limbah kulit pisang 750 kg x Rp 0
Transport
Tenaga ketja
Probioti 400 cc x @Rp 40,
Gula'/. kg

Pengeringan
Penggilingan

750 kg
165 kg x Rp 100 ;

Total biaya
Biaya bahan bakuper kilogram = Rp 132 .500,- :165 kg

= Rp0,= Rp40.000,-

= Rp24.000,
= Rp 16.000,=Rp 1000,= Rp 35.000,-

B9 16.500.
= Rp 132 .500;
= Rp 803,030/kg

Harga dedak padi pada saat ini adalah Rp 1000,- / Kg, dengan demikian peluang pemanfaatan
limbah pisang sebagai sumber pakan ternak sangat terbuka karena biaya produksi per kilo lebih
rendah dari harga dedak padi.

56

Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan

Prosiding Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 2003

KESIMPULAN
Penggunaan limbah pisang fermentasi sebagai pakan ternak mempunyai prospek yang baik karena
mempunyai nilai gizi yang tinggi seperti protein kasar 14,88 %, serat kasar 11,43 % clan lemak 7 %.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bpk. Entang Suganda selaku manajer Koperasi
Pisang Sugita Sejahtera yang telah banyak memberikan informasi yang kami perlukan juga rekanrekan teknisi yang selalu memberikan dukungan moril kepada penulis sehingga penulisan makalah ini
selesai .
DAFTAR BACAAN
Anggorodi,1995 . Nutrisi Aneka Ternak Unggas . Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama . Jakarta. Hal
:207.
Direktorat Bina Produksi, 1982. Inventarisasi Limbah Pertanian, Ditjen Peternakan Departemen
Pertanian.
Karto. A.A, 1995 . Penggunaan Kulit Pisang Sebagai Pakan Pada Sapi Peranakan Onggol. Balitnak
Ciawi . Prosiding, Seminar Nasional Sains clan Teknologi Peternakan. Hal : 126 .
Rukmana R., 1999. Usaha Tani Pisang,Penerbit Kanisius. Hal : 36.
Soebarinoto clan Hermanto, 1997. Kualitas Silase Kulit Pisang Untuk Pakan Ternak Ruminansia .
Prosiding Seminar Nasional II INMT 1997. hal : 117 .

Badan Penelitian clan Pengembangan Pertanian

57

Вам также может понравиться