Вы находитесь на странице: 1из 13

PEMERIKSAAN FISIK

Pandas Stase Pediatri


RSUD Budhi Asih
Jakarta, 23 April 2014

Cara Pendekatan dan


Pemeriksaan
1. Cara Pendekatan
Diperlukan cara
pendekatan tertentu
pada pemeriksaan
fisik anak

Cara tersebut
dimaksudkan agar
anak tidak merasa
takut, tidak
menangis, dan tidak
menolak untuk
diperiksa

Pendekatan tersebut
bergantung kepada
umur dan keadaan
anak

2. Cara Pemeriksaan Fisik Bayi atau Anak

1
2
3
4
5
6
7

Dilakukan dengan menidurkan bayi atau anak pada meja periksa yang
cukup tinggi
Dilakukan di ruangan yang tenang dan pencahayaan yang cukup terang
Pemeriksa berada di sebelah kanan pasien

Cara melepaskan pakaian bayi atau anak saat sebelum pemeriksaan


hendaknya disesuaikan dengan kondisi bayi atau anak tersebut
Sebelum dan sesudah pemeriksaan dokter hendaknya mencuci tangan
Pemeriksaan dilakukan pada seluruh tubuh
Pemeriksaan yang menggunakan alat sebaiknya dilakukan paling
terakhir

1.

2.

Inspeksi

Inspeksi umum

Inspeksi lokal

Palpasi

3.

4.

Dengan palpasi dapat ditentukan bentuk, besar, tepi, permukaan,


serta konsistensi organ.

Perkusi

Tujuan perkusi adalah untuk mengetahui perbedaan suara ketuk,


sehingga dapat ditentukan batas-batas suatu organ

Perkusi dapat dilakukan dengan cara langsung dan tidak langsung

Auskultasi

Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan stetoskop

Pemeriksaan Umum
1.

Keadaan umum
Meliputi :
a. Kesan keadaan sakit, termasuk

fasies, dan posisi pasien


Kesan keadaan sakit sedikit

banyak bersifat subjektif, dan


tidak selalu identik dengan
serius atau tidak penyakit
yang diderita.
Fasies merupakan istilah yang

menunjukkan ekspresi wajah


pasien, dan terkadang dapat
memberikan infomasi
mengenai keadaan klinisnya.
Misal, seperti fasies kolerika,
fasies pasien tetanus (risus
sardonikus), fasies tetanus
neonatorum, dll.
b. Kesadaran

Penilaian kesadaran

dinyatakan sebagai: compos


mentis, apatis, somnolen,
sopor, koma, dan delirium.
Selain kesadaran, perlu pula

penilaian terhadap status


mental dan perilaku pasien,
serta kelainan-kelainan yang
segera tampak, misal seperti
dispne, napas cuping hidung,
retraksi, sianosis, ikterus,
edema anasarka, dll.
b. Status gizi/nutrisi
Pada inspeksi secara umum

dapat dilihat proporsi atau


postur tubuh seseorang, serta
apakah ada kelainan yang
menyebabkan proporsi tubuh
berubah.

2.

Tanda vital
a. Nadi
Penilaian nadi mencakup:
1) Frekuensi atau laju nadi
Penghitungan nadi harus
disertai dengan
penghitungan laju jantung,
untuk menyingkirkan
kemungkinan adanya
pulsus defisit.
Beberapa istilah laju nadi
yang abnormal:
Takikardia, takikardia
sinus, takikardia
supraventrikular
paroksismal.
Bradikardia, bradikardia
relatif, bradikardia sinus,
blok jantung komplet.
2) Irama
Dalam keadaan normal
irama nadi adalah teratur.
Ketidakteraturan nadi yang

paling sering dijumpai


adalah disritmia sinus
denyut nadi teraba lebih
cepat pada waktu insprirasi
dan lebih lambat pada waktu
ekspirasi.
3) Kualitas nadi
Isi perabaan nadi yang
normal disebut cukup.
Beberapa istilah kualitas
nadi yang abnormal: pulsus
seler, pulsus parvus et
tardus, pulsus alternans,
pulsus paradoksus.
4) Ekualitas nadi
Dalam keadaan normal isi
nadi teraba sama pada
keempat ekstremitas.
Pada koarktatio aorta, nadi
pada ekstremitas atas teraba
kuat sedangkan pada
ekstremitas bawah teraba
lemah sampai tidak teraba.

b. Tekanan darah

Pemeriksaan tekanan darah


yang ideal harus dilakukan
pada keempat ekstremitas.
Pemeriksaan pada salah satu
ekstremitas dibenarkan, apabila
pada palpasi teraba denyut
nadi yang normal pada
keempat ekstremitas.
c. Pernapasan

Penilaian pernapasan
mencakup:
1) Laju pernapasan
2) Irama atau keteraturan
3) Kedalaman

4) Tipe atau pola pernapasan

d. Suhu tubuh
Suhu tubuh dapat sedikit

meningkat apabila anak


menangis, setelah makan,
setelah bermain, dan anxietas.
Suhu tubuh yang meningkat

dapat disebabkan oleh


berbagai penyakit seperti
infeksi bakteri, virus, protozoa,
dehidrasi, heat stroke, trauma
otak, tumor otak, keganasan,
reaksi transfusi maupun obat,
dll.

3.

Data antropometrik
a. Berat badan (BB)
Merupakan parametrik pertumbuhan yang paling sederhana,

mudah diukur, dan diulang, dan merupakan indeks untuk status


nutrisi sesaat.
Hasil pengukuran berat badan dipetakan pada kurva standar berat

badan/umur (BB/U) dan berat bdan/tinggi badan (BB/TB).


Interpretasi:
1) BB/U dipetakan pada kurve berat badan
- BB < sentil ke-10 : disebut defisit
- BB > sentil ke-90 : disebut kelebihan
2) BB/U dibandingkan acuan standar, dinyatakan dalam

persentase
- >120%

- 80-120%
- 60-80%

: disebut gizi lebih

: disebut gizi baik


: tanpa edema gizi kurang
dengan edema gizi buruk (kwashiorkor)

- <60%

: gizi buruk : tanpa edema (marasmus)

dengan edema (marasmus-

b.

c.

Tinggi badan (TB)

Tinggi badan dipetakan pada kurve tinggi badan, atau dihitung terhadap standar baku
dan dinyatakan dalam persen.

Interpretasi:
1) TB/U pada kurva:
- < sentil 5
: disebut defisit
- < sentil 5-10
: disebut kelebihan
2) TB/U dibandingkan standar baku (%)
- 90-100%
: baik/normal
- 70-89%
: tinggi kurang
- <70%
: tinggi sangat kurang
3) BB/TB
: lihat uraian tentang BB/TB
Rasio berat badan menurut tinggi badan (BB/TB)

BB/TB (%) = (BB terukur saat itu)/(BB standar sesuai untuk TB terukur) x 100%

Interpretasi:
1) Penilaian status gizi berdasar persentase TB/BB
- >120%
: obesitas
- 110-120%
: overweight
- 90-110%
: normal
- 70-90%
: gizi kurang
- <70%
: gizi baik
2) Nilai BB/TB disekitar sentil ke-50 menunjukkan kesesuaian atau normal. Makin
jauh deviasi, akan makin besar pula kelebihan atau kekurangan gizi pada individu
tersebut.

d.

Lingkar lengan atas (LILA)


Pada anak berumur 1-5 tahun, LILA saja sudah dapat menentukan
status gizi.
Interpretasi:
- <12,5 cm
: gizi buruk (merah)
- 12,5 13,5 cm : gizi kurang (kuning)
- >13,5 cm
: gizi baik (hijau)
Bila dikaitkan dengan umur, nilai LILA dibanding dengan baku standar
dan dinyatakan dalam persen. Nilai 100% adalah persentil ke-50 nilai
baku.
Interpretasi:
- 85-100%
: gizi baik (normal)
- 70-85%
: gizi kurang
- <70%
: gizi buruk
Bila umur tidak diketahui, status gizi dinilai dengan indeks LILA/TB.
Interpretasi:
- >85%
: gizi baik (normal)
- 80-85%
: borderline/kurang kalori protein (KKP) I
- 75-80%
: gizi kurang / KKP II
- <75%
: gizi buruk / KKP III

d.

Tebal Lipatan Kulit


Pemeriksaan tebal lipatan kulit dapat memperkirakan jumlah lemak

total dalam tubuh.


Hasilnya dibandingkan dengan standar dan dapat menunjukkan status

gizi dan komposisi tubuh, serta cadangan energi.


e.

Lingkaran Kepala, Lingkaran Dada, dan Lingkaran Perut


Lingkar kepala dipengaruhi oleh status gizi pada anak sampai usia 36

bulan.
Hasil pengukuran dipetakan pada grafik standar.
Interpretasi:

- Lingkaran kepala < sentil ke-5 atau < -2SB menunjukkan adanya
mikrosefali dan kemungkinan malnutrisi kronik pada masa intrauterin
atau masa bayi/anak dini.
- Lingkaran kepala > sentil ke-95 atau > +2SB menunjukkan adanya
makrosefali.
Lingkaran dada diperiksa pada bayi baru lahir serta setiap kunjungan

sampai usia 2 tahun. Pada bayi baru lahir lingkaran dada 2 cm lebih
kecil dari lingkaran kepala, kemudian berangsur sama atau sedikit lebih
besar dari lingkaran kepala setelah usia 2 tahun.
Lingkaran perut diukur bila terdapat ascites untuk menilai

progresivitasnya.

KRITERIA
Gizi buruk

WHO
BB/TB <-3 SD

LLA/U

TLK

<70%

Gizi kurangstatus
BB/TB
<-2 SD
70-89%
Penentuan
gizi berdasarkan
antropometrik
menurut kriteria
WHO
Gizi normal

BB/TB -2 SD s/d +1 SD

Risiko gizi
lebih

BB/TB atau BMI >+1 SD

Gizi lebih

BB/TB atau BMI >+2 SD s/d +3


110-120%
SD

Obesitas

BB/TB atau BMI >+3 SD

90-109%

>120%

>P85

Вам также может понравиться