Вы находитесь на странице: 1из 28

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN

DENGAN GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULAR


SEHUBUNGAN DENGAN ADANYA ANEMIA

DI AJUKAN UNTUK
MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
MEDIKAL BEDAH II

DI SUSUN OLEH :
H. HERIYANTI SRI YOSEPA
IDA NASRUL FAHMI
LILIS SURYATI
RENI NURAENI
RULII
SAEPUL RAHMAN

TAHUN AKADEMIK
2002 / 2003

Kata pengantar

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT serta sallawat dan
salam semoga dilimpahkan kepada junjunan Nabi besar Muhamad SAW
serta keluarganya karena berkat Rahmat dan inayahnya akhirnya kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Dengan adanya makalah ini kami berharap agar dapat menerapkan
ilmu kesehatan ini umumnya untuk semua yang terlibat dibidang
kesehatan.
Penyusun mengucapkan terima kasih kepada pengajar / dosen mata
kuliah keperawatan medikal bedah II yang telah membimbing kami. Serta
kami tunggu untuk saran dan kritik yang membangun agar pembuatan
makalah selanjutnya agar lebih baik dari sebelumnya.

Sukabumi, 26 september 2002

Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
1.2
Pembatasan masalah
1.3
Tujuan
1.4
Ruang lingkup
BAB II ISI
2.1
Pengertian
2.2
Etiologi
2.3
klasifikasi
2.4
Patofisiologi
2.5
Dampak
terhadap
sistem tubuh
2.6
Tanda dan gejala
2.7
Prosedur diagnostik

1
2

Rencana Asuhan Keperawatan


BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
Daftar Pustaka

..

3
3
4
4

5
5
6
14

.. 14
.. 17
18

20

26
26
27

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar belakang masalah


Mengingat penyakit anemia ini adalah penyakit yang lazim diderita
oleh masyarakat kebanyakan maka perawat harus mengetahui
bagaimana

penyakit

ini,

klasifikasi

dan

bagaimana

asuhan

keperawatan pada anemia ini agar dapat dijadikan sebagai bahan


teoritis sebelum terjun kemasyarakat.

1.2

Pembatasan masalah
Dalam pembuatan makalah ini kami membatasi masalah yang akan
kami bahasan anemia yang meliputi pengertian, etiologi dan resiko,
klasifikasi, patofisiologi dampak terhadap sistem lain, tanda dan
dan gejala spesifik, prosedur diagnostik, manajemen medis,
komplikasi, dan konsep asuhan keperawatan.

1.3

Tujuan
Makalah ini kami buat berdasarkan tujuan yang ingin kami capai :
-

Tujuan umum

Agar

mahasiswa

dapat

mengetahui

dan

memahami penyakit atau kelainan jantung yang diakibatkan oleh


anemia

serta

dapat

membekali

diri

dengan

ilmu

yang

berhubungan dengan penyakit angina pektoris.


-

Tujuan Khusus : Agar mahasiswa dapat menyebutkan batasan


penyakit anemia meliputi : pengertian, etiologi, klasifikasi,
patofisiologi, dampak terhadap sistem yang lain, tanda dan
gejala, prosedur diagnostik, manajemen medis serta membuat
rencana

asuhan

keperawatan

serta

menentukan

keperawatan, pengkajian sampai dengan perencanaan.


1.4

Ruang lingkup
Ruang lingkup pembuatan makalah ini meliputi
-

kata pengantar

Daftar Isi

Bab I Pendahuluan
Bab II isi
Bab III Asuhan keperawatan
Bab IV Kesimpulan dan Saran
-

Daftar Pustaka

asuhan

BAB II
ANEMIA
2.1

Pengertian
Anemia adalah keadaan kekurangan akan hemoglobin pembawa O2
( atau juga karena kekurangan sel darah

merah ) dalam setiap

volume darah yang beredar.


Dikatakan anemia apabila kadar HB pada pria lebih rendah dari 8,0
mmol / L dan pada wanita lebih rendah dari 7,0 mmol / L.

2.2

Etiologi
Anemia dapat disebabkan oleh :
1. kehilangan darah
pada kehilangan darah yang akut yang mula-mula menonjol adalah
berkurangnya volume darah yang berakibat pada peredarannya.
Misalnya shock dan timbulah pengenceran darah dan anemia.
Pada kehilangan darah kronis terjadi setalah sumsum tulang
tidak dapat lagi mengimbangi kehilangan itu.
2. Pembentukan yang terganggu
-

akibat dari defisiensi bahan pembangun yang penting, misalnya


besi, vit.12, asam folium, putih telur, vit.C.

akibat

penyakit

sumsum

tulang,

limfatik karsinoma metastasa.

anemia

aplastik,leukimia,

Akibat ganguan akibat keruasakan sumsum tulang misalnya oleh


sitostatika, khemoterapetika, dan simtomatis pada infeksi ,
uremia.

Akibat

gangguan

endokrin

misalnya

hipogonadisme,

hipopituitarisma, hipoandrenalisma.
3. Penghancuran yang meningkat
-

akibat kelainan sejal lahir baik dari membran eritrositer


susunan enzima maupun molekul globin

akibat gangguan yang merusak bagian sel misalnya badan-badan


anti kekebalanm, penyakit infeksi dan sebagainya.

2.3

Kasifikasi

Anemia defisiensi ialah anemia yang disebabkan oleh kekurangan


satu atau beberapa bahan yang diperlukan untuk pematangan
eritrosit.
Secara morfologis dan etiologi dapat dibedakan dalam 2 bentuk
1. Mikrositik hipokromik
Terjadi akibat kekurangan besi piridoksin atau tembaga
2. Makrosistik normokromik
Terjadi akibat kekurangan asam folat dan Vitamin B12
Selain kedua bentuk tersebut diatassering pula didapatkan
bentuk campuran yang disebabkan anemia dimorfik

Beberapa istilah
MCV = mean corpuscular Volume =

Nilai hematokrit x 10

Jumlah eritrosit ( juta / mm3 )


Normal 79 96 c
MCV 76 Mikrositik
MCV 96 Makrositik
MCHC = mean corpuscular Hemoglobin konsentration
MCHC = Nilai hemoglobin ( g % ) x 100
Nilai hematokrit
Normal 32 37 %
MCHC 32 % hipokromik
MCHC 37 % Hiperkromik

a.

berdasarkan sebab :
1.

Anemia defisiensi zat Besi


Disebabkan oleh kekurangan intake zat besi / tidak sesuai
pemakaian didalam sumsum tulang, terhalangnya pelepasan dalam
sel retikuloendotetial
a. etiologi
-

masukan kurang

absorpsi kurang

sintetis kurang

kebutuhan bertambah : infeksi, pertumbuhan yang cepat

pengeluaran

yang

bertambah

pengeluaran

karena

ankilostoma, amubiasis yang menahun


b.

Gejala

tampak lemas

lekas lelah

pucat

sakit kepala

iritable

c.

Pemeriksaan Labolatorium
Kadar Hb 10 gr %, MCV 79 c, MCHC 32 %, mikrositik,
hipokromik, poikilositosis, sel target.

d.

Pengobatan
Makanan yang adekuat, sulfas ferosus, 3 x 10 mg/kgbb/hari
selain itu pula dapat diberikan preparat besi parenteral
hanya

jika

pemberian

secara

peroral

tidak

berhasil.

Transfusi darah diberikan jika kadar Hb 5 % dan disertai


keadaan umum yang kurang baik, misalnya gagal jantung.
Antelmintik

diberikan

bila

ditemukan

cacing

penyebab

defisiensi besi diberikan 3 kapsul dalam selang waktu 1 jam.


Sebelumnya anak dipuasakan dan diberikan laksan setelah 1
jam kapsul ketiga dimakan, antibiotik diberikan jika terdapat
infeksi.

2.

Anemia defisiensi Asam Folat


Kekurangan

asam

Folat

akan

mengakibatkan

anemia

megaloblastik. Asam folat merupakan bahan esensial untuk


sintetis DNA dan RNA, yang penting sekali untuk metabolisme
inti sel. DNA diperlukan untuk mitosis sedangkan RNA untuk
pematangan sel. Jadi bila terdapat kekurangan Asam folat akan
banyak sekali sel yang antri untuk untuk memperoleh DNA agar
dapat membelah. Tampak eritropoesis meningkat sampai tiga
kali normal.
a. aktifitas asam folat yang menurun bisa diakibatkan
-

kekurangan masukan misalnya anemia megaloblastik pada bayi


yang umumnya disebabkan karena pemberian susu tanpa makanan
tambahan secukupnya.

Gangguan absorpsi misalnya pada steatore idiopatik, tropical


sprue, penyakit seliak dan beberapa penyakit gastrointestinal
lainnya.

Obat yang bersifat antagonistik terhadap asam folat misalnya


metrotreksat, 6-merkaptopurin, pirimetamin,derivat barbiturat
dan sebagainya.
b. Gambaran klinis
penderita tampak pucat, lekas letih berdebar-debar, lemah,
pusing, dan sukar tidur. Dari segi klinis tidak beda dengan
anemia defisiensi besi.

c. Pemeriksaan Labolatorium
MCV 96 c serta terdapat hipersegmentasi neutrofil.
Aktivitas asam folat dalam serum rendah, gambaran sumsum
tulang

memperlihatkan

eritripoetik

yang

megaloblastik,

granulpoetik dan trombopoetik menunjukan hipersegmentasi


dan sel raksasa.
e.

Pengobatan
Menghilangkan penyebabnya dan memberikan asam folat 3 x
5 mg/hari pada anak dan 3x2,5 mg/hari pada bayi.
Transfusi darah hanya diberikan bila keadaan umum anak
jelek.

3.

anemia dimorfik
suatu campuran anemia mikrositik hipokromik dan anemia
megaloblastik
a. Etiologi defisiensi besi dan asam folat
Menyerupai anemia defisiensi besi
b. pemeriksaan laboratorium
Terdapat kelainan campuran yaitu hipokromik makrositik atau
mikrositik monokromik, MCV,MCH dan MCHC mungkin normal.
c. pengobatan
diberikan

prefarat

besi

dan

asam

folat.

Dengan

pengobatan percobaan prefarat besi saja akan terjadi


kenaikan populasi eritrosityang normokromik dan makrositik,

10

sedangkan dengan pemberian asam folat saja akan menaikan


populasi eritrosit mikrositik dan hipokromik.
4. Anemia Hemolitik
Umur eritrosit menjadi lebih pendek ( normal umur eritrosit
100 120 hari ) penyakit ini dapat digolongkan menjadi 2
golongan besar, yaitu :
1. Golongan dengan penyebab bawaan kelainan bawaan
kongenital
Kelainan ini umumnya disebabkan oleh karena adanya
gangguan metabolisme dalam eritrosit itu sendiri keadaan
ini dapat dibagi menjadi tiga golongan yaitu :
a. gangguan pada struktur dinding eritrosit
-

sferositosis kelainan kongenital yang dominan dan


kronis ini lebih sering ditemukan pada orang eropa
barat,

dengan

kriteria

umur

eritrosit

pendek,

bentuknya kecil dan resistensinya terhadap Nacl


hipotonis di duga oleh kelainan membran eritrosit
-

Ovalositosis 50-90 % dari eritrosit berbentuik oval

A-beta lipoproteinemia terdapat kelainan bentuk


eritrosit yang menyebabkan umur eritrosit itu menjadi
pendek. Diduga kelainan bentuk eritrosit tersebut
disebabkan

oleh

dingding sel.

11

kelainan

komposisi

lemak

pada

Gangguan pembentukan nukleotida


Kelainan ini dapat menyebabkan dingding eritrosit
mudh pecah misalnya padapanmielopatiia tipe fanconi.

b. gangguan

enzim

yang

mengakibatkan

kelainan

metabolismme dalam eritrosit


- Defisiensi Glucosa 6 posfat di temukan pada semua
bangsa didunia akibat kekurangan ini maka (GSSG )
tidak

dapat

direduksi

glutation

dalam

keadaan

tereduksi diduga penting untuk melindungi eritrosit


dari setiap oksidasi, terutama obat-obatan.
c. hemoglobinopati

5.

Talasemia
Meerupakan anemia hemolitik herediter yang diturunkan dari
kedua orang tua kepada anak-anaknya secara resesif.
Secara molekuler talasemia dibedakan atas :
1.

Talasemia A ( gangguan pembentukan rantai A )

2.

Talasemia B ( gangguan pembentukan rantai B )

3. Talasemia _B ( gangguan pembentukan rantai B dan G yang


terletak gennya diduga berdekatan.
4. Talasemia_G ( gangguan pembentukan rantai G )

12

Secara klinis talasemia dibagi dalam 2 golonga besar

6.

1.

talasemia mayor ( bentuk homozigot )

2.

Talasemia minor memberikan gejala klinis

Anemia Aplastika
Disebabkan oleh penurunan depresi dan ketidakkuatiran sumsum
tulang sehingga menyebabkan produksi sel darah putih dan sel
darah merah tidak adequat dapat juga disebabkan oleh obatobatan dan bahan kimia.

7.

Anemia pernisiosa
Disebabkan tidak adanya faktor dalam darah untuk perbaikan
vitamin B12 dalam pembentukan sel darah merah.

8.

Anemia Hemolitika
Penyakit hemolitik pada bayi baru lahir ( erytroblastis focalis )
merupakan bentuk anemia hemolitik karena ketidaksesuaian
antara darah fetal dan darah itu.

9.

anemia karena kehilangan darah

13

2.4

Patofisiologi
Anemia terdapat apabila produksi sel darah merah sumsum tulang
terganggu / apabila sel darah merah yang terbentuk rusak/ hilang
beberapa kondisi yang dapat mempengaruhi pembentukan erytrosit
antara lain :
-

invasi sel tumor

terkena racun dari obat-obatan / bahan kimia

Malnutrisi bagi pembentukan sel darah merah seperti zat besi


asam folik, B2

Sel darah merah dapat juga dirusak oleh sel fagosit dalam sistem
retikuloendotel terutama hati dan lien
Bilirubin yang merupakan hasil pemecahan sel darah merah akan
memasuki

aliran

darah

dan

akan

dieksresikan

pada

kulit

menyebabkan warna kuning anemia yang disebabkan oleh kehilangan


darah bersifat sangat cepat. Kehilangan sel darah merah akibat
pendarahan merupakan faktor yang menyebabkan anemia.

2.5

Dampak terhadap berbagai sistem tubuh


1. system kardiovaskuler
-

Jantung berdetak keras

Pernafasan pendek pada tegangan

Takikardia

Peningkatan volume detakan

14

Karena otot jantung menerima sedikit oksigen maka terjadi


degenerasi serabut otot, dilatasi dan dekompensasi

2. System pencernaan
-

keluhan pada waktu menelan, kadang-kadang terjadi pelipatan


selaput lendir pada peralihan hipofarink ke esofagus

lambung sering terjadi gastritis kronis yang spesifik

anoreksia

3. system pernapasan
-

karena meningkatnya volume detakan jantung maka waktu


sirkulasinya pendek sehingga pernafasan pendek

gangguan pada selaput lendir saluran pernafasan

4. System Integumen
-

kulit dan selaput lendir ( kuku, telapak tangan ) pucat

kulit terasa dingin

kulit berkeringat dingin

pada anemia kekurangan zat bersi, rambut suram, lidah licin


dan terasa sakit, stomatitis, luka di ujung mulut.

Kulit kuning pucat bening

5. System Musculoskeletal
-

degenerasi sel otot, sehingga cepat lelah

kemampuan kontraksi otot berkurang

15

6. system reproduksi
-

kehilangan libido

gangguan menstruasi

7. system neurologik
-

kepala terasa ringan, sakit kepala

ketidak tenangan emosi

ganguan konsentrasi

pada anemia kekurangan B12 terjadi penyimpangan kejiwaan (


neurologik ) penyimpangan ini sering dijumpai dalam sel urat
syaraf dengan cabang panjang.

8. System Urinaria
-

pada anemia kekurangan vit B12, dalam urine. Kadar urobilin


mengikat dan tidak ada vit B12 dalam urine.

9. Telinga telinga berdengung


10. Mata
-

terdapat bercak hitam pada mata

palpebra dan konjungitva pucat berwarna agak kuning

16

2.6

Tanda dan Gejala


Keluhan mengenai anemia terganggu atas kecepatan terjadinya
anemia :
1. dari sudut CZS sebagai akibat hipoksemia otak :
-

sakit kepala

kepala terasa ringan pusing

telinga berdenging

terasa mau pingsan dan ketidaktenangan emosi

gangguan konsentrasi

2. Dari sudut sirkulasi ( peredaran )


Penyesuaian kekurangan o2 timbul kareana meningkatnya HMV
( hartminuten volume = Volume detakan jantung ) sehingga :
-

jantung berdetak keras

pernafasan pendek pada tegangan

pembengkakan ( udem ) nikturia

angina pektoris ( apabila saluran koroner jelek )

3. gejala umum
-

lelah berkeringat terasa dingin

anoreksia

rambut rontok

kehilangan libido dan gangguan menstruasi

gejala yang khusus untuk sebab-sebab anemia

17

4. Dari penelitian akan diperoleh gejala sebagai berikut

2.7

kulit dan selaput lendir ( kuku, telapak tangan pucat )

frekuensi pergelangan cepat

souffle sistol dini diatas titik jantung dan aorta

kulit berkeringat dingin

anak limfa sedikit membesar.

Prosedur diagnostik
-

dikatakan anemia, apabila kadar Hb pada pria lebih rendah dari


8,0 mmol/l dan pada wanita lebih rendah dari 7.0 mmol/.

a.

Pada anemia defisiensi zat besi


-

Hipokram, gambaran darah mikrositer (MCV DAN MCHV


menhadi rendah).

Leukopeni ringan

Serum besi darah rendah, kapasitas besi tinggi

Kadar protoforfirin dalam eritrosit tinggi

Kadar feritin dalam plasma rendah

b.

Pada anemia defisiensi vutamin B12


-

MCV membesar, MCHC nomal

Leukosit berkurang & trombosit berkurang

Sumsum tulang : Megaloblaster

Serum : LDH meningkat


Bilirubin meningkat

18

Kadar vitamin B12 rendah


-

Dalam urin : kadar urobilin meningkat

Kadar asam forum rendah

c.

Pada anemia hemolitik


-

Sferosit dari dalam perifer

Peningkatan kerapuhan osmotik

Semua tanda sesuai dengan anemia

d.

Pada anemia aplastika


-

Anemia normakroma (MCHC = 20-24 mmol/l)

Leukopenia

Dalam darah perifer tidak terdapat sel-sel muda

Trobositopenia

Kadar fosfatas alkali dari serum rendah

Dalam biopt sumsum tulang terdapat sumsum tulang yang


kekurangan sel sumsum tulang dengan sel-sel lemak yang
besar.

19

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN


SISTEM KARDIOVASKULER AKIBAT
ANEMIA

A.

Pengkajian
I. Data biografi
-

Usia

Suku bangsa

Pekerjaan

II. Keluhan utama


III, Riwayat keshatan
-

Sekarang

Masa lalu

Keluarga

IV. Riwayat psikososial


V. Riwatyat biologis
VI. Pemeriksaan fisik

20

ASKEP PADA ANEMIA


No

Diagnosa Keperawatan

Perencanaan
Tujuan

1.

Perpusi jaringan berhubungan


denganpenurunan
komponen
seluler yang diperlukan untuk
pengiriman O2 / nutrien yang
ditandai dengan :
- Palpitasi, angona
- Kulit pucat membran
mukosa kering
- Ekstremitas dingin
- Mual, muntah, distensi
abdomen
- Perubahan
tekanan
darah,
pengisian
kapiler ambat

Intervensi

Tujuan umum :
Perfusi jaringan tidak terjadi
dalam waktu 1X24 jam

Tujuan khusus :
Menunjukan perfusi adekuat,
misal :
Tanda vital stabil, membran
mukosa
merah
muda,
pengisian kapiler baik.

21

Rasional

Awasi tanda vital, kaji


pengisian kapiler,
warna
kulit, dasar kuku
Tinggikan kepala tempat
tidur

Awasi upaya pernafasan


1 askultasi bunyi nafas
perhatikan bunyi adventisius
Catat
keluhan
rasa
dingin, pertahankan suhu
lingkungan hangat sesuai
indikasi

Kolaborasi
tambahan O2

berikan

Kaji kemampuan pasien

Memberikan
informasi
tentang
keadekuatan
perfusi
jaringan
Memaksimalkan
ekspansi
paru
&
memaksimalkan
oksigenasi u/kebutuhan
seluler
Dispneu,
gemericik gjk karena
regangan jantung lama /
peningktan kompensasi
curah jantung
Vasokontriksi
menurunkan sirkulasi
perifer
kenyamanan
pasien
akan
rassa
hangat harus seimbang
dengan kebutujan u/
menghindari
panas
berlebihan sbg pencetus
vasodilatasi
Memaksimalkan
transdper O2 kejaringan
Mempengaruhi

2.

Intoleransi
aktivitas
berhubungan dengan ketidak
seimbangan suplai & kebutuhan
O2 , yang ditandai dengan :
- Kelemahan & kelelahan
- Mengeluh
penurunan
toleransi aktivitas
- Lebih
banyak
memerlukan istirahat
- Palpitasi,
takikardia,
piningkatan TD/respon
pernafasan
dengan
kerja ringan

Tujuan umum :
Intoleransi aktivitas dapat
teratasi pada waktu 1X24 jam
Tujuan khusus :
Menunjukan penurunan tanda
fisiologis intoleransi, Mis :
nadi, pernafasan dan TD
masih dalam batas normal

3.

Mal
nutrisi
berhubungan
dengan
kegagalan
untuk
mencerna / ketidak mampuan
mencerna makanan / absorpsi
nutrien yang ditandai dengan :
Penurunan berat badan
dibawah normal u/ usia,
tinggi & bangun badan.
Perubahan gusi, membran
-

Tujuan umum :
Malnutrisi dapat dicegah pada
waktu 1x24 jam.
Tujuan khusus :
Menunjukan
peningkatan
berat
badan
Tidak
mengalami
-

22

untuk menlakukan tugas


catat laporan kelelahan,
keletihan, dan kesulitan
dalam memnyelesaikan tugas
Awasi TD, nadi dan
pernafasan
selama
dan
setelah aktivitas, catat respon
terhadap aktivitas.
Ubah
posisi
pasien
dengan perlahan & panyau
terhadap pusing

Prioritaskan askep pada


peningkatan istirahat, pilih
periode istirahat dan periode
aktivitas
Rencanakan kemajuan
aktivitas dgn pasien termasuk
aktivitas yang dianggap
pasien perlu, tingkatkan
aktivitas
sesuai
tingkat
toleransi
Gunakan
teknik
penghematan energi, mis :
mandi dengan duduk

Ajurkan
pasien
u/
menghentikan aktivitas billa
palpitasi nyeri dada, nafas

pilihan intervensi

Manifestasi
cardiopulmonal
dari
upaya jantung dan paru
untuk membawa O2
adekuat ke jaringzn
Hipotensi postural
& hipoksia serebral
dapat
menyebabkan
pusing, berdenyut dan
peningkatan
resiko
cedera
Mempertahankan
tingkt
energi
dan
regangan pada sys
jantung & pernafasan
Meningkatkan
secara berthap tingkat
Aktivitassampai normal
& memperbaiki tonus
otot / stamina tanpa
kelemahan
Mendorong
pasien
untuk
melakukan banyak dgn
membatasi
penyimpanan energi &
mencegah kelemahan
Regangan / stres
kardiopulmonal

mukosa mulut.
Penurunan toleransi,
aktivitas, kelemahan
kehilangan tonus otot.

malnutrisi

pendek & pusing terjadi

4.

Resiko tinggi terhadap kerusakan


integritas kulit

Tujuan umum :
Kerusakan integritas kulit
tidak terjadi dalam waktu
1X24 jam
Tujuan khusus :
Dapat
mengide3ntifikasi
faktor resiko / perilaku
ndividu untuk menncegah
cedera dermal

5.

berlebihandapat
menimbulkan
dekompensasi

u/
&

Kurang pengetahuan ttg kondisi


prognosis & kebutuhan pengobatan
sehubungan
dengan
salah
interpretasi & tidak mengenal
sumber iinformasi yang ditandai
dengan :
Petanyaan
meminta
informasi
Pernyataan salah konsepsi
Tidak akurat mengikuti
intruksi
Terjadi komplikasi yang
dapat dicegah

Tujuan umum :
Kurang pengetahuan dapat
diatasi selama 1X24 jam
Tujuan khusus :
- Penyatakan
pemahaman proses
penyakit,
prosedur
diagnostik
dan
rencana pengobatan
- Mengidentifikasi
faktor poenyebab.
- Perubahan pola tidur

23

Kaji riwayat nutrisi,


termassuk makanan yang
disukai
Observasi
&
catat
masukan makanan pasien
Timbang berat badan
tiap hari

Berikan makanan sedikit


frekwensi sering / makanan
diantara waktu makan.

Obsrvasi
&
catat
kejadian mual / muntah,
platus & gejala lain yang
berhubungan

Kolaborasi pada ahli gizi

Berikan suplemen nutrisi

Kaji inteegritas kulit,


catat perubahan pada turgor,
ggn warna, eritema

Mengidentifikasi
defisiensi
Mengawasi
masukan kalori
Mengawasi
penurunan berat badan
Makan
sedikit
dapat
menurunkan
kelemahan
&
meningkatkan
pemasukan
juga
mencegah
distensi
gaster
Gejala IG dapat
menunjukan
efek
anemia pada organ
Membantu dalam
membuat rencana diet
untuk
memenuhi
kebutuhan individual
Meningkatkan
masukan protein &
kalori
Kondisi
kulit
dipengaruhi
oleh
sirkulasi, nutrisi &
imobilisasi.
Jaringan

Ubah
posisi
secara
periodik & pijat permukaan
tukng pasien bila pasien tidak
bergerak
Bantu u/ latihan rentang
gerak aktif dan pasif

Berikan
informasi
tentang
anemia spesifik
diskusikan bahwa terapi
tergantung dari tipe &
beratnya anemia.

Tinjau
tujuan
&
persiapan u/ emeriksaan
diagnostik

Dorong u/ menghentikan
merokok
-

24

Peringatkan
tentang
kemungkinan reaksi sistemik
& pentingnya melaporkan
gejala

dapat menjadi rapuh &


cenderung u/ infeksi
Meningkatkan
sirkulasi kesemua area
kulit,
membatasi
iskemia jaringan
Meningkatkan
sirkulasi jaringan

Memberikan
dasar
pengetahuan
sehingga pasien dapat
membuat pilihan yang
tepat
menurunkan
ansietas
dan
meningkatkan
kerja
sama dalam terapi
Ansietas tentang
ketidaktahuan
,
meningkatkan tingkat
stres
yang
meningkatkan
beban
jantung
Menurunkan
ketersediaan O2 &
menyebabkan
vasokontriksi
Kemungkinan
efek terapi memerlukan
evaluasi ulang untuk
pilihan & dosisi obat.
Penurunan
produksi
leukosit,

25

Diskusikan peningkatan
kerentanan
thp
infeksi,
tanda/gejala,
yang
memerlukan
intervensi
medis. Mis : demam, sakit
tenggorok,
eitema,
urin
berkabut
ataupun
rasa
terbakar saat defekasi.

potensial
infeksi.

u/

terjadi

BAB III
PENUTUP
3.1

Kesimpulan
Anemia adalah keadaan kekurangan akan hemoglobin pembawa O2
( atau juga karena kekurangan sel darah

merah ) dalam setiap

volume darah yang beredar.


Dikatakan anemia apabila kadar HB pada pria lebih rendah dari 8,0
mmol / L dan pada wanita lebih rendah dari 7,0 mmol / L.
a. berdasarkan sebab :
Anemia defisiensi zat Besi
Anemia Aplastika
Anemia pernisiosa
Anemia Hemolitika
anemia karena kehilangan darah

3.2

Saran
Semoga

Bapak

Ibu

dosen

bersedia

untuk

memperbaiki,

meluruskan hal-hal yang dirasa rancu dalam pembuatan makalah ini.


Diharapkan agar makalah ini dapat dijadikan salah satu sumber
pengetahuan dan agar mahasiswa dapat membandingkannya dengan
berbagai sumber lain diharapkan dapat saling melengkapi masingmasing kekurangannya.

26

Daftar pustaka

Ilmu penyakit darah


Patofisiologi
Ilmu keperawatan anak
Asuhan keperawatan doenges

27

Вам также может понравиться