Вы находитесь на странице: 1из 21

Osteomielitis

Kelompok B6:
Enrico Esbianto syahputra

102011216

Anamnesis
Sebelum melangkah lebih lanjut sebaiknya dilakukan anamnesis pada pasien. Adapun

beberapa hal yang ditanyakan oleh dokter kepada pasiennya yaitu:1

Identitas: nama, jenis kelamin, usia, alamat, agama, status perkawinan, pendidikan,
dan pekerjaan. Pada umumnya, keluhan utama pada kasus osteomielitis adalah nyeri
hebat. Untuk memperoleh pengkajian yang lengkap tentang nyeri klien, dokter dapat

menanyakan beberapa hal.


Hal yang menjadi factor presipitasi nyeri adalah proses supurasi pada bagian tulang.
Trauma, hermatoma akibat trauma pada daerah metafisis, merupakan salah satu factor

predis posisi terjadinya osteomielitis hematogen akut.


Rasa nyeri yang dirasakan atau digambarkan bersifat menusuk.
Nyeri dapat reda dengan imobilisasi atau istirahat, nyeri tidak menjalar atau

menyebar.
Nyeri yang dirasakan pasien secara subjek antara 2-3 pada rentang skala pengukuran

0-4.
Berapa lama nyeri berlangsung, kapan, apakah bertambah bentuk pada malam hari

atau siang hari.


Riwayat penyakit sekarang. Kaji adanya riwayat trauma faktur terbuka (kerusakan
pembuluh darah, edema, hematoma, dan hubungan fraktur dengan dunia luar sehingga
pada fraktur terbuka umumnya terjadi infeksi), riwayat operasi tulang dengan
pemasangan fiksasi internal dan fiksasi eksternal (invasi bakteri disebabkan oleh
lingkungan bedah) dan pada osteomielitis kronis penting ditanyakan apakah pernah
mengalami osteomielitis akut yang tidak diberi perawatan adekuat sehingga

memungkinkan terjadinya proses supurasi di tulang.


Riwayat penyakit dahulu. Ada riwayat infeksi tulang, biasanya pada daerah vertebra
torako-lumbal yang terjadi akibat torakosentesis atau prosedur urologis. Dapat
1

ditemukan adanya riwayat diabetes mellitus, malnutrisi, adiksi obat-obatan,

pengobatan dengan imunosupresif.


Riwayat psikososial spiritual. Pada kasus osteomielitis akan timbul ketakutan terjadi
kecacatan dan pasein harus menjalani penatalaksanaan kesehatan untuk membantu
penyembuhan tulang. Selain itu, pengkajian juga meliputi kebiasaan hidup pasien
seperti penggunaan obat steroid yang dapat mengganggu mtabolisme kalsium,
konsumsi alcohol yang dapat mengganggu keseimbangan, dan apakah pasien
melakukan olahraga. Dampak yang timbul pada pasien ostiomielitis yaitu timbul
ketakutan akan kecacatan akibat prognosis penyakitnya, rasa cemas, rasa tidak
mampu melaksanakan aktifitas secara optimal, dan pandangan terhadap dirinya yang
salah (gangguan citra diri).

Pemeriksaaan Fisik
Pemeriksaan fisik dibagi menjadi dua yaitu pemeriksaan umum untuk mendapatkan

gambaran umum dan pemeriksaan setempat (lokal). Keadaan umum meliputi:2

Tingkat kesadaran (apatis, sopor, koma, gelisah, kompos mentis yang

bergantung pada keadaan pasien).


Kesakitan atau keadaan penyakit (akut, kronis, ringan, sedang, dan pada kasus

osteomielitis biasanya akut).


Tanda-tanda vital tidak normal terutama pada osteomielitis dengan komplikasi
septikimia.
a. B1 (Breathing). Pada inspeksi, didapat bahwa klien osteomielitis tidak
mengalami kelainan pernapasan. Pada palpasi toraks, ditemukan taktil
fremitus seimbang kanan dan kiri. Pada auskultasi, tidak didapat suara
napas tambahan.
b. B2 (Blood). Pada inspeksi, tidak tampak iktus jantung. Palpasi
menunjukan nadi meningkat, iktus tidak teraba. Pada auskultasi,
didapatkan S1 dan S2 tunggal, tidak ada mundur.
c. B3 (Brain). Tingkat kesadaran biasanya kompos mentis.
d. Pemeriksaan reflex : Biasanya tidak terdapat reflex patologis.
e. B4 (Bladder). Pengkajian keadaan urine meliputi warna, jumlah,
karakteristik dan berat jenis. Biasanya pasien osteomielitis tidak
mengalami kelainan pada sistem ini.
f. B5 (Bowel). Inspeksi abdomen: bentuk datar, simetris, tidak ada hernia.
Palpasi: turgor baik, hepar tidak teraba. Perkusi: suara timpani, ada

pantulan gelombang cairan. Auskultasi: peristaltik usus normal (20


kali/menit).
g. B6 (Bone). Adanya oteomielitis kronis dengan proses supurasi di tulang
dan osteomielitis yang menginfeksi sendi akan mengganggu fungsi
motorik pasien. Kerusakan integritas jaringan pada kulit karena adanya
luka disertai dengan pengeluaran pus atau cairan bening berbau khas.
h. Look. Secara umum, pasien osteomielitis kronis menunjukkan adanya
luka khas yang disertai dengan pengeluaran pus atau cairan bening yang
berasal dari tulang yang mengalami infeksi dan proses supurasi.
Manifestasi klinis osteomielitis akibat fraktur terbuka biasanya berupa
demam, nyeri, pembengkakan pada daerah fraktur, dan sekresi pus pada
luka.
i. Move. Pemeriksaan ini menentukan apakah ada gangguan gerak
(Mobilitas) atau tidak. Pergerakan yang dilihat adalah gerakan aktif dan
pasif. Pemeriksaan yang didapat adalah adanya gangguan/keterbatasan
gerak sendi pada osteomielitis akut.
j. Pola tidur dan istirahat. Semua klien osteomielitis merasakan nyeri
sehingga dapat mengganggu pola dan kebutuhan tidur. Pengkajian yang
dilakukan adalah lama tidur, suasana, kebiasaan, dan kesulitan serta
penggunaan obat tidur.

Pemeriksaan Penunjang

Radiografi
Dalam osteomielitis pada ekstremitas, foto radiografi polos dan scintigrafi
tulang adalah alat pemeriksaan utama. Bukti radiograf dari osteomielitis tidak akan
muncul sampai kira-kira dua minggu setelah onset dari infeksi.3,4
Kuman biasanya bersarang dalam spongiosa metafisis dan membentuk
pus sehingga timbul abses. Pus menjalar ke arah diafisis dan korteks, mengangkat
periost dan kadang-kadang menembusnya. Pus meluas di daerah periost dan pada
tempat-tempat tertentu membentuk fokus skunder. Nekrosis tulang yang timbul dapat
luas dan terbentuk sekuester. Periost yang terangkat oleh pus kemudian akan
membentuk tulang di bawahnya, yang dikenal sebagai reaksi periosteal. Juga di dalam
tulang itu sendiri dibentuk tulang baru, baik pada trabekula dan korteks, sehingga
tulang terlihat lebih opak dan dikenal sebagai sklerosis. Tulang yang dibentuk di
3

bawah periost ini membentuk bungkus bagi tulang yang lama dan disebut
involukrum. Involukrum ini pada berbagai tempat terdapat lubang tempat pus keluar,
yang disebut kloaka.4
Seringkali reaksi periosteal yang terlihat lebih dahulu, baru kemudian terlihat
daerah-daerah yang berdensitas lebih rendah pada tulang yang menunjukkan adanya
dekstruksi tulang, dan disebut rarefikasi.4
Pada osteomielitis kronik tulang akan menjadi tebal dan sklerotik
dengan gambaran hilangnya batas antara korteks dan medula. Dalam tulang yang
terinfeksi akan terdapat sekuestra dan area destruksi. Kadang-kadang suatu
abses,

dikenal

dengan brodies abscess akan terlihat sebagai daerah lusen yang

dikelilingi area sklerotik.4,5

Gambar 1

Scintigrafi tulang
Untuk pencitraan nuclir, Technetium Tc-99m metilen difosfonat adalah agen
pilihan utama. Sensitivitas pemeriksaan ini terbatas pada minggu pertama dan sama
sekali tidak spesifik.3

MRI (Magnetic resonance imaging)


Magnetic resonance imaging (MRI) sangat membantu dalam mendeteksi
osteomielitis. MRI lebih unggul jika dibandingkan dengan radiografi, CT scan dan
scintigrafi

tulang

MRI

memiliki

sensitifitas

90-100% dalam mendeteksi

osteomielitis. MRI juga memberikan gambaran resolusi ruang anatomi dari perluasan
infeksi.5

Gambar 2
4

Ultrasonografi dan CT (computed tomographic) scan


Pemeriksaan ultrasonografi dan CT (computed tomographic) scan dapat
membantu menegakkan diagnosa osteomielitis. USG dapat menunjukkan perubahan
sedini mungkin 1-2 hari setelah timbulnya gejala. USG dapat menunjukkan
ketidakabnormalan termasuk abses jaringan lunak atau penumpukan cairan (seperti
abses) dan elevasi periosteal.5 USG

juga

dapat

digunakan

untuk

menuntun

dalam melakukan aspirasi. Tapi, USG tidak digunakan untuk mengevaluasi cortex
tulang.
CT scan dapat menggambarkan kalsifikasi abnormal, osifikasi dan
ketidaknormalan intrakortikal. CT scan mungkin dapat membantu dalam
mengevaluasi lesi pada tulang vetebra. CT scan juga lebih unggul dalam area dengan
anatomi yang kompleks, contohnya pelvis, sternum, dan calcaneus.5

Gambar 3

Manifestasi klinis
Jika infeksi dibawa oleh darah, biasanya awitan mendadak, sering terjadi dengan

manifetasi klinis septikema (misalnya : menggigil, demam tinggi, tachycardia dan malaise
umum). Gejala sistemik pada awalnya dapat menutupi gejala local secara lengkap. Setelah
infeksi menyebar dari rongga sumsum ke korteks tulang, akan mengenai posterium, dan
jaringan lunak, dengan bagian yang terinfeksi menjadi nyeri, bengkak, dan sangat nyeri
tekan.6
Pasien menggambarkan nyeri

konstan

berdenyut

yang

semakin

memberat

dengan gerakan dan berhubungan dengan tekanan pus yang terkumpul. Bila osteomielitis
terjadi akibat penyebaran dari infeksi di sekitarnya atau kontaminasi langsung, tidak akan
ada gejala septikemia. Daerah terinfeksi membengkak, hangat, nyeri, dan nyeri tekan.6

Pada pasein dengan osteomielitis kronik ditandai dengan pus yang selalu mengalir
keluar dari sinus atau mengalami periode berulang nyeri, inflamasi, pembengkakan dan
pengeluaran pus. Infeksi derajat rendah terjadi pada jaringan parut akibat kurangnya asupan
darah.6

Working Diagnosis
Gambaran klinis osteomielitis akut sedikit berbeda dengan osteomielitis kronis. Pada

osteomielitis akut, gejala-gejala yang dapat dijumpai antara lain: 5,7,8

Demam tinggi (pada neonatus hanya 50%)

Iritabilitas

Kelemahan

Malaise

Pseudoparalisis (pada neonatus)

Nyeri pada daerah yang terkena

Edema lokal dan eritema pada daerah yang terkena

Gangguan pergerakan
Pada osteomielitis kronis, gejala-gejala yang dapat dijumpai antara lain:8

Ulkus yang tak sembuh-sembuh, disertai pus

Kelemahan kronis

Malaise

Nyeri dan sulit menggerakkan daerah yang terkena

Demam pada beberapa kasus

Berbagai gejala klinis di atas perlu ditanyakan dalam anamnesis. Selain itu, dari
pemeriksaan fisik mungkin didapatkan tanda-tanda sebagai berikut:8

Demam

Edema

Hangat pada tungkai yang terlibat

Nyeri tekan

Fluktuasi

Luas gerak sendi berkurang

Fistula dengan pengaliran pus


6

Dari pemeriksaan laboratorium, didapatkan: 5,8


1. Pemeriksaan darah rutin:

leukosit meningkat, menandakan adanya infeksi, tetapi mungkin pula nilai


leukosit tetap normal

shift to the left

C-reactive protein umumnya meningkat, tetapi hasil ini tidak spesifik

LED 90% mengalami peningkatan, tetapi hasil ini juga tidak spesifik

2. Kultur:

kultur darah untuk menentukan jenis bakteri positif pada 50% penderita
osteomielitis hematogen, kemudian diikuti dengan uji sensitivitas

kultur/aspirasi dari lokasi infeksi (pada 25% kasus normal)

Dari pemeriksaan radiologis, didapatkan:5


1. Pemeriksaan foto polos dalam sepuluh hari pertama biasanya tidak ditemukan
kelainan radiologis yang berarti dan mungkin hanya ditemukan pembengkakan
jaringan lunak. Gambaran destruksi tulang dapat terlihat setelah lewat sepuluh
hari (2 minggu) berupa proses osteolitik dan osteosklerotik, reaksi periosteal,
pembentukan sekuester dan involukrum, disertai pembengkakan jaringan lunak.
2. Pemeriksaan radioisotop dengan 99mtechnetium akan memperlihatkan adanya
penangkapan isotop pada daerah lesi.
3. Pemeriksaan ultrasonografi memperlihatkan adanya efusi pada daerah sendi.
Kriteria diagnosis yang umum digunakan di Indonesia ialah:5,8
1. Didapatkan pus pada aspirasi
2. Kultur darah atau tulang positif
3. Temuan pemeriksaan fisik klasik berupa nyeri tekan pada tulang dengan eritema
dan edema jaringan lunak
4. Hasil pencitraan positif
Diagnosis osteomielitis sudah dapat ditegakkan bila didapatkan positif 2 dari 4
kriteria di atas.

Differential Diagnosis
7

Soft Tissue Infection


Infeksi bakteri pada kulit dapat diklasifikasikan sebagai primer atau sekunder. Infeksi
bakteri primer biasanya disebabkan oleh satu spesies bakteri dan daerah melibatkan kulit
yang sehat pada umumnya (misalnya, impetigo, erisipelas). Infeksi sekunder, bagaimanapun,
mengembangkan di daerah-daerah yang sebelumnya rusak kulit dan sering polymicrobic.
Kondisi yang dapat mempengaruhi pasien untuk pengembangan infeksi jaringan lunak dan
kulit meliputi:9

Dengan konsentrasi tinggi bakteri

Kelembaban kulit yang berlebihan

Suplai darah yang tidak memadai

Ketersediaan nutrisi bakteri, dan

Kerusakan pada lapisan kornea memungkinkan untuk penetrasi bakteri.

Sebagian besar infeksi jaringan lunak dan kulit disebabkan oleh organisme gram
positif dan secara kurang umumnya,-negatif bakteri gram hadir pada permukaan kulit.
Staphylococcus aureus dan Streptococcus pyogenes account bagi mayoritas infeksi jaringan
lunak dan kulit.9
1. Erisipelas

Erisipelas adalah suatu infeksi pada lapisan dangkal kulit dan kulit limfatik.
Infeksi

ini hampir selalu disebabkan oleh -hemolityc streptokokus, dengan S.

pyogenes (Group A streptokokus) bertanggung jawab untuk sebagian besar infeksi.


Para ekstremitas bawah adalah situs yang paling umum untuk erisipelas. Pasien sering
mengalami seperti gejala flu (demam dan malaise) sebelum tampilan lesi. Daerah
yang terinfeksi itu menyakitkan, seringkali rasa sakit seperti terbakar. Erisipelas lesi
yang terang merah dan pembengkakan dengan limfatik melesat dan jelas batasbatasnya margin terangkat.9
2. Impetigo
Impetigo adalah infeksi kulit dangkal yang terlihat paling sering di anak-anak. Hal
ini sangat menular dan menyebar melalui kontak dekat. Kebanyakan kasus
disebabkan oleh S. pyogenes, namun S. aureus baik sendiri atau dalam kombinasi
dengan S. pyogenes telah muncul sebagai penyebab utama dari impetigo.9
3. Selulitis
8

Selulitis adalah proses penyebaran infeksi akut,yang awalnya mempengaruhi


epidermis dan dermis dan selanjutnya dapat menyebar dalam fasia dangkal. Proses ini
ditandai oleh peradangan, tetapi dengan sedikit atau tanpa nanah atau nekrosis
jaringan lunak. Selulitis paling sering disebabkan oleh S. pyogenes atau oleh
Staphylococcus aureus. Selulitis akut dengan flora aerobik-anaerobik dicampur
umumnya terjadi di diabetes, di mana kulit dekat situs traumatik atau sayatan bedah,
di situs dari insisi bedah pada perut atau perineum, atau ketika pertahanan tuan rumah
dikompromikan.9
Selulitis ditandai dengan eritema dan edema pada kulit. Lesi, yang mungkin
bisa bertambah luas, sangat menyakitkan dan nonelevated dan membentuk margin
yang buruk. Tender limfadenopati terkait dengan keterlibatan limfatik adalah umum.
Malaise, demam, dan menggigil juga sering hadir. Biasanya ada sejarah pendahuluan
luka dari trauma minor, maag, atau operasi. Sebuah Gram noda Pap diperoleh dengan
injeksi dan aspirasi dari 0,5 mL saline (menggunakan-gauge jarum kecil) ke tepi maju
dari eritematosa lesi dapat membantu dalam membuat diagnosis mikrobiologis, tetapi
sering menghasilkan hasil negatif. Darah budaya berguna sebagai bakteremia
mungkin ada dalam 30% dari kasus.9

Septic Arthritis
Septic arthritis adalah infeksi yang sangat menyakitkan pada sendi. Bakteri atau jamur

dapat menyebar dari daerah lain dalam tubuh ke dalam sendi. Kadang-kadang bakteri hanya
menginfeksi sendi saja tanpa mengganggu daerah tubuh lain.10
Pada septic arthritis, kuman menyusup ke dalam sendi dan menyebabkan nyeri yang
parah disertai pembengkakan. Biasanya kuman hanya menyerang satu sendi. Bakteri paling
sering menyerang lutut, meskipun sendi lain juga dapat terkena, termasuk pinggul,
pergelangan kaki, siku, pergelangan tangan, dan bahu.10
Anak-anak dan orang dewasa paling mungkin terserang septic arthritis. Jika diobati
dalam seminggu setelah gejala pertama muncul, kebanyakan penderitanya dapat benar-benar
pulih. Septic arthritis biasanya menyebabkan ketidaknyamanan dan kesulitan menggerakkan
sendi yang terkena. Tanda dan gejalanya antara lain:10
1. Demam
2. Nyeri parah pada sendi yang terkena, terutama ketika menggerakkan sendi
9

3. Pembengkakan sendi yang terkena


4. Hangat di daerah sendi yang terkena
Pada orang dewasa, septic arthritis paling sering menyerang sendi pada lengan dan
kaki, terutama lutut. Pada anak-anak, pinggul adalah sendi yang paling mungkin terkena.
Anak-anak dengan Septic arthritis pinggul sering memegang pinggulnya dalam posisi yang
sama dan mencoba menghindari perputaran sendi.10
Septic arthritis terjadi ketika ada infeksi di tempat lain di tubuh, kemudian menyebar
melalui aliran darah ke sendi. Luka tusuk, suntikan obat atau pembedahan yang dilakukan di
dekat sendi juga memungkinkan bakteri masuk ke dalam ruang sendi.10
Lapisan sendi (sinovium) memiliki sedikit perlindungan dari infeksi. Setelah
mencapai sinovium, bakteri masuk dengan mudah dan dapat mulai menghancurkan tulang
rawan. Peradangan, tekanan sendi meningkat, dan berkurangnya aliran darah dalam sendi
merupakan reaksi tubuh terhadap bakteri, dan itu semua berkontribusi pada kerusakan sendi.10
Sejumlah strain bakteri dapat menyebabkan septic arthritis. Jenis yang paling sering
menyebabkan septic arthritis adalah Staphylococcus aureus (Staph), bakteri yang biasa
ditemukan pada kulit dan dalam hidung. Virus juga dapat menyerang sendi (artritis virus),
meskipun biasanya gangguan ini sembuh sendiri dan meninggalkan sedikit kerusakan sendi.
Infeksi sendi juga dapat disebabkan oleh jamur (artritis jamur). Tipe arthritis lain yang bisa
menular adalah artritis reaktif yang menyebabkan nyeri sendi dalam menanggapi infeksi di
bagian lain tubuh meskipun sendi itu sendiri tidak terinfeksi.10

Tuberkulosis Tulang
Tuberkulosis sebagai suatu penyakit sistemik yang dapat menyerang berbagai organ

termasuk tulang dan sendi. Lesi pada tulang dan sendi hampir selalu disebabkan penyebaran
hematogen dari kompleks primer pada bagian tubuh lain. Biasanya tejadi 6 36 bulan setelah
infeksi primer, tetapi dapat saja timbul bertahun tahun kemudian. Faktor predisposisi
tuberkulosis adalah:11
1. Nutrisi dan sanitasi yang jelek
2. Ras: banyak ditemukan pada orang orang Asia, Meksiko, Indian dan Negro
10

3. Trauma pada tulang dapat merupakan lokus minoris


4. Umur: terutama ditemukan setelah umur satu tahu, paling sering pada umur 2 10
tahun
5. Penyakit sebelumnya, seperti morbili dan varisella dapat memprovokasi kuman
6. Masa pubertas dan kehamilan dapat mengaktifkan tuberkulosis

Patologi:11

Kompleks Primer
Lesi primer biasanya pada paru paru, faring atau usus dan kemudian melalui
saluran limfe menyebar ke limfonodulus regional dan disebut primer kompleks.

Penyebaran Sekunder
Bila daya tahan tubuh penderita menurun, maka terjadi penyebaran melalui
sirkulasi darah yang akan menghasilkan tuberkulosis milier dan meningitis. Keadaan
ini dapat terjadi setelah beberapa bulan atau beberapa tahun kemudian dan bakteri
dideposit pada jaringan ekstra pulmoner.

Lesi Tersier
Tulang dan sendi merupakan tempat lesi tersier dan sebanyak 5 % dari
tuberkulosis paru akan menyebar dan akan berakhir sebagai tuberkulosis sendi dan
tulang. Pada saat ini kasus kasus tuberkulosis paru masih tinggi dan kasus
tuberkulosis tulang dan sendi juga diperkirakan masih tinggi.

Predileksi:11

11

Tuberkulosis sendi dan tulang terutama mengenai daerah tulang belakang (50 70 %)
dan sisanya pada sendi sendi besar seperti panggul, lutut, pergelangan tangan, sendi bahu
dan daerah persendian kecil.

Tumor
Tumor tulang disebabkan oleh suatu persoalan dengan sel-sel yang membentuk

tulang. Lebih dari 2,000 orang-orang didiagnosis di Amerika setiap tahun dengan suatu tumor
tulang. Tumor-tumor tulang terjadi paling umum pada anak-anak dan remaja-remaja dan
lebih kurang umum pada orang-orang dewasa yang lebih tua. Tumor yang melibatkan tulang
pada dewasa-dewasa yang lebih tua adalah paling umum akibat dari penyebaran metastasis
dari tumor yang lain.12
Gejala dapat bervariasi berdasarkan jenis tumor tulang, tetapi rasa sakit (nyeri) adalah
gejala yang paling sering dialami. Tumor tulang yang paling sering terjadi adalah pada tulang
panjang dari tubuh (lengan dan kaki), jadi ini adalah tempat yang paling umum untuk nyeri.
Perlu diingat bahwa tidak semua tumor bersifat kanker tulang, ada beberapa yang jinak.
Gejala lain dari tumor tulang meliputi:12

Peradangan sendi

Patah tulang karena kelemahan tulang. Gejala tidak spesifik seperti demam,
penurunan berat badan yang tidak disengaja, kelelahan, dan anemia juga bisa gejala
kanker tulang.
Beberapa kondisi turun temurun dapat meningkatkan risiko tumor tulang. Contoh

kondisi turun-temurun yang dapat meningkatkan risiko tumor tulang meliputi:12

Multiple exostoses

Rothmund-Thomson syndrome

Hereditary retinoblastoma

Li-Fraumeni syndrome
Pengobatan terapi radiasi sebelumnya telah dikaitkan dengan tumor tulang. Hubungan

ini kuat jika terapi radiasi yang diberikan selama masa kanak-kanak. Namun bukan berarti
bahwa terapi radiasi sebagai pengobatan tumor berbahaya atau tidak aman. Bagi kebanyakan
12

orang yang memiliki tumor, manfaat terapi radiasi memiliki risiko yang jauh melebihi
apapun.12
Ada banyak tipe-tipe yang berbeda dari tumor tulang. Tumor-tumor tulang yang
paling umum termasuk osteosarcoma, Ewing's sarcoma, chondrosarcoma, malignant fibrous
histiocytoma, fibrosarcoma, dan chordoma.12
Osteosarcoma adalah tumor tulang ganas utama yang paling umum. Tumor ini paling
umum mempengaruhi laki-laki yang berumur antara 10 dan 25 tahun, namun dapat lebih
kurang umum mempengaruhi dewasa-dewasa yang lebih tua. Seringkali terjadi di tulangtulang yang panjang dari lengan-lengan dan kaki-kaki pada area-area dari pertumbuhan yang
cepat sekitar lutut-lutut dan bahu-bahu (pundak) dari anak-anak. Tipe tumor ini seringkali
adalah sangat agresif dengan risiko penyebaran ke paru-paru. Angka kelangsungan hidup dari
lima tahun adalah kira-kira 65%.12
Ewing's sarcoma adalah tumor tulang yang paling agresif dan mempengaruhi orangorang yang lebih muda yang berumur antara 4-15 tahun. Ia adalah lebih umum pada laki-laki
dan adalah sangat jarang pada orang-orang yang berumur lebih dari 30 tahun. Tumor ini
paling umum terjadi pada pertegahan dari tulang-tulang panjang dari lengan-lengan dan kakikaki. Angka kelangsungan hidup tiga tahun adalah kira-kira 65%, namun angka ini adalah
jauh lebih rendah apabila telah menyebar ke paru-paru atau jaringan-jaringan lain dari
tubuh.12
Chondrosarcoma adalah tumor tulang yang paling umum kedua dan bertanggung
jawab pada kira-kira 25% dari semua tumor-tumor tulang yang ganas. Tumor-tumor ini
timbul dari sel-sel tulang rawan (cartilage cells) dan dapat tumbuh dengan sangat agresif atau
relatif perlahan. Tidak seperti banyak tumor-tumor tulang lain, chondrosarcoma adalah paling
umum pada orang-orang berumur diatas 40 tahun. Tumor ini sedikit lebih umum pada lakilaki dan dapat secara potensial menyebar ke paru-paru dan simpul-simpul getah bening.
Chondrosracoma paling umum mempengaruhi tulang-tulang dari pelvis dan pinggul-pinggul.
Kelangsungan hidup lima tahun untuk bentuk yang agresif adalah kira-kira 30%, namun
angka kelangsungan hidup untuk tumor-tumor yang tumbuhnya perlahan adalah 90%.12
Fibrosarcoma adalah jauh lebih jarang daripada tumor-tumor tulang lainnya. Tumor
ini paling umum pada orang-orang yang berumur 35-55 tahun. Umumnya mempengaruhi

13

jaringan-jaringan lunak dari kaki dibelakang lutut. Sedikit lebih umum pada laki-laki
daripada wanita-wanita.12
Sebagai tambahan pada tumor tulang, ada beragam tipe-tipe dari tumor-tumor tulang
yang jinak. Ini termasuk osteoid osteoma, osteoblastoma, osteochondroma, enchondroma,
chondromyxoid fibroma, dan giant cell tumor (yang mempunyai potensi untuk menjadi
ganas). Seperti dengan tipe-tipe lain dari tumor-tumor jinak, ini tidak bersifat kanker.
Ada dua tipe lain dari tumor yang relatif umum yang berkembang didalam tulang-tulang:
lymphoma dan multiple myeloma. Lymphoma, suatu tumor yang timbul dari sel-sel sistim
imun, biasanya mulai di simpul-simpul getah bening namun dapat mulai di tulang. Multiple
myeloma mulai di tulang-tulang, namun biasanya tidak dipertimbangkan sebagai suatu tumor
tulang karena ia adalah suatu tumor dari sel-sel sumsum tulang dan bukan dari sel-sel
tulang.12

Patofisiologi
Staphylococcus aurens merupakan penyebab 70% sampai 80% infeksi tulang.

Organisme patogenik lainnya sering dijumpai pada osteomielitis meliputi Proteus,


Pseudomonas dan Ecerichia coli. Terdapat peningkatan insiden infeksi resisten penisilin,
nosokomial, gram negatif dan anaerobic. Awitan osteomielitis setelah pembedahan ortopedi
dapat terjadi dalam 3 bulan pertama (akut fulminan stadium I) dan sering berhubungan
dengan penumpukan hematoma atau infeksi superfisial. Infeksi awitan lambat (stadium 2)
terjadi antara 4 sampai 24 bulan setelah pembedahan. Osteomielitis awitan lama (stadium 3)
biasanya akibat penyebaran hematogen dan terjadi 2 tahun atau lebih setelah pembedahan.6
Respons inisial terhadap infeksi adalah salah satu dari inflamasi, peningkatan
vaskularisas dan edema. Setelah 2 atau 3 hari, trombosis pada pembuluh darah terjadi pada
tempat tersebut, mengakibatkan iskemia dengan nekrosis tulang sehubungan dengan
peningkatan dan dapat menyebar ke jaringan lunak atau sendi di sekitarnya, kecuali bila
proses infeksi dapat dikontrol awal, kemudian akan terbentuk abses tulang.6
Pada perjalanan alamiahnya, abses dapat keluar spontan; namun yang lebih sering harus
dilakukan insisi dan drainase oleh ahli bedah. Abses yang terbentuk dalam dindingnya
terbentuk daerah jaringan mati, namun seperti pada rongga abses pada umumnya, jaringan
tulang mati (sequestrum) tidak mudah mencair dan mengalir keluar. Rongga tidak dapat
mengempis dan menyembuh, seperti yang terjadi pada jaringan lunak. Terjadi pertumbuhan
14

tulang baru (involukrum) dan mengelilingi sequestrum. Jadi meskipun tampak terjadi proses
penyembuhan, namun sequestrum infeksius kronis yang tetap rentan mengeluarkan abses
kambuhan sepanjang hidup pasien. Dinamakan osteomielitis tipe kronik.6

Klasifikasi Klinis
Osteomielitis secara umum dapat diklasifikasikan berdasarkan perjalanan klinis,

yaitu osteomielitis akut, sub akut, dan kronis. Hal tersebut tergantung dari intensitas proses
infeksi dan gejala yang terkait.11
Osteomielitis Akut

Nyeri daerah lesi


Demam, menggigil, malaise, pembesaran kelenjar limfe regional
Sering ada riwayat infeksi sebelumnya atau ada luka
Pembengkakan local
Kemerahan
Suhu raba hangat
Gangguan fungsi
Anemia, leukositosis

Osteomielitis Subakut
Dibandingkan dengan oseomyelitis hematogenous akut, osteomielitis
subakut memiliki onset yang lebih mendadak dan kurang memiliki gejala
yang jelas, sehingga membuat diagnosis menjadi sulit. Osteomielitis subakut
ini cukup sering ditemukan. Jones et al melaporkan bahwa 35% pasien
mereka dengan infeksi tulang memiliki osteomielitis subakut.
Osteomielitis Kronis

Ada luka, bernanah, berbau busuk, nyeri

Gejala-gejala umum tidak ada

Gangguan fungsi kadang-kadang kontraktur

LED meningkat

15

Epidemiologi
Anak laki-laki menderita tiga kali lebih banyak dari pada anak perempuan. Tulang

panjang yang sering terkena infeksi adalah femur, tibia, humerus, radius ulna, fibula, dan
daerah yang terkena adalah daerah metafise. Hal ini mungkin disebabkan keunikan pembuluh
darah dan aliran darah yang lambat pada daerah tersebut selama masa anak-anak.7
Pada awal era penggunaan terapi dengan antibakteri, terdapat penurunan yang tajam
dari insiden penyakit ini, dan beberapa klinisi optimis penyakit ini akan musnah, akan tetapi
insiden penyakit ini kembali ke level sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh timbulnya strain
bakteri yang resisten terhadap antibiotic ( khususnya staphylococcus ) dan kegagalan banyak
klinisi untuk mengerti dan menggunakan prinsip-prinsip terapi bedah dan antibakteri pada
infeksi tulang dan sendi.7

Etiologi
Infeksi bisa disebabkan oleh penyebaran hematogen (melalui darah) dari fokus

infeksi di tempat lain (mis. Tonsil yang terinfeksi, lepuh, gigi terinfeksi, infeksi saluran
nafas atas). Osteomielitis akibat penyebaran hematogen biasanya terjadi ditempat di mana
terdapat trauma dimana terdapat resistensi rendah kemungkinan akibat trauma subklinis (tak
jelas).7
Osteomielitis dapat berhubungan dengan penyebaran infeksi jaringan lunak (mis.
Ulkus dekubitus yang terinfeksi atau ulkus vaskuler) atau kontaminasi langsung tulang
(mis, fraktur ulkus vaskuler) atau kontaminasi langsung tulang (mis. Fraktur terbuka,
cedera traumatik seperti luka tembak, pembedahan tulang.7
Pasien yang beresiko tinggi mengalami osteomielitis adalah mereka yang nutrisinya
buruk, lansia, kegemukan atau penderita diabetes. Selain itu, pasien yang menderita
artritis reumatoid, telah di rawat lama dirumah sakit, mendapat terapi kortikosteroid jangka
panjang, menjalani pembedahan sendi sebelum operasi sekarang atau sedang mengalami
sepsis rentan, begitu pula yang menjalani pembedahan ortopedi lama, mengalami infeksi
luka mengeluarkan pus, mengalami nekrosis insisi marginal atau dehisensi luka, atau
memerlukan evakuasi hematoma pascaoperasi.7

16

Komplikasi
Komplikasi osteomielitis dapat terjadi akibat perkembangan infeksi yang tidak

terkendali dan pemberian antibiotik yang tidak dapat mengeradikasi bakteri penyebab.
Komplikasi osteomielitis dapat mencakup infeksi yang semakin memberat pada daerah
tulang yang terkena infeksi atau meluasnya infeksi dari fokus infeksi ke jaringan sekitar
bahkan ke aliran darah sistemik. Secara umum komplikasi osteomielitis adalah sebagai
berikut:7
1. Kematian tulang (osteonekrosis)
Infeksi pada tulang dapat menghambat sirkulasi darah dalam tulang,
menyebabkan kematian tulang. Jika terjadi nekrosis pada area yang luas,
kemungkinan harus diamputasi untuk mencegah terjadinya penyebaran infeksi.
2. Arthritis septic
Dalam beberapa kasus, infeksi dalam tulang bisa menyebar ke dalam sendi di
dekatnya.
3. Gangguan pertumbuhan
Pada anak-anak lokasi paling sering terjadi osteomielitis adalah pada daerah
yang lembut, yang disebut lempeng epifisis, di kedua ujung tulang panjang pada
lengan dan kaki. Pertumbuhan normal dapat terganggu pada tulang yang terinfeksi.
4. Kanker kulit
Jika osteomielitis menyebabkan timbulnya luka terbuka yang menyebabkan
keluarnya nanah, maka kulit disekitarnya berisiko tinggi terkena karsinoma sel
skuamosa.
Dalam kepustakaan lain, disebutkan bahwa osteomielitis juga dapat menimbulkan
komplikasi berikut ini :
1. Abses tulang
2. Bakteremia
17

3. Fraktur
4. Selulitis

Prognosis
Setelah mendapatkan terapi, umumnya osteomielitis akut menunjukkan hasil yang

memuaskan. Prognosis osteomielitis kronik umumnya buruk walaupun dengan pembedahan,


abses dapat terjadi sampai beberapa minggu, bulan atau tahun setelahnya. Amputasi mungkin
dibutuhkan, khususnya pada pasien dengan diabetes atau berkurangnya sirkulasi darah. Pada
penderita yang mendapatkan infeksi dengan penggunaan alat bantu prostetik perlu dilakukan
monitoring lebih lanjut. Mereka perlu mendapatkan terapi antibiotik profilaksis sebelum
dilakukan operasi karena memiliki resiko yang lebih tinggi untuk mendapatkan osteomielitis. 7

1. Penatalaksanaan
a. Medica mentosa
Terapi cairan dan elektrolit dengan pemberian infus diberikan sesui keperluan. Terapi
antibiotik awal pada sekitar separuh pasien dapat dipandu berdasarkan hasil spesimen
yang diberi pewarnaan Gram, dari cairan sendi atau pus yang diinterpretasikan oleh
ahli mikrobiologi berpengalaman. Jika tidak, terapi awal dilakukan secara empirik dan
didasarkan pada kemungkinan patogen menurut berbagai usia atau dapat dengan
memberikan antibiotic yang efektif terhadap gram negative maupun gram positif
(board spectrum).13
Pada bayi baru lahir, streptokokus grup B dan stafilokokus merupakan patogen
utama, tetapi basil koliformis juga harus dipertimbangkan. Dianjurkan untuk memberi
terapi

awal

menggunakan

antistafilokokus

-laktam

dan

suatu

antibiotik

aminoglikosida. Jika biakan mengonfirmasi infeksi streptokokus grup B, pengobatan


diubah ke penisilin G atau ampisilin. Sefalosporin, misalnya sefotaksim, merupakan
alternatif aminoglikosida yang memadai untuk infeksi koliformis.13
Pada bayi serta anak berusia kurang dari 5 tahun, antibiotic awal harus mampu
mencakup H. influenzae serta juga kokus gram positif. Sefuroksim mampu memenuhi
spektrum aktivitas ini, sebagaimana pula berbagai antibiotik lain.
Osteomielitis pada anak di alas usia 5 tahun hampir selalu disebabkan oleh
kokus gram positif sehingga terapi awal dengan nafsilin atau obat antistafilokokus
lain akan sesuai. Untuk anak dengan penyakit sel sabit atau gangguan imun,

18

diindikasikan untuk memberi spektrum aktivitas antimikroba yang lebih luas.


Penyesuaian antibiotik dilakukan bila terdapat hasil tes biakan atau kerentanan.
Biasanya terapi dimulai dengan agen parenteral kemudian diikuti dengan obat
oral. Ini biasanya dilakukan setelah 5 sampai 10 hari terapi parenteral. Obat oral harus
aktif melawan patogen yang teridentifikasi atau, jika patogen tidak diisolasi, spektrum
aktivitas obat harus identik dengan obat parenteral yang diberikan pada pasien dan
memberikan respons. Untuk anak kecil, rasa enak suspensi oral merupakan hal yang
penting karena mereka harus meminum banyak obat dalam waktu yang lama. Pada
umumnya, sefalosporin memiliki rasa yang enak, sedangkan penisilin mempunyai
rasa akhir pahit. Klindamisin merupakan obat yang sepal untuk osteomilitis
stafilokokus pada anak yang lebih tua, tetapi kebanyakan tidak menoleransi larutan
palmitat hidroklorida.
Dosis antibiotik oral yang diperlukan pada regimen sekuensial oral intravena
seperti itu adalah dua sampai tiga kali sehari untuk infeksi minor. Absorpsi antibiotik
oral harus dipantau dengan pengukuran titer bakterisidal serum terhadap organisms
yang diisolasi atau melalui pengukuran kandungan antibiotik serum.
Durasi terapi antimikroba minimum atau optimum untuk infeksi osteomielitis
akut tidak diketahui. Minimum 3 minggu dianjurkan untuk infeksi yang disebabkan
oleh stafilokokus dan basilus gram-negatif. 3 Tetapi dari sumber lain dikatan bahwa
terapi antibiotik harus dilanjutkan selama 2-3 bulan. 13
b. Nonmedica mentosa
Pemeriksaan biakan darah10
Pemasangan gips dan imobilisasi anggota gerak yang terkena harus disesuaikan
dengan tip-tiap pasien. Jika suatu bagian luas tulang panjang terkena, menahan
beban (weight bearing) harus dilarang guna menghindari kemungkinan fraktur

patologis.10
Tindakan pembedahan
Indiksasi melakukan tindakan pembedahan ialah :
Adanya sekuestrum atau sekuester
Adanya abses
Rasa sakit yang hebat
Bila mencurigai adanya perubahan kearah keganasan (karsinoma epidermoid)

Saat yang terbaik melakukan tindakan pembedahan adalah bila involukrum telah cukup kuat
agar mencegah terjadinya fraktur pasca pembedahan13

Edukasi
19

Sasaran utamanya adalah pencegahan osteomielitis. Penanganan infeksi lokal dapat


menurunkan angka penyebaran hematogen. Penanganan infeksi jaringan lunak pada
mengontrol erosi tulang. Pemilihan pasien dengan teliti dan perhatian terhadap lingkungan
operasi dan teknik pembedahan dapat menurunkan insiden osteomielitis pascaoperasi.7
Antibiotika profilaksis, diberikan untuk mencapai kadar jaringan yang memadai saat
pembedahan dan selama 24 jam sampai 48 jam setelah operasi akan sangat membantu.
Teknik perawatan luka pascaoperasi aseptik akan menurunkan insiden infeksi superfisial dan
potensial terjadinya osteomielitis.7
Kesimpulan
Ostemomielitis adalah suatu proses inflamasi akut maupun kronik pada tulang dan
struktur disekitarnya yang disebabkan oleh organisme pyogenik.
Pada
bakteri, dapat

dasarnya,

semua

menghasilkan

jenis organisme, termasuk


osteomielitis,

tetapi

virus,

paling

parasit, jamur,

sering

dan

disebabkan oleh

bakteri piogenik tertentu dan mikobakteri. Penyebab osteomielitis pyogenik adalah kuman
Staphylococcus aureus (70-80%), Proteus, Pseudomonas dan Ecerichia coli. Infeksi dapat
mencapai tulang dengan melakukan

perjalanan melalui

aliran

darah atau menyebar

dari jaringan di dekatnya. Osteomielitis juga dapat terjadi langsung pada tulang itu sendiri
jika terjadi cedera yang mengekspos tulang, sehingga kuman dapat langsung masuk melalui
luka tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
1. Sudoyo AW, Setiyohadi D, Alwi I, dkk. Buju ajar ilmu penyakit dalam. Edisi V
Jakarta: Interna Publishing; 2009.h.2445-9.
2. Schwartz MW. Pediatri. Jakarta: EGC; 2007.h.195-7.
3. Jong W,

Sjamsuhidayat

R. Infeksi muskuloskeletal. Edisi II. Jakarta:

EGC;2005.h.903 10.
4. Rasad S, Kartoleksono S, Ekayuda I. Infeksi tulang dan sendi. Jakarta;
1995.h.62-72.
5. Rasjad C. Pengantar ilmu bedah ortopedi. Edisi III. Jakarta: 2007.h.132- 41, 1507.
20

6. Suratun, Heryati, Manurung S, dkk. Klien gangguan muskuloskeletal. Jakarta:


EGC: 2008.h.104, 105-6.
7. Siregar, Pahurum UT. Osteomielitis. Jakarta: Binarupa Aksara; 2008.h.122-30.
8. Cierny G., Mader JT. Ortopedi. Jakarta: 2006.h.1557-62.
9. Muliawan SY. Bakteri anaerob yang erat kaitannya dengan problem di klinik.
Jakarta: EGC; 2009.h.30-2.
10. Yatim F. Penyakit tulang dan persendian. Jakarta: Pustaka Populer Obor;
2006.h.66-9.
11. Tambayong J. Patofisiologi. Jakarta: EGC; 2000.h.127-33.
12. Baughman DC, Hackley JC. Keperawatan medikal- bedah. Jakarta: EGC;
2000.h.550-3.
13. Schmitz G, Lepper H, Heidrich M. Farmakologi dan toksikologi. Jakarta: EGC;
2008.h.533-4.

21

Вам также может понравиться

  • PBL 13 Celine
    PBL 13 Celine
    Документ10 страниц
    PBL 13 Celine
    Febri Anto
    Оценок пока нет
  • Kuesioner PENE Revisi
    Kuesioner PENE Revisi
    Документ8 страниц
    Kuesioner PENE Revisi
    Febri Anto
    Оценок пока нет
  • Ca Paru
    Ca Paru
    Документ23 страницы
    Ca Paru
    Febri Anto
    Оценок пока нет
  • Tugas Etika
    Tugas Etika
    Документ3 страницы
    Tugas Etika
    Febri Anto
    Оценок пока нет
  • Bodi Blok 9
    Bodi Blok 9
    Документ26 страниц
    Bodi Blok 9
    Febri Anto
    Оценок пока нет
  • Kuesionerispa
    Kuesionerispa
    Документ2 страницы
    Kuesionerispa
    ekasaputra123
    Оценок пока нет
  • Laporan Praktikum Pertumbuhan Biji Kacang Hijau
    Laporan Praktikum Pertumbuhan Biji Kacang Hijau
    Документ27 страниц
    Laporan Praktikum Pertumbuhan Biji Kacang Hijau
    Febri Anto
    100% (1)
  • Biologi Xips1
    Biologi Xips1
    Документ16 страниц
    Biologi Xips1
    Febri Anto
    Оценок пока нет
  • Daftar Isi
    Daftar Isi
    Документ3 страницы
    Daftar Isi
    Nur Shabrina Fahmi Off
    Оценок пока нет
  • Bodi Eko 28
    Bodi Eko 28
    Документ21 страница
    Bodi Eko 28
    Febri Anto
    Оценок пока нет
  • Haziq
    Haziq
    Документ14 страниц
    Haziq
    Febri Anto
    Оценок пока нет
  • Pleno Skenario04 b1
    Pleno Skenario04 b1
    Документ24 страницы
    Pleno Skenario04 b1
    Febri Anto
    Оценок пока нет
  • Blok 19 - Karinna
    Blok 19 - Karinna
    Документ26 страниц
    Blok 19 - Karinna
    Febri Anto
    Оценок пока нет
  • Cecil Status
    Cecil Status
    Документ17 страниц
    Cecil Status
    Maria Priscilla Siboe
    Оценок пока нет
  • 220715-VM Kecelakaan Lalu Lintas
    220715-VM Kecelakaan Lalu Lintas
    Документ13 страниц
    220715-VM Kecelakaan Lalu Lintas
    Febri Anto
    Оценок пока нет
  • Daftar Isi Jcase Boby
    Daftar Isi Jcase Boby
    Документ1 страница
    Daftar Isi Jcase Boby
    Febri Anto
    Оценок пока нет
  • Blok 17-Skenario 01-E4
    Blok 17-Skenario 01-E4
    Документ25 страниц
    Blok 17-Skenario 01-E4
    Febri Anto
    Оценок пока нет
  • Varlye Victor Kantohe Ref
    Varlye Victor Kantohe Ref
    Документ19 страниц
    Varlye Victor Kantohe Ref
    Febri Anto
    Оценок пока нет
  • Kolesistitis Kronis
    Kolesistitis Kronis
    Документ2 страницы
    Kolesistitis Kronis
    Febri Anto
    Оценок пока нет
  • Revisi Sindrom Servikalis
    Revisi Sindrom Servikalis
    Документ3 страницы
    Revisi Sindrom Servikalis
    Febri Anto
    Оценок пока нет
  • Parkinson Case Cilik
    Parkinson Case Cilik
    Документ10 страниц
    Parkinson Case Cilik
    Febri Anto
    Оценок пока нет
  • Tranlater Aphasia
    Tranlater Aphasia
    Документ10 страниц
    Tranlater Aphasia
    Febri Anto
    Оценок пока нет
  • Stroke Hemoragik
    Stroke Hemoragik
    Документ22 страницы
    Stroke Hemoragik
    Febri Anto
    Оценок пока нет
  • CASE Minor Fix Boby Sindroma Servikalis
    CASE Minor Fix Boby Sindroma Servikalis
    Документ11 страниц
    CASE Minor Fix Boby Sindroma Servikalis
    Febri Anto
    Оценок пока нет
  • Huruf Jawa
    Huruf Jawa
    Документ2 страницы
    Huruf Jawa
    Febri Anto
    Оценок пока нет
  • Conus Cauda Sydrome
    Conus Cauda Sydrome
    Документ9 страниц
    Conus Cauda Sydrome
    Febri Anto
    Оценок пока нет
  • CASE Minor Fix Boby Sindroma Servikalis
    CASE Minor Fix Boby Sindroma Servikalis
    Документ11 страниц
    CASE Minor Fix Boby Sindroma Servikalis
    Febri Anto
    Оценок пока нет
  • Cover
    Cover
    Документ1 страница
    Cover
    Febri Anto
    Оценок пока нет
  • Bioetika DR Melda (PPT)
    Bioetika DR Melda (PPT)
    Документ18 страниц
    Bioetika DR Melda (PPT)
    Febri Anto
    Оценок пока нет
  • Pengertian Kebugaran Jasmani. XIPS2
    Pengertian Kebugaran Jasmani. XIPS2
    Документ7 страниц
    Pengertian Kebugaran Jasmani. XIPS2
    Febri Anto
    Оценок пока нет