Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Abstrak
Jawa Barat merupakan salah satu Provinsi di Indonesia yang memiliki alam dan
pemandangan yang indah serta memiliki berbagai potensi yang dapat diberdayakan. Pada
saat ini kegiatan pembangunan pertanian Jawa Barat cukup berkembang yang dicirikan
dengan mulai menjamurnya produk-produk pertanian yang berkualitas dengan aneka
ragam bentuk dan cara pengolahannya. Kondisi geografis yang strategis ini merupakan
keuntungan bagi daerah Jawa Barat terutama dari segi komunikasi dan perhubungan.
Secara umum perkembangan pertanian melalui tiga tahap perubahan pembangunan yaitu
pertanian tradisional, penganekaragaman produk dan pertanian modern. masalah –
masalah di sector pertanian adalah sebagai berikut:
1. Masalah Teknologi
Belum berkembangnya teknologi pertanian secara baik sehingga produktivitas sangat
rendah
2. Masalah Kelembagaan
- Efektifitas kelompok tani terhadap peningkatan pendapatan dan
kesejahteraan petani belum memadai
- Kelembagaan pendukung pembangunan pertanian (kelembagaan pasar,
keuangan, komoditas) belum dapat diakses secara baik oleh petani
3. Masalah Pengolahan dan Pasca Panen
- Industri pengolahan skala kecil yang diyakini dapat membantu petani,
belum berkembang secara signifikan
- Industri pengolahan skala besar banyak yang undercapacity karena kurang
bahan baku dan diekspor dalam bentuk bahan baku dan diekspor dalam bentuk
bahan mentah
4. Masalah Permodalan
2
tahu sumedang, keripik pisang, umbi cilembu, dan masih banyak lagi. Namun demikian
perkembangan yang baik ini tidak dapat dinikmati oleh semua pelaku agribisnis, karena
berbagai kendala seperti: keterampilan yang tidak memadai, pendidikan yang rendah,
motivasi yang kurang atau kelembagaan pendukung yang kurang memihak dan masih
banyak lagi. Lihat saja, petani tebu dan cengkeh yang dulu berjaya kini habis dan jatuh
miskin, belum lagi yang beberapa tahun belakangan ini terjadi adalah jatuhnya harga
vanili akibat sumberdaya manusia yang kurang baik. Ketiga kasus ini dapat dijadikan
sebagai contoh betapa minimnya penanganan sumberdaya agribisnis di Jawa Barat.
Kondisi petani dan keluarganya saat ini ditandai dengan makin meningkatnya
wawasan, pengetahuan, keterampilan dan sikap kritis mereka. Peningkatan wawasan,
pengetahuan dan keterampilan lebih banyak menyangkut aspek pengelolaan usahatani,
sedangkan sikap kritis mereka lebih banyak ditujukan pada kebijaksanaan pemerintah,
antara lain menyangkut kebijaksanaan harga dan impor komoditi pertanian, subsidi dan
pengadaan serta distribusi sarana produksi.
Selain itu petani dan keluarganya semakin menyadari kewajiban dan hak-haknya,
termasuk hak-hak politiknya. Kondisi ini menuntut peningkatan profesionalisme
penyuluh pertanian untuk dapat merespon semua perubahan ini secara cepat dan
proporsional.
Perubahan lingkungan strategis ini menuntut adanya upaya penataan
penyelenggaraan penyuluhan pertanian, baik yang menyangkut wewenang, tanggung
jawab, sistem, kelembagaan, ketenagaan, program maupun pendanaan.
Jawa Barat dilihat dari aspek sumber daya manusia memiliki jumlah penduduk
terbesar di Indonesia dan sebagai provinsi yang mempunyai proporsi penduduk dengan
tingkat pendidikan, jumlah lulusan strata 1, strata 2 dan strata 3, terbanyak dibandingkan
dengan provinsi lain.
Sektor pertanian memiliki peranan yang sangat penting dalam pembangunan
pertanian khususnya dan pembangunan nasional pada umumnya, karena sebagian besar
masyarakat di Indonesia menggantungkan kehidupannya pada sektor ini. Disamping itu
sektor pertanian juga merupakan sumber modal yang utama bagi pertumbuhan ekonomi
modern.
Kedudukan sektor pertanian sangat penting mengingat sektor ini merupakan basis
perekonomian terutama dalam menyediakan bahan makanan dan bahan mentah industri.
Di negara-negara industri, produk-produk pertanian yang umumnya telah diolah lebih
lanjut dalam industri, tidak saja terbatas pada keperluan pasar dalam negeri, melainkan
terus berkembang menjadi bahan ekspor.
Peranan pemerintah dalam memimpin dan menggerakkan proses pembangunan
sangat penting, sehingga dapat menjadikan seluruh perangkat kebijaksanaan sosial
ekonomi secara nasional sebagai faktor yang menentukan suksesnya proses transformasi
pertanian. Oleh sebab itu revolusi hijau sebenarnya tidak hanya menyangkut penggunaan
teknologi modern dan pelaksanaaan modernisasi teknik pertanian, melainkan berkaitan
pula dengan pengembangan sumberdaya manusia di pedesaan. Karena itulah maka
seluruh kebijaksanaan pembangunan suatu daerah yang potensi pertaniannya cukup luas
dan dimana sebagian besar penduduknya masih hidup di sektor pertanian, tidak dapat
mengabaikan faktor pertanian dan sumberdaya pedesaan sebagai basis pembangunan.
Secara umum perkembangan pertanian melalui tiga tahap perubahan
pembangunan yaitu pertanian tradisional, penganekaragaman produk dan pertanian
modern. Karakteristik dari pertanian tradisional adalah sebagai berikut:
1. Produksi pertanian dan konsumsi sama banyaknya
2. Sumber pokok bahan makanan hanya 1 – 2 macam saja (jagung / padi_)
3. Produksi dan produktivitasnya rendah
4. Penggunaan modal sedikit
5. Tanah dan tenaga kerja merupakan faktor produksi yang dominan
8
(4) adanya perangsang produksi bagi petani dan (5) tersedianya pengangkutan yang
lancar serta kontinyu. Adapun syarat pelancar adalah: (1) pendidikan pembangunan, (2)
kredit produksi, (3) kegiatan gotong royong petani, (4) perbaikan dan perluasan tanah
pertanian, serta (5) perencanaan nasional pembangunan pertanian.
Berdasarkan teori-teori tersebut di atas, kondisi kegiatan agribisnis di jawa Barat
bervariatif. Beberapa wilayah masih termasuk ke dalam pertanian tradisional, dan
beberapa wilayah lagi sudah dapat dikategorikan pertanian modern.
Kebijaksanaan pembangunan pertanian mengalami perubahan dari pembangunan
pertanian ke pembangunan sistem dan usaha agribisnis yang mencakup 2 (dua) program
yaitu Program Agribisnis dan Program Ketahanan Pangan. Kebijaksanaan ini
menghendaki perubahan pendekatan penyuluhan pertanian dari pendekatan usahatani ke
pendekatan sistem agribisnis.
DAFTAR PUSTAKA
Prof Dr. Soekartawi. 2005. Agroindustri dalam Perspektif Sosial Ekonomi. Rajawali
Pers. Jakarta.
Prof. Dr. Tjahya Supriatna, SU. 2000. Strategi pembangunan dan kemiskinan.
Tineka Cipta. Jakarta