Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
KELAINAN REFRAKSI
QURRATA AYUNIN
12100113011
Preseptor:
Mayarani, dr.,Sp.M
BAGIAN ILMU KESEHATAN MATA
P3D FK UNISBA - RSUD AL IHSAN KABUPATEN BANDUNG
REFRAKSI
Definisi:
Pembelokan cahaya oleh karena perbedaan
indeks biasa anatar 2 medium yang berbeda
Jika suatu berkas cahaya menembus suatu
permukaan yang tergak lurus terhadap berkas
itu berkas cahaya tidak akan membelok
Lensa
Vitrous humor
EMETROPIA
Keadaan dimana terjadi keseimbangan antara sistem refraksi mata dan
panjang sumbu bola mata memiliki hubungan yang tepat. Pancaran cahaya
yang masuk mata sejajar dengan sumbu optik dan jatuh pada titik fokus
tepat di retina
PRESBIOPIA
Penurunan daya akomodasi lensa mata yang terjadi secara normal
bersamaan dengan bertambahnya usia.
Daya akomodasi
Penanganan
Kaca mata Bifokus:
- Atas: melihat jauh
- Bawah: melihat dekat
Adisi untuk membaca dekat:
40 tahun: + 1,0
45 tahun: + 1,5
50 tahun: + 2,0
55 tahun: + 2,5
60 tahun: + 3,0
AMETROPIA
Suatu kondisi:sinar sejajar yang datang tidak difokuskan
tepat ke retina pada mata yang berada pada keadaan
istirahat atau tanpa akomodasi.
(keadaan pembiasan mata dengan panjang bola mata
tidak seimbang)
Etiologi:
Aksial: sumbu bola mata yang lebih panjang/pendek
Refraktif: daya bias terlalu kuat /kurang
Bentuk Ametropia:
Myopia (Rabun Jauh)
Hipermetropia (Rabun Dekat)
Keseimbangan pembiasan:
Kornea punya daya pembiasan paling kuat,
lensa memegang peranan akomodasi,
-panjang bola (berbeda ukuran tiap
individu)
Etiologi
Ametropia
Etiologi
Miopi aksial
(axis bola mata (diameter
anteriposterior) lebih panjang dari
mata normal (23 mm)
- Tekanan otot luar bola mata pada
waktu anak anak melihat terlalu
dekat sehingga bagian posterior bola
mata yang kurang kuat akan
menonjol ke belakang.
- Seseorang dengan muka lebar (saat
melihat dekat konvergensi lebih kuat)
- sklera kurang kuat.
Miopi refraktif
(kelainan kompenen refraksi)
- lensa terlalu cembung (katarak
MYOPIA
Patofisiologi
Pada pasien myopia, bayangan jatuh di anterior retina, sehingga pasien tidak
dapat melihat objek yang letaknya jauh dan hanya dapat memproduksi
bayangan tajam pada objek yang dekat. Kemungkinan penyebabnya antara
lain bola mata yang terlalu panjang (axial myopia) atau kekuatan refraksi
mata yang terlalu tinggi (refractive myopia).
Derajat
Bentuk
HYPERMETROPIA (Rabun
Dekat)
Definisi:
Epidemiologi:
HYPERMETROPIA
Etiologi
Hipermetropi aksial
Gejala
Tatalaksana
ASTIGMATISME
Definisi:
Suatu keadaan kelainan refraksi
ASTIGMATISM
Klasifikasi
Berdasarkan keteraturan meridiannya :
Astigmatisma reguler
Astigmatisma Irreguler
Ast. M.Simplex
Ast. M Compositium
Ast. H. Simplex
Ast. H Compositium
Ast. Mixtus
Patofisiologi
Pada mata normal permukaan kornea yang
melengkung teratur akan memfokuskan sinar
pada satu titik. Pada astigmatisme pembiasan
sinar tidak difokuskan pada satu titik. Sinar
pada astigmatisme dibiaskan tidak sama pada
semua arah sehingga pada retina tidak
didapatkan satu titik fokus pembiasan.
Sebagian sinar dapat terfokus pada bagian
depan retina sedangkan sebagian sinar
difokuskan dibelakang retina, akibatnya
penglihatan akan terganggu.
head
Memutarkan kepala agar dapat melihat benda dengan
jelas
Menyipitkan mata pada saat bekerja dekat seperti
membaca.
Pada saat membaca, penderita astigmatismus ini
memegang bacaan mendekati mata
Tatalaksana
Ametropia
Lensa
koreksi
kausa
Refraksi
Aksial
Miopia
Lensa (-)
Bias kuat
hipermetropia
Lensa (+)
Astigmat
regular
Kacamat
silinder
Bola mata
panjang
Bias lemah
Bola mata
pendek
Kurvatur 2 median tegak
lurus
Astigmat
iregular
Lensa kontak
Terimakasih