Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
OLEH :
KELOMPOK 10
1.
2.
3.
4.
5.
6.
DITA SANTIKA
INDRIA SAPTA PURBA
LINEATI GULO
NIKO IWAN REZEKI
RISKI AMALIA PURBA
SRI WULANDARI
AKADEMI FISIOTERAPI
SITI HAJARMEDAN
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullahi warahmatullahi wabarakatuh
Puji syukur kehadirat Allah Swt, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga
makalah terapi latihan ini tersusun dengan baik.
Untuk memenuhi tugas perkuliahan dan sebagai proses pembelajaran, maka makalah
terapi latihan Gerakan Dasar Active, Pasive, dan Resisted ini disusun dengan sebaikbaiknya.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1) Bpk Wahyu Wijanarko, SST.FT , selaku dosen pembimbing Terapi Latihan Akademi
Fisioterapi Siti Hajar Medan;
2) Ayah dan ibu yang telah memberikan dukungan baik secara materil maupun moril; dan.
3) Teman-teman yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Dalam penyusunan makalah ini, jika terdapat kesalahan dalam penyusunan
diharapkan agar memberikan saran kepada penulis.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Pengertian
Active Movement...........................................................................................................3
Passive Movement..........................................................................................................4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pengertian
1. Active Movement
Active movement adalah gerakan aktif dimana pasien yang bisa untuk melakukan
latihan / menggerakan anggota tubuh dengan kekuatannya sendiri tanpa dibantu oleht terapis
atau orang lain.
Tujuan:
1. Mencegah terjadinya kelumpuhan pada otot otot.
2. Memperlancar peredaran darah.
3. Mencegah terjadinya atrofi.
4.
Untuk mendorong dan membantu agar pasien dapat menggunakan lagi anggota
gerak yang lumpuh.
2. Passive Movement
Adalah suatu latihan yang digunakan dengan gerakan. Yang dihasilkan oleh tenaga
atau kekuatan dari luar tanpa adanya kontraksi otot atau aktifitas otot. Semua gerakan
dilakukan sampai batas nyeri atau toleransi pasien.
Efek pada latihan ini adalah memperlancar sirkulasi darah, relaksasi otot, memelihara
dan meningkatkan luas gerak sendi, memperbaiki pemendekan otot, mengurangi
perlengketan jaringan. Tiap gerakan dilakukan sampai batas nyeri pasien.
Gerakan passive movement ini dibagi menjadi 2 yaitu:
a). Relaxed passive movement
Ini adalah gerakan yang terjadi oleh kekuatan dari luar tanpa diikuti kerja otot dari
bagian tubuh itu sendiri. Dosis lalihan 2 x 8 hitungan tiap gerakan.
b) Forced passive movement
Adalah gerakan yang terjadi oleh karena kekuatan dari luar tanpa diikuti kerja otot
tubuh itu sendiri tetapi pada akhirnya gerakan diberikan penekanan.
Gerakan ini bertujuan:
(1) mengurangi pembentukan perlengketan jaringan lunak,
(2) menjaga elastisitas jaringan,
(3) mengurangi kontraktur,
(4) mengurangi nyeri.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Gerakan Extremitas Bawah
1) Pada Hip:
Flexi-Extensi
Abduksi-Adduksi
Internal rotasi-External Rotasi
2) Pada Knee:
Flexi-Extensi
3) Pada Ankle:
Plantar flexi-Dorsi Flexi
Inversi-Eversi
4) Pada Metatarsal Phalangeal:
Flexi-Extensi
5) Pada Interphalang
Flexi- Extensi
B. Biomekanika
Fleksi HIP :
Nama Otot
Origo
Insertio
Illiacus
corpus femur
Trochanter Minor
Lumbal 1Lumbal 5
Sartorius
superior
medial
Nama Otot
Origo
Insertio
Gluteus maximus
Tractus illiotibial,
tuberosit; gluteal
Ekstensi HIP :
Tuberositas ischiadium
Semimembranosus
Tuberositas ischiadium
(hamstring)
Bceps femoris
ischiadium
Capuz brevis: batas lateral
linea aspera fmur
septumintermuscular lateral
Abduksi HIP:
Nama Otot
Origo
Insertio
Gluteus Medius
Trochanter minor
Trochanter Minor
superior
medial
7
Adduksi HIP
Nama otot
Origo
Insertio
Gracillis
Pectineus
Abductor longus
Adductor brevis
Adductor magnus
ischium, tuberorsitas
ischiadica
origo
Insertio
Gluteus medius
Gluteus minimus
Trochanter mayor
Origo
Insertio
Sartorius
superior
permukaan medial
Trochanter mayor
Pisiformis
sacrotuberous
Oburator infernus
Trochanter Mayor
8
Spina ischiadica
Trochanter Mayor
Gemellus Inferior
Tuberositas ischiadica
Trochanter Mayor
Quadratus Femoris
Tuberositas ischiadica
Tubercullum quadratus
Nama Otot
Origo
Insertio
Semitendinosus (hamstring)
Tuberositas ischiadium
Semimembranosus
Tuberositas ischiadium
Fleksi knee:
(hamstring)
Biceps femoris (hamstring)
ischiadium
Caput Brevis: batas lateral
linea aspera femur septum
Intermuscular lateral
Sartorius
superior
medial
Nama Otot
Origo
Insertio
Ekstensi Knee:
Femoris)
Trochanter mayor,
Femoris)
tuberositas gluteal
Femoris)
supracondylus medial
(quadricep Femoris)
dan lateral
Plantar fleksi:
Nama Otot
Origo
Insertio
Gastronemius
ke permukaan posterior
ke permukaan posterior
medial tibia
calcaneus
plantaris os cuneiform, os
laterales
calcaneus, os basis
Dorsal fleksi:
Tibialis anterior
metatarsal I
Inversi:
Nama otot
Origo
Insertio
Tibialis posterior
interossea
os calcaneus, os cuneiform,
os cuboideumdan basis os
metatarsal II, III, IV
Tibialis anterior
plantaris os cuneiform, os
laterales
calcaneus, os basis
metatarsal I
Eversi:
Peroneus longus
fibula
Proneus brevis
tuberositas metacarpal
permukaan fibula
Fleksi MTP:
Lumbricales
longus
longus
Ekstensi MTP:
Ekstensor digitorum longus
Permukaan superior
calcaneus, ligamen
tibia
Tuberositas calcaneus,
Flexi interphalang:
flexor digitorum longus
aponeuoris plantaris
Flexor hallucis brevis
Ekstensi interphalangeal:
extensor hallucis longus
membrane interossei
11
BAB III
TINJAUAN KASUS
1. Osteoarthritis Lutut
A. Pengertian
Osteoarthritis adalah kelainan non inflamasi dari sendi yang bergerak (sendi synovial)
sehingga menyebabkan gangguan fungsi abrasiu tulang rawan sendi dan pembentukan tulang
baru pada permukaan sendi atau disekitarnya.
Osteoarthritis sendi lutut adalah salah satu jenis penyakit sendi yang sering dijumpai
yang mengenai tulang rawan sendi lutut. Selain itu permukaan sendi lutut atau tulang rawan
sendi. Osteoarthritis lutut juga mengenai sekitar sendi lutut seperti: tulang subchondral,
kapsul sendi dan otot-otot yang melekat disekitar sendi lutut.
B. Etiologi
Berdasarkan kriteria A.R.A (American Rheumaticam Associaton), osteoarthritis dapat
dilklasifikasikan sebagai berikut:
1) Osteoarthritis primer
Penyebabnya berupa idiopatik dan erosive Osteoarthritis. Osteoarthritis primer dikatakan
sebagai perubahan degeneratif yang penyebabnya tidak diketahui. Saiter menyebutkan
sebagai aging process dan sendi normal.
2) Osteoarthritis sekunder
Adalah penyebab osteoarthritis yang menyertai kelainan seperti kongenital atau kelainan
pertumbuhan (contoh: osteochondrosis), penyakit metabolik (contoh: Gout), trauma,
inflamasi (contoh: Rheumatoid arthritis). Disebut Osteoarthritis sekunder karena diketahui
penyebabnya.
12
13
C. Penatalaksanaan
Latihan yang dapat diberikan pada kasus osteoarthtritis lutut, adalah:
a. Active movement
Prosedurnya adalah :
Pasien tidur terlentang diatas bed dengan kedua lutut lurus. Pasien dimintak untuk
menekankan lututnya ke bed dan
rilaksasi. Gerakan tersebut dilakukan dua kali sehari dengan pengulangan tiap sesinya 10 kali
pengulangan.
Assisted active movement
Prosedurnya adalah:
Pasien dengan posisi tengkurap untuk fleksi knee, tangan terapis memfiksasi pada otot
hamstring dan tangan yang satunya membantu nmenggerakkan. Dilakukan secara bergantian
8x2 hitungan.
Free active movement
Prosedurnya adalah:
Pasien dengan posisi tidur tengkurap atau duduk di tepi bed dengan pasien disuruh
menggerakkan fleksi ekstensi. Yang penting tidak dikerjakan dengan posisi menumpu berat
badan penuh karena dapat memperberat kerusakan sendinya. Dilakukan secara bergantian
8x2 hitungan.
Resisted active movement
Prosedurnya adalah:
14
Pasien dengan posisi tidur tengkurap, posisi terapis disamping pasien memfiksasi. Tangan
kiri berada pada lutut atas dan tangan satu pada pergelangan kaki. Terapis memberikan
tahanan minimal dan pasien disuruh menggerakkan atau melawan gerakan tadi ke arah fleksi.
Dilakukan secara bergantian kanan dan kiri 8x2 hitungan.
b. Passive Movement
Prosedurnya adalah:
Posisi pasien tidur terlentang dan posisi terapis disamping pada sisi yang sakit (sisi kanan).
Tangan kanan terapis pada daerah hamstring dan tangan kiri pada gastrocnemius sebagai
support, kemudian digerakkan ke arah flexi-extensi, abduksi, adduksi pada sendi panggul.
Kemudian untuk gerakan ankle terapis fiksasi pada pergelangan kaki. Dan telapak kaki
digerakkan plantar-dorsal flexi, inversi-eversi dan rotasi serta gerakan jari-jari kaki. Dosis
terapi 2 x 8 hitungan tiap gerakan.
D. Mekanisme
1) Active Movement
Efek yang terjadi setelah diberikan latihan active movement adalah:
Mengurangi nyeri;
2) Passive Movement
Efek yang terjadi setelah diberikan latihan passive movement adalah:
Relaksasi otot;
15
Mengurangi nyeri.
B. Etiologi
Menurut etiologinya fraktur dibedakan menjadi 3 yaitu
(1) fraktur yang disebabkan oleh trauma, baik langsung maupun tak langsung,
(2) fraktur yang disebabkan oleh kelelahan pada tulang,
(3) fraktur karena keadaan patologi (Appley,1995).
Etiologi atau penyebab lain dari permasalahan ini adalah adanya tindakan operasi
untuk reduksi dan pemasangan fixasi. Pada operasi ini dilakukan incisi untuk pemasangan
internal fixasi berupa plate and screw sehingga akan terjadi kerusakan kulit, jaringan lunak
dan luka pada otot yang menyebabkan terjadinya oedem, nyeri, keterbatasan luas gerak sendi
serta gangguan fungsional pada tungkai.
C. Penatalaksanaan
16
Latihan yang dapat diberikan pada kasus frkatur cruris 1/3 distal dextra post operasi
adalah:
1. Passive exercise
a. Rileks passive movement
Prosedurnya adalah:
Latihan dilakukan secara hati hati pada hari pertama post operasi dengan posisi awal pasien
terlentang dimana pergelangan kaki pada tungkai yang sakit tersangga dengan baik oleh bed.
Posisi terapis homolateral pada ankle yang dilatih. Satu tangan terapis memfiksasi pada
pergelangan kaki, tangan yang lain memegang tumit. Posisi pasien rileks, penguluran diawali
pada sendi ankle kemudian dilanjutkan gerakan dorsi fleksi dan plantar fleksi secara
bergantian.
b. Force passive movement
Prosedurnya adalah:
Latihan diberikan beberapa hari setelah operasi. Tehnik pelaksanaan sama dengan rileks
passive movement tetapi pada akkhir gerakan diberikan penekanan. Gerakan dilakukan 8 kali
hitungan dengan 2 kali pengulangan.
D. Mekanisme
Efek yang terjadi setelah diberikan latihan passive movement adalah:
17
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Terapi
latihan
merupakan
salah
satu
latihan
modalitas
fisioterapi
yang
pelaksanaannya menggunakan gerak tubuh baik secara aktif maupun pasif untuk memelihara
atau perbaikan kekuatan, ketahanan dan kemampuan kardiovaskuler mobilitas dan
fleksibilitas, stabilitas, rilaksasi, kordinasi, keseimbangan dan kemampuan fungsional.
Terapi latihan adalah petunjuk gerakan tubuh untuk memperbaiki penurunan fungsi,
meningkatkan fungsi musculoskeletal dalam keadaan yang baik. Terapi latihan merupakan
tindakan fisioterapi dan dalam pelaksanaanya menggunakan bertujuan: (1) mengurangi
pembentukan perlengketan jaringan lunak, (2) menjaga elastisitas jaringan, (3) mengurangi
kontraktur, (4) mengurangi nyeri.
Untuk mencapai tujuan tersebut maka latihan yang efektif adalah latihan:
1) Active Movement
2) Passive Movement
18
DAFTAR PUSTAKA
Adams, C. J, 1992; Outline of Fracture Including Joint Injuries; Tenth edition, Churchill
Livingstone.
Appley, G. A and Solomon, Louis, 1995; Orthopedi dan Fraktur Sistem Appley; Edisi
ketujuh, Widya Medika, Jakarta.
Basmaijan, John, 1978; Theraupetic Exercise; Third edition, The William and Wilknis
Baltimore, London.
Daniels and Wortinghams, 1995; Muscle Testing; Sixth edition, W. B Saunders Company,
USA.
Garrison, S. J, 1996; Dasar-dasar Terapi Latihan dan Rehabilitasi Fisik; Terjemahan
Hipocrates, Jakarta.
Gartland, John, 1974; Fundamental of Orthopedics; Second edition, W. B. Sanders Company,
Philadelpia.
Kapandji, I. A, 1987; The Physiologi of the Joint; 2nd edition, Churchill Livingstone,
Edinburg, London, and New York
http://www.artikel.indonesianrehabequipment.com/2011/10/penanganan-fisioterapi-padapost.html#ixzz2kJ6GmOCh
http://adeputrasuma.com/2013/06/penatalaksanaan-terapi-latihan-pada_25.html
19