Вы находитесь на странице: 1из 11

BAB I

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam dunia pertanian khususnya di Indonesia kita mengenal beberapa aspek yang
menentukan keberhasilan suatu usaha budidaya pertanian salah satu dari aspek tersebut
adalah bagaimana cara menjaga baiknya pertumbuhan tanaman dengan mengendalikan
hama dan penyakit yang akan mengganggu dan menyerang pertumbuhan dan
perkembangan tanaman baik tanaman perkebunan ataupun tanaman hortikultura yang
dapat mengakibatkan menurunnya mutu hasil produksi dari sebagian kualitas dan
kwantitas hasil (Hartati, 2009).
Selain penyakit kita juga tidak jarang menjumpai hal-hal yang dapat merusak
tanaman seperti hama tanaman. Hama dapat berkembang menjadikan tanaman yang kita
tanam sebagai inangnya. Oleh karena itu kita harus mengendalikan hama tersebut. Untuk
mengendalikannya pertama-tama kita harus mengenali hama yang menyerang tanaman
kemudian mencari cara untuk mengendalikannya sehingga pada periode tanaman
berikutnya hama tersebut tidak lagi menyerang, minimal mengurangi intensitas serangan
hama yang sama. Contoh dari serangan hama yang merugikan adalah serangan dari hama
ordo Orthoptera yaitu belalang (Valanga rigricornis) yang dapat menyerang tanaman
sayur seperti sawi.
Dalam hal pengendalian hama tanaman sangat penting mengenali jenis hama yang
menyerang. karena dengan mengenali hama tersebut dapat diketahui apa yang seharusnya
diperbuat untuk mencegah kerugian yang lebih parah. Untuk itu seiring dengan
perkembangan jaman telah muncul berbagai macam cara pencegahan hama yang sesuai
dengan setiap jenis hama yang menyerang tanaman. Tetapi kemajuan teknologi itu tidak
dapat dinikmati oleh setiap kalangan sehingga sampai sekarang masih bisa kita lihat
pengendalian hama dengan cara lama dan dengan hasil yang kurang optimal pula. Seperti
adanya pestisida fungi untuk pengendalian jamu, insektisida untuk mengendalikan
serangga, rodentisida untuk mengendalikan tikus, dan masih banyak yang lainnya
(Hartati, 2009).
Dalam pertanian, hama adalah organisme pengganggu tanaman yang menimbulkan
kerusakan secara fisik, dan ke dalamnya praktis adalah semua hewan yang menyebabkan
kerugian dalam pertanian.
Hama pada tanaman merupakan momok dalam budidaya tanaman meningkatkan hasil
produksi. Penanggulangan hama dan penyakit yang tepat dan meminimalkan dampak
negatif terhadap erorganisme-organisme biotik sebagai musuh alami menjadi prioritas
penting dalam pengendalian.
Dampak yang timbul akibat serangan hama menyebabkan kerugian baik terhadap
nilai ekonomi produksi, pertumbuhan dan perkembangan tanaman, serta petani sebagai
pelaku budiaya tanaman dengan kegagalan panen serta turunnya kwalitas dan kuantitas
hasil panen. Pengendalian hama yang tidak sesuai dan tepat akan memberikan dampak
kerugian yang lebih besar dari pada serangan hama itu sendiri terhadap tanaman.( Hartati,
2009). Adapun manfaat dalam mempelajari hama tanaman khususnya ke enam ordo
serangga hama adalah agar praktikan dapat mengenal serangga hama, jenis mulut, daur
1 | Dasar Perlindungan Tanaman

hidup, tipe perkembangbiakan dan siklus penyerangannya sehingga dapat diketahui cara
yang tepat untuk pengendalian serangga hama tersebut.

Tujuan
1. Untuk lebih mengenal macam-macam ordo serangga
2. Untuk mengetahui perbedaan masing-masing ordo serangga.

2 | Dasar Perlindungan Tanaman

BAB II
PEMBAHASAN
Penggolongan Serangga
Kingdom
: Animalia
Filum
: Arthropoda
Kelas
: Hexapoda
Ordo ordo
:
1. Orthoptera
2. Isoptera
3. Thysanoptera
4. Hemiptera
5. Homoptera
6. Lepidoptera
7. Diptera
8. Coleoptera
9. Odonata
10. Hymenoptera

A. ORDO ORTHOPTERA
(orthos = lurus, pteron = sayap; serangga bersayap lurus)
Umumnya kaki serangga ini panjang dan kuat serta dapat digunakan untuk melompat
jauh. Banyak jenis serangga ini yang dapat bersuara . suara serangga ini berasal dari
bukan dari mulut melainkan dari sayap depan yang digosokkan bersama (jangkrik). Atau
sayap muka dan sayap belakang digosok-gosokkan atau juga bagian dalam dari paha
digosok-gosokkan pada tepi sayap mukanya (belalang). Biasanya yang bersuara hanya
serangga jantan. Sayap orthoptera ada dua pasang, yaitu sepasang di depan dan sepasang
di belakang. Sayap di muka ukuranya sempit dan tebal, biasanya berwarna seperti
badannya, serta uratnya jelas. Sementara itu, sayap di belakang tipis seperti membrane,
luas, lebar dan melipat seperti kipas ketika sedang istirahat. Biasanya terdapat satu
ovipositor dan cersi. Serangga ini memiliki mulut yang berfungsi untuk menggigitmengunyah. Prothoraksnya besar dan jelas dan metamofosisnya bertahap.
Ciri-ciri :
Sayap depan agak keras dan lurus yang disebut tegmen;
Sayap belakang berbentuk seperti selaput (membran)
Alat mulut menggigit mengunyah dengan posisi hypognatus
Tipe metamorfosis paurometabola (telur nimfa imago)
Fitofag (pemakan tumbuhan): belalang, jangkrik, orong-orong
Contoh serangga dari ordo Orthoptera

3 | Dasar Perlindungan Tanaman

a. Valanga nigricornis (Burm.) Famili Acrididae


Disebut juga sebagai belalang kayu atau belalang jati. Belalang ini bersifat
polifag
b. Sexava nubila, Famili Tettigoniidae (disebut sebagai belalang pedang)
Hama penting tanaman kelapa di Sangihe-Talaud dan Ternate Ovipositornya
berbentuk seperti pedang
c. Gryllotalpa sp
Orong-orong atau anjing tanah, hama pada perakaran di tanah. Tungkai depan
bertipe fusorial
d. Gryllus mitratus Burn dan Gryllus bimaculatus (Jangkrik)
e. Stagmomantis sp (belalang sembah)
f. Brachytrypus portentosus Lich. (gangsir / hama pada rerumputan Graminae)

B. ORDO ISOPTERA
(iso = sama, ptera = sayap; serangga bersayap sama)
Serangga ini berukuran kecil, bertubuh lunak dan biasanya berwarna coklat pucat.
Antenna pendek dan berbentuk seperti benang atau seperti rangkaian manic. Sersi
biasanya pendek. Serangga dewasa ada yang bersayap dan ada yang tidak bersayap. Jika
bersayap, maka jumlahnya dua pasang, bentuk bentuk memanjang. Ukuran serta bentuk
sayap sama. Pada saat istirahat sayap diletakkan Mendatar Di Atas Tubuh. Alat Mulut
Mengigit-Mengunyah Kadang Mempunyai Mata Majemuk. Tarsus beruas tiga sampai
empat. Bermetamorfosis paurometabola dan hidup dan berkembang pada kayu yang
lapuk.
Ciri-ciri :
Serangga dewasa yang bersayap (kasta reproduktif) memiliki 2 pasang sayap
dengan bentuk dan ukuran yang sama
Antena bertipe moniliform (seperti manik-manik)
Alat mulut menggigit-mengunyah, metamorfosis paurometabola
Contoh serangga dari ordo Isoptera
a. Helanithermis sp. (rayap)
b. Cryptotermes spp (Rayap kayu kering)
c. Coptotermes spp. (Rayap subteran)
d. Glyptotermes spp. (Rayap kayu lembab)
e. Odontotermes spp. (Rayap tanah)

C. ORDO THYSANOPTERA
(Thysanos = rumbai; serangga mempunyai sayap berumbai)

4 | Dasar Perlindungan Tanaman

Ciri-ciri :
Ukuran tubuh kecil (beberapa mm), pipih (flat), dan umumnya berwarna hitam,
sayap mempunyai rumbai
Alat mulut meraut-menghisap,biasanya trips hidup di celah-celah sempit seperti
dalam lipatan-lipatan kuncup atau mahkota bunga
Gejala kerusakan
Langsung

: daun berbercak keperakan, kemudian menjadi coklat dan


akhirnya gugur
Tidak Langsung : dapat menjadi vektor virus pada tanaman begonia, krisan
(gejala daun mengeriting)

D. ORDO HEMIPTERA
(hemi
=
setengah;
bentuk berbeda)

serangga

bersayap

depan

dengan

dua

Ciri-ciri :
Sayap depan setengah lunak, setengah keras (sayap hemilitron)
Alat mulut menusuk-menghisap (haustelata)
Metamorfosis: Paurometabola
Contoh serangga dari ordo Hemiptera
1. Famili Pentatomidae
a. Nezara viridula (kepik hijau) menyerang tanaman kedelai dan kacangkacangan
b. Scotinophara vermicula [kepinding tanah (kepik berwarna
hitam)] menyerang padi
2. Famili Alydidae
a. Leptocorisa oratorius (walang sangit) menyerang bulir padi dan berbagai
rumput gulma
b. Riptortus linearis (kepik polong) menyerang kedelai, kacang hijau, kacang
panjang
3. Famili Miridae
a. Helopelthis antonii menyerang kakao (daun dan buah), teh, kina

E. ORDO HOMOPTERA
(homo = sama; serangga bersayap sama)

Ciri-ciri :
Alat mulut menusuk menghisap

5 | Dasar Perlindungan Tanaman

Sayap depan menebal atau seperti selaput, sayap belakang seperti selaput.
Pada waktu istirahat letak sayap dalam posisi seperti atap rumah di atas
tubuhnya
Antena pendek, seperti benang atau rambut kaku, namun pada beberapa famili
antena relatif panjang
Metamorfosis: Paurometabola
Banyak spesies, yang selain menjadi hama, juga menjadi vektor virus

Homoptera terbagi menjadi 2 (dua) golongan :


1) Golongan Auchenorrhyncha (wereng)
Famili : Flatidae, Delphacidae, Jassidae, Membracidae
Contoh hama kelompok ini :
a. Nilaparvata lugens (famili Delphacidae) = Wereng batang cokelat.
b. Sogatela furcifera (famili Delphacidae) = Wereng punggung putih
c. Nephotettix spp. (famili Jassidae) = Wereng hijau
d. Recilia dorsalis (famili Jassidae) = Wereng loreng/zig-zag Leafhopper
bukan hama penting saat ini

2) Golongan Sternorryncha (kutu tanaman)


Famili : Psyllidae, Aleyrodidae, Aphididae, Diaspididae, Pseudococcidae,
Coccidae
Contoh hama dari kelompok ini :
a. Diaphorina citri (famili Psyllidae); hama kutu loncat pada jeruk dan
anggota famili Rutaceae lainnya; sebagai vektor virus CVPD pada jeruk
b. Heteropsylla cubana (famili Psyllidae); nama umum: kutu loncat
lamtoro
c. Bemisia tabaci (famili Aleyrodidae); kutu kebul
d. Aleurodicus destructor (famili Aleyrodidae); kutu kapuk pada kelapa
e. Aleurodicus dispersus = polifag, kutu kapuk pada jambu biji, dll

F. ORDO LEPIDOPTERA
(Lepidos = sisik)
Ciri-ciri :
Sayap depan dan seluruh tubuhnya bersisik, sisik inilah yang memberi warna
pada sayap
Serangga dewasa tidak menjadi hama, yang menjadi hama adalah larvanya
Larva berbentuk ulat (tipe eruciform) mempunyai tungkai palsu (false leg)
sebanyak 5 pasang di abdomen
Tungkai sejati terdapat pada toraks
Metamorfosis Holometabola
Lepidoptera terbagi menjadi 3 (tiga) golongan :

6 | Dasar Perlindungan Tanaman

1) Golongan Kupu-kupu (butterfly), aktif siang hari (Diurnal)


2) Golongan Skipper, aktif petang hari (Krepuskular)
3) Golongan Ngengat (moth), aktif malam hari (Nokturnal)
Contoh hama penting dari Ordo Lepidoptera
a. Famili Sphingidae
b. Famili Psychidae; menyerang daun jambu air membentuk kantung ditutupi
oleh permukaan daun, gejala kerusakan daun berlubang
c. Famili Limacodidae; berwarna hijau, terdapat pada daun kelapa.Tungkai
memiliki banyak rambut
d. Famili Papilionidae; berwarna hijau, terdapat pada kuncup daun jeruk. Sayap
Imago memiliki papil
e. Famili Hesperiidae; Ulat penggulung daun pisang
f. Famili Pyralidae; hama pada tanaman padi
g. Famili Noctuidae

G. ORDO COLEOPTERA
(Coleos = seludang)
Ciri-ciri :
Sayap depan berbentuk seperti seludang, keras dan tebal disebut elitron
Alat mulut menggigit mengunyah dimiliki oleh larva dan imago; Larva dan
imago keduanya menjadi hama atau predator
Hama : pemakan daun, bunga dan buah; penggerek batang; pemakan akar
Predator : memangsa berbagai jenis serangga lain yang berukuran lebih kecil,
terutama kutu tanaman
Metamorfosis holometabola
Famili yang menjadi hama :
a. Coccinellidae (kumbang kubah)
b. Cerambycidae; memiliki antena panjang sebagai hama penggerek kayu
c. Scarabaeidae, Dynastinae (kumbang badak); hama pada tanamankelapa
d. Curcullionidae (kumbang Sagu); hama pada tanaman sagu

H. ORDO DIPTERA
(Di = dua; Serangga bersayap dua)
Ciri-ciri :
Sayap 1 pasang, sayap belakang berubah menjadi halter
Metamorfosis holometabola

7 | Dasar Perlindungan Tanaman

Larvanya ada yang menjadi hama, predator, parasit


Hama : penggerak batang dan penggerek daun
Predator: memangsa kutu-kutu tanaman terutama famili Aphididae (kutu
daun)
Imago menghisap cairan pada tanaman yang membusuk

Terdiri dari 2 (dua) subordo (berdasarkan morfologi)


a) Sub ordo Nematocera; Nyamuk [antena panjang]
b) Sub ordo Cyclorrapha; Lalat [antena pendek]
c) Sub ordo Brachycera

I.

ORDO ODONATA
Ordo Odonata (bangsa capung/kinjeng)

Memiliki anggota yang cukup besar dan mudah dikenal. Sayap dua pasang dan
bersifat membranus. Pada capung besar dijumpai vena-vena yang jelas dan pada kepala
dijumpai adanya mata facet yang besar. Metamorfosis tidak sempurna (Hemimetabola),
pada stadium larva dijumpai adanya alat tambahan berupa insang dan hidup di dalam air.

J.

ORDO HYMENOPTERA
(Hymen = selaput; Serangga bersayap selaput)
Ciri-ciri :
Sayap seperti selaput tipis
Metamorfosis : Holometabola
Bersifat sebagai hama (sebagian kecil), parasit, dan predator serta penyerbuk
Hama : Kerawai daun (leafcutter bees)
Parasit : Larva memarasit berbagai jenis serangga dari ordo
Homoptera, Coleoptera, Diptera dan Hymenoptera
Predator : memangsa berbagai jenis serangga
Penyerbuk : jenis lebah, tetapi imago parasit pun dapat berperan sebagai
penyerbuk
Anggota-anggotanya dikenal sebagai predator pada beberapa jenis serangga
kecil yang termasuk hama, seperti beberapa jenis trips, wereng, kutu loncat
serta ngengat penggerek batang padi
Contoh serangga dari ordo Hymenoptera
a. Semut
b. Lebah
c. Lalat daun
8 | Dasar Perlindungan Tanaman

d. Tawon kayu parasit


e. Tawon

9 | Dasar Perlindungan Tanaman

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat ditarik dari hasil praktikum ini yaitu hama adalah
organisme yang menyerang tanaman sehingga mengakibatkan pertumbuhan dan
perkembangan tanaman menjadi terganggu, yang berdampak turunnya kualitas dan
kuantitas serta kerugian ekonomis bagi manusia.
Hama terdapat dalam berbagai jenis, salah satunya yaitu hama serangga. Serangga
(disebut pula Insecta, dibaca "insekta") adalah kelompok utama dari hewan beruas
(Arthropoda) yang bertungkai enam (tiga pasang); karena itulah mereka disebut pula
Hexapoda (dari bahasa Yunani, berarti "berkaki enam").
Hama terbagi dalam beberapa ordo yaitu ordo orthoptera, ordo hemiptera, ordo
homoptera, ordo diptera, ordo lepidoptera, dan ordo coleoptera. Untuk
mengendalikan serangga hama ini harus dilakukan dengn menggunakan konsep
pengendalian hama secara terpadu yang tidak merusak ekosistem dan terputusnya
rantai makanan.

Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan berkaitan dengan diadakannya praktikum
ini adalah agar pada pertanian di indonesia pemerintah dapat membantu petani dalam
menghadapi masalah serangga hama yang kadang kala masalah ini menjadi problem
utama petani bahkan kerab petani menjadi gagal panen akibat serangannya.
Dalam tindakannya diharapkan pemerintah membantu petani secara efektif juga
pengendaliannya didasarkan atas pengendalian hama terpadu yang tidak merusak
keberlangsungan ekosistem dan rantai makanan agar tidak terputus. Hingga
diakhirnya diharapkan petani-petani indonesia menjadi sukses di bidangnya.

10 | Dasar Perlindungan Tanaman

Daftar Pustaka
Arief, arifin. 1994. Perlindungan Tanaman Hama Penyakit dan Gulma. Usaha
Nasional. Surabaya.
Sudarmo, subiyakto. 1995. Pengendalian Hama dan Gulma Pada Tanaman
Perkebunan. Kanius. Yogyakarta.
Umar. 2000. Entomologi Pertanian. Rineka cipta, Jakarta
Sumangun H. 2000. Penyakit-penyakit Tanaman Hortikultura Di Indonesia. Gajah
Mada University Press. Yogyakarta.
Rioardi, 2009. Ordo-Ordo Serangga. http://rioardi.wordpress.com. Di akses pada
tanggal 19 April 2012.

11 | Dasar Perlindungan Tanaman

Вам также может понравиться