Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Hal ini dilakukan dengan asumsi bahwa darah dan cairan tubuh dari penderita (sekresi
tubuh biasanya mengandung darah, sperma, cairan vagina, jaringan, Liquor Cerebrospinalis,
cairan synovia, pleura, peritoneum, pericardial dan amnion) dapat mengandung Virus HIV,
Hepatitis B dan bibit penyakit lainnya yang ditularkan melalui darah.
B. Tujuan isolasi
Tujuan dari pada di lakukannya Kewaspadaan Umum ini adalah agar para petugas
kesehatan yang merawat pasien terhindar dari penyakit-penyakit yang di tularkan melalui
darah yang dapat menulari mereka melalui tertusuk jarum karena tidak sengaja, lesi kulit, lesi
selaput lendir.
Alat-alat yang dipakai untuk melindungi diri antara lain pemakaian sarung tangan, Lab
jas, masker, kaca mata atau kaca penutup mata. Ruangan khusus diperlukan jika hygiene
penderita jelek. Limbah Rumah Sakit diawasi oleh pihak yang berwenang.
C. Syarat-syarat ruang isolasi
a. Pencahayaan
Menurut KepMenKes 1204/Menkes/SK/X/2004, intensitas cahaya untuk ruang
isolasiadalah 0,1 0,5 lux dengan warna cahaya biru.Selain itu ruang isolasi harus
mendapat paparan sinar matahari yang cukup.
b. Pengaturan sirkulasi udara
Pengaturan sirkulasi udara ruang isolasi pada dasarnya menggunakan prinsip tekanan
yaitu tekanan bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan rendah.
D. Macam-macam isolasi
1. Isolasi ketat
Kategori ini dirancang untuk mencegah transmisi dari bibit penyakit yang sangat
virulen yang dapat ditularkan baik melalui udara maupun melalui kontak langsung.
Cirinya adalah selain disediakan ruang perawatan khusus bagi penderita juga bagi
mereka yang keluar masuk ruangan diwajibkan memakai masker, lab jas, sarung
tangan. Ventilasi ruangan tersebut juga dijaga dengan tekanan negatif dalam ruangan.
2. Isolasi kontak
Diperlukan untuk penyakit-penyakit yang kurang menular atau infeksi yang kurang
serius, untuk penyakit-penyakit yang terutama ditularkan secara langsung sebagai
tambahan terhadap hal pokok yang dibutuhkan, diperlukan kamar tersendiri, namun
penderita dengan penyakit yang sama boleh dirawat dalam satu kamar, masker
diperlukan bagi mereka yang kontak secara langsung dengan penderita, lab jas
diperlukan jika kemungkinan terjadi kontak dengan tanah atau kotoran dan sarung
tangan diperlukan jika menyentuh bahan-bahan yang infeksius.
3. Isolasi pernafasan;
Dimaksudkan untuk mencegah penularan jarak dekat melalui udara, diperlukan
ruangan bersih untuk merawat penderita, namun mereka yang menderita penyakit
yang sama boleh dirawat dalam ruangan yang sama. Sebagai tambahan terhadap halhal pokok yang diperlukan, pemakaian masker dianjurkan bagi mereka yang kontak
dengan penderita, lab jas dan sarung tangan tidak diperlukan.
4. Isolasi terhadap Tuberculosis (Isolasi BTA)
Ditujukan bagi penderita TBC paru dengan BTA positif atau gambaran radiologisnya
menunjukkan TBC aktif. Spesifikasi kamar yang diperlukan adalah kamar khusus
dengan ventilasi khusus dan pintu tertutup. Sebagai tambahan terhadap hal-hal pokok
yang dibutuhkan masker khusus tipe respirasi dibutuhkan bagi mereka yang masuk ke
ruangan perawatan, lab jas diperlukan untuk mencegah kontaminasi pada pakaian dan
sarung tangan atidak diperlukan.
5. Kehati-hatian terhadap penyakit Enterie
Untuk penyakit-penyakit infeksi yang ditularkan langsung atau tidak langsung melalui
tinja. Sebagai tambahan terhadap hal-hal pokok yang diperlukan, perlu disediakan
ruangan khusus bagi penderita yang hygiene perorangannya rendah. Masker tidak
diperlukan jika ada kecenderungan terjadi soiling dan sarung tangan diperlukan jika
menyentuh bahan-bahan yang terkontaminasi.
E. Prinsip isolasi
a) Ruang Perawatan isolasi terdiri dari :
Ruang ganti umum
Ruang bersih dalam
Stasi perawat
Ruang rawat pasien
Ruang dekontaminasi
Kamar mandi petugas
b) Prinsip kewaspadaan airborne harus diterapkan di setiap ruang perawatan isolasi
yaitu:
Ruang rawat harus dipantau agar tetap dalam tekanan negatif dibanding tekanan di
koridor.
Pergantian sirkulasi udara 6-12 kali perjam
Udara harus dibuang keluar, atau diresirkulasi dengan menggunakan filter HEPA
(High-Efficiency Particulate Air)
Setiap pasien harus dirawat di ruang rawat tersendiri.
Pada saat petugas atau orang lain berada di ruang rawat, pasien harus memakai
masker bedah (surgical mask) atau masker N95 (bila mungkin).
Ganti masker setiap 4-6 jam dan buang di tempat sampah infeksius.
Pasien tidak boleh membuang ludah atau dahak di lantai gunakan penampung
dahak/ludah tertutup sekali pakai (disposable).
F. Universal Precaution yang di terapkan di ruang isolasi
Kewaspadaan Universal yaitu tindakan pengendalian infeksi yang dilakukan oleh
seluruh tenaga kesehatan untuk mengurangi resiko penyebaran infeksi dan didasarkan pada
prinsip bahwa darah dan cairan tubuh dapat berpotensi menularkan penyakit, baik berasaldari
pasien maupun petugas kesehatan (Nursalam, 2007). Secara garis besar, standard
kewaspadaan universal di ruang isolasi antara lain :
Cuci tangan
Pakai sarung tangan saat menyentuh cairan tubuh, kulit tak utuh dan
membranmukosa
Pakai
masker,
pelindung
mata,
gaun
jika
darah
atau
cairan
tubuh
mungkinmemercik
4
SIMPULAN
Ruang isolasi adalah ruangan khusus yang terdapat di rumah sakit yang merawat pasien
dengan kondisi medis tertentu terpisah dari pasien lain ketika mereka mendapat perawatan
medis dengan tujuan mencegah penyebaran penyakit atau infeksi kepada pasien dan
mengurangi risiko terhadap pemberi layanan kesehatanPada umumnya, ruang isolasi terbagi
menjadi dua jenis, yaitu tekanan udara negatif (Negative Pressure) dan tekanan udara positif
(Positive Pressure).
Tujuan dari pada di lakukannya Kewaspadaan Umum ini adalah agar para petugas
kesehatan yang merawat pasien terhindar dari penyakit-penyakit yang di tularkan melalui
darah yang dapat menulari mereka melalui tertusuk jarum karena tidak sengaja, lesi kulit, lesi
selaput lendir. Alat-alat yang dipakai untuk melindungi diri antara lain pemakaian sarung
tangan, Lab jas, masker, kaca mata atau kaca penutup mata.
Prosedur perawatan di ruang isolasi
1.
Persiapan sarana
2.
3.
Mencuci tangan
4.
5.
6.
7.
Kenakan masker
8.
9.
DAFTAR PUSTAKA