Вы находитесь на странице: 1из 6

KANKER PADA WANITA

Kanker Ovarium
A. Pengertian
Kanker ovarium adalah keganasan pada organ ovarium (indung telur).
B. Etiologi
Seperti kanker pada umumnya, penyebab kanker ovarium tidak
diketahui sampai saat ini. Beberapa faktor risiko kanker ovarium
adalah :
1. Usia dimana umumnya meningkat pada usia diatas 50 tahun.
2. Faktor genetik.
3. Riwayat keluarga menderita kanker ovarium.
4. Adanya riwayat pernah menderita tumor jinak ovarium seperti kista.
5. Pernah menderita infeksi pada panggul.
6. Wanita yang pertama kali hamil diatas usia 35 tahun.
7. Wanita yang tidak pernah hamil/ menyusui.
8. Usia pertama kali menstruasi yang lebih muda atau usia menopause
yang melambat.
9. Pola hidup yang tidak sehat.
10. Konsumsi makanan tinggi lemak.
11. Paparan radiasi pada perut.
C. Gejala
Gejala kanker ovarium sebagai berikut :
1. Benjolan di perut bagian bawah.
2. Perut yang membesar.
3. Nyeri perut.
4. Nyeri pada pinggang.
5. Nyeri saat bersenggama.
6. Pendarahan pada vagina.
7. Tidak nafsu makan dan sering merasa kenyang.
8. Berat badan menurun.
9. Gangguan saat buang air besar/ kecil.
10. Gangguan siklus menstruasi.
11. Kelelahan.
D.Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan darah,
radiologi, dan pemeriksaan jaringan PA. Pemeriksaan darah yang
dilakukan antara lain darah lengkap (hemoglobin, leukosit, dan
trombosit), fungsi hati (SGOT dan SGPT), penanda kanker ovarium (CA
125), alkalin fosfatase, dan lain-lain. Untuk pemeriksaan radiologi dapat

dilakukan USG ovarium, foto dada, CT scan, MRI, dan lain-lain. Dan yang
terakhir dilakukan pemeriksaan jaringan dengan biopsi.
E. Diagnosis
Penegakan diagnosis kanker ovarium pada awalnya dapat dilakukan
dengan pemeriksaan panggul. Lalu dilanjutkan dengan pemeriksaan
penunjang seperti yang telah disebutkan diatas dan dipastikan dengan
pemeriksaan jaringan PA. Dengan dilakukan pemeriksaan-pemeriksaan
diatas dapat diketahui juga stadium kanker ovarium.
F. Terapi
Terapi kanker ovarium ditentukan dengan stadium dan jenis kanker.
Terapi yang dilakukan antara lain :
1. Pembedahan.
2. Kemoterapi.
G.Prognosis
Kanker ovarium yang didiagnosa pada stadium awal akan memiliki
prognosis yang baik sedangkan bila terdeteksi pada stadium akhir maka
akan berprognosis buruk.
H. Pencegahan
Pencegahan pada kanker ovarium dapat dilakukan dengan pemeriksaan
panggul rutin untuk Anda yang memiliki faktor risiko kanker ovarium.
Dengan begitu kanker ovarium akan terdeteksi lebih awal sehingga
meningkatkan kemungkinan untuk sembuh dan memperbaiki kualitas
hidup. Selain itu pencegahan dapat dilakukan melalui operasi
pengangkatan rahim, saluran indung telur atau kedua ovarium.
Kanker Payudara
A. Pengertian
Kanker Payudara adalah tumor ganas pada payudara dimana sel-sel
pada payudara akan tumbuh dengan sangat cepat dan tidak terkendali.
Kanker payudara umumnya diderita oleh wanita.
B. Etiologi
Secara umum, penyebab kanker payudara belum diketahui dengan
pasti. Tapi ada beberapa faktor yang akan meningkatkan risiko
terjadinya kanker payudara yaitu :

Usia dimana semakin bertambah usia akan meningkatkan risiko

1.

terutama diatas 30 tahun.


2.

Riwayat dalam keluarga ada yang menderita kanker payudara.

3.

Mempunyai riwayat tumor jinak seperti fibroadenoma, fibrokistik,


atau kista.

4.

Haid terlalu muda atau menopause diatas umur 50 tahun.

5.

Tidak menikah / tidak menyusui.

6.

Melahirkan anak petama diatas usia 35 tahun

7.

Sering terkena radiasi.

8.

Pola makan dengan konsumsi lemak berlebihan.

9.

Kegemukan.

10.

Konsumsi alkohol berlebihan.

11.

Mendapatkan terapi hormonal dalam jangka panjang seperti pil KB.

12.

Stress.

13.

Faktor genetik.

C. Gejala
Pada awal timbulnya kanker, terkadang Anda tidak mengalami gejala
waktu. Namun seiring berjalannya waktu, timbul gejala-gejala
diantaranya sebagai berikut :
1. Ada benjolan yang makin lama makin membesar, keras, dan tidak
dapat digerakkan di payudara.
2. Ada benjolan di tempat lain seperti di ketiak.
3. Nyeri pada payudara.
4. Ada perubahan pada puting susu seperti kemerahan atau
mengeluarkan cairan.
5. Ada perubahan pada kulit di sekitar payudara seperti
kemerahan,seperti kulit jeruk, adanya kulit yang tertarik, atau luka
yang tidak sembuh-sembuh.
D.Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan untuk mendeteksi adanya kanker payudara terdiri dari dua
yaitu pemeriksaan darah, radiologi dan PA (Patologi Anatomi).
Pemeriksaan darah yang diperiksa adalah pemeriksaan darah lengkap
(hemoglobin, leukosit, dan trombosit), alkalin fosfatase, fungsi hati
(SGOT dan SGPT), penanda kanker payudara (CA 15.3), pemeriksaan
hormonal, dan lain-lain sesuai kebutuhan. Pemeriksaan radiologi yang

dapat dilakukan adalah mamografi, USG payudara, CT scan, MRI dan


lain-lain. Kegunaan pemeriksaan radiologi selain untuk diagnosa tapi
juga untuk mendeteksi adanya penyebaran sel kanker. Untuk
pemeriksaan PA atau jaringan dilakukan melalui biopsi.
E. Diagnosis
Diagnosis kanker payudara merupakan gabungan dari pemeriksaan
darah, radiologi, dan PA. Pemeriksaan PA adalah diagnosis pasti kanker
payudara sedangkan pemeriksaan darah dan radiologi digunakan untuk
melihat adanya penyebaran kanker payudara ke tempat lain. Setelah
dilakukan diagnosis, akan diketahui stadium kanker payudara Anda.
F. Terapi
Terapi yang dilakukan disesuaikan dengan stadium kanker payudara
dan berbeda-beda pada setiap pasien. Terapi kanker payudara antara
lain :
1. Pembedahan.
2. Kemoterapi.
3. Radioterapi.
4. Terapi Target.
G.Prognosis
Prognosis kanker payudara bergantung pada stadiumnya. Semakin awal
stadiumnya akan semakin baik prognosisnya.
H. Pencegahan
Pencegahan kanker payudara sangat penting dilakukan mengingat
tingginya angka penderita kanker payudara di Indonesia. Pencegahan
dapat dilakukan dengan pemeriksaan SADARI setiap bulannya setelah
menstruasi atau setiap tanggal 1 untuk wanita yang sudah menopause.
Untuk wanita yang mempunyai faktor risiko seperti yang disebutkan
diatas, dapat melakukan pemeriksaan mamografi rutin untuk deteksi
dini. Dengan mengetahui adanya kanker payudara sejak awal maka
akan meningkatkan angka kesembuhan dan kualitas hidup pasien.
Kanker Serviks
A. Pengertian
Kanker serviks adalah suatu penyakit keganasan yang timbul pada
serviks (leher rahim).

B. Etiologi
Penyebab terbesar kanker serviks adalah infeksi HPV (Human Papilloma
Viruses). Sampai saat ini telah terdeteksi lebih dari 100 HPV di dunia.
Yang menyebabkan 50-60% kanker serviks adalah jenis HPV 16 dan 18.
Virus ini ditularkan melalui hubungan seksual. Ketika virus ini masuk
kedalam tubuh manusia, maka akan baru diketahui mengidap kanker
sekitar 5-10 tahun kemudian. Selain itu telah diketahui beberapa faktor
risiko lain dari kanker serviks yaitu :
1. Usia dimana paling sering usia terkena kanker serviks adalah 35-55
tahun dan meningkat seiring bertambahnya usia.
2. Merokok.
3. Hubungan seksual yang tidak sehat.
4. Pernah mengalami infeksi pada leher rahim.
5. Pernah menderita penyakit menular seksual.
6. Tidak menjaga kebersihan organ kewanitaan.
7. Memiliki banyak anak.
8. Penggunaan terapi hormonal dalam jangka panjang.
9. Riwayat keluarga yang menderita kanker.
C. Gejala
Gejala yang dapat dirasakan pada penderita kanker serviks adalah :
1. Pendarahan setelah berhubungan.
2. Pendarahan setelah menopause.
3. Nyeri saat bersenggama.
4. Keputihan yang abnormal.
5. Rasa sakit saat berkemih.
6. Susah buang air besar yang lama.
7. Perut terasa kembung.
8. Badan lemah.
9. Sakit punggung.
10. Tidak nafsu makan.
11. Berat badan yang menurun.
D.Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan papsmear dilakukan sebagai skrining awal kanker serviks.
Selain itu dilakukan pemeriksaan lain seperti pemeriksaan darah,
radiologi, dan pemeriksaan jaringan PA. Pemeriksaan darah yang
diperiksa adalah pemeriksaan darah lengkap (hemoglobin, leukosit, dan
trombosit), alkalin fosfatase, fungsi hati (SGOT dan SGPT), dan lain-lain
sesuai kebutuhan. Pemeriksaan radiologi yang dapat dilakukan adalah
foto dada, CT scan, MRI dan lain-lain.

E. Diagnosis
Diagnosis pasti dari kanker serviks adalah dengan pemeriksaan jaringan
melalui biopsi. Sedangkan pemeriksaan darah dan radiologi digunakan
untuk mendeteksi penyebaran sel kanker.
F. Terapi
Terapi yang dilakukan pada kanker serviks adalah pembedahan,
kemoterapi, dan radioterapi. Bila masih pada stadium awal, maka
pembedahan merupakan pilihan pertama. Namun jika diketahui pada
stadium lanjut, maka terapi yang dilakukan adalah kemoterapi dan
radioterapi. Ketiga terapi tersebut juga dapat dikombinasikan
tergantung stadium kanker, jenis, dan kebutuhan masing-masing
individu pasien.
G.Prognosis
Prognosis kanker serviks pada umumnya buruk karena jarang terdeteksi
pada stadium awal. Namun bila dapat terdeteksi pada stadium awal,
maka prognosisnya akan baik.
H. Pencegahan
Berbagai pencegahan dapat dilakukan pada kanker serviks yaitu
menghindari hubungan seksual dengan yang bukan pasangannya, tidak
merokok, dan melakukan pola hidup yang sehat. Pada wanita yang
telah aktif secara seksual disarankan untuk melakukan papsmear rutin
sebagai skrining awal untuk mendeteksi kanker serviks. Untuk
perempuan yang belum pernah melakukan hubungan seksual, maka
dapat melakukan vaksinasi HPV sebagai pencegahannya.

Вам также может понравиться