Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
E0011092
KEAGENAN
A. DEFINISI
Agen merupakan orang yang menjembatani antara prinsipal dengan konsumen serta
memperkenalkan produk namun tidak punya alas hak atau title terhadap produk. Fungsi
agen adalah untuk mendorong konsumen membeli produk dan perannya diukur oleh
prestasinya dalam bentuk komisi.
Agen atau agent (dalam bahasa Inggris) adalah perusahaan nasional yang
menjalankan keagenan, sedangkan keagenan adalah hubungan hukum antara pemegang
merk
(principal)
dan
suatu
perusahaan
dalam
penunjukan
untuk
melakukan
Parties:
This Agency Agreement is made as of Aug 8, 2000 by and between WorldSpace
Corporation, having its office at 2400 N. Street, NW, Washington D.C. 20037, USA
(WorldSpace) and China Telecommunications Broadcast Satellite Corp, having its
principal office at No. 42, Xue Yuan Lu, Hai Dian District, Beijing (ChinaSat) on
appointing ChinaSat as the agent to lease satellite channels of the northeast beam of
AsiaStar owned by WorldSpace.
2.
3.
Appointment
WorldSpace agrees to appoint ChinaSat as the sole agent in China to lease Satellite
Channels to Chinese or non-Chinese Clients if the above-mentioned conditions are
met and the relevant frequencies are:
1) Uplink frequencies: (7052.3322MHz, 7046.131 1MHz, 7057.075
IMHz)
2) Downlink frequencies: (1473.164 1.3MHz, 1475.464 1.3MHz).
5.
3) WorldSpace will work with ChinaSat to set the prices for channel leasing and have
the final say on leasing prices when the two parties have disagreement as long as
the disagreement is not conflict with the laws of China;
4) WorldSpace will assist ChinaSat to secure more Clients. WorldSpace is entitled to
arrange Clients to use for free the satellite channels, network system and uplink
station for one month (or a period agreed by both parties) for testing and
promotional purposes;
5) Both parties shall work together to decide whether a channel should be leased to
Client, either a domestic or foreign Client. When a dispute arises between two
parties on this issue, WorldSpace has the final say under the condition that the
lease falls within the scope permitted by the China government and ChinaSats
political and commercial interests are not adversely impacted;
6) If WorldSpace invests its Satellite Channel to cooperate with a third party, it has to
acknowledge that ChinaSat has 10% interest of this channel during the term of this
Agency Agreement.
7) During the technical trial period (see Annex 2 of Cooperation Agreement,
Milestone), WorldSpace will not charge ChinaSat for Satellite Channels used for
not-for-profit and promotional programming, provided that such arrangement does
not exceed end April 2001.
ChinaSat:
1) Is appointed by WorldSpace to be its agent to lease Satellite Channels and develop
Satellite Channel leasing business; work with WorldSpace to allocate Satellite
Channels; notify WorldSpace of any leasing arrangement and inquiries on a timely
fashion;
2) Proceed with all relevant procedures and obtain required frequencies and service
permits and start commercial trial operations as defined in the schedule in the
Annex 1;
3) Responsible for management of uplink frequencies and uplink stations established
by domestic or foreign Clients. Can close the particular uplink station violating the
management requirements when necessary, according to Article 7 of the
Memorandum of Understanding.
4) Lease Satellite Channels to Clients inside or outside of China and collect channel
lease fees from them in accordance with the prices agreed by both parties.
5) Be responsible to notify WorldSpace of any leasing arrangements and make
payments to WorldSpace in accordance with the prices agreed by both parties;
7.
Remedies
1) The damages caused to Clients and users due to satellite malfunctions shall be the
liabilities of WorldSpace.
2) The damages caused to Clients and Users due to uplink station and network system
malfunctions shall be the liabilities of ChinaSat.
8.
Penalties
1) If ChinaSat doesnt make the required payment to WorldSpace in accordance with
the prices and terms as agreed by both parties, it has to pay WorldSpace penalties
(0.04% of the concerned amount per day) besides making the outstanding payment
to WorldSpace.
2) If WorldSpace leases Satellite Channels not conforming to this agreement or leases
channels without getting ChinaSats written consent, it has to pay ChinaSat
penalties (0.04% of the total leasing amount per day) besides paying ChinaSat the
agent fees it fails to pay.
Each party shall cooperate with reasonable audits to ensure proper payments are being
made.
9.
Notes
This Agency Agreement has 4 copies, 2 in English and 2 in Chinese, both of which are
equally authentic. This agreement will come into effect together with Cooperation
Agreement after being signed. This agreement will not limited to Multimedia Services
and may be expanded to include other digital services.
10. The two parties can authorize a specific and legitimate subsidiary to perform the duties
specified in this agreement, as long as they continue to remain obligated hereunder.
WorldSpace Corporation
C. DASAR HUKUM
1. Dasar Hukum Keagenan di Indonesia
Jenderal
Perdagangan
08/Dagri/Kwt/Iii/87
Pembinaan Keagenan Dan Kepastian Usaha
Dalam
Negeri
Nomor
Dalam
Negeri
Nomor
Negeri
Surat Edaran Departemen Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal
Pajak No. Se-01/Pj.3/1985
Keagenan Tunggal
Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 346/M/Sk/7/1982 Tahun 1982
Ketentuan-Ketentuan Keagenan Tunggal Alat-Alat Elektronik Dan Alat-Alat Listrik
Keagenan Tunggal
Keputusan Menteri Perdagangan Nomor 10a/Kp/I/1971 Tahun 1971
PERATURAN
PEMERINTAH
PENGGANTI
UNDANG-
bahwa
Belum
terdapat
aturan
internasional
untuk
mengatur
D. PROSEDUR
1. Pendaftaran
a. Dokumen Pendaftaran
Permohonan pendaftaran sebagai agen, agen tunggal, distributor, distributor
tunggal barang dan/atau jasa produksi Luar Negeri disampaikan kepada
DIREKTUR BINA USAHA dan PENDAFTARAN PERUSAHAAN dengan
melampirkan dokumen-dokumen, sebagai berikut.
b. Dokumen pendaftaran (1)
Perjanjian yg telah dilegalisir Notary Public dan Surat Keterangan dari Atase
Perdagangan RI atau Pejabat Kantor Perwakilan RI di negara prinsipal, dengan
memperlihatkan aslinya.
Apabila perjanjian dilakukan oleh prinsipal supplier, prinsipal supplier
berkewajiban menunjukkan kewenangan dari prinsipal produsen.
diageni.
Copy surat izin atau surat pendaftaran lainnya dari instansi teknis yang masih
berlaku untuk jenis barang tertentu sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Copy surat izin usaha tetap/surat persetujuan BKPM apabila perjanjian
dilakukan dengan perusahaan PMA di bidang distributor/ wholesaler.
e. Dokumen pendaftaran
Copy surat izin atau pendaftaran lainnya dari instansi teknis yang masih
apabila
perjanjian
dilakukan
dengan
Kantor
Perwakilan
Perdagangan Asing.
f. Kontrak
PERIKATAN antara Prinsipal dengan Agen, Agen Tunggal, Distributor,
Distributor Tunggal barang dan/atau jasa produksi LUAR NEGERI harus
berbentuk PERJANJIAN YANG DILEGALISIR NOTARY PUBLIC dan Surat
Keterangan dari Atase Perdagangan RI atau Pejabat Kantor Perwakilan RI di
negara Prinsipal.
Negosiasi adalah proses untuk mencapai kesepakatan mengenai satu kerja sama dimana
para pihak saling memberikan konsesi satu sama lain.
Negosiasi
Memorandum of Understending
Studi kelayakan
Negosiasi lanjutan
b. Tahap Kontraktual
Tahap mulai terjadinya perjanjian sampai pelaksanaan perjanjian selesai.Dalam tahap
ini dilaksanakan pemenuhan syarat sahnya kontrak, pelaksanaan prestasi sampai
berakhirnya kontrak.
c. Pra Kontraktual
Tahap setelah perjanjian selesai, yaitu masa pemeliharaan, jaminan cacat tersembunyi,
atau fase garansi. Contoh : dalam perjanjian borongan, pihak pemborong tidak akan
berhenti kewajibannya setelah pembangunan selesai. Pembangunan gedung bertanggung
jawab 5 tahun sejak penyerahan
Pelaksanaan
Penafsiran
Penyelesaiaan Sengketa
Negosiasi
Cara Penyerahan
Cara Pembayaran cash atau angsuran dan / bunga
Jika terjadi kegagalan dalam kontrak Siapa yang menanggung resiko dan kerugian.
Wanprestasi
Overmacht
LISENSI
A. DEFINISI
Lisensi adalah pemberian izin oleh yang berwenang untuk melakukan suatu
perbuatan, yang tanpa izin tersebut perbuatan itu adalah tidak legal bahkan dilarang
Sedangkan yang dimaksud dengan perjanjian lisensi adalah perjanjian antara pembeli
lisensi (licensor) dengn penerima lisensi (licensee) dimana licensor memberikan izin
pada licensee untuk menggunakan hak kekayaan intelektual milik licensor. Pemberian
lisensi oleh licensor kepada licensee untuk menggunakan HAKI milik licensor tersebut
disertai pembayaran imbalan berupa royalty kepada licensor. Menurut Pasal 1 ayat (13)
UU No.14 Tahun 2001 tentang Paten (selanjutnya disebut UU Paten 2001) memberikan
definisi lisensi sebagai izin yang diberikan kepada pihak lain berdasarkan perjanjian
pemberian hak untuk menikmati manfaat ekonomi dari suatu Paten yang diberi
perlindungan dalam jangka waktu dan syarat tertentu.
Philip Indonesia. Besarnya royalty yang dibayar kepada NV Philip Nederland adalah
5% dari nilai penjualannya, hal tersebut diminta kepada pemerintah melalui Kantor
Inspeksi perindustrian Jawa Barat mengenai izin transfernya.
Sistem ini, dinilai mampu mengurangi investasi awal dan produk-produknya mampu
diserap pasar, mengingat produk-produk yang dihasilkan telah memenuhi standard
internasional (adanya keuntungan menggunakan nama besar dan goodwill milik
licensor). Maka tidak heran kalau produk-produk buatan PT. Philip Indonesia, mampu
menguasai pasar lampu di Indonesia. Dengan demikian, sistem ini menjadi lebih efektif
dan efisien untuk mempercepat proses pengembangan usaha bagi industri-industri padat
modal. Sedangkan PT. Philip Indonesia sendiri, dapat lebih fokus dalam upaya
mengembangkan usahanya.
Belajar dari perjanjian tersebut diatas, hal yang perlu disadari dalam sistem alih
teknologi semacam ini adalah posisi pihak pengusaha lokal jangan berada di pihak yang
lemah. Karena pada umumnya, sebagian besar posisi orang-orang lokal tidak beranjak
dari posisi operator, mengingat posisi-posisi kuncinya banyak dikuasai oleh orang asing,
sehingga mereka tidak mampu menggunakan daya kreasinya dan inovasinya. Mereka
juga lupa akan keharusannya untuk meningkatkan dan mengembangkan teknologi
tersebut.
Hal lain yang perlu mendapat perhatian adalah kita harus meneliti teknologi yang
akan mereka transferkan. Apakah tergolong teknologi yang dapat dimanfaatkan (advance
atau high technology) untuk memenuhi kebutuhannya atau justru teknologi mereka bawa,
merupakan teknologi yang sudah usang dinegaranya. Hal ini yang perlu sekali mendapat
perhatian pihak pengusaha lokal. Untuk itu pengusaha lokal yang akan melakukan
kerjasama melalui perjanjian lisensi dan know how transfer, hendaknya memperhatikan
peraturan-peraturan seperti yang sudah diatur melalui UU No.14 Tahun 2001 Tentang
Paten dan PP No.20 Tahun 2005 Tentang Alih teknologi, seperti yang sudah dibahas
diatas.
C. DASAR HUKUM
Ketentuan mengenai Lisensi dan Perjanjian Lisensi di Indonesia diatur dalam peraturan
perundang-undangan di bidang HAKI yaitu:
perjanjian lisensi;
Nomor dan judul dari paten yang menjadi obyek perjanjian lisensi;
Jangka waktu perjanjian lisensi;
Dapat atau tidaknya jangka waktu perjanjian lisensi diperpanjang;
Pelaksanaan paten untuk seluruh atau sebagian dari paten yang diberikan lisensi;
Jumlah royalti dan pembayarannya;
Dapat atau tidaknya penerima lisensi memberikan lisensi lebih lanjut kepada pihak
i.
j.
ketiga;
Batas wilayah berlakunya perjanjian lisensi, apabila diperjanjikan;
dan dapat atau tidaknya pemberi lisensi melaksanakan sendiri paten yang telah
dilisensikan kepada penerima paten.
Perjanjian lisensi dibuat secara tertulis dan harus ditandatangani oleh kedua
pihak. Perjanjian lisensi wajib dicatatkan pada Direktorat Jenderal Hak Kekayaan
Intelektual dan dimuat dalam Daftar Umum Paten dengan membayar biaya yang besarnya
ditetapkan dengan Keputusan Menteri. Jika perjanjian lisensi tidak dicatatkan, perjanjian
lisensi tidak mempunyai akibat hukum terhadap pihak ketiga.