Вы находитесь на странице: 1из 4

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1. Populasi
Populasi merupakan kumpulan tumbuhan, hewan ataupun organisme
lain dari spesies yang sama yang hidup secara bersama dan melakukan proses
berkembang

biak.

Sedangkan

proses

berkembang

biak

merupakan

kemampuan dari suatu individu atau organisme untuk melakukan reproduksi


dalam rangka mempertahankan keturunannya. Suatu populasi dapat
mengalami perkembangan dengan baik jika memiliki persediaan pangan yang
cukup dan luasan wilayah yang memadai. Populasi juga dapat mengalami
suatu perubahan, baik perubahan dalam hal bertambah atau berkurangnya
jumlah

anggota

populasi.

Terdapat

beberapa

faktor

utama

yang

mempengaruhi perubahan dalam suatu populasi yaitu kelahiran, kematian,


imigrasi dan emigrasi (Nicholas J. Gotelli, 1995).

3.2 Ayam Petelur


Ayam petelur adalah ayam-ayam betina dewasa yang dipelihara
khusus untuk diambil telurnya. Asal mula ayam unggas adalah berasal dari
ayam hutan dan itik liar yang ditangkap dan dipelihara serta dapat bertelur
cukup banyak. Tahun demi tahun ayam hutan dari wilayah dunia diseleksi
secara ketat oleh para pakar hingga menghasilkan ayam petelur seperti
sekarang (Aziz, 2007).
Dalam pemeliharaan ayam petelur terdapat tiga fase yaitu fase awal
atau starter ( umur 0 - 6 minggu ), fase pembesaran atau grower ( umur 7 17
minggu ), dan fase produksi atau layer sampai afkir ( umur 18 80 minggu ).
Pada umumnya ayam akan mulai memproduksi telur pada umur 20 minggu
sampai umur 72 minggu dimana ayam sudah tidak produktif lagi (afkir).
Produksi telur ayam ras sangat dipengaruhi oleh faktor pemberian pakan
(feeding), pembibitan (breeding), dan system tata laksana pemeliharaan ayam
petelur (manajemen).

3.3 Model Eksponensial Pertumbuhan Populasi


Menurut Nicholas J. Gotelli tahun 1995, model pertumbuhan populasi
eksponensial digunakan jika semua kebutuhan untuk hidup tersedia dengan
baik sehingga pertumbuhan populasi pada suatu wilayah menjadi tak terbatas.
Terdapat beberapa asumsi yang digunakan dalam pendugaan pertumbuhan
populasi secara eksponensial yaitu:
1. Laju kelahiran dan kematian konstan.
2. Tidak ada struktur genetik.
3. Tidak ada struktur perbedaan umur dan ukuran.
4. Tidak ada waktu tunda.
Misalkan N menunjukkan ukuran dari suatu populasi dan t
menunjukkan waktu, maka N t merupakan jumlah individu dalam suatu
populasi pada waktu t . Sedangkan ukuran populasi pada satu satuan waktu
berikutnya dinotasikan dengan N t 1 adalah
N t 1 N t B I D E

2.1

Jika kedua ruas pada persamaan 2.1 dikurangi dengan N t , maka diperoleh
N t 1 N t B I D E

atau

N B I D E

2.2

Keterangan:

B jumlah kelahiran
D jumlah kematian

I jumlah individu yang masuk ke dalam populasi


E jumlah individu yang keluar dari populasi
N t 1 perubahan populasi satu satuan waktu berikutnya

N perubahan ukuran populasi dari waktu t ke t 1


Jika diasumsikan jumlah ukuran populasi hanya dipengaruhi oleh
jumlah kematian, maka persamaan 2.2 menjadi bentuk diskrit

N D

2.3

Jika perubahan populasi terjadi dalam selang waktu yang sangat kecil, maka
pertumbuhan populasi dapat diasumsikan kontinu, sehingga pertumbuhan
populasi dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan differensial
dN
D
dt

2.4

Besarnya jumlah kematian sangat bergantung pada laju kematian d


yaitu

D dN
Sehingga laju kematian dapat ditulis
d

D
N

2.5

Dan persamaan 2.4 dapat ditulis sebagai berikut:


dN
2.6
dN
dt
Jika d r , dengan r adalah laju pertumbuhan intrinsik, maka diperoleh
dN
rN
dt

2.7

atau
dN
2.8
rdt
N
Untuk menduga banyaknya populasi pada saat tertentu, pada persamaan 2.8

diintegralkan kedua ruasnya, sehingga diperoleh

ln N c1 rt c2

2.9

atau

ln N rt c2 c1
rt C
sehingga diperoleh

2.10

N t e rt C

2.11
N t e rt e C
dengan memasukkan syarat awal N 0 N 0 ke persamaan 2.11 , diperoleh
N 0 eC N 0
Sehingga persamaan 2.11 dapat ditulis sebagai berikut:

N t N 0 e rt

2.13

Persamaan

2.12
kemudian

disebut

sebagai

Model

Eksponensial

pertumbuhan populasi. Nilai r dapat diperoleh dari persamaan 2.12 , yaitu

N
ln t
N
r 0
t

2.13

3.4 Pengukuran Peramalan


Menurut Jumingan (2009) metode peramalan tidak selamanya selalu
tepat karena metode peramalan yang digunakan belum tentu sesuai dengan
sifat datanya atau disebabkan oleh kondisi di luar bisnis yang mengharuskan
bisnis perlu menyesuaikan diri. Oleh karena itu, perlu diadakan pengawasan
peramalan sehingga dapat diketahui sesuai atau tidaknya teknik peramalan
yang digunakan. Pada prinsipnya, pengawasan peramalan dilakukan dengan
membandingkan hasil peramalan dengan kenyataan yang terjadi. Penggunaan
metode peramalan yang menghasilkan penyimpangan terkecil adalah metode
peramalan yang paling sesuai untuk digunakan.
Terdapat berbagai cara pengukuran untuk mengetahui besarnya
penyimpangan yang dihasilkan oleh suatu model peramalan, yaitu seperti
MAPE (Mean Absolute Percentage Error) dan MSE (Mean Square Error).
Besarnya MAPE dan MSE dihitung dengan menggunakan persamaan berikut:
n

i 1

MAPE

n
n

MSE

Fi / Ai

(A
i 1

100 %

(2.14)

Fi ) 2
n

(2.15)

Keterangan :
Ai = nilai peramalan pada periode ke i
Fi = nilai data aktual pada periode ke i
n = jumlah periode peramalan yang terlibat

Вам также может понравиться