Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Pendahuluan.
2.
III.2
Pada struktur diatas terlihat bahwa keterlibatan langsung Pimpinan Puncak dalam
masalah Perencanaan, Pelaksanaan, Kebijakan K3 merupakan keberhasilan didalam
mencapai target.
ini seharusnya yang dilakukan oleh para pimpinan-pimpinan
perusahaan.
Didalam mencapai sasaran yang dimaksud, harus ada penyeragaman unsure-unsur
program dengan memanfaatkan berbagai sumber yang ada kedalam satu strategi K3
antara lain :
a.
b.
Membina dan melaksanakan sarana K3 baik untuk fasilitas produksi yaitu
pemesinan peralatan, cara kerja dan alat pelindung maupun untuk hasil produksi,
sedikit-dikitnya didasarkan atas peraturan perundangan, rekomendasi dan standar.
c.
Inspeksi keselamatan dan kerja guna pengenalan bahaya-bahaya
dalam produksi dan produk
potensial
d.
Prosedur penyelidikan dan analisa kecelakaan untuk menentukan sebabmusababnya kecelakaan dan mendapatkan langkah-langkah keselamatan dan
kesehatan yang sesuai.
e.
Catatan dan analisa kecelakaan untuk menentukan cenderungan kecelakaan
dan menemukan tindak keselamatan yang diperlukan.
f.
Menyelenggarakan latihan tentang azas-azas keselamatan kerja secara umum
dan tekniknya untuk semua tenaga yang diperlukan dan instruksi K3 selama bekerja
oleh pengawas untuk semua pekerja. Hubungan pengawasan secara berkala untuk
instruksi-instruksi baru motivasi lanjutan dan menggairahkan K3 secara umum harus
pula dilakukan.
g.
Perlatan perlindungan harus disediakan guna perlindungan diri dilingkungan
yang berbahaya.
h.
Penelitian tentang Hygiene perusahaan untuk pengenalan bahaya kesehatan
potensial dan untuk mengambil langkah-langkah perlindungan yang sesuai.
i.
Fasilitas dan jasa-jasa kesejahteraan untuk penyediaan air minum, tempat/kantin
untuk makan yang nyaman dan bersih serta kemungkinan untuk pemeriksaan medis
dan pengobatan.
j.
Sistem pertolongan pertama untuk pengobatan dari luka-luka dan kegiatan lain
yang diperlukan.
k.
Pembentukan organisasi keselamatan dan kesehatan kerja dalam bentuk
petugas keselamatan kerja (Safety Officer) dan P2K3 (Safety Committee) dengan
penyediaan fasilitas yang memadai dan waktu yang cukup guna memajukan
keselamatan dan kesehatan kerja.
l.
Melaksanakan audit internal Program K3 sebagaimana tersebut diatas
hendaknya dibuatkan suatu penjadwalan sesuai dengan urutan prioritas kerugian
penggunaan
sumber-sumber/unsure-unsur
manajemen
yang
tersedia
dan
sasaran/target yang hendak dicapai.
Dalam rangka mengeffisiensikan kerjasama antar orang-orang yang
Terlibat dalam pelaksanaan rencana dan program K3 sebagaimana dimaksud diatas
maka fungsi manajemen pengoperasian sangat menentukan dalam pencapaian
sasaran ataupun target yang hendak dicapai. Adapun fungsi pengorganisasian ini
meliputi penentuan bidang tugas pekerjaan, pengelompokan bidang-bidang tugas
tersebut.
Pembagian orang-orang kedalam kelompok-kelompok penentuan tugas masing-masing
kelompok, pembagian kelompok dalam sub-sub kelompok. Penetapan wewenang
kepada masing-masing kelompok/sub-sub kelompok.
2.
Program-program kegiatan harus konkrit dan arahkan untuk mencapai tujuan
dan sasaran K3
3.
Cara untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam rangka untuk mencapai
tujuan dan sasaran K3 dengan memperhatikan sumber-sumber daya konsistensi dan
skala prioritas.
4.
Sesuai dengan sifat, skala dan dampak K3 dari kegiatan, Produk atau jasa
b.
Berisikan komitmen untuk : Perbaikan berkelanjutan, Pemenuhan tuntutan
hukum dan aturan K3 yang terkait, Pencegahan terjadinya pencemaran, kecelakaan
dan penyakit akibat kerja.
c.
d.
Didokumentasikan, diterapkan dan dipelihara serta dikomunikasikan keseluruh
karyawan.
e.
Aspek K3, tergantung masing-masing perusahaan yaitu semua elemen dari suatu
kegiatan, produk atau jasa dari organisasi/perusahaan yang dapat berinteraksi dengan
lingkungan dan berpengaruh langsung pada keselamatan dan kesehatan karyawan.
Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa aspek K3 adalah aspek yang mempunyai atau
berpotensi memiliki dampak penting terhadap K3.
Dampak K3, yaitu setiap perubahan K3 apakah merugikan atau menguntungkan,
seluruhnya atau sebagian yang dihasilkan oleh kegiatan, produk atau jasa dari
organisasi. Contoh : Pencemaran air, Penurunan pendengaran, Asap, Penipisan ozon,
dll.
Identifikasi Peraturan Perundangan K3 terkait :
7
Mencari Informasi
Standar
Mengumpulkan Peraturan
Meregistrasi
Memelihara dan meperbaharui
Evaluasi K3.
Proses evaluasi perlu mempertimbangkan : Faktor hokum, dampak kekaryawan,
pengaruh kesehatan, kesulitan mengatasinya, kerugian ekonomis, frekuensi kejadian,
kegiatan pemeriksaan dan pemeliharaan, kemampuan personil, sarana proteksi dan
sarana umum yang dimiliki.
Penyusunan Program K3.
Penyusunan program K3 adalah merupakan hal yang penting didalam pengelolaan K3,
karena penyusunan tersebut harus mempertimbangkan beberapa hal seperti :
Kebijakan K3, Peraturan perundangan terkait, Aspek penting K3, pertimbangan
financial, operasional business dan pandangan-pandangan pihak terkait.
9
ASPEK
PENTING K3
PROGRAM
TUJUAN
DAN
SASARAN
PERTIMBANGA
N FINANCIAL,
OPERASIONAL
BISNIS DAN
PANDANGAN
DARI PIHAK
TERKAIT
TINDAKAN,
PERBAIKAN
DAN
REVIEW
Selain itu ada langkah-langkah perencanaan yang perlu diperhatikan oleh setiap
perencana yaitu :
1.
Perencanaan yang effectif dimulai perincian tujuan sasaran K3 secara lengkap
dan jelas dengan mendasarkan pada tujuan dan sasaran sebagaimana yang dimaksud
dalam undang-undang No. 1 tahun 1970, karena tujuan dan sasaran yang tidak jelas
akan sulit dimengerti dan sulit untuk merencanakan program-program kegiatan
2.
Setelah tujuan dan sasaran K3 ditetapkan langkah berikutnya menentukan
program-program kegiatan yang didasarkan pada kebijakan K3. Secara harfiah
kebijakan K3 berarti suatu yang mengarahkan dan sekaligus membatasi tindakantindakan yang yang dilakukan oleh setiap orang yang terlibat dalam melaksanakan K3.
10
3.
Langkah ketiga, menganalisa dan menetapkan cara dan sarana untuk
melaksanakan program kegiatan guna pencapaian tujuan dan sasaran K3 berdasarkan
kebijakan K3 yang telah ditetapkan.
4.
Cara yang dimaksud meliputi prosedur-prosedur (SOP) baik yang ditetapkan
dalam peraturan perundangan, maupun instruksi kerja yang ditetapkan oleh
perusahaan. Sedangkan sarana meliputi organisasi K3 yang ada baik fungsional
ataupun structural, perlengkapan, anggaran , dll.
5.
Langkah keempat penunjukkan orang-orang yang akan menerima tanggung
jawab pelaksanaan K3, mulai dari pimpinan puncak, menengah, bawah termasuk juga
para tenaga.
6.
Langkah terakhir adalah penentuan system pengendalian yang memungkinkan
adanya pengukuran/penilaian dan perbandingan antara yang harus dicapai dengan
yang telah dicapai berdasarkan criteria yang telah ditetapkan.
Dengan mengikuti 6 langkah tersebut diatas diharapkan dapat dihasilkan rencana dan
program K3 yang dapat menjawab masalah-masalah yang timbul, pragmatis,
operasional, fleksibel, komprehensif dan adanya skala prioritas.
manajemen, mampu mengarahkan dan membimbing para tenaga kerja kearah tujuan
dan sasaran yang dikehendaki yang ditetapkan dalam rencana K3.
Membuat SPO agar peaksanaan cepat .
Esensi dalam menggerakkan program K3 ini adalah :
a.
b.
Menyampaikan kepada seluruh orang yang terlibat dalam proses produksi
tentang tujuan dan sasaran yang hendak dicapai.
c.
Menjelaskan apa yang perlu dilakukan dan bagaimana melaksanakannya
kepada setiap orang yang telah menerima tanggung jawab K3.
d.
Memberikan tanggung jawab, tugas dan wewenang sesuai dengan jenjang
jabatan dalam perusahaan.
e.
Membangkitkan rasa percaya diri mengenai kemampuannya dalam pencapaian
tujuan dan sasaran K3.
Ada beberapa cara yang harus diketahui oleh setiap manajemen didalam pelaksanaan
program K3 yaitu :
a.
Buatlah setiap tenaga kerja/orang yang terlibat dalam proses produksi merasa
penting
b.
Berikan pelatihan, pembinaan yang memadai, umpamanya pedoman kerja
singkat dan jelas
c.
d.
e.
Berikan contoh-contoh tindakan yang kongkrit, misalnya penggunaan alat
pelindung diri.
II.2.4 Pengawasan (Controlling)/Pemantauan.
Pengawasan/Pemantauan dalam manajemen K3 adalah upaya dini mencegah
timbulnya dampak bahaya, biasanya dilakukan berkala dan merupakan sebagai ajang
pendidikan, caranya
dengan pertemuan pembukaan, survey jalan keliling dan
pertemuan penutupan.
Lingkup pemantauan meliputi : Lingkungan kerja, peralatan, inspeksi, pengukuran dan
pengujian, serta kesehatan. Pemantauan pelaksanaan K3 dilaksanakan oleh
12
Pengusaha, serikat pekerja, dan tim inspeksi. Agar pelaksanaan pemantauan ini
berjalan dengan baik, harus dibuat suatu mekanisme seperti : Petugas berwenang dan
terlatih, masukan masukan dari pekerja yang bersangkutan, daftar periksa, laporan
inspeksi dan pemantauan tindak korektif.
III.3
a.1
Komitmen K3
KEBERHASILAN K-3
KKKk
WUJUD KOMITMEN K3
KOMITMEN K3
13
Hal tersebut merupakan acuan yang dapat dijabarkan tertulis dan dapat
dikomunikasikan, dipahami, dimengerti, dilaksanakan.
Hal tersebut merupakan kunci keberhasilan K3.
MEMBANGUN DAN MEMELIHARA KOMITMEN :
-Komitmen k3
-Kebijakan
-Perumusan kebiakan
-Pelaksanaan kebijakan k3
-Peninjauan ulang
-Keterlibatan pekerja
Catatan
Zero accident = 0 *Tidak ada kecelakaan
kapasitas ( pemiihan modal ) memakai konsep ini akan sangat sulit untuk sejahtera
buat karywan
Provit itu laba=keuntungan
BEP =break even point ,
Surat annal 97
14
Barang siapa yang mengerjakan amal shaleh, baik laki-laki maupun perempuan
dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya
kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka
dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.
At taubah- ayat 102
Dan (ada pula) orang-orang lain yang mengakui dosa-dosa mereka, mereka
mencampur baurkan pekerjaan yang baik dengan pekerjaan lain yang buruk.
Mudah-mudahan Allah menerima tobat mereka. Sesungguhnya Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang.
ASAS MANAJEMEN K-3
MENINGKATKAN produktivitas dan mempekecil kecelakaan kerja
Mengembangkan mengimplemetasikan,mengevaluasi kebijakan K-3
15
BIAYA MENCANGGKUP 2 %
-
BAHAN 40%
UPAH 50%
PROVIT 10%
KEUNTUNGAN 10 %
16