Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
KATION Pb2+
Disusun oleh :
1. Ari Nurmawati
A.102.09.007
A. 102.09.008
A. 102.09.009
4. Cendani Laras
A. 102.09.010
5. Chita Asparingga
A.102.09.011
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul MAKALAH KIMIA
ANALITIK ANORGANIK KATION Pb2+. Penulisan makalah ini merupakan salah
satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Kimia Analitik I.
Dalam Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki.
Untuk itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah
ini, khususnya kepada Dosen kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Penyusun
PENDAHULUAN
A. Tujuan
1. Mempelajari analisis kualitatif untuk kation golongan I
2. Melakukan runutan secara sistematis sehingga dapat diketahui adanya
kation dalam sampel.
B. Dasar Teori
Dasar dari tujuan analisis kuantitatif bukan sekedar mendeteksi bahanbahan penyusun suatu campuran; tujuan yang sama pentingnya adalah
untuk mengetahui jumlah relatif yang mendekati dari setiap komponen.
Untuk tujuan ini, biasanya dipakai 0,5- 1 g zat itu; jumlah relatif berbagai
endapan akan memberi petunjuk yang kasar tentang proporsi dari bahanbahan penyusun yang terdapat pada sampel.
Setiap analisis terbagi menjadi tiga bagian:
1. Pemeriksaan pendahuluan. Ini meliputi pemeriksaan pendahuluan
dengan uji kering. Pemeriksaan hasil-hasil yang mudah menguap
yang diperoleh dengan larutan natrium hidroksida (untuk amonium),
dan dengan asam sulfat encer dan pekat (untuk radikal-radikal asam
atau anion).
2. Pemeriksaan iom logam (kation) dalam larutan.
3. Pemeriksaan anion dalam larutan.
Zat yang akan dianalisis beleh berupa:
1. padat dan non-logam,
2. cairan (larutan),
3. logam atau aliase, dan
4.
Hitam: PbS, CuS, CuO, HgS, FeS, MnO2, Co3O4, CoS, NiS,
Ni2O3, AgS, C.
2. Pemanasan dalam tabung uji. Tanah sedikit (4-5 mg) zat dalam tabung
uji yang kering sehingga tak ada serbuk yang masih melekat pada
dinding tabung, dan panaskan dengan hati-hati; tabung harus dipegang
dalam kedudukan yang hampir horisontal. Naikkan suhu dengan
kepada suatu cuplikan; ion timbal yang tersisa itu diendapkan secara
kuantitatif dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam bersama-sama
ketion golongan kedua.
Nitrat dari kation-kation ini sangat mudah larut. Di antara sulfat-sulfat,
timbal sulfat tidak larut, sedangkan perak sulfat larut jauh lebih banyak.
Kelarutan merkurium (I) sulfat terletak diantara kedua zat di atas.
Bromida dan iodida juga tidak larut, sedangkan pengendapan timbal
halida tidak sempurna, dan endapan itu mudah larut dalam air panas.
Sulfida tidak larut. Asetat-asetat mudah larut, meskipun perak asetat bisa
mengendap dari larutan yang agak pekat. Hidroksida dan karbonat akan
diendapkan dengan regensia yang jumlahnya ekuivalen.
2. Reaksi penggolongan
a.
Hasil Pengamatan
1. Arganolati
Bentuk: butirran
Warna: putih kekuning-kuningan
Bau: menyengat seperti bau kencing
2. Sifat kelarutan
Uji kelarutan
Hasil pengamatan
Air dingin/panas
HCl pekat/encer
HNO3 pekat/encer
3. Reaksi penetapan
No Pereaksi
Hasil pengamatan
Golongan
Dugaan
kation
1 NH3 6 M
Tidak
terjadi
endapa
hitam
2 H2SO4
3 K2CrO4
4 KI
Negatif Pb2+
kuning
5 HNO3
4. Filtrat
No Pereaksi
Hasil pengamatan
Golongan
Dugaan
kation
1 H2SO4
2 K2CrO4
3 KI
Reaksi :
1. Pb2+ + 2NH3 + 2H2O
2. Pb2+ + H2SO4
3. . Pb2+ + K2CrO4
4. Pb2+ + 2KI
5. Pb2+ + HNO3
Pb (OH)2 + 2NH+4
Pb SO4 + 2H+
Pb CrO4
+ 2K+
PbI2 + 2K+
3Pb2+ + 6NO-3 + 2NO
+ 4H2O
Positif Pb2+
PEMBAHASAN
Pada kesempatan kali ini praktikan telah melakukan percobaa Analisis
Kualitatif Kation dengan tujuan mempelajari analisis kualitatif untuk kation
golongan I dan melakukan runutan sistematis sehingga dapat diketahui adanya kation
dalam suatu sampel.
Sampel diamati, pemerikasaan pendahuluan, secara fisik dan wujud, bau,
bentuk kristal dari sampel itu sendiri. dari tahap pemeriksaan ini, sampel mempunyai
ciri-ciri:
Bentuk: butiran
Warna: kekuning-kuningan
Bau: menyengat
Dari teori bahwa zat-zat tertentu akan mempunyai warna tertentu, warna
kuning dapat berupa CdS, Ar2S, SnS2, PbI2, HgO (yang diendapkan), AgI,
K4[Fe(CN)6], garam CrO4-, garam Fe3+, dan sebagainya. Karena belum diketahui
secara pasti jenis kationnya yang ada di dalam sampel maka diteruskan dengan
mengamati bentuk sampel tersebut.
Sampel diambil sedikit dan dilihat di bawah mikroskop. Bentuk yang terlihat
adalah butiran, yang mirip mutiara yang dipakai sebagai penghias makanan jajanan
pasar dengan bagian tengahnya gelap dengan pinggirannya terang kekuninggkuningan. Bentuk ini tidak ada dalam teori, yang menyebutkan bahwa, bentuk jarum
dimiliki oleh PbCl2, bentuk prisma Ca oksalat, Sn oksalat. Dari sini kation dalam
sampel belum juga bisa diidentifikasi jenisnya.
Sedangkan bau yang dikeluarkan oleh sampel mirip sekali dengan bau amonia
atau bau kencing. Dugaan sementara adalah bahwa sampel mengandung senyawa
amonia. Akan tetapi dalam teori kation golongan I, sesuai tujuan percobaan, tidak
terdapat NH4. Kation golongan I adalah perak (I), merkurium (I) dan tidak (II).
Dilihat secara fisik, bau, wujud, maupun warna belum dapat dipakai sebagai
tahap penentuan, selanjutnya dilakukan adalah mereaksikan sampel dengan berbagai
pereaksi antara lain air, HCl, dan HNO3.
Sampel diambil dan di tempatkan pada tabung reaksi. Satu sampel dilarutkan
dengan air panas dan yang satunya dilarutkan dengan air dingin. Untuk air dingin
sampel melarut sedangkan untuk air panas sampel membutuhkan waktu yang
lumayan lama untuk melarut. Dalam teori jika suatu sampel melarut dalam air, maka
dapat dipastikan bahwa zat tersebut adalah senyawa logam alkali (karena semua
garam alkali, hidrosksida dan oksida mudah larut dalam air). Sehingga, kemungkinan
kation yang terdapat dalam sampel adalah golongan alkali.
Sampel diambil lagi dan di tempatkan pada 4 tabung reaksi, masing-masing
sampel dilarutkan dengan HCl pekat dan encer dan 2 tabung yang lainnya direaksikan
dengan HNO3 pekat dan encer. Sampel yang dilarutkan dalam HCl pekat ternyata
sukar larut, masih meninggalkan sisa di dasar tabung reaksi. Sedangkan 2 sampel
yang lain, yang direaksikan dengan H2SO4 encer dan pekat memberikan keadaan
bahwa sampel yang dilarutkan dengan H2SO4 encer ternnyata larut sedangkan yang
dilarutkan dengan H2SO4 pekat sedikit larut.
Selanjutnya percobaan dilanjutkan ke tahap penetapan golongan kation I.
Sampel diambil dan ditambahkan HCl encer setelah terjadi endapan kemudian
disaring. Setelah disaring, endapan dan filtrat dipisahkan guna dilakukan uji
penetapan golongan kation karena setiap sampel, baik filtrat maupun endapan,
disinyalir mengandung kation golongan I.
Reaksi penetapan. Edapan golongan I mungkin mengandung PbCl2, HgCl2,
AgCl. Endapan dicuci satu kali denan HCl encer di atas saringan kemudian dicuci 2-3
kali dengan sedikit air suling. Filtrat dibuang, endapan dipisahkan dalam labu
kedua
kedua
diisi
sampel
filtrat
kemudian
endapan
kuning.
Reaksinya:
Pb2+ +
CrO42-
KESIMPULAN
Kation golongan I pada sampel adalah Pb2+
Daftar Pustaka
Vogel. 1985. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Kalman Media
Pustaka: Jakarta
Rivai, harrizal. 2006. Asas Pemeriksaan Kimia. UI-Press: Jakarta
Khopkar, M. 2007. Konsep dasar Kimia Analitik. UI-Press: Jakarta.