Вы находитесь на странице: 1из 14

PAPER

PRATIKUM PETROGRAFI
BATUAN PIROKLASTIK

Dibuat Oleh:
Fachry Arif Prayogo
L2L 007 021

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
APRIL 2009

I. Pengertian Batuan Piroklastik


Batuan piroklastik adalah batuan yang dihasilkan oleh proses
lisenifikasi bahan-bahan lepas yang dilemparkan dari pusat volkanik
selama erupsi yang bersifat eksplosif. Bahan-bahan jatuh kemudian
mengalami litifikasi baik sebelum ditransport maupun rewarking oleh air
atau es (W.T. Huang, 1962).
Menurut William (1982) batuan piroklastik adalah batuan volkanik
yang bertekstur klastik yang dihasilkan oleh serangkaian oleh serangkaian
proses yang berkaitan dengan letusan gunung api, dengan material asal
yan berbeda, dimana material peyusun tersebut terendapkan dan
terkonsolidasi sebelum mengalami transportasi rewarking oleh air atau
es.
Pada kenyataannya , batuan hasil letusan gunungapi dapat berupa
suatu

lelehan

yang

merupakan

lava

yang

telah

dibahas

dan

diklasifikasikan ke dalam batuan beku, serta dapat pula berupa produk


ledakan atau eksplorasif yang be4sifat fragmental dari semua bentuk cair,
gas atau padat yang dikeluarkan dengan jalan erupsi.
(Danang Endarto, 2000)

II. Pembagian Batuan Piroklastik

Batuan piroklastik sering disebut sebagai batuan beku fragmental

Endapan piroklastik terbentuk secara langsung oleh proses


fragmentasi magma dan batuan oleh aktivitas vulkanik yang
bersifat extrusive
Endapan piroklastik tersusun oleh fragmen yang dikenal dengan
istilah pyroclast (Pyro means "fire" and klastos means "broken";
thus pyroclasts carry the connotation of "broken by fire".)
Secara prinsip ukuran pyroclast tersebut dapat dibagi menjadi tiga
tipe yaitu ash, lapilli dan block atau bomb
o Ash - particles less than 2 mm in diameter
o Lapilli - between 2 and 64 mm in diameter
o Volcanic bombs or volcanic blocks - greater than 64 mm in
diameter
Tiga jenis pyroclast yang menyusun endapan piroklastik adalah
juvenil, kristal dan fragmen litik
Tephra merupakan istilah yang digunakan untuk menunjukkan
akumulasi endapan piroklastik yang tidak menekankan pada
ukuran butir namun untuk menunjukkan endapan secara umum
Tephra means "ash (Greek).
Termasuk dalam tipe endapan piroklastik meliputi:

1. Piroklastik Aliran

o Endapan piroklastik aliran

terbentuk oleh proses aliran

permukaan dengan mekanisme aliran debris piroklastik yang


mengalir

dengan

campuran

partikel

padat

dan

gas

konsentrasi tinggi yang panas yang dihasilkan oleh letusan


vulkanik.
o Pergerakan aliran dikontrol oleh gaya gravitasi, proses
erupsi dan sebagian oleh kumpulan partikel selama mengalir
o Proses pengendapan dikontrol oleh kondisi topografi,
mengisi lembah dan depresi.
o Endapan menunjukkan struktur masif dengan sortasi yang
jelek.

2. Piroklastik Jatuhan
o Endapan piroklastik jatuhan dihasilkan dari erupsi vulkanik
yang bersifat explosive oleh magma dalam berbagai
komposisi
o Piroklas yang ada disemburkan ke atmosfer dalam bentuk
suspensi yang pada fase berikutnya piroklas yang ada
tersebut turun kembali ke permukaan bumi akibat adanya
gaya gravitasi
o Endapan tersebut bersifat menutup (mantle bedding) yang
menunjukkan ketebalan yang seragam namun secara lokal
lebih tebal terutama pada topografi yang lebih curam.

o Sortasi yang baik pada endapan ini disebabkan oleh


pemilahan

oleh

udara

selama

mengalami

proses

pengendapan.

Tiga tipe endapan piroklastik jatuhan berdasarkan litologi dan


proses pembentukannya adalah sebagai berikut (Cas and Wright,
1987):
o Endapan jatuhan scoria
Endapan ini sebagian besar tersusun oleh magma yang
bersifat basalt-basaltik yang vesikuler hasil aktivitas letusan
hawaian dan strombolian.
o Endapan jatuhan pumice
Endapan ini tersusun oleh magma vesikuler dengan
viskositas yang tinggi (andesit-riolit, phonolit dan tracite)
hasil aktivitas subplinian, plinian dan ultraplinian.
o Endapan jatuhan ash
Endapan

ini

terbentuk

oleh

letusan

yang

bersifat

phreatomagmatik dan preatik.


3. Piroklastik Surge
o Hasil letusan pada saat pertama dan material dihentakan
o Piroklastik surge adalah ground hugging, aliran partikel
yang diangkut secara lateral di dalam gas turbulen

o Piroklastik surge dibentuk secara langsung oleh erupsi


freatomagmatik maupun freatik dan asosiasinya dengan
piroklastik aliran {ash cloud surge dan ground surge).
o Sistem pengendapan seretan (traksi)
o Penyebaran tergantung arah letusan, tetapi biasanya cukup
luas
o Ciri khas, biasanya menebal pada bagian yang lebih rendah
o Partikel, gas dan air vulkanik konsentrasi rendah yang
mengalir dalam mekanisme turbulensi sebagai sebuah
gravity flow (runtuhan). Macam-macamnya adalah base,
ground dan ash cloud. Strukturnya cross-bedding dengan
sortasi yang buruk.

Gambar II. 1 Pembagian Batuan Piroklastik Secara Genetik


Klasifikasi batuan piroklastik pada umumnya didasarkan pada:
JAsal usul fragmen

JUkuran fragmen
JKomposisi fragmen

Klasifikasi berdasarkan asal usul fragmen


Batuan piroklastik yang merupakan hasil endapan bahan volkanik
dari letusan tipe eksplosif maka Johnson dan Levis (1885), lihat
Mac Donald (1972) membuat klasifikasi sebagai berikut:
o Essential :fragmen berasal langsung dari pembekuan magma
segar
o

Accessor :fragmen berasal dari lava atau piroklastik yang


terdapat pada kerucut volkanik

o Accidental

:fragmen yang berasal dari batuan lain yang

tidak menunjukkan gejala pembekuan.


Klasifikasi berdasarkan ukuran dari fragmen.
Klasifikasi ini dibuat pertama kali oleh Grabau (1924) dalam
Carozzi (1975) :
o > 2,5 mm :Rudyte
o

2,5 0,5 mm :Arenyte

< 0,5 mm

:Lutyte

Klasifikasi batuan piroklastik dari Wenworth dan Williams (1932)


dalam Pettijohn banyak dipakai, tetapi kisaran yang dipakai tidak
sama antara batuan sedimen dan piroklastik :

o Breksi volkanik

:Tersusun

dari

fragmen-fragmen

diameter > 32 mm, bentuk fragmen meruncing


o Aglomerat

:Fragmen berupa bom-bom dengan ukuran >

32 mm
o Lapili/tuf lapili:Fragmen tersusun atas Lapili yang berukuran
antara 4 mm 32 mm
o Tuf kasar

:Fragmen-fragmen tersusun atas abu kasar

dengan ukuran butir terletak antara 0,25 mm 4 mm


o Tuf halus

:Fragmen-fragmen tersusun atas abu halus

dengan ukuran < 0,25 mm

Klasifikasi berdasarkan komposisi fragmen


Menurut

Williams,

Turner

dan

Gilbert

(1954),

tuf

dapat

diklasifikasikan menjadi :
o Vitric Tuff

:tuf dengan penyusun utama terdiri dari gelas

o Lithic Tuff

:tuf

dengan

penyusun

utama

terdiri

dari

fragmen batuan
o Crystal Tuff :tuf dengan penyusun utama kristal dan
pecahan pecahan kristal
Pettijohn (1975) membuat klasifikasi tuf, dengan membandingkan
prosentase gelas dengan kristal, yaitu:
o Vitric Tuff:

Tuf mengandung gelas antara 75% - 100% dan kristal 0% 25%.


o Vitric crystal tuff:
Tuf mengandung gelas antara 50% - 75% dan kristal 25% 50%.
o Crystal vitric tuff:
Tuf mengandung gelas antara 25% - 50% dan kristal 50% 75%.
o Crystal tuff :
Tuf mengandung gelas antara 0% - 25% dan kristal 75% 100%.

(Tri Winarno, 2008)

III. Klasifikasi & Penamaan Batuan Piroklastik


Beragam klasifikasi piroklastik telah diusulkan oleh para ahli, yang
masing-masing mempunyai dasar klasifikasi sendiri-sendiri. Namun,
secara umum dapat disimpulkan bahwa mereka sepakat memberi nama
piroklastik, dari yang paling halus hingga sangat kasar , berkisar dari abu
hingga bom. Meskipun dasar penamaan adalah ukuran butir , tetapi tetap
saja tidak ada keseragaman dalam ukuran besar butirnya.
III.1 Klasifikasi Menurut H.William, F.J. Turner & C.M. Gilbert (1954)
H.William, F.J. Turner & C.M. Gilbert (1954) berdasarkan ukuran
butir , membagi piroklastik menjadibom dan bongkahan apabila ukurannya

lebih besar dari 32 mm ; lapili (4-32 mm) dan abu (< 4mm). Bom yang
merupakan bahan lepas yang pada saat dikeluarkan masih setengah
padat dan bahkan cair, apabila mengalami kompaksi dan perekatanakan
membentuk aglomerat. Sementara itu, bongkah yang pada saat
dikelurkan sudah berupa bahan padat akan membentuk endapan breksi
gunungapi (Tabel 1).
Tabel 1. Klasifikasi Piroklastik Menurut H.William, F.J. Turner & C.M.
Gilbert (1954)
SIZE (mm)

UNCONSOLIDATED
Bomb

CONSOLIDATED
Agglomerates

>32

Block

Volcanic breccias

Blok and ash


Lapili

Tuff breccias
Lapili tuff

Cinder (vesiuler)
Coarse Ash
Ash or volcanic dust

Cindery lapilli tuffs


Coarse tuffs
Tuffs

4 32
1/4 - 4
< 1/4

III.2 Klasifikasi Menurut Tjia (1980)


Tjia (1980), geologiwan yang banyak berkeimpung dalam masalah
kegunungapian,

juga

pernah

menyusun

klasifikasi

piroklastika

berdasarkan ukuran butir .


Tabel 2. Klasifikasi Piroklastik menurut Tjia (1980).

UKURAN (mm)
> 256

NAMA BAHAN LEPAS


Bongkah Kasar

NAMA BATUAN
Breksi Gunungapi,

32 356

Bom kasar

Agglomerat

Bongkah halus
24 32

Bom halus
Lapili

1/16 2

Debu kasar

< 1/16

Debu halus

Tuff

III.3 Klasifikasi Menurut Wentworth (1955)


Tabel 3. Klasifikasi Batuan Piroklastik Menurut Wentworth (1955 a & 1955
b)
WENTWORTH (1955 a) CLASSIFICATION
SIZE (mm)
NAMES OF MASS IR AGREGATE
> 256
Volanic breccias
32 256

Agglomerates

4 32

Lapilli tuffs

1-4

Coarse tuffs

<1
Fine tuffs
WENTWORTH (1955 b) CLASSIFICATION
SIZE (mm)
FRAGMENT
AGREGATES
> 34
Bomb
Agglomerates
4 32

Lapilli

Volcanis breccia

1-4

Sand

Tuff

<1

Deton

III.4 Klasifikasi Menurut Fisherr (1966c)


Fisher (1966) membuat suatu diagram segitiga batuan campuran
piroklastik (Gambar 1), berdasarkan persentase abu lapilli bom atau
bongkah, sebagai berikut:

Gambar 1. Diagram segitiga peristilahan batuan ampuran untuk


piroklastika menutut Fisher (1966)
III.5 Klasifikasi Fisher (1961a) dan Schimd (1981)
Fisher (1961a) dan Schimd (1981) jugamemberi nama piroklastika
berdasarkan ukuran butir. Mereka juga menyebut adanya tiga golongan
utama bahan lepas gunungapi, yaitu tipe abu (<2mm). Tipe lapilli (2-64
mm) dan tipe bom atau blok (>64 mm). Klasifikasi Shimd (1981)
selengkapnya adalah sebagai berikut (Tabel 4 &5).

Tabel

4. Klasifikasipiroklastik

secara

granulometri

untuk

piroklastik yang terpilih baik (Fisher, 1961a)


Clast Size

Pyrolast

Pyrolastic deposit
Mainly

Mainly

endapan

unconsolidated

consolidated

:tephra
pyrolasticrock
Agglomerate, bed of Agglomerate,

Block, bomb

tephra

or

bomb, pyroclastic

block tephra

brecia

64 mm
Lapillus

Layer, bed of lapilli Lapillistone


or lapilli tephra

2 mm
Coarse

ash Coarse ash

grain

Coarse

(ash)

tuff

1/16 mm
Fine ash grain

Fine ash (dust)

Fine (ash) tuff


(dust tuff)

Tabel 5. Klasifikasi material piroklastika berdasarkan urutannya (Scmid,


1981)

Ukuran Butir

Sebutan

(mm)

(Piroklastik)
Bomb, block
Lapillus
Debu

64
2

(coarse

1/16

IV.

grain)
Debu halus

Contoh

Piroklastik

Gambar

Endapan Piroklastik
Tak
Terkonsolidasi
Terkonsolidasi
Bomb. Block
Agglomerat,

Tephra
Tephra lapilli
kasar Debu kasar

Breksi piroklastik
Batu lapilli
Tuff, debu kasar

ash
Debu halus

Sayatan

(Thin

Tuff, debu halus

section)

Batuan

V-6 welded tuff


(Aso-2 pyroclastic
flow)
fluidal
texture(o.n.~40
width 2mm)

V-6 welded tuff


(Aso-2 pyroclastic
flow)
fluidal
texture(c.n.~40
width 2mm)

V-6 welded tuff


(Aso-2 pyroclastic
flow)
conglomerate(o.n.
~40 width 2mm)

V-6 welded tuff


(Aso-2
pyroclastic flow)
conglomerate(c.n.
~40 width 2mm)

V-7 pumise
(Komagadake,
Hokkaido)
bubble(o.n.~40
width 2mm)

V-7 pumise
(Komagadake,
Hokkaido)
bubble(c.n.~40
width 2mm)

REFERENSI

Endarto, Danang. 2000. PENGANTAR GEOLOGI DASAR. Surakarta:


LPP USM Surakarta.
Winarno, Tri. 2008. Catatan Kuliah Petrologi Batuan Piroklastik. Semarang
: Teknik Geologi UNDIP.

Вам также может понравиться