Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
A. Definisi Indikator
Indikator adalah ukuran yang bersifat kuantitatif dan umumnya terdiri atas
pembilang (numerator) dan penyebut (denominator). Dalam hal ini, pembilang adalah
jumlah kejadian yang sedang diukur sedangkan penyebut adalah besarnya populasi
yang beresiko menjadi sasaran kejadian tersebut.
pembilang dan penyebut ini sangat tepat untuk memantau perubahan dari waktu ke
waktu serta dalam membandingkan suatu wilayah dengan wilayah lain.
Dari definifi-definisi di atas jelas bahwa indikator adalah variabel yang dapat
digunakan untuk mengevaluasi keadaan atau kemungkinan dilakukan pengukuran
terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu. Suatu indikator
tidak selalu menjelaskan keadaan secara keseluruhan tetapi kerap kali hanya memberi
petunjuk atau indikasi tentang keadaan keseluruhan tersebut sebagai suatu
pendugaan. Misalnya, Program Keluarga Berencana yang diadakan pemerintah dan
bisa saja hanya sebagian saja yang tidak melaksanakan program tersebut.
B. Persyaratan Indikator
Untuk
memudahkan
mengingat
persyaratan-persyaratan
yang
harus
4. Reliable ( Terpercaya )
Indikator yang ditetapkan harus dapat didukung oleh pengumpulan data yang
baik, benar dan teliti.
5. Timely ( Tepat Waktu )
Indikator yang ditetapkan harus dapat didukung oleh pengumpulan dan
pengolahan data serta pengemasan informasi yang waktunya sesuai dengan
saat pengambilan keputusan dilakukan.
C. Klasifikasi Indikator
juta. Angka-angka tersebut menunjukkan bahwa ada sekitar 74 juta kelahiran yang
dapat dicegah (birth averted) selama periode tersebut. Namun demikian keberhasilan
tersebut di atas mulai mengalami penurunan sejak kewenangan pemerintah bidang
Keluarga Berencana diserahkan kepada pemerintah daerah Kabupaten/Kota pada
akhir tahun 2003, sebagai konsekuensi dari perubahan sistem pemerintahan dari
sentralisasi menjadi desentralisasi dimana dilaksanakannya sistem otonomi daerah.
Perubahan sistem pemerintahan tersebut sangat berpengaruh terhadap pelaksanaan
program KB.
Untuk pencapaian program tahun 2012 yang berkaitan dengan indikator
kinerja peserta KB baru (PB), seperti PB Total, PB Mandiri, PB MKJP, PB Pria, dan
PB KPS & KS-I, data statistik rutin BKKBN menujukkan hasil yang
menggembirakan, kecuali untuk PB Mandiri. Untuk PB Total, dari target sebesar 7,38
juta peserta tercapai sebesar 9,39 juta peserta atau 127,1%. PB Mandiri, dari target
sebesar 3,4 juta peserta tercapai 3,1 juta peserta atau 91,2%. PB MKJP dengan target
sebesar 12,9% dari PB Total tercapai 17,8% atau 138%. PB Pria dengan target
sebesar 4,3% dari total PB Total tercapai sebesar 8,5% atau 197,7%. Sementara itu,
PB KPS dan KS-I dengan target sebanyak 3,9 juta peserta tercapai sebanyak 4,2 juta
peserta atau 107,7%.
Untuk pencapaian indikator kinerja peserta KB aktif (PA), seperti PA, PA
Mandiri, PA MKJP, dan PA KPS & KS-I, hasilnya bervariasi. Untuk PA Total, dari
target sebesar 28,2 juta peserta tercapai sebesar 28 juta peserta atau 99,31%. PA
Mandiri, dari target sebesar 49,7% dari PA tercapai 43,8% atau 88,1%. PA MKJP
dengan target sebesar 25,9% dari PA tercapai 24,9% atau 96,1%. Sementara itu, PA
KPS dan KS-I dengan target sebanyak 12,5 juta peserta tercapai sebanyak 14,6 juta
peserta atau 116,8%.
Dukungan anggaran untuk pelaksanaan program KKB nasional tahun 2012
yang dituangkan melalui APBN sejumlah Rp.2.272.536.381.000,-. Secara nasional
mengalami penurunan sebesar Rp.248.867.745.000 (9,87%) dibanding anggaran
tahun
2011
sebesar
Rp.2.521.404.126.000,-.Dukungan
anggaran
tersebut
dan KB, serta tiga program generik, yaitu Program Pelatihan dan Pengembangan
BKKBN; Program Dukungan Manajemen dan Tugas Teknis Lainnya; serta Program
Pengawasan dan Peningkatan Aparatur BKKBN. Dukungan anggaran Dana Alokasi
Khusus (DAK) untuk Kabupaten-Kota tertentu tahun 2012 adalah sebesar Rp.
392.257.000.000,- Penyerapan anggaran BKKBN pada tahun 2012 sebesar Rp
2.212.791.468.184,- atau 97,37% persen dari total pagu anggaran, namun masih
terdapat permasalahan dalam pengelolaan Keuangan dan BMN yang harus
disempurnakan pada tahun 2013 antara lain legalitas atau payung hukum dari alokasi
anggaran APBN kepada SKPD-KB Kabupaten dan kota.
BKKBN pada tahun 2014. Sasaran yang dijabarkan dalam Rencana Kerja
Pemerintah (RKP) tahun2014, ini antara lain menetapkan angka kelahiran total (TFR)
sebesar 2,36 anak per wanita usia subur, angka penggunaan kontrasepsi (CPR)
sebesar 60,5 persen, dan angka kebutuhan ber-KB yang tidak terpenuhi ( unmet need)
sebesar 6,5 persen.
Selain itu, juga ditetapkan target peserta KB baru (PB) sebesar 7,6 juta, dan
peserta KB aktif (PA) sebesar 29,8 juta. Rakernas juga menetapkan target persentase
peserta KB menggunakan metode kopntrasepsi jangka panjang (MKJP) sebesar 27,5
juta.
strategi yang sampai saat ini diyakini mempunyai daya ungkit yang tinggi dalam
pelaksanaan program KB Nasional. Program-program yang ada dalam Program KB
nasional merupakan program kemasyarakatan, yang hasilnya akan maksimal jika
masyarakat sendiri ikut bergerak di dalamnya. Oleh sebab itu langkah penting dalam
upaya untuk mencapai visi Seluruh Keluarga Ikut KB tentunya dengan melakukan
Penggerakan dan pemberdayan masyarakat.
Secara umum penggerakan masyarakat itu mempunyai makna sebagai suatu
upaya yang dilakukan dalam rangka menumbuhkan motivasi pada masyarakat, untuk
ikut terlibat secara aktif dalam melakukan upaya-upaya tertentu ke arah perubahanperubahan yang positif pada diri manusia dan lingkungan sekitarnya. Dalam
melakukan penggerakan masyarakat terdapat prinsip prinsip yang perlu
diperhatikan antara lain ;
1.
2.
3.
geografisnya,
kelembagaannya,
kesertaan
kecenderungan
hubungan
kondisi
sosialnya,
ekonominya,
sistem
tingkatan
2.
3.
4.
Setelah mengenali kondisi masyarakat yang ada, maka proses selanjutnya yaitu
1.
Melakukan pendekatan terhadap tokoh masyarakat serta lembagalembaga masyarakat yang ada, dan melibatkan lembaga dan tokohtokoh tersebut dalam kegiatan kegiatan program.
2.
3.
4.
5.
6.
dilakukukan
KIE
dan
KIP
Konseling,
melakukan
wilayah Indonesia. Rebranding Program KB terdiri dari empat langkah yang akan
ditempuh, yaitu
1. Perubahan logo instansi dan perusahaan
Sebelumnya logo KB berupa gambar suami istri dengan menggandeng dua
orang anak dalam bingkai padi dan kapas serta bertuliskan Keluarga
Berencana di atasnya, maka sekarang ini logo KB terbagi atas dua macam,
yakni logo institusi dan logo perusahaan. Logo institusi berupa gambar sebuah
keluarga yang terdiri dari bapak, ibu dan 2 orang anak menyambut fajar baru
yang berarti masa depan yang cerah. Fajar baru disimbolkan berupa garis
lengkung yang melingkar di atasnya. Sementara logo perusahaan berupa
gambar bapak ibu yang menggambarkan suami isteri yang bergerak dinamis
dengan tulisan KB dalam bingkai lingkaran biru.
2. Perubahan kebijakan dan kegiatan program pembangunan kependudukan
yang dirahkan untuk mengatur pertumbuhan penduduk dan meningkatkan
keluarga kecil berkualitas melalui berbagai tahapan yakni pengaturan
kelahiran,
meningkatkan
Kesehatan
Reproduksi
Remaja
(KRR),
Dengan berbasis IT maka website menjadi salah satu bagian utama dalam
program KB.
Melalui rebranding program KB, diharapkan akan mampu menumbuhkan budaya
kerja pada para pengelola program KB di tingkat pusat hingga daerah termasuk para
Penyuluh KB. Dengan adanya budaya kerja baru yang dimulai dari spirit dan gairah
baru, dipastikan akan berdampak positif pada program KB, bukan hanya karena
pengelolaan menjadi lebih efektif dan efisien, tetapi juga akan meningkatkan outputs
program seiring dengan meningkatnya intensitas Advokasi, KIE dan Konseling pada
stakeholder maupun keluarga sasaran. Hasil kerja yang kurang optimal harus segera
disikapi dengan kemauan kuat untuk membawa perubahan ke arah yang lebih baik.
Program KB harus tetap jalan terus, karena program ini merupakan program yang
sangat urgen untuk mengendalikan laju pertumbuhan penduduk sekaligus
meningkatkan kualitasnya. Dengan demikian, rebranding program KB merupakan
strategi jitu untuk menggugah kembali semangat dan gairah kerja baru menuju
budaya kerja yang lebih baik dengan achievment motivation yang lebih baik pula.